BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.2 Pengamatan form UTAMA Form UTAMA merupakan inti dari program SCADA yang dirancang. Pada form ini pengguna dapat melakukan fungsi kontrol, pengambilan dan penyimpanan data, pengawasan plant serta pencetakan laporan hasil produksi. Gambar 4.2 menunjukkan tampilan form UTAMA. Form UTAMA akan tampil setelah proses login selesai. Data identitas pengguna yang dimasukkan pada form sebelumnya akan ditampilkan pada frame identitas. Isi dari frame identitas adalah nama dan nomor pengguna. Pada form ini terdapat beberapa tombol dengan fungsi yang berbeda-beda. Apabila pointer mouse diarahkan ke sebuah tombol, maka akan tampil informasi singkat tentang tombol tersebut. Indikasi tombol aktif adalah bila lampu menyala, sedangkan tombol tidak aktif jika lampu mati. Tombol-tombol yang ada tidak dapat diaktifkan secara bebas, karena harus sesuai dengan prosedur menjalankan program. Apabila tidak sesuai dengan prosedur yang ada maka akan tampil pesan informasi. Gambar 4.2 Tampilan form UTAMA a. Fungsi monitoring Langkah awal yang dilakukan untuk menjalankan program SCADA yaitu mengkoneksikan PLC dengan komputer. Pada frame kontrol awal terdapat tombol monitor PLC dan respon PLC yang berfungsi untuk menjalankan tugas ini. Apabila PLC dan komputer terkoneksi, maka pada informasi status koneksi akan tampil tulisan ”TERHUBUNG”. Pada saat semua PLC telah terkoneksi dengan komputer, maka akan tampil pesan informasi yang berisikan perintah untuk menyalakan semua tombol OFFCLR pada frame kontrol memori. Pengaktifan semua tombol OFFCLR bertujuan agar memori penyimpanan data pada setiap PLC siap untuk digunakan. Tombol ONCLR diaktifkan apabila semua proses telah selesai atau pengguna ingin keluar dari program SCADA. Tombol ONCLR berfungsi untuk menghapus semua data yang tersimpan pada memori DM setiap PLC. Tombol PLANT 1 ON dapat diaktifkan apabila semua PLC sudah dikoneksikan dengan komputer dan tombol OFFCLR aktif. Tombol PLANT 2 ON tidak dapat diaktifkan apabila plant 1 belum diaktifkan. Tombol PLANT 3 ON tidak dapat diaktifkan apabila plant 1 dan 2 belum diaktifkan. Tabel 4.1 Simulasi kondisi plant 1 Kondisi Plant 1 Input PLC Terminal tegangan 12V 0.01 Terminal tegangan 12V/5A 0.02 Terminal tegangan 220V 0.03 Terminal tegangan -12V 0.04 Kecepatan motor 0.05 Proses pembacaan dan pengumpulan data dilakukan saat tombol START telah aktif. Pada saat itu kondisi setiap plant dapat diamati yaitu di bagian frame PLANT. Pengontrolan, pengambilan data dan pengamatan plant secara langsung belum dapat dilakukan. Untuk mengatasi masalah tersebut maka dibuat program untuk simulasi kondisi setiap plant seperti pada lampiran yang ada. Pada program simulasi plant 1, input PLC mewakili kondisi plant 1. Pengujian dilakukan dengan memberikan tegangan 24 V ke setiap input PLC. Pada saat input PLC mendapat tegangan 24 V maka kondisi plant yang diwakilinya aktif (ON) demikian sebaliknya. Pada kondisi kecepatan motor, pemberian tegangan pada input 0.01 dilakukan berkali-kali untuk memperoleh variasi angka yang ditampilkan. Apabila kita memberikan input sebanyak 5 kali maka pada tulisan indikator SCADA menunjukkan angka 5. Tabel 4.2 menunjukkan bahwa tampilan kondisi plant pada SCADA telah sesuai dengan kondisi simulasi plant yang ada. Kondisi kecepatan motor merupakan variabel angka, pada tabel diwakili dengan 0, 5, 10, 15 dan 20 rpm. Tabel 4.2 Pengujian tampilan kondisi plant 1 Kondisi Plant 1 Lampu Indikator SCADA Tulisan Indikator SCADA Terminal tegangan 12V