• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaman Arus lebih

Dalam dokumen LAPORAN PRAKTEK INDUSTRI 001 (Halaman 19-51)

a. Pengertian Fuse Cut Out ( F C O )

Fuse Cut Out merupakan sebuah alat pemutus rangkaian listrik yang berbeban pada jaringan distribusi yang bekerja dengan cara meleburkan bagian dari

komponennya (fuse link) yang telah dirancang khusus dan disesuaikan ukurannya

untuk itu. Perlengkapan fuse ini terdiri dari sebuah rumah fuse (fuse support), pemegang fuse (fuse holder) dan fuse link sebagai pisau pemisahnya dan dapat diindetifikasi dengan hal-hal seperti berikut

 Tegangan Isolasi Dasar ( TID ) pada tingkat distribusi

 Utamanya digunakan untuk penyulang (feeders) TM dan proteksi trafo

 Konstruksi mekanis didasarkan pemasangan pada tiang atau pada

crossarm

 Dihubungkan ke sistim distribusi dengan batas-batas tegangan

operasinya

Jenis-jenis fuse untuk tegangan tinggi dapat dilihat pada gambar 1 dibawah ini

Pada gambar ini diperlihatkan fuse yang dirancang untuk penggunaan pada tegangan tinggi dapat dibedakan dalam 2 ( dua ) macam yaitu Cutout Distribusi (Distribution Cutouts), dilapangan sering disebut: Fuse Cut Out disingkat FCO dan Fuse TM (Power Fuse ) yang sering disebut MV Fuse atau Fuse pembatas arus. Dilapangan keperluan dan cara pemasangan kedua jenis fuse ini berbeda. Fuse cut out banyak dipergunakan pada saluran saluran percabangan dengan konstruksi saluran udara terbuka sedangkan MV fuse banyak dipergunakan pada panel panel cubicle dengan saluran kabel atau campuran.

High Voltage Fuses

Power Fuses

Liquid filled Current limiting

Expulsion Distribution cut out

Carbon tetrachloride Non Vented Single elemen Non Dropout sand Non Vented Double element Single elemen Non dropout Non Dropout Fibre tube Vented Boric Acid Non Vented Vented Single elemen Single elemen Single elemen Expulsion Open link Repeater open Drop out Fibre tube enclosed Single

elemen Single elemen

open Repeater Single elemen dropout dropout dropout dropout Non Drop out

dropout Non Drop out indicating dropout indicating indicating indicating Non indicating indicating Non indicating Liquid Filled indicating indicating indicating indicating indicating dropout Non dropout indicating indicating indicating oil enclosed dropout indicating

Fuse cutout distribusi diklasifikasi dalam 2 macam fuse yaitu : Fuse letupan (Expulsion Fuse) dan Fuse Liquid (Liquid Filled Fuse) Namun pada kenyataannya dilapangan fuse cutout letupan (expulsion) lebih banyak dipakai untuk jaringan distribusi dibanding dengan power fuse, istilah letupan (expulsi) merupakan suatu tanda yang dipergunakan fuse sebagai tanda adanya busur listrik yang melintas didalam tabung fuse yang kemudian dipadamkannya.

Peristiwa yang terjadi pada bagian dalam tabung fuse ini adalah peristiwa penguraian panas secara partial akibat busur dan timbulnya gas yang di deionisasi pada celah busurnya sehingga busur api segera menjadi padam pada saat arus menjadi nol. Tekanan gas yang timbul pada tabung akibat naiknya temperatur dan pembentukan gas menimbulkan terjadinya pusaran gas didalam tabung dan ini membantu deionisasi lintasan busur api. Tekanan yang semakin besar pada tabung membantu proses pembukaan rangkaian, setelah busur api padam partikel-partikel yang dionisasi akan tertekan keluar dari ujung tabung yang terbuka.

Klasifikasi fuse cut out yang kedua adalah fuse cut out liquid, fuse jenis ini tidak dikenal di wilayah PT PLN . Namun menurut referensi Fuse Cut Out semacam ini dapat digunakan untuk jaringan distribusi dengan saluran kabel udara .

