• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II Kajian Pustaka

B. Pengamalan

Tahun Pelajaran 2016/2017 ... 63

C. Faktor Pendorong Pengamalan Agama Islam Siswa SMK Islam

Sudirman Tingkir Tahun Pelajaran 2016/2017 ... 68

D. Faktor Penghambat Pengamalan Agama Islam Siswa SMK

Islam Sudirman Tingkir Tahun Pelajaran 2016/2017 ... 69 BAB V PENUTUP

A. Simpulan ... 70 B. Saran ... 72 Daftar Pustaka

Lampiran-Lampiran Riwayat Hidup Penulis

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Islam adalah agama yang universal dan berlaku untuk semua umat manusia dan semua zaman. Nilai-nilai dan aturan yang terkandung dalam ajaran Islam dijadikan pedoman dalam menjalani hidup oleh umat manusia. Nilai-nilai tersebut dituangkan dalam kitab suci yang difirmankan oleh Allah SWT yaitu Al-Qur‟an dan sabda nabi yaitu Al-Hadits. Agama berfungsi sebagai pembimbing, sekaligus pemberi keseimbangan hidup. Fungsi agama tersebut tidak hanya dalam tataran pengetahuan (kognitif) tetapi harus diamalkan dan dihayati. Pengamalan agama tanpa penghayatan kurang bermanfaat dan sebaliknya, hanya penghayatan tanpa pengamalan ajaran formalnya, bertentangan dengan ajaran agama itu sendiri karena agama itu adalah aqidah dan amal (Syukur, 2006:2).

Maka dari itu ajaran agama Islam merupakan tuntunan yang sangat penting dan mendasar yang merupakan tujuan untuk mengatur setiap sikap dan tingkah laku manusia, terutama kaum muslimin, dalam kehidupan di dunia ini dan untuk keselamatan kehidupan di akhirat kelak. Tujuan utama seorang muslim adalah meraih kemuliaan dan karunia-Nya, mendapatkan pahala yang besar disisi Tuhan-Nya, dan untuk berpacu menjadi hamba-Nya yang menang di dunia dan akhirat (Abdurrazaq, 2004:19). Untuk mencapai hal tersebut dibutuhkan adanya suatu bimbingan sehingga didalam kehidupannya

2

seorang muslim dapat berbuat sesuai dengan bimbingan Allah SWT. Untuk itu manusia membutuhkan adanya pendidikan agama Islam.

Pendidikan agama Islam bertujuan untuk “meningkatkan keimanan,

pemahaman, penghayatan, dan pengamalan peserta didik tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara” (Muhaimin, 2012:78).

Secara substansial tujuan pendidikan agama Islam adalah mengasuh, membimbing, mendorong, mengusahakan, menumbuhkembangkan manusia takwa. Takwa merupakan derajat yang menunjukkan kualitas manusia bukan saja dihadapan sesama manusia, tetapi juga di hadapan Allah. Ketakwaan

merupakan “high concept” dalam arti memiliki banyak dimensi dan

merupakan suatu kondisi yang pencapainnya membutuhkan upaya yang keras melewati dan melampaui tahap demi tahap. Pencapaiannya mempersyaratkan bukan saja dimilikinya sejumlah pengetahuan dan pemahaman, tetapi juga penghayatan dan pengamalannya dalam perilaku nyata (Putra, 2013: 1).

Pendidikan Agama Islam tidak hanya mengantarkan siswa untuk menguasai berbagai ajaran Islam. Tetapi yang terpenting adalah bagaimana peserta didik dapat mengamalkan ajaran-ajaran itu dalam kehidupan sehari-hari. Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam menekankan keutuhan dan keterpaduan antara ranah kognitif, afektif dan psikomotornya. Tujuan akhir dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA/SMK adalah terbentuknya peserta didik yang memiliki akhlak mulia. Tujuan inilah yang

3

sebenarnya merupakan misi utama diutusnya Nabi Muhammad SAW. Dengan demikian pendidikan akhlak adalah jiwa dari pendidikan agama Islam. Mencapai akhlak yang mulia adalah tujuan sebenarnya dari pendidikan.

