• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengalaman Ibu Hamil Dalam Menghadapi Stres Persalinan Di Desa Bangun Rejo Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang Tahun 2008 - 2009

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengalaman Ibu Hamil Dalam Menghadapi Stres Persalinan Di Desa Bangun Rejo Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang Tahun 2008 - 2009"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM MENGHADAPI STRES PERSALINAN DI DESA BANGUN REJO KECAMATAN TANJUNG MORAWA

KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2008 - 2009

OLEH : DEWI LESTARI

NIM. 085102041

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM DIV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

T.A. 2008 / 2009

(2)

D-IV Bidan Pendidik FK USU Karya Tulis Ilmiah, Juni 2009 Nama : Dewi Lestari

NIM : 085102041

PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM MENGHADAPI STRES PERSALINAN DI DESA BANGUN REJO KECAMATAN TANJUNG MORAWA

KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2008 - 2009

vi + 37 halaman + 7 lampiran

ABSTRAK

Kehamilan adalah hal yang luar biasa karena menyangkut perubahan yang fisiologis, biologis dan psikis yang mengubah hidup seorang wanita. Kehamilan juga merupakan suatu perubahan hormonal, yang merupakan bagian dari respon ibu terhadap kehamilan yang dapat menimbulkan stres, terjadi perubahan mood, hampir sama seperti saat mereka akan menstruasi atau selama menopause. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menggali pengalaman ibu hamil dalam menghadapi stress persalinan di Desa Bangun Rejo. Dalam penelitian ini akan digunakan desain penelitian kualitatif fenomenologi. Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 7 orang, dengan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara secara mendalam menggunakan alat perekam. Usia seluruh partisipan berkisar antara 20-30 tahun. Lama usia perkawinan seluruh partisipan berkisar antara satu sampai tiga tahun. Seluruh partisipan memiliki satu orang anak. Satu orang partisipan berasal dari suku Batak, enam orang dari suku Jawa. Ketujuh partisipan masing-masing beragama Islam. Lima orang partisipan bekerja sebagai ibu rumah tangga dan dua orang partisian lainnya bekerja sebagai pegawai swasta. Lima orang partisipan bependidikan terakhir SMA, dan dua orang partisipan lainnya berpendidikan terakhir perguruan tinggi. Faktor penyebab stress yang dialami oleh ibu dalam menghadapi stress persalinan adalah takut bayi yang dilahirkan cacat, takut salah satu diantara mereka (ibu dan bayi) meninggal, takut dengan rasa sakit, takut tidak bisa melahirkan normal, kurang siap mental. Gejala yang dirasakan ketika mengalami stress persalinan adalah jantung berdebar dan tidak bisa tidur. Mereka didukung oleh suami dan keluarga, teman dan tenaga kesehatan ketika menghadapi stress persalinan. Upaya yang dilakukan partisipan untuk mengurangi stress persalinan adalah dengan refreshing, mencari sumber informasi, beribadah dan berdoa, dan mencari kesibukan. Disarankan kepada petugas kesehatan agar dapat memberikan penyuluhan kepada pasien tentang persalinan untuk mengurangi stres persalinan.

Daftar Pustaka : 32 (1993-2008)

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah dengan judul

“Pengalaman Ibu Hamil Dalam Menghadapi Stres Persalinan di Desa Bangun Rejo

Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang Tahun 2008-2009.

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis manyadari banyak mengalami

kesulitan, akan tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya penulis dapat

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini, untuk itu perkenankanlah penulis menyampaikan

terima kasih kepada :

1. Prof. Gontar A. Siregar, SpPD-KGEH selaku Dekan Fakultas Kedokteran USU.

2. dr. Murniarti Manik, MSc, SpKK selaku Ketua Program Studi D IV Bidan Pendidik

Fakultas Kedokteran USU.

3. Dr. Christoffel L. Tobing, SpOG-K, selaku Dosen Pembimbing dalam penulisan

Karya Tulis Ilmiah yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam

penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.

4. Suamiku tercinta Deni Krisdianto dan anakku Daffa Onchy Pratama yang telah

memberikan dukungan dan doa selama menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

5. Seluruh dosen, staf dan pegawai administrasi Program Studi D IV Bidan Pendidik

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

6. Teman-teman yang telah memberikan bantuan dan dukungan dalam menyelesaikan

Karya Tulis Ilmiah ini, khususnya Juhana P, Elly Demiati, Hetty M.S, Henny.

(4)

Penulis menyadari bahwa penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari

kesempurnaan baik isi maupun susunannya, untuk itu penulis mengharapkan saran dan

kritik yang dapat membangun kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

Akhir kata penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang

turut membantu penulis selama menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga Karya

Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi para pembaca.

Medan, Juni 2009

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan... 3

D. Manfaat Penelitian ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 5

A. Sikap ... 5

1. Defenisi ... 5

2. Tingkatan Sikap ... 5

3. Ciri-ciri Sikap ... 6

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Sikap 6 B. Hamil Trimester III ... 6

1. Defenisi ... 6

2. Perubahan Fisik dan Emosi Ibu Pada Trimester III ... 7

3. Ketidaknyamanan dalam Kehamilan ... 8

4. Ketakutan-ketakutan pada Masa Hamil ... 9

C. Stress ... 9

1. Defenisi ... 9

2. Gejala dan Tanda-tanda Stress ... 10

3. Tahap-tahap Stress ... 10

4. Model-model Stress ... 11

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 12

A. Desain Penelitian ... 12

B. Populasi dan Sampel ... 12

1. Populasi ... 12

2. Sampel ... 12

C. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 13

D. Etika Penelitian ... 13

E. Instrumen Penelitian... 13

F. Rencana Pengumpulan Data ... 14

G. Rencana Analisa Data ... 15

H. Tingkat Kepercayaan Data ... 15

BAB IV METODE PENELITIAN ... 19

(6)

C. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 20

D. Pertimbangan Etik ... 21

A. Alat Pengumpulan Data ... 22

B. Teknik Pengumpulan Data ... 22

C. Analisa Data ... 22

BAB V : HASIL DAN PEMBAHASAN ... 23

A. Hasil Penelitian ... 23

B. Pembahasan ... 33

BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN ... 36

A. Kesimpulan ... 36

B. Saran ... 36

DAFTAR PUSTAKA

(7)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Persetujuan Menjadi Partisipan

Lampiran 2 : Panduan Wawancara

Lampiran 3 : Surat Izin Penelitian dari Program D-IV Bidan Pendidik-USU

Lampiran 4 : Surat Izin dari Kepala Desa Bangun Rejo Kecamatan Tanjung Morawa

Kabupaten Deli Serdang

Lampiran 5 : Telah Menyelesaikan Penelitian

Lampiran 6 : Daftar Riwayat Hidup

(8)

D-IV Bidan Pendidik FK USU Karya Tulis Ilmiah, Juni 2009 Nama : Dewi Lestari

NIM : 085102041

PENGALAMAN IBU HAMIL DALAM MENGHADAPI STRES PERSALINAN DI DESA BANGUN REJO KECAMATAN TANJUNG MORAWA

KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2008 - 2009

vi + 37 halaman + 7 lampiran

ABSTRAK

Kehamilan adalah hal yang luar biasa karena menyangkut perubahan yang fisiologis, biologis dan psikis yang mengubah hidup seorang wanita. Kehamilan juga merupakan suatu perubahan hormonal, yang merupakan bagian dari respon ibu terhadap kehamilan yang dapat menimbulkan stres, terjadi perubahan mood, hampir sama seperti saat mereka akan menstruasi atau selama menopause. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menggali pengalaman ibu hamil dalam menghadapi stress persalinan di Desa Bangun Rejo. Dalam penelitian ini akan digunakan desain penelitian kualitatif fenomenologi. Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 7 orang, dengan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara secara mendalam menggunakan alat perekam. Usia seluruh partisipan berkisar antara 20-30 tahun. Lama usia perkawinan seluruh partisipan berkisar antara satu sampai tiga tahun. Seluruh partisipan memiliki satu orang anak. Satu orang partisipan berasal dari suku Batak, enam orang dari suku Jawa. Ketujuh partisipan masing-masing beragama Islam. Lima orang partisipan bekerja sebagai ibu rumah tangga dan dua orang partisian lainnya bekerja sebagai pegawai swasta. Lima orang partisipan bependidikan terakhir SMA, dan dua orang partisipan lainnya berpendidikan terakhir perguruan tinggi. Faktor penyebab stress yang dialami oleh ibu dalam menghadapi stress persalinan adalah takut bayi yang dilahirkan cacat, takut salah satu diantara mereka (ibu dan bayi) meninggal, takut dengan rasa sakit, takut tidak bisa melahirkan normal, kurang siap mental. Gejala yang dirasakan ketika mengalami stress persalinan adalah jantung berdebar dan tidak bisa tidur. Mereka didukung oleh suami dan keluarga, teman dan tenaga kesehatan ketika menghadapi stress persalinan. Upaya yang dilakukan partisipan untuk mengurangi stress persalinan adalah dengan refreshing, mencari sumber informasi, beribadah dan berdoa, dan mencari kesibukan. Disarankan kepada petugas kesehatan agar dapat memberikan penyuluhan kepada pasien tentang persalinan untuk mengurangi stres persalinan.

