• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI. Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial dalam Bidang Antropologi Sosial. Oleh : ALFIANA FADILLAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI. Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial dalam Bidang Antropologi Sosial. Oleh : ALFIANA FADILLAH"

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)

Studi Etnografi Relasi Kerja Sama dan Persaingan Antar Bengkel Motor di jalan HOS Cokroaminoto, Kelurahan Baru, Kecamatan

Siantar Utara, Kota Pematangsiantar

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial dalam Bidang Antropologi Sosial

Oleh :

ALFIANA FADILLAH

160905014

PROGRAM STUDI ANTROPOLOGI SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2021

(2)
(3)
(4)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PERNYATAAN ORIGINALITAS

Studi Etnografi Relasi Kerjasama dan Persaingan Antar Bengkel Motor di Jalan HOS Cokroaminoto, Kelurahan Baru, Kecamatan Siantar Utara, Kota

Pematangsiantar SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti lain atau tidak seperti yang saya nyatakan disini, saya bersedia diproses secara hukum dan siap menanggalkan gelar kesarjanaan saya.

Medan, Juni 2021 Penulis

Alfiana Fadillah

(5)

ABSTRAK

Alfiana Fadillah, 2021. Judul Skripsi: Studi Etnografi Relasi Kerjasama dan Persaingan Antar Bengkel Motor dijalan HOS Cokroaminoto, Kelurahan Baru, Kecamatan Siantar Utara, Kota Pematangsiantar.

Tulisan ini berjudul Studi Etnografi Relasi Kerjasama dan Persaingan Antar Bengkel Motor Di Jalan HOS Cokroaminoto, Kelurahan Baru, Kecamatan Siantar Utara, Kota Pematangsiantar yang bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana relasi kerjasama dan persaingan antar sepeda motor yang ada di jalan HOS Cokroaminoto kota Pematangsiantar. Kemudian, bentuk kerjasama yang mereka lakukan dengan saling membantu sesama bengkel yang kekurangan suku cadang. Manfaat dari penelitian ini adalah untuk menambah wawasan penulis dalam menyusun karya ilmiah, serta mengetahui strategi yang diterapkan setiap bengkel untuk menjadi ciri khas bengkel tersebut.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yang bersifat deskriptif. Penelitian ini menggunakan teknik observasi serta wawancara terhadap beberapa informan, yaitu informan yang khususnya para pemilik bengkel dan karyawan bengkel di jalan HOS Cokroaminoto.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa walaupun bengkel-bengkel yang ada di jalan HOS Cokroaminoto melakukan kerjasama tetapi persaingan itu tetap ada, apalagi menjalankan bisnis dibidang yang sama. Persaingan dari segi harga, kualitas suku cadang original atau tidak, dan pelayanan yang diberikan setiap bengkel kepada konsumennya jelas berbeda. Setiap bengkel yang ada di jalan HOS Cokroaminoto membuat keunggulan-keunggulannya untuk bersaing dengan bengkel-bengkel lainnya, agar mendapatkan konsumen ataupun meraih pangsa pasar yang lebih luas. Tujuan lainnya dibuat keunggulan juga untuk meningkatkan penjualan untuk memperoleh laba yang sebesar-besarnya untuk keberlangsungan kehidupan bengkel tersebut. Setiap pemilik bengkel memiliki caranya sendiri untuk menghadapi persaingan yang ada agar dapat tumbuh terus dari masa ke masa dengan melihat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada agar setiap bengkel dapat menyesuaikan keinginan/ kebutuhan konsumen untuk sepeda motornya. Dalam hal ini setiap bengkel harus mempertahankan pelayanan yang dberikan kepada konsumen baik dari segi fasilitas maupun karyawan agar dapat meningkatkan kepuasan konsumen dan membangun citra yang sebaik mungkin dimata para konsumen.

Kata-Kata Kunci : Kerjasama, Persaingan, dan Bengkel

(6)

UCAPAN TERIMA KASIH

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Studi Etnografi Relasi Kerjasama dan Persaingan Antar Bengkel Motor di jalan HOS Cokroaminoto, Kelurahan Baru, Kecamatan Siantar Utara. Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana sosial dari Departemen Antropologi Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

Terima kasih saya persembahkan kepada kedua orangtua yang terkasih, Ayahanda Supandi dan Ibunda Suparti yang tidak pernah lelah memberikan semangat, doa, perhatian dan kasih sayangnya kepada saya sejak lahir sampai saat ini. Terima kasih kepada adik saya Azli Wiguna Abdillah dan kakak sepupu saya Lutvi Noviana yang telah mendukung saya tanpa lelah sehingga saya dapat tetap terus melakukan yang terbaik. Pada kesempatan kali ini saya ingin mengucapkan terima kasih kepada keluarga besar atas motivasi dan dukungannya, terkhusus kepada Nenek saya yaitu Alm. Misri dan Nenek saya satu lagi yaitu Maryam terima kasih juga atas doa dan dukungan yang telah diberikan semasa hidupnya kepada saya. Dan tidak lupa pula saya ucapkan terima kasih buat teman terdekat saya yaitu Muhammad Al Agum Pangestu yang selalu mengingatkan penulis tanpa lelah untuk menyelesaikan skripsi ini.

Terima kasih kepada Bapak Drs. Agustrisno, M.SP selaku dosen pembimbing sekaligus Dosen Penasehat Akademik saya yang telah memberikan banyak ilmu, waktu, dan perhatian kepada saya mulai dari awal pemilihan judul hingga penyelesaian skripsi ini. Dan kepada Bapak Drs. Hendra Harahap, M. Si., Ph. D, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara. Terimakasih saya ucapkan kepada ibu Dra. Rita Tambunan selaku ketua penguji dan saya ucapkan terimakasih kepada Bapak Prof. Dr. R. Hamdani Harahap, M.Si selaku penguji I yang telah membantu saya hingga selesai.

(7)

Terima kasih saya ucapkan kepada Ketua Departemen Antropologi Sosial, Bapak Dr. Fikarwin Zuska, M.Ant, kepada Sekretaris Departemen Antropologi Sosial, Bapak Agustrisno, M.S.P, dan kepada seluruh Dosen Antropologi Sosial yang telah memberikan ilmu dan motivasi kepada saya.

Terima kasih juga saya ucapkan untuk Dosen Penguji. Tidak lupa pula kepada Kak Nurhayati dan Kak Sri, Staf Administrasi yang juga telah berbaik hati membantu saya dalam menyelesaikan urusan administrasi penyelesaian skripsi ini.

Terima kasih saya ucapkan kepada teman terbaik saya grup anak sholeha yaitu Rosida Siregar, Devy Oktaviani Sitorus, Hanny Putri dan Desy Army Lestari yang telah menjadi teman curhat, menampung segala keluh kesah selama 4 tahun kita kenal. Terima kasih juga kepada seluruh anggota GGArt mulai dari ayahanda kami bapak Fikarwin Zuska dan ibunda kami Ibu Sisil Fikarwin, para alumni yaitu Irwansyah Sitorus, Lamria Hutapea, Rolan Purba, Rafita, Crist Barasa, Ratna Murtini dan Yuki Sembiring. Teman sejawat saya Sri Hayanti Manullang dan para junior yaitu M. Agung, Fery, Diana, Ara Farhaini, Adisti dan teman-teman GGArt lainnya atas dukungan dan kebersamaannya menjadi volunteer dalam membangun budaya bersih melalui kegiatan rutin yang dilakukan dalam komunitas Go Green and Art FISIP USU setiap minggunya, dan terus bertanya kapan saya tamat, hal ini membuat saya semakin pacu menyelesaikan skripsi ini. Saya juga berharap semoga kedepannya tetap terjalin silaturahmi diantara semuanya dan membawa komunitas yang didirikan bapak Fikarwin Zuska bersama beberapa penggagas Mahasiswa Antropologi dalam membangun GGArt terus memiliki ambisi untuk menggalakkan komunitas tersebut.

Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan, karenanya saya menerima saran dan kritik yang membangun dari semua pihak untuk menyempurnakan hasil tulisan ini. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang Antropologi Sosial.

(8)

Kiranya Allah SWT melimpahkan Rahmat dan KaruniaNya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada saya, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Jasa-jasa baik semua pihak ini akan saya kenang selamanya.

