• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. BIODATA 1. Nama : 2. Umur : 3. Agama : 4. Lahir di : 5. Pekerjaan : 6. Pendidikan a. SD : b. SMP : c. SMA : d. PT :

7. Anda merupakan keturunan suku apa/orang mana:

B. BAHASA DAN PENGGUNAANNYA

1. Bahasa ibu (Bahasa waktu kecil) a. Bahasa Sunda

b. Bahasa Indonesia c. (. . .)

Penelitian ini menggunakan tabel analisis data berupa kartu data. Kartu data ini terdiri atas tujuh bagian, yaitu (1) nomor data, (2) kosakata, (3) bahasa yang digunakan, (4) ranah pemakaian bahasa, (5) konteks tuturan, (6) tuturan responden, dan (7) analisis data tuturan. Berikut ini merupakan format kartu data dan contoh analisis data.

Format Kartu Data No. Data (1) Kosakata (2) Bahasa yang Digunakan (3) Ranahh h(4) 01 Samangka

„Semangka‟ Bahasa Sunda Pendidikan

Konteks (5): Percakapan antara peneliti dan anak PAUD ketika dalam konteks belajar di dalam kelas.

Tuturan (6):

Peneliti : Ujang, ieu téh buah naon? „Dik, ini buah apa?‟

Anak : Buah samangka. „Buah semangka.‟

Peneliti : Buah samangka rasana naon? „Buah semangka rasanya apa?‟ Anak : Amis.

„Manis.‟

43

„Buah semangka warnanya apa?‟ Anak : Beureum.

„Merah.‟

Peneliti : Mun cangkangna warna naon? „Kalau kulitnya warna apa?‟ Anak : Warna héjo.

„Warna hijau.‟

Peneliti : Saha waé nu ngaemam buah samangka mun di bumi? „Siapa saja yang makan buah semangka kalau di rumah?‟ Anak : Ipul sareng bapa.

„Ipul dan bapak.‟

Peneliti : Upami di kebon gaduh tangkal samangka teu? „Kalau di kebun punya pohon semangka tidak?‟ Anak : Gaduh, aya tilu tangkal samangka di kebon.

„Punya, ada tiga pohon semangka di kebun.‟

Analisis (7): Pada tuturan di atas merupakan percakapan dalam ranah pendidikan yang dilakukan oleh peneliti dan anak PAUD. Bahasa yang digunakan dalam tuturan tersebut ialah bahasa Sunda. Dalam tuturan tersebut, dapat disimpulkan bahwa berdasarkan tuturan di atas, tidak ditemukan pemakaian kosakata bahasa Indonesia karena tuturan masih loyal atau setia menggunakan bahasa Sunda di dalam ranah pendidikan. Dalam percakapan tersebut terlihat bahwa anak PAUD tersebut masih bersikap positif terhadap bahasanya, yaitu bahasa Sunda. Sikap bahasa yang positif pada bahasa yang digunakan oleh anak-anak PAUD tersebut sudah menunjukkan kesetiaan bahasa (language loyalty) yang mendorong anak-anak untuk mempertahankan bahasa Sunda mereka sebagai bahasa pertama (bahasa ibu).

3.6Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut.

3.6.1 Observasi Partisipan

Observasi partisipan merupakan sarana untuk peneliti masuk ke dalam masyarakat yang diteliti dan peneliti cukup ada pada situasi yang diinginkan untuk dipahami (Sumarsono, 1993: 32; Kuswarno, 2008: 49). Artinya, seorang

peneliti masuk ke dalam bagian yang diteliti dan tidak selamanya peneliti berada dilapangan.

Peneliti melakukan kontak langsung dengan masyarakat di Desa Sarireja, Kecamatan Jalan Cagak, Kabupaten Subang dan berinteraksi langsung dengan siswa PAUD. Observasi partisipan bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai sikap masyarakat yang terjadi dalam kehidupan yang real. Observasi partisipan ini juga membantu dalam pengisian angket atau daftar tanyaan.

3.6.2 Teknik Simak Libat Cakap

Sudaryanto (1988: 3) mengemukakan bahwa kegiatan menyadap akan dilakukan dengan cara berpartisipasi dalam pembicaraan dan menyimak pembicaraan. Dalam penelitian ini peneliti menyimak pembicaraan yang dilakukan oleh anak-anak PAUD dan berpartisipasi dalam pembicaraan yang mereka lakukan. Peneliti berusaha untuk mengondisikan responden (anak-anak PAUD) agar tidak mengetahui bahwa sikap berbahasanya tengah diamati. Dengan menggunakan teknik ini peneliti bertujuan untuk memperoleh data secara alamiah (naturalistik), data penelitian yang dihasilkan adalah data yang sesuai dengan keadaan di lapangan tanpa ada kontrol dari peneliti.

Sesuai dengan instrumen yang sebelumnya dipaparkan, penelitian ini menggunakan angket yang disebarkan untuk anak-anak PAUD guna mengetahui sikap bahasa anak-anak PAUD dan frekuensi penggunaan bahasa Sunda pada anak-anak PAUD di Desa Sarireja, Kecamatan Jalan Cagak, Kabupaten Subang.

