• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengakuan Terhadap Karya Dangngong Misbahudin

Instrumen Dangngong telah membawa Misbahudin menjadi seorang komposer musik kreatif yang mulai dipertimbangkan karya-karyanya. Beberapa seniman dan pengamat kesenian mulai melirik karya Misbahudin dengan

Dangngong. Keliaran ide yang dimiliki Misbahudin bukan hanya ide sesaat yang hanya seketika munculnya. Ide Dangngong terus berlanjut hingga sekarang dan selalu berkembang hingga Misbahudin mendapat pengakuan dari beberapa seniman terkait totalitasnya dalam berkarya. Perkembangan karya Dangngong dapat dilihat dari tabel dan beberapa penjabaran di atas yang saat ini mulai mendapat respon yang positif dari penikmat seni pertunjukan.

Hal-hal tersebut sekaligus menjadi alasan peneliti untuk membahas fenomena kreativitas Misbahudin terhadap instrumen Dangngong. Sebuah penelitian terutama yang terkait dengan kajian ketokohan, terkadang timbul suatu pertanyaan tentang kelayakan tokoh tersebut untuk dikaji dalam sebuah penelitian. Walaupun standarisasi kelayakan seorang tokoh yang akan dikaji juga masih diperbincangkan. Terutama terkait pada penilaian standar kelayakan kepantasan seorang tokoh seni pertunjukan untuk bisa diteliti.

Terlepas dari permasalahan ini, peneliti tetap menyakini bahwa kasus kreativitas Misbahudin perlu untuk dikaji dan dijelaskan karena kreativitas yang dilakukan memiliki elemen pengetahuan yang spesifik, menarik, bahkan tidak banyak dilakukan oleh seniman musik lain di lingkungan Surakarta.

Dasar dari keyakinan peneliti di atas diperkuat oleh buku yang berjudul “Mengkaji Tokoh Seni Pertunjukan” tulisan Waridi yang mengatakan bahwa, memilih fokus kajian untuk kepentingan suatu tulisan ataupun penelitian adalah sebuah kebebasan individual penulis atau peneliti. Termasuk pula dalam memilih perspektif dan metodologi yang digunakannya. Penentuan perspektif sampai perumusan metodologi terhadap topik yang telah dipilih sangat berkait dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai. Penekanannya justru pada kemampuan seseorang memilih fokus kajian sesuai minat dan ketertarikannya disertai perspektif yang jelas (Waridi, 2005: 94).

Misbahudin dalam proses kreatif karya Dangngong telah melalui beberapa tahapan proses. Proses tersebut dimulai dari Misbahudin masih kecil hingga sekarang. Proses-proses itulah yang dapat menjelaskan kreativitas yang terjadi pada karya Misbahudin. Mulai dari proses imajinasinya terhadap bunyi-bunyian layang- layang, hingga usaha kreatifnya membuat instrumen bernama Dangngong dan beberapa karya musiknya yang menggunakan instrumen ini. Walaupun model- model penelitian tentang proses kreatif seorang tokoh sudah banyak dilakukan, namun tentunya ada hal-hal yang juga perlu dijelaskan dalam proses kreatif Misbahudin terhadap karya Dangngong meliputi pembuatan instrumen dan ekplorasi musik dengan instrumen Dangngong.

Totalitas dalam melakukan proses kreatif yang dilakukan Misbahudin telah mendapat pengakuan dari beberapa seniman dan tokoh pengamat seni di lingkungan Misbahudin. Mereka merespon baik karya Misbahudin dan mendukung totalitasnya dalam bereksperimen. Hal ini juga menegaskan kelayakan Misbahudin untuk dikaji dalam sebuah penelitian. Salah satu tokoh pengamat seni yang memperhatikan Misbahudin adalah Halim HD. Halim HD merupakan salah satu tokoh budayawan dan pengamat seni budaya yang tinggal di Surakarta. Pengamatannya dalam dunia seni sudah diakui oleh dunia. Ia juga dijuluki seorang

Networker dan sudah keliling di beberapa negara di Asia dan juga Eropa. Pada sebuah wawancara, Halim HD berpendapat tentang Misbahudin sebagai berikut.