Medan, Juni 2021 Penulis

Alfiana Fadillah

(9)

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Alfiana Fadillah lahir di Sarimatondang, Kecamatan Sidamanik, Kabupaten Simalungun Sumatera Utara pada tanggal 13 Juni 1999 dari pasangan Supandi dan Suparti. Penulis adalah anak pertama dari dua bersaudara. Riwayat pendidikan dari TK Sanggar Anak Balita (SAB) Pematangsiantar (2003-2004), kemudian melanjutkan SD Negeri 122337 Pematangsiantar (2004-2010), kemudian melanjutkan SMP Negeri 2 Pematangsiantar (2010-2013), setelah itu melanjutkan SMA Perguruan Tamansiswa cabang kota Pematangsiantar (2013-2016). Setelah lulus dari Perguruan Tamansiswa kemudian penulis melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi di Universitas Sumatera Utara dengan mengambil jurusan Antropologi Sosial yang berada di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Penulis dapat di hubungi di alamat email alfianafadillah19@gmail.com. Selama perkuliahan penulis mengikuti :

1. PTT Komunitas Go Green & Art FISIP USU 2016-2018 2. Anggota Lateral 2018

Prestasi yang pernah diperoleh dan kegiatan yang pernah diikuti selama menjalankan pendidikan di Perguruan Tinggi Negeri Universitas Sumatera Utara seperti :

1. Peserta dalam kegiatan Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) yang diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara tahun 2016

(10)

2. Peserta dalam kegiatan INISIASI yang diselenggarakan oleh Antropologi Sosial di FISIP USU tahun 2016

3. Panitia (PTT) pada Workshop GGArt I “Membangun Budaya Bersih, Rapi, Sehat, Alami tahun 2017

4. Mengikuti operasi sampah GGArt setiap minggu pagi di FISIP USU tahun 2017

5. Panitia (PTT) pada kegiatan “Revolusi Bersih” bersama komunitas GGArt ke I yang melibatkan Mahasiswa, Dekanat, Dosen dan Pegawai FISIP USU tahun 2017

6. Mengikuti kunjungan GGArt ke Depo Pelestarian Lingkungan Titi Kuning, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, Cabang Medan tahun 2017 7. Mengikuti Gerakan Aksi Pungut Sampah (APS) di Tomok, Samosir

kerjasama GGArt FISIP USU dengan PT. Aquafarm Nusantara tahun 2018 8. Panitia (PTT) pada kegiatan “Gerakan Sosial Kampus Bersih” di FISIP

USU ke II yang dipelopori Komunitas GGArt dengan melibatkan para Dosen, Dekanat, Pegawai dan Mahasiswa FISIP USU tahun 2018

9. Panitia (PTT) pada Workshop GGArt pemilahan sampah untuk sumberdaya dengan tema “Menuju Kampus Bersih Tanpa Sampah” tahun 2018

10. Mengikuti malam keakraban GGArt di rumah pembina GGArt dengan tujuan mempererat silaturahmi antar anggota GGArt tahun 2018.

11. Mengikuti kegiatan memperingati “World Clean Up Day” di USU bersama Komunitas GGArt tahun 2018

12. Mengikuti liputan tentang GGArt oleh DAAI TV dan menyanyikan Mars GGArt dalam liputan tersebut tahun 2018

13. Panitia (Sesi Konsumsi) WARKOP Antropologi Sosial FISIP USU yang diselenggarakan oleh Departemen Antropologi Sosial dan Himpunan Mahasiswa Departemen Antropologi (MASADEPANT) dengan mengusung tema “Mengenal Budaya Melalui Etnofood” tahun 2018 14. Mengikuti acara Gebyar Kebangsaan SUMUT dalam rangka

“Memperingati Hari Pahlawan” di Museum Perkebunan Indonesia, Medan tahun 2018

(11)

15. Mengikuti kunjungan ke Stand Museum Uang Sumatera bersama Komunitas GGArt tahun 2018

16. Anggota studi lapangan tinggal bersama masyarakat mata kuliah Antropologi Maritim di Sei Nagalawan, Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai tahun 2019

17. Menjadi Ketua Koordinasi Acara panitia inisiasi di Serdang Badagai 2018

(12)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan penulis kesehatan dan kesempatan. Berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian yang ditulis dalam bentuk skripsi dengan judul “STUDI ETNOGRAFI RELASI DAN KERJASAMA ANTAR BENGKEL MOTOR DI JALAN HOS COKROAMINOTO, KELURAHAN BARU, KECAMATAN SIANTAR UTARA.

Lokasi penelitian adalah di jalan Haji Oemar Said Cokroaminoto, Kelurahan Baru, Kecamatan Siantar Utara, Kota Pematangsiantar. Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) pada Strata-1 (S1) studi Departemen Antropologi Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

Skripsi ini berisikan kajian analisis yang didasari pada observasi partisipan dan wawancara mendalam mengenai Relasi Kerjasama dan Persaingan Antar Bengkel Motor di Jalan HOS Cokroaminoto. Pada Bab I dalam skripsi ini berisikan latar belakang, tinjauan pustaka, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, dan pengalaman lapangan yang berisikan ketertarikan penulis dalam meneliti objek kajian tersebut.

Pada Bab II dalam skripsi ini berfokus kepada gambaran umum tentang kota Pematangsiantar, kecamatan Siantar Utara dan Kelurahan Baru. Pada bab III dalam skripsi ini berfokus tentang bagaimana kerjasama dan persaingan antar bengkel motor di jalan HOS Cokroaminoto, dan bagaimana kerjasama yang mereka lakukan. Kemudian pada bab IV penulis membahas daya tarik setiap bengkel. Pada bab terakhir yaitu bab V dalam skripsi ini berisi kesimpulan dan saran penulis dari hasil penelitian dan analisis penulis.Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna, oleh karena itu dengan kerendahan hati penulis mengaharapkan kritik dan juga saran daripembaca untuk menyempurnakan skripsi ini. Penulis juga berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan juga khususnya bagi penulis sendiri.

(13)

Demikianlah yang dapat penulis sampaikan, harapannya skripsi ini dapat menjadi dasar yang baik untuk penelitian yang akan dilakukan selanjutnya serta bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya, terutama bagi perkembangan bidang keilmuan Antropologi Sosial. Akhir kata penulis ucapkan terimakasih.

Medan, Juni 2021

Penulis

Alfiana Fadillah NIM 160905014

(14)

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN

HALAMAN PERSETUJUAN

PERSYARATAN ORIGINALITAS ...i

ABSTRAK ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH... iii

RIWAYAT HIDUP PENULIS ...vi

KATA PENGANTAR ...ix

DAFTAR ISI ...xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL ...xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tinjauan Pustaka ... 4

1.2.1 Etnografi ... 4

1.2.2 Pengertian Kerjasama ... 8

1.2.3 Ekonomi Informal ... 10

1.2.4 Pengertian Bengkel ... 13

1.2.5 Interaksi Sosial ... 18

1.2.6 Strategi Bersaing ... 22

1.3 Rumusan Masalah ... 26

1.4 Tujuan Penelitian ... 26

1.5 Manfaat Penelitian ... 26

1.6 Metode Penelitian... 27

1.6.1 Jenis Penelitian ... 27

1.6.2 Wawancara Mendalam ... 28

1.6.3 Observasi Partisipan ... 30

1.6.4 Teknik Analisis Data ... 31

1.7 Pengalaman Penelitian ... 31

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ... 37

2.1 Sejarah Kota Pematangsiantar ... 37

2.1.1 Letak Geografis ... 41

2.1.2 Demografi ... 44

2.1.3 Pertumbuhan Ekonomi ... 44

2.2 Kecamatan Siantar Utara ... 45

2.3 Kelurahan Baru ... 47

2.4 Sejarah Bengkel Di jalan HOS Cokroaminoto ... 49

BAB III KERJASAMA ANTAR BENGKEL SEPEDA MOTOR DI JALAN HOS COKROAMINOTO ... 52

3.1 Persaingan Antar Bengkel Sepeda Motor di jalan HOS Cokoraminoto ... 52

3.2 Proses Pelayanan Bengkel... 64

3.3 Bengkel yang Ramai ... 65 BAB IV PERSAINGAN YANG TERJADI ANTAR BENGKEL

(15)

SEPEDA MOTOR DI JALAN HOS COKROAMINOTO... 70

4.1 Maju Jaya Service ... 70

4.2 Yen Yen Service ... 72

4.3 Siantar Service ... 73

4.4 Grand Motor Service ... 74

4.5 Astra Bengkel ... 76

4.6 Laguna Bengkel ... 77

4.7 Chan Jaya Service ... 79

4.8 Konsumen Bengkel ... 83

BAB V PENUTUP ... 87

5.1 Kesimpulan ... 87

5.2 Saran ... 88

DAFTAR PUSTAKA ... 89

LAMPIRAN DOKUMENTASI ... 93

(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Peta Kota Pematangsiantar ... 42

Gambar 4.1 Maju Jaya Service... 70

Gambar 4.2 Yen Yen Service ... 72

Gambar 4.3 Siantar Service ... 73

Gambara 4.4 Grand Motor Service ... 74

Gambar 4.5 Astra Bengkel ... 76

Gambar 4.6 Laguna Bengkel... 78

Gambar 4.7 Chan Jaya Service... 79

(17)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.2 Pembagian Wilayah Administrasi dan Luas Wilayah di

Kota Pematangsiantar ... 43

Tabel 2.3 Jumlah Penduduk Dirinci Menurut Kecamatan dan Gender Tahun 2010-2015 ... 44

Tabel 2.4 Mata Pencaharian Kelurahan Baru ... 48

Tabel 2.5 Agama yang Dianut ... 48

Tabel 2.6 Etnis Kelurahan Baru ... 49

Tabel 3.1 Daftar Nama-Nama Bengkel yang Ada di Jalan HOS Cokroaminoto .. 53

Tabel 3.2 Daftar Nama Sampel Bengkel ... 54

Tabel 4.1 Tabel Taksonomi Daya Tarik Bengkel ... 85

Tabel 5.1 Tabel Daya Tarik Setiap Bengkel ... 87

(18)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Relasi merupakan hubungan interaksi suatu kelompok orang yang tinggal dalam suatu wilayah yang memiliki ikatan dan terjalin komunikasi satu sama lain.

