9. Kontrak konstruksi dapat meliputi: 1
(a) kontrak untuk perolehan jasa yang berhubungan langsung dengan 2
perencanaan konstruksi aset, seperti jasa arsitektur; 3
(b) kontrak untuk perolehan atau konstruksi aset; 4
(c) kontrak untuk perolehan jasa yang berhubungan langsung pengawasan 5
konstruksi aset yang meliputi manajemen konstruksi dan value engineering; 6
(d) kontrak untuk membongkar atau merestorasi aset dan restorasi lingkungan. 7
PENYATUAN DAN SEGMENTASI KONTRAK KONSTRUKSI
810. Ketentuan-ketentuan dalam standar ini diterapkan secara terpisah 9
untuk setiap kontrak konstruksi. Namun, dalam keadaan tertentu, adalah perlu 10
untuk menerapkan pernyataan ini pada suatu komponen kontrak konstruksi 11
tunggal yang dapat diidentifikasi secara terpisah atau suatu kelompok kontrak 12
konstruksi secara bersama agar mencerminkan hakikat suatu kontrak konstruksi 13
atau kelompok kontrak konstruksi. 14
11. Jika suatu kontrak konstruksi mencakup sejumlah aset,
15
konstruksi dari setiap aset diperlakukan sebagai suatu kontrak konstruksi
16
yang terpisah apabila semua syarat di bawah ini terpenuhi:
17
(a) Proposal terpisah telah diajukan untuk setiap aset;
18
(b) Setiap aset telah dinegosiasikan secara terpisah dan kontraktor serta
19
pemberi kerja dapat menerima atau menolak bagian kontrak yang
20
berhubungan dengan masing-masing aset tersebut;
21
(c) Biaya masing-masing aset dapat diidentifikasikan.
22
12. Suatu kontrak dapat berisi klausul yang memungkinkan
23
konstruksi aset tambahan atas permintaan pemberi kerja atau dapat diubah
24
sehingga konstruksi aset tambahan dapat dimasukkan ke dalam kontrak
25
tersebut. Konstruksi tambahan diperlakukan sebagai suatu kontrak
26
konstruksi terpisah jika:
27
(a) aset tambahan tersebut berbeda secara signifikan dalam rancangan,
28
teknologi, atau fungsi dengan aset yang tercakup dalam kontrak
29
semula; atau
30
(b) harga aset tambahan tersebut ditetapkan tanpa memperhatikan harga
31
kontrak semula.
32
PENGAKUAN KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN
3313. Suatu benda berwujud harus diakui sebagai Konstruksi
34
Dalam Pengerjaan jika:
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
(a) besar kemungkinan bahwa manfaat ekonomi masa yang akan datang
1
berkaitan dengan aset tersebut akan diperoleh;
2
(b) biaya perolehan tersebut dapat diukur secara andal; dan
3
(c) aset tersebut masih dalam proses pengerjaan.
4
14. Konstruksi Dalam Pengerjaan biasanya merupakan aset yang
5
dimaksudkan digunakan untuk operasional pemerintah atau dimanfaatkan
6
oleh masyarakat dalam jangka panjang dan oleh karenanya diklasifikasikan
7
dalam aset tetap.
8
15. Konstruksi Dalam Pengerjaan dipindahkan ke pos aset tetap
9
yang bersangkutan jika kriteria berikut ini terpenuhi:
10
(a) Konstruksi secara substansi telah selesai dikerjakan; dan
11
(b) Dapat memberikan manfaat/jasa sesuai dengan tujuan perolehan;
12
16. Suatu Konstruksi Dalam Pengerjaan dipindahkan ke aset tetap 13
yang bersangkutan setelah pekerjaan konstruksi tersebut dinyatakan selesai dan 14
siap digunakan sesuai dengan tujuan perolehannya. 15
PENGUKURAN
1617. Konstruksi Dalam Pengerjaan dicatat dengan biaya
17 perolehan. 18 19 Biaya Konstruksi 20
18. Nilai konstruksi yang dikerjakan secara swakelola antara lain:
21
(a) biaya yang berhubungan langsung dengan kegiatan konstruksi;
22
(b) biaya yang dapat diatribusikan pada kegiatan pada umumnya dan
23
dapat dialokasikan ke konstruksi tersebut; dan
24
(c) biaya lain yang secara khusus dibayarkan sehubungan konstruksi
25
yang bersangkutan.
