Blok XIII. Daftar Kode dan Angka Konversi Kualitas Standar
3. Pengairan dan pemupukan
031. Pompa air 032. Alat penebar pupuk
Gambar 6.16 Pompa air Gambar 6.17 Alat penebar pupuk 4. Pemanenan
141. Sabit bergerigi/sabit 142. Pemotong padi tipe gunting (reaper)
Gambar 6.18 Sabit Gambar 6.19 Pemotong padi tipe gunting 143. Pemotong padi tipe gendong 144. Pemanen padi tipe sisir (stripper)
Gambar 6.20 Pemotong padi tipe gendong
SOUT2017-SPD/SPW.PCS|121 145. Rice combine harvester 241. Corn combine harvester
Gambar 6.22 Rice combine harvester Gambar 6.23 Corn combine harvester 441. Pengungkit ubi kayu/ubi jalar
Gambar 6.24 Pengungkit ubi kayu 5. Perontokan/pemipilan
151. Perontok padi manual (pedal thresher) 152. Mesin perontok padi (power thresher)
122|SOUT2017-SPD/SPW.PCS
251. Pemipil jagung (cornsheller) 999. Lainnya
Contohnya seperti wadah, alas pemanen, dll.
Gambar 6.24 Contoh cornsheller Konversi kualitas standar padi
Gabah Kering Panen (GKP) = 1,1625 Gabah Kering Giling (GKG) = (1,1625 x 1,5939) beras
Konversi kualitas standar palawija
Jagung dalam pipilan kering (pipilan kering = 0,5673 x ontongan basah) Kedelai dalam biji kering (biji kering = 0,3690 x polong kering panen) Kacang tanah dalam biji kering (biji kering = 0,3200 x gelondongan basah) Kacang hijau dalam biji kering (biji kering = 0,5380 x polong basah) Ubi kayu/ubi jalar dalam umbi basah ---
Blok XIV. Rekapitulasi
Blok ini digunakan untuk merekap isian rincian pada Blok V dan Blok VI. Petugas pencacah (PCS) hanya perlu mengisi rincian 1401, 1402, 1403, 1404, dan 1405 kolom (2). Rincian 1405 kolom (3) akan diisi oleh pengawas/pemeriksa. Rumus yang tertera pada Rinc. 1405 Kol. (1) digunakan hanya untuk pengisian Kol. (2).
Rincian 1401: Satuan luas [salin dari Rinc. 501]
Salin satuan luas dari rincian 501 Blok VA ke kotak yang tersedia.
Rincian 1402: Luas panen bidang dipanen terakhir [salin dari Rinc. 504]
Salin luas panen bidang yang dipanen terakhir dari rincian 504 Blok VA ke kotak yang tersedia diikuti dengan satuan luas rincian 1401.
Rincian 1403: Konversi luas ke dalam m2[salin dari Rinc. 509]
Salin konversi satuan luas ke dalam meter persedi dari rincian 509 Blok VA ke kotak yang tersedia.
SOUT2017-SPD/SPW.PCS|123
Rincian 1404: Satuan luas untuk biaya/pengeluaran [salin dari Rinc.601]
Salin luas biaya/pengeluaran dari rincian 601 Blok VI ke kotak yang tersedia.
Rincian 1405: Rekapitulasi nilai produksi dan pengeluaran usaha tanaman padi/palawija terpilih
Rincian 1405 kolom (2) merupakan rekapitulasi dari nilai produksi dan pengeluaran usaha tanaman padi/palawija terpilih per satuan luas tanam (sesuai dengan rincian 601). Isikan semua nilai pada rincian 1405 kolom (2) dalam satuan ribu rupiah.
Rincian 1405.A: Nilai produksi
Isikan jumlah nilai produksi padi/palawija terpilih per satuan luas rincian 601 ke dalam kotak yang tersedia dengan menjumlahkan rincian 1405.A.1 dengan rincian 1405.A.2 atau hitung dengan rumus:
Rincian 508 ×Rincian 1404 Rincian 1402
Rincian 1405.A.1: Nilai produksi utama
Isikan nilai produksi utama per satuan luas rincian 601 dengan cara menghitungnya menggunakan formula sebagai berikut:
Rincian 506 ×Rincian 1404 Rincian 1402
Rincian 1405.A.2: Nilai produksi ikutan
Isikan nilai produksi ikutan per satuan luas rincian 601 dengan cara menghitungnya menggunakan formula sebagai berikut:
Rincian 507 ×Rincian 1404 Rincian 1402
Rincian 1405.B: Ongkos/biaya produksi
Rincian 1405.B diisi setelah rincian 1405.B.1 sampai dengan rincian 1405.B.13 lengkap terisi. Isikan jumlah isian pada rincian 1405.B.1 sampai dengan rincian 1405.B.13 ke kotak yang tersedia.