Daftar Pustaka : 32 (1993-2008)

(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan merupakan suatu kondisi perubahan fisik, psikis dan sosial. Pada

umumnya kehamilan berkembang dengan normal namun terkadang dapat terjadi

gangguan ataupun kelainan sehingga kehamilan tersebut menjadi abnormal. Hal ini sulit

untuk diketahui, oleh sebab itu semua ibu hamil harus dimonitoring secara seksama dan

teliti. Bagi ibu muda, apalagi yang baru pertama kali menghadapi kehamilan, saat-saat

menjelang persalinan merupakan masa yang mencemaskan bahkan kondisi kehamilan

yang baik dan sehat serta rajin berkunjung ke dokter, sering tidak menjamin ketentraman

hati mereka (Musbikin, 2006).

Kehamilan adalah hal yang luar biasa karena menyangkut perubahan yang

fisiologis, biologis dan psikis yang mengubah hidup seorang wanita (Maulana, 2008).

Kehamilan juga merupakan suatu perubahan hormonal, yang merupakan bagian dari

respon ibu terhadap kehamilan yang dapat menimbulkan stres, dapat menjadi perubahan

mood, hampir sama seperti saat mereka akan menstruasi atau selama menopause

(Bolak, Lowdermilk & Jensen, 2005).

Stress atau perasaan tertekan dapat mempengaruhi dan merugikan bayi lewat

perubahan fisik yang terjadi pada ibu hamil. Seperti peningkatan detak jantung dan

peningkatan hormone stress. Stress psikologis memiliki efek fisik kuat pada persalinan.

Hormon stress, seperti adrenalin berinteraksi dengan reseptor – beta di dalam otot uterus

(10)

Pada ibu hamil yang mempunyai tingkat stress yang tinggi dapat meningkatkan

resiko kelahiran bayi premature bahkan keguguran. Ibu yang mengalami stress mungkin

mengalami tekanan yang sangat berat saat melahirkan. Faktor lainnya yaitu karena

proses persalinan yang membuat trauma dan kurangnya dukungan pada saat kehamilan

dan persalinan. Perasaan belum siap menjadi ibu, misalnya karena usia terlalu muda

(Junita, 2004).

Ketika seorang ibu akan menghadapi proses persalinan diiringi dengan

ketakutan, stress dan sangat cemas serta tegang, tak yakin pada dirinya sendiri, maka

ketegangan ini bisa menyebabkan tekanan pada serviks dan rahim, sehingga lebih

banyak rasa sakit yang ditimbulkan (Ross, 2005). Ketakutan karena rasa sakit

melahirkan lebih dirasakan oleh calon ibu yang baru pertama kali melahirkan karena

belum ada pengalaman hamil serta melahirkan sebelumnya. Hal ini diperburuk oleh

adanya informasi yang salah dan mitos-mitos yang berkembang di masyarakat tentang

kehamilan dan persalinan (Fitri, 2007).

Cemas saat menjelang kelahiran bayi dialami oleh sebagian besar wanita baik

yang pertama kali melahirkan (primipara) maupun untuk yang kedua kalinya atau lebih

(multipara) maupun untuk yang kedua kalinya atau lebih (multipara). Mengidentifikasi

bahwa kelahiran bayi pertama merupakan salah satu peristiwa yang pang membuat stres

dalam kehidupan seseorang. Hasil penelitian menunjukkan ibu primipara memiliki

tingkat intensitas stres, nyeri dan cemas yang lebih tinggi dibandingkan dengan

multipara (Moore, 1994 dalam Henderson, 2005).

Bantuan yang diberikan oleh bidan (tenaga kesehatan) selama proses persalinan

(11)

menurunkan stress serta mengakhiri dengan baik (Ladewig, London & Old, 1989,

Gorrie, Mc. Kinney & Murray, 1998).

Caplan (1960) menemukan bahwa 85% dari sampel wanita yang akan

mempunyai bayi untuk pertama kalinya (primapara) mengakui perasaan kecewa dan

ansietas saat mengetahui bahwa mereka hamil. Cobliner (1965) menemukan bahwa 47%

dari sampel wanita di New York secara terbuka mengakui bahwa awal kehamilan

mereka tidak menginginkan anak yang sedang mereka kandung. Walaupun demikian,

Cartwrigth (1976) melakukan survey pada wanita primipara di Inggris dan menemukan

bahwa 67% dari wanita tersebut merasa senang bahwa mereka hamil. Penemuan yang

berbeda ini dapat dijelaskan pertama-tama dengan waktu kehamilan saat wawancara

dilakukan. Sikap yang ditunjukkan terhadap kelahiran dapat berubah selama kehamilan

terutama jika ibu atau ayah dapat merasakan kehadiran bayi dalam kandungan

(quickening). Kedua, kehamilan yang direncanakan mempunyai korelasi psikologis yang

berbeda dari kehamilan yang tidak direncanakan.

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik dan berminat untuk

mengadakan penelitian mengenai pengalaman ibu hamil dalam menghadapi stres

persalinan di Desa Bangun Rejo Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang

Tahun 2008-2009.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk mengetahui

bagaimana pengalaman ibu hamil dalam menghadapi stress persalinan di Desa Bangun

(12)

C. Tujuan Penelitian

Untuk menggali pengalaman ibu hamil dalam menghadapi stress persalinan di

Desa Bangun Rejo Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang tahun

2008-2009.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Pelayanan Kebidanan

Penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi petugas kesehatan

khususnya bidan agar menerapakan asuhan kebidanan sesuai dengan kebutuhan

klien khususnya pada ibu hamil.

2. Bagi Ibu Hamil

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan tambahan informasi bagi ibu

hamil tentang bagaimana sikap dalam menghadapi stres pada proses persalinan.

3. Bagi Peneliti

Sebagai aplikasi ilmu yang telah didapat selama masa perkuliahan di D-IV Bidan

Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara khususnya mata

kuliah Askeb dan Metodologi Penelitian.

4. Peneliti Lanjut

Sebagai masukan dan tambahan informasi bagi peneliti berikutnya yang akan

(13)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengalaman

Pengalaman diartikan sebagai sesuatu yang pernah dialami (dijalani, dirasai,

ditunggu) (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005).

Pengalaman dapat diartikan juga sebagai memori episodik, yaitu memori yang

menerima dan menyimpan peristiwa-peristiwa yang terjadi atau dialami individu pada

waktu dan tempat tertentu, yang berfungsi sebagai referensi otobiografi (Deahlier

Bukatko, 1985, dalam Syah, 2003).

B. Konsep Kehamilan 1. Defenisi Kehamilan

Masa kehamilan adalah dimulai dari proses pembuahan (konsepsi) sampai

lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari).

Dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi atas 3 triwulan / trimester

yaitu trimester I (usia kehamilan < 12 minggu), trimester II (usia kehamilan 12 – 27

minggu), dan trimester III (usia kehamilan 28 – 40 minggu).

2. Perubahan Psikologis

Ketika ibu pertama kali mengetahui dirinya mungkin hamil, ia merasa terkejut

(14)

ketidakyakinan adalah hal umum terjadi (Hamilton, 1995). Perubahan psikologis yang

terjadi selama kehamilan berbeda setiap trimester.

a. Trimster Pertama

Pada awal kehamilan dapat timbul reaksi emosional ambivalen, yaitu

ketidakpastian atau keragu-raguan akan kehamilan, ini terjadi karena kurangnya

persiapan baik secara materi maupun psikologi. Selain itu reaksi emosional yang dapat

muncul adalah ketakutan dan khayalan. Ibu merasa cemas dengan keadaan dirinya serta

janin pada waktu persalinan dan mulai membayangkan perannya setelah bayi lahir.

b. Trimester Kedua

Trimester kedua biasanya lebih menyenangkan. Ibu telah menerima

kehamilannya dan mulai memperhatikan kebutuhan dirinya dan janin serta

mempersiapkan dirinya dalam menghadapi persalinan. Di samping itu, dapat juga terjadi

mood swing dimana ibu cepat marah dan membutuhkan pengertian dan perhatian yang

lebih besar.

c. Trimster Ketiga

Trimester ketiga ditandai dengan adanya rasa tidak nyaman, perubahan bentuk

tubuh dan kecemasan akan proses persalinan dan peran ibu yang akan dijalani. Sekitar

dua minggu sebelum melahirkan, sebagian besar ibu mulai mengalami perasaan senang

(Reeder, 1997).

