• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Letak Geografis Pengadilan Agama Bekasi

Pengadilan Agama sebagai salah satu lingkungan peradilan yang diakui di Indonesia berfungsi melaksanakan ”kekuasaan kehakiman” atau ”judicial power” khususnya di lingkungan Pengadilan Agama yang secara yuridis telah diatur dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 1970 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman. Kemudian dalam pasal 63 Undang-Undang No.1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, ditegaskan kembali tentang kedudukan dan fungsi serta lingkungan Peradilan Agama dalam memeriksa mengadili sengketa perkara yang timbul dalam hukum kekeluargaan.1

Untuk menghapus segala anggapan dan suasana dilematis tersebut UU No.7 Tahun 1989 menegaskan kembali kedudukan lingkungan Peradilan Agama agar benar-benar berfungsi sebagai salah satu pelaksana kekuasaan kehakiman. Penegasan yang terdapat dalam Pasal 10 UU No. 14 Tahun 1970 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman maupun penegasan yang terdapat dalam Pasal 63 UU No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan serta penegasan ulang yang terdapat dalam Pasal 44 UU No.14 Tahun 1985 tentang

1

Jaih Mubarok, Peradilan Agama di Indonesia, (Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2004), h. 45.

Keberadaan Lingkungan Peradilan Agama sebagai salah satu pelaksana kekuasaan kehakiman, rupanya dianggap pembuat undang-undang belum memadai. Maka, untuk lebih meratakan penyebaran kesadaran dan kepercayaan masyarakat tentang kedudukan lingkungan Peradilan Agama yang sebenarnya, UU No.7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama menganggap perlu mempertegasnya. Sekaligus dalam penegasan tersebut diatur susunan, kekuasaan, dan hukum acara yang diberlakukan dalam lingkungan Peradilan Agama.2

Dari satu segi, mungkin penegasan yang berulang kali ini, agak berlebihan. Sebab kalau dibaca dalam Pasal 10 UU No. 14 Tahun 1970 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman, secara tegas disebut, lingkungan peradilan yang berfungsi melaksanakan ”kekuasaan kehakiman” atau judicial power terdiri dari lingkungan:

1. Peradilan Umum 2. Peradilan Agama 3. Peradilan Militer

4. Peradilan Tata Usaha Negara3

Kemudian dalam Pasal 63 UU No.1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, kembali ditegaskan tentang kedudukan dan fungsi serta lingkungan Peradilan

2

Yahya Harahap, Kedudukan Kewenangan dan Acara Peradilan Agama UU No.7 Tahun 1989, (Jakarta: Sinar Grafika, 2007), h. 10.

3

Agama dalam memeriksa dan mengadili sengketa perkara yang timbul dalam hukum kekeluargaan. 4

Hukum Acara Pengadilan Agama ialah peraturan hukum yang mengatur bagaimana cara mentaatinya hukum perdata materiil dengan perantaraan Hakim atau cara bagaimana bertindak di muka Pengadilan Agama dan bagaimana cara Hakim bertindak agar hukum itu berjalan sebagaimana mestinya.

Pasal 54 UU No. 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama menyatakan, ” Hukum Acara yang berlaku pada Pengadilan dalam lingkungan Peradilan Agama adalah Hukum Acara Perdata yang berlaku pada Pengadilan dalam lingkungan Peradilan Umum, kecuali yang telah diatur secara khusus dalam undang-undang ini ”.

Perkara-perkara dalam bidang perkawinan berlaku hukum acara khusus dan selebihnya berlaku hukum acara perdata pada umumnya. Hukum acara khusus ini meliputi kewenangan Relatif Pengadilan Agama, pemanggilan, pemeriksaan, pembuktian, dan biaya perkara serta pelaksanaa putusan. Hakim harus menguasai hukum acara (hukum formal) di samping hukum materiil. Menerapkan hukum materiil secara benar belum tentu menghasilkan putusan yang adil dan benar.5

Letak Pengadilan Agama Bekasi bertempat di jalan Jenderal Ahmad Yani No. 10, Komplek Perkantoran Kota Bekasi. Wilayah administratif daerah tingkat

4

Ibid, h. 10.

5

Mukti Arto, Praktek Perkara Perdata Pada Pengadilan Agama, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996), h. 9.

