PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM MENGHADAPI STRES PERSALINAN DI DESA BANGUN REJO KECAMATAN TANJUNG MORAWA
KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2008 - 2009
OLEH : DEWI LESTARI
NIM. 085102041
KARYA TULIS ILMIAH
PROGRAM DIV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
T.A. 2008 / 2009
D-IV Bidan Pendidik FK USU Karya Tulis Ilmiah, Juni 2009 Nama : Dewi Lestari
NIM : 085102041
PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM MENGHADAPI STRES PERSALINAN DI DESA BANGUN REJO KECAMATAN TANJUNG MORAWA
KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2008 - 2009
vi + 37 halaman + 7 lampiran
ABSTRAK
Kehamilan adalah hal yang luar biasa karena menyangkut perubahan yang fisiologis, biologis dan psikis yang mengubah hidup seorang wanita. Kehamilan juga merupakan suatu perubahan hormonal, yang merupakan bagian dari respon ibu terhadap kehamilan yang dapat menimbulkan stres, terjadi perubahan mood, hampir sama seperti saat mereka akan menstruasi atau selama menopause. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menggali pengalaman ibu hamil dalam menghadapi stress persalinan di Desa Bangun Rejo. Dalam penelitian ini akan digunakan desain penelitian kualitatif fenomenologi. Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 7 orang, dengan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara secara mendalam menggunakan alat perekam. Usia seluruh partisipan berkisar antara 20-30 tahun. Lama usia perkawinan seluruh partisipan berkisar antara satu sampai tiga tahun. Seluruh partisipan memiliki satu orang anak. Satu orang partisipan berasal dari suku Batak, enam orang dari suku Jawa. Ketujuh partisipan masing-masing beragama Islam. Lima orang partisipan bekerja sebagai ibu rumah tangga dan dua orang partisian lainnya bekerja sebagai pegawai swasta. Lima orang partisipan bependidikan terakhir SMA, dan dua orang partisipan lainnya berpendidikan terakhir perguruan tinggi. Faktor penyebab stress yang dialami oleh ibu dalam menghadapi stress persalinan adalah takut bayi yang dilahirkan cacat, takut salah satu diantara mereka (ibu dan bayi) meninggal, takut dengan rasa sakit, takut tidak bisa melahirkan normal, kurang siap mental. Gejala yang dirasakan ketika mengalami stress persalinan adalah jantung berdebar dan tidak bisa tidur. Mereka didukung oleh suami dan keluarga, teman dan tenaga kesehatan ketika menghadapi stress persalinan. Upaya yang dilakukan partisipan untuk mengurangi stress persalinan adalah dengan refreshing, mencari sumber informasi, beribadah dan berdoa, dan mencari kesibukan. Disarankan kepada petugas kesehatan agar dapat memberikan penyuluhan kepada pasien tentang persalinan untuk mengurangi stres persalinan.
Daftar Pustaka : 32 (1993-2008)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah dengan judul
“Pengalaman Ibu Hamil Dalam Menghadapi Stres Persalinan di Desa Bangun Rejo
Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang Tahun 2008-2009.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis manyadari banyak mengalami
kesulitan, akan tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya penulis dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini, untuk itu perkenankanlah penulis menyampaikan
terima kasih kepada :
1. Prof. Gontar A. Siregar, SpPD-KGEH selaku Dekan Fakultas Kedokteran USU.
2. dr. Murniarti Manik, MSc, SpKK selaku Ketua Program Studi D IV Bidan Pendidik
Fakultas Kedokteran USU.
3. Dr. Christoffel L. Tobing, SpOG-K, selaku Dosen Pembimbing dalam penulisan
Karya Tulis Ilmiah yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam
penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.
4. Suamiku tercinta Deni Krisdianto dan anakku Daffa Onchy Pratama yang telah
memberikan dukungan dan doa selama menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
5. Seluruh dosen, staf dan pegawai administrasi Program Studi D IV Bidan Pendidik
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
6. Teman-teman yang telah memberikan bantuan dan dukungan dalam menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah ini, khususnya Juhana P, Elly Demiati, Hetty M.S, Henny.
Penulis menyadari bahwa penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik isi maupun susunannya, untuk itu penulis mengharapkan saran dan
kritik yang dapat membangun kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.
Akhir kata penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang
turut membantu penulis selama menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga Karya
Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi para pembaca.
Medan, Juni 2009
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Perumusan Masalah ... 3
C. Tujuan... 3
D. Manfaat Penelitian ... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 5
A. Sikap ... 5
1. Defenisi ... 5
2. Tingkatan Sikap ... 5
3. Ciri-ciri Sikap ... 6
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Sikap 6 B. Hamil Trimester III ... 6
1. Defenisi ... 6
2. Perubahan Fisik dan Emosi Ibu Pada Trimester III ... 7
3. Ketidaknyamanan dalam Kehamilan ... 8
4. Ketakutan-ketakutan pada Masa Hamil ... 9
C. Stress ... 9
1. Defenisi ... 9
2. Gejala dan Tanda-tanda Stress ... 10
3. Tahap-tahap Stress ... 10
4. Model-model Stress ... 11
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 12
A. Desain Penelitian ... 12
B. Populasi dan Sampel ... 12
1. Populasi ... 12
2. Sampel ... 12
C. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 13
D. Etika Penelitian ... 13
E. Instrumen Penelitian... 13
F. Rencana Pengumpulan Data ... 14
G. Rencana Analisa Data ... 15
H. Tingkat Kepercayaan Data ... 15
BAB IV METODE PENELITIAN ... 19
C. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 20
D. Pertimbangan Etik ... 21
A. Alat Pengumpulan Data ... 22
B. Teknik Pengumpulan Data ... 22
C. Analisa Data ... 22
BAB V : HASIL DAN PEMBAHASAN ... 23
A. Hasil Penelitian ... 23
B. Pembahasan ... 33
BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN ... 36
A. Kesimpulan ... 36
B. Saran ... 36
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Lembar Persetujuan Menjadi Partisipan
Lampiran 2 : Panduan Wawancara
Lampiran 3 : Surat Izin Penelitian dari Program D-IV Bidan Pendidik-USU
Lampiran 4 : Surat Izin dari Kepala Desa Bangun Rejo Kecamatan Tanjung Morawa
Kabupaten Deli Serdang
Lampiran 5 : Telah Menyelesaikan Penelitian
Lampiran 6 : Daftar Riwayat Hidup
D-IV Bidan Pendidik FK USU Karya Tulis Ilmiah, Juni 2009 Nama : Dewi Lestari
NIM : 085102041
PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM MENGHADAPI STRES PERSALINAN DI DESA BANGUN REJO KECAMATAN TANJUNG MORAWA
KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2008 - 2009
vi + 37 halaman + 7 lampiran
ABSTRAK
Kehamilan adalah hal yang luar biasa karena menyangkut perubahan yang fisiologis, biologis dan psikis yang mengubah hidup seorang wanita. Kehamilan juga merupakan suatu perubahan hormonal, yang merupakan bagian dari respon ibu terhadap kehamilan yang dapat menimbulkan stres, terjadi perubahan mood, hampir sama seperti saat mereka akan menstruasi atau selama menopause. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menggali pengalaman ibu hamil dalam menghadapi stress persalinan di Desa Bangun Rejo. Dalam penelitian ini akan digunakan desain penelitian kualitatif fenomenologi. Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 7 orang, dengan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara secara mendalam menggunakan alat perekam. Usia seluruh partisipan berkisar antara 20-30 tahun. Lama usia perkawinan seluruh partisipan berkisar antara satu sampai tiga tahun. Seluruh partisipan memiliki satu orang anak. Satu orang partisipan berasal dari suku Batak, enam orang dari suku Jawa. Ketujuh partisipan masing-masing beragama Islam. Lima orang partisipan bekerja sebagai ibu rumah tangga dan dua orang partisian lainnya bekerja sebagai pegawai swasta. Lima orang partisipan bependidikan terakhir SMA, dan dua orang partisipan lainnya berpendidikan terakhir perguruan tinggi. Faktor penyebab stress yang dialami oleh ibu dalam menghadapi stress persalinan adalah takut bayi yang dilahirkan cacat, takut salah satu diantara mereka (ibu dan bayi) meninggal, takut dengan rasa sakit, takut tidak bisa melahirkan normal, kurang siap mental. Gejala yang dirasakan ketika mengalami stress persalinan adalah jantung berdebar dan tidak bisa tidur. Mereka didukung oleh suami dan keluarga, teman dan tenaga kesehatan ketika menghadapi stress persalinan. Upaya yang dilakukan partisipan untuk mengurangi stress persalinan adalah dengan refreshing, mencari sumber informasi, beribadah dan berdoa, dan mencari kesibukan. Disarankan kepada petugas kesehatan agar dapat memberikan penyuluhan kepada pasien tentang persalinan untuk mengurangi stres persalinan.
