• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGADILAN TINGGI MEDAN

Dalam dokumen PENGADILAN TINGGI MEDAN (Halaman 21-37)

menyiapkan atau memudahkan pencurian itu atau jika tertangkap tangan (terpergok) supaya ada kesempatan bagi dirinya sendiri atau bagi kawannya yang turut melakukan kejahatan itu akan melarikan diri atau supaya barang yang di curi itu tetap ada ditangannya, dilakukan pada waktu malam di dalam sebuah rumah atau pekarangan yang tertutup, yang ada rumahnya atau di jalan umum atau di dalam kereta api atau trem yang sedang berjalan;

6. Bahwa pertimbangan Majelis Hakim terhadap unsur Ad. 2 tersebut, unsur pencurian haruslah dibuktikan terlebih dahulu apakah memang ada atau tidak terjadinya peristiwa pencurian tersebut, sehingga unsur pencurian adalah yang menjadi dasar untuk membuktikan unsur selanjutnya sebagaimana dalam dakwaan Sdr. Jaksa Penuntut Umum. Bahwa unsur pencurian adalah sebagaimana diatur dalam Pasal 362 KUHPidana (R.

Soesilo) yang menjelaskan : a) Perbuatan Mengambil; b) Yang diambil harus sesuatu barang; c) Barang itu harus seluruhnya atau sebahagian kepunyaan orang lain; d) Pengambilan itu harus dilakukan dengan maksud untuk memiliki barang itu dengan melawan hukum.

Bahwa berdasarkan fakta persidangan , keterangan saksi Imelda Elia Nora Sinambela menerangkan :

“Bahwa saksi ada memberikan STNK kepada penyidik karena diminta tetapi tanpa ada surat berita acara penyitaannya” dan JPU tidak dapat menunjukkan Berita Acara Surat Penyitaannya;

“Bahwa saksi menerangkan, STNK Sepeda Motor yang di pakai korban adalah bukan milik korban, melainkan milik orang lain yang korban pakai, karena orang tersebut meminjam uang kepada mertua saksi dan sebagai jaminannya adalah Sepeda Motor Jupiter Z yang dipakai korban pada saat peristiwa terjadi”

Bahwa Majelis Hakim dalam pertimbangannya, ”sepeda motor milik korban dijualkan oleh Dony Als. Toke dan uangnya di bagi bertujuh”. Bahwa pertimbangan Majelis Hakim tersebut haruslah berdasarkan keterangan langsung dari Dony Als Toke dipersidangan sebagai saksi Fakta untuk Terdakwa Ilham, guna menerangkan keberadaan Sepeda Motor Jupiter Z milik korban tersebut, apakah memang benar dijual oleh Dony Als Toke? dan uang hasil penjualan Sepeda Motor Jupiter Z milik korban apakah memang dibagi bertujuh? dan kalaupun dijual kepada siapa sepeda motor Jupiter Z milik korban tersebut dijual?. Oleh karena di dalam persidangan Dony Als Toke masuk Dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) dan tidak ada satupun saksi A

PENGADILAN TINGGI MEDAN

Charge yang menerangkan kepada siapa Sepeda Motor Jupiter Z milik korban tersebut di jual, serta bukti kepemilikan Sepeda Motor Jupiter Z milik korban tidak dapat diperlihatkan oleh Jaksa Penuntut Umum pada persidangan, dan Terdakwa membantah bahwa tidak tahu tentang peristiwa tersebut serta mencabut semua keterangan yang ada di BAP. Oleh sebab itu unsur Pencurian tidak dapat dibuktikan, dan putusan Majelis Hakim patut untuk dibatalkan;

7. Bahwa Mejelis Hakim pada Pengadilan Tingkat pertama telah salah dalam mempertimbangkan unsur Ad. 2, didahului, disertai atau diikuti dengan kekerasan atau ancaman kekerasan terhadap orang, dengan maksud akan menyiapkan atau memudahkan pencurian itu atau jika tertangkap tangan (terpergok) supaya ada kesempatan bagi dirinya sendiri atau bagi kawannya yang turut melakukan kejahatan itu akan melarikan diri atau supaya barang yang di curi itu tetap ada ditangannya, dilakukan pada waktu malam di dalam sebuah rumah atau pekarangan yang tertutup, yang ada rumahnya atau di jalan umum atau di dalam kereta api atau trem yang sedang berjalan, bahwa unsure ini harus dibuktikan lebih lanjut, yaitu : - Bahwa bermula pada hari Jum’at tanggal 10 Mei 2013, sekira pukul 02.30,

telah ditemukan seseorang yang tergeletak di Jalan Sei Serayu tepatnya 30 meter dari Gedung Pentaswara, yang kemudian dikenal bernama Brigadir.

