• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

F. Pengakuan Pendapatan dan Biaya

Kriteria pengakuan pendapatan akan membantu dalam mengevalusi informasi pendapatan apakah memiliki nilai perkiraan dan umpan balik pada saat yang sama dan disampaikan pada waktu yang tepat. Informasi tersebut membantu pemakai menilai kebenaran proses informasi akuntansinya.

Menurut Dyckman, empat kriteria dasar yang harus dipenuhi sebelum suatu item dapat diakui :

1. Definisi

Item atau kejadian dalam pernyataan harus memenuhi definisi salah satu dari tujuh unsur laporan keuangan (aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan, beban-beban, keuntungan atau kerugian).

Item atau kejadian tersebut harus memiliki atribut relevan yang dapat diukur secara andal, yaitu : karakteristik, sifat, atau aspek yang dapat diukur. Contohnya adalah biaya historis, biaya sekarang, nilai pasar, nilai bersih yang dapat direalisasi dari nilai bersih sekarang.

3. Relevansi.

Informasi mengenai item atau kejadian tersebut mampu membuat suatu perbedaan dalam keputusan pemakai.

4. Reliabilitas.

Informasi mengenai item tersebut dapat digambarkan secara wajar, dapat diuji, dan netral.

Pendapatan diakui pada saat proses merealisasikan pendapatan sudah diselesaikan dan transaksi pertukaran yang menyangkut pertukaran barang atau jasa telah terjadi (pengakuan pendapatan saat penjualan). Biasanya tanggal penjualan merupakan ukuran objektif dan dapat diverifikasi untuk mengakui pendapatan selama produksi, pengakuan pendapatan setelah proses produksi selesai dan pengakuan pendapatan pada saat penerimaan kas.

Permasalahan utama dalam akuntansi untuk pendapatan adalah menentukan saat pengakuan pendapatan. Pendapatan diakui bila besar kemungkinan manfaat ekonomi masa depan akan mengalir ke perusahaan dan manfaat ini dapat diukur dengan andal. Pendapatan untuk suatu periode umumnya ditentukan tersendiri terlepas dari beban dengan menerapkan prinsip pengakuan pendapatan.

Menurut Donald E. Kieso dan Jerry J. Weygandt (1995 : 61) Pengakuan pendapatan dan keuntungan selama periode, secara konseptual dapat diakui pada saat :

1. Direalisasi atau dapat direalisasi.

Pendapatan dapat direalisasi bila barang-barang dan jasa-jasa dipertukarkan untuk kas atau klaim atas kas (piutang). Pendapatan dapat direalisasi bila aktiva yang diterima segera dapat dikonversikan pada jumlah kas atau klaim atas kas yang diketahui.

2. Dihasilkan.

Pendapatan dihasilkan bila kesatuan itu sebagian besar telah menyelesaikan apa yang seharusnya dilakukan agar berhak atas manfaat yang diberikan dari pendapatan, yakni bila proses mencari laba telah selesai atau sebenarnya telah selesai.

Didalam akuntansi, istilah pendapatan berkaitan erat dengan konsep

return on investment, yang berarti perusahaan melakukan investasi berupa sumber-sumber dalam suatu usaha atau kegiatan dengan harapan untuk memperoleh return dari usaha atau kegiatan tersebut.

Secara konseptual, pendapatan didefinisikan sebagai aliran masuk sumber-sumber atau kenaikan aktiva atau penurunan kewajiban dari suatu entitas (atau kombinasi dari keduanya) dari penyerahan barang, penyerahan jasa, atau aktivitas lain yang merupakan operasi yang berkelanjutan atau usaha pokok dari entitas terkait. Analisa secara cermat terhadap definisi pendapatan tersebut akan diperoleh beberapa karakteristik penting yang harus dimiliki atau terdapat dalam suatu peristiwa atau transaksi untuk dapat diakui sebagai suatu elemen pendapatan.

Menurut Harnanto (2003 : 389) berpendapat :

“ Terdapat tiga kriteria yang harus dipenuhi atau dimiliki oleh sesuatu untuk dapat diakui sebagai pendapatan, yaitu : (1) harus sudah diperoleh; (2) dapat diukur; (3) kolektibel. Pendapatan harus diakui pada saat yang paling awal dari ketiga kriteria pengakuannya tersebut. Untuk pendapatan yang berasal dari aktivitas pengadaan barang, saat yang paling awal tersebut seringkali adalah pada saat terjadinya penjualan atau penyerahan barang.