3. Ketidaknyamanan dalam Kehamilan

Ketidaknyamanan dalam kehamilan menyebabkan beberapa perubahan dalam

(15)

a. Sering buang air kecil (nocturia), dan cara meringankannya adalah

kosongkan kandung kemih saat terasa dorongan atau buang air kecil,

perbanyak minum pada siang hari, jangan kurangi minum di malam hari

untuk mengurangi nocturia kecuali jika nocturia mengganggu tidur dan

menyebabkan keletihan.

b. Keringat bertambah (peningkatan perspirasi), dan cara meringankannya

adalah pakailah pakaian yang tipis dan longgar, mandi atau rendam secara

teratur.

c. Kram pada kaki, cara meringankannya adalah berlatih dorsifleksi pada kaki

untuk meregangkan otot-otot.

d. Varises pada kaki/vulva, cara meringankannya adalah tinggikan kaki sewaktu

berbaring atau duduk, berbaring dengan posisi kaki ditinggikan + 900

beberapa kali sehari, hindari berdiri atau duduk terlalu lama, istirahat dalam

posisi berbaring miring kiri atau kanan.

4. Ketakutan-ketakutan pada Masa Hamil

Kehamilan pada umumnya menambah intensitas emosional dan tekanan-tekanan

batin pada kehidupan psikisnya. Hal ini dapat diperberat oleh kesulitan keuangan,

kewajiban mengurus rumah tangga yang amat berat, selisih paham dengan salah seorang

anggota keluarga. Konflik dengan suami, dan lain-lain, maka beban ujian berupa

kehamilan itu pasti akan terasa semakin berat menekan pada dirinya.

Ketakutan itu antara lain berupa : kerisauan disebabkan oleh kelelahan dan

kesakitan jasmaniah, jadi bingung, kecemasan karena tidak mendapatkan support

emosional; mengembangkan reaksi-reaksi kecemasan terhadap cerita-cerita takhayul

(16)

bayinya mati dan gugur (mengalami abortus), mati setelah lahir, atau akan cacad

jasmaninya disebabkan oleh dosa-dosa ibunya di masa lalu.

Jika dalam kehidupan sehari-hari seorang wanita memiliki sikap hidup yang

relatif sehat dan bersikap rasional terhaap diri sendiri, tanpa dibarengi

kompulsi-kompulsi (dorongan paksaan) tertentu, maka wanita tersebut pasti akan memandang

kehamilan dirinya dengan sikap yang sehat pula (Kartono Kartini, 1992).

Secara psikologis, stres pada ibu hamil dapat dibagi dalam tiga tahapan,

1. Tahap pertama adalah pada triwulan pertama, yaitu pada saat usia kehamilan satu

hingga tiga bulan. Dalam kurun waktu tersebut, biasanya ibu belum terbiasa dengan

keadaannya, dimana adanya perubahan hormon yang mempengaruhi kejiwaan ibu,

sehingga ibu sering merasa kesal atau sedih. Selain itu, ibu hamil ada juga yang

mengalami mual-mual dan morning sickness, yang mengakibatkan stres dan gelisah.

2. Tahap kedua saat triwulan kedua, yaitu pada saat usia kehamilan empat hingga enam

bulan. Dalam kurun waktu tersebut, biasanya ibu sudah merasa tenang, karena telah

terbiasanya dengan keadaannya. Di tahap ini, ibu hamil sudah dapat melakukan

aktivitas, termasuk aktivitas hubungan suami istri.

3. Tahap ketiga yakni trimester ketiga, stres pada ibu hamil akan meningkat kembali.

Hal itu dapat terjadi dikarenakan kondisi kehamilan semakin membesar. Kondisi itu

tidak jarang memunculkan masalah seperti posisi tidur yang kurang nyaman dan

mudah terserang rasa lelah. Dan semakin bertambah dekatnya waktu persalinan pun

akan membuat tingkat stres ibu semakin tinggi. Perasaan cemas muncul bisa

dikarenakan si ibu memikirkan proses melahirkan serta kondisi bayi yang akan

(17)

C. Stress 1. Defenisi

Stress adalah interaksi antara individu dan lingkungan yang ditandai oleh

ketegangan emosional dengan berpengaruh terhadap kondisi mental dan fisik seseorang

(Harvey and Bowin, 1996 : 313).

Stress adalah sebagai ketidakseimbangan antara tuntutan dan kemampuan respon

di bawah suatu kondisi dimana kegagalan sejalan dengan tuntutan yang mempunyai

konsekuensi penting (J.E. McGrath, 1970 : 20).

Stress adalah munculnya reaksi psikologis yang membuat seseorang merasa

tegang atau cemas sebab orang tersebut merasa tidak mampu mengatasi atau meraih

tuntutan atau keinginannya (Gray and Smeltzer, 1990 : 636).

2. Gejala dan Tanda-tanda Stress

a. Fisik, yaitu mulut dan kerongkongan kering, tangan lembab, merasa panas,

otot-otot tegang, sakit kepala, gelisah, dan lain-lain.

b. Perilaku yaitu perasaan bingung, cemas, sedih, jengkel, salah paham, tidak

berdaya, tidak mampu berbuat apa-apa, gelisah, serta kehilangan semangat.

c. Watak dan kepribadian yaitu sikap hati-hati menjadi cermat yang berlebihan,

cemas menjadi lekas panik, kurang percaya diri, dan lain-lain.

d. Emosional, yaitu marah-marah, mudah tersinggung, suasana hati mudah

berubah-ubah, mudah menangis dan depresi, gugup.

e. Intelektual, yaitu mudah lupa, kacau pikirannya, daya ingat menurun, sulit

(18)

f. Interpersonal, yaitu acuh dan mendiamkan orang lain, menutup diri secara

berlebihan (Cooper, 1995).

3. Tahap-tahap Stress

a. Tahap peringatan : ada respon fisiologis yang rumit yang dialami adanya

stresor. Munculnya ketegangan otot, detak jantung.

b. Tahap resistensi : tubuh menggunakan seluruh kemampuannya untuk

melawan reaksi stress.

c. Tahap kelelahan : sumber daya habis, resistensi menurun. Penyakit atau

kematian datang.

4. Model-model Stress

Model-model stres digunakan untuk mengidentifikasi stressor pada individu

secara khusus dan memprediksi respon seseorang pada stres, yang dimana setiap model

menekankan pada aspek yang berbeda dari stres. Model stres ada empat yaitu stres

sebagai respon, model stres adaptasi stres, stres sebagai stimulus dan stres sebagai

transaksi.

Stres sebagai model respon mengidentifikasi stres sebagai respon individu

terhadap penerimaan stres (Lyon & Werner, 1987) dalam Abraham & Shanley, 1997).

Selye juga menjelaskan stres sebagai suatu respon nonspesifik tubuh terhadap tuntutan

lingkungan. Respon umum ini disebut sebagai General Adaptation Syndrom (GAS)

(Potter & Perry, 1992). Stres hanya bisa di observasi melalui perubahan tubuh, karena

stres berada dalam tubuh. General adaptation syndrom terjadai melalui pelepasan

hormon dan perubahan pada struktur dan komposisi kimia tubuh. Organ tubuh yang

(19)

Selain itu pada general adaptation syndrom tubuh juga dapat berespon secara lokal

misalnya suatu organ atau bagian tubuh tersendiri berespon, hal ini disebut dengan Local

Adaptation Syndrom (LAS) contohnya inflamasi.

D. Konsep Persalinan 1. Defenisi Persalinan

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat bertahan hidup,

dari dalam rahim melalui vagina ke dunia luar (Endjun, 2002).

Persalinan adalah proses pergerakan keluar janin, plasenta, dan membran dari

dalam rahim melalui jalan lahir (Bogak et all, 2005).

Persalinan normal adalah persalinan yang dimulai secara spontan, beresiko

rendah pada awal persalinan, dan tetap demikian selama proses persalinan (WHO,

2005). Bayi dilahirkan secara spontan dalam presentasi belakang kepala pada usia

kehamilan 37-42 minggu setelah persalinan ibu dan bayi dalam keadaan sehat. Ada juga

yang menyatakan bahwa persalinan normal adalah jika bayi lahir dengan presentasi

kepala tanpa memakai alat-alat atau pertolongan istimewa serta tidak melukai ibu dan

bayi dan umumnya berlangsung dalam waktu 18 jam atau kurang dari 24 jam tanpa

komplikasi apapun (Endjun, 2002).

2. Kecemasan Pada Proses Persalinan

Tidak semua perempuan memberikan respon yang senang dan gembira

menjelang persalinan. Beberapa diantara mereka ada yang menunjukkan dua perasaan

(20)

kecemasan saat menjelang persalinan dan selama melahirkan. Tingkat cemas yang

dialami mereka bisa cemas ringan dan sedang tetapi pada beberapa kasus tingkat

kecemasan ibu melahirkan bisa mencapai cemas berat dan panik.