MARIS ROBERT LONGKOT PARULIAN SILAEN adalah anggota Brimob Kepolisian Daerah Sumatera Utara yang bertugas di Asrama Brimob Jalan K.H. Wahid Hasyim dan yang pertama kali melihat korban MARISI ROBERT LONGKOT PARULIAN SILAEN tergeletak di Jalan Sei Serayu adalah saksi FIKRI EKO KURNIAWAN dan saksi FIKRI EKO KURNIAWAN tidak melihat peristiwa tindak pidananya. Saksi FIKRI EKO KURNIAWAN pada saat perjalanan pulang dari tempat billiard di Jalan Setia Budi menuju Jalan Abdulah Lubis, melintasi Jalan Sei Serayu, sekira pukul 02.00 Wib hari Jumat, tanggal 10 Mei 2013, pada saat itu saksi FIKRI EKO KURNIAWAN mengira korban adalah polisi tidur, setelah saksi berhenti dan memastikan dengan mengarahkan lampu sepeda motor saksi FIKRI EKO KURNIAWAN kearah polisi tidur yang dimaksud ternyata adalah seseorang yang sedang tergeletak yang tidak saksi kenal, kemudian saksi FIKRI EKO KURNIAWAN menuju ke Warnet Olla Net di Jalan D.I.Panjaitan kemudian bertemu dengan saksi HENDRA SYAHPUTRA serta menyampaikan bahwa saksi FIKRI EKO KURNIAWAN ada melihat seseorang tergeletak di Jalan Sei

PENGADILAN TINGGI MEDAN

Serayu dan saksi HENDRA SYAHPUTRA lekas menuju ke tempat yang di maksud saksi FIKRI EKO KURNIAWAN yaitu di Jalan Sei Serayu;

- Bahwa saksi HENDRA SYAHPUTRA tidak ada melihat peristiwa kenapa sampai tergeletaknya seseorang tersebut yang kemudian saksi HENDRA SYAHPUTRA tahu namanya adalah MARISI ROBERT LONGKOT PARULIAN SILAEN. Bahwa saksi HENDRA SYAHPUTRA menuju ke Jalan Sei Serayu, harus memutar melalui Jalan Sei Belutu terlebih dahulu kemudian melewati Jalan Setia Budi dan masuk ke Jalan Sei Serayu, karena Jalan Sei Serayu adalah Jalan satu arah yang di lalui Kendaraan Bermotor. Pertama kali sesampainya saksi HENDRA SAHPUTRA melihat korban MARISI ROBERT LONGKOT PARULIAN SILAEN tergeletak, saksi dengan mengendarai sepedamotornya berhenti dekat korban dengan jarak 1 (satu meter) untuk memastikan bahwa itu bukanlah orangtua korban, dengan mengarahkan lampu sepeda motornya kearah tubuh MARISI ROBERT LONGKOT PARULIAN SILAEN karena saksi HENDRA SYAHPUTRA mengira orang yang tergeletak itu adalah orangtua saksi HENDRA SYAHPUTRA dan saksi HENDRA SYAHPUTRA pada saat pertama kali melihat MARISI ROBERT LONGKOT PARULIAN SILAEN tergeletak tidak ada melihat barang-barang korban berupa Sepeda Motor Jupiter Z Warna Kuning (tidak ada dilakukan Penyitaan Surat-surat Sepeda Motor Korban oleh penyidik), Helm, kayu Balok, Casing Hp dan Baterai Hp.

