• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI. Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Universitas Sumatera Utara. Oleh: PRISCILA NAIBAHO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI. Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Universitas Sumatera Utara. Oleh: PRISCILA NAIBAHO"

Copied!
119
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN GANDA PEREMPUAN SINGLE PARENT DALAM MEMPERTAHANKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA (STUDI KASUS PEREMPUAN SINGLE PARENT DESA SIMANINDO

KECAMATAN SIMANINDO KABUPATEN SAMOSIR)

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sosial

Universitas Sumatera Utara

Oleh:

PRISCILA NAIBAHO 160902054

PROGRAM STUDI ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2021

(2)

PERAN GANDA PEREMPUAN SINGLE PARENT DALAM MEMPERTAHANKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA (STUDI KASUS PEREMPUAN SINGLE PARENT DESA SIMANINDO

KECAMATAN SIMANINDO KABUPATEN SAMOSIR)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial dalam Program Studi Kesejahteraan Sosial

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

Oleh:

PRISCILA NAIBAHO 160902054

PROGRAM STUDI ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2021

(3)
(4)

Telah diuji pada

Tanggal: 29 Oktober 2021

Panitia Penguji Skripsi

Ketua : Malida Putri, S.Sos M.Kesos Anggota : 1. Dr. Bengkel, M.Si

2. Agus Suriadi, S.Sos., M.Si

(5)

PERNYATAAN

Judul Skripsi

PERAN GANDA PEREMPUAN SINGLE PARENT DALAM MEMPERTAHANKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

(STUDI KASUS PEREMPUAN SINGLE PARENT DESA SIMANINDO KECAMATAN SIMANINDO KABUPATEN

SAMOSIR)

Dengan ini penulis menyatakan bahwa skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana sosial pada program studi kesejahteraan sosial fakultas ilmu sosial dan ilmu politik universitas sumatera utara adalah benar merupakan hasil karya penulis sendiri.

Adapun pengutipan-pengutipan yang penulis lakukan pada bagian-bagian tertentu dari hasil karya orang lain dalam penulisan skripsi ini, telah penulis cantumkan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.

Apabila dikemudian hari ternyata ditemukan seluruh atau sebagian skripsi ini bukan hasil karya penulis sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu, penulis bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang penulis sandang dan sanksi-sanksi lainnya sesuai dengan peraturan perundang yang berlaku.

Medan, Oktober 2021 Penulis,

Priscila Naibaho

(6)

i

PERAN GANDA PEREMPUAN SINGLE PARENT DALAM MEMPERTAHANKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA (STUDI KASUS: PEREMPUAN SINGLE PARENT DESA SIMANINDO

KABUPATEN SAMOSIR)

ABSTRAK

Penelitian ini diangkat untuk melihat bagaimana peran ganda perempuan single parent di Desa Simanindo dalam mempertahankan kesejahteraan keluarga.

Perempuan single parent yang masih dalam usia produktif memilih bekerja sebagai petani dan buruh tani karena alasan latar belakang pendidikan yang rendah dan tidak adanya modal usaha. Disamping bekerja, perempuan single parent juga adalah sosok Ibu rumah tangga yang mengurus anak dan keperluan rumah tangga lainnya.

Jenis penelitian ini tergolong penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif yang bertujuan untuk menggambarkan objek dan fenomena yang diteliti. Jumah informan dalam penelitian ini adalah 3 informan utama yaitu perempuan single parent yang masih dalam usia produktif dan masih tergolong kelas bawah, 1 informan kunci yaitu Kepala Desa Simanindo, dan 2 informan tambahan yang mengetahui kondisi kehidupan single parent di Desa Simanindo.

Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah observasi dan wawancara mendalam dengan informan serta studi kepustakaan.

Hasil penelitian menunjukan bahwa perempuan single parent di Desa Simanindo telah melakukan peran gandanya dengan sungguh sungguh untuk memperjuangkan kesejahteraan keluarganya. Dari penelitian yang dilakukan terlihat bahwa hasil dari upaya peran ganda single parent belum mampu menaikkan taraf hidup keluarga menjadi keluarga yang sejahtera sesuai dengan tolak ukur indikator kesejahteraan, melainkan hanya mampu mencukupi kebutuhan dasar atau kebutuhan pokok saja.

(7)

ii

THE DUAL ROLE OF SINGLE PARENT WOMEN IN MAINTAINING FAMILY WELFARE (CASE STUDY: SINGLE PARENT WOMEN IN

SIMANINDO VILLAGE, SAMOSIR REGENCY)

ABSTRACT

This study was appointed to describe how the dual role of single parent women in Simanindo Village in maintaining family welfare. Single parent women who are still in their productive age choose to work as farmers and farm laborers due to their low educational background and lack of working capital. Besides working, single parent women are also housewives who take care of children and other household needs.

This type of research is classified as descriptive research using a qualitative approach that aims to describe the objects and phenomena studied. The number of informants in this study were 3 main informants, namely single parent women who are still in their productive age and are still classified as lower class, 1 key informant, namely the Simanindo Village Head, and 2 additional informants who know the living conditions of single parents in Simanindo Village. Data collection methods used were observation and in-depth interviews with informants and literature study.

The results of the study show that single parent women in Simanindo Village have carried out their dual roles seriously to fight for the welfare of their families. From the research conducted, it can be seen that the results of the single parent's dual role efforts have not been able to raise the standard of living of the family to become a prosperous family in accordance with the benchmarks of welfare indicators, but are only able to meet basic needs or basic needs.

(8)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis sampaikan kepada TuhanYang Maha Esa karena telah memberikan hikmat kasih dan karunia-Nya sehingga penulis masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Adapun judul skripsi ini adalah ‘’PERAN GANDA PEREMPUAN SINGLE PARENT TERHADAP KESEJAHTERAAN KELUARGA DI DESA SIMANINDO KECAMATAN SIMANINDO KABUPATEN SAMOSIR’’.

Selama proses penulisan, penulis banyak mendapatkan dukungan dan bantuan baik moril dan materil dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih atas segala bimbingan, masukan dan motivasi yang diberikan untuk memacu penyelesaian skripsi ini, kepada:

1. Bapak Dr. Muryanto Amin, S.Sos., M.Si, selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Hendra Harahap, M.Si., Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Agus Suriadi, S.Sos, M.Si., selaku ketua Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara dan merangkap sebagai dosen penguji dalam skripsi ini.

4. Bapak Dr. Bengkel Ginting M.Si, selaku Dosen Pembimbing, terimakasih telah bersedia dan sabar membimbing, mengarahkan, dan memberi dukungan serta saran dalam penyelesaian skripsi ini.

(9)

iv

5. Bapak Matias Siagian M.Si.,Ph.D., selaku dosen penguji saya, terimakasih atas segala saran dan kritik yang sangat membangun dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Kepada seluruh dosen Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP USU yang telah memberikan pembelajaran kepada penulis selama masa perkuliahan yang diikuti oleh penulis.

7. Kepada seluruh staff kepegawaian Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial terkhusus kepada Kak Debby, Kak Betty yang telah memberikan informasi dan membantu penulis dalam melengkapi administrasi selama masa perkuliahan.

8. Teristimewa buat orangtuaku, terima kasih telah menjadi sosok orangtua yang baik untukku, mamakku Hasnah Sitanggang yang selalu berjuang keras untuk kami anak-anaknya dan juga bapakku yang tercinta Jonder Naibaho, terima kasih banyak untuk segala dukungan, doa, cinta, dan kasih sayang yang tak terbalaskan, aku mencintai kalian omak bapak. Sehat selalu buat mamakku dan bapakku, sukacita dari Tuhan Yesus dilimpahkan bagi kita.

9. Teristimewa juga buat abang, kakak dan adik-adikku, Bang Panal Naibaho, Bang Melky Naibaho, Bang Nius Naibaho, Kak Lista Naibaho, Kak Karunia Naibaho, Kak Elisa Naibaho dan adik-adikku Novita Naibaho, Putri Naibaho dan seluruh keluarga saya yang telah memberikan dukungan semangat dan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini, semoga dimana pun kalian berada selalu dalam perlindungan dan kasih Tuhan.

(10)

v

10. Teman-teman Kesejahteraan Sosial Stambuk 2016 yang sudah mau berteman kepada penulis dari awal kuliah hingga saat ini. Terimakasih kawan-kawan.

11. Teman seperdopinganku Richza Amira yang menjadi teman seperjuangan dan saling memberi dorongan dan motivasi sampai akhir penyelesaian skripsi ini. Trimakasih za.

12. Teman-teman satu kampung yang ada di medan, Devi, Mondang, dan lainnya yang juga memberi dukungan dan dorongan dalam penyelesaian skripsi ini. Terimakasi ya teman.