Pendidikan Agama Islam memang merupakan suatu upaya pendidikan dan ajaran nilai-nilsi Islam menjadi way of life seseorang. Namun demikian, sebagai pandangan dan sikap hidup, nilai-nilai tersebut akan bisa berimplikasi positif maupun negatif, sebab penanaman konsep nilai semacam itu berpotensi mewujudkan pada sikap integrasi atau disintegrasi, berpotensi mengarah pada sikap toleran atau intoleran. Fenomena-fenomena tersebut tidak menutup kemungkinan akan banyak ditentukan setidaknya oleh pandangan teologi agama dan doktrin ajarannya; sikan dan perilaku pemeluknya dalam memahami dan menghayati agama tersebut; lingkungan sosio-kultural yang mengelilinginya; dan peranan dan pengaruh pemuka agama, termasuk guru agama dalam mengarahkan pengikutnya (Muhaimi, 2009: 46).

Hidayat seperti dikutip oleh Sanaky (2003:166) menyebutkan bahwa pendidikan Islam saat ini, orientasi kurikulumnya lebih pada belajar tentang agama, sehingga outputnya banyak orang yang mengetahui nilai-nilai ajaran Agama Islam tetapi perilakunya tidak relevan dengan nilai-nilai ajaran Agama Islam yang diketahuinya.

Karena sejak dahulu hingga saat ini pelaksanaan pendidikan agama yang berlangsung di sekolah masih mengalami banyak kelemahan. Buchori menilai pendidikan agama masih gagal. Kegagalan ini disebabkan karena praktik pendidikannya hanya memperhatikan aspek kognitif semata dari

4

pertumbuhan kesadaran nilai-nilai (agama), dan mengabaikan pembinaan aspek afektif dan konatifvolitif, yakni kemauan dan tekad untuk mengamalkan nila-nilai ajaran agama. Akibatnya terjadi kesenjangan antara pengetahuan dan pengamalan, sehingga tidak mampu membentuk pribadi-pribadi bermoral, padahal intisari dari pendidikan agama adalah pendidikan moral (Putra, 2013: 8-9).

Setiap guru agama hendaknya menyadari, bahwa pendidikan agama bukanlah sekedar mengajarkan pengetahuan agama dan melatih keterampilan anak dalam melaksanakan ibadah. Akan tetapi pendidikan agama jauh lebih luas daripada itu, ia pertama-tama bertujuan untuk membentuk kepribadian anak, sesuai dengan ajaran agama. Pembinaan sikap, mental dan akhlak, jauh lebih penting dari pada pandai menghafal dalil-dalil dan hukum agama, yang tidak diresapkan dan dihayatinya dalam hidup (Daradjat, 1970: 107).

Kenyataan di lapangan banyak siswa yang sudah bertahun-tahun dibekali dengan pendidikan Agama Islam tetapi didalam dirinya belum terbentuk kepribadian muslim. Tercermin dari bagaimana cara mereka berperilaku, bergaul, berpakaian juga perkataan dan hal-hal lainnya. Pada kenyataanya juga masih banyak sekali siswa yang belum istiqomah dalam mengamalkan Agama Islam seperti salat, puasa, dan adab pergaulannya kurang mencerminkan seorang siswa yang beragama Islam. Dalam tataran tingkah laku dan pengamalan Agama Islam masih banyak terjadi penyimpangan perilaku yang dilakukan siswa dan tidak mecerminkan siswa yang memiliki pemahaman tentang agama Islam.

5

Dari fenomena yang terjadi peneliti tertarik untuk mengkaji dan meneliti lebih dalam tentang “Pemahaman dan Pengamalan Agama Islam

Siswa Smk Islam Sudirman Tingkir Salatiga Tahun Pelajaran 2016/ 2017”. B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka fokus penelitian yang akan dibahas adalah:

1. Bagaimana pemahaman agama Islam siswa SMK Islam Sudirman Tingkir

Salatiga tahun pelajaran 2016/2017?

2. Bagaimana pengamalan agama Islam siswa SMK Islam Sudirman Tingkir

Salatiga tahun pelajaran 2016/2017?