Pada dasarnya manusia merupakan makhluk hidup sosial yang saling membutuhkan antara satu dengan yang lainnya.1 Kerjasama adalah suatu aktivitas yang dilakukan oleh dua belah pihak atau lebih dengan tujuan untuk mencapai target dari kerjasama tersebut dengan saling menguntungkan satu sama lain dan saling mengembangkan usahanya.

Persaingan adalah suatu proses yang terjadi antara individu atau kelompok dengan tujuan untuk mencari laba masing-masing setiap pelaku usaha dengan mengembangkan atau membuat strategi bersaing untuk menjaring konsumen di pasaran. Untuk memenangkan persaingan, perusahaan harus mampu memberikan kepuasan kepada para pelanggannya. Persaingan yang semakin ketat terjadi pada dunia otomotif khususnya produk sepeda motor karena produk ini merupakan alat transportasi darat yang paling dominan dimiliki dan telah menjadi suatu kebutuhan utama. Kebutuhan yang dimaksud adalah bagaimana sebuah alat transportasi dapat membantu setiap aktivitas yang dilakukan masyarakat. Semakin banyaknya usaha akan menimbulkan persaingan yang dapat memacu kreativitas dan inovasi bagi para pengusaha agar lebih bisa meningkatkan kualitas produk yang dikelolanya.2

1 https://kbbi.web.id/relasi Diakses 01 Desember 2020

2 Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, (Yogyakarta, PenerbitAndi, 2007), h. 19

(19)

Pesatnya laju pembangunan dan pertumbuhan penduduk saat ini, memacu perkembangan usaha jasa dan mengakibatkan tumbuhnya berbagai macam usaha yang sejenis, sehingga akan meningkatkan persaingan dalam memperebutkan pelanggan. Untuk itu, pemilik usaha dituntut untuk bekerja keras dan melaksanakan kegiatan usaha secara efektif dan efisien demi kelangsungan hidup dan perkembangan usaha. Satu diantara berbagai tujuan pengusaha adalah untuk memperoleh laba yang optimal dari kegiatannya sehari-hari, khususnya kegiatan pemasaran. Untuk menjalankan kegiatan pemasaran tersebut dengan baik, dan sesuai dengan sasaran yang diharapkan, pengusaha harus menerapkan suatu strategi yang tepat sesuai dengan lingkungan pemasaran usahanya. Strategi pemasaran adalah logika pemasaran, dan berdasarkan itu unit bisnis diharapkan untuk mencapai sasaran-sasaran pemasarannya. Strategi pemasaran perusahaan terdiri dari pengambilan keputusan tentang biaya pemasaran dari perusahaan, bauran pemasaran, dan alokasi pemasaran dalam hubungannya dengan keadaan lingkungan yang diharapkan dalam kondisi persaingan.3

Salah satu jasa yang sangat penting dikalangan masyarakat saat ini adalah jasa pelayanan servis sepeda motor. Keberadaan sepeda motor saat ini bukan menjadi barang mewah lagi. 4 Banyaknya sepeda motor yang beredar dikalangan masyarakat membuat kebutuhan akan ketersediaan jasa servis sepeda motor pun bertambah, sehingga hal ini membuat banyak bermunculan bengkel-bengkel servis sepeda motor.5 Dengan makin terbukanya peluang bisnis di bidang bengkel kendaraan bermotor, maka persaingan yang semakin ketat antara sesama bengkel

3 Arlina Nurbaiti Lubis.2004. Strategi Pemasaran Dalam Persaingan Bisnis. USU Digital Library

4 Arif Hidayatullah. Servis Roda dan Suspensi Sepeda Motor, (Yogyakarta: PT. Pusaka Insania Madani, 2012), h. 1

5 Mikha Utomo, Mengenal Usaha Bengkel, (Jakarta: Erlangga, 2014), h. 4

(20)

pun tidak bisa dihindari. Kondisi ini menuntut para pengusaha bengkel untuk makin kreatif mengelola usaahanya. Antara lain dengan memperkuat atau memperluas jaringan pemasarannya. 6

Pada tahun 2019 jumlah kendaraan sepeda motor di provinsi Sumatera Utara mencapai 5.724.881 unit di Sumatera Utara.7 Untuk di kota Pematangsiantar pada tahun 2019 jumlah kendaraan sepeda motor 81.093 unit.8 Berdasarkan data tersebut tingginya angka perkembangan sepeda motor di kota Pematangsiantar menyebabkan banyak berdirinya pelaku-pelaku usaha sejenis, seperti halnya bengkel-bengkel yang ada di jalan HOS Cokroaminoto, Kelurahan Baru, Kecamatan Siantar Utara, Kota Pematangsiantar yang mana bergerak dalam usaha jasa perawatan, perbaikan (service), dan menjual suku cadang sepeda motor, yang mana bengkel-bengkel yang berada di jalan HOS Cokroaminoto tersebut memiliki usaha yang sama tetapi tetap bertahan dan memiliki pelanggan masing-masing.

Kegiatan yang paling sering dilakukan dan yang paling banyak diminati konsumen yaitu jasa perbaikan dan suku cadang sepeda motor. Terdapat persaingan yang cukup ketat antar bengkel-bengkel demi memenangkan pelanggan dan menguasai pasar. Dalam persaingan yang cukup ketat di bidang usaha bengkel ini, setiap bengkel menjalankan strategi masing-masing, yaitu dengan memberikan pelayanan yang maksimal kepada konsumen sehingga mampu mempertahankan keberhasilan yang diperoleh.

6 Mohammmad Iqbal, Mendongkrak Kinerja Bisnis Bengkel Roda 2 dan 4, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia, 2004), h. 51

7 https://www.indozone.id/index.php/otomotif/M7sDYRW/data-bps-provinsi-sepeda-motor- terbanyak-bukan-jakarta-tapi-jawa-timur/read-all Diakses 10 Februari 2021

8 https://siantarkota.bps.go.id/ Diakses 10 Februari 2021

(21)

Selain jalan HOS Cokroaminoto ada beberapa jalan yang masih satu kawasan dengan jalan HOS Cokroaminoto yaitu kelurahan Kampung Melayu, seperti jalan Ade Irma, jalan Dr. Wahidin, jalan Tanah Jawa, dan jalan Sriwijaya. Yang juga terdapat bengkel sepeda motor tetapi tidak sebanyak jumlah bengkel yang ada di jalan HOS Cokroaminoto. Walaupun terdapat bengkel juga di beberapa jalan tersebut tetapi tidak selengkap suku cadangnya dan seramai jalan HOS Cokroaminoto. Peneliti juga melihat bahwasanya di jalan HOS Cokroaminoto sudah memiliki brand image di mata masyarakat. Hal tersebut menarik peneliti untuk menjadikan objek penelitian karena lokasi tersebut menjadi pusat bengkel terlengkap yang ada di Kota Pematangsiantar sehingga banyak usaha bengkel kecil mensuplier barang nya dari bengkel yang ada di jalan HOS Cokroaminoto tersebut.

1.2 Tinjauan Pustaka

1.2.1. Etnografi

Menurut Spradley dalam Yad Mulyadi (1999), etnografi adalah kegiatan menguraikan dan menjelaskan suatu kebudayaan. Model ini berupaya mempelajari peristiwa kultural, yang menyajikan pandangan hidup subyek sebagai obyek studi. Studi ini akan terkait begaimana subyek berpikir, hidup, dan berperilaku. Tentu saja perlu dipilih peristiwa yang unik yang jarang teramati oleh kebanyakan orang. Penelitian etnografi adalah kegiatan pengumpulan bahan keterangan atau data yang dilakukan secara sistematik mengenai cara hidup serta berbagai aktivitas sosial dan berbagai benda kebudayaan dari suatu masyarakat.

(22)

Berbagai peristiwa dan kejadian unik dari komunitas budaya akan menarik perhatian peneliti etnografi. Itulah sebabnya pengamatan terlibat menjadi penting dalam aktivitas penelitian. Model etnografi cenderung mengarah ke kutub induktif, konstruktif, transferabilitas, dan subyektif. Selain itu, juga lebih menekankan idiografik, dengan cara mendeskripsikan budaya dan tradisi yang ada.9

Etnografi pada dasarnya lebih memanfaatkan teknik pengumpulan data pengamatan berperan serta (participant observation). Hal ini sejalan dengan pengertian istilah etnografi yang berasal dari kata ethno (bangsa) dan graphy (menguraikan atau menggambarkan). Etnografi merupakan ragam pemaparan penelitian budaya untuk memahami cara orang-orang berinteraksi dan bekerja sama melalui fenomena teramati dalam kehidupan sehari-hari. Etnografi lazimnya bertujuan untuk menguraikan budaya tertentu secara holistik, yaitu aspek budaya baik spiritual maupun material. Dari sini akan terungkap pandangan hidup dari sudut pandang penduduk setempat. Hal ini cukup bisa dipahami karena melalui etnografi akan mengangkat keberadaan senyatanya dari fenomena budaya.