Kuswarno (2008: 54) mengemukakan bahwa tujuan wawancara bermaksud untuk mendorong subjek penelitian untuk menyelam ke dalam dunia psikologis dan sosial mereka guna mendefinisikan dirinya sendiri. Untuk mengumpulkan data penelitian ini digunakan wawancara tidak terstruktur. Wawancara tidak terstruktur dilakukan untuk mendapatkan data berupa tuturan dari responden, yaitu orang tua siswa dan pengajar PAUD yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor pendukung dan penghambat pemertahanan bahasa

45

Sunda di Desa Sarireja, Kecamatan Jalan Cagak, Kabupaten Subang. Pertanyaan dalam wawancara sudah ditetapkan sebelumnya, tetapi tidak menutup kemungkinan muncul ide di lokasi penelitian terkait dengan permasalahan penelitian. Jika hal ini terjadi, pertanyaan akan dikembangkan tetapi tidak terlalu keluar dari permasalahan yang sudah ditetapkan. Dalam wawancara mendalam tersebut tergali informasi tentang pemertahanan bahasa Sunda yang terdapat di Desa Sarireja, Kecamatan Jalan Cagak, Kabupaten Subang. Kedua hal tersebut dibantu dengan pencatatan, perekaman, dan kamera foto.

3.6.3 Teknik Rekam dan Pancingan

Sudaryanto (1988: 4) mengemukakan bahwa perekaman terhadap tuturan dapat dipandang sebagai teknik lanjutan yaitu disebut teknik rekam. Peneliti melakukan perekaman dalam penelitian ini bertujuan untuk mempermudah anak-anak PAUD yang masih belum bisa menulis untuk menyebutkan nama gambar-gambar yang tersedia pada angket dan untuk merekam wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan orang tua siswa dan para pengajar PAUD untuk mengetahui faktor-faktor pendukung dan penghambat pemertahanan bahasa Sunda di Desa Sarireja, Kecamatan Jalan Cagak, Kabupaten Subang. Perekaman dilakukan tanpa sepengetahuan responden, dalam proses perekaman ini dibantu menggunakan alat perekam.

Sudaryanto (1988: 7) mengemukakan bahwa percakapan atau metode cakap dapat diwujudkan dengan pancingan. Untuk mendapatkan data berupa tuturan, peneliti harus memancing responden agar berbicara. Perekaman ini juga didukung oleh pancingan yang dilakukan oleh peneliti agar anak-anak PAUD bisa merespon pembicaraan atau pertanyaan yang dilakukan peneliti berdasarkan angket yang tersedia.

3.7Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan proses pengaturan secara sistematis pada data-data yang telah terkumpul untuk memudahkan pemahaman dan penyusunan

laporan. Berdasarkan hal itu, teknik analisis data dalam penelitian ini melibatkan lima komponen, yaitu mentranskripsikan data hasil rekaman, mengidentifikasi data, mengklasifikasikan data, menganalisis data, dan menarik simpulan.

Pertama, mentransripsikan data hasil rekaman jawaban yang telah diperoleh peneliti dari responden melalui alat perekam, baik data tersebut berbentuk lisan ataupun tulis, lalu dikelompokkan menurut deretan pertanyaan. Kegiatan ini bermanfaat untuk mempermudah dalam analisis. Kedua, mengidentifikasi data adalah menentukan atau menetapkan ciri terhadap data yang terkumpul dari hasil proses perekaman data. Setelah ditranskrip, data tersebut diidentifikasi dengan cara memisahkan bentuk tuturan pada responden sesuai dengan situasi kebahasaan yang terjadi pada rekaman data tersebut.

Ketiga, mengklasifikasikan data. Setelah memperoleh hasil dari proses identifikasi data, langkah berikutnya adalah mengklasifikasikan data dan menggolongkan data menurut bahasa yang digunakan penutur. Data angket digunakan untuk menjawab frekuensi penggunaan bahasa Sunda pada anak-anak PAUD dan faktor pendukung dan penghambat pemertahanan bahasa Sunda di Desa Sarireja, Kecamatan Jalan Cagak, Kabupaten Subang. Data-data tersebut diharapkan dapat mendeskripsikan faktor pemertahanan bahasa Sunda dalam ranah PAUD.

Keempat, menganalisis data berdasarkan faktor situasional-kontekstual untuk menemukan relevansi antara sikap bahasa dengan alasan yang melatarbelakanginya.

Proses terakhir menarik simpulan. Setelah melalui proses penganalisisan data, maka diperoleh simpulan mengenai sikap bahasa Sunda pada anak-anak PAUD di Desa Sarireja, Kecamatan Jalan Cagak, Kabupaten Subang, frekuensi penggunaan bahasa Sunda pada anak-anak PAUD, dan faktor pendukung dan penghambat pemertahanan bahasa Sunda di Desa Sarireja, Kecamatan Jalan Cagak, Kabupaten Subang.

BAB 5

Dokumen terkait