• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMAHAMAN DAN PENGAMALAN AGAMA ISLAM SISWA SMK ISLAM SUDIRMAN TINGKIR SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20162017 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PEMAHAMAN DAN PENGAMALAN AGAMA ISLAM SISWA SMK ISLAM SUDIRMAN TINGKIR SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20162017 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan"

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)

i

PEMAHAMAN DAN PENGAMALAN AGAMA ISLAM

SISWA SMK ISLAM SUDIRMAN TINGKIR

SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh:

ALAINA ALFI ROHMATIK

NIM. 11113056

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(2)
(3)
(4)

iv

(5)
(6)

vi

“Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan:

"Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah

Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.

(7)

vii

PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah Swt. atas limpahan rahmat serta karuniaNya, skripsi ini penulis persembahkan untuk :

1. Kedua orang tuaku yang sangat aku hormati dan cintai bapak Muslih dan ibu

Umi Istianah atas perjuangannya banting tulang, kalimah do‟a dan seluruh

pengorbanannya telah mengukir segala asa, cita dan harapan membimbing dan mendidik dengan penuh kesabaran serta memberikan segalanya baik

moral maupun spiritual bagi kelancaran studyku senantiasa Allah

meridhoinya.

2. Kedua saudara kandungku dek Nazil Fuzana Muslih, dan dek M. Abdil Hakim Muslih yang selalu menghibur dan memberi semangat.

3. Bapak Sutrisno M. Pd. yang telah mebantu dan menginspirasiku.

4. Sahabat dan teman dekatku yang selalu memberikan motivasi kepadaku dan

membantu menyelesaikan skripsi ini.

5. Kepada keluarga besar SMK Islam Sudirman Tingkir Salatiga yang

berpartisipasi dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Kepada pihak FC yang memfasilitasi dalam penyelesaian skripsi.

7. Kepada keluarga besar Perpustakaan IAIN Salatiga.

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Assalamu‟alaikum Wr.Wb

Puji syukur alhamdulillahi robbil‟alamin, penulis panjatkan kepada Allah Swt yang selalu memberikan nikmat, kaunia, taufik, serta hidayah-Nya kepada penulis sehinggap penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Pemahaman dan Pengamalan Agama Islam Siswa SMK Islam Sudirman Tingkir Salatiga Tahun Pelajaran 2016/2017.

Tidak lupa shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada nabi agung Muhammad Saw, kepada keluarga, sahabat, serta para pengikutnya yang selalu setia dan menjadikannya suri tauladan yang mana beliaulah satu-satunya umat manusia yang dapat mereformasi umat manusia dari zaman kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya agama Islam.

Penulisan skripsi ini pun tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Rektor IAIN Salatiga, Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd.

2. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Bapak Suwardi, M.Pd.

3. Ketua jurusan PAI IAIN Salatiga, Ibu Siti Rukhayati, M.Ag.

4. Bapak Drs. Bahroni, M. Pd. selaku pembimbing skripsi yang telah

membimbing dengan ikhlas, mengarahkan, dan meluangkan waktunya untuk penulis sehingga skripsi ini terselesaikan.

(9)
(10)

x ABSTRAK

Rohmatik, Alaina Alfi. 2017. Pemahaman dan Pengamalan Agama Islami Siswa

SMK Islam Sudirman Tingkir Salatiga Tahun Pelajaran 2016/2017.

Skripsi, Salatiga: Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

Kata Kunci : Pemahaman, Pengamalan, Agama Islam.

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan pemahaman agama Islam siswa SMK Islam Sudirman Tingkir Salatiga tahun pelajaran 2016/2017, untuk mendiskripsikan pengamalan agama Islam siswa SMK Islam Sudirman Tingkir Salatiga tahun pelajaran 2016/2017, untuk mendiskripsikan apa saja faktor penghambat pengamalan agama Islam siswa SMK Islam Sudirman Tingkir Salatiga tahun pelajaran 2016/2017. dan untuk mendiskripsikan apa saja faktor penghambat pengamalan agama Islam siswa SMK Islam Sudirman Tingkir Salatiga tahun pelajaran 2016/2017.

Jenis penelitian ini adalah termasuk penelitian lapangan (field research) dan bersifat deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini meliputi sumber primer yakni hasil wawancara kepala sekolah, guru, siswa, dan petugas kebersihan, dan sumber sekunder yang dapat berupa foto-foto kegiatan terkait pendidikan agama Islam, buku ajar PAI, dan profil sekolah. Pengumpulan data ini dilakukan dengan mengadakan wawancara, observasi, dan dokumentasi.

(11)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN BERLOGO ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

PENGESAHAN KELULUSAN ... iv

DEKLARASI ... v

BAB II Kajian Pustaka A. Pemahaman ... 17

B. Pengamalan ... 20

C. Agama Islam ... 22

(12)

xii

2. Pengamalan Agama Islam Siswa SMK Islam Sudirman Tingkir

Salatiga Tahun Pelajaran 2016/2017 ... .. 49

3. Faktor Pendorong Pengamalan Agama Islam Siswa SMK Islam

Sudirman Tingkir Salatiga Tahun Pelajaran 2016/2017 ... .. 57

4. Faktor Penghambat Pengamalan Agama Islam Siswa SMK

Islam Sudirman Tingkir Salatiga Tahun Pelajaran

2016/2017... ... 60 BAB IV PEMBAHASAN

A. Pemahaman Agama Islam Siswa SMK Islam Sudirman Tingkir

Tahun Pelajaran 2016/2017 ... 62

B. Pengamalan Agama Islam Siswa SMK Islam Sudirman Tingkir

Tahun Pelajaran 2016/2017 ... 63

C. Faktor Pendorong Pengamalan Agama Islam Siswa SMK Islam

Sudirman Tingkir Tahun Pelajaran 2016/2017 ... 68

D. Faktor Penghambat Pengamalan Agama Islam Siswa SMK

Islam Sudirman Tingkir Tahun Pelajaran 2016/2017 ... 69 BAB V PENUTUP

A. Simpulan ... 70 B. Saran ... 72 Daftar Pustaka

(13)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Islam adalah agama yang universal dan berlaku untuk semua umat manusia dan semua zaman. Nilai-nilai dan aturan yang terkandung dalam ajaran Islam dijadikan pedoman dalam menjalani hidup oleh umat manusia. Nilai-nilai tersebut dituangkan dalam kitab suci yang difirmankan oleh Allah SWT yaitu Al-Qur‟an dan sabda nabi yaitu Al-Hadits. Agama berfungsi sebagai pembimbing, sekaligus pemberi keseimbangan hidup. Fungsi agama tersebut tidak hanya dalam tataran pengetahuan (kognitif) tetapi harus diamalkan dan dihayati. Pengamalan agama tanpa penghayatan kurang bermanfaat dan sebaliknya, hanya penghayatan tanpa pengamalan ajaran formalnya, bertentangan dengan ajaran agama itu sendiri karena agama itu adalah aqidah dan amal (Syukur, 2006:2).

(14)

2

seorang muslim dapat berbuat sesuai dengan bimbingan Allah SWT. Untuk itu manusia membutuhkan adanya pendidikan agama Islam.

Pendidikan agama Islam bertujuan untuk “meningkatkan keimanan,

pemahaman, penghayatan, dan pengamalan peserta didik tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara” (Muhaimin, 2012:78).

Secara substansial tujuan pendidikan agama Islam adalah mengasuh, membimbing, mendorong, mengusahakan, menumbuhkembangkan manusia takwa. Takwa merupakan derajat yang menunjukkan kualitas manusia bukan saja dihadapan sesama manusia, tetapi juga di hadapan Allah. Ketakwaan

merupakan “high concept” dalam arti memiliki banyak dimensi dan

merupakan suatu kondisi yang pencapainnya membutuhkan upaya yang keras melewati dan melampaui tahap demi tahap. Pencapaiannya mempersyaratkan bukan saja dimilikinya sejumlah pengetahuan dan pemahaman, tetapi juga penghayatan dan pengamalannya dalam perilaku nyata (Putra, 2013: 1).

(15)

3

sebenarnya merupakan misi utama diutusnya Nabi Muhammad SAW. Dengan demikian pendidikan akhlak adalah jiwa dari pendidikan agama Islam. Mencapai akhlak yang mulia adalah tujuan sebenarnya dari pendidikan.

Pendidikan Agama Islam memang merupakan suatu upaya pendidikan dan ajaran nilai-nilsi Islam menjadi way of life seseorang. Namun demikian, sebagai pandangan dan sikap hidup, nilai-nilai tersebut akan bisa berimplikasi positif maupun negatif, sebab penanaman konsep nilai semacam itu berpotensi mewujudkan pada sikap integrasi atau disintegrasi, berpotensi mengarah pada sikap toleran atau intoleran. Fenomena-fenomena tersebut tidak menutup kemungkinan akan banyak ditentukan setidaknya oleh pandangan teologi agama dan doktrin ajarannya; sikan dan perilaku pemeluknya dalam memahami dan menghayati agama tersebut; lingkungan sosio-kultural yang mengelilinginya; dan peranan dan pengaruh pemuka agama, termasuk guru agama dalam mengarahkan pengikutnya (Muhaimi, 2009: 46).