II Kota Bekasi berada di lokasi yang sangat strategis letak geografisnya, terutama pengembangan ekonomi, wilayah dan penduduknya secara umum.6

Secara geografis, Kota Bekasi terletak pada peta dengan posisi antara 106 55 – Bujur Timur dan antara 67-615 Lintang Selatan dengan memilki markaz

kiblat 64 51 29,87 dari Utara ke Barat atau 25 08 30,13 dari Barat ke Utara. Kota Bekasi memiliki area seluas kurang lebih 16.175,21 Ha dengan batas-batas wilayah :

1. Sebelah Barat, berbatasan dengan wilayah DKI Jakarta.

2. Sebelah Utara, berbatasan dengan Kecamatan Taruma Jaya dan Kecamatan Babelan Kabupaten Bekasi.

3. Sebelah Timur, berbatasan dengan Kecamatan Tambun dan Kecamatan Setu Kabupaten Bekasi.

4. Sebelah Selatan, berbatasan dengan wilayah Kabupaten Bogor.7

B. Kedudukan Pengadilan Agama

Pengadilan Agama Bekasi bertempat di jalan Jenderal Ahmad Yani No. 10, Komplek Perkantoran Kota Bekasi wilayah administratif Daerah tingkat II Kota

6

Panitera Pengadilan Agama Bekasi, Data Yuridiksi dan Populasi Geografi dan Wilayah Hukum Pengadilan Agama Bekasi.

7

Panitera Pengadilan Agama Bekasi, Data Yuridiksi dan Populasi Geografi dan Wilayah Hukum Pengadilan Agama Bekasi.

adalah merupakan Pengadilan Agama Kelas 1 B yang berada di wilayah hukum Pengadilan Tinggi Agama Bandung Jawa Barat.8

Pengadilan Agama Bekasi di bangun diatas tanah seluas 1080 M2 dengan status Kantor milik Pengadilan Agama Bekasi Hak Guna Bangunan sertikikat Nomor.13 tanggal 06 juli 1991.9

Bekasi setelah proklamasi kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus dirubah menurut struktur pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia menjadi Kewedanan yang masih tetap dalam wilayah Kabupaten yang dahulu disebut Ken Jatinegara. Selanjutnya pada tanggal 17 Februari 1950 masyarakat Bekasi melakukan unjuk rasa yang antara lain menuntut kepada Pemeritah agar Kabupaten Jatinegara diubah menjadi Kabupaten Bekasi yang mewilayahi 4 (empat) Kewedanan, 13 (tiga belas) Kecamatan dan 95 (sembilan puluh lima) Desa yang terungkap secara simbolis dalam lambang Kabupaten Bekasi dengan Motto ”Swatantra Wibawa Mukti”. Selanjutnya pada tahun 1960 Kantor Kabupaten Bekasi pindah dari Jatinegara ke Bekasi tepatnya di jalan Ir. H. Juanda Bekasi yang selanjutnya agar pelayanan dapat dilakukan secara maksimal, efesien, dan efektif. Maka pada tahun 1982 Komplek Perkantoran Pemerintah

8

Panitera Pengadilan Agama Bekasi, Data Yuridiksi dan Populasi Geografi dan Wilayah Hukum Pengadilan Agama Bekasi.

9

Panitera Pengadilan Agama Bekasi, Data Yuridiksi dan Populasi Geografi dan Wilayah Hukum Pengadilan Agama Bekasi.

Kabupaten Daerah Tingkat II Bekasi di pindahkan ke lokasi baru yaitu tepatnya di Jl. Jenderal Ahmad Yani Nomor 1 Bekasi.10

Adanya tuntutan masyarakat perkotaan dengan perkembangan kehidupan masyarakat Bekasi yang semakin padat, maka berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 48 tahun 1981 Kabupaten Bekasi ditingkatkan statusnya menjadi Kota Administratif Bekasi yang meliputi 4 (empat) Kecamatan yaitu: Kecamatan Bekasi Barat, Bekasi Timur, Bekasi Utara, Bekasi Selatan yang secara keseluruhan mencakup 18 (delapan belas) Kelurahan serta 8 (delapan) Desa. Selanjutnya dengan adanya kebijakan konsep Botabek yang merupakan pelaksana Inpres Nomor 13 Tahun 1976 membawa pengaruh terhadap perkembangan Kota Administratif Bekasi sebagai penyangga Ibukota Negara, maka Kota Administratif Bekasi dan kecamatan-kecamatan disekitarnya yang berada dalam wilayah kerja Kabupaten Bekasi mengalami pertumbuhan yang sangat pesat sehingga memerlukan peningkatan dan pengembangan serta sarana dan prasarana sebagai pengelolaan.11

C. Wewenang dan Wilayah Hukum Pengadilan Agama

Tugas pokok Pengadilan Agama sebagai Badan Pelaksana Kekuasaan Kehakiman ialah menerima, memeriksa, dan mengadili serta menyelesaikan

10

Panitera Pengadilan Agama Bekasi, Data Yuridiksi dan Populasi Geografi dan Wilayah Hukum Pengadilan Agama Bekasi.