13. Ketiga informan utama yaitu ibu Romatiur Sidauruk, ibu Eliska Gurning, Ibu Lusiana Barus dan informan kunci yaitu Kepala Desa Simanindo, Ibu Windah Turnip, terima kasih telah bersedia memberikan waktunya kepada saya saat melakukan penelitian, semoga kalian semua diberikan rezeki dan kesehatan dari Tuhan.

14. Pemerintahan Desa Simanindo yang telah memberikan data untuk melancarkan proses pengerjaan skripsi ini.

15. Kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan atas selesainya skripsi ini yang belum penulis tuliskan satu persatu, penulis mengucapkan banyak terima kasih.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis, umumnya bagi rekan-rekan yang membacanya. Sungguh penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki sejumlah kekurangan dan kelemahan dikarenakan keterbatasan kemampuan dan pengalaman penulis. Penulis sangat membutuhkan saran dan

(11)

vi

kritik yang sifatnya membangun, untuk itu diharapkan masukannya. Dengan segala kerendahan hati penulis memohon maaf atas ketidaksempurnaan ini.

Medan, Oktober 2021

Penulis

Priscila Naibaho

(12)

vii DAFTAR ISI

DAFTAR ISI i

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 7

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 7

1.3.1 Tujuan Penelitian 7

1.4 Sistematika Penulisan 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10

2.1 Landasan Teori 10

2.1.1 Peran Ganda Perempuan 10

2.1.1.1 Pengertian Peran Ganda 10

2.1.1.2 Pengertian peran ganda perempuan 11

2.1.2 Single parent 12

2.1.2.1 Pengertian Single Parent 12

2.1.2.2 Penyebab Single Parent 12

2.1.2.3 Perempuan Single Parent 14

2.1.3 Keluarga 15

2.1.3.1 Pengertian keluarga 15

2.1.3.2 Fungsi Keluarga 16

2.1.4 Kesejahteraan 17

2.1.4.1 Pengertian Kesejahteraan Sosial 17

2.1.4.2 Indikator Kesejahteraan 18

2.1.4.3 Fungsi Kesejahteraan Sosial 21 2.1.4.4 Tujuan Kesejahteraan Sosial 22

2.1.5 Keluarga Sejahtera 23

2.1.6 Strategi Bertahan Hidup 25

2.2 Penelitian Yang Relevan 26

2.3 Konsep Penelitian 30

2.3.1 Bagan Konsep Penelitian 31

2.4 Definisi Konsep 31

BAB III METODE PENELITIAN 34

3.1 Jenis Penelitian 34

3.2 Lokasi Penelitian 35

3.3 Informan 35

3.4 Teknik Pengumpulan Data 36

(13)

viii

3.5 Teknik analisis data 38

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 39

4.1 Letak Geografis Desa Simanindo 39

4.2 Sejarah Perkembangan Desa Simanindo 39

4.3 Profil Desa Simanindo 40

4.4 Visi dan Misi Desa Simanindo 43

4.4.1 Visi 43

4.4.2 Misi 43

4.5 Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Simanindo 44 4.6 Keadaan Umum Masyarakat Desa Simanindo 45

4.7 Sarana dan Prasarana 47

4.8 Keadaan Single Parent di Desa Simanindo 48

BAB V HASIL PENELITIAN 50

5.1 Pengantar 50

5.2 Deskripsi Hasil Penelitian 51

5.2.1 Informan Utama I 51

5.2.2 Informan Utama II 58

5.2.3 Informan Utama III 65

5.2.4 Infoman Kunci 71

5.2.5 Informan Tambahan I 74

5.2.6 Informan Tambahan II 76

5.3 Pembahasan Hasil Penelitian 78

5.3.1 Analisis Peran Perempuan Single Parent Dalam

Kesejahteraan Keluarga 78

5.4 Keterbatasan Penelitian 89

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 90

6.1 Kesimpulan 90

6.2 Saran 92

DAFTAR PUSTAKA 94

(14)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Luas Wilayah Desa Simanindo Berdasarkan Dusun 41 Tabel 4.2 Kepadatan Penduduk Desa Simanindo Berdasarkan Dusun 41

Tabel 4.3 Sex Ratio Penduduk Desa Simanindo 41

Tabel 4.4 Komposisi Penduduk Desa Simanindo Berdasarkan Agama 42 Tabel 4.5 Komposisi Penduduk Berdasarkan Umur 42 Tabel 4.6 Data Penduduk Desa Simanindo Berdasarkan Pekerjaan 46

Tabel 4.7 Tingkat Pendidikan Desa Simanindo 47

Tabel 4.8 Sarana dan Prasarana Desa 48

(15)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan Konsep Penelitian 31

Gambar 4.1 Struktur Pemerintahan Desa Simanindo 45

(16)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

1. Dokumentasi/Foto 97

2. Surat Balasan Dari Pemerintaahan Desa Simanindo 99

3. Pedoman Wawancara 100

(17)

1 BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Keluarga merupakan unit kelembagaan terkecil dalam masyarakat. Keluarga terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan direkat oleh ikatan darah, perkawinan atau adopsi serta tinggal bersama di suatu kawasan suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Berdasarkan Undang-Undang No. 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, pada Bab I Pasal 1 Ayat 6 disebutkan pengertian keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri; atau suami, istri dan anaknya; atau ayah dan anaknya (duda), atau ibu dan anaknya (janda). Keluarga yang lengkap menjadi representasi sebuah keluarga dikatakan ideal dan keluarga ideal merupakan landasan pembentukan keluarga sejahtera.

Keluarga sejahtera didefinisikan dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1992 Pasal 1 Ayat 1 yang berbunyi “Keluarga sejahtera adalah keluarga yang dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan materil yang layak, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki hubungan yang serasi, selaras, dan seimbang antar anggota dan antara keluarga dengan masyarakat dan lingkungan”. Keluarga yang sejahtera tentunya diwujudkan dengan keluarga yang mampu memenuhi kebutuhan dasar keluarga.

Keluarga sebagai sistem sosial yang terkecil juga mempunyai fungsi dan tugas agar sistem tersebut dapat berjalan seimbang dan berkesinambungan. Di dalam keluarga, setiap anggota keluarga tentunya mempunyai peran masing-masing, terutama peran ayah dan ibu sebagai orangtua yang menjadi sosok

(18)

2 penanggungjawab dalam segala hal yang berkaitan dengan keberlangsungan rumah tangga. Pentingnya peran Ibu dan Ayah tidak hanya pada pendidikan anak, tetapi juga meliputi peranannya terhadap kondisi kesejahteraan keluarga. Dalam kehidupan keluarga, Ibu dan Ayah saling bahu membahu mengelola rumah tangganya agar menjadi keluarga yang mapan dan sejahtera. Peran yang dimaksud adalah peran domestik dan peran publik.

Pola pembagian kerja keluarga dalam masyarakat adalah ayah sebagai pencari nafkah utama yang bekerja dilingkup publik melakukan peran publik, dan ibu yang mengatur rumah tangga dan anak-anak dirumah melakukan peran domestik.

Namun, beberapa keluarga harus mengalami ketidakutuhan dalam rumah tangga oleh beberapa sebab yaitu, ada yang karena pasangan meninggal dunia, bercerai, ataupun akibat dari kehamilan diluar nikah. Jika sosok orangtua dalam satu keluarga tidak lengkap maka disebut orangtua tunggal (single parent).

Keluarga dengan single parent adalah keluarga yang hanya terdiri dari satu orang tua, hidup bersama-sama dengan anak-anaknya dalam satu rumah yang dimana mereka secara sendirian membesarkan dan menafkahi anak-anaknya dengan tanpa kehadiran, dukungan, dan tanggungjawab pasangannya. Dalam hal ini single parent harus menerima peranan ganda dalam kehidupannya. Beban peran yang seharusnya ditanggung oleh dua orang menjadi ditanggung oleh satu orang sekaligus atau yang disebut dengan peran ganda.

Single parent menjalankan peran domestik dengan mengurus pekerjaan rumah tangga dan mengontrol aktivitas keluarga dalam rumah tangga yang idealnya merupakan peran seorang ibu. Disamping itu single parent juga menjalankan peran publik yaitu mencari nafkah diluar rumah untuk memenuhi kebutuhan

(19)

3 keluarganya yang idealnya merupakan peran seorang ayah. Single parent harus mampu mengkombinasikan dengan baik antara peran domestik dan peran publiknya demi keberlangsungan hidup keluarganya.