Hidayat seperti dikutip oleh Sanaky (2003:166) menyebutkan bahwa pendidikan Islam saat ini, orientasi kurikulumnya lebih pada belajar tentang agama, sehingga outputnya banyak orang yang mengetahui nilai-nilai ajaran Agama Islam tetapi perilakunya tidak relevan dengan nilai-nilai ajaran Agama Islam yang diketahuinya.

(16)

4

pertumbuhan kesadaran nilai-nilai (agama), dan mengabaikan pembinaan aspek afektif dan konatifvolitif, yakni kemauan dan tekad untuk mengamalkan nila-nilai ajaran agama. Akibatnya terjadi kesenjangan antara pengetahuan dan pengamalan, sehingga tidak mampu membentuk pribadi-pribadi bermoral, padahal intisari dari pendidikan agama adalah pendidikan moral (Putra, 2013: 8-9).

Setiap guru agama hendaknya menyadari, bahwa pendidikan agama bukanlah sekedar mengajarkan pengetahuan agama dan melatih keterampilan anak dalam melaksanakan ibadah. Akan tetapi pendidikan agama jauh lebih luas daripada itu, ia pertama-tama bertujuan untuk membentuk kepribadian anak, sesuai dengan ajaran agama. Pembinaan sikap, mental dan akhlak, jauh lebih penting dari pada pandai menghafal dalil-dalil dan hukum agama, yang tidak diresapkan dan dihayatinya dalam hidup (Daradjat, 1970: 107).

(17)

5

Dari fenomena yang terjadi peneliti tertarik untuk mengkaji dan meneliti lebih dalam tentang “Pemahaman dan Pengamalan Agama Islam

Siswa Smk Islam Sudirman Tingkir Salatiga Tahun Pelajaran 2016/ 2017”.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka fokus penelitian yang akan dibahas adalah:

1. Bagaimana pemahaman agama Islam siswa SMK Islam Sudirman Tingkir

Salatiga tahun pelajaran 2016/2017?

2. Bagaimana pengamalan agama Islam siswa SMK Islam Sudirman Tingkir

Salatiga tahun pelajaran 2016/2017?

3. Apa saja faktor pendorong pengamalan agama Islam siswa SMK Islam Sudirman Tingkir Salatiga tahun pelajaran 2016/2017?

4. Apa saja faktor penghambat pengamalan agama Islam siswa SMK Islam Sudirman Tingkir Salatiga tahun pelajaran 2016/2017?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mendiskripsikan pemahaman agama Islam siswa SMK Islam

Sudirman Tingkir Salatiga tahun pelajaran 2016/2017

2. Untuk mendeskripsikan pengamalan agama Islam siswa SMK Islam

Sudirman Tingkir Salatiga tahun pelajaran 2016/2017

3. Untuk mendeskripsikan faktor pendorong pengamalan agama Islam siswa

(18)

6

4. Untuk mendeskripsikan faktor penghambat pengamalan agama Islam

siswa SMK Islam Sudirman Tingkir Salatiga tahun pelajaran 2016/2017?.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi ilmu pendidikan Islam, terutama mengenai pemahaman dan pengamalan Agama Islam siswa SMK Islam Sudirman Tingkir Salatiga.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

Menambah wawasan peneliti mengenai pemahaman dan pengamalan Agama Islam siswa yang ada si SMK.

b. Bagi ilmu Pengetahuan

Menambah khazanah keilmuan tentang pemahaman dan pengamalan Agama Islam siswa yang ada di SMK.

E. Penegasan Istilah

(19)

7

1. Pemahaman

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pemahaman adalah proses, cara, perbuatan memahami atau memahamkan. Menurut Bloom (2011: 77) pemahaman adalah kemampuan untuk menginterpretasi atau mengulang informasi dengan menggunakan bahasa sendiri.

2. Pengamalan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengamalan adalah proses, cara perbuatan mengamalkan, melaksanakan, pelaksanaan dan penerapan. Sedangkan pengamalan dalam dimensi keberagamaan adalah sejauh mana implikasi ajaran agama mempengaruhi seseorang dalam kehidupan sosial (Ghufron, 2012:170). Menurut Ancok dimensi pengamalan menunjukkan pada seberapa tingkatan muslim berperilaku dimotivasi oleh ajaran-ajaran agamanya, yakni bagaimana individu berelasi dengan dunianya terutama dengan manusia lain (Ancok, 1995:80).

3. Agama Islam

Agama dalam Al-Qur‟an disebut ad-din yang mengandung makna

bahwa agama sebagai pedoman aturan hidup yang memberikan petunjuk kepada manusia sehingga dapat menjalankan kehidupan ini dengan baik, teratur aman dan tidak terjadi kekacauan yang berujung anarkis (Rois, 2011:2).

Sedangkan kata „Islam‟ secara etimologis berasal dari akar kata kerja „salima‟ yang berarti selamat, damai, dan sejahtera. Dari kata

(20)

8

kata „salam‟ dan „salamah‟ artinya keselamatan, kedamaian,

kesejahteraan, dan penghormatan, „taslim‟ artinya penyerahan, penerimaan, dan pengakuan, „silm‟ artinya yang berdamai, damai, „salam‟ artinya kedamaian, ketenteraman, dan hormat, „sullam‟ artinya tangga,

„istislam‟ artinya ketundukan, penyerahan diri, serta „muslim‟ dan

„muslimah‟ artinya orang yang beragama Islam laki-laki atau perempuan (Munawwir, 1997: 654-656).

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa Agama Islam adalah pedoman aturan hidup yang memberikan petunjuk kepada manusia sehingga dapat menjalankan kehidupan ini dengan baik, selamat, damai dan sejahtera di dunia maupun di akhirat.

4. Siswa SMK Islam Sudirman Tingkir Salatiga

Siswa SMK Islam Sudirman adalah siswa yang berasal dari keluarga dengan berbagai kondisi, seperti keluarga religius (ayah dan ibunya seorang pemuka agama, misal), keluarga ekonomi (mulai dari menengah keatas sampai menengah kebawah), Siswa yang berada di SMK Islam Sudirman memiliki tingkat pengetahuan dan pengmalan agama Islam yang berbeda-beda, seperti siswa dengan berbagai prestasi dan siswa yang memiliki kenakalan.

F. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

(21)

9

suatu fenomena dalam suatu keadaan alamiah (Moelong, 2008: 26). Peneliti terjun ke lapangan penelitian yaitu SMK Islam Sudirman Tingkir Salatiga untuk mengamati fenomena yang berhubungan dengan pemahaman dan pengamalan Agama Islam siswa di SMK tersebut.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Menurut Moelong (2008: 6) penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

Dalam penelitian ini akan dikaji lebih mendalam tentang, pemahaman agama Islam siswa SMK Islam Sudirman Tingkir Salatiga, pengamalan agama Islam siswa SMK Islam Sudirman Tingkir Salatiga, serta apa saja faktor pendorong dan penghambat pengamalan agama Islam siswa SMK Islam Sudirman Tingkir Salatiga. Pada pelaksanaannya dilakukan pencarian gambaran dan data deskriptif di lingkungan SMK Islam Sudirman Tingkir Salatiga yang dijadikan subjek penilitian.

2. Kehadiran Peneliti

(22)

10

mendapatkan data akurat dan informan yang diperlukan peneliti untuk melengkapi penelitian.

3. Lokasi

Lokasi penelitian berada di SMK Islam Sudirman Tingkir Salatiga, Jln. Pos Tingkir-Suruh Km 1.5 Tingkir Salatiga.

4. Sumber Data

Ada dua sumber yang digunakan peneliti yaitu:

a. Data Primer

Sumber data primer adalah data dalam bentuk verbal atau kata-kata yang diucapkan secara lisan, gerak-gerik, atau perilaku yang dilakuan oleh subjek yang dapat dipercaya (Arikunto, 2010: 22). Sumber data langsung yang peneliti dapatkan berasal dari siswa, guru PAI, guru BP,dan waka kesiswaan.

b. Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumen-dokumen grafis (label, catatan, notulen rapat, sms, dan lain-lain), foto-foto, film, rekaman video , dan benda-benda yang dapat memperkaya data primer (Arikunto, 2010: 22).

(23)

11

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah:

a. Observasi

Supranto (2003: 85) mengemukakan bahwa observasi atau disebut juga pengamatan meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan segala indera dan dilakukan tanpa mengajukan pertanyaan. Berdasarkan definisi diatas maka yang dimaksud metode observasi adalah suatu cara pengumpulan data melalui pengamatan panca indra yang kemudian diadakan pencatatan-pencatatan. Penulis menggunakan metode ini untuk mengamati secara langsung dilapangan, terutama data tentang: 1) Letak geografis serta keadaan fisik SMK Islam Sudirman Tingkir

Salatiga.