Dengan demikian akan ditemukan makna tindakan budaya suatu komunitas yang diekspresikan melalui apa saja.10

Dari sini akan terungkap pandangan hidup dari sudut pandang penduduk setempat. Hal ini cukup bisa dipahami karena melalui etnografi akan mengangkat keberadaan senyatanya dari fenomena budaya. Dengan demikian akan ditemukan makna tindakan budaya suatu komunitas yang diekspresikan melalui apa saja.

9Sutisna, Ade. 2017. “Tinjauan Ringkas Etnografi Sebagai Penelitian Kualitatif”. P2KK-LIPI, Vol- 19 No. 1

10Ibid, hal. 21

(23)

Ciri-ciri penelitian etnografi adalah analisis data yang dilakukan secara holistik, bukan parsial. Ciri lain seperti dinyatakan Hutomo (Dalam buku Sudikan,2001:85-86) dapat dipahami bahwa etnografi merupakan model penelitian budaya yang khas. Etnografi memandang budaya bukan semata-mata sebagai produk, melainkan proses..11

Hal tersebut di atas sejalan dengan konsep Marvin Harris (1992:19) bahwa kebudayaan akan menyangkut nilai, motif, peranan moral etik, dan maknanya sebagai sebuah sistem sosial. Kebudayaan tidak hanya cabang nilai, melainkan merupakan keseluruhan institusi hidup manusia. Dengan kata lain, kebudayaan merupakan hasil belajar manusia termasuk di dalamnya tingkah laku. Karena itu, menurut Spradley (1997:5) etnografi harus menyangkut hakikat kebudayaan, yaitu sebagai pengetahuan yang diperoleh, yang digunakan orang untuk menginterpretasikan pengalaman dan melahirkan tingkah laku sosial. Itulah sebabnya etnografi akan mengungkap seluruh tingkah laku sosial budaya melalui deskripsi yang holistik. 12

Peneliti berusaha menangkap informasi budaya menurut perspektif orang yang diteliti yaitu bengkel-bengkel yang ada di jalan HOS Cokroaminoto.

Penelitian etnografi sering diasumsikan sebagai penelitian yang relatif lama kurang lebih 2 bulan, peneliti harus tinggal pada salah satu tempat, beradaptasi, dan seterusnya. Hal ini memang ideal dilakukan, namun masalah waktu sebenarnya sangat relatif. Bahan-bahan etnografi berasal dari masyarakatyang disusun secara deskriptif. Deskripsi data diharapkan secara menyeluruh,

11Ibid, hal. 22

12Ibid, hal. 23

(24)

menyangkut berbagai aspek kehidupan untuk meninjau salah satu aspek yang diteliti. Deskripsi dipandang bersifat etnografis apabila mampu melukiskan fenomena budaya selengkap-lengkapnya. Deskripsi etnografi menurut Koentjaraningrat (1990:333) sudah baku, yaitu meliputi unsur-unsur kebudayaan secara universal, yaitu bahasa, sistem teknologi, sistem ekonomi, organisasi sosial, sistem pengetahuan, kesenian dan sistem religi. Namun demikian, deskripsi semacam ini tidak harus dipenuhi semua. Sebab, ini lebih didasarkan pada unsur kebudayaan secara universal, dan kalau peneliti ingin menyederhanakan pun sebenarnya tidak dilarang. Peneliti boleh saja mengungkapkan sub bab tertentu yang dipandang spesifik dan langsung pada sasaran.

Penelitian ini menciptakan berbagai kebudayaan dan kebiasaan yang berkembang di masyarakat. Adapun beberapa kebudayaan yang berkembang di masyarakat diantaranya yaitu, terjadinya hubungan baik antara satu bengkel dengan bengkel lainnya dan juga mereka saling bantu membantu untuk menjaga kepuasan konsumen. Walaupun mereka melakukan persaingan usaha sejenis, mereka tetap bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan dari setiap bengkel lainnya. Adapun budaya lainnya sudah terkonsepnya pemikiran masyarakat apabila sepeda motornya mengalami kerusakan maka akan menggunakan jasa perbaikan bengkel di jalan HOS Cokroaminoto. Selain daripada itu perbengkelan yang ada di jalan HOS Cokroaminoto menjadi pusat perbengkelan dari bengkel lainnya.

Dari beberapa hal diatas penulis dapat melihat bahwasanya perbengkelan yang ada di jalan HOS Cokroaminoto dapat meningkatkan atau membantu ekonomi masyarakat sekitar. Dengan adanya bengkel-bengkel yang ada di jalan

(25)

HOS Cokroaminoto banyak membuka lapangan pekerjaan terkhusus di bidang teknik mesin sepeda motor, selain itu dengan adanya bengkel-bengkel tersebut juga dapat meningkatkan ekonomi UMKM warung minuman dan makanan atau kita kenal dengan pedagang asongan, sehingga dapat di simpulkan bahwa usaha perbengkelan tersebut tidak hanya menghasilkan keuntungan bagi pemilik usaha bengkel itu sendiri tetapi juga menguntungkan pihak-pihak lain ataupun masyarakat sekitar perbengkelan.

1.2.2. Pengertian Kerjasama

Menurut Lewis Thomas dan Elaine B. Johnson ( 2014, h.164) kerjasama adalah pengelompokan yang terjadi di antara makhluk-makhluk hidup yang kita kenal. Kerja sama atau belajar bersama adalah proses beregu (berkelompok) di mana anggota-anggotanya mendukung dan saling mengandalkan untuk mencapai suatu hasil mufakat. Ruang kelas suatu tempat yang sangat baik untuk membangun kemampuan kelompok (tim), yang anda butuhkan kemudian di dalam kehidupan. Kerjasama dapat menghilangkan hambatan mental akibat terbatasnya pengalaman dan cara pandang yang sempit. Jadi akan lebih mungkin menemukan kekuatan dan kelemahan diri, belajar untuk menghargai orang lain, mendengarkan dengan pikiran terbuka, dan membangun persetujuan kerjasama. Dengan bekerjasama kelompok kecil akan mampu mengatasi berbagai bentuk rintangan, bertindak mandiri dan dengan penuh rasa tanggung jawab, mengandalkan bakat

(26)

atau pemikiran setiap anggota kelompok, mempercayai orang lain, mengeluarkan pendapat dan mengambil keputusan. 13

Menurut Robert L. Clistrap dalam Roestiyah (2008, h. 15) menyatakan

“Kerjasama adalah merupakan suatu kegiatan dalam berkelompok untuk mengerjakan atau menyelesaikan suatu tugas secara bersama-sama”, dalam kerjasama ini biasanya terjadi interaksi antar anggota kelompok dan mempunyai tujuan yang sama untuk dapat dicapai bersama-sama. Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kerjasama adalah keinginan untuk bekerja secara bersama-sama dengan orang lain secara keseluruhan dan menjadi bagian dari kelompok dalam memecahkan suatu permasalahan Tujuan Kerjasama Menurut Modjiono (2009, h.61) pada situs menerangkan bahwa tujuan kerjasama sebagai berikut:

1) Untuk mengembangkan berpikir kritis dalam menyelesaikan masalah 2) Mengembangkan kemampuan bersosialisasi dan komunikasi.

3) Menumbuhkan rasa percaya diri terhadap kemampuan siswa.

4) Untuk dapat memahami dan menghargai satu sama lain antar teman.

Dari pejelasan diatas pembelajaran kerjasama bermaksud untuk memudahkan siswa mengerjakan tugas secara bersama-sama dan memudahkan siswa menghadapi permasalahan dalam pembelajaran.

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan peneliti dapat melihat adanya kerjasama yang dilakukan baik antara bengkel yang satu dengan bengkel yang lainnya maupun antara pemilik bengkel dengan seluruh karyawannya untuk dapat

13 Johnson, Elaine B. 2014. Contextual Teaching and Learning: Menjadikan Kegiatan Belajar Mengajar Mengasyikan dan Bermakna. Bandung: Kaifa, hal. 164

(27)

bekerja sama agar menyelesaikan tujuan atau target dari bengkel tersebut. Hal ini dapat terlihat ketika salah satu bengkel apabila kekurangan suku cadang (sparepart) maka ia mengambil suku cadang dari bengkel lainnya. Selain daripada itu kerjasama dapat dilihat dari pemilik bengkel dengan karyawan yang mana mereka saling bahu-membahu untuk memberikan pelayanan jasa yang baik kepada konsumen. Setiap konsumen pastinya menginginkan hasil yang baik dari pelayanan setiap bengkel, sehingga setiap pemilik usaha bengkel harus bekerja sama dengan baik antara pemilik dengan karyawan guna untuk memuaskan pelayanan kepada konsumen yang sesuai dengan permintaan dari konsumen.