Data dari Census Bureau tahun 2007 di Amerika Serikat mencatat terdapat 14 juta keluarga dengan orangtua tunggal dan 83% diantaranya adalah wanita. Di Inggris pada tahun 2005 tercatat 1,9 juta orangtua tunggal dan 91% diantaranya adalah wanita. (Single mothers in an International Context; The World’s Women 2000: Trends and Statistics: dalam Gideon 2016). Di Indonesia jumlah dari ibu tunggal juga lebih banyak daripada ayah tunggal. Hal tersebut dibuktikan oleh persentase ibu tunggal sebesar 14,84% yang jauh lebih besar dibandingkan dengan persentase ayah tunggal yang hanya 4,05%. (Badan Pusat Statistik, 2013). Data tersebut diatas menunjukan bahwa sebagian besar keluarga dengan orangtua tunggal merupakan wanita sebagai kepala keluarga dan merangkap sebagai ibu rumah tangga.

Keberadaan perempuan yang menjadi single parent salah satunya termasuk di Desa Simanindo Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir. Berdasarkan hasil pra penelitian yang telah dilakukan peneliti pada 12 September 2020 peneliti mendapati beberapa keluarga dengan perempuan sebagai orang tua tunggal di Desa Simanindo. Desa Simanindo yang terdapat di Kabupaten Samosir dengan dominasi pekerjaan penduduk desa adalah kegiatan disektor Informal.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara mencatat menurut status pekerjaan utama pada Februari 2013, penduduk yang bekerja pada kegiatan formal sebanyak 2,19 juta orang atau 36,18 persen. Sedangkan bekerja pada kegiatan informal sebesar 3,87 juta orang atau 63,82 persen (Badan Pusat Statistik

(20)

4 2013). Dengan kondisi tanah yang cukup subur, maka pekerjaan di sektor Informal yang digeluti penduduk di Desa Simanindo adalah pertanian.

Selain karena faktor kesuburan tanah, sektor pertanian juga menjadi pilihan alternatif pekerjaan yang dimanfaatkan oleh penduduk dengan latar belakang pendidikan yang rendah. Namun tidak semua penduduk di Desa Simanindo memiliki tanah sebagai ladang atau modal untuk dikelola menjadi lahan pertanian.

Oleh sebab itu beberapa penduduk di desa tersebut terpaksa menjadi buruh tani diladang orang lain.

Begitu juga halnya dengan single parent di Desa tersebut, selain faktor keterbelakangan pendidikan, pekerjaan di sektor pertanian baik sebagai petani yang memiliki ladang maupun buruh tani menjadi pilihan bagi single parent di Desa Simanindo dikarenakan keterbatasan dalam menjalankan peran gandanya yaitu membagi waktu dalam mengurus rumah tangga dan mencari nafkah sekaligus. Keluarga dengan pekerjaan sebagai buruh tani tentunya memiliki penghasilan yang pas-pasan terlebih lagi dalam keluarga dengan Ibu sebagai orangtua tunggal.

Peran dan tanggung jawab Ibu di dalam membentuk keluarga sejahtera, sesungguhnya tidak dapat dipisahkan dari peran dan tanggung jawab seorang Ayah juga karena keduanya saling melengkapi dan saling mendukung. Maka dari itu perempuan single parent merupakan gambaran seorang perempuan tangguh dengan segala hal yang berkenaan dengan kehidupan rumah tangga ditanggung sendiri. Meskipun tugas yang diemban semakin besar yakni mengasuh, membesarkan, dan mendidik anak-anak, juga menjadi tulang punggung keluarga, single parent dituntut untuk bisa menjalankan peran ganda tersebut, menjadi Ibu

(21)

5 sekaligus Ayah (orangtua tunggal) bagi anak-anaknya agar tetap bisa mempertahankan kesejahteraan keluarganya.

Masalah sosial timbul dari kekurangan-kekurangan di dalam diri manusia atau kelompok sosial yang bersumber pada faktor ekonomis, biologis, biopsikologis, dan kebudayaan (Soekanto, 2012 : 314). Menurut Glasser & Navarre (1999) pada buku Structural Problems of the One-Parent Family, kesulitan utama yang dihadapi oleh single parent adalah kesulitan ekonomi. Dalam hal ini pendapatan dan keuangan yang terbatas merupakan masalah utama bagi perempuan yang menjadi orangtua tunggal, begitu juga dengan keluarga perempuan single parent di Desa Simanindo. Akar dari permasalahan ekonomi bagi perempuan single parent adalah pekerjaan dan pendapatan yang dimiliki. Peran publik Ibu sebagai orang tua tunggal harus bekerja dan memiliki penghasilan yang cukup agar dapat memenuhi berbagai kebutuhan hidup keluarga beserta anak-anaknya.

Keluarga dengan pekerjaan sebagai buruh tani tentunya memiliki penghasilan yang pas-pasan terlebih lagi dalam keluarga dengan Ibu sebagai orangtua tunggal.

Penduduk di Desa Simanindo yang bekerja sebagai buruh tani biasanya bekerja sebagai buruh tani harian diladang orang yang berbeda-beda, sesuai dengan tawaran tawaran yang diberikan oleh orang yang sedang membutuhkan tenaga kerja buruh tani atau biasanya penduduk disana menyebutnya “gaji-gajian”.

Pekerjaan tersebut dimanfaatkan single parent di Desa Simanindo untuk dapat memenuhi kebutuhan rumah tangganya setelah ditinggalkan oleh suami, baik yang bercerai ataupun meninggal dunia. Pekerjaan tersebut juga dipilih dikarenakan waktu yang efisien agar tetap bisa menyempatkan diri untuk

(22)

6 menjalankan peran domestiknya sebagai Ibu yang mengawasi segala urusan rumah tangga dan juga mendidik anak-anak.

Perjuangan yang dilakukan single parent tersebut adalah untuk mencapai kesejahteraan dan juga mempertahankan kesejahteraan keluarganya. Sebagai pencari nafkah tunggal, mayoritas single parent di Desa Simanindo berpendapatan kecil. Sumber keuangan mereka sangatlah rendah dan menyebabkan kualitas hidup mereka juga rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari keadaan rumah yang sempit dan kurang terawat dan bahkan ada beberapa yang terkadang kurang terpenuhinya kebutuhan keluarga seperti makanan dan juga tingkat pendidikan anak-anaknya yang rendah.

Single parent dituntut untuk menjalankan peran gandanya agar bisa mencapai atau mempertahankan kesejahteraan keluarganya meskipun kesulitan dalam menyeimbangkan jalannya peran ganda tersebut dengan sekaligus. Ibu yang bekerja seharian diladang akan berkurang waktunya dalam mengurus rumah tangga dan mendidik anak sehingga anak-anak kurang mendapatkan perhatian dan didikan dari orangtua sebab waktu si Ibu yang menjadi lebih banyak habis untuk bekerja, maka dalam hal ini interaksi sosial dan pola asuh bisa menjadi permasalahan baru bagi single parent. Namun disisi lain, bila Ibu memilih untuk lebih banyak menghabiskan waktu mengurus rumah tangga dan mendidik anak- anak, maka kebutuhan keluarga tidak akan terpenuhi dan kesejahteraan yang menjadi cita-cita keluarga pun tidak akan dapat tercapai.

Melihat kondisi kesejahteraan keluarga single parent di Desa Simanindo yang masih belum sejahtera, maka peneliti tertarik untuk mengetahui lebih dalam perjuangan single parent tersebut dalam mempertahankan hidup keluarganya.

(23)

7 Sulistyowati (dalam Kurniawati 2017) menyatakan bahwa perempuan yang berhasil melakukan peran gandanya apabila perempuan tersebut mampu menghadapi masalah-masalah yang timbul akibat dari peran ganda tersebut dengan tanpa membuat mereka merasa tertekan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah dijabarkan maka rumusan permasalahan pokok yang akan diteliti nantinya yaitu sebagai berikut: Bagaimana Perjuangan Perempuan Single Parent dalam Mempertahankan Kesejahteraan Keluarga di Desa Simanindo Kabupaten Samosir?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagamiman perjuangan perempuan single parent dalam mempertahankan kesejahteraan keluarga di Desa Simanindo Kabupaten Samosir.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat akademis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan terhadap kajian dan bacaan di lingkungan mahasiswa Departemen Ilmu Kesejahtersan Sosial mengenai studi tentang peran ganda ataupun single parent.

(24)

8 2. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan penulis dalam penulisan karya ilmiah.

3. Manfaat praktis

Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi motivasi bagi pemerintah untuk membuat sebuah program khusus perihal peningkatan kesejahteraan keluarga single parent.