Fuse Cut-Out Letupan Bertabung Fiber

Ada 2 jenis fuse letupan (expulsion) yang diklasifikasi sebagai Fuse Cut-Out (FCO) distribusi yaitu:

 Fuse cutout bertabung fiber (Fibre tube fuse)

 Fuse link terbuka (Open link fuse)

tabung yang terbuat dari bahan serat selulosa. Fuse ini dapat dipergunakan baik untuk Fuse Cut-Out terbuka (open fuse cut-out) atau Fuse Cut-Out tertutup (enclosed fuse cutout), fuse cut-out terbuka dapat dilihat pada gambar 2. Pada gambar ini terlihat fuse bertabung fiber dipasang diantara 2 (dua) isolator dan jaringan listrik dihubungkan pada kedua ujung fuse holdernya pada fuse cutout tertutup, tabung fuse terpasang disebelah dalam pintu fuse cutout dan seluruh kontak listriknya terpasangkan pada rumah fuse yang terbuat dari porselain seperti terlihat pada gambar(3)

Kedua Fuse Cut out ini dapat dipergunakan pada jaringan-jaringan dengan sistim delta atau jaringan dengan sistim bintang tanpa pentanahan demikian juga pada jaringan - jaringan yang menggunakan sistim netral ditanahkan apabila tegangan pemutusan fuse cutout secara individual tidak melebihi tegangan maksimum pengenal rancangan dan tahanan isolasi ketanah sesuai dengan kebutuhan operasinya

Fuse Cut-Out Link Terbuka (Open Link)

Fuse cutout link terbuka terdiri dari sebuah fuse link yang tertutup didalam sebuah tabung fiber yang relatif kecil dengan dilengkapi kabel penghubung tambahan pada fuse link-nya untuk memperpanjang kedua ujung tabungnya.terlihat pada gambar 3.4

Gambar 6. Fuse Cut out tipe Open Link

Kabel penghubung tambahan ini kemudian dihubungkan ke pegas kontak beban pada rumah fuse (fuse support) untuk kerja secara mekanik. Kerja pegas ini dimaksudkan untuk menjamin pemisahan agar kedua ujung dari fuse terbuka pada saat fuse bekerja dan ini dipakai karena kemampuan pemutusan pada tabung fiber yang kecil relatif terbatas. Fuse cutout ini dirancang untuk dipakai pada tegangan 17 kV, selain itu fuse ini mempunyai arus pengenal pemutusan yang lebih rendah dari pada fuse cutout bertabung fiber

Ada sejumlah standar yang dianut fuse link, salah satu standar pengenal fuse link yang terdahulu dikenal dengan sebutan pengenal N. Pengenal N dispesifikasi fuse link tersebut mampu untuk disalurkan arus listrik sebesar 100 % secara kontinue dan akan melebur pada nilai tidak lebih dari 230 % dari angka pengenalnya dalam waktu 5 menit [1]. Pada praktek dilapangan ketentuan tersebut kurang memuaskan penggunanya karena hanya satu titik yang dispesifikasi pada kerakteristik arus-waktu sehingga fuse link yang dibuat oleh sejumlah pabrik yang berbeda mempunyai keterbatasan dalam memberikan jaminan koordinasi antar fuse link. Setelah fuse link dengan pengenal N kemudian muncul standar industri fuse link dengen pengenal K dan pengenal T pada tahun 1951

Pengenal K untuk menyatakan fuse link dapat bekerja memutus jaringan listrik yang berbeban dengan waktu kerja lebih “cepat” dan pengenal T untuk

menyatakan fuse link bekerja memutus jaringan listrik yang berbeban dengan

waktu kerja lebih ”lambat”. Fuse link tipe T dan tipe K ini merupakan rancangan

yang universal karena fuse link ini bisa ditukar tukar (interchangeability) kemampuan elektris dan mekanisnya yang dispesifikasi dalam standar. Fuse link tipe K dan tipe T yang diproduksi suatu pabrik secara mekanis akan sama dengan fuse link tipe K dan tipe T yang diproduksi pabrik lain.