3. Apa saja faktor pendorong pengamalan agama Islam siswa SMK Islam Sudirman Tingkir Salatiga tahun pelajaran 2016/2017?

4. Apa saja faktor penghambat pengamalan agama Islam siswa SMK Islam Sudirman Tingkir Salatiga tahun pelajaran 2016/2017?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mendiskripsikan pemahaman agama Islam siswa SMK Islam

Sudirman Tingkir Salatiga tahun pelajaran 2016/2017

2. Untuk mendeskripsikan pengamalan agama Islam siswa SMK Islam

Sudirman Tingkir Salatiga tahun pelajaran 2016/2017

3. Untuk mendeskripsikan faktor pendorong pengamalan agama Islam siswa

6

4. Untuk mendeskripsikan faktor penghambat pengamalan agama Islam

siswa SMK Islam Sudirman Tingkir Salatiga tahun pelajaran 2016/2017?.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi ilmu pendidikan Islam, terutama mengenai pemahaman dan pengamalan Agama Islam siswa SMK Islam Sudirman Tingkir Salatiga.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

Menambah wawasan peneliti mengenai pemahaman dan pengamalan Agama Islam siswa yang ada si SMK.

b. Bagi ilmu Pengetahuan

Menambah khazanah keilmuan tentang pemahaman dan pengamalan Agama Islam siswa yang ada di SMK.

E. Penegasan Istilah

Penegasan istilah ini dimaksudkan untuk memperjelas dan mempertegas kata-kata atau istilah kunci yang diberikan dengan judul penelitian PEMAHAMAN DAN PENGAMALAN AGAMA ISLAM SISWA SMK ISLAM SUDIRMAN TINGKIR SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2016/2017. Istilah-istilah tersebut meliputi:

7

1. Pemahaman

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pemahaman adalah proses, cara, perbuatan memahami atau memahamkan. Menurut Bloom (2011: 77) pemahaman adalah kemampuan untuk menginterpretasi atau mengulang informasi dengan menggunakan bahasa sendiri.

2. Pengamalan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengamalan adalah proses, cara perbuatan mengamalkan, melaksanakan, pelaksanaan dan penerapan. Sedangkan pengamalan dalam dimensi keberagamaan adalah sejauh mana implikasi ajaran agama mempengaruhi seseorang dalam kehidupan sosial (Ghufron, 2012:170). Menurut Ancok dimensi pengamalan menunjukkan pada seberapa tingkatan muslim berperilaku dimotivasi oleh ajaran-ajaran agamanya, yakni bagaimana individu berelasi dengan dunianya terutama dengan manusia lain (Ancok, 1995:80).

3. Agama Islam

Agama dalam Al-Qur‟an disebut ad-din yang mengandung makna

bahwa agama sebagai pedoman aturan hidup yang memberikan petunjuk kepada manusia sehingga dapat menjalankan kehidupan ini dengan baik, teratur aman dan tidak terjadi kekacauan yang berujung anarkis (Rois, 2011:2).

Sedangkan kata „Islam‟ secara etimologis berasal dari akar kata kerja „salima‟ yang berarti selamat, damai, dan sejahtera. Dari kata

8

kata „salam‟ dan „salamah‟ artinya keselamatan, kedamaian,

kesejahteraan, dan penghormatan, „taslim‟ artinya penyerahan, penerimaan, dan pengakuan, „silm‟ artinya yang berdamai, damai, „salam‟

artinya kedamaian, ketenteraman, dan hormat, „sullam‟ artinya tangga,

„istislam‟ artinya ketundukan, penyerahan diri, serta „muslim‟ dan

„muslimah‟ artinya orang yang beragama Islam laki-laki atau perempuan (Munawwir, 1997: 654-656).

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa Agama Islam adalah pedoman aturan hidup yang memberikan petunjuk kepada manusia sehingga dapat menjalankan kehidupan ini dengan baik, selamat, damai dan sejahtera di dunia maupun di akhirat.

4. Siswa SMK Islam Sudirman Tingkir Salatiga

Siswa SMK Islam Sudirman adalah siswa yang berasal dari keluarga dengan berbagai kondisi, seperti keluarga religius (ayah dan ibunya seorang pemuka agama, misal), keluarga ekonomi (mulai dari menengah keatas sampai menengah kebawah), Siswa yang berada di SMK Islam Sudirman memiliki tingkat pengetahuan dan pengmalan agama Islam yang berbeda-beda, seperti siswa dengan berbagai prestasi dan siswa yang memiliki kenakalan.

F. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian lapangan (field research) karena peneliti berangkat ke lapangan untuk mengadakan pengamatan tentang

9

suatu fenomena dalam suatu keadaan alamiah (Moelong, 2008: 26). Peneliti terjun ke lapangan penelitian yaitu SMK Islam Sudirman Tingkir Salatiga untuk mengamati fenomena yang berhubungan dengan pemahaman dan pengamalan Agama Islam siswa di SMK tersebut.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Menurut Moelong (2008: 6) penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

Dalam penelitian ini akan dikaji lebih mendalam tentang, pemahaman agama Islam siswa SMK Islam Sudirman Tingkir Salatiga, pengamalan agama Islam siswa SMK Islam Sudirman Tingkir Salatiga, serta apa saja faktor pendorong dan penghambat pengamalan agama Islam siswa SMK Islam Sudirman Tingkir Salatiga. Pada pelaksanaannya dilakukan pencarian gambaran dan data deskriptif di lingkungan SMK Islam Sudirman Tingkir Salatiga yang dijadikan subjek penilitian.

2. Kehadiran Peneliti

Dalam pelaksanaan penelitian, peneliti berlaku sebagai instrumen utama tanpa mewakilkan kehadirannya pada orang lain. Kehadiran peneliti bertujuan untuk melakukan pengamatan dan wawancara mendalam guna

10

mendapatkan data akurat dan informan yang diperlukan peneliti untuk melengkapi penelitian.

3. Lokasi

Lokasi penelitian berada di SMK Islam Sudirman Tingkir Salatiga, Jln. Pos Tingkir-Suruh Km 1.5 Tingkir Salatiga.

4. Sumber Data

Ada dua sumber yang digunakan peneliti yaitu:

a. Data Primer

Sumber data primer adalah data dalam bentuk verbal atau kata-kata yang diucapkan secara lisan, gerak-gerik, atau perilaku yang dilakuan oleh subjek yang dapat dipercaya (Arikunto, 2010: 22). Sumber data langsung yang peneliti dapatkan berasal dari siswa, guru PAI, guru BP,dan waka kesiswaan.

b. Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumen-dokumen grafis (label, catatan, notulen rapat, sms, dan lain-lain), foto-foto, film, rekaman video , dan benda-benda yang dapat memperkaya data primer (Arikunto, 2010: 22).

Peneliti menggunakan data sekunder ini untuk memperkuat dan melengkapi informasi yang telah dikumpulkan melalui wawancara.

11

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah:

a. Observasi

Supranto (2003: 85) mengemukakan bahwa observasi atau disebut juga pengamatan meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan segala indera dan dilakukan tanpa mengajukan pertanyaan. Berdasarkan definisi diatas maka yang dimaksud metode observasi adalah suatu cara pengumpulan data melalui pengamatan panca indra yang kemudian diadakan pencatatan-pencatatan. Penulis menggunakan metode ini untuk mengamati secara langsung dilapangan, terutama data tentang: 1) Letak geografis serta keadaan fisik SMK Islam Sudirman Tingkir

Salatiga.

2) Fasilitas/ sarana prasarana pendidikan yang ada di SMK Islam Sudirman Tingkir Salatiga.

b. Wawancara

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata wawancara dimaknai sebagai tanya jawab peneliti dengan nara sumber. Menurut Supranto (2003:85) wawancara adalah tanya jawab antara petugas dengan responden yang berupa percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara

(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.

12

Kegiatan penelitian ini akan dilaksanakan dengan wawancara terbuka dan terstruktur karena informan atau narasumber mengetahui bahwa mereka sedang diwawancarai dan tahu pula tujuan dari wawancara.Wawancara akan dilakukan kepada narasumber yaitu diantaranya adalah siswa, guru PAI, guru BP, dan waka kesiswaan. Peneliti menggunakan teknik ini untuk mencari data terkait, pemahaman agama Islam siswa SMK Islam Sudirman Tingkir Salatiga, pengamalan agama Islam siswa SMK Islam Sudirman Tingkir Salatiga, serta apa saja faktor pendorong pengamalan agama Islam siswa SMK Islam Sudirman Tingkir Salatiga. Dan apa saja faktor penghambat pengamalan agama Islam siswa SMK Islam Sudirman Tingkir Salatiga.

c. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu mencari data mengenai ha-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya (Arikunto, 2010: 274). Peneliti mencari data mengenai hal-hal yang berkaitan dengan objek penelitiaan berupa foto terkait proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam, buku bahan ajar Pendidikan Agama Islam, dan pada saat proses wawancara terhadap narasumber.