1.4 Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan penelitian ini, maka penulis menyusun sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

2. Rumusan Masalah

3. Tujuan dan Manfaat Penelitian 4. Sistematika Penulisan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Landasan Teori

2. Penelitian Yang Relevan 3. Kerangka Pemikiran 4. Definisi Konsep

BAB III METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian

2. Lokasi Penelitian 3. Informan Penelitian

(25)

9 4. Teknik Pengumpulan Data

5. Teknik Analisis Data

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 1. Letak Geografis Lokasi Penelitian

2. Sejarah Perkembangan Lokasi Penelitian 3. Profil Lokasi Penelitian

4. Visi, misi, dan tujuan Lokasi Penelitian

5. Struktur Organisasi/Lembaga Lokasi Penelitian 6. Kondisi Umum Tentang Klien

7. Keadaan Sarana dan Prasarana Lokasi Penelitian BAB V HASIL PENELITIAN

1. Deskripsi Data Hasil Penelitian 2. Pembahasan Hasil Penelitian 3. Keterbatasan Penelitian

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan

2. Saran

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

(26)

10 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori

2.1.1 Peran Ganda Perempuan

2.1.1.1 Pengertian Peran Ganda

Peran (Role) adalah tingkah laku yang diwujudkan sesuai dengan hak dan kewajiban suatu kedudukan tertentu. Menurut Soekanto 2012 dalam bukunya yang berjudul Sosiologi Suatu Pengantar, apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka hal tersebut berarti ia menjalankan sebuah peran. Peran itu sendiri diatur oleh norma-norma yang berlaku di dalam masyarakat. Jadi seseorang menduduki suatu posisi dalam masyarakat serta menjalankan suatu peran. Peran lebih banyak menekankan pada fungsi, penyesuaian diri dan sebagai suatu proses.

Berdasarkan cara memperolehnya, peran dibedakan menjadi 2 menurut Narwoko dan Suyanto (2004), yaitu:

1) Peranan bawaan (ascribed roles), yaitu peranan yang diperoleh secara otomatis bukan karena usaha misalnya peranan sebagai anak, ibu, nenek dan sebagainya.

2) Peranan pilihan (achieves roles), yaitu peranan yang diperoleh atas dasar keputusannya sendiri misalnya memutuskan untuk memilih kuliah program studi Sosiologi UI.

Peran ganda dapat diartikan sebagai seseorang memiliki posisi atau keadaan yang lebih dari satu sehingga membuat orang tersebut memiliki tanggung jawab yang lebih banyak.

(27)

11 2.1.1.2 Pengertian peran ganda perempuan

Michelle (dalam Radhitya 2018) menyatakan bahwa peran ganda disebutkan dengan konsep dualisme kultural yakni adanya konsep lingkungan domestik dan publik. Peran domestik mencakup peran perempuan sebagai istri, ibu dan pengelola rumah tangga. Sementara peran publik mempunyai pengertian perempuan sebagai tenaga kerja, anggota masyarakat, dan organisasi masyarakat.

Pada peran publik perempuan sebagai tenaga kerja turut aktif dalam kegiatan ekonomis (mencari nafkah) di berbagai kegiatan sesuai dengan keterampilan dan pendidikan yang dimiliki serta lapangan pekerjaan yang tersedia.

Peran ganda perempuan berimplikasi pada: (1) Peran kerja sebagai ibu rumahtangga, meski tidak langsung menghasilkan pendapatan, secara produktif bekerja membantu kaum laki-laki untuk mencari penghasilan, dan (2) Peran sebagai pencari nafkah (tambahan ataupun utama). Perempuan dikatakan melakukan peran ganda apabila ia bertanggung jawab terhadap tugas-tugas domestik yang berhubungan dengan rumah tangga seperti membersihkan rumah, memasak, melayani suami dan merawat anak-anak, serta ketika perempuan bertanggung jawab atas tugas publik yang berkaitan dengan kerja di sektor publik yaitu bekerja di luar rumah dan bahkan berperan sebagai pencari nafkah utama.

Ada beberapa motivasi yang mendorong perempuan melakukan pekerjaan disektor public antara lain adalah:

1. Pendidikan yang dapat melahirkan wanita karir dalam berbagai lapangan kerja

2. Terpaksa oleh keadaan dan kebutuhan yang mendesak, karena keadaan keuangan tidak menentu atau pendapatan suami tidak dapat mencukupi

(28)

12 kebutuhan, atau karena suami telah meninggal dan tidak meninggalkan harta untuk kebutuhan anak-anak dan rumah tangga.

3. Untuk ekonomis agar tidak tergantung kepada suami, meskipun suami mampu memenuhi segala kebutuhan rumah tangga.

4. Untuk mencari kekayaan sebanyak-banyaknya.

5. Untuk mengisi waktu luang.

6. Untuk mencari ketenangan dan hiburan 7. Untuk mengembangkan bakat.

2.1.2 Single parent

2.1.2.1 Pengertian Single Parent

Salah satu fenomena sosial yang ada disekitar kehidupan masyarakat adalah keadaan keluarga dengan salah satu orang tua saja, bisa ayah bisa juga ibu, keadaan keluarga seperti ini disebut dengan single parent. Pengertian single parent secara umum adalah orang tua tunggal. Single parent memiliki kewajiban yang sangat besar dalam mengatur keluarganya. Single parent mengasuh dan membesarkan anak-anak mereka sendiri tanpa bantuan pasangan, baik itu pihak suami maupun pihak istri. Scheiver (dalam Rahayu 2017) mendefinisikan single parent adalah seorang ayah atau seorang ibu yang memikul tugasnya sendiri sebagai kepala keluarga sekaligus mengurus urusan rumah tangga serta merawat anak-anak.

2.1.2.2 Penyebab Single Parent

Single parent dapat terjadi karena perceraian, kematian salah satu pasangan yaitu ayah atau ibu, dan juga karena kehamilan di luar nikah, dan adopsi

(29)

13 (Soemanto dan Haryono dalam Rahayu 2017). Selain itu Goode, William. J (dalam Layliyah 2013), menyebutkan keluarga single parent atau keluarga dengan orang tua tunggal, adalah “keluarga yang mengalami kekacauan keluarga yakni pecahnya suatu unit keluarga, terputus atau retaknya struktur peran sosial apabila salah satu atau beberapa anggota gagal menjalankan kewajiban peran secukupnya”. Terjadinya kekacauan dalam keluarga disebabkan sebagai berikut:

a. Ketidaksahan

Ketidakasahan merupakan unit keluarga tidak lengkap, hal ini diakibatkan karena ayah atau ibu tidak ada, seperti terjadinya kehamilan diluar nikah atau fenomena bagi seorang wanita atau laki-laki yang tidak mau menikah kemudian mengadopsi anak. Oleh karena itu tidak menjalankan kewajiban sesuai dengan peranannya.

b. Pembatalan, perpisahan, perceraian dan meninggalkan

Terputusnya keluarga akibat salah satu atau pasangan baik dari ayah atau ibu memutuskan untuk berpisah atau bercerai dengan alasan tidak ada lagi kecocokan, kekerasan dalam rumah tangga, adanya konfik atau pertengkaran yang berkepanjangan. Sehingga untuk selanjutnya salah satu pasangan tidak melaksanakan kewajiban perannya lagi.

c. Keluarga selaput kosong

Dalam hal ini keluarga tetap tinggal bersama tetapi tidak saling menyapa, tidak rukun, dan tidak saling bekerjasama, serta tidak ada rasa kasih sayang, sehingga keluarga dianggap gagal dalam memberikan dukungan emosional antar anggota keluarga.

(30)

14 d. Ketiadaan seorang dari pasangan karena hal yang tidak diinginkan

Keadaan keluarga yang terpecah atau tidak utuh disebabkan karena ayah atau ibu meninggal, dipenjara, dalam peperangan, dalam bencana dll, hal ini akan menimbulkan kehilangan dan kesedihan yang mendalam bagi anggota keluarga.

2.1.2.3 Perempuan Single Parent

Perempuan single parent atau biasa disebut single mother adalah sosok Ibu dalam rumah tangga yang menjadi orangtua tunggal dengan keadaan tanpa sosok Ayah didalam suatu keluarga yang biasanya terjadi melalui proses perceraian, kematian dan ditinggalkan (menyalahi hukum pernikahan). Tidak mudah bagi perempuan sebagai orang tua tunggal dalam menjalani kehidupannya setelah kehilangan salah satu anggota keluarga yaitu suami, karena segala sesuatu menjadi tanggungjawab sendiri. Perubahan peran sebagai perempuan single parent menuntut adanya tanggungjawab sebagai pencari nafkah utama dan sekaligus waktu untuk memperhatikan kebutuhan anak secara psikologis. Dalam status itu, peran yang seharusnya dijalankan seorang suami harus d ijalankan perempuan sendiri sebagai single parent. Perempuan sebagai single parent membutuhkan perjuangan yang cukup berat untuk membesarkan anak termasuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga dan salah satu hal yang memberatkan diri adalah anggapan-anggapan dari lingkungan yang sering memojokkan para single mother, hal tersebut bisa jadi akan mempengaruhi kehidupan keluarga single mother terutama berpengaruh terhadap perkembangan anak. (Wirawan dalam Rahayu 2017)

(31)

15 2.1.3 Keluarga

2.1.3.1 Pengertian Keluarga

Keluarga berasal dari bahasa Sansekerta yaitu lingkungan di mana terdapat beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah. Keluarga merupakan susunan rumah tangga sendiri, berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain yang menimbulkan peranan- peranan sosial bagi suami isteri, ayah ibu, putra dan putri, saudara laki – laki dan perempuan (Khairuddin,1997:7). Dalam pengertian sosiologis, secara umum keluarga dapat didefinisikan sebagai suatu kelompok dari orang-orang yang disatukan oleh ikatan-ikatan perkawinan, darah, atau adopsi, merupakan susunan rumah tangga sendiri, berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain yang menimbulkan peranan-peranan sosial bagi suami istri, ayah dan ibu, putra dan putrinya, saudara laki-laki dan perempuan serta merupakan pemeliharaan kebudayaan bersama (Tatambihe, 2017). Menurut Duvall dan Logan (dalam Tatambihe 2017) menyatakan keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga.

