• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

1.7 Pengalaman Penelitian

Penelitian ini saya lakukan di jalan HOS Cokroaminoto tepatnya di Kelurahan Baru, Kecamatan Siantar Utara, Kota Pematangsiantar. Saya sendiri penduduk asli kota Pematangsiantar, jarak tempuh dari rumah saya ke jalan HOS Cokroaminoto tersebut sekitar 10 menit. Sebelumnya saya mengetahui lokasi tersebut dari orangtua yang sering menggunakan jasa service sepeda motor di jalan tersebut dan di jalan tersebut sudah terkenal khusus bengkel dan banyak keluarga dan kerabat saya ke bengkel tersebut.

Saya juga melihat bengkel yang ada dijalan Ade Irma yaitu ada boenga service, suzuki, rr motor, musi sriwijaya motor, king jaya motor, sarana motor, daus bengkel, family motor, mandiri motor. Jalan Dr Wahidin yaitu ada pelangi motor, honda service, rajawali motor. Jalan Tanah Jawa yaitu ada apollo motor dan jalan Sriwijaya yaitu ada bengkel simpati motor yang merupakan satu kawasan dengan jalan HOS Cokroaminoto. Yang mana dari kelima jalan tersebut dulu kelurahan sekarang karena sudah kepadatan penduduk kemudian dibagi menjadi dua kelurahan yaitu kelurahan baru dan kampung melayu.

Saya sebelumnya tidak pernah membayangkan untuk melakukan penelitian di jalan Cokroaminoto ini. Setelah di sarankan oleh dosen pembimbing untuk mengangkat judul ini saya pun mengajukan judul ini ke dosen pembimbing kemudian di acc oleh beliau. Kemudian saya melanjutkan mengerjakan proposal penelitian selama 1 bulan setelah di acc dosen pembimbing lalu saya meminta tanda tangan kepada ketua prodi yaitu Pak Fikarwin Zuska. Setelah itu saya pulang kerumah untuk menyusun rencana turun lapangan sesuai dengan lokasi yang saya tuju.

Singkat cerita saya langsung menyusun interview guide untuk mengerti arah langkah di lapangan. Tanggal 9 November saya mulai turun ke lapangan karena lokasinya yang tidak jauh dari rumah saya, saya pun melakukan survey terlebih dahulu untuk mengetahui berapa jumlah bengkel yang ada di jalan tersebut saya bersama teman saya mengengelilingi jalan Cokroaminoto tersebut dan jumlah bengkel keseluruhan dijalan HOS Cokroaminoto itu ada 15 bengkel. Setelah

mengetahui jumlah bengkelnya saya pun mengambil beberapa sampel untuk saya wawancarai sesuai dengan interview guide saya yaitu ada sekitar 7 bengkel yaitu siantar service, grand motor, yen yen service, maju jaya service, astra bengkel, laguna bengkel dan chan jaya bengkel.

Kemudian saya pertama kali mendatangi salah satu bengkel yang paling ramai di jalan tersebut, yaitu bengkel Siantar Service lalu saya menjumpai kasir bengkel tersebut untuk menemui pemiliknya, mereka menolak untuk saya wawancarai karena kondisi bengkel sedang rame dan sibuk, tak lupa saya mengucapkan terima kasih dan pergi untuk mencari bengkel lagi.

Kemudian saya dan teman saya mendatangi bengkel sebelahnya kebetulan pemiliknya sedang berdiri di luar lalu saya meminta izin pada beliau kemudian beliau pun menolak juga. Alasan saya kenapa hanya mewawancarai hanya 7 bengkel dari 15 bengkel tersebut karena dari ke 7 bengkel tersebut sudah bisa menjawab penelitian saya, kerjasama mereka dan bagaimana persaingan bengkel-bengkel yang terjadi di jalan HOS Cokroaminoto.

Saya pun tidak menyerah sampai disitu saja kemudian saya mencari bengkel lagi yang bernama grand motor saya pun menemui pemiliknya dan meminta izin kemudian pemiliknya tersebut bersedia saya wawancarai tetapi beliau sedang makan siang dan saya menunggu.