Karakteristik listrik link tipe K dan fuse link tipe T sudah distandarisasi dan sebagai titik temu nilai arus maksimum dan minimum yang diperlukan untuk melelehkan fuse link ditetapkan pada 3 titik waktu dalam kurva karakteristik Kondisi ini lebih menjamin koordinasi antara fuse link yang dibuat oleh beberapa pabrik menjadi lebih baik dari pada yang dimiliki fuse link N.

Minimum Maksimum Minimum Maksimum Minimum Maksimum 6 12. 0 14. 4 13. 5 20. 5 72 86 6. 0 10 19. 5 23. 4 22. 5 34 128 154 6. 6 15 31. 0 37..2 37 55 215 258 6. 9 25 50 60 60 90 350 420 7. 0 40 80 96 98 146 565 680 7. 1 65 128 153 159 237 918 1100 7. 2 100 200 240 258 388 1520 1820 7. 6 140 310 372 430 650 2470 2970 8. 0 200 480 576 760 1150 3880 4650 8. 1 Rasio Kecepatan

Arus leleh Arus leleh

Arus Pengenal yang disarankan / disukai

Arus leleh Arus Pengenal fuse link 300 – 600 detik1 10 detik1 0,1 detik1 Rasio Kecepatan Minimum Maksimum Minimum Maksimum Minimum Maksimum

8 15 18 20. 5 31 166 199 11.1 12 25 30 34. 5 52 296 355 11. 8 20 39 47 57. 0 85 496 595 12. 7 30 63 76 93. 0 138 812 975 12. 9 50 101 121 152 226 1310 1570 13. 0 80 160 192 248 370 2080 2500 13. 0 1 2 2. 4 .(2) 11 .(2) 100 2 4 4. 8 .(2) 11 .(2) 100 -3 6 7. 2 .(2) 11 .(2) ` -Arus Pengenal yang tidak disarankan / tidak disukai / Intermediate

Arus Pengenal

fuse link

Arus Pengenal dibawah 6 Amper Arus leleh 10 detik1 Arus leleh 0,1 detik1 Arus leleh 300 – 600 detik1

Tabel 4. Arus Leleh Fuse Link Tipe K Arus pengenal (rating) Fuse yang disarankan / disukai

Tabel 5. Arus Leleh Fuse Link Tipe K Arus pengenal (rating) Fuse yang tidak disarankan / disukai - intermediate

Tiga titik operasi fuse link untuk tipe K dan tipe T yang distandarkan dalam karakteristik arus – waktu adalah :

 300 detik untuk fuse link 100 amper dan dibawahnya , 600 detik untuk fuse link 140 amper dan 200 amper

 10 detik

Minimum Maksimum Minimum Maksimum Minimum Maksimum

8 15 18 18 27 97 116 6. 5 12 25 30 29. 5 44 166 199 6. 6 20 39 47 48 71 273 328 7. 0 30 63 76 77. 5 115 447 546 7. 1 50 101 121 126 188 719 862 7. 1 80 160 192 205 307 1180 1420 7. 4 1 2 2. 4 .(2) 10 .(2) 58 -2 4 4. 8 .(2) 10 .(2) 58 -3 6 7. 2 .(2) 10 .(2) 58

-Arus Pengenal dibawah 6 Amper

Rasio Kecepatan 10 detik1 Arus leleh 0,1 detik1 Arus leleh Arus Pengenal fuse link 300 – 600 detik1 Arus leleh

Arus Pengenal yang tidak disarankan / tidak disukai / Intermediate

Minimum Maksimum Minimum Maksimum Minimum Maksimum

6 12. 0 14. 4 15. 3 23 120 144 10 10 19. 5 23. 4 26. 5 40 224 269 11. 5 15 31. 0 37..2 44. 5 67 388 466 12. 5 25 50 60 73. 5 109 635 762 12. 7 40 80 96 120 178 1010 1240 13 65 128 153 195 291 1650 1975 12. 9 100 200 240 319 475 2620 3150 13. 1 140 310 372 520 775 4000 4800 12. 9 200 480 576 850 1275 6250 7470 13. 0 300 – 600 detik1 0,1 detik1 Arus Pengenal yang disarankan / disukai