Prinsip pengakuan pendapatan menetapkan bahwa pendapatan diakui pada saat direalisasi dan dihasilkan. Pendapatan direalisasi pada saat barang dan jasa, barang dagangan, atau harta lain ditukar dengan kas atau klaim atas kas (piutang). Pendapatan yang dihasilkan diakui jika kesatuan kewajiban telah

dilakukan agar berhak atas manfaat yang diberikan dari pendapatan, yakni bila proses mencari laba telah selesai. Untuk memberikan keseragaman akuntansi, antar pengakuan pendapatan yang sebanding dengan aturan harga perolehan untuk penilaian harta sangat dibutuhkan. Pengakuan pada saat penjualan memberikan suatu pengujian yang seragam dan layak.

Sesuai dengan prinsip pengakuan pendapatan, maka saat diakuinya pendapatan diperjelas dengan perincian sebagai berikut :

a. Pendapatan dari transaksi penjualan produk diakui pada tanggal penjualan, umumnya merupakan tanggal penyerahan produk kepada langganannya.

b. Pendapatan atau jasa yang diberikan oleh perusahaan jasa diakui pada saat jasa tersebut telah dilakukan dan dibuat fakturnya.

c. Imbalan yang diperoleh atas penggunaan aktiva/sumber-sumber ekonomis perusahaan oleh pihak lain, seperti : pendapatan bunga, sewa, dan royalty diakui sejalan dengan berlalunya waktu pada saat digunakannya aktiva yang bersangkutan.

d. Pendapatan dari penjualan aktiva diluar barang dagangan, seperti : penjualan aktiva tetap atau surat berharga diakui pada tanggal penjualan.

Sebagai tambahan untuk kriteria pengakuan pendapatan diatas, prinsip pendapatan menyatakan bahwa pendapatan harus diakui dalam laporan keuangan ketika :

Pendapatan dihasilkan ketika perusahaan secara mendasar menyelesaikan semua yang harus dilakukannya agar dikatakan menerima manfaat dari pendapatan yang terkait.

2. Pendapatan direalisasi atau dapat direalisasi.

Pendapatan direalisasi ketika kas diterima untuk barang atau jasa yang dijual. Pendapatan dapat direalisasi ketika klaim atas kas (misalnya piutang usaha) diterima yang ditentukan dapat segera dikonversikan kedalam jumlah kas tertentu.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2007 : 23.13) Pendapatan dari penjualan barang harus diakui bila seluruh kondisi berikut ini dipenuhi :

a. Perusahaan telah memindahkan resiko secara signifikan dan telah memindahkan manfaat kepemilikan barang kepada pembeli.

b. Perusahaan tidak lagi mengelola atau melakukan pengendalian efektif atas barang yang dijual.

c. Jumlah pendapatan tersebut dapat diukur dengan andal.

d. Besar kemungkinan manfaat ekonomi yang dihubungkan dengan transaksi akan mengalir kepada perusahaan tersebut ; dan

e. Biaya yang terjadi atau yang akan terjadi sehubungan dengan transaksi penjualan dapat diukur dengan andal.

Pendapatan yang timbul dari kegiatan normal perusahaan akan memiliki identifikasi tertentu. Kriteria pengakuan ditetapkan secara terpisah kepada setiap transaksi. Kegiatan normal perusahaan bisa berupa penjualan barang, penjualan jasa, dan penggunaan aktiva perusahaan oleh perusahaan/pihak lain yang menimbulkan pendapatan dalam bentuk bunga, royalty, dan dividen.

Barang yang dijual atau jasa yang diberikan untuk dipertukarkan dengan barang atau jasa yang tidak sama maka pertukaran dianggap sebagai transaksi yang mengakibatkan pendapatan. Tetapi bila barang atau jasa yang dipertukarkan

tersebut sama, maka pertukaran itu tidak dianggap sebagai transaksi yang mengakibatkan pendapatan.

Menurut Sofyan Syafri Harahap (1994 : 81) umumnya pendapatan akan diakui secara :

1. Accrual Basis

Pengakuan pendapatan secara accrual basis berarti bahwa revenue harus dilaporkan selama kegiatan produksi (dimana laba dapat dihitung secara proporsional dengan penyelesaian pekerjaan) pada akhir produksi, pada saat penjualan barang atau pada saat penagihan piutang.

a. Pendapatan umumnya diakui selama kegiatan produksi dalam hal :

1. Sewa, bunga, komisi dianggap diakui sebagai pendapatan berdasarkan perjanjian yang dibuat sebelumnya yang menjelaskan tentang kenaikan bertahap dari klaim kepada langganan.

2. Perusahaan/lembaga profesional seperti konsultan, akuntan, dokter, notaris, pengacara, dan lain-lain.

b. Pendapatan atas kontrak jangka panjang diakui berdasarkan kemajuan kerja atau persentase siap. Persentase siap dapat dihitung dengan cara : 1. Taksiran para ahli.