Daftar Pustaka : 32 (1993-2008)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan merupakan suatu kondisi perubahan fisik, psikis dan sosial. Pada
umumnya kehamilan berkembang dengan normal namun terkadang dapat terjadi
gangguan ataupun kelainan sehingga kehamilan tersebut menjadi abnormal. Hal ini sulit
untuk diketahui, oleh sebab itu semua ibu hamil harus dimonitoring secara seksama dan
teliti. Bagi ibu muda, apalagi yang baru pertama kali menghadapi kehamilan, saat-saat
menjelang persalinan merupakan masa yang mencemaskan bahkan kondisi kehamilan
yang baik dan sehat serta rajin berkunjung ke dokter, sering tidak menjamin ketentraman
hati mereka (Musbikin, 2006).
Kehamilan adalah hal yang luar biasa karena menyangkut perubahan yang
fisiologis, biologis dan psikis yang mengubah hidup seorang wanita (Maulana, 2008).
Kehamilan juga merupakan suatu perubahan hormonal, yang merupakan bagian dari
respon ibu terhadap kehamilan yang dapat menimbulkan stres, dapat menjadi perubahan
mood, hampir sama seperti saat mereka akan menstruasi atau selama menopause
(Bolak, Lowdermilk & Jensen, 2005).
Stress atau perasaan tertekan dapat mempengaruhi dan merugikan bayi lewat
perubahan fisik yang terjadi pada ibu hamil. Seperti peningkatan detak jantung dan
peningkatan hormone stress. Stress psikologis memiliki efek fisik kuat pada persalinan.
Hormon stress, seperti adrenalin berinteraksi dengan reseptor – beta di dalam otot uterus
Pada ibu hamil yang mempunyai tingkat stress yang tinggi dapat meningkatkan
resiko kelahiran bayi premature bahkan keguguran. Ibu yang mengalami stress mungkin
mengalami tekanan yang sangat berat saat melahirkan. Faktor lainnya yaitu karena
proses persalinan yang membuat trauma dan kurangnya dukungan pada saat kehamilan
dan persalinan. Perasaan belum siap menjadi ibu, misalnya karena usia terlalu muda
(Junita, 2004).
Ketika seorang ibu akan menghadapi proses persalinan diiringi dengan
ketakutan, stress dan sangat cemas serta tegang, tak yakin pada dirinya sendiri, maka
ketegangan ini bisa menyebabkan tekanan pada serviks dan rahim, sehingga lebih
banyak rasa sakit yang ditimbulkan (Ross, 2005). Ketakutan karena rasa sakit
melahirkan lebih dirasakan oleh calon ibu yang baru pertama kali melahirkan karena
belum ada pengalaman hamil serta melahirkan sebelumnya. Hal ini diperburuk oleh
adanya informasi yang salah dan mitos-mitos yang berkembang di masyarakat tentang
kehamilan dan persalinan (Fitri, 2007).
Cemas saat menjelang kelahiran bayi dialami oleh sebagian besar wanita baik
yang pertama kali melahirkan (primipara) maupun untuk yang kedua kalinya atau lebih
(multipara) maupun untuk yang kedua kalinya atau lebih (multipara). Mengidentifikasi
bahwa kelahiran bayi pertama merupakan salah satu peristiwa yang pang membuat stres
dalam kehidupan seseorang. Hasil penelitian menunjukkan ibu primipara memiliki
tingkat intensitas stres, nyeri dan cemas yang lebih tinggi dibandingkan dengan
multipara (Moore, 1994 dalam Henderson, 2005).
Bantuan yang diberikan oleh bidan (tenaga kesehatan) selama proses persalinan
menurunkan stress serta mengakhiri dengan baik (Ladewig, London & Old, 1989,
Gorrie, Mc. Kinney & Murray, 1998).
Caplan (1960) menemukan bahwa 85% dari sampel wanita yang akan
mempunyai bayi untuk pertama kalinya (primapara) mengakui perasaan kecewa dan
ansietas saat mengetahui bahwa mereka hamil. Cobliner (1965) menemukan bahwa 47%
dari sampel wanita di New York secara terbuka mengakui bahwa awal kehamilan
mereka tidak menginginkan anak yang sedang mereka kandung. Walaupun demikian,
Cartwrigth (1976) melakukan survey pada wanita primipara di Inggris dan menemukan
bahwa 67% dari wanita tersebut merasa senang bahwa mereka hamil. Penemuan yang
berbeda ini dapat dijelaskan pertama-tama dengan waktu kehamilan saat wawancara
dilakukan. Sikap yang ditunjukkan terhadap kelahiran dapat berubah selama kehamilan
terutama jika ibu atau ayah dapat merasakan kehadiran bayi dalam kandungan
(quickening). Kedua, kehamilan yang direncanakan mempunyai korelasi psikologis yang
berbeda dari kehamilan yang tidak direncanakan.
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik dan berminat untuk
mengadakan penelitian mengenai pengalaman ibu hamil dalam menghadapi stres
persalinan di Desa Bangun Rejo Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang
Tahun 2008-2009.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk mengetahui
bagaimana pengalaman ibu hamil dalam menghadapi stress persalinan di Desa Bangun
C. Tujuan Penelitian
Untuk menggali pengalaman ibu hamil dalam menghadapi stress persalinan di
Desa Bangun Rejo Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang tahun
2008-2009.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Pelayanan Kebidanan
Penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi petugas kesehatan
khususnya bidan agar menerapakan asuhan kebidanan sesuai dengan kebutuhan
klien khususnya pada ibu hamil.
2. Bagi Ibu Hamil
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan tambahan informasi bagi ibu
hamil tentang bagaimana sikap dalam menghadapi stres pada proses persalinan.
3. Bagi Peneliti
Sebagai aplikasi ilmu yang telah didapat selama masa perkuliahan di D-IV Bidan
Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara khususnya mata
kuliah Askeb dan Metodologi Penelitian.
4. Peneliti Lanjut
Sebagai masukan dan tambahan informasi bagi peneliti berikutnya yang akan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengalaman
Pengalaman diartikan sebagai sesuatu yang pernah dialami (dijalani, dirasai,
ditunggu) (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005).
Pengalaman dapat diartikan juga sebagai memori episodik, yaitu memori yang
menerima dan menyimpan peristiwa-peristiwa yang terjadi atau dialami individu pada
waktu dan tempat tertentu, yang berfungsi sebagai referensi otobiografi (Deahlier
Bukatko, 1985, dalam Syah, 2003).
B. Konsep Kehamilan 1. Defenisi Kehamilan
Masa kehamilan adalah dimulai dari proses pembuahan (konsepsi) sampai
lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari).
Dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi atas 3 triwulan / trimester
yaitu trimester I (usia kehamilan < 12 minggu), trimester II (usia kehamilan 12 – 27
minggu), dan trimester III (usia kehamilan 28 – 40 minggu).
2. Perubahan Psikologis
Ketika ibu pertama kali mengetahui dirinya mungkin hamil, ia merasa terkejut
ketidakyakinan adalah hal umum terjadi (Hamilton, 1995). Perubahan psikologis yang
terjadi selama kehamilan berbeda setiap trimester.
a. Trimster Pertama
Pada awal kehamilan dapat timbul reaksi emosional ambivalen, yaitu
ketidakpastian atau keragu-raguan akan kehamilan, ini terjadi karena kurangnya
persiapan baik secara materi maupun psikologi. Selain itu reaksi emosional yang dapat
muncul adalah ketakutan dan khayalan. Ibu merasa cemas dengan keadaan dirinya serta
janin pada waktu persalinan dan mulai membayangkan perannya setelah bayi lahir.
b. Trimester Kedua
Trimester kedua biasanya lebih menyenangkan. Ibu telah menerima
kehamilannya dan mulai memperhatikan kebutuhan dirinya dan janin serta
mempersiapkan dirinya dalam menghadapi persalinan. Di samping itu, dapat juga terjadi
mood swing dimana ibu cepat marah dan membutuhkan pengertian dan perhatian yang
lebih besar.
c. Trimster Ketiga
Trimester ketiga ditandai dengan adanya rasa tidak nyaman, perubahan bentuk
tubuh dan kecemasan akan proses persalinan dan peran ibu yang akan dijalani. Sekitar
dua minggu sebelum melahirkan, sebagian besar ibu mulai mengalami perasaan senang
(Reeder, 1997).