Kerjasama yang baik harus dibangun dengan komunikasi yang baik juga, oleh sebab itu pemilik bengkel harus bisa memanajemen bengkel dengan baik, agar karyawan dapat mengetahui SOP (standart operasional prosedur) bengkel tersebut. Kerjasama tim ini sesuai dengan teori Robert L. Clistrap dalam Roestiyah (2008, h. 15) menyatakan “Kerjasama adalah merupakan suatu kegiatan dalam berkelompok untuk mengerjakan atau menyelesaikan suatu tugas secara bersama-sama”, dalam kerjasama ini biasanya terjadi interaksi antar anggota kelompok dan mempunyai tujuan yang sama untuk dapat dicapai bersama-sama.

1.2.3. Ekonomi Informal

Konsep ekonomi informal muncul pertama kali di dunia ketiga, ketika dilakukan serangkaian penelitian tentang pasar tenaga kerja perkotaan di Afrika.

Konsep informalitas ditetapkan kepada bekerja sendiri (self employed). Keith Hart (1991) menekankan dinamisme dan perbedaan aktivitas ini yang dalam pandangannya melebihi anak-anak penyemir sepatu dan penjual korek api.

(28)

Aktivitas-aktivitas ekonomi meliputi semua kegiatan produksi, distribusi, dan konsumsi suatu barang dan jasa. Pedagang bakso yang mengitari suatu area perumahan dengan jadwal tetap maupun tidak tetap, pengatur lalu lintas sukarela pada persimpangan padat, anak-anak penjaja Koran atau majalah di persimpangangan jalan utama, pedagang baju atau tas kaki lima di depan pusat perbelanjaan, tukang semir sepatu di tempat pemberhentian bus, pedagang makanan di sekitar proyek pembangunan suatu gedung, buruh harian dari suatu perusahaan “kontraktor” bangunan, perusahaan konveksi yang mempekerjakan beberapa orang tenaga pekerja, tukang ojek, pembantu rumah tangga adalah semua orang yang memiliki aktivitas ekonomi. Karena mereka memproduksi atau mendistribusikan barang dan jasa yang ditawarkan pada suatu jaringan yang berakhir pada pengkonsumsiannya. Kesemua aktivitas ekonomi yang tersebut dinamakan ekonomi informal.14

Namun ciri-ciri dinamis dari konsep yang diajukkan oleh Hart tersebut hilang ketika telah dilambangkan dalam birokasi ILO (International Labour Organisation), informalitas didefinisikan ulang sebagai sesuatu sinonim dengan kemiskinan. Ekonomi informal menunjuk kepada cara perkotaan melakukan sesuatu yang dicirikan dengan:

a. Mudah memasukinya dalam arti keahlian, modal, dan organisasi.

b. Perusahaaan milik keluarga

c. Beroperasi pada skala kecil

14 Roja’i, I. 2017. Analisis Komparasi Manajemen Pemasaran Antar UMKM(Studi Kasus UMKM Lida Jaya dan Purnama Faster) di Desa Padurenan Kudus. Skripsi. Sekolah Tinggi Agama Islam Kudus. Kudus.

(29)

d. Intensif tenaga kerja dalam produksi dan menggunakan teknologi sederhana e. Pasar yang tidak diatur dan kompetitif.15

Ciri-ciri tambahan yang muncul dari definisi seperti ini adalah tingkat produktivitas rendah dan kemampuan akumulasi rendah. Penelitian-penelitian yang dilakukan di bawah permintaan ILO dan bank dunia memperlihatkan bahwa pekerjaan dalam sector informal diartikan kekurangan pekerjaan dan diasumsikan sebagai dampak dari pekerja yang tidak bias masuk ke dalam ekonomi modern.

Karakteristik negatif dari sektor informal tersebut telah banyak mendapat tantangan dari berbagi ilmuwan yang berkecimpung dalam bidang ini. Dari sisi alternatif, aktivitas informal dipandang sebagai suatu tanda dari dinamika kewiraswastaan masyarakat. Menurut Hernando de Soto dalam The Other Path informalitas merupakan respon masyarakat terhadap Negara merkantalis yang kaku. Oleh karena itu, tidak seperti gambaran ILO yang melihatnya sebagai mekanisme kelangsungan hidup dalam merespon ketidakcukupan lapangan pekerjaan modern, melainkan sebagai serbuan kekuatan pasar nyata dalam sauatu ekonomi yang dikekang oleh regulasi (peraturan) Negara. 16

Ekonomi informal, menurut Catells dan Portes, dapat dibagi secara fungsional berdasarkan tujuan mereka. Pertama, bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan hidup oleh individu dan rumah tangga melalui produk substensi langsung atau melalui penjualan ke pasar dari barang-barang dan jasa-jasa yang mereka hasilkan sendiri. Kedua, bertujuan untuk peningkatan fleksibilitas managerial dan pengurangan biaya tenaga kerja dari perusahaan sektor informal

15 Ibid hal. 13

16 Ibid

(30)

melalui subkontraktor kepada wiraswasta informal atau penggajian yang di catat di dalam pembukuan tidak resmi. Ketiga, bertujuan untuk akumulasi modal oleh perusahaan kecil melalui hubungan kesetiakawanan, fleksibilitas, dan pembiayaan yang rendah.17

Bahwasanya pelaku usaha atau bengkel menjadi contoh pelaku ekonomi informal dikarenakan bengkel menjadi distributor ataupun agen dari produk yang di produksi oleh produsen untuk dapat di konsumsi oleh konsumen. setiap bengkel yang ada di jalan HOS Cokoroaminoto tidak hanya menyediakan produk tapi juga menyediakan jasa yang siap melayani konsumen yang akan memperbaiki sepeda motornya.

1.2.4. Pengertian Bengkel

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KKBI) bengkel adalah tempat memperbaiki mobil, sepeda motor dan sebagainya. Perbengkelan sudah dilakukan sejak zaman logam. Sebuah ekspedisi yang dilakukan pada tahun 1974 di tepi sungai Ciliwung menemukan sebuah situs dengan satu set peralatan yang digunakan untuk membuat kapak perunggu. Usia situs tersebut melalui analisis penanggalan karbon dibangun pada 1000 SM hingga 500 SM. Peradaban manusia purba melalui aktivitas perbengkelannya membentuk suatu komunitas yang madani dan terorganisasi.

a. Syarat Pendirian Usaha Bengkel Motor

17 Ibid hal. 14

(31)

Dalam Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan No.551/MPP/Kep/10/1999. 18 Untuk saat ini, regulasi dan kebijakan pemerintah yang mengatur dan berkaitan secara langsung dengan sektor usaha jasa perbengkelan adalah:

- Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan No.

551/MPP/Kep/10/ 1999 Tentang Bengkel Umum Kendaraaan Bermotor.

- Surat Keputusan Bersama No.581/MPP/KEP/01/1998 Tentang Pembinaan dan Pengembangan Bengkel Kendaraan Umum sebagai Unit Pengujian Berkala Kendaraan Bermotor (UPBKB).19

Menurut peringkat sertifikasi yang tertuang dalam Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan No. 551/MPP/Kep/10/1999 tersebut, sektor usaha jasa bengkel motor perlu memiliki peralatan yang telah ditentukan untuk minimal operasi bengkel motor, selain itu usaha sektor bengkel motor pun memerlukan sertifikasi terpadu. Sertifikasi tersebut meliputi tingkat pemenuhan persyaratan sistem mutu, mekanik, fasilitas dan peralatan, serta manajemen informasi. Menurut Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan, sertifikasi tersebut dilakukan oleh lembaga sertifikasi yang ditunjuk oleh Menteri Perindustrian dan

18https://peraturan.bkpm.go.id/jdih/userfiles/batang/Kepmenperindag_551_1999.pdf Diakses 25 Desember 2020

19 https://www.pustakadunia.com/syarat-pendirian-usaha-bengkel-motor/ Diakses 25

Desember 2020

(32)

Perdagangan dan penilaian dilakukan sesuai dengan kriteria masing- masing kelas bengkel.20

b. Ijin Usaha Jasa Bengkel Motor

Untuk masalah perijinan, sektor usaha jasa bengkel motor, baik untuk bengkel umum maupun bengkel khusus (spesialis) memerlukan beberapa persyaratan umum perijinan yang harus dimiliki yaitu:

- Akta perusahaan yang disahkan oleh notaris atau instansi pemerintah yang berwenang sebagai justifikasi bentuk badan hukum perusahaan atau bengkel: perorangan, perseroan terbatas, persekutuan komanditer (CV), koperasi, atau bentuk-bentuk badan hukum yang lain.

- Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) - Ijin Lokasi (IL) untuk bengkel

- Ijin Undang Undang Gangguan, bengkel motor termasuk dalam klasifikasi A yaitu perusahaan yang menggunakan mesin dengan intensitas gangguan atau kebisingan besar / tinggi (Indeks Gangguan 5). Sedangkan untuk bengkel yang hanya menyediakan pencucian motor termasuk dalam klasifikasi B yaitu perusahaan yang menggunakan mesin dengan intensitas gangguan sedang (Indeks Gangguan 4).