“Masbahudin itu banyak hal yang menarik yang bisa dibahas, bukan hanya aspek musikal, bisa dari aspek-aspek yang lain. Hubungan Misbahudin menggunakan bambu, mungkin itu ada kaitannya dengan tradisi lingkungan dia, itu bisa dilacak kesitu. Lalu bambu dia olah, dia rubah bentuknya seperti

Dangngong itu. Hubungan itu, antara karyanya Misbahudin dengan juga yang disebut semacam instalasi bunyi, dalam konteks instalasi bunyi ada hubungannya dengan bentuk kerupaan, visual. Aku melihat karyanya Misbahudin itu bisa jadi instalasi musik, instalasi bunyi yang ada hubungannya dengan ekologi, alam lingkungan” (Wawancara Halim HD, 1 November 2013).

Pendapat Halim HD terhadap Misbahudin lebih kepada pandangan yang positif bahwa Misbahudin adalah sosok yang menarik untuk dikaji proses-proses eksplorasi Dangngong yang dilakukannya. Meski juga mengkritik bahwa, karya

Dangngong menurut pandangan Halim HD bisa menjadi sebuah instalasi musik, instalasi bunyi yang perlu adanya penggarapan dari segi visual instrumen

Dangngong tersebut. Dangngong juga ada hubungannya dengan alam sekitar karena bisa ditemukan di banyak tempat di Indonesia.

Selain Halim HD, Misbahudin juga diperhatikan oleh seorang komposer muda yang akrab dipanggil Gondrong Gunarto. Gondrong Gunarto merupakan komposer muda yang sudah banyak menghasilkan karya bersama Sono Seni Ensembel. Sepak terjangnya di dunia komposisi musik juga sudah diakui dan sudah sering pentas di luar negeri. Ia berpendapat bahwa Misbahudin adalah seniman yang totalitasnya sangat bagus. Misbahudin adalah sosok seniman yang sportif dan berani mengambil keputusan. Seperti yang dipaparkan dalam sebuah wawancara sebagai berikut.

“Misbahudin dalam kesenian itu seorang yang disiplin dan tanggung jawab. Seperti ketika di tugas akhir pasca sarjana-ku itu dia itu sportif dan tidak lepas dari tanggung jawab. Dia tipe orang yang mempunyai sikap, mempunyai tanggung jawab, berani mengambil keputusan, sportif. Yang juga mengejutkanku, ketika dia proses dengan mahasiswa asing, tidak perlu saya sebutkan namanya, tapi dia tidak cocok dengan metodenya. Dengan sikapnya dia berani melawan. Dia tidak mempertimbangkan itu bule. Dia memang tipe orang yang sportif, walau dia kelihatan sak-sak’e tetapi ketika dia sudah diberi tanggung jawab dia akan menomer satukan tanggung jawab itu dengan segala resikonya dan itu pilihan dia. Seperti Shakuhachi itu juga begitu, Shakuhachi itu instrumen yang sulit dimainkan dan akhirnya dia memilih itu sebagai instrumen spesialis dia yang beberapa orang tidak bisa memainkan Shakuhachi. Dan prosesnya itu saya tahu, dulu dengan almarhum pak Sadra, itu serius sekali. Kebetulan pak Sadra adalah sosok yang bisa buat panutan, jadi ketika pak Sadra punya niatan ayoooo sinau bareng, salah satu yang merespon baik itu Misbahudin dan akhirnya dia jadi peniup Shakuhachi yang bagus. Itu bentuk keseriusan dia mensikapi sebuah proses” (Wawancara Gondrong Gunarto, 1 November 2013).

Gondrong Gunarto menilai positif tentang Misbahudin sebagai seniman. Misbahudin juga banyak terlibat dalam karya-karya yang diciptakan Gondrong Gunarto. Hal ini bisa dilihat pada tabel perjalanan kesenimanan Misbahudin yang sudah dijabarkan di atas. Gondrong Gunarto sering kali melibatkan Misbahudin dalam karyanya, karena Gondrong Gunarto memandang Misbahudin seorang

seniman yang bertanggung jawab dan sportif ketika dia sudah menyatakan bersedia untuk membantu dalam proses pembuatan karya. Keseriusan Misbahudin dalam mensikapi sebuah proses juga menjadi pertimbangan para komposer (termasuk Gondrong) untuk dilibatkan dalam proses pembuatan karya.