2. Jumlah biaya yang sudah dikeluarkan dibandingkan dengan taksiran biaya seluruh proyek.

c. Pendapatan dari cost plus fixed fee contract, kontrak yang dibuat berdasarkan fee yang tetap ditambah biaya-biaya tertentu.

d. Perubahan asset sebagai akibat pertumbuhan yang menaikkan pendapatan seperti pabrik anggur, perkayuan, perternakan, hutan tanaman industri.

2. Critical Event Basis/Cash Basis

Dalam metode ini, yang diperhatikan adalah kejadian-kejadian penting dalam siklus operasi perusahaan, kejadian kritis itu dapat berupa :

a. Pada saat penjualan.

Cara pengakuan revenue pada saat penjualan dapat digunakan apabila : 1. Harga pokok produk diketahui secara pasti.

2. Pertukaran telah selesai dengan penerimaan barang sehingga sudah dapat diketahui biaya yang sudah dikeluarkan.

3. Dari segi realisasi, penjualan tersebut dianggap sebagai kejadian penting.

b. Pada saat selesainya produksi.

Cara pengakuan pendapatan pada saat selesainya produksi dapat digunakan dalam situasi pasar stabil dan harga komoditi juga stabil.

c. Pada saat pembayaran setelah dilakukan penjualan.

Cara pengakuan pendapatan pada saat pembayaran dapat dilakukan apabila penjualan yang akan dilakukan pada barang yang akan diserahkan tersebut. Metode ini sering disebut Installment Method.

Menurut Sofyan Syafri Harahap (2001 : 229) alternatif yang dipakai dalam pengakuan pendapatan, yaitu :

1. Selama produksi.

Pengakuan pendapatan selama proses produksi berlangsung diterapkan pada proyek pembangunan jangka panjang.

2. Pada saat proses produksi selesai.

Pada saat selesainya produksi dapat diterapkan pada kegiatan pertanian atau pertambangan.

3. Pada saat penjualan.

Dipakai untuk barang perdagangan. 4. Pada saat penagihan kas.

Pada saat penagihan diterapkan pada metode penjualan angsuran.

2. Pengakuan Biaya

Biaya berhubungan dengan hasil yang akan datang. Sedangkan beban adalah biaya yang sudah memberikan manfaat pada periode berjalan. Biaya-biaya yang sudah memberikan manfaat pada periode berjalan diakui dan dilaporkan pada daftar laba rugi, sedangkan biaya yang berhubungan dengan hasil yang akan datang diakui dan dilaporkan di neraca sebagai aktiva.

Untuk pengukuran yang layak, maka penentuan dan pengakuan biaya harus sama dengan pengakuan dan penentuan pendapatan sehingga penentuan laba rugi menjadi akurat.

Menurut Smith and Skousen (1992:123), pada umumnya ada tiga prinsip penandingan biaya yang penting untuk pelaporan biaya pada akhir periode usaha dalam hubungannnya dengan penentuan dan pengakuan pendapatan dan laba pada periode yang bersangkutan yaitu:

a. Pengasosiasian sebab akibat

Dalam konsep penandingan biaya ini pendapatan dapat dibandingkan secara langsung dengan biaya. Untuk masalah harga pokok adalah berkaitan

langsung dalam hal ini. Menurut pandangan umum, konsep penandingan seluruh biaya produk yang layak dan perlu dibebankan ke produk dan dilaporkan sebgai biaya pada saat pelaporan pendapatan yang berkaitan. Sehingga dalam laporan keuangan dapat dilihat dengan jelas adanya penandingan antara pendapatan dan biaya.

b. Alokasi sistematis dan rasional

Jika biaya tidak dapat dibandingkan secara langsung dengan pendapatan, maka biaya-biaya tersebut dibandingkan dalam suatu pola yang sistematis dan rasional dengan produk atau periode yang memperoleh manfaat darinya. Konsep alokasi ini didalam akuntansi adalah suatu proses pemisahan jumlah nilai serta pembebanan yang dihasilkan ke periode waktu yang berbeda. Alokasi ini meliputi baik pembebanan aktiva ke beban dan pembebanan kewajiban atau aktiva ke pendapatan pada beberapa periode. Contoh dalam konsep ini adalah penyusutan.

c. Pengakuan segera

Ini dilakukan apabila cara yang pertama dan kedua tidak dapat dilaksanakan. Untuk biaya pengembangan pada perusahaan yang baru berdiri disajikan dengan cara yang sama seperti untuk perusahaan yang sudah mapan. Akan tetapi biaya ini masih sering dikompensasikan ke depan untuk dibandingkan dengan pendapatan dimasa mendatang dengan alasan bahwa biaya tersebut dianggap akan memberikan manfaat bagi beberapa periode mendatang, tetapi dalam beberapa hal perlu dilakukan penyesuaian-penyesuaian periode untuk

yang lalu. Umumnya hal ini dilakukan untuk mengoreksi kesalahan-kesalahan masa lalu.

Dokumen terkait