Beberapa menit kemudian beliau selesai makan kemudian saya memperkenalkan diri dan memulai wawancara sesuai dengan interview guidenya. Setelah itu saya meminta izin kepada pemilik bengkel untuk mewawancarai mekanik bengkel tetapi dikarenakan sedang melayani

pelanggan saya pun menunggu beberapa menit agar tidak mengganggu jam kerja mekanik tersebut. Setelah selesai wawancara saya pun meminta izin berfoto sebagai bukti dokumentasi.

Karena sudah sore saya pun pulang kerumah dan melanjutkan nya besok. Tanggal 10 November 2020 saya mencari informan lagi dengan teman saya. Karena saya belum menyerah sampai disitu saja saya mendatangi lagi tempat semalam yang menolak saya. Saya meminta izin untuk saya wawancarai tetapi mereka tetap menolak. Kemudian saya dan teman saya berkeliling lagi mencari bengkel yang bersedia saya wawancarai. Setelah itu saya dan teman saya berkeliling lagi mencari bengkel lagi astra bengkel mereka mau saya wawancarai.

Besoknya tanggal 11 November 2020 saya mendatangi bengkel yang berbeda lagi yaitu laguna bengkel, pemiliknya sangat ramah dan baik yang bersedia saya wawanacari. Kemudian saya berkeliling mencari bengkel lagi, selama di lapangan penulis mengalami sedikit kesulitan dikarenakan banyak yang tidak bersedia untuk di wawancarai tetapi penulis tidak menyerah sampai disitu saja. Kemudian penulis juga mendatangi salah satu bengkel yaitu Chan Jaya Bengkel pemiliknya sangat baik dan mau saya wawancarai, setelah saya wawancara kemudian kami sedikit bercerita kebetulan pemilik bengkel ini yang bernama Pak Chandra sudah lama membuka usaha bengkel di jalan Cokroaminoto ini jadi beliau banyak kenal dengan pemilik bengkel tersebut. Dan beliau membantu saya untuk mencari bengkel agar saya cepat selesai dan beliau menyuruh besok datang lagi agar di bantu untuk menemui pemilik bengkel.

Besoknya tanggal 12 November 2020 saya pun mejumpai lagi Pak Chandra tersebut, ternyata beliau sudah menelfon terlebih dahulu pemilik bengkelnya jadi hari ini saya tinggal mendatangi bengkel tersebut. Saya pun menemui pemilik bengkelnya dan mekaniknya setelah itu saya meminta izin foto. Kemudian saya berkeliling lagi menemui bengkel yang dikenal oleh Pak Chandra tersebut yaitu Maju Jaya Service saya menemui pemiliknya. Setelah itu saya menjumpai pemilik bengkel Yen Yen Service untuk saya wawancarai

Pemilik bengkel tersebut sangat baik beliau mau saya wawancarai beliau menceritakan bagaimana keadaan bengkel yang ada di jalan Cokroaminoto ini, bagaimana beliau membangun usaha ini, beliau menjawab dengan baik apa yang saya tanyakan segala hal yang berkaitan dengan bengkel, beliau menceritakan mengambil suku cadang bengkel dimana, beliau juga menceritakan dampak perubahan sekarang semenjak pandemic ini yang sangat berngaruh terhadap semua usaha.

Setelah berbincang-bincang dengan beliau saya kemudian meminta foto dengan beliau tetapi beliau menolak untuk berfoto, walaupun begitu saya tidak memaksakan untuk itu saya pun berpamitan pulang dengan beliau. Setelah itu saya kembali lagi mendatangi Siantar Service lagi kebetulan pemiliknya sedang berada di tempat dan saya memperkenalkan diri pada beliau dan beliau sangat welcome dan mau saya wawanacarai, kemudian beliau saya wawancarai dan ternyata bengkel beliau sudah berdiri selama 40 tahun, kemudian saya bertanya lagi bagaimana persaingan bengkel di jalan Cokroaminoto tersebut beliau menceritakan

juga. Saya pun meminta izin dengan beliau untuk mewawancari mekaniknya beliau pun memanggil kepala mekaniknya langsung untuk saya wawancarai, saya pun mewawancarai mekaniknya yang sudah lama bekerja di bengkel tersebut. Setelah selesai mewawancarai saya meminta izin untuk berfoto bareng. Setelah itu saya berterima kasih dan pamit pulang.