- Tanda Daftar industri (TDI) - Tanda Daftar Perusahaan (TDP)

20 Ibid

(33)

- Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP), bagi bengkel yang melakukan penjualan suku cadang atau spare part, atau menghasilkan produk sendiri yang diperjualbelikan.

- Sertifikasi klasifikasi dan kualifikasi nengkel dari Lembaga Sertifikasi Bengkel yang diakui Departemen Perindustrian dan Perdagangan (diatur berdasarkan Keputusan MENPERINDAG No.

551/MPP/Kep/10/1999).

- AMDAL lalu lintas dan kelestarian lingkungan. Khusus untuk penanganan dan pembuangan limbah B-3 (Bahan Beracun dan Berbahaya) yang dihasilkan selama proses operasi usaha jasa bengkel motor diatur melalui Peraturan Pemerintah No. 18 tahun 1999 jo.

Peraturan Pemerintah No. 85 tahun 1999.21

c. Kewajiban Pemegang Ijin Usaha Jasa Bengkel Motor

Menurut Keputusan MENPERINDAG No. 551/MPP/Kep/10/1999, khusus untuk usaha jasa bengkel motor atau kendaraan bermotor roda dua sekurang-kurangnya harus memiliki pit, yang terdiri dari:

- Pit perawatan dan perbaikan - Pit pencucian kendaraan - Pit perbaikan frame body - Pit pengecatan

- Jalur keluar-masuk kendaraan pada area pit

Masih berkenaan dengan Keputusan MENPERINDAG No.

551/MPP/Kep/10/1999, khusus untuk usaha jasa bengkel motor atau

21 Ibid

(34)

kendaraan bermotor roda dua sekurang-kurangnya harus memiliki kelompok peralatan teknis, yang terdiri dari:

- Kelompok peralatan perawatan atau perbaikan umum - Kelompok peralatan hands tools

- Kelompok peralatan air service - Kelompok peralatan pelumas

- Kelompok peralatan perbaikan ban atau roda - Kelompok peralatan tune-up engine

- Kelompok peralatan overhaul engine - Kelompok peralatan pencuci kendaraan

- Kelompok peralatan spesial perawatan atau perbaikan engine - Kelompok peralatan spesial perawatan atau perbaikan frame body - Kelompok peralatan spesial perawatan atau perbaikan sistem kemudi - Kelompok peralatan spesial perawatan atau perbaikan roda.22

Berdasarkan penelitian di lapangan mengungkapkan bahwa setiap bengkel sudah memiliki surat izin usaha dan juga mereka selalu membayar pajak pada pemerintah. Hal ini juga membuktikan dengan membayar pajak mereka mendukung program atau pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah.

Disini juga dapat melihat bahwa dalam membangun suatu usaha kita memerlukan surat izin usaha sesuai dengan diatur oleh undang-undang.

22 Ibid

(35)

1.2.5. Interaksi Sosial

a. Pengertian Interaksi Sosial

Walgito (2007) mengemukakan interaksi sosial adalah hubungan antara individu satu dengan individu lain, individu satu dapat mempengaruhi individu yang lain atau sebaliknya, sehingga terdapat hubungan yang saling timbal balik. Hubungan tersebut dapat terjadi antara individu dengan individu, individu dengan kelompok atau kelompok dengan kelompok. Adapun Basrowi (2015) mengemukakan interaksi sosial adalah hubungan dinamis yang mempertemukan orang dengan orang, kelompok dengan kelompok, maupun orang dengan kelompok manusia.

Bentuknya tidak hanya bersifat kerjasama, tetapi juga berbentuk tindakan, persaingan, pertikaian dan sejenisnya. Menurut Partowisastro (2003) interaksi sosial ialah relasi sosial yang berfungsi menjalin berbagai jenis relasi sosial yang dinamis, baik relasi itu berbentuk antar individu, kelompok dengan kelompok, atau individu dengan kelompok. Soekanto (2002) mengemukakan bahwa interaksi sosial merupakan hubungan- hubungan sosial yang dinamis, yang meliputi hubungan antara orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara perorangan dengan kelompok manusia. Menurut Sarwono dan Meinarno (2009) interaksi sosial adalah hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi antara individu dengan individu lain, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok lain.23

23M. Khairul,Anwar. 2016. “ Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Interaksi Sosial Pada Perawat Rumah Sakit Islam Surakarta”. Skripsi Universitas Muhamadiyah Surakarta.

(36)

Gerungan (2006) secara lebih mendalam menyatakan interaksi sosial adalah proses individu satu dapat menyesuaikan diri secara auto plastis kepada individu yang lain, dimana dirinya dipengaruhi oleh diri yang lain. Individu yang satu dapat juga menyesuaikan diri secara alo plastis dengan individu lain, dimana individu yang lain itulah yang dipengaruhi oleh dirinya yang pertama. Berdasarkan beberapa uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa interaksi sosial adalah hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki perilaku yang berlangsung antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok.24

b. Aspek Interaksi Sosial

Louis (Toneka, 2000) mengemukakan interaksi sosial dapat berlangsung apabila memiliki beberapa aspek berikut :

1) adanya suatu dimensi waktu yang meliputi masa lampau, kini dan akan datang, yang menentukan sifat dan aksi yang sedang berlangsung;

2) adanya jumlah perilaku lebih dari seseorang;

3) adanya tujuan tertentu, tujuan ini harus sama dengan yang dipikirkan oleh pengamat.

Soekanto (2002) mengemukakan aspek interaksi sosial yaitu :

1. Aspek kontak sosial, merupakan peristiwa terjadinya hubungan sosial antara individu satu dengan lain. Kontak yang terjadi tidak hanya fisik tapi juga secara simbolik seperti senyum, jabat tangan. Kontak sosial dapat

24 Ibid

(37)

positif atau negatif. Kontak sosial negatif mengarah pada suatu pertentangan sedangkan kontak sosial positif mengarah pada kerja sama.

2. Aspek komunikasi. Komunikasi adalah menyampaikan informasi, ide, konsepsi, pengetahuan dan perbuatan kepada sesamanya secara timbal balik sebagai penyampai atau komunikator maupun penerima atau komunikan. Tujuan utama komunikasi adalah menciptakan pengertian bersama dengan maksud untuk mempengaruhi pikiran atau tingkah laku seseorang menuju ke arah positif. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek interaksi sosial yang digunakan sebagai skala interaksi sosial yaitu kontak sosial dan komunikasi, dengan alasan kedua aspek sudah mencakup unsur-unsur dalam interaksi sosial serta dianggap dapat mewakili teori-teori yang lain.25

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Interaksi Sosial

Interaksi sosial secara umum dapat dipengaruhi oleh perkembangan konsep diri dalam seseorang, terkhusus lagi dalam hal individu memandang positif atau negatif terhadap dirinya, sehingga ada yang menjadi pemalu atau sebaliknya dan akibatnya kepada masalah hubungan interaksi sosialnya. Menurut Monks dkk (2002) ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi interaksi sosial yaitu :

1. Jenis kelamin. Kecenderungan laki-laki untuk berinteraksi dengan teman sebaya/sejawat lebih besar daripada perempuan.

1. Kepribadian ekstrovert. Orang-orang ekstrovert lebih komformitas daripada introvert.

25 Ibid. Hal. 09

(38)

2. Besar kelompok. Pengaruh kelompok menjadi makin besar bila besarnya kelompok semakin bertambah.

3. Keinginan untuk mempunyai status. Adanya dorongan untuk memiliki status inilah yang menyebabkan seseorang berinteraksi dengan sejawatnya, individu akan menemukan kekuatan dalam mempertahankan dirinya di dalam perebutan tempat atau status terlebih di dalam suatu pekerjaan.

4. Interaksi orang tua. Suasana rumah yang tidak menyenangkan dan tekanan dari orang tua menjadi dorongan individu dalam berinteraksi dengan teman sejawatnya.

5. Pendidikan. Pendidikan yang tinggi adalah salah satu faktor dalam mendorong individu untuk interaksi, karena orang yang berpendidikan tinggi mempunyai wawasan pengetahuan yang luas, yang mendukung dalam pergaulannya.26

d. Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial

Interaksi sosial yang terjadi antara orang perorangan atau orang dengan kelompok mempunyai hubungan timbal balik dan dapat tercipta oleh adanya kontak sosial dan komunikasi yang menimbulkan berbagai bentuk interaksi sosial. Sarwono dan Meinarno (2009) mengemukakan bentuk bentuk interaksi sosial itu meliputi :

1. Kerjasama, adalah suatu kegiatan yang dilakukan bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan dan ada unsur saling membantu satu sama lain.

26 Ibid

(39)

2. Persaingan, yaitu suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang dengan tujuan untuk meniru atau melebihi apa yang dilakukan atau dimiliki oleh orang lain.

3. Konflik, merupakan suatu ketegangan yang terjadi antara dua orang atau lebih karena ada perbedaan cara pemecahan suatu masalah.