ON menyala ON Terminal tegangan 12V OFF padam OFF Terminal tegangan 12V/5A ON menyala ON Terminal tegangan 12V/5A OFF padam OFF Terminal tegangan 220V ON menyala ON Terminal tegangan 220V OFF padam OFF Terminal tegangan -12V ON menyala ON Terminal tegangan -12V OFF padam OFF Kecepatan motor 0 rpm -- 0 Kecepatan motor 5 rpm -- 5 Kecepatan motor 10 rpm -- 10 Kecepatan motor 20 rpm -- 20 Pengujian untuk tampilan SCADA plant 2 dilakukan juga dengan menggunakan program simulasi. Pada program simulasi plant 2, input PLC mewakili kondisi plant 2. Pengujian dilakukan dengan memberikan tegangan 24 V ke setiap input PLC. Pada saat input PLC mendapat tegangan 24 V maka kondisi plant yang diwakilinya aktif (ON) demikian sebaliknya. Pengujian kondisi suhu dilakukan menggunakan MAD, karena masukan data pada memori PLC untuk suhu tangki merupakan bilangan heksadesimal. MAD akan aktif apabila input 0.01 dan 0.02 telah mendapat tegangan 24 V. Tabel 4.3 Simulasi kondisi plant 2 Kondisi Plant 2 Input PLC Suhu tangki 1 0.01 Suhu tangki 2 0.02 Kondisi pompa 0.03 Kondisi heater 0.04 Kondisi Thermo 0.05 Kondisi mixer1 0.06 Kondisi mixer 2 0.07 Kondisi katub 1 0.08 Kondisi sensor LSA1 0.09 Kondisi sensor LSA2 0.10 Tabel 4.4 menunjukkan perbandingan antara tampilan beberapa kondisi plant 2 pada SCADA dengan kondisi simulasi plant 2. Tabel ini menunjukkan bahwa tampilan kondisi plant 2 pada SCADA telah sesuai dengan kondisi simulasi plant 2. Hasil tampilan data suhu yang telah diolah SCADA merupakan bilangan desimal pembulatan 2 angka dibelakang koma. Tabel 4.4 Pengujian tampilan kondisi plant 2 Kondisi Plant 2 Lampu Indikator SCADA Tulisan Indikator SCADA Kondisi pompa ON menyala ON Kondisi pompa OFF padam OFF Kondisi heater ON menyala ON Tabel 4.4 (lanjutan) Pengujian tampilan kondisi plant 2 Kondisi Plant 2 Lampu Indikator SCADA Tulisan Indikator SCADA Kondisi Thermo ON menyala ON Kondisi Thermo OFF padam OFF Kondisi mixer 1 ON menyala ON Kondisi mixer 2 OFF padam OFF Kondisi katub 1 ON menyala ON Kondisi katub 1 OFF padam OFF Kondisi sensor LSA1 ON menyala ON Kondisi sensor LSA1 OFF padam OFF Kondisi sensor LSA2 ON menyala ON Kondisi sensor LSA2 OFF padam OFF Tabel 4.5 Simulasi kondisi plant 3 Kondisi Plant 3 Input PLC Kondisi sensor(LSB) 0.01 Kondisi katub 2 0.02 Kondisi katub 3 0.03 Kondisi sensor posisi 1 0.04 Kondisi LSA tangki 3 0.05 Kondisi LSB tangki 3 0.06 Kondisi sensor posisi 2 0.07 Jumlah hasil produksi 0.08 Pengujian untuk tampilan SCADA plant 3 dilakukan juga dengan menggunakan program simulasi. Pada program simulasi plant 3, input PLC mewakili kondisi plant 3. Pengujian dilakukan dengan memberikan tegangan 24 V ke setiap input PLC. Pada saat input PLC mendapat tegangan 24 V maka kondisi plant yang diwakilinya aktif (ON) demikian sebaliknya. Pada kondisi jumlah hasil produksi, pemberian tegangan pada input 0.08 dilakukan berkali-kali untuk memperoleh variasi angka yang ditampilkan Tabel 4.6 Pengujian tampilan kondisi plant 3 Kondisi Plant 3 Lampu Indikator SCADA Tulisan Indikator SCADA Kondisi sensor(LSB) ON menyala ON Kondisi sensor(LSB) OFF padam OFF Kondisi katub 2 ON menyala ON Kondisi katub 2 OFF padam OFF Kondisi katub 3 ON menyala ON Kondisi katub 3 OFF padam OFF Kondisi sensor posisi 1 ON menyala ON Kondisi sensor posisi 1 OFF padam OFF Kondisi LSA tangki 3 ON menyala ON Kondisi LSA tangki 3 OFF padam OFF Kondisi LSB tangki 3 ON menyala ON Kondisi LSB tangki 3 OFF padam OFF Kondisi sensor posisi 2 ON menyala ON Kondisi sensor posisi 2 OFF padam OFF Jumlah hasil produksi 