Melakukan penelitian tentang relasi kerjasama dan persaingan antar bengkel di jalan HOS Cokroaminoto merupakan tantangan dan pengalaman bagi saya. Selama di lapangan, saya banyak menemukan hal-hal baru yang belum pernah saya temukan sebelumnya. Pengalaman penelitian ini, menjadikan saya lebih tau kerjasama antar bengkel dan persaingan di tengah banyaknya bengkel yang ada di jalan tersebut.

BAB II

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

2.1 Sejarah Kota Pematangsiantar

Kota Pematangsiantar (sering disingkat Siantar saja) adalah salah satu kota di Provinsi Sumatera Utara, dan kota terbesar kedua di provinsi tersebut setelah Medan. Karena letak Pematangsiantar yang strategis, ia dilintasi oleh Jalan Raya Lintas Sumatera. Kota ini memiliki luas wilayah 79,97 km2 dan berpenduduk sebanyak 240.787 jiwa (2000). Kota Pematangsiantar yang hanya berjarak 128 km dari Medan dan 52 km dari Parapat sering menjadi kota perlintasan bagi wisatawan yang hendak ke Danau Toba. Sebagai kota penunjang pariwisata di daerah sekitarnya, kota ini memiliki 8 hotel berbintang, 10 hotel melati dan 268 restoran. Di kota ini masih banyak terdapat sepeda motor BSA model lama sebagai becak bermesin yang menimbulkan bunyi yang keras. Kota ini pernah menerima Piala Adipura pada tahun 1993 atas kebersihan dan kelestarian lingkungan kotanya. Sementara itu, karena ketertiban pengaturan lalu-lintasnya, kota ini pun meraih penghargaan Piala Wahana Tata Nugraha pada tahun 1996.

Wakil Presiden Republik Indonesia yang ke-3 Adam Malik, lahir di kota ini pada 22 Juli 1917.33

Sektor industri yang menjadi tulang punggung perekonomian kota yang terletak di tengah-tengah Kabupaten Simalungun ini adalah industri besar dan sedang. Dari total kegiatan ekonomi pada tahun 2000 yang mencapai Rp 1,69 trilyun, pangsa pasar industri mencapai 38,18% atau Rp 646 miliar. Sektor

33 http://pematangsiantarkota.go.id/ Diakses 25 Januari 2021

perdagangan, hotel, dan restoran menyusul di urutan kedua dengan sumbangan 22,77% atau Rp 385 miliar.

Sebelum Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, Pematangsiantar merupakan daerah kerajaan. Pematangsiantar yang berkedudukan di Pulau Holing dan raja terakhir dari dinasti ini adalah keturunan marga Damanik yaitu Tuan Sang Nawaluh Damanik yang memegang kekuasaan sebagai raja pada tahun 1906. Di sekitar Pulau Holing kemudian berkembang menjadi perkampungan tempat tinggal penduduk, di antaranya Kampung Suhi Haluan, Siantar Bayu, Suhi Kahean, Pantoan, Suhi Bah Bosar, dan Tomuan. Daerah-daerah tersebut kemudian menjadi daerah hukum Kota Pematangsiantar yaitu:

1. Pulau Holing menjadi Kampung Pematang 2. Siantar Bayu menjadi Kampung Pusat Kota

3. Suhi Kahean menjadi Kampung Sipinggol-pinggol, Kampung Melayu, Martoba, Sukadame, dan Bane.

4. Suhi Bah Bosar menjadi Kampung Kristen, Karo, Tomuan, Pantoan, Toba dan Martimbang.34

Setelah Belanda memasuki Daerah Sumatera Utara, Daerah Simalungun menjadi daerah kekuasaan Belanda sehingga pada tahun 1907 berakhirlah kekuasaan raja-raja. Belanda yang semula berkedudukan di Perdagangan, pada tahun 1907 dipindahkan ke Pematangsiantar. Sejak itu Pematangsiantar berkembang menjadi daerah yang banyak dikunjungi oleh pendatang baru. Bangsa Cina mendiami kawasan Timbang Galung dan Kampung Melayu. Pada tahun

34 Ibid

1910 didirikanlah Badan Persiapan Kota Pematangsiantar. Kemudian pada tanggal 1 Juli 1917 berdasarkan Stad Blad No. 285 Pematangsiantar berubah menjadi Gemente yang mempunyai otonomi sendiri. Sejak Januari 1939 berdasarkan Stad Blad No. 717 berubah menjadi Gemente yang mempunyai Dewan. Pada zaman Jepang berubah menjadi Siantar State dan Dewan dihapus.