2) Fasilitas/ sarana prasarana pendidikan yang ada di SMK Islam Sudirman Tingkir Salatiga.

b. Wawancara

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata wawancara dimaknai sebagai tanya jawab peneliti dengan nara sumber. Menurut Supranto (2003:85) wawancara adalah tanya jawab antara petugas dengan responden yang berupa percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara

(24)

12

Kegiatan penelitian ini akan dilaksanakan dengan wawancara terbuka dan terstruktur karena informan atau narasumber mengetahui bahwa mereka sedang diwawancarai dan tahu pula tujuan dari wawancara.Wawancara akan dilakukan kepada narasumber yaitu diantaranya adalah siswa, guru PAI, guru BP, dan waka kesiswaan. Peneliti menggunakan teknik ini untuk mencari data terkait, pemahaman agama Islam siswa SMK Islam Sudirman Tingkir Salatiga, pengamalan agama Islam siswa SMK Islam Sudirman Tingkir Salatiga, serta apa saja faktor pendorong pengamalan agama Islam siswa SMK Islam Sudirman Tingkir Salatiga. Dan apa saja faktor penghambat pengamalan agama Islam siswa SMK Islam Sudirman Tingkir Salatiga.

c. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu mencari data mengenai ha-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya (Arikunto, 2010: 274). Peneliti mencari data mengenai hal-hal yang berkaitan dengan objek penelitiaan berupa foto terkait proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam, buku bahan ajar Pendidikan Agama Islam, dan pada saat proses wawancara terhadap narasumber.

G. Analisis Data

(25)

13

uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Dalam penelitian kualitatif data dianalisis secara berkelanjutan, terus menerus selama proses penelitian berjalan. Analisis data dilakukan untuk berbagai keperluan. Pada awal penelitian data dianalisis untuk menentukan fokus penelitian. Selama proses penelitian berlangsung data dianalisis untuk menentukan data apalagi yang mesti digali, juga untuk memastikan keabsahan data. Data dianaliss untuk memastikan apakah data telah jenuh atau tidak. Di akhir penelitian semua data yang telah terkumpul dianalisis untuk membuat kesimpulan (Putra, 2013: 29).

H. Keabsahan Data

Moleong (2009:324) menjelaskan bahwa pemeriksaan keabsahan data didasarkan atas kriteria tertentu. Kriteria itu terdiri atas derajat kepercayaan

(credibility), keteralihan (transferability), kebergantungan (dependability), dan kepastian (confirmability). Masing-masing kriteria tersebut menggunakan teknik pemeriksaan sendiri-sendiri. Kriteria derajat kepercayaan pemeriksaan

datanya dilakukan dengan: Teknik perpanjangan keikutsertaan,

ketekunan/keajegan pengamatan, triangulasi, pemeriksaan sejawat melalui diskusi, kecukupan referensial, kajian kasus negatif, pengecekan anggota (Moleong, 2009: 328-338).

Dalam penelitian ini, dari berbagai teknik yang ada, peneliti cenderung

menggunakan teknik keajegan/ketekuan pengamatan, karena lebih sesuai

(26)

14

atau penjelasan pembanding atau penyaing, membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara, mengadakan wawancara dari beberapa orang yang berbeda, menyediakan data deskriptif secukupnya, diskusi dengan teman-teman sejawat.

I. Tahap-tahap Penelitian

Dalam penelitian ini, Moleong (2009: 127-148) menyebutkan ada beberapa tahapan penelitian, yaitu:

1. Tahap pra lapangan

a. Memilih lapangan, yaitu SMK Islam Sudirman Tingkir Salatiga

b. Mengurus perijinan, secara informal (ke pihak sekolah).

c. Melakukan penjajakan lapangan, dalam rangka penyesuaian dengan

SMK Islam Sudirman Tingkir Salatiga selaku objek penelitian.

2. Tahap pekerjaan lapangan

a. Mengadakan observasi langsung ke SMK Islam Sudirman Tingkir

Salatiga terhadap penmahaman agama Islam siswa SMK Islam Sudirman Tingkir Salatiga, pengamalan agama Islam siswa SMK Islam Sudirman Tingkir Salatiga, serta apa saja faktor pendorong dan penghambat pengamalan agama Islam siswa SMK Islam Sudirman Tingkir Salatiga, dengan melibatkan beberapa informan untuk memperoleh data.

b. Memasuki lapangan, dengan mengamati berbagai fenomena proses

(27)

15

c. Berperan serta sambil mengumpulkan data.

3. Penyusunan laporan penelitian, berdasarkan hasil data yang diperoleh.

J. Sistematika Penulisan

Dalam tulisan ilmiah unsur yang paling penting adalah bagaimana tulisan ini disusun dengan sistematis dan mempunyai hubungan antara masalah yang di atas dengan di bawahnya. Sistematika isi penelitian yang telah dideskripsikan dalam skripsi ini sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN, pada bab ini membahas tentang: Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Penegasan Istilah, Teknik Pengumpulan Data, Metode Penelitian, Analisis Data, Keabsahan Data, Tahap-tahap Penelitian dan Sistematika Penulisan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, dalam bab ini mengkaji beberapa sub pokok bahasan, yang meliputi: A. Pemahaman: Pengertian Pemahaman, dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemahaman. B. Pengamalan : Pengertian Pengamalan dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengamalan. C. Agama Islam: Pengertian Agama Islam, Ruang Lingkup Agama Islam dan Aspek-aspek Ajaran Islam.

(28)

16

B. Penyajian Data: 1. Pemahaman agama Islam siswa SMK Islam Sudirman Tingkir Salatiga, 2. Pengamalan agama Islam siswa SMK Islam Sudirman Tingkir Salatiga, 3. Faktor pendorong pengamalan agama Islam siswa SMK Islam Sudirman Tingkir Salatiga, 4. Faktor penghambat pengamalan agama Islam siswa SMK Islam Sudirman Tingkir Salatiga.

BAB IV. ANALISIS, meliputi: A. Pemahaman agama Islam siswa SMK Islam Sudirman Tingkir Salatiga. B. Pengamalan agama Islam siswa SMK Islam Sudirman Tingkir Salatiga. C. Faktor pendorong pengamalan agama Islam siswa SMK Islam Sudirman Tingkir Salatiga. D. Faktor penghambat pengamalan agama Islam siswa SMK Islam Sudirman Tingkir Salatiga.

(29)

17

BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Pemahaman

1. Pengeretian Pemahaman

Pemahaman menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia adalah sesuatu hal yang kita pahami dan kita megerti dengan benar. Menurut Sudirman adalah suatu kemampuan seseorang dalam mengartikan, menafsirkan, menerjemahkan, atau menyatakan sesuatu dengan caranya sendiri tentang pengetahuan yang pernah diterimanya. Menurut Arikunto

(1995: 51) pemahaman (Comprehention) siswa diminta untuk

membuktikan bahwa ia memahami hubungan yang sederhana diantara fakta-fakta.

Mulyasa menyimpulkan bahwa pemahaman peserta didik dalam proses pembelajaran dapat dikembangkan dengan memberi kepercayaan, komunikasi yang bebas dan pengarahan diri. Dalam hal in, siswa akan lebih mudah untuk memahami pelajaran jika:

a. Dikembangkannya rasa percaya diri dalam diri siswa, sehingga siswa akan lebih mudan memahami pelajaran yang diberikan.

b. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk berkomunikasi

secara bebas dan terarah.

(30)

18

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar (Notoatmodjo, 2005: 51).

2. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Pemahaman

Faktor-faktor yang mempengaruhi pemahaman belajar banyak jenisnya, akan tetapi dapat digolongkan menjadi dua saja, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada di dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu.

a. Faktor intern

Ada tiga faktor, yaitu:

1) Faktor jasmaniah

a) Sehat berarti dalam keadaan baik dan bebas dari penyakit. Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya. Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatannya terganggu, selain itu menjadi kurang bersemangat dan adanya gangguan-gangguan lainnya (Slameto, 1991: 56).

2) Faktor psikologis a) Intelegensi b) Perhatian

c) Minat

d) Bakat

(31)

19

f) Kematangan

g) Kesiapan ( Slameto, 1991: 57-61).

3) Faktor kelelahan

Kelelahan pada diri seseorang itu dapat dibedakan menjadi dua, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan jasmani terlihat dari lemah lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan untuk membandingkan tubuh. Sedangkan kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan doronga untuk melakukan sesuatu itu akan menjadi hilang. ( Slameto, 1991: 61).

b. Faktor Ekstern

Dikelompokkan menjadi tiga faktor, yaitu:

1) Faktor keluaga

a) Cara orang tua mendidik

b) Relasi antara aggota keluarga

c) Suasana rumah tangga

d) Keadaan ekonomi keluarga

e) Pengertian orang tua

f) Latar belakang kebudayaan ( Slameto, 1991: 62-66).

2) Faktor sekolah

a) Metode mengajar

b) Kurikulum

(32)

20 d) Disiplin sekolah

e) Waktu sekolah

f) Standar pelajaran

g) Keadaan gedung

h) Metode belajar

i) Pekerjaan rumah (Slameto, 1991: 66-71)

3) Faktor Masyarakat

b) Kegiatan siswa dalam masyarakat

c) Media massa

d) Teman bergaul

e) Bentuk kehidupan masyarakat (Slameto, 1991: 72-74).