4. Akomodasi, suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk mengurangi ketegangan, perbedaan, dan meredakan pertentangan dengan melakukan kompromi sehingga terjadi suatu kesepakatan dengan pihak lain yang bersangkutan.27

Interaksi sosial yang terjadi di lapangan sama seperti interaksi pada umumnya. Mereka melakukan interaksi sosial sesuai dengan kebutuhan dan kepentingannya masing-masing. Interaksi sosial juga terjadi secara alami dimana dengan tidak adanya paksaan dari pihak manapun untuk melaksanakan interaksi. Hal penting yang harus dilakukan oleh pemilik bengkel dan karyawannya yaitu membangun interaksi yang baik kepada konsumen agar mendapatkan kepuasan konsumen dalam menggunakan jasanya, interaksi yang dibangun harus berjalan dengan baik agar konsumen tersebut menjadi loyalitas dalam menggunakan jasa layanan bengkel tersebut.

1.2.6. Strategi Bersaing

Ada beberapa macam definisi strategi sebagaimana dikemukakan oleh para ahli dalam buku karya mereka masing-masing. Kata strategi berasal dari kata Strategos dalam bahasa Yunani merupakan gabungan dari

27 Ibid. Hal 11

(40)

kata Stratos atau tentara dan ego pemimpin. Suatu strategi mempunyai dasar atau skema untuk mencapai sasaran yang dituju. Jadi pada dasarnya strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang program tindak lanjut serta prioritas alokasi sumber daya. Strategi juga dapat dipandang sebagai pola tujuan, kebijakan, progam tindakan, keputusan atau alokasi sumber daya yang mendefenisikan bagaimana organisasi itu apa yang dilakukan dan mengapa organisasi melakukannya.28

Menurut Stephanie K. Marrus dalam Umar (2005:31) pengertian strategi adalah suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai. Selain itu, menurut Hamel dan Prahalad (dalam Umar, 2005:31) strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus-menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan, dengan demikiam strategi hamper dimulai dari apa yang terjadi dan bukan dimulai dari apa yang akan terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi pasar yang baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti (core competencies). Perusahaan perlu mencari kompetensi inti di dalam bisnis yang dilakukan.

28 Umar, Husein. 2013.”Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen”. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.

(41)

Kotler dan Porter menyatakan bahwa persaingan dalam konteks pemasaran adalah keadaan dimana perusahaan pada pasar produk atau jasa tertentu akan memperlihatkan keunggulannya masing-masing, dengan atau tanpa terikat peraturan tertentu dalam rangka meraih pelanggannya.

Menurut porter, persaingan akan terjadi pada beberapa kelompok pesaing yang tidak hanya pada produk atau jasa sejenis, dapat pada produk atau jasa subtitusi maupun persaingan pada hulu dan hilir. Persaingan merupakan proses kerja tanpa henti terhadap kemampuan suatu perusahaan untuk mencari dan mempertahankan sebuah keunggulan.29

Strategi bersaing adalah mengembangkan rencana mengenai bagaimana bisnis akan bersaing, apa yang seharusnya menjadi tujuannya dan kebijakan apa yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.30 Definisi Competitive Marketing Strategy atau strategi bersaing adalah kombinasi antara akhir (tujuan) yang diperjuangkan oleh perusahaan dengan alat (kebijaksanaan) dan perusahaan berusaha sampai kesana.

Pokok perumusan strategi bersaing yaitu menghubungkan perusahaan dengan lingkungannya, walaupun lingkungan yang relevan sangat luas, meliputi kekuatan-kekuatan sosial dan ekonomi. Aspek utama dari lingkungan perusahaan adalah industri perusahaan tersebut dapat bersaing.

Tujuan strategi bersaing untuk suatu unit usaha dalam sebuah industri salah satunya menemukan posisi dalam industri tersebut dimana

29Jonathan Sarwono, Marketing Intelligence, Yogyakarta :Grahailmu,2011,h.125-126

30 Michael Porter, Strategi Bersaing, Teknik Menganalisis Industry dan Pesaing, Jakarta: Erlangga, 2001, h. 35.

(42)

perusahaan dapat melindungi diri sendiri dengan sebaik-baiknya terhadap tekanan(daya) persaingan atau dapat mempengaruhi tekanan tersebut secara positif. Rivalitas dikalangan pesaing yang ada berbentuk perlombaan untuk mendapatkan posisi dengan menggunakan taktik seperti persaingan harga, perang iklan, memberikan hadiah, introduksi produk dan meningkatkan pelayanan atau jaminan kepada pelanggan. Persaingan terjadi karena satu atau lebih pesaing merasakan adanya tekanan atau melihat peluang untuk memperbaiki posisi bersaingnya. 31

Menurut Rangkuti (2014:6) Strategi bisnis ini sering juga disebut strategi bisnis secara fungsional karena strategi ini berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen, misalnya strategi pemasaran, strategi produksi atau oprasional, strategi distribusi, strategi organisasi, dan stretegi-strategi yang berhubungan dengan keuangan.

Peneliti melihat dilapangan bahwasanya setiap usaha bengkel memiliki strategi masing-masing dalam mencapai target dari bengkel tersebut. Setiap bengkel pasti menginginkan laba yang sebesar-besarnya sehingga mengharuskan mereka untuk memiliki strategi bersaing untuk menjaring konsumen yang lebih luas. Sebagai contoh bengkel Grand Motor Service yang memberikan voucher promo gratis service apabila melakukan 10 kali service akan mendapatkan 1 kali service gratis. Ini adalah salah satu bukti bahwa setiap bengkel harus memiliki strategi bersaing masing-masing.

31 Ibid. Hal 36

(43)

1.3 Rumusan Masalah

Sehubungan dengan latar belakang masalah yang ada dalam suatu penelitian. Perlu di tentukan rumusan masalah yang akan di teliti agar penelitian menjadi terarah dan jelas tujuan. Dari uraian latar belakang di atas, maka di rumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apakah terjadi kerjasama bengkel antara satu dengan yang lainnya di jalan HOS Cokroaminoto ?

2. Bagaimana persaingan bengkel yang ada di jalan HOS Cokroaminoto ?

1.4 Tujuan Penelitian

Setiap penelitian tentunya memiliki tujuan dan manfaat yang sangat penting, karena itu melalui tujuan dan manfaat itulah maka suatu penelitian dapat dimengerti oleh peneliti maupun dibaca oleh publik. Adapun tujuan dari penelitian ini :

1. Untuk mengetahui kerjasama antar bengkel yang ada di jalan HOS Cokroaminoto, Kecamatan Siantar Utara, Kota Pematangsiantar.

2. Untuk mengetahui persaingan dan strategi yang dilakukan setiap bengkel yang ada di jalan HOS Cokroaminoto, Kecamatan Siantar Utara, Kota Pematangsiantar.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Pembaca :Memberikan informasi dan pengetahuan secara tertulis mengenai relasi kerjasama dan persaingan antar bengkel yang ada di jalan HOS Cokroaminoto, Kecamatan Siantar Utara, Kota Pematangsiantar.

(44)

2. Peneliti :

a. Sebagai syarat untuk mengambil gelar Sarjana Antropologi Sosial di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

b. Peneliti ini sebagai aktualisasi diri, menambah pengetahuan dan wawasan serta dapat mengaplikasikan teori yang di dapat.

c. Dapat mengetahui bagaimana hubungan kerjasama dan persaingan antar bengkel sepeda motor dijalan HOS Cokroaminoto.

1.6 Metode Penelitian 1.6.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian lapangan yang berlangsung selama kurang lebih 2 bulan di jalan HOS Cokroaminoto, Kecamatan Siantar Utara, kota Pematangsiantar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan etnografi, yang bermaksud menggambarkan secara terperinci mengenai hubungan kerjasama dan persaingan antar bengkel yang ada dijalan HOS Cokroaminoto, Kelurahan Baru, Kecamatan Siantar Utara, Kota Pematangsiantar. Selain melihat hubungan kerjasama dan persaingan antar bengkel juga melihat daya tarik setiap bengkel untuk menarik konsumen.

Oleh karena itu penelitian etnografi melibatkan aktivitas belajar mengenai dunia orang dengan melihat, mendengar, berbicara, berfikir, dan bertindak

(45)

dengan cara yang berbeda. Tidak hanya mempelajari masyarakat, lebih dari itu etnografi berarti belajar dari masyarakat.32

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yaitu penelitian dengan menggunakan informasi yang diperoleh dari sasaran penelitian yang selanjutnya disebut sebagai informan, melalui instrumen pengumpulan data seperti wawancara, observasi, dan sebagainya. Dimana jalan HOS Cokroaminoto dikenal sebagai pusat perbengkelan khususnya sepeda motor yang ada dikota Pematangsiantar. Bengkel-bengkel tersebut menyediakan jasa service dan juga menjual suku cadang(sparepart) sepeda motor.

Dalam penelitian ini ada dua jenis data yang digunakan, yaitu: data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dari lapangan melalui observasi dan wawancara. Untuk melengkapinya maka digunakan data sekunder yang diperoleh dari berbagai buku ilmiah, jurnal, media massa serta internet.