Setelah Proklamasi kemerdekaan, Pematangsiantar kembali menjadi Daerah otonomi. Berdasarkan Undang-undang No. 22/1948 Status Gemente menjadi Kota Kabupaten Simalungun dan Walikota dirangkap oleh Bupati Simalungun sampai tahun 1957.

Berdasarkan UU No. 1/1957 berubah menjadi Kota Praja Penuh dan dengan keluarnya Undang-undang No. 18/1965 berubah menjadi Kota, dan dengan keluarnya Undang-undang No. 5/1974 tentang-Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah berubah menjadi Kota Daerah Tingkat II Pematangsiantar sampai sekarang. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 35 Tahun 1981 Kota Daerah Tingkat II Pematangsiantar terbagi atas empat wilayah kecamatan yang terdiri atas 29 Desa/Kelurahan dengan luas wilayah 12,48 km² yang peresmiannya dilaksanakan oleh Gubernur Sumatera Utara pada tanggal 17 Maret 1982.

Kecamatan-kecamatan tersebut antara lain :

1. Kecamatan Siantar Barat 2. Kecamatan Siantar Timur 3. Kecamatan Siantar Utara

4. Kecamatan Siantar Selatan35

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 15 tahun 1986 tanggal 10 Maret 1986 Kota Daerah Tingkat II Pematangsiantar diperluas menjadi 6 wilayah kecamatan, di mana 9 desa/Kelurahan dari wilayah Kabupaten Simalungun masuk menjadi wilayah Kota Pematangsiantar, sehingga Kota Pematangsiantar terdiri dari 38 desa/kelurahan dengan luas wilayah menjadi 70,230 km2

Kecamatan-kecamatan tersebut antara lain:

 Kecamatan Siantar Barat

 Kecamatan Siantar Timur

 Kecamatan Siantar Utara

 Kecamatan Siantar Selatan

 Kecamatan Siantar Marihat

 Kecamatan Siantar Martoba

Selanjutnya, pada tanggal 23 Mei 1994 dikeluarkanlah kesepakatan bersama Penyesuaian Batas Wilayah Administrasi antara Kota Pematangsiantar dan Kabupaten Simalungun. Adapun hasil kesepakatan tersebut adalah wilayah Kota Pematangsiantar menjadi seluas 79,9706 km². Pada tahun 2007 diterbitkanlah lima Peraturan Daerah tentang pemekaran wilayah administrasi Kota Pematangsiantar, yaitu:

 Peraturan Daerah No. 3 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kecamatan Siantar Sitalasari

35 http://pematangsiantarkota.go.id/ Diakses 25 Januari 2021

 Peraturan Daerah No. 6 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kecamatan Siantar Marimbun

 Peraturan Daerah No. 7 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kelurahan Bah Sorma

 Peraturan Daerah No. 8 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kelurahan Tanjung Tongah, Nagapitu, dan Tanjung Pinggir

 Peraturan Daerah No. 9 Tahun 2007 tetang Pembentukan Kelurahan

Parhorasan Nauli, Sukamakmur, Marihat Jaya, Tong Marimbun, Mekar Nauli, dan Nagahuta Timur.36

Dengan demikian di Kota Pematangsiantar terdapat delapan kecamatan dan lima puluh tiga kelurahan.

2.1.1. Letak Geografis Kota Pematangsiantar

Secara geografis Kota Pematangsiantar berjarak 128 km dari Medan dan 50 km dari Parapat merupakan kota transit/perlintasan menuju Danau Toba dan letaknya strategis karena dilintasi oleh jalan Raya Lintas Sumatera. Kota Pematangsiantar terletak pada garis 2° 53’ 20” - 3° 01’ 00°

Lintang Utara dan 99° 1’ 00” - 99° 6’ 35” Bujur Timur dan berada ditengah-tengah wilayah Kabupaten Simalungun. Kota Pematangsiantar tergolong ke dalam daerah tropis dan daerah datar, beriklim sedang dengan suhu maksimum 34° C dan suhu minimum 21,1° C.