3. Ketidaknyamanan dalam Kehamilan
Ketidaknyamanan dalam kehamilan menyebabkan beberapa perubahan dalam
a. Sering buang air kecil (nocturia), dan cara meringankannya adalah
kosongkan kandung kemih saat terasa dorongan atau buang air kecil,
perbanyak minum pada siang hari, jangan kurangi minum di malam hari
untuk mengurangi nocturia kecuali jika nocturia mengganggu tidur dan
menyebabkan keletihan.
b. Keringat bertambah (peningkatan perspirasi), dan cara meringankannya
adalah pakailah pakaian yang tipis dan longgar, mandi atau rendam secara
teratur.
c. Kram pada kaki, cara meringankannya adalah berlatih dorsifleksi pada kaki
untuk meregangkan otot-otot.
d. Varises pada kaki/vulva, cara meringankannya adalah tinggikan kaki sewaktu
berbaring atau duduk, berbaring dengan posisi kaki ditinggikan + 900
beberapa kali sehari, hindari berdiri atau duduk terlalu lama, istirahat dalam
posisi berbaring miring kiri atau kanan.
4. Ketakutan-ketakutan pada Masa Hamil
Kehamilan pada umumnya menambah intensitas emosional dan tekanan-tekanan
batin pada kehidupan psikisnya. Hal ini dapat diperberat oleh kesulitan keuangan,
kewajiban mengurus rumah tangga yang amat berat, selisih paham dengan salah seorang
anggota keluarga. Konflik dengan suami, dan lain-lain, maka beban ujian berupa
kehamilan itu pasti akan terasa semakin berat menekan pada dirinya.
Ketakutan itu antara lain berupa : kerisauan disebabkan oleh kelelahan dan
kesakitan jasmaniah, jadi bingung, kecemasan karena tidak mendapatkan support
emosional; mengembangkan reaksi-reaksi kecemasan terhadap cerita-cerita takhayul
bayinya mati dan gugur (mengalami abortus), mati setelah lahir, atau akan cacad
jasmaninya disebabkan oleh dosa-dosa ibunya di masa lalu.
Jika dalam kehidupan sehari-hari seorang wanita memiliki sikap hidup yang
relatif sehat dan bersikap rasional terhaap diri sendiri, tanpa dibarengi
kompulsi-kompulsi (dorongan paksaan) tertentu, maka wanita tersebut pasti akan memandang
kehamilan dirinya dengan sikap yang sehat pula (Kartono Kartini, 1992).
Secara psikologis, stres pada ibu hamil dapat dibagi dalam tiga tahapan,
1. Tahap pertama adalah pada triwulan pertama, yaitu pada saat usia kehamilan satu
hingga tiga bulan. Dalam kurun waktu tersebut, biasanya ibu belum terbiasa dengan
keadaannya, dimana adanya perubahan hormon yang mempengaruhi kejiwaan ibu,
sehingga ibu sering merasa kesal atau sedih. Selain itu, ibu hamil ada juga yang
mengalami mual-mual dan morning sickness, yang mengakibatkan stres dan gelisah.
2. Tahap kedua saat triwulan kedua, yaitu pada saat usia kehamilan empat hingga enam
bulan. Dalam kurun waktu tersebut, biasanya ibu sudah merasa tenang, karena telah
terbiasanya dengan keadaannya. Di tahap ini, ibu hamil sudah dapat melakukan
aktivitas, termasuk aktivitas hubungan suami istri.
3. Tahap ketiga yakni trimester ketiga, stres pada ibu hamil akan meningkat kembali.
Hal itu dapat terjadi dikarenakan kondisi kehamilan semakin membesar. Kondisi itu
tidak jarang memunculkan masalah seperti posisi tidur yang kurang nyaman dan
mudah terserang rasa lelah. Dan semakin bertambah dekatnya waktu persalinan pun
akan membuat tingkat stres ibu semakin tinggi. Perasaan cemas muncul bisa
dikarenakan si ibu memikirkan proses melahirkan serta kondisi bayi yang akan
C. Stress 1. Defenisi
Stress adalah interaksi antara individu dan lingkungan yang ditandai oleh
ketegangan emosional dengan berpengaruh terhadap kondisi mental dan fisik seseorang
(Harvey and Bowin, 1996 : 313).
Stress adalah sebagai ketidakseimbangan antara tuntutan dan kemampuan respon
di bawah suatu kondisi dimana kegagalan sejalan dengan tuntutan yang mempunyai
konsekuensi penting (J.E. McGrath, 1970 : 20).
Stress adalah munculnya reaksi psikologis yang membuat seseorang merasa
tegang atau cemas sebab orang tersebut merasa tidak mampu mengatasi atau meraih
tuntutan atau keinginannya (Gray and Smeltzer, 1990 : 636).
2. Gejala dan Tanda-tanda Stress
a. Fisik, yaitu mulut dan kerongkongan kering, tangan lembab, merasa panas,
otot-otot tegang, sakit kepala, gelisah, dan lain-lain.
b. Perilaku yaitu perasaan bingung, cemas, sedih, jengkel, salah paham, tidak
berdaya, tidak mampu berbuat apa-apa, gelisah, serta kehilangan semangat.
c. Watak dan kepribadian yaitu sikap hati-hati menjadi cermat yang berlebihan,
cemas menjadi lekas panik, kurang percaya diri, dan lain-lain.
d. Emosional, yaitu marah-marah, mudah tersinggung, suasana hati mudah
berubah-ubah, mudah menangis dan depresi, gugup.
e. Intelektual, yaitu mudah lupa, kacau pikirannya, daya ingat menurun, sulit
f. Interpersonal, yaitu acuh dan mendiamkan orang lain, menutup diri secara
berlebihan (Cooper, 1995).
3. Tahap-tahap Stress
a. Tahap peringatan : ada respon fisiologis yang rumit yang dialami adanya
stresor. Munculnya ketegangan otot, detak jantung.
b. Tahap resistensi : tubuh menggunakan seluruh kemampuannya untuk
melawan reaksi stress.
c. Tahap kelelahan : sumber daya habis, resistensi menurun. Penyakit atau
kematian datang.
4. Model-model Stress
Model-model stres digunakan untuk mengidentifikasi stressor pada individu
secara khusus dan memprediksi respon seseorang pada stres, yang dimana setiap model
menekankan pada aspek yang berbeda dari stres. Model stres ada empat yaitu stres
sebagai respon, model stres adaptasi stres, stres sebagai stimulus dan stres sebagai
transaksi.
Stres sebagai model respon mengidentifikasi stres sebagai respon individu
terhadap penerimaan stres (Lyon & Werner, 1987) dalam Abraham & Shanley, 1997).
Selye juga menjelaskan stres sebagai suatu respon nonspesifik tubuh terhadap tuntutan
lingkungan. Respon umum ini disebut sebagai General Adaptation Syndrom (GAS)
(Potter & Perry, 1992). Stres hanya bisa di observasi melalui perubahan tubuh, karena
stres berada dalam tubuh. General adaptation syndrom terjadai melalui pelepasan
hormon dan perubahan pada struktur dan komposisi kimia tubuh. Organ tubuh yang
Selain itu pada general adaptation syndrom tubuh juga dapat berespon secara lokal
misalnya suatu organ atau bagian tubuh tersendiri berespon, hal ini disebut dengan Local
Adaptation Syndrom (LAS) contohnya inflamasi.
D. Konsep Persalinan 1. Defenisi Persalinan
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat bertahan hidup,
dari dalam rahim melalui vagina ke dunia luar (Endjun, 2002).
Persalinan adalah proses pergerakan keluar janin, plasenta, dan membran dari
dalam rahim melalui jalan lahir (Bogak et all, 2005).
Persalinan normal adalah persalinan yang dimulai secara spontan, beresiko
rendah pada awal persalinan, dan tetap demikian selama proses persalinan (WHO,
2005). Bayi dilahirkan secara spontan dalam presentasi belakang kepala pada usia
kehamilan 37-42 minggu setelah persalinan ibu dan bayi dalam keadaan sehat. Ada juga
yang menyatakan bahwa persalinan normal adalah jika bayi lahir dengan presentasi
kepala tanpa memakai alat-alat atau pertolongan istimewa serta tidak melukai ibu dan
bayi dan umumnya berlangsung dalam waktu 18 jam atau kurang dari 24 jam tanpa
komplikasi apapun (Endjun, 2002).
