• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN

B. Pengalaman Ibu Hamil dalam Menghadapi Stress Persalinan

Dari hasil wawancara ditemukan faktor penyebab stress, gejala yang dialami ketika stress, sumber dukungan dalam menghadapi stress, dukungan yang diberikan saat mengalami stress, upaya yang dilakukan untuk mengurangi stress, harapan persalinan yang akan dialami.

1. Faktor penyebab stress

Dari hasil wawancara diperoleh bahwa faktor penyebab stress yang dialami oleh ibu dalam menghadapi stress persalinan adalah takut bayi yang dilahirkan cacat, takut salah satu diantara mereka (ibu dan bayi) meninggal, takut dengan rasa sakit, takut tidak bisa melahirkan normal, kurang siap mental.

a. Takut bayi yang dilahirkan cacat

Seluruh partisipan menyatakan bahwa mereka merasa takut apabila bayi yang dilahirkan cacat seperti yang dialami oleh tetangga dari salah seorang partisipan. Pernyataan yang berkaitan dengan ketakutan partisipan berikut:

Terus terang saya merasa stress banget, terutama mengenai kelahiran anak saya apakah ia lahir normal atau tidak, soalnya kalau melihat anak-anaknya yang dilahirkan dalam keadaan cacat rasanya perasaan sadih sekali (Partisipan 1)

Ya ada mbak, kayak anak saya kalau lahir cacat amit-amit ya mbak, saya belum siap mbak. Kan kasian apalagi kalau sampai perempuan cacat, aduh… kita sebagai orang tua kan jadi ikut sedih, susah mikirin anak

(Partisipan 5)

Paling pertama kali saya takut dan stress anak saya lahir cacat nantinya

(Partisipan 7)

b. Takut salah satu diantara mereka (ibu dan bayi) meninggal

Seluruh partisipan menyatakan bahwa mereka takut apabila salah satu dari mereka (ibu dan anak) sampai menggal. Hal ini diungkapkan oleh partisipan berikut:

… atau salah satu dari kami ada yang meninggal saya benar-benar gak sanggup untuk menerimanya mbak (Partisipan 2)

Takut anak saya meninggal atau saya yang meninggal. Pokoknya suntuk banget mbak (Partisipan 3)

… apalagi nanti kalau tau anaknya lama keluar takut terjadi apa-apa kayak meninggal gak ya anak saya, bisa bertahan gak ya dia di perut saya. Aduh dek gak bisa diungkapkan lagilah kayak mana perasaan seorang ibu yang mau melahirkan ngeri-ngeri sedap. (Partisipan 6)

c. Takut dengan rasa sakit

Empat dari tujuh orang partisipan menyatakan bahwa stress yang dialami oleh partisipan disebabkan karena mereka takut dengan rasa sakit yang akan dialami ketika

melahirkan. Takut dengan rasa sakit yang dialami partisipan terlihat dari pernyataan berikut:

Ya membayangkan kayak sakitnya melahirkan, saya kan udah pernah lihat waktu sepupu saya melahirkan kayaknya sakitnya minta ampun karena ngeliat dia njerit-jerit mbak. Saya jadi suka ih…ngeri sendiri (Partisipan 5)

Ya masih gelisah lah mbak, kan yang jalani saya, jadi cuma saya yang tau takutnya itu. Gimana ngerasain sakitnya, gimana nanti. Kecuali kalau udah melahirkan saya dan anak saya barulah saya tenang mbak

(Partisipan 7)

d. Takut tidak bisa melahirkan normal

Empat dari tujuh partisipan menyatakan ketakutan mereka apabila mereka tidak bisa melahirkan secara normal sehingga harus dioperasi dan divakum. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan partisipan berikut:

Kadang melamun membayangkan kelahiran nanti, saya bisa gak ya nanti, saya terus-terusan kepikiran hal-hal yang mengerikan…saya jadi semakin ketakutan jangan-jangan saya saya gak bisa melahirkan karena anak saya besar, terus nanti dioperasi perasaan saya semakin gak enak (Partisipan 1)

Saya takut anak saya terlalu besar terus saya gak bisa mengedan terus anaknya gak bisa keluar, jadinya saya gak bisa melahirkan dengan normal. Saya takut operasi mbak jangan sampelah mbak biayanya kan mahal mbak (Partisipan 2)

