• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

4. Pengajaran Remedial

d) Alat-alat belajar mengajar yang diperlukan. e) Waktu (kapan kegiatan itu dilaksanakan).

6) Treatmeant / perlakuan

Pemberian bantuan sesuai dengan program yang telah disusun pada tahap prognosa.

7) Evaluasi

Evaluasi dimaksudkan untuk mengetahui, apakah treatment yang telah diberikan berhasil dengan baik atau gagal.

4. Pengajaran Remedial

a. Pengertian Pengajaran Remedial

Pengajaran remedial adalah suatu bentuk pengajaran yang bersifat menyembuhkan atau membetulkan membuat menjadi baik. Jadi pengajaran remedial ini merupakan bentuk khusus pengajaran yang bermaksud untuk menyembuhkan gangguan atau hambatan yang terjadi dalam proses belajar-mengajar.

Mulyono Abdurrahman (2003:20) Pengajaran remedial pada hakekatnya merupakan kewajiban bagi semua guru setelah melakukan evaluasi formatif dan menemukan adanya anak yang belum mampu meraih tujuan belajar yang telah ditetapkan sebelumnya.

Suharsimi Arikunto (1988:35) menyatakan bahwa ”Kegiatan perbaikan adalah kegiatan yang diberikan kepada siswa-siswa yang belum menguasai bahan pelajaran yang diberikan oleh guru, dengan maksud mempertinggi tingkat penguasaan terhadap mata pelajaran tersebut”.

commit to user

15  

 

Pendapat yang disampaikan oleh Sardiman A.M. (2001: 165) yaitu ”program remedial; yaitu kegiatan perbaikan bagi siswa yang belum berhasil dalam belajarnya (belum mastery)”. Sedangkan Munawir Yusuf dkk (2003: 94) berpendapat bahwa ”pengajaran remedial direncanakan bagi anak-anak yang mengalami kesulitan belajar”.

Sasaran akhir pengajaran remedial identik dengan pengajaran biasa (pada umumnya), yaitu membantu setiap siswa dalam batas-batas normalitas tertentu agar dapat mengembangkan diri seoptimal mungkin sehingga dapat mencapai tingkat penguasaan atau ketuntasan (level of mastery) tertentu, sekurang-kurangnya sesuai dengan batas-batas kriteria keberhasilan yang dapat diterima

(minimum acceptable perfomance). (Abin Syamsyudin Makmun, 2004: 357)

Berdasarkan penjelasan tentang remedial, maka dapat disimpulkan bahwa pengajaran remedial pada penelitian ini adalah pengajaran yang diberikan pada siswa yang mempunyai masalah dalam belajar dengan perencanaan yang baik untuk membantu siswa mencapai tingkat penguasaan atau ketuntasan sesuai tujuan yang telah ditetapkan.

b. Fungsi Pengajaran Remedial

Fungsi pengajaran remedial yang dirangkum dari Suharsimi (1988: 136-138) sebagai berikut:

1) Fungsi Korektif

Maksud dari fungsi ini adalah pengajaran dengan remedial dapat memperbaiki hal-hal yang menghambat tercapainya tujuan belajar berupa : perumusan tujuan, metode mengajar, cara belajar, materi pelajaran, alat pengajaran, evaluasi dan sifat atau kebiasaan siswa.

commit to user

16  

2) Fungsi Pemahaman

Bagi guru : lebih memahami kondisi, prestasi siswa dan kemampua guru sendiri.

Bagi siswa : lebih memahami dirinya sendiri sehingga dimungkinkan adanya upaya perbaikan.

3) Fungsi Penyesuaian

Maksud dari fungsi ini adalah adanya penyesuaian siswa dengan tuntutan dalam belajarnya di mana siswa belajar sesuai dengan kemampuannya, sehingga mempunyai peluang untuk memperoleh prestasi yang maksimal. 4) Fungsi Pengayaan

Fungsi pengajaran remedial ini dapat dipergunakan untuk pengayaan materi, khususnya untuk memberi materi yang tidak disampaikan dalam pengajaran reguler. Pengayaan ditujukan kepada siswa yang memiliki kecepatan belajar lebih bila dibandingkan dengan teman-temannya.

