BAB II DASAR TEORI
B. Pengalaman mengerjakan skripsi
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (Poerwandarminta, 1991), pengalaman adalah segala sesuatu yang telah dirasakan, dialami, diketahui,
dikerjakan, dilakukan, dsb. Pengalaman yang didukung oleh proses belajar seseorang terhadap pengalaman tersebut dapat mengembangkan sifat dan potensi-potensi psikologis yang unik (Rogers dalam Schultz, 2001). Pengalaman diri ini merupakan sebuah proses dinamis yang berlangsung secara terus menerus dan dialami oleh setiap individu. Pengalaman terhadap sebuah fenomena bagi setiap subyek tidaklah sama mengingat bahwa pandangan dan pengalaman pribadi setiap individu adalah berbeda antara individu satu dengan individu yang lainnya.
Dalam proses mengerjakan skripsi, setiap individu akan mempunyai dinamika yang beragam. Di awal pengerjaan skripsi, mahasiswa akan menentukan tema penelitian yang disesuaikan dengan minat maupun hasil diskusi bersama dosen pembimbing skripsinya. Setelah itu mahasiswa akan membuat rancangan penelitian yang kemudian diteruskan dengan pengambilan data dan diakhiri dengan analisis data penelitian (Moleong, 2002).
Dalam proses pengerjaan skripsi, mahasiswa akan mengalami banyak dinamika. Menurut Zulkarnain (2007), beberapa aspek yang dapat mempengaruhi proses pengerjaan skripsi adalah sebagai berikut:
1. Hambatan
Kesulitan-kesulitan yang muncul dapat menghambat laju perkembangan belajar (Syah, 2008). Hambatan adalah sebuah halangan, rintangan atau suatu keadaan yang tidak dikehendaki atau disukai kehadirannya, menghambat perkembangan seseorang, menimbulkan kesulitan baik bagi diri sendiri maupun orang lain dan ingin atau perlu dihilangkan (Poerwandarminta, 1991).
Hambatan dalam penyelesaian studi, berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan oleh Suru pada tahun 1993 (dalam Subekti, ___), mengkategorisasikan masalah dalam belajar mahasiswa menjadi 2, yaitu dari dalam diri mahasiswa itu sendiri dan dari luar diri mahasiswa.
Menurut Syah (2008), faktor-faktor penyebab timbulnya hambatan dalam belajar terdiri atas dua macam, faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah hal-hal atau keadaan-keadaan yang muncul dari dalam diri individu itu sendiri. Faktor eksternal adalah hal-hal atau keadaan-keadaan yang datang dari luar diri individu. Setiap hal-hal yang muncul baik dari dalam diri maupun dari luar diri yang bersifat menghambat perkembangan dan membuat kesulitan baik buat diri sendiri maupun orang lain merupakan faktor-faktor penghambat.
Pada penelitian Suru (dalam Subekti, ___) subjek penelitian adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Rupa Universitas Negeri Malang angkatan 1998, 1999, 2000, 2001 yang masih kuliah atau mengalami hambatan dalam menyelesaikan studinya. Hasil temuan Suru (dalam Subekti, ___) beberapa diantara hambatan internal yang muncul yaitu kelemahan secara fisik, kelemahan secara mental, kelemahan emosional, kelemahan yang disebabkan oleh kebiasaan-kebiasaan salah, kelemahan yang disebabkan tidak dimilikinya keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan. Sedangkan hambatan eksternal mahasiswa berasal dari kurikulum yang seragam, bahan dan buku-buku yang tidak sesuai, ketidaksesuaian standar administrasi, terlalu berat beban belajar,
terlalu sering pindah sekolah atau program, kelemahan sistem belajar mengajar, kelemahan kondisi rumah tangga mahasiswa, terlalu banyak kesulitan diluar jam pelajaran, kekurangan gizi dan sebagainya (Suru dalam Subekti, ___).
Dapat disimpulkan bahwa hambatan adalah sebuah halangan atau rintangan yang tidak dikehendaki dan dapat menghambat perkembangan seseorang dalam banyak hal dan ingin dihilangkan. Sumber hambatan terdiri dari dua macam, internal dan eksternal. Sumber hambatan internal berasal dari dalam diri individu itu sendiri sedangkan sumber hambatan eksternal berasal dari luar diri individu.
2. Motivasi
Beck (1978) mengatakan bahwa motivasi adalah suatu tenaga atau faktor yang terdapat di dalam diri manusia, yang menimbulkan, mengarahkan dan mengorganisasikan tingkah lakunya. Dalam pengertian umum, motivasi dikatakan sebagai kebutuhan yang mendorong perbuatan kearah suatu tujuan tertentu. Setiap manusia pada hakikatnya mempunyai sejumlah kebutuhan yang pada saat tertentu menuntut pemuasan, dimana hal-hal yang dapat memberikan pemuasan pada suatu kebutuhan adalah menjadi tujuan dari kebutuhan tersebut. Prinsip yang umum berlaku bagi kebutuhan manusia adalah setelah kebutuhan pertama terpuaskan, maka kebutuhan-kebutuhan selanjutnya akan muncul.