36 http://pematangsiantarkota.go.id/ Diakses 25 Januari 2021

Gambar 2.1. Peta Kota Pematangsiantar

Sumber : Profil www.pematangsiantarkota.go.id Diakses 25 Januari 2021

Luas daratan Kota Pematangsiantar adalah 79,971 km² terletak 4oo-5oo meter diatas permukaan laut. Berdasarkan luas wilayah menurut kecamatan, kecamatan yang terluas adalah kecamatan Siantar Sitalasari dengan luas wilayah 22.723 km² atau sama dengan 28,41% dari total luas wilayah Kota Pematangsiantar. Secara administrasi wilayah Kota Pematangsiantar terbagi menjadi 8 (delapan) kecamatan, yaitu :

- Kecamatan Siantar Martoba - Kecamatan Siantar Barat - Kecamatan Siantar Utara - Kecamatan Marimbun

- Kecamatan Siantar Selatan - Kecamatan Siantar Marihat - Kecamatan Siantar Sitalasari - Kecamatan Siantar Timur.37

Berikut disajikan dalam tabel Pembagian Wilayah Administrasi Kota Pematangsiantar:

Tabel 2.2. Pembagian Wilayah Administrasi dan Luas Wilayah di Kota Pematangsiantar

No. Kecamatan Desa/

Keluarahan

Luas Wilayah (km²)

1. Siantar Martoba 7 18,022

2. Siantar Barat 8 3,205

3. Siantar Timur 7 4,520

4. Siantar Utara 7 3,650

5. Siantar Selatan 6 2,020

6. Siantar Marihat 7 7,825

7. Siantar Sitalasari 5 22,723

8. Siantar Marimbun 6 18,006

Sumber : Profil www.pematangsiantarkota.go.id Diakses 25 Januari 2021

37 http://pematangsiantarkota.go.id/ Diakses 25 Januari 2021

2.1.2 Demografi Siantar Sitalasari 29.096 32.952 34.953 36.476 37.743 39.293

Siantar Marimbun

15.952 18.338 19.590 20.396 21.128 22.348 Jumlah

Laki-Laki

126.448 143.781 150.522 159.021 162.367 168.195 Jumlah

Perempuan

124.994 142.522 149.172 157.843 161.161 167.201 Jumlah

Penduduk

251.442 286.303 299.694 316.864 323.526 335.396 Sumber : Laporan Bulanan Dinas Kependudukan Pencatatan Capil 2010-2015

2.1.3. Pertumbuhan Ekonomi

Pembangunan ekonomi Kota Pematangsiantar saat ini diarahkan pada upaya meningkatkan pendapatan perkapita masyarakat yang dibarengi oleh perubahan institusional dan modernisasi serta pertumbuhan ekonomi dengan memperhatikan aspek pemerataan pendapatan, kesempatan kerja, laju pertumbuhan penduduk, dan perubahan struktur ekonomi daerah. Pertumbuhan ekonomi Kota Pematangsiantar yang semakin baik tersebut seiring dengan membaiknya perekonomian regional

dan nasional, yang memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan asli daerah.38

Selama kurun empat tahun terakhir Tahun 2012-2015 Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Pematangsiantar adalah sebagai berikut : Tahun 2012 dari target Rp.59,146,308,083.00 terealisasi sebesar Rp. 49,915,366,002.98 atau 84,39% dan Tahun 2013 dari target Rp.69.526.518.187,00 terealisasi sebesar Rp.

61.357.963.445,49 atau 88,25%, pada Tahun 2014 dari target Rp.

92.301.487.715,85 terealisasi sebesar Rp.90.477.498.193,76 atau 98,02%, dan pada Tahun 2015 dari target Rp.120.786.489.041,00 terealisasi sebesar Rp.

91.799.141.262,17 atau 76,06%. Selain PAD Kota Pematangsiantar, Pertumbuhan perekonomian daerah secara umum dapat dilihat melalui perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan PDRB per-kapita. Data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sangat penting bagi setiap pemerintah daerah untuk mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi dan tingkat kemakmuran masyarakat.