Sepeda motor Jupiter Z milik korban yang kemudian di jual oleh DONI Alias TOKE yang saat ini masih masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO), saksi HENDRA SYAHPUTRA dalam persidangan menjelaskan bahwa DONI Als TOKE masih sering dijumpainya dan kadang masih singgah di Jualan Mie Aceh Saksi HENDRA SYAHPUTRA sekitar 2 atau 3 bulan yang lalu. Saksi HENDRA SYAHPUTRA melihat orang yang tergeletak itu adalah anggota Brimob bernama MARISI ROBERT LONGKOT PARULIAN SILAEN, karena saksi HENDRA SYAHPUTRA melihat MARISI ROBERT LONGKOT PARULIAN SILAEN memakai Baju dinas yang bertuliskan Anggota Brimob berwarna hitam dengan memakai sepatu PDL, dengan kondisi wajah dibagian mulut mengeluarkan darah dan pada saat itu kondisi MARISI ROBERT LONGKOT PARULIAN SILAEN masih bernafas. Saksi HENDRA SYAHPUTRA kemudian pergi dan berjumpa dengan seorang Ibu yang pada saat itu berdiri dipinggir Jalan, dan bertanya dimana rumah Kepling karena ada seorang Anggota Brimob tergeletak berlumuran darah dan Ibu tersebut menunjuk ke arah gang dimana tempat tinggal Rumah

PENGADILAN TINGGI MEDAN

Kepling, dan saksi HENDRA SYAHPUTRA langsung pergi dan memutar kembali dari Jalan Sei Belutu kemudian ke Jalan Setia Budi dan kembali ke Jalan Sei Serayu di tempat tergeletaknya MARISI ROBERT LONGKOT PARULIAN SILAEN;

- Bahwa saksi HENDRA SYAHPUTRA kedua kalinya ke tempat tergeletaknya MARISI ROBERT LONGKOT PARULIAN SILAEN, tidak ada melihat barang-barang milik korban yaitu berupa Sepeda Motor Jupiter Z Warna Kuning (tidak ada dilakukan penyidik Penyitaan BPKB atau STNK Sepeda Motor milik Korban), Helm, kayu Balok, Casing Hp dan Baterai Hp, ataupun serpihan-serpihan kaca atau cap sepeda motor. Saksi HENDRA SYAHPUTRA ada melihat 3 orang yang berdiri-diri di pingir Jalan yang tidak saksi kenal, berjarak sekitar kurang lebih 30 meter dari jarak korban tergeletak. kemudian saksi HENDRA SYAHPUTRA, pergi melapor ke piket Asrama Brimob dan berjumpa dengan beberapa Anggota-Anggota Brimob yang pada saat itu tidak saksi kenal namanya, kemudian Saksi HENDRA SYAHPUTRA (untuk ketiga kalinya) bersama dengan kedua Anggota Brimob menuju ke TKP untuk melihat kondisi MARISI ROBERT LONGKOT PARULIAN SILAEN yang tergeletak di Jalan Sei Serayu, Kec. Medan Sunggal, Kota Medan. Dua Anggorta Brimob yang ikut dengan saksi HENDRA SYAHPUTRA menuju ke lokasi tergeletaknya korban MARISI ROBERT LONGKOT PARULIAN SILAEN di Jalan sei Serayu, dikenal dengan nama saksi Bripda. GIMBA LANGGA dan saksi Bripka. LILIK PRANOTO. Saksi HENDRA SYAHPUTRA, saksi GIMBA LANGGA dan saksi LILIK PRANOTO dengan mengendarai sepeda motor masing-msing, tiba di tempat korban MARISI ROBERT LONGKOT PARULIAN SILAEN tergeletak yaitu di Jalan Sei Serayu dekat dengan Gedung Pentaswara dengan jarak 30 Meter dari tempat korban tergeletak. Saksi GIMBA LANGGA, saksi LILIK PRANOTO dan saksi HENDRA SYAHPUTRA (ketiga kalinya saksi HENDRA SYAHPUTRA ke tempat korban tergeletak) melihat korban MARISI ROBERT LONGKOT PARULIAN SILAEN masih dalam keadaan bernafas dengan kondisi Wajah korban MARISI ROBERT LONGKOT PARULIAN SILAEN berlumuran darah, dari mulut keluar darah dan kondisi mulut hancur, 2 (dua) gigi tanggal, hidung dan telinga mengeluarkan darah; saksi LILIK PRANOTO pada saat itu memegang kepala korban MARISI ROBERT LONGKOT PARULIAN SILAEN, dan melihat ada luka lobang di bagian kepala belakang sedalam jari telunjuk, karena tangan saksi masukkan kedalam luka lubang kepala korban;