5) Fungsi Akselerasi

Maksud dari fungsi ini adalah pengajaran remedial yang dapat mempercepat proses belajar-mengajar baik dilihat dari segi waktu maupun materi.

6) Fungsi Terapeutik

Pengajaran remedial ini dimaksudkan untuk menyembuhkan atau memperbaiki kondisi-kondisi kepribadian siswa yang diperkirakan mengalami gangguan atau penyimpangan.

c. Prosedur Pelaksanaan Pengajaran Remedial

Dalam proses belajar mengajar akan terlihat perbedaan individu dalam pengusaan materi yang diberikan oleh guru. Mengacu dari hasil belajar siswa

commit to user

17  

 

maka idealnya ada dua kegiatan yang dilakukan guru setelah mengadakan tes formatif yaitu pengayaan bagi siswa yang sudah mencapai penguasaan tuntas dan pengajaran bagi anak yang belum mencapai penguasaan tuntas. Seperti yang diungkapkan oleh Mulyono Abdurrahman (2003:20) bahwa ”Pengajaran remedial pada hakekatnya merupakan kewajiban bagi semua guru setelah melakukan evaluasi formatif dan menemukan adanya anak yang belum mampu meraih tujuan belajar yang telah ditetapkan sebelumnya”.

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam kegiatan perbaikan ialah : 1) Sifat kegiatan perbaikan.

2) Jumlah siswa yang memerlukan. 3) Tempat untuk memberikan. 4) Waktu umtuk diselenggarakan. 5) Orang yang harus memberikan. 6) Metode yang harus digunakan. 7) Sarana atau alat yang dipergunakan.

8) Tingkat kesulitan belajar siswa. ( Sardiman, A.M, 2001 : 166) Muhibbin Syah (2006:179) menyatakan bahwa ”Dalam menyusun program pengajaran perbaikan diperlukan adanya ketetapan sebagai berikut: tujuan pengajaran remedial, materi pengajaran remedial, metode pengajaran remedial, alokasi waktu, dan teknik evaluasi pengajaran remedial”.

Pengajaran remedial dapat dilakukan dengan jalan sebagai berikut: 1) Mengganti metode mengajar dengan metode mengajar lain.

2) Menyuruh siswa membaca buku-buku sumber yang mengandung konsep yang sama.

commit to user

18  

3) Tutor sebaya. (Suharsimi Arikunto 1988 : 63) Sejalan dengan pendapat tersebut diungkapkan oleh Oemar Hamalik (1989: 113), bahwa kegiatan perbaikan dapat dilakukan di dalam atau di luar kelas dengan tiga teknik yaitu:

1) Bantuan tutor teman sekelas.

2) Guru mengajarkan kembali bahan yang berhubungan dengan pokok uji.

3) Siswa yang belajarnya belum memuaskan memilih sendiri daftar perbaikan yang telah disediakan.

Pengajaran remedial Strategi Bloom cenderung menggunakan pengajaran korektif dan cenderung menggunakan bermacam-macam korektif instruksional pengajaran remedial, yang dipilih secara ekpilisit karena menyajikan materi unit, melibatkan siswa. Pemikiran pokok yang mendasari strategi Bloom adalah tidak ada gunanya meminta siswa mengulangi materi aslinya bila hendak membantu siswa tersebut mengatasi kesulitan belajarnya. (Siswojo 1981: 25)

Abin Syamsudin (2004: 356) mengatakan bahwa ”Pengembangan prosedur sistem pengajaran remedial didasari oleh pokok-pokok pikiran yang berlaku untuk prinsip belajar tuntas (mastery learning)”.

Pokok tersebut dirangkum dari Abin Syamsyudin, yaitu:

1) Terdapat keseragaman individu di dalam kemampuan (kecepatan belajar). 2) Sampai batas normalitas tertentu, setiap individu mungkin dapat mencapai

penguasaan (level of mastery) prestasi belajar tertentu seperti yang dicapai oleh temannya, asalkan:

commit to user

19  

 

b) Kualitas pengajaran (the quality instruction) yang sesuai kondisi objektif siswa yang bersangkutan.

c) Kematangan dan kesiapan (maturation and readiness) belajar siswa yang bersangkutan.

Dokumen terkait