Ketika seorang wanita berada dalam cemas ringan dan sedang maka ia masih

mampu bersikap asertif, mempertahankan kontrol dan menggunakan koping secara lebih

efektif. Tidak demikian dengan seorang wanita yang sangat cemas, dimana ia sama

sekali tidak mampu melaksanakan koping dan motivasinya menurun sehingga ia

mengabaikan nasehat atau instruksi yang diberikan oleh tenaga kesehatan yang

membantunya melahirkan, akibatnya hal ini bisa mengancam keselamatan ibu dan

bayinya (Henderson & Jones, 2005).

3. Kegelisahan dan Ketakutan Menjelang Kelahiran Bayi

Pada setiap wanita, baik yang bahagia maupun yang tidak bahagia, apabila

dirinya jadi hamil : pasti akan dihinggapi campuran rasa, yaitu : rasa kuta dan berani

menanggung segala coba, dan rasa-rasa lemah hati, takut, ngeri; rasa cinta dan benci;

keragu-raguan dan kepastian; kegelisahan dan rasa tenang bahagia; harapan penuh

kegembiraan dan kecemasan, yang semuanya menjadi semakin intensif pada saat

mendekati masa kelahiran bayinya.

Sebab-sebabnya antara lain :

1) Takut Mati

Sekalipun peristiwa kelahiran itu adalah satu fenomenon fisiologis yang

normal, namun hal tersebut tidak kalis dari resiko-resiko dan bahaya kematian.

Bahkan pada proses kelahiran yang normal sekalipun senantiasa disertai pendarahan

(21)

ketakutan-ketakutan; takut mati, baik kematian dirinya sendiri, maupun anak bayi yang akan

dilahirkan.

2) Trauma Kelahiran

Berkaitan dengan perasaan takut mati yang ada pada wanita pada saat

melahirkan bayinya, ada pula ketakutan-lahir. (takut dilahirkan didunia ini) pada

anak bayi, yang kita kenal sebagai ”trauma Kelahiran” . trauma kelahiran ini berupa

ketakutan akan berpisahnya bayi dari rahim ibunya. Yaitu merupakan ktakutan

“hipotetis” untuk dilahirkan di dunia, dan takut terpisah dari ibunya.

3) Perasaan bersalah / Berdosa

Dalam semua aktivitas reproduksinya, wanita itu banyak melakukan

identifikasi terhadap ibunya. Jika identifikasi ini menjadi salah-bentuk. Dan wanita

tadi banyak mengembangkan mekanisme rasa-rasa bersalah dan rasa berdosa

terhadap ibunya. Maka peristiwa tadi membuat dirinya menjadi tidak mampu

berfungsi sebagai ibu yang bahagia; sebab selalu saja ia dibebani atau dikejar-kejar

oleh rasa berdosa.

4) Ketakutan riil :

a. Takut kalau-kalau bayinya akan lahir cacat, atau lahir dalam kondisi yang

patologis.

b. Takut kalau bayinya akan bernasib buruk disebabkan oleh dosa-dosa ibu itu

sendiri dimasa silam.

(22)

d. Munculnya elemen ketakutan yang sangat mendalam dan tidak disadari, kalau ia

akan dipisahkan dari bayinya.

e. Takut kehilangan bayinya yang sering muncul sejak masa kehamilan sampai

waktu melahirkan bayinya. Ketakutan ini bisa diperkuat oleh rasa-rasa berdosa

atau bersalah.

E. Fenomenologi

Fenomenologi diartikan sebagai pengalaman subjektif atau pengalaman

fenomenologikal atau suatu studi tentang kesadaran dari perspektif dari seseorang

(Husserl) (Moleong, 2005). Istilah fenomenologi juga sering diartikan sebagai anggapan

umum untuk menunjuk pada pengalaman subjektif dari berbagai jenis dan tipe subjek

yang ditemui. Istilah fenomenologi juga mengacu pada penelitian terdisiplin tentang

kesadaran dari perspektif pertama seseorang (Moleong, 2005).

Terdapat dua macam penelitian fenomenologi, yaitu fenomenologi deskriptif dan

fenomenologi interpretif. Fenomenologi deskriptif berfokus kepada penyelidikan

fenomena, kemudian pengalaman yang seperti apakah yang terlihat dalam fenomena

(fenomenologi deskriptif) dan bagaimana mereka menafsirkan pengalaman tersebut

(fenomenologi interpretif). Tujuan dari penelitian fenomenologi adalah untuk

menggambarkan secara penuh tentang pengalaman dan pengembangan persepsi.

Terdapat empat aspek dalam fenomenologi yaitu: (1) ruang kehidupan; (2) kehidupan

tubuh (memenuhi kebutuhan badaniah); (3) usia (kesementaraan); (4) kehidupan

hubungan manusia (hubungan) (Polit, et al., 2001).

Fenomenologi kadang-kadang digunakan sebagai pendekatan perspektif dan juga

(23)

riwayat yang cukup panjang dalam penelitian sosial termasuk psikologi, sosiologi, dan

pekerjaan sosial. Selain itu fenomenologi juga merupakan pandangan berpikir yang

menekankan pada fokus kepada pengalaman-pengalaman subjektif manusia dan

interpretasi-interpretasi dunia (Moleong, 2005).

Beberapa ciri pokok fenomenologi yang diakukan oleh peneliti fenomenologis

yaitu: (1) fenomenologis cenderung mempertentangkan dengan ’naturalisme’ yaitu yang

disebut objektivisme dan positifisme, yang telah berkembang sejak zaman Renaisans

dalam ilmu pengetahuan dan teknologi; (2) secara pasti fenomenologis cenderung

memastikan kognisi yang mengacu pada apa yang oleh Husserl disebut ’Evidenz’, yang

merupakan kesadaran tentang sesuatu benda itu sendiri secara jelas dan berbeda dengan

yang lainnya, yang mencakupi untuk sesuatu dari segi itu; (3) fenomenologis cenderung

percaya bahwa bukan hanya sesuatu benda yang ada dalam dunia alam dan budaya

(Moleong, 2005).

Fenomenologis percaya bahwa kehidupan seseorang adalah berharga dan

menarik, karena kesadaran seseorang tentang kehidupan tersebut. Ungkapan menjadi

sesuatu di dunia (perwujudan) adalah sebuah konsep tentang ketajaman ikatan fisik

seseorang pada dunia mereka, seperti berfikir, melihat, mendengar, rasa, dan interaksi

antara perasaan yang terus menerus pada tubuh mereka dengan dunia (Polit, et al.,

2001).

Peneliti dalam pandangan fenomenologis berusaha memahami arti peristiwa dan

kaitan-kaitannya terhadap orang-orang yang berada dalam situasi tertentu (Moleong,

2005). Fenomenologi tidak berarti bahwa peneliti mengetahui arti sesuatu bagi

(24)

konseptual para subjek yang ditelitinya sehingga mereka mengerti apa dan bagaimana

suatu yang dikembangkan oleh mereka di sekitar peristiwa dalam kehidupannya

sehari-hari (Moleong, 2005).

Dalam sebuah penelitian fenomenologi sumber data utama adalah data

percakapan yang mendalam, dengan peneliti dan informan sebagai partisipan. Peneliti

membantu partisipan untuk menggambarkan pengalaman hidup tanpa memimpin

diskusi. Selanjutnya, dalam percakapan yang dalam, peneliti berusaha menambahakan

jalan kepada partisipan untuk mendapatkan akses penuh tentang pengalaman hidup

mereka. Terkadang, dua wawancara terpisah atau beberapa pembicaraan diperlukan.

Secara khas, penelitian fenomenologi melibatkan sedikit partisipan, sering 10 orang atau

lebih sedikit (Polit, et al., 2001).

Walaupun terdapat sebuah metode interpretasi fenomenologi, sebuah penelitian

fenomenologi deskriptif sering melibatkan empat tahap yaitu: (1) menggolongkan data,

yang berarti proses mengidentiikasi dan memegang praduga kepercayaan dan pendapat

yang ditangguhkan tentang fenomena yang diteliti; (2) Intuisi, yang terbentuk ketika

peneliti membuka arti sifat dari fenomena dari orang yang pernah mengalaminya; (3)

analisa data, misalnya menyaring percakapan penting, mengaktegorikan, dan membuat

pengertian tentang hal-hal yang baru dari fenomena); (4) menggambarkan, yaitu tahap

menggambarkan ketika peneliti mulai mengerti dan mengartikan fenomena (Polit, et al.,

(25)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini akan digunakan desain penelitian kualitatif fenomenologi

untuk mengetahui bagaimana pengalaman ibu dalam menghadapi stress persalinan di

Desa Bangun rejo Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang tahun

2008-2009.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan dari objek penelitian atau yang akan diteliti

(Suyanto, 2008). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu primipara di Desa

Bangun Rejo Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang tahun 2008-2009

sebanyak 40 orang

2. Sampel

Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 7 orang, dengan

teknik purposive sampling. Karena desain penelitian adalah kualitatif fenomenologi

maka pengambilan data dan sampel dilakukan sampai saturasi data. Setelah pengambilan

7 orang sampel, peneliti menemukan saturasi data, maka penelitian dihentikan. Sampel

yang diambil mempunyai kriteria sebagai berikut:

(26)

C. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Bangun Rejo Kecamatan Tanjung Morawa

Kabupaten Deli Serdang.