Selain berpendapat tentang karakter Misbahudin sebagai seniman, Gondrong Gunarto juga berpendapat tentang totalitas eksplorasi Dangngong yang dilakukan oleh Misbahudin. Ia pun membandingkan eksplorasi yang dilakukan Misbahudin dengan eksplorasi yang dilakukannya. Gondrong Gunarto mengakui totalitas yang dilakukan Misbahudin, bahkan Ia mengatakan belum berani melakukan apa yang dilakukan oleh Misbahudin. Hal ini dipaparkan dalam sebuah wawancara sebagai berikut.

“Yang aku ketahui Misbahudin hubungannya dengan Dangngong dan saya kagumi itu di dalam kerja kerasnya dia. Proses pencapaian yang terminalnya sebenarnya menurut aku tidak ada, terminal titik yang dicapai sebenarnya apa aku belum tahu. Apa karena Dangngong hubungannya dengan cuaca atau anginnya, kadang-kadang ketika dua kali aku nonton mesti kebetulan anginnya tidak bersahabat. Tapi yang aku acungi empat jempol adalah kerja kerasnya, proses pencariannya, eksplorasi di dalam Dangngong luar biasa Misbahudin itu dan itu menjadi kelebihan Misbahudin. Karena untuk Misbahudin sendiri itu sudah punya keluarga, ini diluar kesenian yaaa, dia juga kan pekerjaannya juga belum jelas dalam artian sumber ekonominya

tentative kadang ada kadang tidak. Dia itu berani meninggalkan semua, berani meninggalkan keluarga dengan segala resikonya, dia konsentrasi pada Dangngong, mencari sesuatu dan mencari pencapaian yang aku sendiri belum tahu. Tetapi penyikapan pada keseriusan dia itu luar biasa dan itu tidak dimiliki siapapun di kelasnya dia dan disekitar sini (solo) belum ada seperti dia. Jadi sampai berhari-hari dan kadang-kadang dengan modal sampai harus jual laptop, harus jual apa yang dia miliki itu kadang-kadang aku ngarani cah iki edan. Saya coba bandingkan dengan yang aku lakukan, aku belum berani seperti itu. Walau aku tetep eksplorasi-ekplorasi tapi aku tidak seberani Misbahudin, itu tampak Misbahudin benar-benar gila. Aku melihat komposisinya yang menarik itu yang dimainkan di BMB (Bukan Musik Biasa) dan yang dibuat mengiringi ujian tari S2 Anggono. Dia berani mengolah Dangngong dibuat sebuah komposisi musik iringan tari, sangat

berani dan menantang” (Wawancara Gondrong Gunarto, 1 November 2013).

Kekaguman Gondrong Gunarto terhadap Misbahudin tentunya dengan alasan yang masuk akal seperti apa yang diutarakannya dalam wawancara di atas. Bahkan Gondrong berpendapat Misbahudin sudah ‘gila’, dalam artian totalitas eksplorasi yang dilakukan Misbahudin sudah melewati batas dan mengejutkan beberapa orang di sekitar Misbahudin termasuk Gondrong Gunarto. Pertaruhan ide hingga harus meninggalkan keluarga, menjual beberapa barang berharga yang dimiliki Misbahudin, dan mengambil segala resiko menjadi pilihan Misbahudin dalam mengeksplorasi Dangngong. Walaupun terminal atau capaian yang ingin dicapai Misbahudin belum banyak diketahui orang, namun pensikapannya terhadap sebuah proses menurut Gondrong patut diapresiasi. Kemungkinan besar ada capaian tersendiri yang ingin diraih Misbahudin dalam proses karya Dangngong. Kemungkinan seputar kepuasan individualnya dari eksplorasi yang ia lakukan, dan kepuasan menghayati sebuah proses.