2. Kecemasan Pada Proses Persalinan
Tidak semua perempuan memberikan respon yang senang dan gembira
menjelang persalinan. Beberapa diantara mereka ada yang menunjukkan dua perasaan
kecemasan saat menjelang persalinan dan selama melahirkan. Tingkat cemas yang
dialami mereka bisa cemas ringan dan sedang tetapi pada beberapa kasus tingkat
kecemasan ibu melahirkan bisa mencapai cemas berat dan panik.
Ketika seorang wanita berada dalam cemas ringan dan sedang maka ia masih
mampu bersikap asertif, mempertahankan kontrol dan menggunakan koping secara lebih
efektif. Tidak demikian dengan seorang wanita yang sangat cemas, dimana ia sama
sekali tidak mampu melaksanakan koping dan motivasinya menurun sehingga ia
mengabaikan nasehat atau instruksi yang diberikan oleh tenaga kesehatan yang
membantunya melahirkan, akibatnya hal ini bisa mengancam keselamatan ibu dan
bayinya (Henderson & Jones, 2005).
3. Kegelisahan dan Ketakutan Menjelang Kelahiran Bayi
Pada setiap wanita, baik yang bahagia maupun yang tidak bahagia, apabila
dirinya jadi hamil : pasti akan dihinggapi campuran rasa, yaitu : rasa kuta dan berani
menanggung segala coba, dan rasa-rasa lemah hati, takut, ngeri; rasa cinta dan benci;
keragu-raguan dan kepastian; kegelisahan dan rasa tenang bahagia; harapan penuh
kegembiraan dan kecemasan, yang semuanya menjadi semakin intensif pada saat
mendekati masa kelahiran bayinya.
Sebab-sebabnya antara lain :
1) Takut Mati
Sekalipun peristiwa kelahiran itu adalah satu fenomenon fisiologis yang
normal, namun hal tersebut tidak kalis dari resiko-resiko dan bahaya kematian.
Bahkan pada proses kelahiran yang normal sekalipun senantiasa disertai pendarahan
ketakutan-ketakutan; takut mati, baik kematian dirinya sendiri, maupun anak bayi yang akan
dilahirkan.
2) Trauma Kelahiran
Berkaitan dengan perasaan takut mati yang ada pada wanita pada saat
melahirkan bayinya, ada pula ketakutan-lahir. (takut dilahirkan didunia ini) pada
anak bayi, yang kita kenal sebagai ”trauma Kelahiran” . trauma kelahiran ini berupa
ketakutan akan berpisahnya bayi dari rahim ibunya. Yaitu merupakan ktakutan
“hipotetis” untuk dilahirkan di dunia, dan takut terpisah dari ibunya.
3) Perasaan bersalah / Berdosa
Dalam semua aktivitas reproduksinya, wanita itu banyak melakukan
identifikasi terhadap ibunya. Jika identifikasi ini menjadi salah-bentuk. Dan wanita
tadi banyak mengembangkan mekanisme rasa-rasa bersalah dan rasa berdosa
terhadap ibunya. Maka peristiwa tadi membuat dirinya menjadi tidak mampu
berfungsi sebagai ibu yang bahagia; sebab selalu saja ia dibebani atau dikejar-kejar
oleh rasa berdosa.
4) Ketakutan riil :
a. Takut kalau-kalau bayinya akan lahir cacat, atau lahir dalam kondisi yang
patologis.
b. Takut kalau bayinya akan bernasib buruk disebabkan oleh dosa-dosa ibu itu
sendiri dimasa silam.
d. Munculnya elemen ketakutan yang sangat mendalam dan tidak disadari, kalau ia
akan dipisahkan dari bayinya.
e. Takut kehilangan bayinya yang sering muncul sejak masa kehamilan sampai
waktu melahirkan bayinya. Ketakutan ini bisa diperkuat oleh rasa-rasa berdosa
atau bersalah.
E. Fenomenologi
Fenomenologi diartikan sebagai pengalaman subjektif atau pengalaman
fenomenologikal atau suatu studi tentang kesadaran dari perspektif dari seseorang
(Husserl) (Moleong, 2005). Istilah fenomenologi juga sering diartikan sebagai anggapan
umum untuk menunjuk pada pengalaman subjektif dari berbagai jenis dan tipe subjek
yang ditemui. Istilah fenomenologi juga mengacu pada penelitian terdisiplin tentang
kesadaran dari perspektif pertama seseorang (Moleong, 2005).
Terdapat dua macam penelitian fenomenologi, yaitu fenomenologi deskriptif dan
fenomenologi interpretif. Fenomenologi deskriptif berfokus kepada penyelidikan
fenomena, kemudian pengalaman yang seperti apakah yang terlihat dalam fenomena
(fenomenologi deskriptif) dan bagaimana mereka menafsirkan pengalaman tersebut
(fenomenologi interpretif). Tujuan dari penelitian fenomenologi adalah untuk
menggambarkan secara penuh tentang pengalaman dan pengembangan persepsi.
Terdapat empat aspek dalam fenomenologi yaitu: (1) ruang kehidupan; (2) kehidupan
tubuh (memenuhi kebutuhan badaniah); (3) usia (kesementaraan); (4) kehidupan
hubungan manusia (hubungan) (Polit, et al., 2001).
Fenomenologi kadang-kadang digunakan sebagai pendekatan perspektif dan juga
riwayat yang cukup panjang dalam penelitian sosial termasuk psikologi, sosiologi, dan
pekerjaan sosial. Selain itu fenomenologi juga merupakan pandangan berpikir yang
menekankan pada fokus kepada pengalaman-pengalaman subjektif manusia dan
interpretasi-interpretasi dunia (Moleong, 2005).
Beberapa ciri pokok fenomenologi yang diakukan oleh peneliti fenomenologis
yaitu: (1) fenomenologis cenderung mempertentangkan dengan ’naturalisme’ yaitu yang
disebut objektivisme dan positifisme, yang telah berkembang sejak zaman Renaisans
dalam ilmu pengetahuan dan teknologi; (2) secara pasti fenomenologis cenderung
memastikan kognisi yang mengacu pada apa yang oleh Husserl disebut ’Evidenz’, yang
merupakan kesadaran tentang sesuatu benda itu sendiri secara jelas dan berbeda dengan
yang lainnya, yang mencakupi untuk sesuatu dari segi itu; (3) fenomenologis cenderung
percaya bahwa bukan hanya sesuatu benda yang ada dalam dunia alam dan budaya
(Moleong, 2005).
Fenomenologis percaya bahwa kehidupan seseorang adalah berharga dan
menarik, karena kesadaran seseorang tentang kehidupan tersebut. Ungkapan menjadi
sesuatu di dunia (perwujudan) adalah sebuah konsep tentang ketajaman ikatan fisik
seseorang pada dunia mereka, seperti berfikir, melihat, mendengar, rasa, dan interaksi
antara perasaan yang terus menerus pada tubuh mereka dengan dunia (Polit, et al.,
2001).
Peneliti dalam pandangan fenomenologis berusaha memahami arti peristiwa dan
kaitan-kaitannya terhadap orang-orang yang berada dalam situasi tertentu (Moleong,
2005). Fenomenologi tidak berarti bahwa peneliti mengetahui arti sesuatu bagi
konseptual para subjek yang ditelitinya sehingga mereka mengerti apa dan bagaimana
suatu yang dikembangkan oleh mereka di sekitar peristiwa dalam kehidupannya
sehari-hari (Moleong, 2005).
Dalam sebuah penelitian fenomenologi sumber data utama adalah data
percakapan yang mendalam, dengan peneliti dan informan sebagai partisipan. Peneliti
membantu partisipan untuk menggambarkan pengalaman hidup tanpa memimpin
diskusi. Selanjutnya, dalam percakapan yang dalam, peneliti berusaha menambahakan
jalan kepada partisipan untuk mendapatkan akses penuh tentang pengalaman hidup
mereka. Terkadang, dua wawancara terpisah atau beberapa pembicaraan diperlukan.
Secara khas, penelitian fenomenologi melibatkan sedikit partisipan, sering 10 orang atau
lebih sedikit (Polit, et al., 2001).