Arus leleh Arus leleh

Rasio Kecepatan Arus leleh Arus Pengenal fuse link 10 detik1

Tabel 7. Arus Leleh Fuse Link Tipe T Arus pengenal (rating) Fuse yang disarankan / disukai

 0.1 detik seperti yang dirancang pada tabel 1 dan tabel 2. untuk fuse link tipe K dan tabel tabel 3 dan tabel 4 untuk fuse link tipe T

Karakteristik arus – waktu lebur minimum fuse link tipe K dan T yang dibuat semestinya tidak kurang dari nilai-nilai minimum yang ditampilkan dan karakteristik lebur minimum fuse link ini ditambah dengan toleransi dari pabrikan seharusnya tidak lebih besar dari nilai maksimum seperti pada tabel 1 dan tabel 2. untuk fuse link tipe K dan tabel 3 dan tabel 4 untuk fuse link tipe T

Untuk memperoleh kerja yang selektif dapat dipergunakan sederetan fuse link dengan nilai arus pengenal yang disarankan (prefered continues rating) : 6 - 10 –

15 – 25 – 40 – 65 – 100 – 140 dan 200 amper, nilai arus pengenal kontinyu 8 –

12 – 20 – 30 – 50 – dan 80 amper merupakan nilai arus pengenal yang tidak disarankan (non prefered countinues rating). sebagai standar intermediate.

Nilai-nilai arus pengenal fuse ini disediakan dengan maksud agar setiap nilai arus penganal fuse link yang disarankan dapat diproteksi oleh nilai arus pengenal fuse link yang disarankan dengan nilai arus pengenal yang lebih besar dan setiap nilai arus pengenal fuse link yang tidak disarankan akan diproteksi oleh nilai arus pengenal fuse link yang tidak di sarankan dengan nilai arus pengenal yang lebih besar dalam beberapa kasus kerja selektif dapat juga diperoleh antara fuse link yang disarankan dengan fuse link yang tidak disarankan.

Nilai arus pengenal fuse link di bawah 6 amper : 1, 2 dan 3 sudah distandarisasi, nilai-nilai arus pengenal yang rendah ini tidak dimaksudkan untuk berkordinasi satu dengan yang lain namun koordinasi lebih baik dengan nilai arus pengenal 6 ampere atau diatasnya. Karakteristik kerja fuse link fuse cutout type K , T dan H masing masing dapat dilihat pada gambar 5 , gambar 6 dan pada gambar 7 seperti berikut :

Gambar 7. Kurva Karakteristik Arus –Waktu Fuse link tipe K (kerja cepat)

Kurva Leleh Minimum Kurva Leleh Maksimu Pemutusan Rampung

Gambar 8. Fuse link tipe T (kerja lebih lambat)

Kurva Leleh Minimum Kurva Leleh Maksimu Pemutusan Rampung

Dari kedua Karakteristik kerja fuse ini masing-masing memiliki

a. Kurva waktu leleh minimum ( minimum melting time )

Yaitu kurva yang menunjukkan waktu yang dibutuhkan mulai dari saat terjadinya arus lebih sampai dengan mulai meleburnya pelebur untuk harga arus tertentu.

b. Waktu busur

Waktu antara saat timbulnya busur permulaam sampai saat pemadaman

c. Kurva waktu pembebasan maksimum ( maximum clearing time )

Yaitu kurva yang menunjukkan waktu yang dibutuhkan dari saat terjadinya arus lebih sampai dengan padamnya bunga api untuk harga arus tertentu

d. Ketersediaan Tipe Dan Angka Pengenal Fuse Link

Seiring dengan perubahan teknologi dan kebutuhan dalam peningkatan mutu pelayanan tenaga listrik. beragam tipe dan angka pengenal fuse cutout letupan (expulsion) yang diproduksi dan dijual dipasaran pada masa kini. Salah satu perusahaan pembuat fuse link menyediakan beberapa tipe yang diantaranya adalah tipe K, T, H, N, D, S untuk sistim distribusi dengan tegangan sampai 27 kV dan tipe EK, ET dan EH untuk sistem distribusi dengan tegangan sampai 38 kV dengan pengenal seperti terlihat pada tabel 3.5

