• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lokasi penelitian berada di Desa Purba Dolok Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan. Lokasi penelitian dijangkau dengan menggunakan transportasi darat, yaitu bus yang memiliki loket di Simpang Pos Padang Bulan Medan. Bus yang dapat mengantarkan untuk sampai ke desa Purba Dolok adalah Sampri singkatan dari Samosir Pribumi dengan ongkos Rp. 75.000,-dengan jarak tempuh kurang lebih tujuh jam perjalanan. Perjalananpada malam hari cukup nyaman, karena cuaca lebih dingin dan tidak terasa lama karena kita dapat menghabiskan waktu dengan tidur.

Ketika saya sampai di desa Purba Dolok saya tinggal di Jalan Melanton Siregar, tempat tante (inanguda)4 saya tinggal disana. Sembari beristirahat saya bertanya pada inanguda saya bagaimana cara mendapatkan data mengenai desa, siapa yang harus saya hadapi untuk meminta ijin melakukan penelitian, dan juga mengenai tingkah laku masyarakat dalam melalukan pembuangan dan pengelolaan sampah. Setelah saya merasa sudah cukup untuk beristirahat, lalu saya pergi ke kantor kepala desa dengan beroleh informasi dari masyarakat

4Inanguda= adik ibu

17

sekitar. Untuk sampai ke sana saya menggunakan motor karena jarak yang lumayan jauh. Tetapi sesampainya disana ternyata kantor kepala desa masih tutup.

Lalu saya disarankan untuk datang ke rumahnya, tetapi beliau sedang sibuk dan tidak ada di rumah karena dia memiliki pekerjaan lain untuk membuat paving block dan batu bata. Akhirnya saya pulang, dan kembali ke sana setelah anak sekolah pulang karena kepala desa akan menjemput anaknya dari sekolah.

Sembari jalan saya mengamati jalanan dan halaman rumah masyarakat.

Dari sini saya melihat pada saat di jalan, jalannya sudah beraspal, tetapi dipinggir jalan masih ada sampah yang berasal dari mobil yang lewat yang dibuang sembarangan oleh orang yang ada di dalam, dan hampir setiap rumah sudah ada tong sampah disediakan dari pemerintah desa. Dari sini dapat dilihat bahwa pemerintah desa dan masyarakat sudah cukup peduli dengan lingkungan mereka.

Sesampainya di rumah inanguda saya kembali beristirahat.

Saat jam makan siang sudah lewat, saya kembali menghadap kepaladesa untuk meminta data dan meminta ijin, saya menemuinya di rumahnya. Setelah bertemu dan beliau mengijinkan saya untuk melakukan penelitian di desa tersebut dan saya diajak ke kantor untuk mengambil data mengenai desa Purba Dolok.

Setelah mengambil data mengenai desa saya kemudian melanjutkan perjalanan saya untuk berkeliling di desa Purba Dolok. Hari pertama saya belum melakukan wawancara hanya mengamati aktivitas masyarakat dan fasilitas di sana. Selain jalan yang memang pada umumnya sudah bagus dan beraspal, serta perumahan sudah cukupramai sehingga pola pemukiman sudah terbentuk secara teratur seiring dengan bertambahnya jumlah rumah di desa Purba Dolok.

Keesokan harinya saya pergi ke pasar, saya memutuskan untuk pergi ke pasar karena pasar dilakukan di desa Purba Dolok seminggu sekali dan disebut dengan pekan atau onan. Seperti pasar pada umumnya lingkungan pasar memang kotor, tetapi disediakan lapak dari pemerintah untuk para pedagang, dan selesai onan maka pasar kembali dibersihkan oleh petugas Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan yang bertanggung jawab atas kebersihan pasar. Setelah dari pasar saya pergi melihat keadaan desa Purba Dolok dari jalan, sekolah, rumah dan kantor pemerintahan yang ada. Saat saya mengelilingi desa tersebut, saya melihat lokasi sekolah masih ditemukan adanya sampah berserakan walaupun tong sampah sudah tersedia di setiap depan kelas.Terdapat juga poster mengenai kebersihan yang ditempelkan di dinding sekolah.

Pemukiman warga Purba Dolok pada umumnya tempat sampah sudah disediakan tetapi masih ada yang membakar sampah dibelakang rumah atau di kebun mereka.Petugas dari Dinas Lingkungan Hidupakan mengambil sampah seminggu dua kali. Sedangkan untuk kantor pemerintahan kesadaran untuk menjaga kebersihan lingkungan sudah cukup baik, dan saya memutuskan untuk mewawancari warga pada esok harinya.

Hari berikutnya saya pergi menjumpai kepala desa untuk menanyakan program pemerintah mengenai kebersihan baik yang ada di rumah, sekolah dan kantor pemerintahan. Program diadakannya tempat sampah di depan rumah warga dimulai sejak Desember 2016. Setelah menemui kepala desa, saya pergi untuk menemui warga, dan informan yang saya temui yaitu Ibu br. Purba. Dari Ibu br.

Purba saya mendapatkan informasi mengenai kegiatan gotong royong yang

19

dilakukan di desa Purba Dolok, pola gotong royong, perilaku dalam mengelola sampah rumah tangga.

Hari itu berlalu, lumayan sering saya mengelilingi Desa Purba Dolok yang setiap senin sampai sabtu dilalui begitu banyak kendaraan umum dan pribadi karena hari-hari itu merupakan hari sekolah dan kerja. Desa ini memiliki daerah yang didalamnya kantor-kantor pemerintahan yaitu Perkantoran Pemerintah Kabupaten Humbang Hasundutan yang berada di wilayah Desa Purba Dolok.Hari-hari berikutnya saya menjumpai informan saya yang merupakan warga asli Desa Purba dolok, selain bapak kepala desa saya menjumpai beberapa keluarga dan melihat bagaimana perilaku keluarga tersebut membuang sampah, sebagian keluarga yang saya jumpai memiliki hewan ternak yaitu babi, kerbau dan ayam.

Saya juga luamayan sering melihat beberapa anggota keluarga memberikan makanan kepada hewan peliharaannya.

Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) yang berada di desa Purba Dolok hanya satu yaitu berseberangan dengan rumah kepala desa. Kegiatan yang sering dilakukan adalah melakukan imunisasi rutin yang di lakukan atas program pemerintah, tepat di depan posyandu dimanfaatkan oleh warga untuk membangun Sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Pertanyan banyak saya lontarkan kepada kepala desa dan warga dan ini juga yang membuat saya sangat segan karena kepala desa selalu menyiapkan minuman dan makanan saatdating untuk wawancara.

Setelah berbulan-bulan saya kembali lagi ke desa tersebut beberapa perubahan yang terlihat, yaitu tong sampah yang berada didepan rumah sebagian

ada yang rusak, “penyok”, dan berlubang. Tong sampah yang disediakan oleh pemerintah ternyata masih banyak warga yang tidak memilikinya. Beberapa masyarakat juga tinggal berkelompok memiliki satu tempat yang digunakan untuk membakar sampah.

Perkantoran yang sebelumnya saya lihat tidak begitu banyak sampah sekarang sudah banyak berubah. Tempat sampah yang dibuat untuk menjadi tempat sementara berubah berantakan, sampah berserakan sampai ke parit. Seperti tidak terurus dan begitu banyak rumput-rumput liar yang tidak rutin dipotong dan sekitarnya barserakan sampah plastik membuat daerah beberapa kantor terlihat kumuh.

21

BAB II

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Dokumen terkait