Walaupun terdapat sebuah metode interpretasi fenomenologi, sebuah penelitian
fenomenologi deskriptif sering melibatkan empat tahap yaitu: (1) menggolongkan data,
yang berarti proses mengidentiikasi dan memegang praduga kepercayaan dan pendapat
yang ditangguhkan tentang fenomena yang diteliti; (2) Intuisi, yang terbentuk ketika
peneliti membuka arti sifat dari fenomena dari orang yang pernah mengalaminya; (3)
analisa data, misalnya menyaring percakapan penting, mengaktegorikan, dan membuat
pengertian tentang hal-hal yang baru dari fenomena); (4) menggambarkan, yaitu tahap
menggambarkan ketika peneliti mulai mengerti dan mengartikan fenomena (Polit, et al.,
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Dalam penelitian ini akan digunakan desain penelitian kualitatif fenomenologi
untuk mengetahui bagaimana pengalaman ibu dalam menghadapi stress persalinan di
Desa Bangun rejo Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang tahun
2008-2009.
B. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan dari objek penelitian atau yang akan diteliti
(Suyanto, 2008). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu primipara di Desa
Bangun Rejo Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang tahun 2008-2009
sebanyak 40 orang
2. Sampel
Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 7 orang, dengan
teknik purposive sampling. Karena desain penelitian adalah kualitatif fenomenologi
maka pengambilan data dan sampel dilakukan sampai saturasi data. Setelah pengambilan
7 orang sampel, peneliti menemukan saturasi data, maka penelitian dihentikan. Sampel
yang diambil mempunyai kriteria sebagai berikut:
C. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Bangun Rejo Kecamatan Tanjung Morawa
Kabupaten Deli Serdang.
D. Waktu Penelitian
Penelitian berlangsung mulai bulan Maret – Mei 2009.
E. Etika Penelitian
Penelitian ini dilakukan setelah peneliti mendapat persetujuan dari institusi
pendidikan yaitu Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara dan izin Kepala Desa Bangun Rejo Kecamatan Tanjung Morawa
Kabupaten Deli Serdang . Dalam penelitian ini terdapat beberapa hal yang berkaitan
dengan permasalahan etik, yaitu: memberikan penjelasan kepada calon partisipan
penelitian tentang tujuan dan prosedur pelaksanaan penelitian.
Apabila calon partisipan bersedia, maka calon partisipan dipersilahkan untuk
menandatangani informed consent. Tetapi jika calon partisipan tidak bersedia, maka
calon partisipan berhak untuk menolak dan mengundurkan diri. Partisipan juga berhak
mengundurkan diri selama proses pengumpulan data berlangsung. Kerahasiaan catatan
mengenai data partisipan dijaga dengan cara tidak menuliskan nama partisipan pada
instrumen, tetapi menggunakan inisial. Data yang diperoleh dari partisipan juga hanya
digunakan untuk kepentingan penelitian.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian adalah peneliti sendiri sebagai
mengenai data umum partisipan pada lembar pengumpulan data (kuesioner) berupa usia
ibu, agama, pendidikan terakhir, dan jumlah anak dan panduan wawancara.
Panduan wawancara yang digunakan adalah:
1. Coba ibu ceritakan bagaimana perasaan ibu pada saat hamil dalam menghadapi
stress persalinan!
2. Siapa saja yang mendukung ibu selama mengalami stress pada saat hamil dalam
menghadapi persalinan?
3. Coba ibu ceritakan penyebab apa saja yang membuat ibu stress saat hamil dalam
menghadapi persalinan!
4. Upaya apa sajakah yang ibu lakukan pada saat hamil untuk mengurangi stress dalam
menghadapi persalinan?
G. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilaksanakan dengan setelah mendapat izin dari Ketua
Program Studi D-IV Bidan Pendidik dan Kepala Desa Bangun Rejo Kecamatan Tanjung
Morawa Kabupaten Deli Serdang, peneliti mengadakan pendekatan kepada calon
partisipan untuk mendapatkan persetujuan sebagai partisipan penelitian.
Setelah amemilih partisipan sesuai dengan kriteria, peneliti memperkenalkan diri
terlebih dahulu dan menjelaskan hal yang terkait dengan penelitian. Selanjutnya
partisipan menjawab pertanyaan yang terdapat pada alembar kuesioner sesuai dengan
petunjuk apabila menemukan kesulitan dalam menganalisa pertanyaan yang diajukan.
Setelah partisipan mengisi kuesioner, peneliti melekukan wawancara mendalam untuk
H. Analisa Data
Metode yang digunakan adalah metode Colaizzi. Colaizzi mendiskripsikan
proses analisa yang digunakan secara rinci yang terdiri dari :
1. Membaca semua prosedur untuk memperoleh perasaan mereka.
2. Meninjau kembali setiap prosedur dan saring pernyataan-pernyataan penting.
3. Mengemukakan makna setiap pernyataan penting (misalnya rumuskan maknanya).
4. Mengorganisasi makna yang sudah dirumuskan ke dalam kelompok tema.
a. Membandingkan kembali kelompok-kelompok ini kepada prosedur aslinya untuk
mengabsahkannya.
b. Mencatat penyimpangan diantara berbagai kelompok, dengan menghindari
pengabaian data atau tema yang tidak sesuai.
5. Mengintegrasikan hasil kedalam penjelasan luas tentang fenomena yang sedang
diselidiki.
6. Merumuskan penjelasan luas dari fenomena yang sedang diselidiki sebagai
pernyataan diindentifikasi sespesifik mungkin.
7. Menanyakan partisipan tentang temuan-temuan ini sejauh mungkin sebagai langkah
validasi akhir (Polit, D.F., Hungler, B.P, 2001)
I. Tingkat Kepercayaan Data
Tingkat kepercayaan data yang digunakan peneliti disini berpegang pada empat
Keempat prinsip itu adalah :
1. Prinsip kredibilitas
Prinsip kredibilitas artinya bahwa kebenaran dari hasil penelitian harus dapat
dipercaya dalam mengungkapkan kenyataan yang sesungguhnya. Untuk memenuhi
kriteria ini, maka peneliti melakukan wawancara secara mendalam sampai informasi
yang diharapkan diketahui.
2. Prinsip dependibilitas
Prinsip dependebilitas artinya bahwa hasil penelitian harus memiliki relibilitas.
Untuk dapat memenuhi kriteria ini, maka peneliti harus mempertahankan konsistensi
dari tehnik pengumpulan data, dan dapat membuat penafsiran atas fenomena yang ada.
3. Prinsip konfirmabilitas
Prinsip konfirmabilitas artinya data yang diperoleh harus dapat diyakini. Untuk
dapat memenuhi kriteria ini, maka peneliti dapat amelakukan beberapa cara, yaitu: 1)
mengundang beberapa pihak untuk mendiskusikan hasil penelitian, 2) mendatangi
berbagai pihak untuk melakukan audit trial, berupa jejak atau sistematik kerja penelitian
yang dapat dilacak atau diikuti, serta melakukan proses kerja secara sistematis dan
terdokumentasi, 3) menginformasikan hasil penelitian kepada pembimbing.
4. Prinsip tranferabilitas
Prinsip transferabilitas mengandung makna apakah hasil penelitian ini dapat
digeneralisasikan atau diaplikasikan pada situasi lain. Hasil penelitian kualitatif tidak
mutlak dapat digeneralisasikan, kecuali situasi tersebut memiliki karakteristik yang sama
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Penelitian fenomenologi ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan
tentang pengalaman ibu hamil dalam menghadapi stress persalinan. Ketujuh partisipan
yang diteliti pernah mengalamai stress dalam menghadapi persalinan. Pengumpulan data
dilakukan melalui wawancara secara mendalam menggunakan alat perekam.
A. Karakteristik Partisipan
Ketujuh partisipan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah partisipan
yang memenuhi kriteria dan bersedia untuk diwawancarai serta menandatangani
persetujuan menjadi partisipan penelitian sebelum wawancara dimulai. Usia ketujuh
partisipan berkisar antara 20-30 tahun. Lama usia perkawinan ketujuh partisipan berkisar
antara satu sampai tiga tahun. Dari ketujuh partisipan masing-masing partisipan
memiliki satu orang anak.
Satu orang partisipan berasal dari suku Batak, enam orang dari suku Jawa.
Ketujuh partisipan masing-masing beragama Islam. Lima orang partisipan bekerja
sebagai ibu rumah tangga dan dua orang partisian lainnya bekerja sebagai pegawai
swasta. Lima orang partisipan bependidikan terakhir SMA, dan dua orang partisipan
lainnya berpendidikan terakhir perguruan tinggi. Data demografi partisipan dapat dilihat
Tabel 4.1. Data Demografi Partisipan
No Karakteristik Jumlah
1 Usia Ibu
20 - 25 tahun 26 - 30 tahun
3 4 2 Lama usia perkawinan
1 tahun 2 tahun 3 tahun 2 4 1 3 Jumlah anak
1 7
4 Agama
Islam 7
5 Suku Jawa Batak
6 1 6 Pekerjaan
Pegawai swasta Ibu rumah tangga
2 5 7 Pendidikan
SMA
Perguruan Tinggi
5 2
B. Pengalaman Ibu Hamil dalam Menghadapi Stress Persalinan
Dari hasil wawancara ditemukan faktor penyebab stress, gejala yang dialami
ketika stress, sumber dukungan dalam menghadapi stress, dukungan yang diberikan saat
mengalami stress, upaya yang dilakukan untuk mengurangi stress, harapan persalinan
yang akan dialami.