D. Waktu Penelitian

Penelitian berlangsung mulai bulan Maret – Mei 2009.

E. Etika Penelitian

Penelitian ini dilakukan setelah peneliti mendapat persetujuan dari institusi

pendidikan yaitu Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas

Sumatera Utara dan izin Kepala Desa Bangun Rejo Kecamatan Tanjung Morawa

Kabupaten Deli Serdang . Dalam penelitian ini terdapat beberapa hal yang berkaitan

dengan permasalahan etik, yaitu: memberikan penjelasan kepada calon partisipan

penelitian tentang tujuan dan prosedur pelaksanaan penelitian.

Apabila calon partisipan bersedia, maka calon partisipan dipersilahkan untuk

menandatangani informed consent. Tetapi jika calon partisipan tidak bersedia, maka

calon partisipan berhak untuk menolak dan mengundurkan diri. Partisipan juga berhak

mengundurkan diri selama proses pengumpulan data berlangsung. Kerahasiaan catatan

mengenai data partisipan dijaga dengan cara tidak menuliskan nama partisipan pada

instrumen, tetapi menggunakan inisial. Data yang diperoleh dari partisipan juga hanya

digunakan untuk kepentingan penelitian.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian adalah peneliti sendiri sebagai

(27)

mengenai data umum partisipan pada lembar pengumpulan data (kuesioner) berupa usia

ibu, agama, pendidikan terakhir, dan jumlah anak dan panduan wawancara.

Panduan wawancara yang digunakan adalah:

1. Coba ibu ceritakan bagaimana perasaan ibu pada saat hamil dalam menghadapi

stress persalinan!

2. Siapa saja yang mendukung ibu selama mengalami stress pada saat hamil dalam

menghadapi persalinan?

3. Coba ibu ceritakan penyebab apa saja yang membuat ibu stress saat hamil dalam

menghadapi persalinan!

4. Upaya apa sajakah yang ibu lakukan pada saat hamil untuk mengurangi stress dalam

menghadapi persalinan?

G. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilaksanakan dengan setelah mendapat izin dari Ketua

Program Studi D-IV Bidan Pendidik dan Kepala Desa Bangun Rejo Kecamatan Tanjung

Morawa Kabupaten Deli Serdang, peneliti mengadakan pendekatan kepada calon

partisipan untuk mendapatkan persetujuan sebagai partisipan penelitian.

Setelah amemilih partisipan sesuai dengan kriteria, peneliti memperkenalkan diri

terlebih dahulu dan menjelaskan hal yang terkait dengan penelitian. Selanjutnya

partisipan menjawab pertanyaan yang terdapat pada alembar kuesioner sesuai dengan

petunjuk apabila menemukan kesulitan dalam menganalisa pertanyaan yang diajukan.

Setelah partisipan mengisi kuesioner, peneliti melekukan wawancara mendalam untuk

(28)

H. Analisa Data

Metode yang digunakan adalah metode Colaizzi. Colaizzi mendiskripsikan

proses analisa yang digunakan secara rinci yang terdiri dari :

1. Membaca semua prosedur untuk memperoleh perasaan mereka.

2. Meninjau kembali setiap prosedur dan saring pernyataan-pernyataan penting.

3. Mengemukakan makna setiap pernyataan penting (misalnya rumuskan maknanya).

4. Mengorganisasi makna yang sudah dirumuskan ke dalam kelompok tema.

a. Membandingkan kembali kelompok-kelompok ini kepada prosedur aslinya untuk

mengabsahkannya.

b. Mencatat penyimpangan diantara berbagai kelompok, dengan menghindari

pengabaian data atau tema yang tidak sesuai.

5. Mengintegrasikan hasil kedalam penjelasan luas tentang fenomena yang sedang

diselidiki.

6. Merumuskan penjelasan luas dari fenomena yang sedang diselidiki sebagai

pernyataan diindentifikasi sespesifik mungkin.

7. Menanyakan partisipan tentang temuan-temuan ini sejauh mungkin sebagai langkah

validasi akhir (Polit, D.F., Hungler, B.P, 2001)

I. Tingkat Kepercayaan Data

Tingkat kepercayaan data yang digunakan peneliti disini berpegang pada empat

(29)

Keempat prinsip itu adalah :

1. Prinsip kredibilitas

Prinsip kredibilitas artinya bahwa kebenaran dari hasil penelitian harus dapat

dipercaya dalam mengungkapkan kenyataan yang sesungguhnya. Untuk memenuhi

kriteria ini, maka peneliti melakukan wawancara secara mendalam sampai informasi

yang diharapkan diketahui.

2. Prinsip dependibilitas

Prinsip dependebilitas artinya bahwa hasil penelitian harus memiliki relibilitas.

Untuk dapat memenuhi kriteria ini, maka peneliti harus mempertahankan konsistensi

dari tehnik pengumpulan data, dan dapat membuat penafsiran atas fenomena yang ada.

3. Prinsip konfirmabilitas

Prinsip konfirmabilitas artinya data yang diperoleh harus dapat diyakini. Untuk

dapat memenuhi kriteria ini, maka peneliti dapat amelakukan beberapa cara, yaitu: 1)

mengundang beberapa pihak untuk mendiskusikan hasil penelitian, 2) mendatangi

berbagai pihak untuk melakukan audit trial, berupa jejak atau sistematik kerja penelitian

yang dapat dilacak atau diikuti, serta melakukan proses kerja secara sistematis dan

terdokumentasi, 3) menginformasikan hasil penelitian kepada pembimbing.

4. Prinsip tranferabilitas

Prinsip transferabilitas mengandung makna apakah hasil penelitian ini dapat

digeneralisasikan atau diaplikasikan pada situasi lain. Hasil penelitian kualitatif tidak

mutlak dapat digeneralisasikan, kecuali situasi tersebut memiliki karakteristik yang sama

(30)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Penelitian fenomenologi ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan

tentang pengalaman ibu hamil dalam menghadapi stress persalinan. Ketujuh partisipan

yang diteliti pernah mengalamai stress dalam menghadapi persalinan. Pengumpulan data

dilakukan melalui wawancara secara mendalam menggunakan alat perekam.

A. Karakteristik Partisipan

Ketujuh partisipan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah partisipan

yang memenuhi kriteria dan bersedia untuk diwawancarai serta menandatangani

persetujuan menjadi partisipan penelitian sebelum wawancara dimulai. Usia ketujuh

partisipan berkisar antara 20-30 tahun. Lama usia perkawinan ketujuh partisipan berkisar

antara satu sampai tiga tahun. Dari ketujuh partisipan masing-masing partisipan

memiliki satu orang anak.

Satu orang partisipan berasal dari suku Batak, enam orang dari suku Jawa.

Ketujuh partisipan masing-masing beragama Islam. Lima orang partisipan bekerja

sebagai ibu rumah tangga dan dua orang partisian lainnya bekerja sebagai pegawai

swasta. Lima orang partisipan bependidikan terakhir SMA, dan dua orang partisipan

lainnya berpendidikan terakhir perguruan tinggi. Data demografi partisipan dapat dilihat

(31)
[image:31.612.129.512.91.396.2]

Tabel 4.1. Data Demografi Partisipan

No Karakteristik Jumlah

1 Usia Ibu

20 - 25 tahun 26 - 30 tahun

3 4 2 Lama usia perkawinan

1 tahun 2 tahun 3 tahun 2 4 1 3 Jumlah anak

1 7

4 Agama

Islam 7

5 Suku Jawa Batak

6 1 6 Pekerjaan

Pegawai swasta Ibu rumah tangga

2 5 7 Pendidikan

SMA

Perguruan Tinggi

5 2

B. Pengalaman Ibu Hamil dalam Menghadapi Stress Persalinan

Dari hasil wawancara ditemukan faktor penyebab stress, gejala yang dialami

ketika stress, sumber dukungan dalam menghadapi stress, dukungan yang diberikan saat

mengalami stress, upaya yang dilakukan untuk mengurangi stress, harapan persalinan

yang akan dialami.