Motivasi dilihat dari sumber sebuah tindakan terbagi menjadi 2, intrinsik dan ekstrinsik (Handoko, 1992). Tindakan yang digerakkan oleh suatu sebab yang datang dari luar individu disebut tindakan yang bermotif ekstrinsik. Sedangkan tindakan yang digerakkan oleh suatu sebab yang datang dari dalam diri individu disebut tindakan yang bermotif intrinsik.
Untuk melihat apakah suatu tindakan digerakkan oleh motif intrinsik atau ekstrinsik dapat dilihat dari hubungan timbal balik antara faktor dalam dan faktor luar (Handoko, 1992). Faktor dalam adalah inisiatif yang berasal dari dalam individu. Faktor luar merupakan rangsang yang berasal dari luar.
Menurut Handoko (1992), motif intrinsik dan motif ekstrinsik mempunyai proses yang berbeda. Di dalam tindakan yang bermotif intrinsik proses terjadinya tindakan dimulai dari adanya inisiatif dari dalam individu (faktor dalam) yang kemudian berdasarkan inisiatif tersebut berusaha untuk mencari obyek yang relevan (faktor luar). Untuk tindakan yang bermotif ekstrinsik proses terjadinya dimulai dari adanya rangsang dari luar (faktor luar) yang kemudian rangsang tersebut menggerakkan individu untuk berbuat (faktor dalam). Contoh motif intrinsik ialah: motif ingin tahu, motif tanggungjawab, motif bergerak, dll. Orang yang bekerja dengan giat demi pujian/ upah yang tinggi, belajar giat untuk mendapatkan predikat pelajar teladan adalah contoh motif ekstrinsik.
Dalam dunia pendidikan, masalah motivasi selalu menjadi hal yang menarik perhatian. Hal ini dikarenakan motivasi dipandang sebagai salah satu faktor yang sangat dominan dalam ikut menentukan tercapai atau tidaknya tujuan pendidikan (Azwar, dalam Murniati, 2004). Salah satu persoalan berat yang dihadapi banyak mahasiswa dalam merampungkan kuliah adalah penyelesaian skripsi (Darmadi, dalam Sugiarto, 2007). Setiap mahasiswa harus mempunyai motivasi untuk dapat mengakhiri kuliahnya dan lulus dengan mendapatkan gelar sarjana. Saat-saat terakhir itulah mahasiswa diuji kemampuannya melalui penyusunan skripsi.
Motivasi yang baik akan tetap mengiringi setiap langkah mahasiswa, termasuk saat menyelesaikan skripsinya. Mahasiswa yang sedang menyelesaikan skripsi butuh kosentrasi untuk memadukan semua tingkah lakunya hanya untuk mengerjakan skripsinya sampai selesai, dan bahkan harus optimis untuk mempertahankan argumentasi pada saat ujian skripsi.
Jadi, motivasi adalah sebuah dorongan yang berasal dari dalam diri yang kemudian termanifestasikan dalam sebuah perilaku tertentu untuk sebuah tujuan tertentu. Sumber-sumber motivasi dapat berasal dari dalam (intrinsik) dan dari luar individu (ekstrinsik).
3. Strategi pemecahan masalah
Menurut Hunsaker (dalam Lasmahadi, 2005), pemecahan masalah didefinisikan sebagai suatu proses penghilangan perbedaan atau
ketidaksesuaian yang terjadi antara hasil yang diperoleh dan hasil yang diinginkan. Salah satu bagian dari proses pemecahan masalah adalah pengambilan keputusan (decision making), yang didefinisikan sebagai memilih solusi terbaik dari sejumlah alternatif yang tersedia.
Mahasiswa dalam mengerjakan skripsi pada umumnya akan mengalami hambatan, baik yang berasal dari internal maupun eksternal (Lasmahadi, 2005). Dalam mengatasi hambatan-hambatan ini mahasiswa diharapkan untuk dapat menyelesaikan masalah yang dialaminya dengan cara yang tepat dan cermat. Menurut Foster (2005), keterampilan dalam memecahkan masalah ini meliputi beberapa hal pokok, yaitu: kemampuan untuk merumuskan masalah, mencari dan mengumpulkan informasi, menganalisa situasi, mengidentifikasi masalah dengan tujuan untuk menghasilkan alternatif tindakan kemudian mempertimbangkan alternatif tersebut sehubungan dengan hasil yang ingin dicapai, dan pada akhirnya melaksanakan rencana dengan melakukan suatu tindakan yang tepat. Apabila pengambilan keputusan yang dilakukan oleh mahasiswa tersebut kurang tepat, maka akan mempengaruhi kualitas dari pemecahan masalah yang dilakukan.
Strategi pemecahan masalah adalah alternatif cara yang dipilih untuk menghilangkan pebedaan antara tujuan atau hasil yang diinginkan dengan keadaan sebenarnya. Kemampuan untuk memilih strategi pemecahan masalah yang tepat akan memepengaruhi hasil yang diinginkan.
C. Hambatan, Motivasi, dan Strategi Pemecahan Masalah Mahasiswa dalam