Rincian 1405.B.1: Benih/bibit
Salin biaya benih/bibit dari rincian 603 Blok VI ke kotak yang tersedia.
Rincian 1405.B.2: Pupuk
Salin biaya pupuk dari rincian 604.i kolom (4) Blok VI ke kotak yang tersedia.
124|SOUT2017-SPD/SPW.PCS
Rincian 1405.B.3: Pestisida
Salin biaya pestisida dari rincian 605.j kolom (7) Blok VI ke kotak yang tersedia.
Rincian 1405.B.4: Tenaga kerja
Rincian 1405.B.4 diisi setelah rincian 1405.B.4.i dan 1405.B.4.ii lengkap terisi. Isikan jumlah isian rincian 1405.B.4.i dan 1405.B.4.ii ke kotak yang tersedia.
Rincian 1405.B.4.i: Tenaga kerja dibayar
Isikan jumlah rincian 606.h kolom (8), rincian 606.h kolom (9), dan rincian 606.h kolom (10) Blok VI ke dalam kotak yang tersedia.
Rincian 1405.B.4.ii: Tenaga kerja tidak dibayar
Isikan jumlah rincian 606.p kolom (8) dan rincian 606.p kolom (9) Blok VI ke dalam kotak yang tersedia.
Rincian 1405.B.5: Sewa lahan/perkiraan sewa lahan
Salin biaya sewa lahan/perkiraan sewa lahan dari rincian 607 Blok VI ke kotak yang tersedia.
Rincian 1405.B.6: PBB/Perkiraan PBB
Salin biaya PBB/perkriaan PBB dari rincian 608.b atau 608.c Blok VI yang terisi ke kotak yang tersedia.
Rincian 1405.B.7: Bunga pinjaman/perkiraan bunga pinjaman
Salin bunga pinjaman/perkiraan bunga pinjaman dari rincian 609.b atau rincian 609.c Blok VI yang terisi ke kotak yang tersedia.
Rincian 1405.B.8: Retribusi/pungutan/iuran
Salin biaya retribusi/pungutan/iuran dari rincain 610 Blok VI ke kotak yang tersedia.
Rincian 1405.B.9: Premi asuransi
Salin biaya premi asuransi dari rincian 611 Blok VI ke kotak yang tersedia.
Rincian 1405.B.10: Sewa/perkiraan sewa alat
Salin biaya sewa/perkiraan sewa alat dari Blok VI rincian 612.jumlah kolom (3) ke kotak yang tersedia.
Rincian 1405.B.11: Penyusutan barang modal
Salin nilai penyusutan barang modal dari Blok VI rincian 612.jumlah kolom (8) ke kotak yang tersedia.
SOUT2017-SPD/SPW.PCS|125
Rincian 1405.B.12: Bahan bakar
Rincian 1405.B.12 diisi setelah rincian 1405.B.12.i dan 1405.B.12.ii lengkap terisi. Isikan jumlah isian rincian 1405.B.12.i dan 1405.B.12.ii ke kotak yang tersedia.
Rincian 1405.B.12.i: Bahan bakar minyak (BBM)
Salin biaya BBM dari rincian 613 Blok VI ke kotak yang tersedia.
Rincian 1405.B.12.ii: Bahan bakar gas (BBG)/elpiji
Salin biaya BBG/elpiji dari rincian 614 Blok VI ke kotak yang tersedia.
Rincian 1405.B.13: Lainnya
Salin pengeluaran lainnya dari rincian 615 Blok VI ke kotak yang tersedia.
Rincian 1405.C: Pendapatan (A-B)
Isikan rincian 1405.A dikurangi rincian 1405.B ke dalam kotak yang tersedia.
Rincian 1405.D: Rasio pendapatan terhadap biaya (C/B)
Isikan rasio/hasil bagi antara pendapatan (rincian 1405.C) terhadap ongkos/biaya produksi (rincian 1405.B) ke dalam kotak yang tersedia.
SOUT2017-SPD/SPW.PCS|127 Berhasilnya suatu pencacahan sangat tergantung pada kemauan, kemampuan dan ketelitian para petugas lapang terutama pencacah. Oleh karena itu sebelum daftar-daftar yang telah diisi diserahkan kepada pemeriksa, pencacah harus meneliti lebih dahulu apakah isian-isiannya telah benar dan tepat diisikan pada kolom-kolom, rincian-rincian yang sesuai.