1. Faktor penyebab stress

Dari hasil wawancara diperoleh bahwa faktor penyebab stress yang dialami oleh

ibu dalam menghadapi stress persalinan adalah takut bayi yang dilahirkan cacat, takut

salah satu diantara mereka (ibu dan bayi) meninggal, takut dengan rasa sakit, takut tidak

(32)

a. Takut bayi yang dilahirkan cacat

Seluruh partisipan menyatakan bahwa mereka merasa takut apabila bayi yang

dilahirkan cacat seperti yang dialami oleh tetangga dari salah seorang partisipan.

Pernyataan yang berkaitan dengan ketakutan partisipan berikut:

Terus terang saya merasa stress banget, terutama mengenai kelahiran anak saya apakah ia lahir normal atau tidak, soalnya kalau melihat anak-anaknya yang dilahirkan dalam keadaan cacat rasanya perasaan sadih sekali (Partisipan 1)

Ya ada mbak, kayak anak saya kalau lahir cacat amit-amit ya mbak, saya belum siap mbak. Kan kasian apalagi kalau sampai perempuan cacat, aduh… kita sebagai orang tua kan jadi ikut sedih, susah mikirin anak

(Partisipan 5)

Paling pertama kali saya takut dan stress anak saya lahir cacat nantinya

(Partisipan 7)

b. Takut salah satu diantara mereka (ibu dan bayi) meninggal

Seluruh partisipan menyatakan bahwa mereka takut apabila salah satu dari mereka

(ibu dan anak) sampai menggal. Hal ini diungkapkan oleh partisipan berikut:

… atau salah satu dari kami ada yang meninggal saya benar-benar gak sanggup untuk menerimanya mbak (Partisipan 2)

Takut anak saya meninggal atau saya yang meninggal. Pokoknya suntuk banget mbak (Partisipan 3)

… apalagi nanti kalau tau anaknya lama keluar takut terjadi apa-apa kayak meninggal gak ya anak saya, bisa bertahan gak ya dia di perut saya. Aduh dek gak bisa diungkapkan lagilah kayak mana perasaan seorang ibu yang mau melahirkan ngeri-ngeri sedap. (Partisipan 6)

c. Takut dengan rasa sakit

Empat dari tujuh orang partisipan menyatakan bahwa stress yang dialami oleh

(33)

melahirkan. Takut dengan rasa sakit yang dialami partisipan terlihat dari pernyataan

berikut:

Ya membayangkan kayak sakitnya melahirkan, saya kan udah pernah lihat waktu sepupu saya melahirkan kayaknya sakitnya minta ampun karena ngeliat dia njerit-jerit mbak. Saya jadi suka ih…ngeri sendiri (Partisipan 5)

Ya masih gelisah lah mbak, kan yang jalani saya, jadi cuma saya yang tau takutnya itu. Gimana ngerasain sakitnya, gimana nanti. Kecuali kalau udah melahirkan saya dan anak saya barulah saya tenang mbak

(Partisipan 7)

d. Takut tidak bisa melahirkan normal

Empat dari tujuh partisipan menyatakan ketakutan mereka apabila mereka tidak

bisa melahirkan secara normal sehingga harus dioperasi dan divakum. Hal tersebut

sesuai dengan pernyataan partisipan berikut:

Kadang melamun membayangkan kelahiran nanti, saya bisa gak ya nanti, saya terus-terusan kepikiran hal-hal yang mengerikan…saya jadi semakin ketakutan jangan-jangan saya saya gak bisa melahirkan karena anak saya besar, terus nanti dioperasi perasaan saya semakin gak enak (Partisipan 1)

Saya takut anak saya terlalu besar terus saya gak bisa mengedan terus anaknya gak bisa keluar, jadinya saya gak bisa melahirkan dengan normal. Saya takut operasi mbak jangan sampelah mbak biayanya kan mahal mbak (Partisipan 2)

Belum lagi kalo anaknya susah keluar apalagi pernah saya lihat bayi yang anaknya divakum kan kepalanya disedot kayak membentuk batok gitu kan. Kasian mbak, jangan sampailah anak saya kalau lahir kayak gitu itu yang saya pikirkan mbak (Patisipan 5)

e. Kurang siap mental

Enam orang partisipan menyatakan penyebab stress yang mereka rasakan adalah

karena kurang siap mental sehingga merasa belum siap melahirkan dan menjadi ibu.

(34)

Saya juga belum siap karena kan belum ada pengalaman untuk mengurus anak, mana mikirin kerjaan saya nanti gimana apa saya bisa bagi waktunya, apalagi nyusui gimana ya (Partisipan 2)

Saya juga merasa belum siap untuk menjadi ibu yang baik bagi anak saya karena belum fasih benar dalam merawat bayi. Walau nantinya pun berjalan dengan sendirinya saya menjadi bisa merawat bayi (Partisipan 4)

Anak pertama biasalah mbak balum tau kan, semakin dekat hari mau melahirkan kayaknya hati ini semakin gimana gitu, ih takut kali bisa gak ya melewatinya, siap gak ya nanti kalau udah jadi ibu, jadi banyak lah yang dipikirkan (Partisipan 7)

2. Gejala yang dialami ketika stress

Dari hasil wawancara diketahui tentang gejala yang dirasakan ketika mengalami

stress persalinan adalah jantung berdebar dan tidak bisa tidur.

a. Jantung berdebar

Tiga dari tujuh partisipan menyatakan bahwa mereka merasa jantung mereka

berdebar-debar ketika mengalami stress menghadapi persalinan. Hal tersebut sesuai

dengan pernyataan partisipan berikut:

Semakin hari mau dekat saya kepikiran bisa gak ya saya melahirkan nanti, kalau udah ingat hari mau melahirkan udah dekat, jantung saya suka berdebar-debar (Partisipan 3)

Ya semakin cemaslah mbak kayak bawaannya deg-degan terus

(Partisipan 6)

b. Tidak bisa tidur

Dua dari tujuh partisipan merasa tidak bisa tidur nyeyak ketika mengalami stress

dalam menghadapi persalinan. Hal ini sesuai dengan pernyataan partisipan berikut:

…perasaan saya jadi semakin gak enak jadi gak bisa tidur semua jadi serba salah (Partisipan 1)

(35)

3. Dukungan saat menghadapi stress persalinan

Seluruh partisipan menyatakan bahwa mereka didukung oleh suami dan keluarga,

teman dan tenaga kesehatan ketika menghadapi stress persalinan.

a. Dukungan suami dan keluarga

Seluruh partisipan merasakan dukungan dari suami dan keluarganya. Dukungan

suami dan keluarga yang dirasakan oleh partisipan dapat dilihat dari pernyataan berikut:

Suami dan keluarga mendukung kehamilan saya, tapi mereka juga sering menasehati agar saya tidak terlalu memikitkan kehamilan saya dan bagaimana melahirkan nantinya (Partisipan 1)

Yang paling utama ya udah pasti suami, trus orang tua, mertua saya, mereka mendukung sekali (Partisipan 2)

Suami saya selalu mendukung saya pada saat saya hamil dalam menghadapi persalinan. Suami saya selalu perhatian kepada saya… Orang tua dan mertua saya juga mendukung. Mereka sering membawakan makanan yang saya inginkan (Partisipan 4)

b. Dukungan teman dekat dan tetangga

Selain dari suami dan keluarga lima orang partisipan merasakan mendapat

dukungan dari teman dekat dan tetangga. Hal ini sesuai dengan pernyataan partisipan

berikut:

Ada mbak teman dekat saya dia sudah punya anak jadi dia sering cerita pengalaman dia waktu hamil sampai melahirkan, dia juga nenangi kalau saya cemas (Partisipan 1)

Teman akrab saya, dia sering nelpon dan ngingein saya agar gak stress kadang ngajak ketemua untuk makan-makan, yang bayarin dia, tetangga saya juga baik-baik suka ngasih tau jangan dipikirkan kali nanti juga terlewatkan (Partisipan 2)

(36)

c. Dukungan dari tenaga kesehatan

Dua orang partisipan juga mendapat dukungan dari tenaga kesehatan khususnya

bidan agar menjaga kesehatan dengan makan-makanan bergizi. Hal ini sesuai dengan

pernyataan partisipan berikut:

Bu bidan desa kami, saya kan kenal kali mbak, masih ada saudara sama saya jadi dia selalu ingati untuk periksa biar anaknya sehat (Partisipan 5)

…bidan desa. Ibu selalu kasih tau saya kayak harus jaga kesehatan, makan makanan bergizi, buah-buahan biar anaknya sehat (Partisipan 3)

4. Upaya yang dilakukan untuk mengurangi stress

Dari hasil wawancara diperoleh bahwa upaya yang dilakukan partisipan untuk

mengurangi stress persalinan adalah dengan refreshing, mencari sumber informasi,

beribadah dan berdoa, dan mencari kesibukan.

a. Refreshing

Seluruh partisipan menyatakan bahwa untuk mengurangi stress persalinan mereka

dengan refreshing salah satunya dengan jalan-jalan. Hal ini sesuai dengan pernyataan

partisipan berikut:

Ya palingan jalan-jalan sama suami saya mbak sambil makan apa saja yang saya pengeni, kayak belanja-belanja perlengkapan bayi juga (Partisipan 1)

Saya sering pergi jalan-jalan bersama suami, makan diluar bersama biar selera makan saya bertambah. Kalo libur saya sering kumpul-kumpul dengan saudara-saudara saya… (Partisipan 4)

(37)

b. Mencari sumber informasi

Enam orang partisipan menyatakan bahwa untuk mengurangi rasa stress

menghadapi persalinan adalah dengan mencari informasi baik dari buku, majalah, radio,

dan dari pengalaman orang lain. Hal yang berhubungan dengan mencari informasi dapat

dilihat dari pernyataan partisipan berikut:

Saya juga sering membaca buku tentang hal-hal yang berhubungan dengan persalinan. (Partisipan 1)

Kalo udah males kerja saya biasanya ngemil sambil baca-baca buku tentang hamil, melahirkan, dan cara-cara mengurus anak dengan dengan baik atau dengerin musik, radio, siapa tau ada informasi yyang saya butuhkan (Partisipan 2)

Ngobrol sama tetangga yang udah pengalaman melahirkan, kalo udah capek main paling nonton TV, minta dibuatin makanan buat cemilan sama ibu saya (Partisipan 6)

c. Beribadah dan berdoa

Salah satu upaya yang dilakukan oleh partisipan adalah dengan beibadah untuk

menenangkan diri dan berdoa supaya agar dapat melahirkan secara normal. Pernyataan

partisipan yang berkaitan dengan beribadah dan berdoa adalah sebagai berikut:

Dan yang utama saya lakukan adalah berdoa dan berserah diri adalah berdoa dan berserah diri kepada-Nya agar saat persalian nanti dapat berjalan dengan lancar dan semuanya dengan normal. (Partisipan 4)

Berdoalah mbak, sholat biar jiwa dan hati kita tenag, minta kepada Yang Diatas agar melahirkan nanti lancar-lancar saja. Saya rasa Cuma segitu aja mbak (Partisipan 5)

(38)

d. Mencari kesibukan

Upaya lain yang dilakukan untuk mengurangi stress dalam menghadapi persalinan

adalah dengan mencari kesibukan antara lain dengan membersihkan rumah,

membereskan perlengkapan bayi dan nonton TV. Hal tersebut dilakukan oleh lima orang

partisipan dan dapat dilihat dari pernyataan partisipan berikut:

Dari pengalaman saya kemaren begitu saya cemas dan stress saya langsung alihkan ke hal lain seperti melakukan hal-hal yang membuat saya sibuk seperti membersihkan rumah, membereskan baju, popok, perlengkapan bayi nantinya terus kalo udah kecapean saya nonton TV sambil makan cemilan…

(Partisipan 1)

(39)

BAB V PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan tentang hasil penelitian dan membandingkan hasil

penelitian dengan literatur yang berhubungan. Yakni pengalaman ibu hamil dalam

menghadapi stress persalinan.

A. Interpretasi dan Diskusi Hasil

1. Faktor penyebab stress

Dari hasil penelitian partisipan menyebutkan bahwa penyebab dari stress dalam

menghadapi persalinan yang mereka alami kemungkinan adalah karena takut bayi yang

dilahirkan cacat, takut salah satu diantara mereka (ibu dan bayi) meninggal, takut

dengan rasa sakit, takut tidak bisa melahirkan normal, dan kurang siap mental.

Hal tersebut sesuai dengan pernyataan dari Kartini (1992) yang menyatakan

bahwa pada setiap wanita hamil, ketakutan untuk melahirkan bayinya itu bisa diperkuat

oleh sebab-sebab konkret lainnya. Misalnya takut kalau-kalau bayinya akan lahir cacat

atau lahir dalam kondisi yang patologis.

Sekalipun peristiwa kelahiran itu adalah suatu fenomenologis yang normal,

namun hal tersebut tidak lepas dari resiko-resiko dan bahaya kematian. Persalinan

normal sekalipun senantiasa disertai perdarahan dan kesakitan yang hebat. Peristiwa

inilah yang menimbulkan ketakutan-ketakutan, khususnya takut mati, baik kematian

(40)

reserve guna melindungi diri dari segala bentuk kepanikan, serta memberikan rasa aman

pada diri sendiri.

2. Gejala yang dialami ketika stress

Dari hasil penelitian partisipan menyebutkan bahwa gejala yang dialami ketika

stress adalah jantung berdebar-debar dan tidak bisa tidur. Hal tersebut sesuai dengan

pernyataan dari Nilasari (2008) yang menyatakan bahwa trejadinya stress bisa ditandai

dengan peningkatan detak jantung dan peningkatan hormon pemicu stress. Perlu

diketahui bahwa setiap detak jantung itu tentu dapat dirasakan pula oleh janin. Oleh

karena itu, bila sering mengalami stress, maka detak jantung semakin meningkat.

Peningkatan itu dapat mempengaruhi kondisi dari si ibu, seperti kurang tidur, nafsu

makan terganggu, cemas, dan lain sebagainya.

Ibu hamil yang kurang waktu tidurnya akan mempengaruhi kondisi kesehata dan

kebugaran tubuh. Karena waktu untuk beristirahatpun kurang, akibatnya bisa berbahaya

. Pasokan makanan bergizi yang dibutuhkan oleh ibu dab janin tentu berkurang pula.

Karena pasokan makanan bergizi kurang, maka dikhawatirkan pertumbuhan janin juga

akan terganggu (Nilasari, 2008).

3. Dukungan saat menghadapi stress persalinan

Dari hasil penelitian partisipan menyebutkan bahwa dukungan saat menghadapi

stress persalinan didapatkan dari suami dan keluarga, teman dekat dan tetangga, dan

dukungan dari tenaga kesehatan.

Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Niven (2002) yang menyatakan bahwa

dukungan sosial merupakan faktor penting dalam manajemen stress, dapat diukur

(41)

diberikan oleh teman-teman dan sanak familinya. Jaringan sosial tidak hanya berarti

dukungan sosial, dalam jaringan sosial dukungan yang terutama didapatkan dari suami.

“Jaringan sosial” merupakan jumlah yang terlibat dan sifat persahabatannya. Perasaan

mendapatkan dukungan sosial meliputi perasaan dan pemikiran individu tentang

bagaiman membantu hubungan diantara mereka.

Mencari dukungan dari keluarga, teman, dan orang lain yang mampu menolong di

masyarakat merupakan sumber kekuatan pada masa-masa yang sulit. Meskipun

demikian, ada ketegangan antara kebutuhan untuk mendapatkan dukungan dan

kebutuhan itu dibiarkan sendirian (Niven, 2002).

4. Upaya yang dilakukan untuk mengurangi stress persalinan

dari hasil penelitian partisipan menyebutkan bahwa upaya yang dilakukan untuk

mengurangi stress adalah dengan refreshing, mencari sumber informasi, beribadah dan

berdoa, serta mencari kesibukan.

Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Nilasari (2008) yaitu berbagi pengalaman

mengenai apa yang sedang dirasakan saat kehamilan kepada sesama ibu hamill atau

keluarga lain yang sudah memiliki pengalaman melahirkan sangat membantu dalam

meminimalkan kecemasan menjelang persalinan. Berbagi cerita, selain melegakan

perasaan juga bisa menambah ilmu.

Istirahat yang nyaman, berbaring pada salah satu sisi (sisi kiri lebih dianjurkan) di

kamar yang sepi, mendengarkan musik yang lembut, membayangkan diri di tempat yang

disukai misalnya dipantai, ditaman dan sebagainya juga dianjurkan untuk mengurangi

(42)

Suami sebaiknya tidak membuat masalah dalam komunikasi, tidak membuat

emosi istri terganggu, misalnya marah-marah atau bertengkar karena saat hamil, istri

mungkin akan lebih sensitif, jadi suami juga harus maklum. Suami tidak boleh

memancing hal-hal yang dapat membuat istri merasa marah, sedih, atau tertekan. Suami

juga harus berempati, misalnya membantu pekerjaan rumah, mengajak istri jalan-jalan

untuk menenangkan dirinya dan lain sebagainya.

B. Implikasi untuk asuhan Kebidanan/ Pendidikan Kebidanan

1. Bagi Pelayanan Kebidanan

Penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi petugas kesehatan

khususnya bidan agar menerapakan asuhan kebidanan sesuai dengan kebutuhan klien

khususnya pada ibu hamil. Hal ini dapat diterapkan dengan cara memberikan informasi

dalam bentuk penyuluhan atau pendidikan kesehatan dalama menghadapi stres

persalinan yang dialami pada ibu hamil dalam praktek asuhan kebidanan di masyarakat.