e. Standar PLN : SPLN 64 1985

Untuk keperluan peningkatan efisiensi dan tingkat keandalan pelayanan sistem di PT PLN (Persero), jenis, tipe dan karakteristik perlu dipilih Fuse Cut out yang sesuai dengan sistem dan kondisi yang ada di lingkungan PT. PLN (Persero) sebagai perusahaan yang mengelola distribusi tenaga listrik. Untuk keperluan ini PLN merumuskan kebijaksanaanya dalam standar PLN : SPLN 64 : 1985 mengenai Petunjuk dan Penggunaan Pelebur Pada Sistem Tegangan

Menengahdengan spesifikasinya adalah sebagai berikut:

Arus kontinyu yang di

ijinkan Jenis waktu

Arus Pengenal ( % Pengenal ) kerja

( A ) H ( Tahan Surja ) D - Timah (Tahan Surja ) K – Timah ( Cepat ) K – Perak ( Cepat ) N – Timah ( Cepat ) T – Timah ( Lambat ) S – Tembaga ( Sangat Lambat ) EK ( Cepat ) ET ( Lambat ) EH

(Sangat Lambat) 1,2,3,5 100 Sangat lambat 13 s/d 22

6 s/d 100 150 Lambat 10 s/d 13.1 6 s/d 100 150 Cepat 6 s/d 8.1 3 s/d 200 150 Sangat lambat 15 s/d 20 1 s/d 200 150 Lambat 10 s/d 13.1 5 s/d 200 100 Cepat 6 s/d 11 6 s/d 100 100 Cepat 6 s/d 8,1 1 s/d 200 150 Cepat 6 s/d 8,1 1-1,5-2-3-4-5-7-10-15-20 100 Sangat lambat 7 s/d 46

Tipe Fuse Link

Rasio Kecepatan Kerja

1-2-3-5-8 100 Sangat lambat 6 s/d 18

Ketentuan Umum

1. Frekwensi kerja : 50 Hz

2. Tegangan pengenal : 20 kV, 24 kV untuk sistim 20 KV 3 fasa dengan

netral ditanahkan

3. Tingkat isolasi pengenal :

 Tegangan ketahanan impulse : polaritas positif dan negatif

 Antara kutub - tanah dan kutub – kutub ( TID ) 125 kV (puncak)

 Antara jarak isolasi dari rumah fuse 60 kV ( efektif )

 Tegangan ketahanan sistim 50 Hz ( kering/ basah selama 1 menit )

 Antara kutub - tanah dan kutub – kutub ( TID ) 50 kV (efektif)

 Antara jarak isolasi dari rumah fuse 60 kV ( efektif ) Kondisi standar suhu, tekanan dan kelembaban 200C, 760 mmHg dan 11g/m3 Air

 Suhu : suhu udara maksimum 400C suhu udara rata-rata 24 jam

maks 370C

 Arus pengenal dalam amper dan arus pemutusan dalam kilo amper

: fuse link

Arus pengenal dan arus pemutusan pengenal fuse link dipilih dari seri R10 Bagi jenis pembatas arus dalam keadaan khusus bila diperlukan tambahan boleh diambil dari seri R 20

Seri R 10 : 1 - 1,25 – 1,6 – 2 – 2,5 – 3,15 – 4 – 6,3 – 8 dan kelipatan 10 nya Seri R 20: 1 – 1,12 – 1,25 – 1,4 – 1,6 – 1,8 – 2 – 2,24 – 2,5 – 2,8 – 3.15 –

Fuse link dan rumah fuse (fuse support) harus dapat dilewati arus pengenalnya secara terus menerus tanpa melewati batas kenaikan suhunya seperti tertera pada tabel 4

2. Untuk pasangan luar tekanan angin tidak melebihi 700 N / m 2

3. Udara sekitar tidak tercemar oleh debu, asap, gas korosif, gas mudah terbakar uap atau garam

4. Ketinggian dari permukaan laut tidak melebihi 1000 m

Spesifikasi Fuse Cutout Jenis Letupan ( Expulsion Fuse )