PENGADILAN TINGGI MEDAN

- Bahwa ditemukan oleh Saksi LILIK PRANOTO, saksi GIMBA LANGGA dan saksi HENDRA SYAHPUTRA, barang-barang berupa helm korban dalam kondisi utuh tidak pecah dan tidak ingat pasti warna helem korban yang berjarak 7 langkah dari kepala korban, kayu broti tidak berlumuran darah panjang kurang lebih 1 meter lebar 10 Centimeter berjarak 7 langkah dari kaki korban dan casing serta batre Hp milik korban di temukan dekat dengan kepala korban; Saksi GIMBA LANGGA kemudian menyetop 1 unit mobil jenis Avanza Warna Hitam pada saat itu sedang melintas, yang di dalamnya mobil Avanza warna hitam hanya ada 1 supir (keterangan saksi GIMBA LANGGA bertentangan dengan di BAP menerangkan ada 2 penumpang dan 1 supir) dan saksi LILIK PRANOTO lupa berapa orang di dalam mobil tersebut, kemudian Saksi GIMBA LANGGA, Saksi LILIK PRANOTO dan Saksi HENDRA SYAHPUTRA mengangkat korban ke dalam mobil, dan serta mengamankan barang-barang yang ada disekitar korban yaitu helm milik korban, kayu broti, dan casing serta baterai Hp, kemudian Saksi GIMBA LANGGA, Saksi LILIK PRANOTO dan Saksi HENDRA SYAHPUTRA membawa korban ke Rumah Sakit Bayangkara Poldasu di Jalan Sei Wampu; Setibanya di Rumah Sakit Bayangkara Poldasu, saksi GIMBA LANGGA dan saksi LILIK PRANOTO langsung membawa korban MARISI ROBERT LONGKOT PARULIAN SILAEN ke ruangan IGD dan 20 menit kemudian dokter pada ruangan IGD tersebut memberitahukan bahwa korban MARISI ROBERT LONGKOT PARULIAN SILAEN telah meninggal dunia pada Pukul 04.00 Wib, tanggal 10 Mei 2013 Wib. Berita Acara Pemeriksaan Lanjutan saksi GIMBA LANGGA dan saksi LILIK PRANOTO, hari Jumat tanggal 26 Februari 2016, saksi GIMBA LANGGA dan saksi LILIK PRANOTO pada persidangan mengatakan tidak pernah memberikan keterangan Berita Acara Pemeriksaan Lanjutan di hadapan penyidik. Saksi GIMBA LANGGA dan saksi LILIK PRANOTO memberikan keterangan mengatakan di persidang ini lah yang benar;

- Bahwa pada hari Jumat, tanggal 15 Januari 2016, sekira Pukul 04.00 Wib, di rumah orangtua Terdakwa Ilham di Jalan Jati Dusun I-A, Desa Sei Mencirim, Kec. Sunggal, Kab. Deli Serdang, datang beberapa Anggota Kepolisian dari Polsek Sunggal ke rumah Terdakwa yang kemudian dikenal bernama Teguh Imam Susanto, Maju Sihite dan T. Simanjorang, kemudian menangkap Terdakwa dengan tuduhan melakukan pencurian dengan kekerasan, yang lebih dahulu telah berbincang dengan orangtua dan abang Terdakwa saat itu. Terdakwa di bawa dengan tangan diborgol kemudian

PENGADILAN TINGGI MEDAN

dimasukkan ke dalam mobil bersama dengan saksi Teguh Imam Susanto, saksi Maju Sihite dan saksi T. Simanjorang, di bawa keliling-keliling Kota Medan sebelum di bawa ke Markas Polsek Sunggal untuk di lakukan pemeriksaan. Selama Terdakwa di bawa di dalam mobil, mata terdakwa di tutup dan Terdakwa dipukuli bagian perut dan dada serta kepala, dan Terdakwa juga diancam akan ditembak agar mengakui perbuatan yang dituduhkan kepada Terdakwa Ilham. Sekitar pukul 08.00 Wib, Terdakwa diserahkan oleh Teguh Imam Susanto, Maju Sihite dan T. Simanjorang kepada penyidik untuk dilakukan pemeriksaan atas peristiwa yang dituduhkan kepada Terdakwa dan selama proses pemeriksaan Terdakwa, tidak pernah didampingi oleh Pengacara / Penasehat Hukum selama dalam proses pemeriksaan penyidikan di Kepolsian Sektor Sunggal;

