• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGAKUAN KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN 33

Dalam dokumen Lampiran II SAP Berbasis Kas Menuju Akrual (Halaman 148-152)

9. Kontrak konstruksi dapat meliputi: 1

(a) kontrak untuk perolehan jasa yang berhubungan langsung dengan 2

perencanaan konstruksi aset, seperti jasa arsitektur; 3

(b) kontrak untuk perolehan atau konstruksi aset; 4

(c) kontrak untuk perolehan jasa yang berhubungan langsung pengawasan 5

konstruksi aset yang meliputi manajemen konstruksi dan value engineering; 6

(d) kontrak untuk membongkar atau merestorasi aset dan restorasi lingkungan. 7

PENYATUAN DAN SEGMENTASI KONTRAK KONSTRUKSI

8

10. Ketentuan-ketentuan dalam standar ini diterapkan secara terpisah 9

untuk setiap kontrak konstruksi. Namun, dalam keadaan tertentu, adalah perlu 10

untuk menerapkan pernyataan ini pada suatu komponen kontrak konstruksi 11

tunggal yang dapat diidentifikasi secara terpisah atau suatu kelompok kontrak 12

konstruksi secara bersama agar mencerminkan hakikat suatu kontrak konstruksi 13

atau kelompok kontrak konstruksi. 14

11. Jika suatu kontrak konstruksi mencakup sejumlah aset,

15

konstruksi dari setiap aset diperlakukan sebagai suatu kontrak konstruksi

16

yang terpisah apabila semua syarat di bawah ini terpenuhi:

17

(a) Proposal terpisah telah diajukan untuk setiap aset;

18

(b) Setiap aset telah dinegosiasikan secara terpisah dan kontraktor serta

19

pemberi kerja dapat menerima atau menolak bagian kontrak yang

20

berhubungan dengan masing-masing aset tersebut;

21

(c) Biaya masing-masing aset dapat diidentifikasikan.

22

12. Suatu kontrak dapat berisi klausul yang memungkinkan

23

konstruksi aset tambahan atas permintaan pemberi kerja atau dapat diubah

24

sehingga konstruksi aset tambahan dapat dimasukkan ke dalam kontrak

25

tersebut. Konstruksi tambahan diperlakukan sebagai suatu kontrak

26

konstruksi terpisah jika:

27

(a) aset tambahan tersebut berbeda secara signifikan dalam rancangan,

28

teknologi, atau fungsi dengan aset yang tercakup dalam kontrak

29

semula; atau

30

(b) harga aset tambahan tersebut ditetapkan tanpa memperhatikan harga

31

kontrak semula.

32

PENGAKUAN KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN

33

13. Suatu benda berwujud harus diakui sebagai Konstruksi

34

Dalam Pengerjaan jika:

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

(a) besar kemungkinan bahwa manfaat ekonomi masa yang akan datang

1

berkaitan dengan aset tersebut akan diperoleh;

2

(b) biaya perolehan tersebut dapat diukur secara andal; dan

3

(c) aset tersebut masih dalam proses pengerjaan.

4

14. Konstruksi Dalam Pengerjaan biasanya merupakan aset yang

5

dimaksudkan digunakan untuk operasional pemerintah atau dimanfaatkan

6

oleh masyarakat dalam jangka panjang dan oleh karenanya diklasifikasikan

7

dalam aset tetap.

8

15. Konstruksi Dalam Pengerjaan dipindahkan ke pos aset tetap

9

yang bersangkutan jika kriteria berikut ini terpenuhi:

10

(a) Konstruksi secara substansi telah selesai dikerjakan; dan

11

(b) Dapat memberikan manfaat/jasa sesuai dengan tujuan perolehan;

12

16. Suatu Konstruksi Dalam Pengerjaan dipindahkan ke aset tetap 13

yang bersangkutan setelah pekerjaan konstruksi tersebut dinyatakan selesai dan 14

siap digunakan sesuai dengan tujuan perolehannya. 15

PENGUKURAN

16

17. Konstruksi Dalam Pengerjaan dicatat dengan biaya

17 perolehan. 18 19 Biaya Konstruksi 20

18. Nilai konstruksi yang dikerjakan secara swakelola antara lain:

21

(a) biaya yang berhubungan langsung dengan kegiatan konstruksi;

22

(b) biaya yang dapat diatribusikan pada kegiatan pada umumnya dan

23

dapat dialokasikan ke konstruksi tersebut; dan

24

(c) biaya lain yang secara khusus dibayarkan sehubungan konstruksi

25

yang bersangkutan.

26

19. Biaya-biaya yang berhubungan langsung dengan suatu kegiatan 27

konstruksi antara lain meliputi: 28

(a) Biaya pekerja lapangan termasuk penyelia; 29

(b) Biaya bahan yang digunakan dalam konstruksi; 30

(c) Biaya pemindahan sarana, peralatan, dan bahan-bahan dari dan ke lokasi 31

pelaksanaan konstruksi; 32

(d) Biaya penyewaan sarana dan peralatan; 33

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

(e) Biaya rancangan dan bantuan teknis yang secara langsung berhubungan 1

dengan konstruksi. 2

20. Biaya-biaya yang dapat diatribusikan ke kegiatan konstruksi pada 3

umumnya dan dapat dialokasikan ke konstruksi tertentu meliputi: 4

(a) Asuransi; 5

(b) Biaya rancangan dan bantuan teknis yang tidak secara langsung 6

berhubungan dengan konstruksi tertentu; 7

(c) Biaya-biaya lain yang dapat diidentifikasikan untuk kegiatan konstruksi 8

yang bersangkutan seperti biaya inspeksi. 9

Biaya semacam itu dialokasikan dengan menggunakan metode yang sistematis 10

dan rasional dan diterapkan secara konsisten pada semua biaya yang 11

mempunyai karakteristik yang sama. Metode alokasi biaya yang dianjurkan 12

adalah metode rata-rata tertimbang atas dasar proporsi biaya langsung. 13

21. Nilai konstruksi yang dikerjakan oleh kontraktor melalui

14

kontrak konstruksi meliputi:

15

(a) Termin yang telah dibayarkan kepada kontraktor sehubungan dengan

16

tingkat penyelesaian pekerjaan;

17

(b) Kewajiban yang masih harus dibayar kepada kontraktor berhubung

18

dengan pekerjaan yang telah diterima tetapi belum dibayar pada

19

tanggal pelaporan;

20

(c) Pembayaran klaim kepada kontraktor atau pihak ketiga sehubungan

21

dengan pelaksanaan kontrak konstruksi.

22

22. Kontraktor meliputi kontraktor utama dan subkontraktor. 23

23. Pembayaran atas kontrak konstruksi pada umumnya dilakukan 24

secara bertahap (termin) berdasarkan tingkat penyelesaian yang ditetapkan 25

dalam kontrak konstruksi. Setiap pembayaran yang dilakukan dicatat sebagai 26

penambah nilai Konstruksi Dalam Pengerjaan. 27

24. Klaim dapat timbul, umpamanya, dari keterlambatan yang 28

disebabkan oleh pemberi kerja, kesalahan dalam spesifikasi atau rancangan dan 29

perselisihan penyimpangan dalam pengerjaan kontrak. 30

25. Jika konstruksi dibiayai dari pinjaman maka biaya pinjaman

31

yang timbul selama masa konstruksi dikapitalisasi dan menambah biaya

32

konstruksi, sepanjang biaya tersebut dapat diidentifikasikan dan ditetapkan

33

secara andal.

34

26. Biaya pinjaman mencakup biaya bunga dan biaya lainnya yang 35

timbul sehubungan dengan pinjaman yang digunakan untuk membiayai 36

konstruksi. 37

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

27. Jumlah biaya pinjaman yang dikapitalisasi tidak boleh

1

melebihi jumlah biaya bunga yang dibayarkan pada periode yang

2

bersangkutan.

3

28. Apabila pinjaman digunakan untuk membiayai beberapa jenis

4

aset yang diperoleh dalam suatu periode tertentu, biaya pinjaman periode

5

yang bersangkutan dialokasikan ke masing-masing konstruksi dengan

6

metode rata-rata tertimbang atas total pengeluaran biaya konstruksi.

7

29. Apabila kegiatan pembangunan konstruksi dihentikan

8

sementara tidak disebabkan oleh hal-hal yang bersifat force majeur maka

9

biaya pinjaman yang dibayarkan selama masa pemberhentian sementara

10

pembangunan konstruksi dikapitalisasi.

11

30. Pemberhentian sementara`pekerjaan kontrak konstruksi dapat 12

terjadi karena beberapa hal seperti kondisi force majeur atau adanya campur 13

tangan dari pemberi kerja atau pihak yang berwenang karena berbagai hal. Jika 14

pemberhentian tersebut dikarenakan adanya campur tangan dari pemberi kerja 15

atau pihak yang berwenang, biaya pinjaman selama pemberhentian sementara 16

dikapitalisasi. Sebaliknya jika pemberhentian sementara karena kondisi force 17

majeur, biaya pinjaman tidak dikapitalisasi tetapi dicatat sebagai biaya bunga 18

pada periode yang bersangkutan. 19

31. Kontrak konstruksi yang mencakup beberapa jenis pekerjaan

20

yang penyelesaiannya jatuh pada waktu yang berbeda-beda, maka jenis

21

pekerjaan yang sudah selesai tidak diperhitungkan biaya pinjaman. Biaya

22

pinjaman hanya dikapitalisasi untuk jenis pekerjaan yang masih dalam

23

proses pengerjaan.

24

32. Suatu kontrak konstruksi dapat mencakup beberapa jenis aset 25

yang masing-masing dapat diidentifikasi sebagaimana dimaksud dalam paragraf 26

12. Jika jenis-jenis pekerjaan tersebut diselesaikan pada titik waktu yang 27

berlainan maka biaya pinjaman yang dikapitalisasi hanya biaya pinjaman untuk 28

bagian kontrak konstruksi atau jenis pekerjaan yang belum selesai. Bagian 29

pekerjaan yang telah diselesaikan tidak diperhitungkan lagi biaya pinjaman. 30

PENGUNGKAPAN

31

33. Suatu entitas harus mengungkapkan informasi mengenai

32

Konstruksi Dalam Pengerjaan pada akhir periode akuntansi:

33

(a) Rincian kontrak konstruksi dalam pengerjaan berikut tingkat

34

penyelesaian dan jangka waktu penyelesaiannya;

35

(b) Nilai kontrak konstruksi dan sumber pembiayaanya;

36

(c) Jumlah biaya yang telah dikeluarkan;

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

(d) Uang muka kerja yang diberikan;

Dalam dokumen Lampiran II SAP Berbasis Kas Menuju Akrual (Halaman 148-152)