Keluarga merupakan bagian dari masyarakat yang lahir dan berada di dalamnya, secara berangsur-angsur akan melepaskan ciri-ciri tersebut karena tumbuhnya mereka ke arah pendewasaan. Ciri-ciri umum keluarga antara lain seperti dikemukakan oleh Mac Iver dan Page adalah: pertama keluarga merupakan hubungan perkawinan, kedua berbentuk perkawinan atau susunan kelembagaan yang berkenaan dengan hubungan perkawinan yang sengaja dibentuk dan dipelihara, ketiga suatu sistem tata-nama, termasuk bentuk perhitungan garis

(32)

16 keturunan, keempat ketentuan-ketentuan ekonomi yang dibentuk oleh anggota- anggota kelompok yang mempunyai ketentuan khusus terhadap kebutuhan ekonomi yang berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan dan membesarkan anak, kelima merupakan tempat tinggal bersama, rumah atau rumah tangga yang walau bagaimanapun, tidak mungkin menjadi terpisah terhadap kelompok keluarga (Rustina, 2014). Peneliti menyimpulkan bahwa keluarga merupakan satu kesatuan sosial yang terkecil di dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri dan anak yang sah melalui agama serta melalui ikatan pernikahan.

2.1.3.2 Fungsi Keluarga

Keluarga merupakan suatu kelompok primer yang sangat erat dan dibentuk berdasarkan kebutuhan, akan kasih sayang antara suami dan istri (Khairuddin,1997:106). Menurut Khairuddin dalam suatu unit terkecil seperti keluarga tentu juga akan memiliki fungsinya sendiri, berikut merupakan fungsi keluarga diantaranya:

1. Fungsi edukasi adalah fungsi yang terkait dengan pendidikan di dalam keluarga pada umumnya. Fungsi pendidikan ini amat fundamental untuk menanamkan nilai-nilai dan sistem perilaku dalam keluarga.

2. Fungsi sosialisasi adalah fungsi yang terkait untuk mempersiapkan anggota keluarga menjadi anggota di masyarakat. Supaya anggota keluarga memiliki prinsip sosialitas, disamping prinsip individualitas.

3. Fungsi proteksi adalah fungsi yang terkait untuk melindungi anggota keluarga bukan saja secara fisik, melainkan pula secara psikis.

4. Fungsi afeksi merupakan fungsi yang terkait dengan hubungan sosial yang penuh kemesraan dan kasih sayang.

(33)

17 5. Fungsi religius merupakan fungsi di dalam keluarga untuk mengarahkan anggota keluarga ke arah pemerolehan keyakinan keberagamannya yang benar.

6. Fungsi ekonomis fungsi ini berkaitan dengan pemenuhan selayaknya kebutuhan yang bersifat materi. Secara normatif anggota keluarga harus dipersiapkan agar kelak memikul tanggung jawab ekonomi keluarga.

7. Fungsi rekreasi memberikan wahana dan situasi yang memungkinkan terjadinya skehangatan, keakraban, kebersamaan, dan kebahagiaan bersama seluruh anggota keluarga.

8. Fungsi biologis faktor ini meliputi perlindungan kesehatan, termasuk juga memperhatikan pertumbuhan biologis anggota keluarga.

2.1.4 Kesejahteraan

2.1.4.1 Pengertian Kesejahteraan Sosial

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan kesejahteraan sosial merupakan suatu kegiatan-kegiatan yang terorganisasi dengan tujuan membantu penyesuaian timbal balik antara individu-individu dengan lingkungan sosial mereka. Menurut Walter A. Friedlander kesejahteraan sosial adalah sistem yang terorganisasi dari pelayanan-pelayanan sosial dan institusi-institusi yang dirancang untuk membantu individu-individu dan kelompok-kelompok guna mencapai standar hidup dan kesehatan yang memadai dan relasi-relasi personal dan sosial sehingga memungkinkan mereka dapat mengembangkan kemampuan dan kesejahteraan sepenuhnya selaras dengan kebutuhan-kebutuhan keluarga dan masyarakat.( Fahrudin, 2012)

(34)

18 Sesuai dengan Undang-Undang No.11 Tahun 2009 tentang kesejahteraan masyarakat disebutkan bahwa kebutuhan yang dimaksud dalam kesejahteraan masyarakat adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga Negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya.

2.1.4.2 Indikator Kesejahteraan

Dalam menilai kesejahteraan suatu masyarakat, maka dibutuhkan perlu adanya standar sebagai pedoman, agar terdapat kejelasan dan batasan dalam mengukur kesejahteraan dalam masyarakat, yaitu indikator kesejahteraan masyarakat.

Midgley menetapkan indikator kesejahteraan masyarakat yaitu gizi, kesehatan, pendidikan, tempat tinggal dan pendapatan.

1. Gizi

Zat gizi adalah bahan-bahan kimia yang diperlukan tubuh untuk hidup, tumbuh, bergerak dan menjaga kesehatannya. Sumber bahan-bahan kimia itu berasal dari makanan yang memberikan manfaat bagi kesehatan manusia. Masing-masing bahan makanan yang dikonsumsi memiliki kandungan gizi yang berbeda. Pemenuhan gizi tentu berpengaruh pada kualitas kesejahteraan individu. Semakin terpenuhi gizi dengan baik, maka akan semakin meningkat kemungkinan tercapainya kesejahteraan.

2. Kesehatan

Pengertian Kesehatan menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) 1948 adalah sebagai suatu keadaan fisik, mental, dan sosial kesejahteraan dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan. Kemudahan akan akses

(35)

19 pelayanan seperti jaminan kesehatan juga menjadi indikator kesejahteraan, sehingga saat individu sakit, ia dapat merasa tenang karena adanya akses kesehatan. Dalam UU Republik Indonesia No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, dinyatakan bahwa:

1. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

2. Sumber daya dibidang kesehatan adalah segala bentuk dana, tenaga, perbekalan kesehatan, sediaan farmasi dan alat kesehatan serta fasilitas pelayanan kesehatan dan teknologi yang dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, atau masyarakat.

3. Perbekalan kesehatan adalah semua bahan dan peralatan yang diperlukan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan.

4. Sediaan farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional, dan kosmetika.

5. Alat kesehatan adalah instrument, apparatus, mesin dan/atau implant yang tidak mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis, menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat orang sakit, memulihkan kesehatan pada manusia, dan/atau membentuk struktur dan memperbaiki fungsi tubuh.

3. Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mempengaruhi meningkatkan ilmu pengetahuan dan terciptanya akhlak yang bagus untuk ke depannya, pendidikan juga berguna untuk diri sendiri, masyarakat, dan orang-orang

(36)

20 sekitar. Pendidikan sangat berpengaruh positif juga terhadap promosi pertumbuhan ekonomi karena akan lahir tenaga-tenaga kerja yang ulet, terampil dan terdidik sehingga sehingga bermanfaat untuk pembangunan ekonomi karena mempunyai SDM yang tidak perlu diragukan. Tingkat pendidikan dalam UU No. 20 Tahun 2003 digolongkan kedalam tiga bagian yaitu rendah, menengah, dan tinggi:

1. Pendidikan rendah merupakan pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah. Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasa Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederaja yang melandasi pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) atau bentuk lain yang sederajat.

2. Pendidikan menengah merupakan pendidikan lanjutan dari pendidikan dasar, pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) atau bentuk lain yang sederajat.

3. Pendidikan tinggi merupakan tahapan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, doctor yang diselengarakan oleh perguruan tinggi berbentuk akademi, politeknik, sekolah tinggi, institute atau universitas.