Belum lagi kalo anaknya susah keluar apalagi pernah saya lihat bayi yang anaknya divakum kan kepalanya disedot kayak membentuk batok gitu kan. Kasian mbak, jangan sampailah anak saya kalau lahir kayak gitu itu yang saya pikirkan mbak (Patisipan 5)

e. Kurang siap mental

Enam orang partisipan menyatakan penyebab stress yang mereka rasakan adalah karena kurang siap mental sehingga merasa belum siap melahirkan dan menjadi ibu. Pernyataan partisipan yang berhubungan dengan hal tersebut adalah:

Saya juga belum siap karena kan belum ada pengalaman untuk mengurus anak, mana mikirin kerjaan saya nanti gimana apa saya bisa bagi waktunya, apalagi nyusui gimana ya (Partisipan 2)

Saya juga merasa belum siap untuk menjadi ibu yang baik bagi anak saya karena belum fasih benar dalam merawat bayi. Walau nantinya pun berjalan dengan sendirinya saya menjadi bisa merawat bayi (Partisipan 4)

Anak pertama biasalah mbak balum tau kan, semakin dekat hari mau melahirkan kayaknya hati ini semakin gimana gitu, ih takut kali bisa gak ya melewatinya, siap gak ya nanti kalau udah jadi ibu, jadi banyak lah yang dipikirkan (Partisipan 7)

2. Gejala yang dialami ketika stress

Dari hasil wawancara diketahui tentang gejala yang dirasakan ketika mengalami stress persalinan adalah jantung berdebar dan tidak bisa tidur.

a. Jantung berdebar

Tiga dari tujuh partisipan menyatakan bahwa mereka merasa jantung mereka berdebar-debar ketika mengalami stress menghadapi persalinan. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan partisipan berikut:

Semakin hari mau dekat saya kepikiran bisa gak ya saya melahirkan nanti, kalau udah ingat hari mau melahirkan udah dekat, jantung saya suka berdebar-debar (Partisipan 3)

Ya semakin cemaslah mbak kayak bawaannya deg-degan terus

(Partisipan 6)

b. Tidak bisa tidur

Dua dari tujuh partisipan merasa tidak bisa tidur nyeyak ketika mengalami stress dalam menghadapi persalinan. Hal ini sesuai dengan pernyataan partisipan berikut:

…perasaan saya jadi semakin gak enak jadi gak bisa tidur semua jadi serba salah (Partisipan 1)

3. Dukungan saat menghadapi stress persalinan

Seluruh partisipan menyatakan bahwa mereka didukung oleh suami dan keluarga, teman dan tenaga kesehatan ketika menghadapi stress persalinan.

a. Dukungan suami dan keluarga

Seluruh partisipan merasakan dukungan dari suami dan keluarganya. Dukungan suami dan keluarga yang dirasakan oleh partisipan dapat dilihat dari pernyataan berikut:

Suami dan keluarga mendukung kehamilan saya, tapi mereka juga sering menasehati agar saya tidak terlalu memikitkan kehamilan saya dan bagaimana melahirkan nantinya (Partisipan 1)

Yang paling utama ya udah pasti suami, trus orang tua, mertua saya, mereka mendukung sekali (Partisipan 2)

Suami saya selalu mendukung saya pada saat saya hamil dalam menghadapi persalinan. Suami saya selalu perhatian kepada saya… Orang tua dan mertua saya juga mendukung. Mereka sering membawakan makanan yang saya inginkan (Partisipan 4)

b. Dukungan teman dekat dan tetangga

Selain dari suami dan keluarga lima orang partisipan merasakan mendapat dukungan dari teman dekat dan tetangga. Hal ini sesuai dengan pernyataan partisipan berikut:

Ada mbak teman dekat saya dia sudah punya anak jadi dia sering cerita pengalaman dia waktu hamil sampai melahirkan, dia juga nenangi kalau saya cemas (Partisipan 1)

Teman akrab saya, dia sering nelpon dan ngingein saya agar gak stress kadang ngajak ketemua untuk makan-makan, yang bayarin dia, tetangga saya juga baik-baik suka ngasih tau jangan dipikirkan kali nanti juga terlewatkan (Partisipan 2)

…tetangga, kawan-kawan, mereka mendukung saya biar gak gelisah, takut, khawatir karena mau melahirkan (Partisipan 6)

c. Dukungan dari tenaga kesehatan

Dua orang partisipan juga mendapat dukungan dari tenaga kesehatan khususnya bidan agar menjaga kesehatan dengan makan-makanan bergizi. Hal ini sesuai dengan pernyataan partisipan berikut:

Bu bidan desa kami, saya kan kenal kali mbak, masih ada saudara sama saya jadi dia selalu ingati untuk periksa biar anaknya sehat (Partisipan 5)

…bidan desa. Ibu selalu kasih tau saya kayak harus jaga kesehatan, makan makanan bergizi, buah-buahan biar anaknya sehat (Partisipan 3)

4. Upaya yang dilakukan untuk mengurangi stress

Dari hasil wawancara diperoleh bahwa upaya yang dilakukan partisipan untuk mengurangi stress persalinan adalah dengan refreshing, mencari sumber informasi, beribadah dan berdoa, dan mencari kesibukan.

a. Refreshing

Seluruh partisipan menyatakan bahwa untuk mengurangi stress persalinan mereka dengan refreshing salah satunya dengan jalan-jalan. Hal ini sesuai dengan pernyataan partisipan berikut:

Ya palingan jalan-jalan sama suami saya mbak sambil makan apa saja yang saya pengeni, kayak belanja-belanja perlengkapan bayi juga (Partisipan 1)

Saya sering pergi jalan-jalan bersama suami, makan diluar bersama biar selera makan saya bertambah. Kalo libur saya sering kumpul-kumpul dengan saudara-saudara saya… (Partisipan 4)

Yang saya lakukan ya banyak makan yang enak-enak, jalan-jalan, refreshing, belanja-belanja untuk persiapan bayi seperti beli baju, popok perlengkapan bayi, melihat anak tetangga yang lagi lucunya…(Partisipan 3)

b. Mencari sumber informasi

Enam orang partisipan menyatakan bahwa untuk mengurangi rasa stress menghadapi persalinan adalah dengan mencari informasi baik dari buku, majalah, radio, dan dari pengalaman orang lain. Hal yang berhubungan dengan mencari informasi dapat dilihat dari pernyataan partisipan berikut:

Saya juga sering membaca buku tentang hal-hal yang berhubungan dengan persalinan. (Partisipan 1)

Kalo udah males kerja saya biasanya ngemil sambil baca-baca buku tentang hamil, melahirkan, dan cara-cara mengurus anak dengan dengan baik atau dengerin musik, radio, siapa tau ada informasi yyang saya butuhkan (Partisipan 2)

Ngobrol sama tetangga yang udah pengalaman melahirkan, kalo udah capek main paling nonton TV, minta dibuatin makanan buat cemilan sama ibu saya (Partisipan 6)

c. Beribadah dan berdoa

Salah satu upaya yang dilakukan oleh partisipan adalah dengan beibadah untuk menenangkan diri dan berdoa supaya agar dapat melahirkan secara normal. Pernyataan partisipan yang berkaitan dengan beribadah dan berdoa adalah sebagai berikut:

Dan yang utama saya lakukan adalah berdoa dan berserah diri adalah berdoa dan berserah diri kepada-Nya agar saat persalian nanti dapat berjalan dengan lancar dan semuanya dengan normal. (Partisipan 4)

Berdoalah mbak, sholat biar jiwa dan hati kita tenag, minta kepada Yang Diatas agar melahirkan nanti lancar-lancar saja. Saya rasa Cuma segitu aja mbak (Partisipan 5)

Sholat, berdoa agar melahirkan nati gak ada apa-apa dan baik-baik saja. Sehat ibu dan sehat anak (Partisipan 7)

d. Mencari kesibukan

Upaya lain yang dilakukan untuk mengurangi stress dalam menghadapi persalinan adalah dengan mencari kesibukan antara lain dengan membersihkan rumah, membereskan perlengkapan bayi dan nonton TV. Hal tersebut dilakukan oleh lima orang partisipan dan dapat dilihat dari pernyataan partisipan berikut:

Dari pengalaman saya kemaren begitu saya cemas dan stress saya langsung alihkan ke hal lain seperti melakukan hal-hal yang membuat saya sibuk seperti membersihkan rumah, membereskan baju, popok, perlengkapan bayi nantinya terus kalo udah kecapean saya nonton TV sambil makan cemilan…

(Partisipan 1)

Nonton TV, beres-beres rumah tapi ya gak yang berat-berat karena suami saya suka marah kalau saya sudah pulang kerja ya istirahat (Partisipan 2)

BAB V PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan tentang hasil penelitian dan membandingkan hasil penelitian dengan literatur yang berhubungan. Yakni pengalaman ibu hamil dalam menghadapi stress persalinan.

Dokumen terkait