0 buah -- 0 Jumlah hasil produksi 1 buah -- 1 Jumlah hasil produksi 2 buah -- 2 Tabel 4.6 menunjukkan perbandingan antara tampilan kondisi plant 3 pada SCADA dengan kondisi simulasi plant 3. Tabel ini menunjukkan bahwa tampilan kondisi plant 3 pada SCADA telah sesuai dengan kondisi simulasi plant 3. Kondisi jumlah hasil produksi merupakan variabel angka, pada tabel diwakili dengan 0, 1, 2, 5 buah. Berdasarkan hasil pengamatan program SCADA, fungsi monitoring dapat berjalan dengan baik. b. Fungsi pengontrolan Program SCADA juga mempunyai fungsi untuk mengontrol setiap plant yang ada. Pengontrolan plant akan ditandai dengan adanya pesan kontrol yang akan tampil. Pesan kontrol untuk menjalankan plant 2 seperti pada gambar 4.3. Pesan kontrol untuk menyalakan plant 2 akan tampil jika semua sumber tegangan aktif. Gambar 4.3 Pesan kontrol 1 Pesan kontrol untuk menyalakan plant 3 seperti pada gambar 4.4. Pesan kontrol untuk menyalakan plant 3 akan tampil jika suhu tangki 2 ≤ 10 0C. Gambar 4.4 Pesan kontrol 2 Pesan kontrol untuk mematikan plant 1, plant 2 dan plant 3 seperti pada gambar 4.5. Pesan kontrol ini akan tampil jika sensor limit switch bawah pada tangki 2 aktif. Berdasarkan hasil pengamatan program SCADA, fungsi kontrol dapat berjalan dengan baik. Pada saat menjalankan program SCADA tampilan kontrol pada awalnya seperti pada gambar 4.6. Pengguna harus menjalankan program dengan benar. Apabila terjadi kesalahan penekanan tombol, maka akan tampil pesan informasi, seperti pada gambar 4.7. Gambar 4.6 Tampilan tombol kontrol awal Pesan informasi “belum terhubung dengan PLANT1, PLANT2, PLANT3” akan tampil jika pengguna menekan tombol PLANT 1 ON. Pesan informasi “PLANT 1 dan PLANT2 belum dinyalakan ” akan tampil jika pengguna menekan.tombol PLANT 3 ON. Pesan informasi “PLANT 1 belum dinyalakan ” akan tampil jika pengguna menekan.tombol PLANT 2 ON atau tombol START. Gambar 4.7 Pesan informasi kontrol awal Gambar 4.8 menunjukkan tampilan tombol kontrol apabila pengguna telah malakukan koneksi antara PLC dan PC dengan benar. Pada saat selesai melakukan koneksi antara PC dengan ketiga PLC maka tombol OFFCLR1, OFFCLR2 dan OFFCLR3 akan tampil. Pesan informasi seperti pada gambar 4.9 juga akan tampil jika pengguna telah selesai melakukan koneksi antara PC dengan ketiga PLC. Pesan informasi ini berisikan perintah untuk menyalakan tombol OFFCLR1, OFFCLR2 dan OFFCLR3. Gambar 4.8 Tampilan tombol kontrol koneksi berhasil Gambar 4.9 Pesan informasi selesai koneksi PC dengan PLC Gambar 4.10 menunjukkan pengguna hanya menyalakan tombol OFFCLR1. Apabila pengguna belum menyalakan tombol OFFCLR1, OFFCLR2 dan OFFCLR3 maka pada saat menekan tombol PLANT 1 ON akan tampil pesan informasi seperti pada gambar 4.11. Pesan ini akan akan tampil terus sampai pengguna telah menyalakan semua tombol OFFCLR. Pesan informasi pada gambar 4.11 berisikan perintah untuk menyalakan tombol OFFCLR yang belum dinyalakan. Gambar 4.11 Pesan-pesan informasi untuk menyalakan tombol OFFCLR Plant-plant diaktifkan secara berurutan mulai dari plant 1, plant 2 kemudian plant 3. Jika pengguna menyalakan plant 3 sebelum plant 2 dinyalakan akan tampil pesan informasi untuk menyalakan plant 2 terlebih dahulu.Gambar 4.12 menunjukkan pesan informasi dan kondisi tombol kontrol utama. Gambar 4.12 Kondisi tombol kontrol utama dan pesan informasi ”PLANT2 belum dinyalakan” Plant-plant dinonaktifkan secara berurutan mulai dari plant 3, plant 2 kemudian plant untuk mematikan plant 2 terlebih dahulu.Gambar 4.13 menunjukkan pesan informasi