11

Panitera Pengadilan Agama Bekasi, Data Yuridiksi dan Populasi Geografi dan Wilayah Hukum Pengadilan Agama Bekasi.

setiap perkara yang diajukan kepadanya (Ps. 2 ayat (1) UU. No. 14/1970), termasuk didalamnya menyelesaikan perkara Voluntair (penjelasan ps.2 (1) tersebut).12

Berdasarkan ketentuan UU. No. 7/1989 tentang Peradilan Agama, khususnya pasal 1, 2, 49 dan penjelasan umum angka 2, serta peraturan perundang-undangan lain yang berlaku, antara lain: UU No. 1/1974, PP No. 28/1977, Inpres No. 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam, Permenag. No. 2 tahun 1987 tentang Wali Hakim, maka Pengadilan Agama bertugas dan berwenang untuk memberikan pelayanan hukum dan keadilan dalam bidang hukum keluarga dan harta perkawinan bagi mereka yang beragama Islam, berdasarkan Hukum Islam.13

Bidang hukum perkawinan yang diatur dalam Undang-Undang No.1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menjadi kekuasaan Peradilan Agama, dan disebutkan dalam Penjelasan atas Undang-Undang Republik Indonesia No.7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama Pasal 49 ayat 2 adalah :

1. Izin beristeri lebih dari seorang.

2. Izin melangsungkan perkawinan bagi orang yang belum berusia 21 (dua puluh satu) tahun, dalam hal orang tua wali atau keluarga dalam garis lurus ada perbedaan pendapat.

3. Dispensasi Kawin.

12

Mukti Arto, Praktek Perkara Perdata Pada Pengadilan Agama, h. 1.

13

4. Pencegahan Perkawinan.

5. Penolakan Perkawinan oleh Pegawai Pencatat Nikah. 6. Pembatalan Perkawinan.

7. Gugatan kelalaian atas kewajiban suami atau isteri. 8. Perceraian karena talak.

9. Gugatan Perceraian.

10.Penyelesaian Harta Bersama. 11.Mengenai Pengusaan Anak-anak.

12.Ibu dapat memikul biaya pemeliharaan dan pendidikan anak bilamana bapak yang seharusnya bertanggung jawab tidak memenuhinya.

13.Penentuan kewajiban memberi biaya penghidupan oleh suami kepada bekas isteri atau penentuan suatu kewajiban bagi bekas isteri.

14.Putusan tentang sah atau tidaknya seorang anak. 15.Putusan tentang pencabutan kekuasaan.

16.pencabutan kekuasaan wali.

17.Penunjukan orang lain sebagai wali oleh Pengadilan dalam hal kekuasaan seorang wali dicabut.

18.Menunjuk seorang wali dalam hal seorang anak yang belum cukup umur 18 (delapan belas) tahun yang ditinggal kedua orang tuanya padahal tidak ada penunjukan wali oleh orang tuanya.

19.Pembebanan kewajiban ganti kerugian terhadap wali yang telah menyebabkan kerugian atas harta benda anak yang ada dibawah kekuasaannya.

20.Penetapan asal-usul seorang anak.

21.Putusan tentang hal penolakan pemberian keterangan untuk melakukan perkawinan campuran.

22.Pernyataan tentang sahnya perkawinan yang terjadi sebelum Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dan dijalankan menurut peraturan yang lain.14

Adapun wilayah hukum Pengadilan Agama Bekasi meliputi seluruh wilayah daerah Tingkat II Kota Bekasi yang terdiri dari 12 (Dua Belas) Kecamatan dan 55 (Lima Puluh lima) Kelurahan.

Yang menjadi kompetensi absolut Peradilan Agama adalah terdapat pada Pasal 49, ayat (1) yang berbunyi Pengadilan Agama bertugas dan berwenang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara-perkara di tingkat pertama antara orang-orang yang beragama Islam di bidang: Perkawinan, Kewarisan, Wasiat, dan hibah yang dilakukan berdasarkan Hukum Islam, Wakaf dan Shadaqah. Pada ayat (2) Bidang perkawinan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat 1 huruf a ialah hal-hal yang diatur dalam atau berdasarkan undang-undang mengenai perkawinan yang berlaku. Kemudian pada ayat (3) Bidang kewarisan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat 1 huruf b ialah penentuan siapa-siapa

14

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2006 tentang Amandemen undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama, (Jakarta: Sinar Grafika, 2006), h. 86-87.

yang menjadi ahli waris, penentuan mengenai harta peniggalan, penentuan bagian masing-masing ahli waris, dan melaksanakan pembagian harta peninggalan.15

15

Roihan Rasyid, Hukum Acara Peradilan Agama, cet.ke 1,(Jakarta: Rajawali Press, 1991), h. 29.

Dokumen terkait