- Bahwa selama proses pemeriksaan Terdakwa tidak pernah diberikan pertanyaan ataupun disuruh membaca BAP Terdakwa, Terdakwa langsung di paksa untuk menandatangani dan mencap jempol BAP dengan tekanan dan siksaan yang dilakukan oleh Penyidik bernama Alam Surya Wijaya dengan cara memukul tongkat bisbol ke kedua lutut kaki Terdakwa dan menginjak Jempol tangan Terdakwa hingga tulang jempol tangan terdakwa bergeser. Hal ini disaksikan oleh Saksi Split Donal Ricardo Tampubolon, Oby Rivaldi Lubis, Wirdiasyah Dinata Als Imam;

- Bahwa pada saat peristiwa terjadi Terdakwa berada di Jakarta sejak Januari 2013 sampai dengan Desember 2014, untuk melanjutkan Sekolah Menengah Atas dengan pendidikan kesetaraan Program Paket C di PKBM Putra Kusuma Desa Penggilingan, Cakung Jakarta Timur, dan keguiatan belajar mengajar berlangsung selama 6 bulan dari hari senin sampai dengan jumat, dimulai dari bulan Maret 2013 dan Terdakwa lulus dalam mengikuti Ujian Nasional pendidikan kesetaraan Program Paket C di PKBM Putra Kusuma serta mendapatkan Ijazah Paket C dan Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional pada tanggal September 2014; (Bukti T-1; T-2; T-3);

- Bahwa Terdakwa pernah kembali ke Medan sekitar bulan Februai 2014 dan pada bulan Februari 2014 itu juga kembali lagi ke Jakarta. Selama di Jakarta pada awal Tahun 2013 sampai dengan akhir Tahun 2014 Terdakwa tinggal di rumah Abang sepupu Terdakwa bernama Suhartono bekerja sebagai Kopasus Tentara Nasional Indonesia dan tinggal di Jalan Dharma Komplek Cijantung, Pasar Rebo, Jakarta. Kegiatan Terdakwa selain melanjutkan Sekolah Menengah Atas dengan pendidikan kesetaraan Program Paket C di PKBM Putra Kusuma, Terdakwa juga melakukan

PENGADILAN TINGGI MEDAN

latihan fisik untuk mempersiapkan ikut seleksi masuk sebagai Anggota Tentara Nasional Indonesia apabila telah selesai mengikuti pendidikan kesetaraan Program Paket C di PKBM Putra Kusuma. Terdakwa pernah bertemu dengan saksi DEFIT SARACH di rumah Pak Suhartono pada tanggal 3 bulan April 2013, saat itu saksi DEFIT SARACH bersama dengan kakak kandungnya sedang mengantar undangan resepsi pernikahan untuk istri Pak Suahrtono dan saksi berbincang kepada Terdakwa dengan menanyakan Terdakwa “gimana kabar Ilham, ngapain disini dek” Terdakwa Ilham menjawab “kabar sehat bg, lagi lanjut sekolah bang”; dan Terdakwa kembali lagi bertemu dengan saksi pada saat acara resepsi pernikahan kakak saksi pada tanggal 7Arpil 2013 di Cipinang Muara Jakarta. DEFIT SARACH selain tanggal 3 Arpil 2013 dan 7 April 2013 saat bertemu dengan Terdakwa di Jakarta, juga pernah bertemu kembali dengan Terdakwa di Medan pada akhir tahun 2014 berdekatan dengan momen pergantian tahun 2014 ke tahun 2015. Pada saat itu saksi DEFIT SARACH sedang berkunjung ke rumah Nenek saksi yang sedang sakit dan berpapasan dengan Terdakwa ILHAM di Jalan;