2.2. Kecamatan Siantar Utara

Pada awalnya Kota Pematangsiantar merupakan Kotamadya Pemtangsiantar yang pada waktu itu belum terbentuk wilayah Kecamatan dan masih langsung membawahi 29 desa. Pada tahun 1981 direncankan pembentukan wilayah Kecamatan yang di sebut dengan Kordinator Pemerintah Kelurahan. Kemudian dengan Keluarnya Peraturan Mentri Dalam Negri Nomor 35 tahun 1981 tanggal 21 oktober 1981 maka wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Pematangsiantar di

38 http://pematangsiantarkota.go.id/ Diakses 26 Januari 2021

bagi atau di bentuk menjadi 4 Wilayah Kecamatan yang peresmiannya berlangsung pada tanggal 17 Maret 1982 oleh Bapak Gurbernur Kepala daerah Tingjkat I Sumatera Utara atas nama Mentri Dalam Negri, yang adalah Wilayah Kecamatan Siantar Utara. Selanjutnya berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 15 tahun 1986, Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Pematangsiantar Dimekarkan dari empat Wilayah kecamatan menjadi 6 wilayah Kecamatan.

Sampai dengan saat ini Kecamatan Siantar Utara membawahi 7 (tujuh) Kelurahan dengan total luas wilayah 3,650 yang terdiri dari, Kelurahan Martoba, Kelurahan Melayu, Kelurahan Baru, Kelurahan Sukadame, Kelurahan Bane, Kelurahan Sigulang-gulang, dan Kelurahan Kahen.39

Kecamatan Siantar Utara mempunyai batas-batas wilayah administratif sebagai berikut:

- Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Siantar Martoba

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Siantar Barat.

Kecamatan Siantar Utara berada di pusat Kota Pematangsiantar,terletak pada ketinggian 400-410 m di atas permukaan laut, dengan bentuk wilayah daratan dan berbukit-bukit,beriklim sedang (sub Tropis) dengan suhu rata-rata 23⁰C-32⁰C/tahun,dan curah hujan rata-rata 2.500-3758 mm/tahun.

Jumlah penduduk Kecamatan Siantar Utara Berdasarkan agama, yang beragama Islam 23.031 jiwa, Katolik 3.182 jiwa, Protestan 22.802 jiwa, Budha 5.124 jiwa, Hindu 174 jiwa dan Konghuchu 0 jiwa.

39 http://pematangsiantarkota.go.id/ Diakses 26 Januari 2021

2.3. Kelurahan Baru

Kelurahan Baru merupakan salah satu Kelurahan yang berada di sebelah Utara, Kecamatan Siantar Utara, Kota Pematangsiantar dengan luas wilayah 25 Ha, RW 9 RT 21, dengan jumlah lingkungan 2(dua) lingkungan. Terletak pada ketinggian 389 M, dengan keadaan suhu rata-rata 22-32°C. Kelurahan Baru memiliki batas wilayah sebagai berikut :

 Utara berbatasan dengan Kelurahan Sukadame

 Selatan berbatasan dengan Kelurahan Pahlawan

 Barat berbatasan dengan Kelurahan Melayu

 Timur berbatasan dengan Keluarahan Pardomuan40

Jarak tempuh dari Kelurahan Baru kepusat ibu kota Provinsi 128 Km, kepusat Kota Pematangsiantar 2 Km dan jarak tempuh kepusat Kecamatan 0,5 Km. Area wilayah Kelurahan Baru :

 Pemukiman 18,5 Ha

 Perkantoran 0,85 Ha

 Perkarangan 3,15 Ha

 Prasarana Umum 2,5 Ha

Kelurahan Baru merupakan Kelurahan luas wilayahnya paling kecil dibandingkan dengan 6 (enam) kelurahan lain di Kecamatan Siantar Utara.

Kelurahan Baru mempunyai jumlah penduduk 8346 jiwa yang terdiri Laki-laki

40 Sekretaris Kantor Kelurahan Baru Kota Pematangsiantar

4224 jiwa dan Perempuan 4122 jiwa atau 1575 Kepala Keluarga(KK). Jumlah kepadatan penduduk 339 per km

Tabel 2.4. Mata Pencaharian Kelurahan Baru

Uraian Jumlah

Pegawai Negeri 105

TNI 12

POLRI 6

Guru 50

Karyawan Swasta 445

Wiraswasta 505

Tukang 23

Pedagang 500

Pensiunan 37

Mocok-Mocok 250

Jumlah 1933

Sumber : Data Kelurahan Baru Dalam Angka 2017

Tabel 2.5. Agama yang Dianut

Jumlah Jiwa

Uraian Laki-laki Perempuan Total

Islam 2915 2691 5606

Kristen 504 521 1025

Katolik 306 375 681

Hindu 10 15 25

Budha 489 520 1009

Jumlah 4224 4122 8346

Sumber : Data Kelurahan Baru Dalam Angka 2017

Tabel 2.6. Etnis Kelurahan Baru

Etnis Laki-laki Perempuan Total

Aceh 8 7 15

Batak 2001 2146 4147

Nias 7 8 15

Melayu 10 7 17

Minang 731 599 1330

Sunda 2 4 6

Jawa 810 745 1555

China 645 591 1236

India 10 15 25

Sumber : Data Kelurahan Baru Dalam Angka 2017 2.4. Sejarah Bengkel Di Jalan HOS Cokroaminoto