5. Macam macam angka pengenal

a. Pengenal fuse

 Tegangan pengenal : 24 KV

 Arus pengenal fuse dalam amper

Seri R 10. ( A ) :

1 - 1,25 – 1,6 – 2 – 2,5 – 3,15 – 4 – 6,3 – 8 dan kelipatan 10 nya Seri R 20. ( A ) :

1 – 1,12 – 1,25 – 1,4 – 1,6 – 1,8 – 2 – 2,24 – 2,5 – 2,8 – 3.15 – 3,55 – 4 – 4,5 –

5 – 5,6 – 6,3 – 7,1- 8 – 9 dan kelipatan 10 nya

 Kemampuan pemutusan pengenal dalam kilo ampere

Seri R 10. ( kA ) :

1 - 1,25 – 1,6 – 2 – 2,5 – 3,15 – 4 – 6,3 – 8 dan kelipatan 10 nya Seri R 20. ( kA ) :

1 – 1,12 – 1,25 – 1,4 – 1,6 – 1,8 – 2 – 2,24 – 2,5 – 2,8 – 3.15 – 3,55 – 4 – 4,5 –

5 – 5,6 – 6,3 – 7,1- 8 – 9 dan kelipatan 10 nya

 Frequensi pengenal : 50 Hz

b. Pengenal rumah fuse ( Fuse Support )

 Tegangan pengenal : 24 KV

 Arus maksimum pengenal : Nilai-nilai standar dari arus pengenal rumah fuse adalah : 50 A, 100 A, 200A, 400A.

 Tingkat isolasi pengenal

1. Tegangan Ketahanan Impulse : Polaritas positif dan negatif

Antara kutub - tanah dan kutub – kutub ( TID ) 125 kV (puncak)

Antara jarak isolasi dari rumah fuse 145 kV ( puncak )

2. Tegangan Ketahanan sitim 50 Hz ( kering / basah selama 1 menit )

Antara kutub - tanah dan kutub – kutub ( TID ) 50 kV (puncak)

Antara jarak isolasi dari rumah pelebur 60 kV ( efektif )

c. Pengenal pemikul batang pelebur ( fuse holder )

 Tegangan pengenal : 24 KV

 Arus maksimum

Seri R 10. ( A ) : 1 - 1,25 – 1,6 – 2 – 2,5 – 3,15 – 4 – 6,3 – 8 dan kelipatan 10 nya

Seri R 20. ( A ) : 1 – 1,12 – 1,25 – 1,4 – 1,6 – 1,8 – 2 – 2,24 – 2,5 –

2,8 – 3.15 – 3,55 – 4 – 4,5 – 5 – 5,6 – 6,3 – 7,1- 8 – 9 dan kelipatan 10 nya

 Kemampuan pemutusan pengenal dalam KA

Seri R 10. ( kA ) : 1 - 1,25 – 1,6 – 2 – 2,5 – 3,15 – 4 – 6,3 – 8 dan kelipatan 10 nya

Seri R 20. ( kA ) : 1 – 1,12 – 1,25 – 1,4 – 1,6 – 1,8 – 2 – 2,24 – 2,5 –

2,8 – 3.15 – 3,55 – 4 – 4,5 – 5 – 5,6 – 6,3 – 7,1- 8 – 9 dan kelipatan 10 nya

d. Pengenal fuse link

 Arus pengenal Seri R 10. ( A ) : 1 - 1,25 – 1,6 – 2 – 2,5 – 3,15 – 4 – 6,3 – 8 dan kelipatan 10 nya Seri R 20. ( A ) : 1 – 1,12 – 1,25 – 1,4 – 1,6 – 1,8 – 2 – 2,24 – 2,5 – 2,8 – 3.15 – 3,55 – 4 – 4,5 – 5 – 5,6 – 6,3 – 7,1- 8 – 9 dan kelipatan 10 nya  Tegangan maksimum : 24 kV e. Karakteristik pelebur