- Bahwa saksi NURHAYATI bekerja di rumah orangtua Terdakwa sejak Tahun 2010, sehari-hari pekerjaan saksi NURHAYATI di rumah orangtua Terdakwa adalah membersikhkan rumah dan memasak di dapur. Saksi NURHAYATI sejak tahun 2013 tidak pernah bertemu dengan Terdakwa, saksi NURHAYATI bertanya kepada ibu Terdakwa kemana Terdakwa pergi, dan Ibu Terdakwa mengatakan bahwa Terdakwa ke Jakarta untum melanjutkan sekolah, dan kemudian saksi Nurhayati bertemu kembali dengan Terdakwa di awal tahun 2015 saat itu saksi sedang menerima gaji setiap awal bulan atau pertanggal 1 setiap bulannya;

- Bahwa saksi yang diajukan dipersidangan adalah 5 (Lima) orang saksi de audito, 8 (delapan) orang saksi verbalisan dari Jaksa Penuntut Umum yang memberikan keterangan sebagai saksi korban yang memberatkan (a charge) dan 2 (dua) saksi menguntungkan Terdakwa (a de charge).

Menurut KUHAP saksi adalah yang mengetahui langsung terjadinya suatu peristiwa (circumstance) sehingga keterangan saksi tersebut dapat bernilai sebagai alat bukti, sebagaimana yang diinginkan Pasal 1 ayat 27 KUHAP.

- Bahwa dari keterangan saksi IMELDA ELIA NORA SINAMBELA, mengetahui kematian korban MARISI ROBERT LONGKOT PANDAPOTAN SILAEN dari “menonton reka ulang” atau adegan rekonstruksi yang dilakukan terdakwa dibawah tekanan penyidik, sedangkan saksi GIMBA

PENGADILAN TINGGI MEDAN

LANGGA, saksi LILIK PRANOTO, saksi HENDRA SYAHPUTRA dan saksi FRIKRI EKO KURNIAWAN tidak pernah ikut “menonton reka ulang” atau adegan rekontruksi atau melihat fakta peristiwa pidananya. Bahkan pada fakta persidangan Saksi GIMBA LANGGA dan Saksi LILIK PRANOTO sama sekali tidak pernah memberikan Berita Acara Pemeriksaan Lanjutan sebagai Saksi tanggal 26 Februari 2016 di hadapan penyidik Kepolsian Sektor Sunggal, akan tetapi pada fakta persidangan Berita Acara Pemeriksaan Lanjutan Saksi GIMBA LANGGA dan Saksi LILIK PRANOTO ada Berita Acara Pemeriksaan Lanjutan Saksi telah dinyatakan tidak benar oleh Saksi GIMBA LANGGA dan Saksi LILIK PRANOTO.

- Bahwa Keterangan saksi IMELDA ELIA NORA SINAMBELA merupakan keterangan ulangan yang diperoleh dari peragaan orang lain, atau disebut saksi de audito. Karenanya keterangan (testimonium de audito) saksi de audito mestilah dikesampingkan. Ini dikuatkan dengan putusan jurisprudence MA RI. No. 18K/Kr/1977 tanggal 17 April 1978 menjatuhkan putusan bebas kepada terdakwa dengan alasan Pengadilan Tinggi dan Pengadilan Negeri telah salah menerapkan hukum pembuktian :

“Pengadilan telah mendasarkan putusannya semata-mata atas keterangan seorang saksi saja, sedangkan keterangan saksi-saksi yang lain tidak memberi petunjuk atas keterbuktian kejahatan yang didakwakan”.