1.6.2 Wawancara Mendalam

Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam (depth interview). Wawancara mendalam adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan dengan atau tanpa menggunakan pedoman wawancara, dimana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama (Bungin,

32James P. Spardley, Metode Etnografi, (Yogyakarta: PT Tiara Wacana, 1997), hal. 3.

(46)

2007:108. Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah pemiliki bengkel, karyawan bengkel dan konsumen bengkel. Dalam penelitian ini, peneliti akan mewawancarai pemilik bengkel dan karyawan bengkel.

Dalam proses wawancara membutuhkan suatu keterampilan dalam membina hubungan baik antara penulis dengan informan atau di dalam Antropologi lebih dikenal dengan istilah rapport. Dibutuhkan keterampilan menjalin komunikasi yang baik dengan informan agar informan tidak merasa risih akan kehadiran penulis. Penulis memposisikan diri tidak tahu bagaimana persaingan yang terjadi antar bengkel agar para informan lebih banyak memberikan informasi mendalam terhadap penulis. Untuk menjalin rapport yang baik penulis memperkenalkan diri dan mulai mempertanyakan pertanyaan yang ringan terlebih dahulu agar menghidari informan merasa kurang nyaman. Setelah informan merasa tidak terganggu akan kehadiran peneliti barulah mulai menanyakkan yang sedikit mendalam tentang “Studi Etnografi Relasi Kerjasama dan Persaingan Antar Bengkel Sepeda Motor di jalan HOS Cokroaminoto”

yang ada di Kota Pematangsiantar. Ini diperlukan supaya tidak merusak hubungan dengan informan yang diwawancarai, dengan catatatan harian, maka peneliti dapat dengan leluasa melakukan wawancara dengan dasar pedoman wawancara yang telah dibuat berdasarkan pada data observasi sebelumnya. Dalam penelitian ini, penulis membutuhkan handphone untuk merekam karena keterbatasan penulis untuk mengingat segala informasi dan mencatat dengan cepat segala informasi-informasi dari informan.

(47)

Handphone sangat membantu penulis dalam menyelasikan penelitian ini, guna mendapatkan hasil yang lebih maksimal dan akurat.

1.6.3 Observasi Partisipasi

Obeservasi atau pengamatan adalah suatu metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian yang melibatkan panca indra (Bungin, 2007:115). Peneliti menggunakan field note sebagai catatan dilapangan agar penulis tidak meninggalkan hal-hal sekecil apapun informasi. Tanpa adanya catatan lapangan maka fakta yang diberikan informan akan sulit untuk dikategorisasikan. Catatan lapangan berisi tentang kondisi lapangan dan kondisi informan ketika diwawancarai, kondisi informan terkait dengan segala kenyataan yang mempengaruhi fisik dan mental dari informan.

Gambar yang dihasilkan tentunya sudah mendapat persetujuan dari informan terlebih dahulu. Hal ini untuk membatu penulis dalam memperjelas data-data dan informasi-informasi yang diperoleh dari lapangan. Dalam melengkapi data primer, maka sangat juga dibutuhkan data sekunder. Data sekunder diperoleh dari berbagai buku ilmiah, jurnal, artikel, internet, dan hasil penelitian yang berhubungan dengan masalah penelitian. Data yang diperoleh kemudian di analisis sebagai acuan sebelum peneliti terjun kelapangan sementara dan akan berkembang setelah peneliti terjun ke lapangan.

Saat melakukan pengumpulan data di lapangan, peneliti mendapatkan informasi dari informan dan dilanjutkan sampai pengumpulan data selesai. Setiap informasi yang diberikan akan ditulis

(48)

sesuai dengan apa yang diperoleh dilapangan sehingga tidak meninggalkan kebudayaan setempat dan kemudian dianalisis dengan teori-teori yang objektif. Pernyataan-pernyataan yang dikumpulkan oleh peneliti yang berupa serangkaian catatan berdasarkan pada fakta-fakta yang bersumber dari individu-individu yang diamati. Fakta-fakta yang diperoleh dari informan-informan tersebut dikumpulkan dan dirangkai menjadi sebuah tulisan yang secara tidak langsung mewakili kenyataan yang ada dilapangan.

1.6.4 Teknik Analisis Data

Peneliti melakukan pengecekan ulang atau check recheck terhadap data yang diperoleh dari hasil wawancara dan observasi. Keseluruhan data yang diperoleh dari lapangan kemudian diolah secara sistematis, kemudian diuraikan kedalam bagian-bagian sub judul pada bab sesuai dengan temanya masing-masing, sehingga ditemukan sebuah kesimpulan.

1.7. Pengalaman Penelitian

Penelitian ini saya lakukan di jalan HOS Cokroaminoto tepatnya di Kelurahan Baru, Kecamatan Siantar Utara, Kota Pematangsiantar. Saya sendiri penduduk asli kota Pematangsiantar, jarak tempuh dari rumah saya ke jalan HOS Cokroaminoto tersebut sekitar 10 menit. Sebelumnya saya mengetahui lokasi tersebut dari orangtua yang sering menggunakan jasa service sepeda motor di jalan tersebut dan di jalan tersebut sudah terkenal khusus bengkel dan banyak keluarga dan kerabat saya ke bengkel tersebut.

(49)

Saya juga melihat bengkel yang ada dijalan Ade Irma yaitu ada boenga service, suzuki, rr motor, musi sriwijaya motor, king jaya motor, sarana motor, daus bengkel, family motor, mandiri motor. Jalan Dr Wahidin yaitu ada pelangi motor, honda service, rajawali motor. Jalan Tanah Jawa yaitu ada apollo motor dan jalan Sriwijaya yaitu ada bengkel simpati motor yang merupakan satu kawasan dengan jalan HOS Cokroaminoto. Yang mana dari kelima jalan tersebut dulu kelurahan sekarang karena sudah kepadatan penduduk kemudian dibagi menjadi dua kelurahan yaitu kelurahan baru dan kampung melayu.

Saya sebelumnya tidak pernah membayangkan untuk melakukan penelitian di jalan Cokroaminoto ini. Setelah di sarankan oleh dosen pembimbing untuk mengangkat judul ini saya pun mengajukan judul ini ke dosen pembimbing kemudian di acc oleh beliau. Kemudian saya melanjutkan mengerjakan proposal penelitian selama 1 bulan setelah di acc dosen pembimbing lalu saya meminta tanda tangan kepada ketua prodi yaitu Pak Fikarwin Zuska. Setelah itu saya pulang kerumah untuk menyusun rencana turun lapangan sesuai dengan lokasi yang saya tuju.

Singkat cerita saya langsung menyusun interview guide untuk mengerti arah langkah di lapangan. Tanggal 9 November saya mulai turun ke lapangan karena lokasinya yang tidak jauh dari rumah saya, saya pun melakukan survey terlebih dahulu untuk mengetahui berapa jumlah bengkel yang ada di jalan tersebut saya bersama teman saya mengengelilingi jalan Cokroaminoto tersebut dan jumlah bengkel keseluruhan dijalan HOS Cokroaminoto itu ada 15 bengkel. Setelah

Gambar

Gambar 2.1. Peta Kota Pematangsiantar
Tabel  2.2.  Pembagian  Wilayah  Administrasi  dan  Luas  Wilayah  di  Kota Pematangsiantar
Tabel  2.3.  Jumlah  Penduduk  Dirinci  Menurut  Kecamatan  dan  Gender  Tahun 2010-2015  Kecamatan  Tahun  2010  Tahun 2011  Tahun 2012  Tahun 2013  Tahun 2014  Tahun 2015  Siantar Timur  39.431  44.703  47.334  49.406  50.890  51.653  Siantar Barat  36.6
Tabel 2.4. Mata Pencaharian Kelurahan Baru
+7

Referensi

Dokumen terkait

Namun dalam kenyataannya, pendidikan di Binjai khususnya di daerah marjinal di Binjai belum merata sehingga perlu bentuan dari pihak-pihak yang peduli dengan

Ketertarikan untuk melakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui perilaku adaptif masyarakat di lingkunganya, faktor penyebab utama bencana banjir yang

Unit analisis dalam penelitian ini adalah semua tanda-tanda dalam komposisi audio dan visual yang terdapat dalam iklan 3 versi kebebasan wanita di televisi yang kemudian

1) Keinginan untuk dapat hidup. Keinginan dapat hidup merupakan kebutuhan setiap manusia yang hidup di muka bumi ini. Untuk mempertahankan hidup ini orang mau

Pada pukul 14.00 melakukan pengkajian kekuatan otot data subyektif pasien mengtakan ekstermitas atas dan bawah bagian kiri masih belum dapat bergerak, data

Berdasarkan penjelasan di latar belakang, maka yang akan menjadi fokus permasalahan dari penelitian ini adalah strategi para pedagang di Pasar Sembada dalam menghadapi

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang Peran Ganda Perempuan Single Parent dalam Mempertahankan Kesejahteraan Keluarga di Desa Simanindo maka

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekolah yang memiliki sistem full day school tidak akan menimbulkan stres akademik pada siswa jika konsep full day school diterapkan dengan