26
19. Biaya-biaya yang berhubungan langsung dengan suatu kegiatan 27
konstruksi antara lain meliputi: 28
(a) Biaya pekerja lapangan termasuk penyelia; 29
(b) Biaya bahan yang digunakan dalam konstruksi; 30
(c) Biaya pemindahan sarana, peralatan, dan bahan-bahan dari dan ke lokasi 31
pelaksanaan konstruksi; 32
(d) Biaya penyewaan sarana dan peralatan; 33
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
(e) Biaya rancangan dan bantuan teknis yang secara langsung berhubungan 1
dengan konstruksi. 2
20. Biaya-biaya yang dapat diatribusikan ke kegiatan konstruksi pada 3
umumnya dan dapat dialokasikan ke konstruksi tertentu meliputi: 4
(a) Asuransi; 5
(b) Biaya rancangan dan bantuan teknis yang tidak secara langsung 6
berhubungan dengan konstruksi tertentu; 7
(c) Biaya-biaya lain yang dapat diidentifikasikan untuk kegiatan konstruksi 8
yang bersangkutan seperti biaya inspeksi. 9
Biaya semacam itu dialokasikan dengan menggunakan metode yang sistematis 10
dan rasional dan diterapkan secara konsisten pada semua biaya yang 11
mempunyai karakteristik yang sama. Metode alokasi biaya yang dianjurkan 12
adalah metode rata-rata tertimbang atas dasar proporsi biaya langsung. 13
21. Nilai konstruksi yang dikerjakan oleh kontraktor melalui
14
kontrak konstruksi meliputi:
15
(a) Termin yang telah dibayarkan kepada kontraktor sehubungan dengan
16
tingkat penyelesaian pekerjaan;
17
(b) Kewajiban yang masih harus dibayar kepada kontraktor berhubung
18
dengan pekerjaan yang telah diterima tetapi belum dibayar pada
19
tanggal pelaporan;
20
(c) Pembayaran klaim kepada kontraktor atau pihak ketiga sehubungan
21
dengan pelaksanaan kontrak konstruksi.
22
22. Kontraktor meliputi kontraktor utama dan subkontraktor. 23
23. Pembayaran atas kontrak konstruksi pada umumnya dilakukan 24
secara bertahap (termin) berdasarkan tingkat penyelesaian yang ditetapkan 25
dalam kontrak konstruksi. Setiap pembayaran yang dilakukan dicatat sebagai 26
penambah nilai Konstruksi Dalam Pengerjaan. 27
24. Klaim dapat timbul, umpamanya, dari keterlambatan yang 28
disebabkan oleh pemberi kerja, kesalahan dalam spesifikasi atau rancangan dan 29
perselisihan penyimpangan dalam pengerjaan kontrak. 30
25. Jika konstruksi dibiayai dari pinjaman maka biaya pinjaman
31
yang timbul selama masa konstruksi dikapitalisasi dan menambah biaya
32
konstruksi, sepanjang biaya tersebut dapat diidentifikasikan dan ditetapkan
33
secara andal.
34
26. Biaya pinjaman mencakup biaya bunga dan biaya lainnya yang 35
timbul sehubungan dengan pinjaman yang digunakan untuk membiayai 36
konstruksi. 37
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
27. Jumlah biaya pinjaman yang dikapitalisasi tidak boleh
1
melebihi jumlah biaya bunga yang dibayarkan pada periode yang
2
bersangkutan.
3
28. Apabila pinjaman digunakan untuk membiayai beberapa jenis
4
aset yang diperoleh dalam suatu periode tertentu, biaya pinjaman periode
5
yang bersangkutan dialokasikan ke masing-masing konstruksi dengan
6
metode rata-rata tertimbang atas total pengeluaran biaya konstruksi.
7
29. Apabila kegiatan pembangunan konstruksi dihentikan
8
sementara tidak disebabkan oleh hal-hal yang bersifat force majeur maka
9
biaya pinjaman yang dibayarkan selama masa pemberhentian sementara
10
pembangunan konstruksi dikapitalisasi.
11
30. Pemberhentian sementara`pekerjaan kontrak konstruksi dapat 12
terjadi karena beberapa hal seperti kondisi force majeur atau adanya campur 13
tangan dari pemberi kerja atau pihak yang berwenang karena berbagai hal. Jika 14
pemberhentian tersebut dikarenakan adanya campur tangan dari pemberi kerja 15
atau pihak yang berwenang, biaya pinjaman selama pemberhentian sementara 16
dikapitalisasi. Sebaliknya jika pemberhentian sementara karena kondisi force 17
majeur, biaya pinjaman tidak dikapitalisasi tetapi dicatat sebagai biaya bunga 18
pada periode yang bersangkutan. 19
31. Kontrak konstruksi yang mencakup beberapa jenis pekerjaan
20
yang penyelesaiannya jatuh pada waktu yang berbeda-beda, maka jenis
21
pekerjaan yang sudah selesai tidak diperhitungkan biaya pinjaman. Biaya
22
pinjaman hanya dikapitalisasi untuk jenis pekerjaan yang masih dalam
23
proses pengerjaan.
24
32. Suatu kontrak konstruksi dapat mencakup beberapa jenis aset 25
yang masing-masing dapat diidentifikasi sebagaimana dimaksud dalam paragraf 26
12. Jika jenis-jenis pekerjaan tersebut diselesaikan pada titik waktu yang 27
berlainan maka biaya pinjaman yang dikapitalisasi hanya biaya pinjaman untuk 28
bagian kontrak konstruksi atau jenis pekerjaan yang belum selesai. Bagian 29
pekerjaan yang telah diselesaikan tidak diperhitungkan lagi biaya pinjaman. 30
PENGUNGKAPAN
3133. Suatu entitas harus mengungkapkan informasi mengenai
32
Konstruksi Dalam Pengerjaan pada akhir periode akuntansi:
33
(a) Rincian kontrak konstruksi dalam pengerjaan berikut tingkat
34
penyelesaian dan jangka waktu penyelesaiannya;
35
(b) Nilai kontrak konstruksi dan sumber pembiayaanya;
36
(c) Jumlah biaya yang telah dikeluarkan;
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
(d) Uang muka kerja yang diberikan;