4. Tempat Tinggal

Kondisi perumahan yang diharapkan untuk menunjang kesejahteraan masyarakat adalah tersedianya air minum yang bersih dan sehat, tersedianya sarana penerangan yang memadai, tersedianya MCK yang juga

(37)

21 bersih dan sehat. Menurut Kaare Svalastoga ada tiga kriteria tempat tinggal, yaitu: yang pertama adalah status rumah yang ditempati misalnya rumah hak milik, rumah dinas, menyewa, atau menumpang, yang kedua adalah kondisi fisik bangunan, misalnya dinding permanen, kayu, atau bambu, dan yang ketiga adalah besarnya rumah yang dihuni menunjukkan semakin tingginya kualitas tempat tinggal.

5. Pendapatan

Menurut BPS pendapatan berupa gaji atau upah yang diterima karena telah memberikan jasa. Pendapatan juga dapat berupa barang. Pendapatan uang adalah berupa gaji dan upah hasil kerja maupun usaha sendiri, hasil investas, maupun hasil keuntungan sosial . Sedangkan pendapatan barang berupa bagian dari pembayaran upah dalam bentuk beras tranportasi, atau perumahan.

2.1.4.3 Fungsi Kesejahteraan Sosial

Friedlander & Apte (dalam Fahrudin 2012) menyatakan fungsi-fungsi kesejahteraan sosial bertujuan untuk menghilangkan atau mengurangi tekanan- tekanan yang diakibatkan terjadinya perubahan-perubahan sosial ekonomi, menghindarkan terjadinya konsekuensi-konsekuensi sosial yang negatif akibat pembangunan secara menciptakan kondisi-kondisi yang mampu mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Fungsi-fungsi kesejahteraan sosial tersebut antara lain:

1. Fungsi pencegahan (Preventive)

Kesejahteraan sosial ditujukan untuk memperkuat individu, keluarga, dan masyarakat supaya terhindar dari masalah-masalah sosial baru. Upaya

(38)

22 pencegahan ditekankan pada kegiatan-kegiatan untuk membantu menciptakan pola-pola baru dalam hubungan sosial serta lembaga-lemba ga sosial baru.

2. Fungsi penyembuhan (Curative)

Kesejahteraan sosial ditunjukan untuk menghilangkan kondisi-kondisi ketidakmampuan fisik, emosional, dan sosial agar orang yang mengalami masalah tersebut dapat berfungsi kembali secara wajar dalam masyarakat.

3. Fungsi pengembangan (Development)

Kesejahteraan sosial berfungsi untuk memberikan sumbangan langsung maupun tidak langsung dalam proses pembangunan atau pengembangan tatanan dan sumber-sumber daya sosial dalam masyarakat.

4. Fungsi penunjang (Suportif)

Fungsi ini mencakup kegiatan-kegiatan untuk membantu mencapai tujuan sektor atau bidang pelayanan kesejahteraan sosial yang lain.

2.1.4.4 Tujuan Kesejahteraan Sosial

Dalam Undang-Undang No 11 Tahun 2009 pasal 3 disebutkan bahwa tujuan penyelenggara kesejahateraan sosial adalah sebagai berikut:

a. meningkatkan taraf kesejahteraan, kualitas, dan kelangsungan hidup;

b. memulihkan fungsi sosial dalam rangka mencapai kemandirian;

c. meningkatkan ketahanan sosial masyarakat dalam mencegah dan menangani masalah kesejahteraan sosial;

d. meningkatkan kemampuan, kepedulian dan tanggungjawab sosial dunia usaha dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial secara melembaga dan berkelanjutan;

(39)

23 e. meningkatkan kemampuan dan kepedulian masyarakat dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial secara melembaga dan berkelanjutan; dan

f. meningkatkan kualitas manajemen penyelenggaraan kesejahteraan sosial.

2.1.5 Keluarga Sejahtera

Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menggunakan kriteria tahapan kesejahteraan keluarga untuk mengukur kesejahteraan. Lima pengelompokkan tahapan keluarga sejahtera menurut BKKBN adalah sebagai berikut:

a. Keluarga pra sejahtera, adalah keluarga yang belum dapat memenuhi salah satu atau lebih dari 6 indikator kebutuhan pokok (basic needs) sebagai keluarga sejahtera tahap I, seperti kebutuhan akan pengajaran agama, sandang, pangan, papan, dan kesehatan;

b. Keluarga sejahtera tahap I, adalah keluarga yang sudah dapat memenuhi 6 indikatorkebutuhan yang sangat mendasar, tetapi belum dapat memenuhi salah satu dari 8 indikator kebutuhan psikologis. Indikator yang digunakan, yaitu :

1. Pada umumnya seluruh anggota keluarga makan 2 kali sehari atau lebih

2. Seluruh anggota keluarga memiliki pakaian yang berbeda untuk di rumah, bekerja/sekolah dan bepergian

3. Bagian yang terluas dari lantai rumah bukan dari tanah

4. Bila anak sakit atau pasangan usia subur ingin ber-KB dibawa ke sarana/petugas kesehatan;

(40)

24 c. Keluarga sejahtera tahap II, yaitu keluarga-keluarga yang disamping telah dapat memenuhi kriteria keluarga sejahtera I, harus pula memenuhi syarat sosial psikologis 6 sampai 14 yaitu :

5. Anggota keluarga melaksanakan ibadah secara teratur

6. Paling kurang, sekali seminggu keluarga menyediakan daging/ikan/telur sebagai lauk pauk

7. Seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu stel pakaian baru per tahun

8. Luas lantai rumah paling kurang delapan meter persegi tiap penghuni rumah

9. Seluruh anggota keluarga dalam 3 bulan terakhir dalam keadaan sehat 10. Paling kurang 1 (satu) orang anggota keluarga yang berumur 15 tahun

keatas mempunyai penghasilan tetap

11. Seluruh anggota keluarga yang berumur 10-60 tahun bisa membaca tulisan latin

12. Seluruh anak berusia 5-15 tahun bersekolah pada saat ini

13. Bila anak hidup 2 atau lebih, keluarga yang masih pasangan usia subur memakai kontrasepsi (kecuali sedang hamil);

d. Keluarga sejahtera tahap III, yaitu keluarga yang memenuhi syarat 1 sampai 14 dan dapat pula memenuhi syarat 15 sampai 21, syarat pengembangan keluarga yaitu :

14. Mempunyai upaya untuk meningkatkan pengetahuan agama

15. Sebagian dari penghasilan keluarga dapat disisihkan untuk tabungan keluarga

(41)

25 16. Biasanya makan bersama paling kurang sekali sehari dan kesempatan

itu dimanfaatkan untuk berkomunikasi antar anggota keluarga

17. Ikut serta dalam kegiatan masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya 18. Mengadakan rekreasi bersama diluar rumah paling kurang 1 kali/6

bulan

19. Dapat memperoleh berita dari surat kabar/TV/majalah

e. Keluarga sejahtera tahap III plus, yaitu keluarga yang dapat memenuhi kriteria 1 sampai 21 dan dapat pula memenuhi kriteria 22 dan 23 kriteria pengembangan keluarganya yaitu:

20. Secara teratur atau pada waktu tertentu dengan sukarela memberikan sumbangan bagi kegiatan sosial masyarakat dalam bentuk materi 21. Kepala Keluarga atau anggota keluarga aktif sebagai pengurus

perkumpulan/yayasan/institusi masyarakat

Ukuran kesejahteraan ekonomi menggunakan ukuran pendapatan yang kemudian digunakan dalam menentukan garis kemiskinan sebagai indikator kesejahteraan keluarga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan ukuran pendapatan dan garis kemiskinan, kesejahteraan ekonomi dengan kepala keluarga wanita dengan tanggungan anak adalah paling rendah jika dibandingkan dengan tanpa anak.

2.1.6. Strategi Bertahan Hidup

Strategi bertahan hidup sebagai kemampuan seseorang dalam menerapkan beberapa cara atau tindakan untuk mengatasi permasalahan hidup yang melingkupi kehidupannya agar bisa tetap hidup ditengah keterbatasan yang dimilikinya. Mosser (dalam Handayani 2016) membuat kerangka analisis yang

(42)

26 disebut “The Aset Vulnerability Framework”. Kerangka ini meliputi berbagai pengelolaan aset yang dapat digunakan untuk melakukan penyesuaian atau pengembangan strategi dalam mempertahankan kelangsungan hidup:

1. Aset tenaga kerja

Misalnya dengan meningkatkan keterlibatan orangtua dan anak dalam bekerja untuk membantu ekonomi rumah tangga

2. Aset modal manusia

Misalnya dengan memanfaatkan status kesehatan yang dapat menentukan kapasitas seseorang atau bekerja atau keterampilan dan pendidikan yang menentukan umpan balik atau hasil kerja terhadap tenaga yang dikeluarkannya.

3. Aset produktif

Misalnya menggunakan rumah, sawah, ternak, tanaman untuk keperluan kebutuhan hidupnya.

4. Aset relasi rumah tangga atau keluarga

Misalnya dengan memanfaatkan jaringan dan dukungan dari sistem keluarga besar dan kelompok etnis.