1. Faktor penyebab stress
Dari hasil wawancara diperoleh bahwa faktor penyebab stress yang dialami oleh
ibu dalam menghadapi stress persalinan adalah takut bayi yang dilahirkan cacat, takut
salah satu diantara mereka (ibu dan bayi) meninggal, takut dengan rasa sakit, takut tidak
a. Takut bayi yang dilahirkan cacat
Seluruh partisipan menyatakan bahwa mereka merasa takut apabila bayi yang
dilahirkan cacat seperti yang dialami oleh tetangga dari salah seorang partisipan.
Pernyataan yang berkaitan dengan ketakutan partisipan berikut:
Terus terang saya merasa stress banget, terutama mengenai kelahiran anak saya apakah ia lahir normal atau tidak, soalnya kalau melihat anak-anaknya yang dilahirkan dalam keadaan cacat rasanya perasaan sadih sekali (Partisipan 1)
Ya ada mbak, kayak anak saya kalau lahir cacat amit-amit ya mbak, saya belum siap mbak. Kan kasian apalagi kalau sampai perempuan cacat, aduh… kita sebagai orang tua kan jadi ikut sedih, susah mikirin anak
(Partisipan 5)
Paling pertama kali saya takut dan stress anak saya lahir cacat nantinya
(Partisipan 7)
b. Takut salah satu diantara mereka (ibu dan bayi) meninggal
Seluruh partisipan menyatakan bahwa mereka takut apabila salah satu dari mereka
(ibu dan anak) sampai menggal. Hal ini diungkapkan oleh partisipan berikut:
… atau salah satu dari kami ada yang meninggal saya benar-benar gak sanggup untuk menerimanya mbak (Partisipan 2)
Takut anak saya meninggal atau saya yang meninggal. Pokoknya suntuk banget mbak (Partisipan 3)
… apalagi nanti kalau tau anaknya lama keluar takut terjadi apa-apa kayak meninggal gak ya anak saya, bisa bertahan gak ya dia di perut saya. Aduh dek gak bisa diungkapkan lagilah kayak mana perasaan seorang ibu yang mau melahirkan ngeri-ngeri sedap. (Partisipan 6)
c. Takut dengan rasa sakit
Empat dari tujuh orang partisipan menyatakan bahwa stress yang dialami oleh
melahirkan. Takut dengan rasa sakit yang dialami partisipan terlihat dari pernyataan
berikut:
Ya membayangkan kayak sakitnya melahirkan, saya kan udah pernah lihat waktu sepupu saya melahirkan kayaknya sakitnya minta ampun karena ngeliat dia njerit-jerit mbak. Saya jadi suka ih…ngeri sendiri (Partisipan 5)
Ya masih gelisah lah mbak, kan yang jalani saya, jadi cuma saya yang tau takutnya itu. Gimana ngerasain sakitnya, gimana nanti. Kecuali kalau udah melahirkan saya dan anak saya barulah saya tenang mbak
(Partisipan 7)
d. Takut tidak bisa melahirkan normal
Empat dari tujuh partisipan menyatakan ketakutan mereka apabila mereka tidak
bisa melahirkan secara normal sehingga harus dioperasi dan divakum. Hal tersebut
sesuai dengan pernyataan partisipan berikut:
Kadang melamun membayangkan kelahiran nanti, saya bisa gak ya nanti, saya terus-terusan kepikiran hal-hal yang mengerikan…saya jadi semakin ketakutan jangan-jangan saya saya gak bisa melahirkan karena anak saya besar, terus nanti dioperasi perasaan saya semakin gak enak (Partisipan 1)
Saya takut anak saya terlalu besar terus saya gak bisa mengedan terus anaknya gak bisa keluar, jadinya saya gak bisa melahirkan dengan normal. Saya takut operasi mbak jangan sampelah mbak biayanya kan mahal mbak (Partisipan 2)
Belum lagi kalo anaknya susah keluar apalagi pernah saya lihat bayi yang anaknya divakum kan kepalanya disedot kayak membentuk batok gitu kan. Kasian mbak, jangan sampailah anak saya kalau lahir kayak gitu itu yang saya pikirkan mbak (Patisipan 5)
e. Kurang siap mental
Enam orang partisipan menyatakan penyebab stress yang mereka rasakan adalah
karena kurang siap mental sehingga merasa belum siap melahirkan dan menjadi ibu.
Saya juga belum siap karena kan belum ada pengalaman untuk mengurus anak, mana mikirin kerjaan saya nanti gimana apa saya bisa bagi waktunya, apalagi nyusui gimana ya (Partisipan 2)
Saya juga merasa belum siap untuk menjadi ibu yang baik bagi anak saya karena belum fasih benar dalam merawat bayi. Walau nantinya pun berjalan dengan sendirinya saya menjadi bisa merawat bayi (Partisipan 4)
Anak pertama biasalah mbak balum tau kan, semakin dekat hari mau melahirkan kayaknya hati ini semakin gimana gitu, ih takut kali bisa gak ya melewatinya, siap gak ya nanti kalau udah jadi ibu, jadi banyak lah yang dipikirkan (Partisipan 7)
2. Gejala yang dialami ketika stress
Dari hasil wawancara diketahui tentang gejala yang dirasakan ketika mengalami
stress persalinan adalah jantung berdebar dan tidak bisa tidur.
a. Jantung berdebar
Tiga dari tujuh partisipan menyatakan bahwa mereka merasa jantung mereka
berdebar-debar ketika mengalami stress menghadapi persalinan. Hal tersebut sesuai
dengan pernyataan partisipan berikut:
Semakin hari mau dekat saya kepikiran bisa gak ya saya melahirkan nanti, kalau udah ingat hari mau melahirkan udah dekat, jantung saya suka berdebar-debar (Partisipan 3)
Ya semakin cemaslah mbak kayak bawaannya deg-degan terus
(Partisipan 6)
b. Tidak bisa tidur
Dua dari tujuh partisipan merasa tidak bisa tidur nyeyak ketika mengalami stress
dalam menghadapi persalinan. Hal ini sesuai dengan pernyataan partisipan berikut:
…perasaan saya jadi semakin gak enak jadi gak bisa tidur semua jadi serba salah (Partisipan 1)
3. Dukungan saat menghadapi stress persalinan
Seluruh partisipan menyatakan bahwa mereka didukung oleh suami dan keluarga,
teman dan tenaga kesehatan ketika menghadapi stress persalinan.
a. Dukungan suami dan keluarga
Seluruh partisipan merasakan dukungan dari suami dan keluarganya. Dukungan
suami dan keluarga yang dirasakan oleh partisipan dapat dilihat dari pernyataan berikut:
Suami dan keluarga mendukung kehamilan saya, tapi mereka juga sering menasehati agar saya tidak terlalu memikitkan kehamilan saya dan bagaimana melahirkan nantinya (Partisipan 1)
Yang paling utama ya udah pasti suami, trus orang tua, mertua saya, mereka mendukung sekali (Partisipan 2)
Suami saya selalu mendukung saya pada saat saya hamil dalam menghadapi persalinan. Suami saya selalu perhatian kepada saya… Orang tua dan mertua saya juga mendukung. Mereka sering membawakan makanan yang saya inginkan (Partisipan 4)
b. Dukungan teman dekat dan tetangga
Selain dari suami dan keluarga lima orang partisipan merasakan mendapat
dukungan dari teman dekat dan tetangga. Hal ini sesuai dengan pernyataan partisipan
berikut:
Ada mbak teman dekat saya dia sudah punya anak jadi dia sering cerita pengalaman dia waktu hamil sampai melahirkan, dia juga nenangi kalau saya cemas (Partisipan 1)
Teman akrab saya, dia sering nelpon dan ngingein saya agar gak stress kadang ngajak ketemua untuk makan-makan, yang bayarin dia, tetangga saya juga baik-baik suka ngasih tau jangan dipikirkan kali nanti juga terlewatkan (Partisipan 2)
c. Dukungan dari tenaga kesehatan
Dua orang partisipan juga mendapat dukungan dari tenaga kesehatan khususnya
bidan agar menjaga kesehatan dengan makan-makanan bergizi. Hal ini sesuai dengan
pernyataan partisipan berikut:
Bu bidan desa kami, saya kan kenal kali mbak, masih ada saudara sama saya jadi dia selalu ingati untuk periksa biar anaknya sehat (Partisipan 5)
…bidan desa. Ibu selalu kasih tau saya kayak harus jaga kesehatan, makan makanan bergizi, buah-buahan biar anaknya sehat (Partisipan 3)
4. Upaya yang dilakukan untuk mengurangi stress
Dari hasil wawancara diperoleh bahwa upaya yang dilakukan partisipan untuk
mengurangi stress persalinan adalah dengan refreshing, mencari sumber informasi,
beribadah dan berdoa, dan mencari kesibukan.