Setelah pencacahan selesai dan pencacah yakin bahwa semua isian telah diperiksa dengan baik, serahkan semua daftar yang telah diisi kepada pemeriksa, tetapi bukan berarti bahwa pencacahan telah selesai, karena mungkin pencacah akan diminta pemeriksa untuk melakukan pencacahan ulang apabila diperlukan.
Pemeriksaan tersebut di atas dimaksudkan agar bila ternyata pencacah masih menemui kesalahan-kesalahan secepatnya diperbaiki, dan jika ditemui suatu kesalahan yang mengharuskan pencacah mengadakan kunjungan ulang, lakukan kunjungan ulang tersebut tanpa menunggu instruksi pemeriksa.
Jika dijumpai hal-hal yang meragukan jangan mengambil keputusan sendiri, diskusikan dengan teman-teman sesama pencacah, dan bila masih ragu-ragu juga usahakanlah menemui pemeriksa dan diskusikan dengannya agar diperoleh penjelasan yang dapat menghilangkan keragu-raguan tersebut.
Dengan berakhirnya tugas Saudara sebagai pencacah, Saudara telah menyumbangkan dharma bhakti kepada Negara/Pemerintah Republik Indonesia, karena data yang Saudara kumpulkan akan sangat bermanfaat bagi pemerintah untuk perencanaan pembangunan terutama dalam upaya pemerintah untuk memeratakan pembangunan dan hasil-hasilnya.
Tanpa data yang saudara kumpulkan, pemerintah tidak mungkin dapat menyusun rencana pembangunan yang sempurna.
PENUTUP 8
SOUT2017-SPD/SPW.PCS|129
Lampiran 1
Lampiran 1
130|SOUT2017-SPD/SPW.PCS
Lampiran 2
Lampiran 1
SOUT2017-SPD/SPW.PCS|131
Lampiran 3
Lampiran 1
132|SOUT2017-SPD/SPW.PCS
Lampiran 4
Lampiran 1
SOUT2017-SPD/SPW.PCS|133
Lampiran 5
Lampiran 1
SOUT2017-SPD/SPW.PCS|137
SOUT2017-DSRT
Lampiran 6
SOUT2017-SPD/SPW.PCS|139
Lampiran 7
Lampiran 1
140|SOUT2017-SPD/SPW.PCS
156|SOUT2017-SPD/SPW.PCS
SOUT2017-SPD/SPW.PCS|171 Perbedaan Padi Hibrida dan Padi Inbrida
Padi Hibrida Padi Inbrida
1. Merupakan produk persilangan antara dua tetua padi yang berbeda secara genetik.
2. Turunan keduanya tidak bisa dibenihkan kembali sehingga harus terus membeli yang baru.
3. Tanaman padi lebih tegak, kompak, dan seragam.
4. Hasilnya lebih tingggi 20-30 % dari padi inbrida.
5. Harga benih lebih mahal karena proses produksinya lebih rumit.
6. Ongkos budidaya lebih mahal dibanding padi inbrida.
1. Padi inbrida berasal dari galur murni yang melakukan penyerbukan sendiri.
2. Turunan benih dapat ditanam kembali.
3. Tanaman padi kurang seragam. 4. Produksinya rata-rata (4-5 ton
gabah per hektar). 5. Harga benih lebih murah.
Sumber: IRRI Rice Knowledge Bank dan Santoso, 2006
172|SOUT2017-SPD/SPW.PCS
Perbedaan Jagung Hibrida dan Jagung Komposit
Jagung Hibrida Jagung Komposit
1. Merupakan produk persilangan antara dua tetua jagung yang berbeda secara genetik. 2. Turunan keduanya tidak bisa
dibenihkan kembali sehingga harus terus membeli yang baru.
3. Tanaman jagung lebih tegak, kompak, dan seragam. 4. Produktivitas lebih tinggi bila
dibandingkan dengan jagung komposit. Bila dibudidayakan secara benar, produktivitas di atas 5 ton/hektar (pipilan kering)bahkan bisa mencapai 12 ton per hektar. 5. Harga benih lebih mahal karena
proses produksinya lebih sulit. 6. Ongkos budidaya lebih mahal dibanding jagung komposit.
1. Turunan benih dapat ditanam kembali. 2. Tanaman tidak seragam.
3. Produktivitas umumnya kurang dari 5 ton pipilan kering per hektar.
4. Ongkos budidaya dan harga benih lebih murah.
Sumber: Andi Takdir dkk. “Pembentukan Varietas Jagung Hibrida”. Balai Penelitian Tanaman Serealia, Maros.