5. Aset modal sosial

Misalnya dengan memanfaatkan lembaga-lembaga sosial lokal, arisan ataupun pemberi kredit dalam membantu proses dan sistem perekonomian keluarga.

2.2 Penelitian yang relevan

1. Penelitian yang dengan judul Strategi Orang Tua Tunggal Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Keluarga (Studi Kasus Ibu Sebagai Orang Tua

(43)

27 Tunggal di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang) oleh Selvia Handayani (2016) mahasiswa jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP USU. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan strategi Ibu sebagai orang tua tunggal terhadap pemenuhan kebutuhan keluarga di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang. Hasil penelitian menunjukan bahwa Ibu tunggal di Desa Namo Bintang menerapkan tiga strategi untuk tetap bertahan hidup, dan memenuhi kebutuhan pokok keluarga yaitu: (1) Strategi aktif yang dilakukan Ibu tunggal, yaitu mencari pekerjaan sampingan dan peran anggota keluarga. Pekerjaan sampingan yang dilakukan yaitu dengan menjadi buruh tani; (2) Strategi pasif yaitu strategi bertahan hidup dengan menerapkan pola hemat seperti makan dengan lauk seadanya, membeli sayuran murah, membeli pakaian yang murah dan hanya membeli ketika menjelang lebaran, berobat ke puskesmas atau membeli obat di warung ketika sakit; (3) Strategi jaringan yang dimaksud adalah relasi sosial Ibu tunggal, baik secara formal dengan lingkungan sosial dan lingkungan kelembagaan.

2. Penelitian yang berjudul “Peran Ganda Perempuan Single Parent Dalam Memenuhi Kebutuhan Ekonomi Keluarga di Gampong Drien Tujoh Kecamatan Tripa Makmur Kabupaten Nagan Raya” oleh Cut Srimelia (2014), mahasiswa jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Teuku Umar. Jenis penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian untuk menghasilkan data deskriptif.

(44)

28 Hasil dari penelitian ini menggambarkan peran ganda perempuan single parent dalam memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga di Gampong Drien Tujoh Kecamatan Tripa Makmur Kabupaten Nagan Raya adalah sebagai ibu yang mendidik anak dan mengurus masalah dalam rumah tangga, dan juga berperan dan mencari nafkah dengan kendala hanya memeliki sedikit waktu untuk istirahat, sulit mengatur keuangan, antara bayar hutang dan memenuhi kebutuhan keluarga, dan umur yang tidak muda lagi dengan tanggungan anak yang cacat sehingga tidak memungkinkan bekerja di luar rumah dan tidak memiliki keterampilan.

3. Penelitian yang berjudul Peran Ibu Sebagai Orangtua Tunggal Dalam Memenuhi Kebutuhan Sosial Ekonomi Keluarga (Studi Kasus: Daerah Pinggir Rel Gaperta Kelurahan Helvetia Kecamatan Medan Helvetia Kota Medan) oleh Oscar Gideon (2016) mahasiswa Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP USU. Tipe penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran ibu sebagai orang tua tunggal dalam memenuhi kebutuhan sosial ekonomi keluarga (studi kasus: daerah pinggir rel kelurahan helvetia kecamatan medan helvetia kota medan). Kesimpulan dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa yang dilakukan Ibu sebagai orang tua tunggal di daerah pinggir rel gaperta kelurahan medan helvetia kota medan dalam menjalankan perannya dalam memenuhi kebutuhan sosial ekonomi nya ialah melalui beberapa aspek yaitu pekerjaan, penghasilan dan juga pendidikan.

(45)

29 4. Penelitian yang berjudul Mobilitas Sosial Keluarga Ibu Tunggal (Single Mother: Dari Buruh Tani Ke Buruh Tani Di kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe oleh Tison Boangmanalu (2016) mahasiswa jurusan Sosiologi FISIP USU. Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Tujuan dari penelitian ini mencoba mendeskripsikan mengenai masalah - masalah yang dihadapi pada buruh tani, cara menanggulangi masalah - masalah yang dihadapi serta hubungan yang terjalin antar buruh tani. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa alasan orangtua tunggal bekerja sebagai buruh tani disebabkan suami sudah tiada untuk memberikan nafkah kepada keluarganya. Kendala yang di hadapi orangtua tunggal (single mother) dalam menghidupi keluarga adalah anak yang yang tidak menurut terhadap orangtua, sehingga terkadang orangtua tunggal harus bersabar dalam mendidiknya, status janda menjadi hambatan menjadi ibu tunggal apa bilang keluar dari rumah, dan masalah ekonomi yang sering terjadi pada ibu tunggal yang hanya bekerja sendiri untuk menghidupi keluarga. Akibat dari kendala tersebut terjadi mobilitas horizontal terhadap yaitu: anak dari orangtua tunggal hanya mendapatkan pendidikan tamat SMA (Sekolah Menengah Atas) saja dan setelah lulus mereka hanya bisa bekerja sebagai buruh di ladang pertanian masyarakat Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe Kabupaten Pakpak Barat sama seperti orangtua mereka.

Penelitian terdahulu diatas relevan dan memiliki beberapa persamaan dengan penelitian yang dilakukan peneliti, namun juga memiliki perbedaan antara lain:

1. Lokasi penelitian yang berbeda dengan lokasi penelitian terdahulu

(46)

30 2. Pada penelitian terdahulu oleh Selvia Handayani (2016). Penelitian ini hanya untuk menggambarkan strategi Ibu sebagai orang tua tunggal terhadap pemenuhan kebutuhan keluarga saja sedangkan penelitian sekarang bertujuan untuk mengetahui gambaran peran ganda perempuan single parent dalam kesejahteraan keluarga yang termasuk juga didalamnya strategi atau upaya dari orangtua tunggal tersebut.

2.3 Konsep Penelitian

Berdasarkan kajian yang sebagaimana telah disampaikan di latar belakang bahwa perempuan single parent atau ibu tunggal di Indonesia sendiri dapat dilihat keberadaannya lebih banyak daripada mereka yang menjadi ayah tunggal.

Beberapa hal yang umumnya membuat seseorang Ibu menjadi orang tua tunggal yaitu akibat kematian, perceraian atau putusan pengadilan. Perempuan single parent tentunya mengalami kesulitan-kesulitan setelah suaminya tidak berada di sisinya lagi. Saat menjadi orangtua tunggal, single parent memiliki permasalahan- permasalahan yang harus diatasi sendiri.

Perempuan single parent harus menjalankan peran gandanya yaitu bertanggung jawab terhadap tugas-tugas domestik yang berhubungan dengan rumah tangga seperti membersihkan rumah, memasak, dan mengurus anak-anak, serta bertanggung jawab juga atas tugas publik yang berkaitan dengan pekerjaan di sektor publik yaitu sebagai pencari nafkah utama bagi keluarga. Karena itu masalah-masalah dan hambatan-hambatan pun muncul. Oleh sebab itu upaya- upaya dan strategi pun dilakukan perempuan single parent yang sudah kehilangan sosok suami sebagai usaha berjuang menjadi Ibu tunggal dalam keluarga yakni

(47)

31 dengan tujuan dan harapan untuk bisa mempertahankan terlebih meningkatkan kesejahteraan keluarganya.

Kesejahteraan keluarga yang dimaksud yaitu terpenuhinya segala kebutuhan dengan indikator seperti: gizi yang cukup, jaminan kesehatan, jenjang pendidikan anak yang lebih tinggi, tempat tinggal yang layak dan pendapatan yang cukup, sama seperti keluarga-keluarga lainnya yang dengan kondisi orangtua yang lengkap.

2.3.1 Bagan Konsep Penelitian

Gambar 2.1 Bagan Konsep Penelitian

2.4 Definisi Konsep

Konsep merupakan istilah khusus yang digunakan para ahli dalam upaya menggambarkan secara cermat fenomena sosial yang akan dikaji. Konsep adalah proses dan upaya penegasan dan pembatasan makna konsep dalam suatu

Peran Ganda Perempuan Single

Parent

Kesejahteraan Keluarga

Indikator:

1.Gizi 2.Kesehatan 3.Pendidikan 4.Tempat Tinggal 5.Pendapatan Peran Domestik

Peran Publik

(48)

32 penelitian. Cara untuk menghindari salah pengertian atas makna konsep dalam suatu penelitian, maka seorang peneliti harus menegaskan dan mebatasi makna konsep-konsep yang diteliti (Siagian, 2011: 136-138).

Adapun batasan konsep yang dibuat peneliti sebagai berikut:

1. Keluarga adalah unit terkecil di dalam masyarakat yang terdiri atas ayah, ibu dan anak yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah atap yang sama dalam keadaan saling ketergantungan.