G. Analisis Data

Menurut Moleong (2008: 280) analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan

13

uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Dalam penelitian kualitatif data dianalisis secara berkelanjutan, terus menerus selama proses penelitian berjalan. Analisis data dilakukan untuk berbagai keperluan. Pada awal penelitian data dianalisis untuk menentukan fokus penelitian. Selama proses penelitian berlangsung data dianalisis untuk menentukan data apalagi yang mesti digali, juga untuk memastikan keabsahan data. Data dianaliss untuk memastikan apakah data telah jenuh atau tidak. Di akhir penelitian semua data yang telah terkumpul dianalisis untuk membuat kesimpulan (Putra, 2013: 29).

H. Keabsahan Data

Moleong (2009:324) menjelaskan bahwa pemeriksaan keabsahan data didasarkan atas kriteria tertentu. Kriteria itu terdiri atas derajat kepercayaan

(credibility), keteralihan (transferability), kebergantungan (dependability), dan kepastian (confirmability). Masing-masing kriteria tersebut menggunakan teknik pemeriksaan sendiri-sendiri. Kriteria derajat kepercayaan pemeriksaan

datanya dilakukan dengan: Teknik perpanjangan keikutsertaan,

ketekunan/keajegan pengamatan, triangulasi, pemeriksaan sejawat melalui diskusi, kecukupan referensial, kajian kasus negatif, pengecekan anggota (Moleong, 2009: 328-338).

Dalam penelitian ini, dari berbagai teknik yang ada, peneliti cenderung

menggunakan teknik keajegan/ketekuan pengamatan, karena lebih sesuai

dengan kondisi dan dirasa lebih efektif untuk membuktikan kepastian data. Yaitu dengan kehadiran peneliti sebagai instrumen itu sendiri, mencari tema

14

atau penjelasan pembanding atau penyaing, membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara, mengadakan wawancara dari beberapa orang yang berbeda, menyediakan data deskriptif secukupnya, diskusi dengan teman-teman sejawat.

I. Tahap-tahap Penelitian

Dalam penelitian ini, Moleong (2009: 127-148) menyebutkan ada beberapa tahapan penelitian, yaitu:

1. Tahap pra lapangan

a. Memilih lapangan, yaitu SMK Islam Sudirman Tingkir Salatiga

b. Mengurus perijinan, secara informal (ke pihak sekolah).

c. Melakukan penjajakan lapangan, dalam rangka penyesuaian dengan

SMK Islam Sudirman Tingkir Salatiga selaku objek penelitian.

2. Tahap pekerjaan lapangan

a. Mengadakan observasi langsung ke SMK Islam Sudirman Tingkir

Salatiga terhadap penmahaman agama Islam siswa SMK Islam Sudirman Tingkir Salatiga, pengamalan agama Islam siswa SMK Islam Sudirman Tingkir Salatiga, serta apa saja faktor pendorong dan penghambat pengamalan agama Islam siswa SMK Islam Sudirman Tingkir Salatiga, dengan melibatkan beberapa informan untuk memperoleh data.

b. Memasuki lapangan, dengan mengamati berbagai fenomena proses

pembelajaran dan wawancara dengan beberapa pihak yang bersangkutan.

15

c. Berperan serta sambil mengumpulkan data.

3. Penyusunan laporan penelitian, berdasarkan hasil data yang diperoleh.

J. Sistematika Penulisan

Dalam tulisan ilmiah unsur yang paling penting adalah bagaimana tulisan ini disusun dengan sistematis dan mempunyai hubungan antara masalah yang di atas dengan di bawahnya. Sistematika isi penelitian yang telah dideskripsikan dalam skripsi ini sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN, pada bab ini membahas tentang: Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Penegasan Istilah, Teknik Pengumpulan Data, Metode Penelitian, Analisis Data, Keabsahan Data, Tahap-tahap Penelitian dan Sistematika Penulisan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, dalam bab ini mengkaji beberapa sub pokok bahasan, yang meliputi: A. Pemahaman: Pengertian Pemahaman, dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemahaman. B. Pengamalan : Pengertian Pengamalan dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengamalan. C. Agama Islam: Pengertian Agama Islam, Ruang Lingkup Agama Islam dan Aspek-aspek Ajaran Islam.

BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN, Pada bab ini membahas dua sub bab, yaitu: A. Latar Belakang Obyek: 1. Sejarah Singkat SMK Islam Sudirman Tingkir Salatiga, 2. Identitas dan Keadaan Fisik Sekiolah, 3. Visi dan Misi SMK Islam Sudirman Tingkir Salatiga, 4. Daftar Guru, Karyawan dan Siswa SMK Islam Sudirman Tingkir Salatiga, 5. Sarana dan Prasarana 6. Struktur Organisasi SMK Islam Sudirman Tingkir Salatiga,.