B. Pengamalan

1. Pengertian Pengamalan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengamalan adalah proses, cara perbuatan mengamalkan, melaksanakan, pelaksanaan dan penerapan. Sedangkan pengamalan dalam dimensi keberagamaan adalah sejauh mana implikasi ajaran agama mempengaruhi seseorang dalam kehidupan sosial (Ghufron, 2012:170).

(33)

21

kembangkan orang lain, menegakkan keadilan dan kebenaran, berlaku jujur, memaafkan, menjaga lingkungan hidup, menjaga amanat, tidak mencuri, tidak korupsi, tidak menipu, tidak berjudi, mematuhi norma-norma Islam dalam perilaku seksual, berjuang untuk hidup sukses menurut ukuran Islam, dan sebagainya.(Ancok, 1995:80-81).

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengamalan a. Keluarga

Pendidikan keluarga merupakan pendidikan dasar bagi pembentukan jiwa keagamaan. Dalam awal kehidupan, anak-anak mempunyai sifat dasar yang sangat lentur sehingga sangat mudah untuk di bentuk seperti tanah liat yang akan digunakan pengrajin untuk membuat tembikar. Maka hendaknya pendidikan agama Islam sudah ditanamkan sejak kecil bahkan sejak dalam kandungan.

b. Pergaulan

(34)

22

c. Lingkungan Masyarakat

Lingkungan Masyarakat yang memiliki tradisi keagamaan juga kuat akan berpengaruh positif bagi perkembangan jiwa keberagamaan, sebab kehidupan keagamaan terkondisi dalam tatanan nilai maupun institusi keagamaan. Keadaan seperti ini akan berpengaruh dalam pembentukan jiwa keagamaan (Julian, 2008: 27-30).

C. Agama Islam

1. Pengertian Agama Islam

Agama Islam dalam istilah Arab disebut Dinul Islam. Kata Dinul Islam tersusun dari dua kata yakni Din dan Islam. Agama dalam

Al-Qur‟an disebut ad-din yang mengandung makna bahwa agama sebagai pedoman aturan hidup yang memberikan petunjuk kepada manusia sehingga dapat menjalankan kehidupan ini dengan baik, teratur aman dan tidak terjadi kekacauan yang berujung anarkis (Rois, 2011:2).

Al-Qur‟an mengistilahkan agama secara umum, dengan din, baik untuk Islam maupun untuk selainnya, termasuk untuk kepercayaan terhadap berhala, Firman Allah:

َِيِد َِلَِو ًُؾُِيِد ًُؾ

َى

٦

Bagimu agamamu dan bagiku agamaku” (QS. Al-Kafirun: 6). Al- Syahrutsani mendefinisikan din sebagai:

Suatu peraturan Tuhan yang mendorong jiwa seseorang yang

(35)

23

sendiri, untuk mencapai kebaikan hidup dunia dan kebahagiaan kelak di

akhirat (Syukur, 2006:18).

Islam adalah kata turunan yang berarti ketundukan, ketaatan, kepatuhan (kepada kehendak Allah) berasal dari kata salama artinya patuh atau menerima, berasal dari huruf sin lam mim (s-l-m). Dari akar kata itu terbentuk kata-kata salm, silm yang berarti kedamaian, kepatuhan, penyerahan (diri). Dari uraian tersebut dapatlah disimpulkan bahwa arti yang terkandung dalam Islam adalah: kedamaian, kesejahteraan, keselamatan, penyerahan diri, ketaatan dan kepatuhan. Demikianlah analisis makna perkataan Islam. Intinya adalah berserah diri, tunduk, patuh dan taat dengan sepenuh hati kepada kehendak Ilahi (Ali, 2005:49-50).

Menurut Ali (1996: 50) arti kata “Islam” adalah “masuk dalam perdamaian”, dan seorang “Muslim” adalah orang yang “membikin

perdamaian dengan Tuhan dan dengan manusia”. Damai dengan Tuhan berarti tunduk dan patuh secara menyeluruh kepada kehendak-Nya, dan damai dengan manusia tidak hanya berarti meninggalkan pekerjaan jelek dan menyakiti orang lain, tetapi juga berbuat baik kepada orang lain.

Kedua makna “perdamaian” itu merupakan esensi dalam agama Islam.

Apabila din dirangkaikan dengan al-Islam atau al-haqq, atau

Allah, maka artinya menjadi sangat berbeda dari arti dasarnya, sebab din

(36)

24

Pengertian “agama” inilah (“din al-Islam”) yang merupakan satu-satunya agama yang benar dan diterima di sisi Allah SWT. Firman Allah SWT:

Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah

Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali

sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang

ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah

maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya”. (QS. Ali Imran: 19). Juga difirmankan,

akhirat termasuk orang-orang yang merugi”. (QS. Ali Imran: 85).

(37)

25

2. Ruang Lingkup Agama Islam

Sebagai agama wahyu terakhir, agama Islam merupakan satu

sistem akidah dan syari‟ah serta akhlak yang mengatur hidup dan

kehidupan manusia dalam berbagai hubungan (Ali, 2005:51). Secara garis besar ruang lingkup agama Islam mencakup:

a. Hubungan manusia dengan Allah SWT

Firman Allah SWT:

supaya mereka menyembah Ku” (QS. Adz-Zariyat: 56).

(38)

26

Pemeliharaan hubungan dengan Allah SWT dapat dilakukan antara lain: beriman kepada Allah, beribadah kepada-Nya, mensyukuri nikmat-kepada-Nya, bersabar menerima cobaan-kepada-Nya, memohon ampun atas segala dosa dan bertaubat.

b. Hubungan manusia dengan manusia

Firman Allah SWT:

“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan)

kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat

dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah,

sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya”(QS. Al-Maidah: 2).

Hubungan manusia dengan manusia lain dalam masyarakat dapat dipelihara, antara lain dengan: tolong menolong, memaafkan kesalahan orang lain, menepati janji, lapang dada dan menegakkan keadilan dan berlaku adil terhadap diri sendiri dan orang lain (Ali, 2005: 370).

c. Hubungan manusia dengan lingkungan hidup

Kewajiban terhadap lingkungan hidup dapat disimpulkan dari

(39)

27

yang telah terjadi di daratan dan di lautan, karena ulah tangan-tangan manusia, yang tidak mensyukui karunia Ilahi.

Untuk mencegah derita yang dirasakan oleh manusia seperti kini terjadi di Afrika, manusia wajib menjaga kelestarian lingkungan hidupnya.

Memelihara kelestarian lingkungan hidup, berarti pula memelihara kelangsungan hidup manusia sendiri dan keturunannya di kemudian hari. (Ali, 2005: 380.)Segala apa yang di ciptakan oleh Allah di alam ini adalah bermanfaat, dan sebagai manusia adalah suatu kewajiban untuk memelihara dan memakmurkan alam/ lingkungan hidup. Firman Allah:

(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau

duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang

penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami,

tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau,

(40)

28

Shaleh berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada

bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi

(tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu mohonlah

ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya

Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa

hamba-Nya)" (QS. Hud: 61).

3. Aspek-aspek Ajaran Islam

Secara umum dasar-dasar ajaran Islam meliputi akidah, „ibadah

(41)

29

selanjutnya bertanya lagi: apakah Islam itu? Nabi menjawab: Islam itu ialah engkau menhembah Allah dan tidak meyekutukan-Nya dengan sesuatu, mendirilan shalat, mengeluarkan zakat yang wajib, berpuasa dibulan Ramadhan dan menunaikan ibadah haji ke baitullah bagi yang berkuasa. Diapaun bertanya lagi kepada Nabi: apa yang disebut Ihsan? Ihsan ialah engkau menyembah Allah seakan-akan engkau melihat-Nya, jika engkau tak dapat melihat-Nya, maka engkau harus meyakini bahwa Allah itu melihat kamu. (Syukur, 2006: 36-37).

a. Akidah

Yang dimaksud akidah, secara etimologi adalah ikatan, sangkutan. Secara terminologi makna akidah adalah iman, keyakinan. Karena itu, akidah selalu dikaitkan dengan Iman yang merupakan asas seluruh ajaran Islam.

Rukun Iman ada enam yaitu:

1) Iman (percaya) kepada Allah

2) Iman kepada para malaikat

3) Iman kepada kitab suci

4) Iman kepada Nabi dan Rasul

5) Iman kepada hari akhir

6) Iman kepada qada dan qadar (Ali, 2005: 134).

(42)

30

membenarkan bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan-Nya.

Pengertian iman ini membawa tidak hanya kepada obyek-obyek rukun iman saja tetapi mencakup juga pengimanan atas kewajiban shalat, zakat, puasa, haji dan sebagainya, demikian juga mengimanai pengharaman sesuatu dan semua larangan-Nya.