SOUT2017-SPD/SPW.PCS|173
Daftar Varietas Tanaman Padi dan Jagung
Varietas Padi Variates Jagung Hibrida Inbrida Hibrida Komposit
Intani 1 Ciherang Semar Arjuna
Intani 2 Mekongga P21 Lamuru
Rokan IR-64 Bima Bisma
Maro Varietas lokal Pionir Srikandi Putih-1
Miki 1 Cigeulis Pertiwi Kodok
Miki 2 Ciliwung Hibrida C1 Kretek
Miki 3 Situbagendit Hibrida C2 Manado kuning Long ping Pusaka 1 Cisadane IPB 4 Metro
Long ping Pusaka 2 Inpari SHS Piet Kuning Hibrindo R-1 inpara Bisi-2 Srikandi Hibrindo R-2 Cibodas Bisi-18 Jatim kuning
Batang Samo Mas CPI-1 Maya
HIPA-3 Cahaya P-2 Genjah Warangan
HIPA-4 Fajar C-2 Malin
PP-1 Pelopor P-3 Bastar kuning
Adirasa-1 Peta C-3 Kania putih
Manis-4 Salak Semar-1 DMR
Manis-5 Bengawan Semar-2 Perta
Bernas Super Sigadis CPI-2 Bogor DMR-4
Bernas Prima Remaja P-4 Genjah Kertas
Batang Kampar Jelita P-5 Penduduk Ngale
Segara Anak Dara BISI-1 Harapan
Adirasa-1 Gnjh lampung BISI-2 Permadi
MAPAN-P.02 Seratus Mlm P-6 Pandu
MAPAN-P.05 Sintha P-7 Bgr Comp- 2
SL 8 SHS Kartuna P-8 Bromo
SL 11 SHS Dewi Tara P-9 Harapan Baru
Brang Biji Arimbi BISI-3 Parikesit
Adirasa-64 Bathara BISI-4 Abimanyu
PP-2 (Hibrid) PB-5 Semar-3 Nakula
HIPA 5 Ceva Hibrida PB-8 C-4 Sadewa HIPA 6 Jete Hibrida Siampat C-5 Kalingga
SEMBADA B3 C4-63 C-6 Wiyasa
SEMBADA B5 Dewi Ratih C-7 Rama
SEMBADA B8 Pelita l-1 BISI-5 Bayu
SEMBADA B9 Pelita l-2 BISI-8 Antasena
INTANI 602 PB-20 BISI-7 Wisanggeni
INTANI 301 PB-26 BISI-6 Surya
HIPA 7 PB-28 Semar-4 Lagaligo
174|SOUT2017-SPD/SPW.PCS
Perbedaan SRI, PTT, dan Konvensional Dilihat dari Pengelolaan Hara No Parameter Konvensional PTT SRI
1. Pupuk anorganik
Pemupukan berdasarkan rekomendasi umum atau setempat atau berdasarkan kemampuanpetani Pemupukan N berpedoman pada BWD, pemupukan P dan K berdasarkan tanah dan kebutuhan tanaman (uji tanah) hasil pengukuran dengan PUTS
Tanpa
2. Pupuk organik
Tanpa 2 ton/ha kompos bahan organic atau 5 ton/ha jerami sisa panen yang dikembalikan ke lahan sawah atau dikomposkan
Penggunaan kompos bias mencapai 15 ton/ha (bisa berupa kotoran hewan atau pakan/pupuk kandang dengan tambahan jerami padi sisa panen)
3. Air irigasi Tergenang terus menerus
Pengaturan
pengairan (pengairan berselang) secara benar sesuai dengan kondisi setempat
Pengairan berselang: kondisi tanah tidak digenangi tapi tetap lembab yang dipertahankan selama pertumbuhan vegetatif; setelah pembungaan sawah digenangi air 1-3 cm
4. Jarak tanam Sistem tegel 20 cm x 20 cm
Sistem tegel (25 cm x 25) atau sistem legowo
Sistem tegel dengan jarak tanam lebar ≥ 30 cm x 30 cm atau sistem legowo Sumber: Rochavati, Sri. 2011. “Analisis Komparatif Sistem Pertanian Konvensional, PTT, SRI di Lahan Sawah Irigasi Jawa Barat terhadap Keseimbangan Hara, Dinamika Biologi, Efisiensi Pupuk (>30%) dan Nilai Ekonomi Usahatani”. Balai Penelitian Tanah Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian, Bogor.