- Bahwa demikian pula dengan saksi T. SIMANJORANG, TEGUH IMAM SUSANTO, A. SINULINGGA, MISRIANTO, MAJU SIHITE, RUDI SETIAWAN, dan M. IRWANSYAH (Para Penyelidik) yang menangkap TERDAKWA ILHAM, memberikan keterangan berdasarkan dugaan atau rekaan, sedangkan ALAM SURYA WIJAYA selaku Penyidik atau sebagai saksi Verbalisan Terdakwa ILHAM tidak dihadirkan sebagai saksi verbalisan dalam persidangan. Para Penyelidik yaitu saksi T. SIMANJORANG, saksi TEGUH IMAM SUSANTO, saksi A. SINULINGGA, saksi MISRIANTO, saksi MAJU SIHITE, saksi RUDI SETIAWAN, dan saksi M. IRWANSYAH yang menerima laporan kematian korban MARISI ROBEERT LONGKOT PANDAPOTAN SILAEN dari saksi IMELDA ELIA NORA SINAMBELA sebagai Pelapor, menduga kematian korban MARISI ROBEERT LONGKOT PANDAPOTAN SILAEN akibat “Pencurian dengan Kekerasan” yang mengakibatkan korban MARISI ROBEERT LONGKOT PANDAPOTAN SILAEN meninggal dunia, dan karenanya dilakukan penangkapan dan penahanan terhadap Terdakwa ILHAM. Terhadap keterangan yang bersifat rekaan dapat dilihat dalam putusan MA tanggal 15 Maret 1984 Reg. No.

PENGADILAN TINGGI MEDAN

20PK/Pid/1983, dalam putusan ini ditegaskan bahwa: orang tua terdakwa, Polisi, atau Jaksa yang hanya menduga, tapi dugaan itu semua tidak didasarkan pada alat bukti yang sah……, karenanya keterangan saksi Para Penyelidik yang menangkap Terdakwa mestinya dikesampingkan sebab tidak dapat digunakan sebagai alat bukti. Seharusnya saksi Verbalisan yaitu ALAM SURYA WIJAYA selaku penyidik yang memeriksa Terdakwa ILHAM dalam Berita Acara Peemeriksaan (BAP) juga wajib dihadirkan dan didengar keterangannya di persidangan, untuk mengkonfrontir keterangan Saksi GIMBA LANGGA dan Saksi LILIK PRANOTO yang menjelaskan pada fakta persidangan, bahwa tidak pernah memberikan BAP Lanjutan sebagai saksi pada tanggal 26 Februari 2016;

- Bahwa Jika dihubungkan dengan pasal 185 ayat (1) KUHAP, diketahui dari keterangan saksi NURHAYATI dan saksi DEFIT SARACH merupakan saksi fakta (a de charge) yang keterangannya menguntungkan terdakwa ILHAM.

Kedua saksi yaitu 1). saksi NURHAYATI yang pada pokoknya menerangkan bahwa Tahun 2013 Terdakwa ILHAM berada di Jakarta untuk melanjutkan sekolah dan saksi NURHAYATI baru bertemu kembali dengan Terdakwa pada awal tahun 2015 di rumah orangtua Terdakwa dan 2) saksi DEFIT SARACH yang pada pokoknya menerangkan pernah bertemu dengan Terdakwa tanggal 3 April 2013 pada saat mengantar undangan ke rumah sepupu Terdakwa bernama Suhartono di Komplek Kopasus Cijantung, Pasar Rebo dan saksi DEFIT SARACH bertemu kembali dengan Terdakwa pada tanggal 7 April 2013 pada saat resepsi acara pernikahan kakak saksi DAFIT SARACH. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa pada saat peristiwa terjadi pada hari Jumat tanggal 10 Mei 2013, Terdakwa tidak melakukan tindak pidana “pencurian dengan kekerasan yang mengakibatkan matinya” korban MARISI ROBEERT LONGKOT PANDAPOTAN SILAEN karena saat peristiwa terjadi Terdakwa ILHAM berada di Jakarta.

- Bahwa supaya keterangan saksi bernilai sebagai alat bukti yang sah, maka keterangan itu harus dinyatakan di sidang pengadilan, baik berupa pernyataan yang diutarakan sendiri oleh saksi maupun jawaban dari yang diajukan kepada saksi di persidangan. Keterangan saksi sehubungan dengan tindak pidana yang berkaitan dengan perbuatan yang dilakukan terdakwa, yang saksi ketahui sendiri dan bukan suatu pendapat atau rekaan kecuali mengenai “pengalamannya sendiri” terkait pidana yang diperkarakan;

PENGADILAN TINGGI MEDAN

- Bahwa untuk menggali kebenaran materil dan keterangan terdakwa diluar

- Bahwa untuk menggali kebenaran materil dan keterangan terdakwa diluar

Dalam dokumen PENGADILAN TINGGI MEDAN (Halaman 21-37)

Dokumen terkait