Iman hanya bersifat teoritis dan ideal maka pembuktiannya hanya dapat diketahui dengan perbuatan atau pengamalan, sehingga tinggi rendahnya iman seseorang akan tercermin dalam amalnya,

sebagaimana dinyatakan dalam hadits: “Iman adalah keyakinan dalam

hati, ucapan dalam lisan, dan perbuatan dalam anggota badan”. (HR Tabhrani). (Syukur, 2006: 39-40).

b. Ibadah

Secara etimologi ibadah berasal dari bahasa arab, dari madhi

abada ya‟ budu ibadatan, yang artinya “mengesakan, melayani dan patuh”. Adapun secara terminologi, Syalthut dalam (Syukur, 2006:97)

mengartikan ibadah sebagai suatu perbuatan yang dikerjakan kaum muslimin untuk mendekatkan diri kepada Tuhan serta mengingat-ingat keagungan-Nya, yang akan menjadi tanda bukti keimanan kepada Allah dan pengawasan diri serta menghadapkan hati sepenuhnya kepada-Nya.

(43)

31

caranya ditentukan oleh agama. Ibadah dalam arti umum ialah segala amal perbuatan yang titik tolaknya adalah ikhlas, titik tujuannya adalah ridla Allah dan garis amalnya adalah amal shaleh. Dalam Fiqh Islam, pembahasan tentang ibadah khusus biasanya meliputi:

1) Bersuci

Bersuci dalam agama Islam berarti membersihkan diri, tempat, dan pakaian dari kotoran baik segi lahir maupun batin. Dalam ajaran agama Islam ada tiga hal yang harus dibersihkan dan disucikan yaitu: najis, hadats kecil dan hadats besar.

a) Najis, adalah segala sesuatu yang kotor yang menghalangi sahnya shalat. Secara keselurahan najis dibagi menjadi dua: najis ainiyah dan najis hukmiyah. Najis ainiyah ialah najis yang dapat diketahui dzat, sifat, rasa, warna dan baunya. Sedangkan najis hukmiyah ialah yang tidak dapat ditangkap dzat, sifat rasa, warna dan baunya. Kemudian najis ainiyah dibagi menjadi dua yaitu najis mutawasithah (najis sedang) dan najis mughaladhah (najis berat). Macam-macam najis mutawasithah antara lain darah, nanah, muntah, dan bangkai (kecuali mayat manusia, bangkai ikan dan belalang).

(44)

32

menyiramkan air tujuh kali dan salah satunya dicampur dengan debu.

b) Hadats kecil, adalah segala sesuatu yang membatalkan wudlu. Ada empat hal yaitu: keluarnya sesuatu dari lubang kemaluan kecuali mani. Hilangnya akal sebab mabuk, gila ayan dan tidur. Menyentuh atau memegang dua kemaluan dengan telapak tangan. Bersentuh kulit lain jenis yang bukan muhrimnya. Cara menghilangkan hadats kecil ini dengan wudlu. Syarat-syarat wudlu adalah: menggunakan air yang bersih dan suci, mengalirnya air itu diatas anggota wudlu, anggota-anggota itu tidak ada sesuatu yang dapat merubah keadaan air, tidak ada penghalang masuknya air kedalam anggota wudlu. Rukunnya wudlu adalah: niat ketika membasuh muka, membasuh muka, membasuh kedua tangan sampai dengan siku, mengusap sebagian rambut kepala, membasuh kaki sampai mata kaki, dan yang terakhir tertib.

(45)

33

2) Salat

Salat ialah “ucapan dan perbuatan yang diawali dengan takbirat al-ihram dan diakhiri salam dengan syarat-syarat yang telah ditentukan. Salat diwajibkan kepada semua orang Islam yang mukallaf (baligh dan berakal) dan suci, sehari semalam lima kali. Syarat-syarat shalat yaitu:

a) Suci dari hadats baik besar maupun kecil.

b) Suci dari najis baik badan, tempat, maupun pakaian.

c) Menutup aurat.

d) Telah masuk waktu shalat.

e) Dan menghadap kiblat.

3) Zakat

Zakat dalam segi istilah adalah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh orang yang beragama Islam dan diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya (fakir miskin dan sebagainya). Zakat dari segi bahasa berarti bersih, suci, subur, berkat dan berkembang. Menurut ketentuan yang telah ditetapkan oleh syariat Islam. Zakat merupakan salah satu rukun Islam, dan menjadi salah satu unsur pokok bagi tegaknya syariat Islam. Oleh sebab itu hukum zakat adalah wajib fardhu atas setiap muslim yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu.

(46)

34

Sunah. Zakat juga merupakan sebuah kegiatan sosial

kemasyarakatan dan kemanusiaan yang dapat berkembang sesuai dengan perkembangan umat manusia di mana pun.

Zakat terbagi atas dua jenis yakni: Zakat fitrah yang wajib dikeluarkan muslim menjelang Idul Fitri pada bulan suci Ramadan. Besar zakat ini setara dengan 3,5 liter (2,7 kilogram) makanan pokok yang ada di daerah bersangkutan. Zakat maal (harta) adalah zakat yang dikeluarkan seorang muslim yang mencakup hasil perniagaan, pertanian, pertambangan, hasil laut, hasil ternak, harta temuan, emas dan perak. Masing-masing jenis memiliki perhitungannya sendiri-sendiri.

4) Puasa

Puasa merupakan salah satu kewajiban yang dibebankan kepada umat Islam. Puasa ialah menahan diri dari makan, minum, dan bersetubuh sejak terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari. Kewajiban yang harus dilaksanakan bagi yang melakukan puasa ialah: niat berpuasa pada malam hari setiap malam yakni mencegah makan, minum, dan bersetubuh serta hal lain yang membatalkan.

(47)

35

dan Tarwiyah, Tasyua‟a dan Asyura, puasa lima hari pada bulan

Sya‟ban dan sebagainya.

5) Haji

Adalah rukun Islam yang kelima yan harus dilaksanakan oleh orang-orang yang telah memenuhi syaratnya, yaitu beragama Islam, dewasa, berakal, dan berkuasa (mampu). Mampu disini adalah adanya beban, niat, transportasi, dan kemanan, baik di dalam perjalanan maupun keamanan diri, keluarga dan harta bendanya.

c. Akhlak

Kata akhlak menunjuk sejumlah sifat tabiat fitri (asli) pada manusia dan sejumlah sifat yang diusahakan hingga seolah-olah fitrah akhlak ini memiliki dua bentuk, pertama bersifat batiniyah (kejiwaan), dan yang kedua bersifat zahiriyah yang terwujud dalam perilaku.

Secara terminologi akhlak ialah sejumlah mabda‟ (prinsip) dan nilai

yang mengatur perilaku seorang muslim, yang dibatasi oleh wahyu untuk mengatur kehidupan manusia dan menetapkan pedoman baginya demi merealisasikan tujuan keberadaannya di muka bumi, yaitu beribadah kepada Allah SWT, untuk meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat (Mahmud, 1996: 95-96).

(48)

36

beberapa contoh akhlak di dalam Islam antara lain: akhlak terhadap Allah, kepada manusia dan lingkugan hidup.

1) Akhlak terhadap Allah (Khalik) antara lain:

Mencintai Allah melebihi cinta kepada apa dan siapa pun juga dengan mempergunakan firman-Nya dalam al-Qur‟an sebagai pedoman hidup dan kehidupan, melaksanakan segala perintah dan larangan- Nya, mengharapkan dan berusaha memperoleh keridhaan Allah, menerima dengan ikhlas semua kada dan kadar Ilahi setelah berikhtiar maksimal, hinggan batas tertinggi, memohon ampun hanya kepada Allah, bertaubat hanya kepada Allah, dan tawakal (berserah diri) kepada Allah.

2) Akhlak terhadap manusia,

Akhlak terhadap manusia, dapat dirinci menjadi:

a) Akhlak terhadap Rasulullah (Nabi Muhammad), antara

lain: mencintai Rasulullah secara tulus dengan mengikuti semua sunnahnya, menjadikan Rasulullah sebagai idola (suri teladan) dalam hidup, menjalankan apa yang disuruhnya dan tidak melakukan apa yang dilarangnya. b) Akhlak terhadap orang tua, antara lain: mencintai mereka

melebihi cinta kepada kerabat lainnya, merendahkan diri

kepada keduanya diiringi perasaan kasih sayang,

(49)

37

kepada orang tua dengan sebaik-baiknya, mendo‟akan

keselamatan dan keampunan bagi mereka kendatipun seorang atau keduaduanya telah meninggal dunia.

c) Akhlak terhadap diri sendiri antara lain: memelihara kesucian diri, menutup aurat (bagian tubuh yang tidak boleh kelihatan menurut hukum dan akhlak Islam), jujur dalam perkataan dan perbuatan, ikhlas, sabar, rendah hati, malu melakukan perbuatan jahat, menjauhi dengki, menjauhi dendam, berlaku adil terhadap diri sendiri dan orang lain, menjauhi segala perkataan dan perbuatan sia-sia.

d) Akhlak terhadap keluarga, karib kerabat, antara lain: saling membina rasa cinta dan kasih sayang dalam kehidupan keluarga, saling menunaikan kewajiban untuk memperoleh hak, berbakti kepada kedua ibu bapak, mendidik anak-anak dengan kasih sayang, memelihara hubungan silaturahim dan melanjutkan silaturrahim yang dibina orang tua yang telah meninggal dunia.