Batas kenaikan suhu

Anak dan rumah pelebur ( Fuse link dan Fuse holder ) harus dapat dilewati arus pengenalnya secara terus menerus tanpa melewati batas kenaikan suhunya seperti tertera pada tabel Batas Suhu dan Kenaikan Suhu berbagai komponen

Kelas pelebur jenis letupan dibagi dalam dua kelas yaitu :

1. Fuse letupan (expulsion ) kelas 1 dipergunakan untuk

proteksi sekelompok trafo berkapasitas besar

2. Fuse letupan (eexpulsion ) kelas 2 dipergunakan untuk proteksi trafo-trafo kecil untuk proteksi kapasitor atau untuk

keperluan seksionalisasi jaringan distribusi tegangan

menengah dengan saluran udara

f. Karakteristik waktu–arus fuse link

Pabrik harus menyediakan kurva-kurva yang diperoleh dari pengujian jenis karakteristik waktu sesuai yang ditentukan pada publikasi IEC 282-2 1974 .

g. Konstruksi

 Pelebur yang dipilih pada umumnya tipe buka-jatuh (drop out) dimana tabung, fuse holder dan fuse linknya akan jatuh dan menggantung bila fuse linknya telah bekerja (putus)

 Pembukaan tanpa pemadaman dapat dilakukan dengan tambahan

alat kerja kerja keadaan bertegangan (hot stick) yang dilengkapi dengan alat pemadam busur atau dengan dengan lengan pemutus pelebur.

f. Pemasangan FCO

FCO pada jaringan distribusi tegangan menengah biasanya dipergunakan pada saluran saluran percabangan untuk mengamankan saluran percabngan dari adanya gangguan hubung singkat dan untuk mengamankan sistim dari gangguan hubung singkat pada trafo distribusi. Konstruksi Pemasangan dari Fuse Cut Out ini dapat dilihat seperti gambar gambar berikut

A.

Porcelain insulator with higher

Creepage distance and greater

insulation properties.

G. Crank shaft support / lower

housing in Brass.

B. Upper eye bolt connector in Tin

plated brass. H. Trigger in stainless steel.

C. Upper contact - silver plated ETP

Copper. I.

Stainless steel spring provides toggle action for fuse link ejector.

D.

Galvanized steel hooks for load break tools & guiding the fuse tube during closure.

J. Lower eye bolt connector in Tin

plated Brass.

E.

Fuse tube holder coated with UV resistant paint, impervious to water & constructed in Epoxy resin with special arc quenching liner.

K. Crank shaft.

F. Lower contact in ETP grade copper

Gambar 10. bagian bagian dari konstruksi FCO

g. Cara Pemilihan Arus Pengenal (Rating) Fuse Link FCO

a. Pemilihan Arus Pengenal Fuse link FCO untuk Proteksi Percabangan

Pemilihan arus pengenal (Rating) fuse link Cut Out (FCO) untuk saluran cabang sangat penting untuk dilakukan dengan sebaik baiknya dalam rangka koordinasi sistem untuk memperoleh penampilan sistem yang optimal dengan harapan target perusahaan dalam pencapaian kepuasan pelanggan dan peningkatan penjualan KWh dengan mengecilkan tingkat SAIDI dan SAIFI di harapkan dapat terpenuhi.

Salah satu metode pemutusan arus hubung singkat permanen (persistant) yang efektif adalah dengan memasang fuse pada tiap tiap percabangan atau anak cabangnya (sub branch).

Kesalahan dalam menentukan pilihan rating fuse link tentu akan memupus Gambar 13. Load Buster alat untuk membuka Fuse

Holder Cut Out pada kondisi berbeban dengan peredam busur api

oleh karena sering terjadi gangguan di saluran-saluran cabang atau terutama saluran-saluran anak cabang perlu dipertimbangkan untuk penempatan FCO yang sesuai dengan kebutuhan.

Salah satu yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan arus pengenal FCO untuk proteksi saluran cabang atau saluran anak cabang adalah besarnya nilai arus beban maksimum yang akan atau dapat mengalir pada saluran cabang atau anak cabang yang dimaksud.