2. Single parent dalam penelitian ini adalah seorang wanita yang telah menikah dan memilki anak, namun berpisah dengan suami karena hal perceraian, kematian, kehamilan di luar nikah ataupun yang lainnya, yang dalam kesehariannya menjalankan peran ganda sebagai kepala keluarga dengan bekerja mencari nafkah dan mengurus urusan rumah tangga sendiri.

3. Peran ganda ibu rumah tangga adalah dua peran atau lebih yang dijalankan dalam waktu yang bersamaan seperti konsep lingkungan domestik dan publik. Peran domestik mencakup peran perempuan sebagai istri, ibu dan pengelola rumah tangga. Sementara peran publik meliputi perempuan sebagai tenaga kerja, anggota masyarakat, dan organisasi masyarakat. Pada peran publik perempuan sebagai tenaga kerja turut aktif dalam kegiatan ekonomis (mencari nafkah) di berbagai kegiatan sesuai dengan keterampilan dan pendidikan yang dimiliki serta lapangan pekerjaan yang tersedia.

4. Kesejahteraan sosial dalam penelitian ini adalah kondisi bagaimana peran dan upaya seorang ibu tunggal (perempuan single parent) untuk

(49)

33 meningkatkan taraf hidup keluarganya demi mewujudkan kehidupan keluarga sejahtera dalam kehidupan bermasyarakat.

5. Upaya bertahan hidup adalah cara ataupun pemanfaatan asset yang dilakukan perempuan single parent untuk dapat bertahan hidup bersama keluarga dengan keterbatasan yang dimilikinya

(50)

34 BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini tergolong penelitian deskriptif dengan dengan menggunakan pendekatan kualitatif yang bertujuan untuk menggambarkan objek dan fenomena yang diteliti. Termasuk di dalamnya bagaimana unsur-unsur yang ada dalam variabel penelitian itu berinteraksi satu sama lain dan apa pula produk interaksi yang berlangsung (Siagian, 2011: 52).

Penelitian deskriptif bersifat menggambarkan atau melukiskan suatu hal.

Melukiskan dan menggambarkan dalam hal ini dapat dalam arti sebenarnya (harfiah), yaitu berupa gambar-gambar, foto-foto yang didapat dari data lapangan atau peneliti menjelaskan hasil penelitian dengan gambar-gambar dan dapat pula berarti menjelaskan dengan kata-kata (Akbar, dalam Rahayu 2017).

Metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Punaji, 2010:35). Objek penelitian kualitatif adalah manusia atau segala sesuatu yang dipengaruhi oleh manusia. Objek itu diteliti dalam kondisi sebagaimana adanya atau dalam keadaan sewajarnya atau secara natural. Melalui penelitian ini, peneliti akan menunjukan gambaran peran ganda perempuan dimana peran yang dimainkan adalah sebagai ibu rumah tangga single parent dalam upaya mempertahankan kesejahteraan keluarga (studi kasus: Desa Simanindo Kabupaten Samosir).

(51)

35 3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksankan di Desa Simanindo Kabupaten Samosir. Kabupaten Samosir merupakan salah satu Kabupaten/Kota di Sumatera Utara dengan 9 Kecamatan, 128 Desa dan 6 Kelurahan. Lokasi tersebut dipilih dengan pertimbangan karena peneliti melihat fenomena perempuan single parent yang berjuang untuk kesejahteraan kelurganya menjalankan peran ganda sebagai Ibu rumah tangga sekaligus kepala keluarga sebagai fenomena sosial yang perlu dikaji lebih jauh tentang bagaimana cara single parent mengatasi permasalahan- permasalahan yang muncul semenjak suaminya meninggal. Pertimbangan lain yaitu lokasi tersebut relatif mudah dijangkau oleh peneliti, ditinjau dari segi waktu dan biaya, sehingga prosedur penelitian, pengambilan data akan memperoleh kemudahan. Disamping itu belum pernah diadakan penelitian yang serupa di Desa Simanindo.

3.3 Informan

Informan adalah orang-orang yang dipilih untuk diwawancarai atau diobservasi sesuai dengan tujuan peneliti guna memberikan informasi, data, ataupun fakta dari fenomena yang ada. Orang-orang yang dapat dijadikan sebagai informan adalah orang-orang yang memiliki pengalaman sesuai dengan penelitian.

Adapun informan dalam penelitian ini meliputi:

1. Informan Kunci

Informan kunci adalah orang yang informan awal yang dijumpai yang dianggap dapat membantu peneliti dalam melakukan penelitian dan mengetahui dan memiliki informasi pokok yang diperlukan dalam

(52)

36 penelitian. Informan kunci dalam penelitian ini adalah Kepala Desa Simanindo yaitu, Ibu Windah K. Turnip.

2. Informasi utama adalah orang yang terlibat langsung dalam objek masalah yang diteliti. Informan utama dalam penelitian ini adalah perempuan single parent di Desa Simanindo yang penyebab perpisahannya adalah dikarenakan kematian pasangan dan juga perceraian yang masih dalam usia produktif.

3. Informan tambahan adalah orang yang dapat memberikan informasi meskipun tidak terlibat secara langsung. Informan tambahan dalam penelitian ini adalah beberapa penduduk desa dilingkungan keluarga single parent yang telah lama tinggal di Desa Simanindo dan cukup mengenal dan mengetahui kondisi kehidupan keluarga informan utama.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data untuk memperoleh data yang akurat dalam penelitian adalah sebagai berikut:

1). Teknik pengumpulan data primer

Teknik pengumpulan data yang dilakukan secara langsung. Data diperoleh langsung dengan metode:

a. Observasi atau pengamatan langsung. Observasi merupakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti. Observasi menjadi salah satu teknik pengumpulan data apabila sesuai dengan tujuan penelitian, direncanakan dan dicatat secara sistematis, serta dapat dikontrol keandalan dan kesahihan (Siagian, 2011). Teknik observasi yang dilakukan dalam

(53)

37 penelitian ini yaitu mengamati secara langsung kondisi kehidupan keluarga perempuan single parent.

b. Wawancara merupakan proses tanya jawab yang dilakukan pewawancara dengan informan untuk memberikan data atau informasi yang diperlukan dalam penelitian namun tetap berpegang pada pedoman wawancara. Data yang diperoleh dari hasil wawancara akan ditulis di tempat penelitian sesuai dengan hasil wawancara. Peneliti melakukan proses tanya jawab kepada informan dengan alat bantu telepon seluler untuk merekam dan menyimpan hasil tanya jawab peneliti dengan informan. Tanya jawab dilakukan peneliti kepada Kepala Desa Simanindo, perempuan single parent yang masih usia produktif, dan penduduk yang telah lama tinggal di Desa Simanindo.

2). Teknik pengumpulan data sekunder

Teknik pengumpulan data dengan pengumpulan bahan yang akan mendukung data primer. Data diperoleh melalui:

a) Studi kepustakan, yaitu proses mengumpulkan data-data atau informasi yang menyangkut masalah yang akan diteliti melalui buku-buku dokumentasi, jurnal atau karya tulis lainnya

b) Studi lapangan adalah pengumpulan data atau informasi melalui kegiatan penelitian langsung turun ke lokasi penelitian untuk mencari fakta-fakta yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

(Siagian, 2011:206)

Gambar

Gambar 2.1 Bagan Konsep Penelitian
Tabel 4.2 Kepadatan Penduduk Desa Simanindo Berdasarkan Dusun
Tabel 4.5 Komposisi Penduduk Berdasarkan Umur  Kelompok
Tabel 4.6 Data Penduduk Desa Simanindo Berdasarkan Pekerjaan
+3

Referensi

Dokumen terkait

Setelah diadakan penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa Implementasi Program KKS desa Manuk Mulia, Kecamatan Tiga Panah, Kabupaten Karo ini sudah berjalan dengan

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan strategi pasif yang dilakukan pedagang pasar tradisional malam Kecamatan Pagar Merbau dalam beradaptasi ditengah pandemi

Sedangkan yang menjadi faktor penghambat pelaksanaan program antara lain kurangnya tanggung jawab anggota kelompok, tidak adanya pelatihan dari dinas sosial,

Tujuan utama dalam penelitian ini adalah untuk menjawab rumusan masalah yang sudah di rumuskan pada awal bab penelitian ini, yaitu untuk mengetahu seberapa besar

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data pada penelitian yang dilakukan untuk menemukan permasalahan yang diteliti dengan cara melakukan penelitian secara

Kekerasan seksual adalah aktivitas seksual yang dilakukan pelaku tanpa persetujuan atau kerelaan dari orang lain yang di kenai tindakan. Pelaku adalah orang yang

Dari keseluruhan uji yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa variabel independen (Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 2/PERMEN-KP/2015)

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis tentang Upaya Masyarakat Kampung Kubur dalam mengubah stigma negatif Kampung Narkoba menjadi Kampung Sejahtera di