(50)

38

f) Akhlak terhadap masyarakat, antara lain: memuliakan

tamu, menghormati nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat, saling menolong dalam melakukan kebajikan dan taqwa.

3) Akhlak terhadap bukan manusia (lingkungan hidup)

(51)

39

BAB III

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Latar Belakang Objek

Data yang diperoleh dengan metode observasi pada tanggal 08 Juni 2017 maka diperoleh data sebagai berikut:

1.Sejarah Singkat SMK Islam SudirmanTingkir Salatiga

SMK Islam Sudirman Tingkir Salatiga adalah sekolah SMK swasta yang terletak di Provinsi Jawa Tengah, tepatnya di kota Salatiga. Sekolah ini menggunakan agama Islam sebagai pegangan utama pendidikan agamanya. Awal berdirinya SMK Islam Sudirman Tingkir Salatiga karena mengingat saat itu sekitar tahun 1989 yang dimana banyak murid lulusan SMP yang terpaksa tidak dapat melanjutkan ke sekolah Tingkat menengah dikarenakan besarnya biaya yang tidak mungkin terjangkau oleh para orang tua atau wali murid.

(52)

40

SMK Islam Sudirman Tingkir memiliki gedung yang cukup memadai. Diantaranya yaitu: ruang kelas, perpustakaan, Lab. komputer, ruang bimbingan dan konseling, mushola, ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang tata usaha, kamar mandi kepala sekolah, kamar mandi pegawai, kamar mandi siswa, ruang unit kesehatan sekolah (UKS), lapangan upacara, lapangan olahraga, rumah penjaga, dan tempat parkir. Kini SMK Islam Sudirman Tingkir Salatiga memiliki 90 siswa dengan visi menjadikan SMK Islam Sudirman Tingkir Salatiga sebagai lembaga pendidikan menengah kejuruan yang mencetak generasi muda potensial,

ramah, inovatif, mandiri dan berakhlakul karimah (PRIMA).

2.Identitas dan Keadaan Fisik Sekolah Lokasi

Jalan : Jl. Pos Tingkir Suruh km. 1,5

Kecamatan : Tingkir

Kota : Salatiga

Kode Pos : 50745

Telepon : 0298 316447

Email : issuda_sala3@yahoo.co.id

Kepala Sekolah : Dra. Sri Widyastuti

Lembaga

Nama Lembaga : SMK Islam Sudirman Tingkir

Status Sekolah : Swasta

Tipe Sekolah : Yayasan

Akreditasi : Terakreditasi “ B ”

Nomor Induk Sekolah :

Nomor Statistik Sekolah: 342036202005

(53)

41

NPWP Sekolah : 02.253.981.1.505.000

Lembaga Kena Pajak : Yayasan Pendidikan Islam Sudirman

Status Tanah : Wakaf

a) Surat Bukti HGB : Surat Keputusan Yayasan

b) Luas Tanah : 2450 M persegi

Bangunan

Status Bangunan : Milik Yayasan

Luas Bangunan :

3.Visi, Misi dan Tujuan SMK Islam Sudirman Tingkir Salatiga a. Visi Misi dan Tujuan Sekolah

Visi Sekolah

Visi SMK Islam Sudirman Tingkir Salatiga yaitu menjadikan SMK Islam Sudirman Tingkir Salatiga sebagai lembaga pendidikan menengah kejuruan yang mencetak generasi muda potensial, ramah, inovatif, mandiri, dan berakhlakul karimah (PRIMA).

Misi Sekolah

Adapun misi SMK Islam Sudirman Tingkir Salatiga yaitu:

1)Melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM) secara maksimal sesuai dengan bidang keahlian.

2)Mencetak g enerasi muda yang santun dan akhlakul karimah.

3)Menjadikan peserta didik yang kreatif dan mampu memunculkan pembaharuan sesuai dengan bidang keahlian.

4)Mencetak wirausaha yang siap bersaing di dunia usaha/dunia industry (DU/DI).

b. Tujuan Sekolah

Adapun tujuan dari SMK Islam Sudirman Tingkir Salatiga sebagai berikut:

(54)

42

2)Menciptakan peluang usaha baru sesuai dengan kompetensi

keahliannya.

3)Membekali peserta didik agar mampu memilih karir, ulet dan gigih dalam berkompetisi, beradaptasi di lingkungan kerja, serta mengembangkan sikap santun dan profesional sesuai dengan kompetensi keahliannya.

4)Membentuk pribadi peserta didik yang mampu menjunjung tinggi nilai-nilai moralitas dan keagamaan dalam lingkup pekerjaan dan masyarakat.

4.Daftar Guru, Karyawan dan Siswa

a.Kepala Sekolah

SMK Islam Sudirman Tingkir dipimpin oleh seorang pemimpin yang cakap, bijak dan penuh wibawa. Adapun profil beliau adalah sebagai berikut:

Nama : Dra. SRI WIDYASTUTI

NIP/NIY : 19660406 200701 2 008

Jenis kelamin: Perempuan

Agama : Islam

Pendidikan : S1 PKn

Alamat : Jl. KH. Daldiri RT.01/04, Tingkir Lor Salatiga

E-mail : widyastuti_1966@yahoo.co.id

b.Staff Guru dan Karyawan

(55)

43

NO. NAMA PEGAWAI NIP / NIY PENDIDIKAN

1. Dra. Sri Widyastuti 19660406

200701 2 008

S1 PKn

2. Drs. Akhsin 2401078901 S1 Pend.

Kurikulum

3. Nur Hidayati 2401078902 D3 Koperasi

4. Suwanto, S.Pd 2421079703 S1 Akuntansi

5.

Sutoro, S.Pd 2315070204

S1 PDU-Tata Niaga 6.

Maryati, S.Pd 2402070204

S1 Adm. Perkantoran

7. Kurnia Tri H., S.Pd 2419070305 S1 Adm.

Perkantoran

8. Siti Muhtariyah, S.Ag 2417070406 S1 Tarbiyah

9. Lina Mardliyah,

S.Pdi 2401071007

S1 Bahasa Inggris 10.

Nofi Alfiyah, M.Pd 2401071108

S2 Bahasa Indonesia

11. Tudji Hartono 2414071409 SGO Olahraga

12. Fahmi Nurul U., S.Pd 2314071421 S1 Bahasa Jawa

13. M. Andi Arifianto 2319070711 SMK Akuntansi

14. Aminatus Sakdiyah 2302011218 D3 Akbid

15. Titin Suryani, S.Pd 2321070309

S1 Bahasa Indonesia

c.Keadaan Siswa

(56)

44

Adapun data jumlah siswa-siswi SMK Islam Sudirman Tingkir adalah sebagai berikut:

Kelas Jumlah Siswa

Laki-laki

5.Sarana dan Prasarana / Fasilitas Sekolah

Sarana dan prasarana sangat diperlukan dalam menunjang kegiatan proses belajar mengajar di sekolah, sarana dan prasarana yang terdapat di SMK Islam Sudirman Tingkir, yaitu:

a. Ruang guru dan ruang tata usaha (TU)

b. Ruang kelas dan perlengkapan belajar di dalamnya

c. Ruang bimbingan konseling (BK)

d. Lapangan olah raga

e. Perpustakaan dan laboratorium komputer

f. Ruang OSIS dan pramuka

g. Unit kesehatan siswa (UKS)

h. Mushola

i. Gudang peralatan olahraga

j. Kantin dan koperasi sekolah

(57)

45

6.Struktur Organisasi SMK Islam Sudirman Tingkir Salatiga

--- ---

Sumber: Dokumentasi di SMK Islam Sudirman Tingkir Salatiga

(58)

46

B. Penyajian Data

1. Pemahaman Agama Islam Siswa Smk Islam Sudirman Tingkir Salatiga Tahun Pelajaran 2016/2017

Islam sebagai agama wahyu yang memberi bimbingan kepada manusia mengenai semua aspek kehidupan, dapat diibaratkan seperti jalan raya yang lurus dan mendaki, memberi peluang kepada manusia yang melaluinya sampai ketempat yang dituju, tempat tertinggi dan mulia. Jalan raya itu lempang dan lebar, kiri kanannya berpagar al-Qur‟an dan al-Hadis. Pada jalan itu terdapat juga rambu-rambu, tanda-tanda serta jalur-jalur sebanyak aspek kehidupan manusia.

Siapa saja yang memasuki gerbang jalan raya itu baik karena

keturunan maupun karena mengucap kalimat syahadat, wajib

memperhatikan rambu-rambu, tanda-tanda dan berjalan melalui jalur-jalur yang telah ada. Berpikir, bersikap dan berbuat sesuai dengan ajaran Islam, tidak menabrak pagar (al-Qur‟an dan al-Hadis) itu apalagi keluar dari keduanya. Selama pemikiran, sikap dan perbuatan seorang muslim masih berada di dalam batas kedua pagar itu, selama itu pula pemikiran, sikap dan perbuatan mereka dapat disebut sebagai Islami.