Sesuai dengan Standard kemampuan dari fuse link Cut out (FCO) yang diproduksi oleh sejumlah pabrik yang telah dikemukakan di fuse cut out dan pada pemilihan arus pengenal fuse link FCO. Untuk menentukan arus pengenal

(rating) fuse link yang dipilih dapat dilakukan sebagai berikut :

1. Pilih fuse link Cut Out ( FCO ) yang sesuai dengan standar dalam hal

ini PLN dalam SPLN 64 :1985 menentukan pilihan type K T dan H.

2. Bagilah Arus beban maksimum yang sudah ditentukan dengan

kemampuan arus kontinue fuse link.

3. Koordinasi yang sebaik baiknya dengan alat proteksi yang lain (PMT,

PBO dan Fuse Cut out ) baik yang berada di sisi sebelah hulu (sumber) dan sebelah hilirnya (beban).

4. Perhatikan Batas ketahanan penghantar terhadap arus hubung singkat.

5. Perhatikan pula kemampuan pemutusan dari Fuse Cut Out khususnya

bagi FCO yang terpasang dekat dengan sumber tenaga.

Dengan demikian fuse link cutout yang dipilih selain harus tahan terhadap arus beban, juga harus bisa dikoordinasikan dengan alat proteksi yang lain dan mempunyai kemampuan pemutusan terhadap arus hubung singkat yang mungkin

terjadi dan dapat melindungi penghantar yang diamankan dari kerusakan akibat arus lebih.

Pemilihan rating arus fuse link yang benar adalah tidak akan lebur atau terjadi kerusakan oleh gangguan sesaat (no-persistant) yang terjadi disebelah hilirnya karena recloser yang akan membuka rangkaian dengan operasi instantaneous tanpa memutuskan fuse link. Pada saat gangguan tetap fuse link pertama pada sebelah sumber dari gangguan akan melebur dan membuka rangkaian setelah operasi recloser.

h. Koordinasi Proteksi Antar Fuse Cut-0ut

Penggunaan fuse link yang benar membutuhkan sejumlah informasi tentang karakteristik sistim dan karakteristik peralatan yang akan diproteksi seperti yang telah dituliskan mengenai dasar pemilihan fuse link dengan definisi : Bila dua atau lebih fuse link atau alat proteksi lain digunakan pada suatu sistim alat proteksi yang paling dekat dengan titik gangguan dari arah sumber disebut peralatan pemproteksi dan yang paling dekat selanjutnya disebut : backup atau diproteksi seperti digambarkan pada gambar 12 dibawah ini

Gardu Induk (Back up)Protected

Fuse Link Protecting

Fuse Link

Protecting Fuse Link

Salah satu aturan yang sangat penting dalam aturan penggunaan fuse link adalah: Clearing time maksimum dari fuse link pemroteksi tidak lebih dari 75 % waktu leleh minimum dari fuse link diproteksi.

Prinsip ini untuk menjamin Fuse link pemroteksi akan memutuskan dan menghilangkan gangguan sebelum fuse link diproteksi rusak. Aturan lain yang harus dipegang adalah arus beban pada suatu titik pemakaian semestinya tidak lebih besar dari kapasitas arus kontinyu yang dimiliki fuse link nya. Apabila arus melebihi kapasitasnya maka semestinya fuse link akan mengalami pemanasan lebih, membuat pemutusan dan rangkaian menjadi terpisah dari sistem. Kapasitas arus kontinue fuse link rata–rata adalah 150 % dari arus pengenalnya untuk fuse link type K dan type T dengan elemen pelebur dari timah dan 100% untuk fuse link tipe H, N dan type K perak seperti terlihat pada tabel 5 pada SPLN 64 : 85 Kemampuan hantararus terus menerus pelebur ( FCO ) jenis letupan ( expulsion) tipe T (lambat) dan tipe K (cepat) ditetapkan sebagai berikut :

a. 1.5 kali arus pengenalnya, bagi pelebur dengan arus pengenal 6.3 A

Dalam dokumen LAPORAN PRAKTEK INDUSTRI 001 (Halaman 19-51)

Dokumen terkait