a. Refreshing
Seluruh partisipan menyatakan bahwa untuk mengurangi stress persalinan mereka
dengan refreshing salah satunya dengan jalan-jalan. Hal ini sesuai dengan pernyataan
partisipan berikut:
Ya palingan jalan-jalan sama suami saya mbak sambil makan apa saja yang saya pengeni, kayak belanja-belanja perlengkapan bayi juga (Partisipan 1)
Saya sering pergi jalan-jalan bersama suami, makan diluar bersama biar selera makan saya bertambah. Kalo libur saya sering kumpul-kumpul dengan saudara-saudara saya… (Partisipan 4)
b. Mencari sumber informasi
Enam orang partisipan menyatakan bahwa untuk mengurangi rasa stress
menghadapi persalinan adalah dengan mencari informasi baik dari buku, majalah, radio,
dan dari pengalaman orang lain. Hal yang berhubungan dengan mencari informasi dapat
dilihat dari pernyataan partisipan berikut:
Saya juga sering membaca buku tentang hal-hal yang berhubungan dengan persalinan. (Partisipan 1)
Kalo udah males kerja saya biasanya ngemil sambil baca-baca buku tentang hamil, melahirkan, dan cara-cara mengurus anak dengan dengan baik atau dengerin musik, radio, siapa tau ada informasi yyang saya butuhkan (Partisipan 2)
Ngobrol sama tetangga yang udah pengalaman melahirkan, kalo udah capek main paling nonton TV, minta dibuatin makanan buat cemilan sama ibu saya (Partisipan 6)
c. Beribadah dan berdoa
Salah satu upaya yang dilakukan oleh partisipan adalah dengan beibadah untuk
menenangkan diri dan berdoa supaya agar dapat melahirkan secara normal. Pernyataan
partisipan yang berkaitan dengan beribadah dan berdoa adalah sebagai berikut:
Dan yang utama saya lakukan adalah berdoa dan berserah diri adalah berdoa dan berserah diri kepada-Nya agar saat persalian nanti dapat berjalan dengan lancar dan semuanya dengan normal. (Partisipan 4)
Berdoalah mbak, sholat biar jiwa dan hati kita tenag, minta kepada Yang Diatas agar melahirkan nanti lancar-lancar saja. Saya rasa Cuma segitu aja mbak (Partisipan 5)
d. Mencari kesibukan
Upaya lain yang dilakukan untuk mengurangi stress dalam menghadapi persalinan
adalah dengan mencari kesibukan antara lain dengan membersihkan rumah,
membereskan perlengkapan bayi dan nonton TV. Hal tersebut dilakukan oleh lima orang
partisipan dan dapat dilihat dari pernyataan partisipan berikut:
Dari pengalaman saya kemaren begitu saya cemas dan stress saya langsung alihkan ke hal lain seperti melakukan hal-hal yang membuat saya sibuk seperti membersihkan rumah, membereskan baju, popok, perlengkapan bayi nantinya terus kalo udah kecapean saya nonton TV sambil makan cemilan…
(Partisipan 1)
BAB V PEMBAHASAN
Pada bab ini akan diuraikan tentang hasil penelitian dan membandingkan hasil
penelitian dengan literatur yang berhubungan. Yakni pengalaman ibu hamil dalam
menghadapi stress persalinan.
A. Interpretasi dan Diskusi Hasil
1. Faktor penyebab stress
Dari hasil penelitian partisipan menyebutkan bahwa penyebab dari stress dalam
menghadapi persalinan yang mereka alami kemungkinan adalah karena takut bayi yang
dilahirkan cacat, takut salah satu diantara mereka (ibu dan bayi) meninggal, takut
dengan rasa sakit, takut tidak bisa melahirkan normal, dan kurang siap mental.
Hal tersebut sesuai dengan pernyataan dari Kartini (1992) yang menyatakan
bahwa pada setiap wanita hamil, ketakutan untuk melahirkan bayinya itu bisa diperkuat
oleh sebab-sebab konkret lainnya. Misalnya takut kalau-kalau bayinya akan lahir cacat
atau lahir dalam kondisi yang patologis.
Sekalipun peristiwa kelahiran itu adalah suatu fenomenologis yang normal,
namun hal tersebut tidak lepas dari resiko-resiko dan bahaya kematian. Persalinan
normal sekalipun senantiasa disertai perdarahan dan kesakitan yang hebat. Peristiwa
inilah yang menimbulkan ketakutan-ketakutan, khususnya takut mati, baik kematian
reserve guna melindungi diri dari segala bentuk kepanikan, serta memberikan rasa aman
pada diri sendiri.
2. Gejala yang dialami ketika stress
Dari hasil penelitian partisipan menyebutkan bahwa gejala yang dialami ketika
stress adalah jantung berdebar-debar dan tidak bisa tidur. Hal tersebut sesuai dengan
pernyataan dari Nilasari (2008) yang menyatakan bahwa trejadinya stress bisa ditandai
dengan peningkatan detak jantung dan peningkatan hormon pemicu stress. Perlu
diketahui bahwa setiap detak jantung itu tentu dapat dirasakan pula oleh janin. Oleh
karena itu, bila sering mengalami stress, maka detak jantung semakin meningkat.
Peningkatan itu dapat mempengaruhi kondisi dari si ibu, seperti kurang tidur, nafsu
makan terganggu, cemas, dan lain sebagainya.
Ibu hamil yang kurang waktu tidurnya akan mempengaruhi kondisi kesehata dan
kebugaran tubuh. Karena waktu untuk beristirahatpun kurang, akibatnya bisa berbahaya
. Pasokan makanan bergizi yang dibutuhkan oleh ibu dab janin tentu berkurang pula.
Karena pasokan makanan bergizi kurang, maka dikhawatirkan pertumbuhan janin juga
akan terganggu (Nilasari, 2008).
3. Dukungan saat menghadapi stress persalinan
Dari hasil penelitian partisipan menyebutkan bahwa dukungan saat menghadapi
stress persalinan didapatkan dari suami dan keluarga, teman dekat dan tetangga, dan
dukungan dari tenaga kesehatan.
Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Niven (2002) yang menyatakan bahwa
dukungan sosial merupakan faktor penting dalam manajemen stress, dapat diukur
diberikan oleh teman-teman dan sanak familinya. Jaringan sosial tidak hanya berarti
dukungan sosial, dalam jaringan sosial dukungan yang terutama didapatkan dari suami.
“Jaringan sosial” merupakan jumlah yang terlibat dan sifat persahabatannya. Perasaan
mendapatkan dukungan sosial meliputi perasaan dan pemikiran individu tentang
bagaiman membantu hubungan diantara mereka.
Mencari dukungan dari keluarga, teman, dan orang lain yang mampu menolong di
masyarakat merupakan sumber kekuatan pada masa-masa yang sulit. Meskipun
demikian, ada ketegangan antara kebutuhan untuk mendapatkan dukungan dan
kebutuhan itu dibiarkan sendirian (Niven, 2002).
4. Upaya yang dilakukan untuk mengurangi stress persalinan
dari hasil penelitian partisipan menyebutkan bahwa upaya yang dilakukan untuk
mengurangi stress adalah dengan refreshing, mencari sumber informasi, beribadah dan
berdoa, serta mencari kesibukan.
Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Nilasari (2008) yaitu berbagi pengalaman
mengenai apa yang sedang dirasakan saat kehamilan kepada sesama ibu hamill atau
keluarga lain yang sudah memiliki pengalaman melahirkan sangat membantu dalam
meminimalkan kecemasan menjelang persalinan. Berbagi cerita, selain melegakan
perasaan juga bisa menambah ilmu.