Selain Halim HD dan Gondrong Gunarto, ada seorang pengamat seni yang memperhatikan proses kreatif Misbahudin. Joko Suranto yang kerap disapa Gombloh merupakan seorang pekerja seni, pengamat seni, dan juga menjadi dosen di jurusan Etnomusikologi ISI Surakarta. Sepak terjang Gombloh dalam pengamatan tentang kebudayaan khususnya seni sudah tidak diragukan lagi. Ia juga pernah menjadi pimpinan redaksi di majalah seni dan budaya nasional yaitu majalah GONG. Banyak tulisan-tulisannya tentang seni dan budaya yang sudah dimuat di media cetak.

Bahkan ia juga terkadang menjadi dewan juri dalam lomba musik, menjadi konsultan dalam acara-acara seni budaya dan masih banyak lagi kontribusinya dalam dunia seni dan budaya. Pada sebuah wawancara Gombloh berpendapat tentang Misbahudin sebagai berikut.

“Misbahudin itu orang yang multi talenta dan bakatnya memang multi. Dia bisa desain, bisa main musik. Dangngong itu sebenarnya post musik, itu sebenarnya bukan musik, tapi bagaimana kemudian itu menjadi peristiwa musikal. Dangngong itu awalnya memang dibuat untuk aksesoris bunyi layang-layang, lebih kepada fungsinya. Artinya selama ini Dangngong

masih difungsikan bukan sebagai musik. Ketika seorang Misbahudin mulai memproduksi atau bereksperimen Dangngong itu sebagai moment artistik, dimensi musiknya masuk disitu dan digarapnya. Dan sosok Misbahudin ini pergaulannya luas bukan hanya pemusik saja berbeda dengan teman- temannya. Yang harus dilakukan Misbahudin itu seharusnya mulai memikirkan bagaimana Dangngong itu diakui oleh banyak orang, tercatat dalam sejarah. Semisal dia ke Sabana atau ke pantai selatan memasang seribu Dangngong, itu akan menjadi sejarah. Dia kan juga sudah pernah mencoba eksplor ke pantai dan gunung dan dia juga sudah bisa membedakan karakter angin, itu luar biasa. Dia itu punya potensi yang luar biasa, sayang kalok tidak diasah supaya dapat diakui. Dangngong ini moment yang tepat supaya dia tidak dikenal di kalangannya saja” (Wawancara Joko S Gombloh, 1 November 2013).

Gombloh berpendapat bahwa Misbahudin adalah orang yang multi talenta. Selain bermusik Misbahudin juga menggeluti dunia desain grafis. Menurut Gombloh tentang eksplorasi yang dilakukan Misbahudin terhadap instrumen

Dangngong, bagaimana caranya Misbahudin dalam eksplorasi Dangngong bisa mendapat pengakuan oleh masyarakat luas dan bisa tercatat dalam sebuah sejarah.

Dangngong merupakan momentum yang tepat agar Misbahudin bisa diakui bukan hanya di dalam lingkungannya saja. Gombloh mengakui bahwa eksplorasi yang dilakukan Misbahudin sangat luar biasa, bahkan telah diketahui kemampuannya tersebut berpotensi mengangkat namanya sebagai komposer yang diakui publik.

Dangngong di dalam kehidupan berkesenian Misbahudin, telah membawanya mendapat pengakuan yang positif dari beberapa seniman dan budayawan khususnya di Surakarta. Pengakuan-pengakuan itu muncul ketika Misbahudin mulai mengeksplorasi Dangngong. Walaupun sebelumnya, Misbahudin sudah dinilai sebagai seniman yang sportif dan bertanggung jawab seperti yang dipaparkan Gondrong Gunarto pada wawancara di atas, tetapi Misbahudin mulai mendapat pengakuan secara khusus ketika mulai mengeksplorasi

Dangngong sebagai karyanya. Hal ini menarik untuk dikaji lebih dalam seperti apa instrumen Dangngong, bagaimana Misbahudin mengeksplorasi instrumen

Dangngong dan bagaimana bentuk-bentuk penyajian karya Dangngong yang sudah dihasilkannya.