16

B. Penyajian Data: 1. Pemahaman agama Islam siswa SMK Islam Sudirman Tingkir Salatiga, 2. Pengamalan agama Islam siswa SMK Islam Sudirman Tingkir Salatiga, 3. Faktor pendorong pengamalan agama Islam siswa SMK Islam Sudirman Tingkir Salatiga, 4. Faktor penghambat pengamalan agama Islam siswa SMK Islam Sudirman Tingkir Salatiga.

BAB IV. ANALISIS, meliputi: A. Pemahaman agama Islam siswa SMK Islam Sudirman Tingkir Salatiga. B. Pengamalan agama Islam siswa SMK Islam Sudirman Tingkir Salatiga. C. Faktor pendorong pengamalan agama Islam siswa SMK Islam Sudirman Tingkir Salatiga. D. Faktor penghambat pengamalan agama Islam siswa SMK Islam Sudirman Tingkir Salatiga.

17

BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Pemahaman

1. Pengeretian Pemahaman

Pemahaman menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia adalah sesuatu hal yang kita pahami dan kita megerti dengan benar. Menurut Sudirman adalah suatu kemampuan seseorang dalam mengartikan, menafsirkan, menerjemahkan, atau menyatakan sesuatu dengan caranya sendiri tentang pengetahuan yang pernah diterimanya. Menurut Arikunto

(1995: 51) pemahaman (Comprehention) siswa diminta untuk

membuktikan bahwa ia memahami hubungan yang sederhana diantara fakta-fakta.

Mulyasa menyimpulkan bahwa pemahaman peserta didik dalam proses pembelajaran dapat dikembangkan dengan memberi kepercayaan, komunikasi yang bebas dan pengarahan diri. Dalam hal in, siswa akan lebih mudah untuk memahami pelajaran jika:

a. Dikembangkannya rasa percaya diri dalam diri siswa, sehingga siswa akan lebih mudan memahami pelajaran yang diberikan.

b. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk berkomunikasi

secara bebas dan terarah.

c. Melibatkan siswa secara aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran secara keseluruhan sehingga pemahaman siswa terhadap pembelajaran dapat tercapai (Hartono, 2008:13).

18

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar (Notoatmodjo, 2005: 51).

2. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Pemahaman

Faktor-faktor yang mempengaruhi pemahaman belajar banyak jenisnya, akan tetapi dapat digolongkan menjadi dua saja, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada di dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu.

a. Faktor intern

Ada tiga faktor, yaitu:

1) Faktor jasmaniah

a) Sehat berarti dalam keadaan baik dan bebas dari penyakit. Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya. Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatannya terganggu, selain itu menjadi kurang bersemangat dan adanya gangguan-gangguan lainnya (Slameto, 1991: 56).

2) Faktor psikologis a) Intelegensi b) Perhatian c) Minat d) Bakat e) Motif

19

f) Kematangan

g) Kesiapan ( Slameto, 1991: 57-61).

3) Faktor kelelahan

Kelelahan pada diri seseorang itu dapat dibedakan menjadi dua, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan jasmani terlihat dari lemah lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan untuk membandingkan tubuh. Sedangkan kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan doronga untuk melakukan sesuatu itu akan menjadi hilang. ( Slameto, 1991: 61).

b. Faktor Ekstern

Dikelompokkan menjadi tiga faktor, yaitu:

1) Faktor keluaga

a) Cara orang tua mendidik

b) Relasi antara aggota keluarga

c) Suasana rumah tangga

d) Keadaan ekonomi keluarga

e) Pengertian orang tua

f) Latar belakang kebudayaan ( Slameto, 1991: 62-66).

2) Faktor sekolah

a) Metode mengajar

b) Kurikulum

20 d) Disiplin sekolah e) Waktu sekolah f) Standar pelajaran g) Keadaan gedung h) Metode belajar

i) Pekerjaan rumah (Slameto, 1991: 66-71)

3) Faktor Masyarakat

b) Kegiatan siswa dalam masyarakat

c) Media massa

d) Teman bergaul

e) Bentuk kehidupan masyarakat (Slameto, 1991: 72-74).

B. Pengamalan

1. Pengertian Pengamalan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengamalan adalah

Dokumen terkait