Pengetahuan dan pemahaman tentang agama Islam sangat urgen dalam kehidupan di dunia maupun diakhirat, khususnya bagi siswa yang mana masih membutuhkan bimbingan dan arahan agar hidup sesuai

(59)

47

Dari hasil wawancara dengan siswa peneliti mendapatkan data mengenai pemahaman tentang agama Islam siswa SMK Islam Sudirman sebagai berikut:

Pertama peneliti mewawancarai ketua OSIS SMK Islam Sudirman Tingkir Salatiga, responden FS wawancara pada tanggal 21 juli 2017, pukul 16.00 WIB, di panti asuhan Islam Sudirman sebagai berikut:

“Saya mendapatkan informasi tentang agama Islam dari

sekolah, media sosial, dan juga buku-buku. Informasi yang saya dapatkan juga sudah lumayan banyak diantaranya

tentang sejarah Islam dan hukum-hukum Islam.

Pemahaman saya tentang agama Islam juga sudah lumayan banyak lah mbak, seperti saya memahami tentang hukum dalam Islam, tata cara beribadah dan juga bagaimana

berakhlak yang baik”.(FS/21/07/2017: 16.00)

Selanjutnya peneliti mewawancarai siswa dengan kode YA, pada sabtu 22 juli 2017, pukul 11.30 WIB, di kelas sebagai berikut:

“Saya mendapatkan informasi tentang agama Islam dari lingkungan sekitar, sekolah dan orang tua. Informasi yang saya terima seperti halnya tentang ajaran yang menuntun kita untuk menyembah Allah, ajaran agama tentang tata cara berkehidupan yang baik, juga tentang melaksanakan perintah agama dan meninggalkan larangan agama. Pemahaman saya tentang agama Islam masih sangat kurang

dan belum memadai untuk berkehidupan sesuai syari‟at Islam yang baik”. (YA/22/7/2017: 11.30)

Karena pemahaman tentang agama Islam setiap siswa berbeda-beda, peneliti mewawancarai siswa selanjutnya, kode responden IW, wawancara pada 24 juli 2017, pukul 10,15 WIB, di ruang kelas sebagai berikut:

“Alhamdulillah saya cukup banyak mendapatkan informasi

(60)

48

Saya juga bisa menerima dan memahami ajaran agama Islam dengan baik, mungkin memang karena keluarga dan lingkungan seskitar saya yang agamis. Pemahaman saya tentang agama Islam mengenai aqidah, ibadah kepada Allah, berakhlak yang baik, juga sejarah Islam dll. Alhamdulillah sudah lumayan banyak juga pemahaman saya tentang fiqih wanita seperti masalah haid, nifas dll. (IW/24/7/2017: 10.15).

Dan wawancara selanjutnya dengan responden LN, wawancara pada senin 30 juli 2017, pukul 11.05 WIB, di panti asuhan Islam Sudirman dengan hasil wawancara:

”Saya mendapatkan informasi tentang agama Islam dari

orang tua, guru agama di sekolah maupun di panti asuhan dan dari guru-guru di sekolah. Informasi yang saya dapatkan juga sudah lumayan banyak seperti tentang tata cara salat, beriman kepada Allah, menghormati orang yang lebih tua dan lain sebagainya. Kalau untuk pemahaman saya terhadap informasi yang telah saya terima insyaallah saya bisa paham, karena saya lebih beriman kepada Allah, lebih bisa mematuhi segala perintahNya dan menjauhi laranganNya, juga semakin saya bertambah umur maka

semakin dewasa juga pemikiran saya”. (LN/30/07/2017:

11.05).

Kemudian peneliti mewawancarai (RS) dirumahnya pada waktu itu di hari sabtu 22 juli 2017, pukul 12.45 WIB, sebagai berikut:

“Pengetahuan agama Islam saya dapat dari guru, orang tua

dan pak kiyai mbak. Informasi yang saya dapat diantaranya tentang sejarah Islam dan sejarah al-Qur‟an, juga tentang kewajiban salat dan berpuasa itu saya pasti sudah tau. Tetapi pemahaman saya tentang agama Islam itu masih sangat kurang, hanya sekedar tau aja karena kalau pas

belajar ya kadang ngak memperhatikan”. (RS/22/07/2017:

(61)

49

2. Pengamalan Agama Islam Siswa Smk Islam Sudirman Tingkir Salatiga Tahun Pelajaran 2016/2017

Untuk mengetahui keadaan pengamalan agama Islam siswa SMK ISLAM SUDIRMAN Tingkir Salatiga tahun pelajaran 2016/2017, maka peneliti melakukan wawancara kepada beberapa narasumber yang terkait, peneliti membagi menjadi beberapa aspek pengamalan agama Islam yaitu mencakup pada pengamalan Ibadah dan Akhlak.

Dimaksud ibadah disini yaitu terkait amaln-amalan agama dalam kehidupan sehari-hari. Pengamalan yang dilakukan siswa SMK Islam Sudirman Tingkir Salatiga tahun 2016/2017 diantaranya:

a. Pengamalan Salat

Pertama peneliti mewawancarai ketua OSIS SMK ISLAM SUDIRMAN Tingkir Salatiga angkatan 2016/2017 di panti asuhan Islam Sudirman dengan responden FS pada jumat 21 juli 2017, pukul 16.00 wib, dengan hasil wawancara:

“Di sekolah kami selalu dibiasakan shalat dhuha sebelum memulai pelajaran dan itu rutin dilaksanakan setiap hari, untuk salat sunnah lain kadang saya bisa bangun tengah malam untuk salat tahajud, tetapi juga belum istiqomah, untuk salat 5 waktu alhamdulillah saya tidak pernah bolong

karena itu sudah merupakan kewajiban bagi saya”.

(FS/21/72017: 16.00)

(62)

50

Hal serupa juga di ungkapkan oleh siswa lain yang juga tinggal dipanti asuhan, responden SM mengungkapkan di waktu yang sama sebagai berikut:

“Saya selalu mengerjakan salat lima waktu insyaallah

sudah tidak pernah bolong lagi dan alhamdulillah di sekolah dibiasakan salat dhuha sebelum mulai pelajaran jadi saya sekarang jadi terbiasa shalat dhuha di sekolah

maupun di panti”. (SM/21/72017: 16.00)

Kemudian responden lain (MJ) juga menjelaskan beberapa poin dalam wawancara pada senin 24 jui 2017, pukul 10.05 WIB, yang isinya sebagai berikut:

“Saya insyaallah salat lima waktu selalu penuh mbak, karena itu sudah seperti kebutuhan saya, jadi nggak pernah saya tinggalkan, selalu mengikuti salat sunnah dhuha juga

kalau di sekolah”.(MJ/24/07/2017: 10.05)

Kemudian lebih lanjutnya peneliti mewawancarai seorang siswa yang berbeda tempat tinggal dengan siswa sebelumnya, dan juga berbeda pengamalan ibadah salatnya, responden dengan kode AN, wawancara pada rabu 26 Juli 2017, pukul 10.15 WIB, dengan hasil wawancara:

“Saya kalau salat lima waktu jujur masih bolong-bolong mbak, ya soalnya saya sekolah nyambi kerja jadi karena sibuk dengan kerjaan bisa sampai lupa untuk mengerjakan shalat, terus dalam hati saya agak menyesal tapi tidak saya qadla shalatnya. Tapi alhamdulillahnya di sekolah saya biasa mengikuti shalat sunnah dhuha jadi merasa ada baiknya sedikit. (AN/26/06/2017: 10.15)

(63)

51

“Duh kulo ki nek salat lima waktu paling maghrib karo

dzuhur tok mbak, salat ki kadang-kadang nek lagi kepengen mawon opo pas lagi ileng, soale kulo teng omah ki mboten wonten seng ngoprak-oprak dadi teko seenake dewe. Lan nek salat dhuha teng sekolah mawon kulo salat nggeh kadang-kadang nek lagi ono keinginan mawon. (Duh saya itu kalau salat lima waktu paling maghrib sama dzuhur aja salatnya, saya shalat itu kadang-kadang kalau lagi ada keinginan atau kalau lagi ingat aja, habisnya kalau dirumah tidak pernah ada yang nyuruh apalagi ngoprak-oprak jadi

Menurut hasil wawancara terhadap beberapa siswa diantaranya responden dengan kode (MJ), wawancara pada senin 24 juli 2017, pukul 11.30 WIB, sebagai berikut:

“Alhamdulillah nek poso Ramadhan kulo batal mergo

halangan haid mawon mbak, terus nek poso sunnah kulo dereng kulino, palingan poso senin kamis sisan niat nyaur utang poso romadhon niku. (Alhamdulillah puasa Ramadhan kalau saya batal karena halangan haid aja mbak, sedangkan puasa sunnah saya belum terbiasa, paling puasa senin kamis sekalian niat buat ganti hutang puasa ramadhan

itu)”.(MJ/24/07/2017: 11.30)

Responden MJ adalah siswa yang tinggal dirumah dan selalu mendapat pengawasan dari orang tuanya.