Awal mula pertama kali ada bengkel di jalan HOS Cokroaminoto sekitar tahun 1979 yaitu bengkel Siantar Service, kemudian setelah itu pada tahun berikutnya muncullah bengkel lain satu persatu. Jalan HOS Cokroaminoto diapit oleh jalan Ade Irma, jalan Sriwijaya, jalan Tanah Jawa, dan jalan Dr Wahidin yang mana merupakan kawasan perbengkelan, dimana di jalan tersebut terdapat banyak bengkel. Bengkel terbanyak pertama terdapat di jalan HOS Cokroaminoto, kemudian jalan Ade Irma, jalan Dr Wahidin, jalan Sriwijaya dan terakhir di jalan Tanah Jawa. Untuk jalan HOS Cokoroaminoto sendiri terdapat 15 bengkel sepeda motor yang mana menyediakan menjual suku cadang(sparepart) dan jasa service sepeda motor.

Jalan HOS Cokroaminoto tidak hanya terdapat bengkel sepeda motor saja, ada juga jasa bengkel las besi, knalpot mobil, doorsmer mobil, sorum sepeda

motor, dan lainnya. Bengkel yang ada di jalan HOS Cokroaminoto dikenal sebagai pusat perbengkelan sepeda motor di kota Pematangsiantar yang mana bengkel-bengkel tersebut lengkap menjual suku cadang sepeda motor. Banyak usaha bengkel kecil di luar jalan HOS Cokroaminoto yang mensuplier suku cadang sepeda motor di jalan HOS Cokroaminoto karena lengkap dan harganya yang lebih murah.

Bengkel-bengkel di jalan HOS Cokroaminoto rata-rata menjual suku cadang (sparepart) dan menyediakan jasa service sepeda motor, tetapi ada juga toko yang hanya menjual suku cadang sepeda motor saja. Walaupun menjual barang yang sama tetapi setiap bengkel mempunyai ciri khasnya masing-masing dimata konsumennya. Setiap pemilik bengkel juga memfokuskan untuk meningkatkan pelayanan kepada konsumen dan mencetak tenaga kerja yang baik, jujur, dan berkualitas. Setiap bengkel juga mempunyai karyawan yang mempunyai skill, kemampuan, dan pengetahuan karyawan yang di dukung oleh peralatan dan fasilitas bengkel. Hingga saat ini bengkel-bengkel yang ada di jalan HOS Cokroaminoto masih tetap menjadi pilihan masyarakat kota Pematangsiantar untuk kualitas sparepart dan jasa service sepeda motor.

Mereka juga selalu menjaga mutu kualitas setiap bengkel mereka agar tetap dipercaya oleh konsumennya. Nama-nama bengkel yang ada di jalan HOS Cokroaminoto yaitu sebagai berikut, maju jaya service, panjang service, sentral motor, sthil motor, ss motor, cahaya motor, yen yen service, star motor, siantar service, grand motor service, astra bengkel, exclusive service, christal motor, laguna bengkel, dan chan jaya bengkel. Rata-rata pemilik bengkel yang ada di jalan tersebut etnis tionghoa dan ada salah satu pemilik bengkel yang merupakan

pribumi yaitu chan jaya bengkel. Dari beberapa bengkel tersebut salah satu siantar service merupakan bengkel yang usia berdirinya mencapai 42 tahun. Siantar service tidak hanya memiliki konsumen tetapi sudah cukup banyak pelanggan

pribumi yaitu chan jaya bengkel. Dari beberapa bengkel tersebut salah satu siantar service merupakan bengkel yang usia berdirinya mencapai 42 tahun. Siantar service tidak hanya memiliki konsumen tetapi sudah cukup banyak pelanggan

Dokumen terkait