Istirahat yang nyaman, berbaring pada salah satu sisi (sisi kiri lebih dianjurkan) di
kamar yang sepi, mendengarkan musik yang lembut, membayangkan diri di tempat yang
disukai misalnya dipantai, ditaman dan sebagainya juga dianjurkan untuk mengurangi
Suami sebaiknya tidak membuat masalah dalam komunikasi, tidak membuat
emosi istri terganggu, misalnya marah-marah atau bertengkar karena saat hamil, istri
mungkin akan lebih sensitif, jadi suami juga harus maklum. Suami tidak boleh
memancing hal-hal yang dapat membuat istri merasa marah, sedih, atau tertekan. Suami
juga harus berempati, misalnya membantu pekerjaan rumah, mengajak istri jalan-jalan
untuk menenangkan dirinya dan lain sebagainya.
B. Implikasi untuk asuhan Kebidanan/ Pendidikan Kebidanan
1. Bagi Pelayanan Kebidanan
Penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi petugas kesehatan
khususnya bidan agar menerapakan asuhan kebidanan sesuai dengan kebutuhan klien
khususnya pada ibu hamil. Hal ini dapat diterapkan dengan cara memberikan informasi
dalam bentuk penyuluhan atau pendidikan kesehatan dalama menghadapi stres
persalinan yang dialami pada ibu hamil dalam praktek asuhan kebidanan di masyarakat.
2. Bagi Peneliti Lanjutan
Sebagai pengetahuan dan sumber informasi untuk penelitian berikutnya yang
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian terhadap tujuh orang partisipan yang mengalami stress dalam
menghadapi persalinan didapatkan pengalaman ibu hamil dalam menghadapi stress
persalinan adalah sebagai berikut:
1. Faktor penyebab stress yang dialami oleh ibu dalam menghadapi stress persalinan
adalah takut bayi yang dilahirkan cacat, takut salah satu diantara mereka (ibu dan
bayi) meninggal, takut dengan rasa sakit, takut tidak bisa melahirkan normal, kurang
siap mental.
2. Gejala yang dirasakan ketika mengalami stress persalinan adalah jantung berdebar
dan tidak bisa tidur.
3. Mereka didukung oleh suami dan keluarga, teman dan tenaga kesehatan ketika
menghadapi stress persalinan
4. Upaya yang dilakukan partisipan untuk mengurangi stress persalinan adalah dengan
refreshing, mencari sumber informasi, beribadah dan berdoa, dan mencari
B. Saran
1. Petugas Kesehatan
Kepada petugas kesehatan diharapkan agar dapat memberikan penyuluhan
kepada pasien tentang persalinan untuk mengurangi stres dalam menghadapi
persalinan.
2. Ibu Hamil
Di harapkan kepada ibu hamil untuk mencari informasi sebanyak – banyaknya
tentang persalinan dan memilih penolong persalinan yang kompeten atau pada
ahlinya dan memilih tempat persalinan yang memiliki fasilitas yang lebih
lengkap, agar dapat menenangkan ibu dalam menghadapi persalinan
3. Keluarga
Diharapkan kepada keluarga khususnya pada suami untuk mendukung secara
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,S.(2002).Prosedur Penelitian:Suatu pendekatan praktek Jakarta : rineka cipta
Azwar,S.(2005).Sikap manusia dan pengukurannya.Yogyakarta : Pustaka pelajar
Cooper, C. (1995). Stres Manajemen yang Sukses Dalam Sepekan. Jakarta : Kesainl Blanc.
Curtis. B. Glade. (2000). Kehamilan di Atas Usia 30. Jakarta : Arcan.
Dagun. M. Save. (2002). Psikologi Keluarga. Jakarta : Rineka Cipta.
Hidayat, A, Azizbalimul.(2007). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data, Jakarta : Salemba Medika.
Kartono, K. (1992). Psikologi Wanita. Bandung : Mandar Maju.
Nilasari, N. (2008). Pemicu stress. http://www. pemicustress.net/2008.htm diperoleh tanggal 1 Juni 2009.
………(2008). Halau Stress. http://www. halaustress.net/2008-05.htm diperoleh tanggal 1 Juni 2009.
Notoatmodjo,S.(1993).Pengantar pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku kesehatan
Yogyakarta : Andi offset
………(2002). Pendidikan & Prilaku Kesehatan , Jakarta: Rineka Cipta.
………(2003). Ilmu Kesehatan Masyarakat, Jakarta: Rineka Cipta.
………(2005). Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta.
Polit, D.F, & Hungler. B. (1995). Nursing Research Principles and Methods (Fifth Edition). Philadelphia : J.B. Lippincott Company.
Purwanto,H(1999).Pengantar prilaku manusia.Jakarta:EGC
Ratna Sari Dwi. (2006). Stres dan Koping Perawat Kepribadian Tipe A dan
Kepribadian Tipe B di Ruang Rawat Inap RSU Dr. Pirngadi Medan. Skripsi S1
Keperawatan USU. Medan.
Bobak, et al. (2005). Keperawatan Maternitas. Jakarta. EGC
Endjun, J.J. (2002). Mempersiapkan Persalinan Sehat. Jakarta: Puspa Suara
Henderson & Jones. (2005). Buku Ajar Konsep Kebidanan. Jakarta: EGC
Ross, S. (2005). Birth Right, Panduan Untuk Mendapatkan yang Terbaik dalam Kehamilan dan Kelahiran. Jakarta: Trasmedia
Fitri. (2007). Melahirkan Tanpa Rasa Sakit dan Nyeri.
http://www.conectique.com/tipssolution/pregnancy/baby delivery/article.
diperoleh tanggal 29 Mei 2009
Reeder, S. J., Martin, L.L., Griffin, D. K. (1997). Maternity Nursing Family Newborn and Womens Healthcare. Philadelphia; Jb. Lippincot Company
Hurlock, E. (1997). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga
Lampiran 1 LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI PARTISIPAN
Saya yang bernama Dewi Lestari / 085102041 adalah mahasiswa Program Studi
D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Saat ini sedang
melakukan penelitian mengenai Pengalaman Ibu Hamil Dalam Menghadapi Stress
Persalinan di Desa bangun Rejo Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang
tahun 2008-2009. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan
tugas akhir di Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara.
Untuk keperluan tersebut saya mohon kesediaan ibu-ibu untuk menjadi
partisipan dalam penelitian ini. Selanjutnya saya mohon mengisi kuesioner dan lembar
checklist dengan jujur dan apa adanya. Jika bersedia, silahkan menandatangani lembar
persetujuan ini sebagai bukti kesukarelaan ibu.
Partisipasi ibu-ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga bebas
mengundurkan diri setiap saat tanpa sanksi apapun. Identitas pribadi ibu dan semua
informasi yang ibu berikan akan dirahasiakan dan hanya digunakan untuk keperluan
penelitian ini.
Terima kasih atas partisipasi ibu dalam penelitian ini.
Medan, November 2008
Peneliti Partisipan
Lampiran 2 LEMBAR KUESIONER
SIKAP IBU HAMIL TRIMESTER III DALAM MENGHADAPI STRESS PADA PROSES PERSALINAN DI RSU DR. PIRNGADI MEDAN
Petunjuk Pengisian :
Ibu diharapkan : 1. Menjawab setiap pertanyaan yang tersedia dengan memberikan tanda
checklist () pada tempat yang disediakan.
2. Mengisi pertanyaan dengan lengkap pada pertanyaan yang tidak
memiliki kolom checklist.
3. Semua pertanyaan harus diisi dengan satu jawaban
4. Tiap satu pertanyaan harus diisi dengan satu jawaban
5. Bila ada yang kurang mengerti dapat ditanyakan kepada peneliti
Data Demografi
Usia : ……….. tahun
Agama : ( ) Islam
( ) Kristen protestan
( ) Katolik
( ) Hindu
( ) Budha
Pendidikan terakhir : ( ) Tidak sekolah
( ) SD
( ) SMP
( ) SMA
( ) Perguruan Tinggi
Pekerjaan : ( ) Bekerja
Lampiran 3 PANDUAN WAWANCARA
1. Coba ibu ceritakan bagaimana perasaan ibu pada saat hamil dalam menghadapi
stress persalinan!
2. Siapa saja yang mendukung ibu selama mengalami stress pada saat hamil dalam
menghadapi persalinan?
3. Coba ibu ceritakan penyebab apa saja yang membuat ibu stress saat hamil dalam
menghadapi persalinan!
4. Upaya apa sajakah yang ibu lakukan pada saat hamil untuk mengurangi stress dalam
menghadapi persalinan?