Selanjutnya wawancara dengan responden IW yang juga sama tinggal dirumah dan selalu mendapat pengawasan dari orang tuanya, pada tanggal 24 juli 2017, pukul 10.15 WIB, mengatakan hal yang sama sebagai berikut:

“Saya puasa Ramadhan batal pasti kalau lagi halangan haid

(64)

52

alhamdulillah selanjutnya puasa senin kamis bisa tetap

berjalan walaupun hutang puasanya sudah habis”.

(IW/24/07/2017: 10.15)

Kemudian wawancara dengan beberapa siswa yang tinggal di panti asuhan, mereka semua mengatakan kalau puasa Ramadhan tidak pernah bolong, salah satunya seperti yang di katakan siswa dengan kode respoden AM, wawancara pada sabtu 22 juli 2017, pukul 17.00 WIB, sebagai berikut:

“Saya tinggal di panti asuhan ini sudah dari SMP sampai

kelas 3 SMK sekarang ini insyaAllah tidak pernah bolong puasa Ramdhan nya mbak. Karena kalau di panti itu teman nya banyak jadi lebih semangat puasa nya dan pasti tidak ada yang berani untuk membatalkan puasa hanya karena hal sepele seperti lapar. Karena disini kita dilatih untuk selalu disiplin dalam hal ibadah khususnya salat lima waktu dan

puasa Ramdhan”.(AM/22/07/2017: 17.00)

Namun ada juga siswa yang masih bolong-bolong puasa Ramadhannya, diantaranya siswa dengan kode responden RS, wawancara pada sabtu 22 juli 2017, 12.45 WIB dia mengatakan bahwa:

“Saat bulan Ramadhan saya masih suka bolong-bolong puasanya karena sekali saya batal pasti mrembet-mrembet terus tidak ingin puasa mbak, batalnya juga karena hal

sepele seperti lapar dan haus”.(RS/22/07/2017: 12.45) Siswa yang lain dengan kode responden AN juga mengungkapkan hal yang sama, wawancara pada rabu 26 Juli 2017, 10.15 WIB, dengan hasil wawancara:

“Saya bulan Ramadhan kemarin puasa nya banyak

(65)

53

juga belum terbiasa untuk puasa sunnah lainnya, masih

belum ada kemauan”. (AN/26/07/2017: 10.15)

Kedua siswa diatas adalah termasuk siswa yang mandiri karena kurang dapat pengawasan yang lebih dari kedua orang tuanya dirumah.

c. Pembiasaan Membaca Al-Qur’an

Penelitian saya lanjutkan untuk mengetahui seberapa sering siswa-siswi SMK Islam Sudirman Tingkir membaca al-Qur‟an. Hasil wawancara dengan siswa-siswi yang tinggal di panti asuhan

menunjukkan bahwa mereka setiap hari tadarus al-Qur‟an setiap ba‟da

maghrib, seperti yang dikatakan salah seorang responden dengan kode EW, wawancara pada kamis 27 juli 2017, 16.00 WIB, sebagai berikut:

“Di sini (panti asuhan) seluruh siswa setiap harinya selalu

tadarus al-Qur‟an setiap ba‟da maghrib mbak, dan itu sudah menjadi kebiasaan bagi kami, kalau tidak tadarus pasti malu sendiri sama teman-teman yang rajin tadarus, kalau

saya gitu”.(EW/27/07/2017: 16.00)

Kemudian dari wawancara selanjutnya peneliti mewawancarai dua siswa yang menghasilkan beberapa poin sebaliknya, dari dua siswa yaitu responden dengan kode YA, dan GT pada sabtu 22 juli 2017, pukul 13.10 WIB, dengan hasil wawancara:

Pertama responden GT mengungkapkan:

“Jujur saya sekarang tidak pernah ngaji meskipun rumah

saya dekat masjid mbak, kerena sudah tidak terbiasa ngaji lagi. Kalau dulu pas saya kecil sih setiap habis maghrib gitu mengaji di masjid, tetapi sekarang malah nggak pernah,

ngajinya juga sudah nggak selancar dulu”. (GT/22/07/2017:

(66)

54

Selanjutnya responden YA juga mengungkapkan:

“Dah ndak pernah ngaji al-Qur‟an aku ki mbak, sampe mpun lali kapan terakhir leh ngaji, koyone pas Romadhon niku we jarang. (sudah tidak penah Mengaji al-qur‟an saya itu mbak, sampai sudah tidak bisa ingat kapan terakhir saya mengaji. Sepertinya pas Ramadhan itu aja juga jarang”. (YS/22/07/2017: 13.20)

Kemudian wawancara dengan responden MS, pada 24 juli 2017, pukul 14.00 WIB, sebagai berikut:

“saya alhamdulillah terbiasa mengaji mbak kalo dirumah,

dari kecil sudah dibaiasakan bapak sama ibuk buat ngaji terus setiap habis maghrib, biasanya ngaji/nderes sendiri di

rumah”. (MS/24/07/2017: 14.00)

d. Pengamalan disiplin dan hidup bersih

Disiplin dan hidup bersih mencerminkan insan-insan yang

beriman. Untuk mendapatkan informasi tentang bagaimana

pengamalan agama Islam siswa SMK Islam Sudirman dalam hal disiplin dan hidup bersih, peneliti akan menyajikan data dari hasil observasi di lingkungan sekolah, dan hasilnya adalah:

Berikut pengamalan disiplin siswa, yang penulis dapatkan melalui observasi pada tanggal 8 agustus 2017 :

“Waktu menunjukkan pukul 06.55 para guru siap

(67)

55

sebagian kecil saja siswa yang malas-malasan tidak mengikuti shalat. Mungkin karena shalatnya harus bergantian jadi membuat mereka malas mengantri,

dikarenakan mushala untuk salat sangat minimalis”.

(08/008/2017: 06.55)

Deskripsi diatas menunjukkan bagaimana kedisiplinan siswa dalam hal ketepatan waktu berangkat sekolah dan bagaimana kedisiplinan siswa saat mengikuti kegiatan sebelum pembelajaran dimulai.

Selanjutnya pengamalan disiplin siswa melaksanakan salat

dzuhur berjama‟ah di sekolah, yang penulis dapatkan melalui

observasi pada tanggal 8 agustus 2017, berikut deskripsinya:

“Pukul 12.00 WIB memasuki waktu salat dzuhur, sebagian

siswa dan siswi keluar dari kelas untuk segera menuju kamar mandi untuk mengambil wudlu, dan ada siswa laki-laki yang sudah mengumandangkan adzan. Tetapi masih banyak juga siswa-siswi yang tidak disiplin mengikuti

jama‟ah salat dzuhur di mushola, mereka ada yang ke kantin ada yang masih di dalam kelas hanya main-main. Hanya sedikit dari siswa dan siswi yang mengikuti salat

jama‟ah di mushola”. (08/08/2017: 12.00)

Kemudian pengamalan siswa dalam hal hidup bersih, yang penulis dapatkan melalui observasi pada tanggal 14 agustus 2017, pukul 10.00 WIB, sebagai berikut:

“Hari ini siswa dan siswi bergotong royong merapikan

perpustakaan, hampir seluruh siswa ikut andil didalamnya. Ada yang membuat tulisan dari sterofom, ada yang meletakkan buku sesuai dengan tulisan yang ada di rak buku, ada yang menyapu dan sebagianya. Dan semua sampah yang menumpuk di buang dalam bak sampah. Mereka membersihkan perpustakaan sampai bersih dan rapi. Dan terlihat di lingkungan sekolah pun tidak ada sampah yang berserakan, setiap siswa selalu membuang sampah jajanan mereka ke dalam bak sampah yang di

Gambar

Tabel Kondisi Responden

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Kadar Aspal Optimum, stabilitas, kelelehan, VIM, VMA, VFA, dan MQ pada campuran aspal beton AC-BC yang menggunakan batu

Penulis menerapkan metode analisa dan metode perancangan, meliputi survei sistem yang berjalan, survei kebutuhan user dengan wawancara terhadap pihak yang bersangkutan,

Barchart adalah sekumpulan daftar kegiatan yang menyerupai balok dan menunjukkan perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan bagian-bagian pekerjaan dari

Laporan Akhir ini Penulis beri judul Analisis Pengaruh DER, TATO, dan CR Terhadap ROE pada Perusahaan Manufaktur Sub-Sektor Otomotif dan Komponennya yang Terdaftar di Bursa

Promosi koperasi mempunyai indikasi berpengaruh terhadap penjualan kredit koperasi Karya Husada sehingga dengan tingkat promosi baiknya koperasi tersebut maka para anggota

Pak Najib, Mbak Armi, Mbak Dewi, Mbak Yani, Pak Slamet Rahardjo, Mbak Agnes, Kakak Maru dan seluruh staf yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu) yang telah banyak

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan akhir

Simpulan yang didapat dari hasil penelitian yang telah dilakukan adalah untuk meningkatkan kinerja dari suatu perusahaan dibutuhkan suatu sistem basis data yang dapat