2. Bagi Peneliti Lanjutan

Sebagai pengetahuan dan sumber informasi untuk penelitian berikutnya yang

(43)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian terhadap tujuh orang partisipan yang mengalami stress dalam

menghadapi persalinan didapatkan pengalaman ibu hamil dalam menghadapi stress

persalinan adalah sebagai berikut:

1. Faktor penyebab stress yang dialami oleh ibu dalam menghadapi stress persalinan

adalah takut bayi yang dilahirkan cacat, takut salah satu diantara mereka (ibu dan

bayi) meninggal, takut dengan rasa sakit, takut tidak bisa melahirkan normal, kurang

siap mental.

2. Gejala yang dirasakan ketika mengalami stress persalinan adalah jantung berdebar

dan tidak bisa tidur.

3. Mereka didukung oleh suami dan keluarga, teman dan tenaga kesehatan ketika

menghadapi stress persalinan

4. Upaya yang dilakukan partisipan untuk mengurangi stress persalinan adalah dengan

refreshing, mencari sumber informasi, beribadah dan berdoa, dan mencari

(44)

B. Saran

1. Petugas Kesehatan

Kepada petugas kesehatan diharapkan agar dapat memberikan penyuluhan

kepada pasien tentang persalinan untuk mengurangi stres dalam menghadapi

persalinan.

2. Ibu Hamil

Di harapkan kepada ibu hamil untuk mencari informasi sebanyak – banyaknya

tentang persalinan dan memilih penolong persalinan yang kompeten atau pada

ahlinya dan memilih tempat persalinan yang memiliki fasilitas yang lebih

lengkap, agar dapat menenangkan ibu dalam menghadapi persalinan

3. Keluarga

Diharapkan kepada keluarga khususnya pada suami untuk mendukung secara

(45)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto,S.(2002).Prosedur Penelitian:Suatu pendekatan praktek Jakarta : rineka cipta

Azwar,S.(2005).Sikap manusia dan pengukurannya.Yogyakarta : Pustaka pelajar

Cooper, C. (1995). Stres Manajemen yang Sukses Dalam Sepekan. Jakarta : Kesainl Blanc.

Curtis. B. Glade. (2000). Kehamilan di Atas Usia 30. Jakarta : Arcan.

Dagun. M. Save. (2002). Psikologi Keluarga. Jakarta : Rineka Cipta.

Hidayat, A, Azizbalimul.(2007). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data, Jakarta : Salemba Medika.

Kartono, K. (1992). Psikologi Wanita. Bandung : Mandar Maju.

Nilasari, N. (2008). Pemicu stress. http://www. pemicustress.net/2008.htm diperoleh tanggal 1 Juni 2009.

………(2008). Halau Stress. http://www. halaustress.net/2008-05.htm diperoleh tanggal 1 Juni 2009.

Notoatmodjo,S.(1993).Pengantar pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku kesehatan

Yogyakarta : Andi offset

………(2002). Pendidikan & Prilaku Kesehatan , Jakarta: Rineka Cipta.

………(2003). Ilmu Kesehatan Masyarakat, Jakarta: Rineka Cipta.

………(2005). Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta.

Polit, D.F, & Hungler. B. (1995). Nursing Research Principles and Methods (Fifth Edition). Philadelphia : J.B. Lippincott Company.

Purwanto,H(1999).Pengantar prilaku manusia.Jakarta:EGC

Ratna Sari Dwi. (2006). Stres dan Koping Perawat Kepribadian Tipe A dan

Kepribadian Tipe B di Ruang Rawat Inap RSU Dr. Pirngadi Medan. Skripsi S1

Keperawatan USU. Medan.

(46)

Bobak, et al. (2005). Keperawatan Maternitas. Jakarta. EGC

Endjun, J.J. (2002). Mempersiapkan Persalinan Sehat. Jakarta: Puspa Suara

Henderson & Jones. (2005). Buku Ajar Konsep Kebidanan. Jakarta: EGC

Ross, S. (2005). Birth Right, Panduan Untuk Mendapatkan yang Terbaik dalam Kehamilan dan Kelahiran. Jakarta: Trasmedia

Fitri. (2007). Melahirkan Tanpa Rasa Sakit dan Nyeri.

http://www.conectique.com/tipssolution/pregnancy/baby delivery/article.

diperoleh tanggal 29 Mei 2009

Reeder, S. J., Martin, L.L., Griffin, D. K. (1997). Maternity Nursing Family Newborn and Womens Healthcare. Philadelphia; Jb. Lippincot Company

Hurlock, E. (1997). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga

(47)

Lampiran 1 LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI PARTISIPAN

Saya yang bernama Dewi Lestari / 085102041 adalah mahasiswa Program Studi

D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Saat ini sedang

melakukan penelitian mengenai Pengalaman Ibu Hamil Dalam Menghadapi Stress

Persalinan di Desa bangun Rejo Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang

tahun 2008-2009. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan

tugas akhir di Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas

Sumatera Utara.

Untuk keperluan tersebut saya mohon kesediaan ibu-ibu untuk menjadi

partisipan dalam penelitian ini. Selanjutnya saya mohon mengisi kuesioner dan lembar

checklist dengan jujur dan apa adanya. Jika bersedia, silahkan menandatangani lembar

persetujuan ini sebagai bukti kesukarelaan ibu.

Partisipasi ibu-ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga bebas

mengundurkan diri setiap saat tanpa sanksi apapun. Identitas pribadi ibu dan semua

informasi yang ibu berikan akan dirahasiakan dan hanya digunakan untuk keperluan

penelitian ini.

Terima kasih atas partisipasi ibu dalam penelitian ini.

Medan, November 2008

Peneliti Partisipan

(48)

Lampiran 2 LEMBAR KUESIONER

SIKAP IBU HAMIL TRIMESTER III DALAM MENGHADAPI STRESS PADA PROSES PERSALINAN DI RSU DR. PIRNGADI MEDAN

Petunjuk Pengisian :

Ibu diharapkan : 1. Menjawab setiap pertanyaan yang tersedia dengan memberikan tanda

checklist () pada tempat yang disediakan.

2. Mengisi pertanyaan dengan lengkap pada pertanyaan yang tidak

memiliki kolom checklist.

3. Semua pertanyaan harus diisi dengan satu jawaban

4. Tiap satu pertanyaan harus diisi dengan satu jawaban

5. Bila ada yang kurang mengerti dapat ditanyakan kepada peneliti

Data Demografi

Usia : ……….. tahun

Agama : ( ) Islam

( ) Kristen protestan

( ) Katolik

( ) Hindu

( ) Budha

Pendidikan terakhir : ( ) Tidak sekolah

( ) SD

( ) SMP

( ) SMA

( ) Perguruan Tinggi

Pekerjaan : ( ) Bekerja

(49)

Lampiran 3 PANDUAN WAWANCARA

1. Coba ibu ceritakan bagaimana perasaan ibu pada saat hamil dalam menghadapi

stress persalinan!

2. Siapa saja yang mendukung ibu selama mengalami stress pada saat hamil dalam

menghadapi persalinan?

3. Coba ibu ceritakan penyebab apa saja yang membuat ibu stress saat hamil dalam

menghadapi persalinan!

4. Upaya apa sajakah yang ibu lakukan pada saat hamil untuk mengurangi stress dalam

menghadapi persalinan?

Gambar

Tabel 4.1. Data Demografi Partisipan

Referensi

Dokumen terkait

pada tahun 2014 dengan judul Prototype perancangan sistem otomatis pembaca suhu ruangan menggunakan output kipas dan sensor LM35 berbasis mikrokontroler ATMEGA

Di Indonesia, terdapat dua akun yang memuat meme , yaitu Meme Comic Indonesia (MCI) dan Meme &amp; Rage Comic Indonesia (MRCI). Bahasa yang digunakan meme cukup

ANALISIS VISUAL KARAKTER UTAMA PADA IKLAN KITKAT VERSI “MENTOK THE LEGEND: PENDEKAR GOLOK EMAS”..

misalnya: karet nitril (0,4 mm), karet kloroprene (0,5 mm), polivinilklorida (0,7 mm) dan lain-lain Catatan tambahan : Spesifikasi produk tergantung pada pengujian, dari data

Hadirnya pluralisme media puisi memberi gambaran bahwa puisi telah mengalami perkembangan. Penulis berpendapat fenomena tersebut merupakan bagian dari perkembangan

Hasil penelitian dari sebanyak 26 siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bola voli, yang memiliki keterampilan bermain bolavoli siswa dapat dijabarkan sebagai berikut: sebanyak 2

Simpulan yang didapat adalah bahwa aplikasi web yang dibuat sangat membantu dalam mempermudah perhitungan biaya dimana total biaya pembangkit yang dihasilkan

Hasil akhir dari penelitian ini adalah terbangunnya sebuah jaringan di SMA Negeri 1 Gading Rejo yang mampu melakukan transfer data dan informasi antara staf administrasi