dan kondisi tombol kontrol utamanya. Gambar 4.13 Kondisi tombol kontrol utama dan pesan informasi ”Matikan PLANT 2” Jika pengguna mematikan plant 1 sebelum plant 2 dan 3 dimatikan akan tampil pesan informasi untuk mematikan plant 2 dan 3 terlebih dahulu seperti pada gambar 4.14. Gambar 4.14 Kondisi tombol kontrol utama dan pesan informasi ”Matikan PLANT 2 dan PLANT 3” Apabila pengguna program menekan tombol KELUAR sebelum semua tombol ONCLR dinyalakan maka akan tampil pesan informasi untuk menyalakan tombol ONCLR yang belum dinyalakan. Gambar 4.15 Kondisi tombol kontrol memori dan pesan informasi ”Tidak dapat keluar dari program. Tombol ONCLR1, ONCLR2, ONCLR3 belum dinyalakan” Gambar 4.16 Kondisi tombol kontrol memori dan pesan informasi ”Tidak dapat keluar dari program. Tombol ONCLR2 dan ONCLR3 belum dinyalakan” Gambar 4.17 Kondisi tombol kontrol memori dan pesan informasi ”Tidak dapat keluar dari program. Tombol ONCLR1 dan ONCLR3 belum dinyalakan” Gambar 4.18 Kondisi tombol kontrol memori dan pesan informasi ”Tidak dapat keluar dari program. Tombol ONCLR1 dan ONCLR2 belum dinyalakan” Gambar 4.19 Kondisi tombol kontrol memori dan pesan informasi ”Tidak dapat keluar dari program. Tombol ONCLR1 belum dinyalakan” Gambar 4.20 Kondisi tombol kontrol memori dan pesan informasi ”Tidak dapat keluar dari program. Tombol ONCLR2 belum dinyalakan” Gambar 4.21 Kondisi tombol kontrol memori dan pesan informasi ”Tidak dapat keluar dari program. Tombol ONCLR3 belum dinyalakan” c. Fungsi penyimpanan data Semua data plant yang terkumpul akan disimpan dalam bentuk file text. Data kondisi setiap plant akan tersimpan di komputer yaitu pada alamat: a) C:Program file: Data-SCADA-PLANT1.txt b) C:Program file: Data-SCADA-PLANT2.txt c) C:Program file: Data-SCADA-PLANT3.txt Gambar 4.22, 4.23 dan 4.24 menunjukkan file data plant pada program SCADA. File data plant berisikan identitas pengguna, hari dan tanggal penggunaan serta data kondisi dari setiap plant. Gambar 4.22 Tampilan Data-SCADA-PLANT1.txt Gambar 4.24 Tampilan Data-SCADA-PLANT3.txt Pada program SCADA terdapat beberapa tombol fasilitas salah satunya adalah tombol CETAK. Tombol ini berfungsi untuk mencetak laporan hasil produksi. Laporan hasil produksi merupakan file teks. Laporan ini tersimpan di komputer yaitu pada alamat C:Program file: Hasil Produksi.txt. Gambar 4.25 menunjukkan tampilan laporan hasil produksi. Berdasarkan hasil pengamatan program SCADA, fungsi penyimpanan data dapat berjalan dengan baik. d. Fungsi pembacaaan dan pengiriman data Pada pengamatan instruksi yang dikirim dan diterima MS digunakan program freeport serial monitor. Contoh tampilan hasil pengamatan instruksi yang dikirim dan diterima MS seperti pada gambar di bawah ini. Gambar 4.26 Instruksimode operasi SCADA Instruksi yang dikirim pada RTU serta kode ASCIInya ditandai dengan tulisan merah sedangkan instruksi yang diterima MS serta kode ASCIInya adalah tulisan biru. Semua instruksi mode operasi yang dikirim ke RTU tidak mengalami kerusakan atau kesalahan. Hal ini terbukti dari adanya respon yang diterima MS dengan nilai end code = 00. Gambar 4.27 menunjukkan instruksi tulis memori HR yang dikirimkan dan diterima SCADA. Instruksi di atas merupakan perintah untuk mengaktifkan OFFCLR 1, OFFCLR 2, OFFCLR 3 serta ON PLANT I. Semua instruksi tulis memori HR yang dikirim ke PLC tidak mengalami kerusakan atau kesalahan. Hal ini terbukti dari adanya respon yang diterima MS dengan nilai end code = 00. Gambar 4.28 menunjukkan instruksi baca memori DM yang dikirim dan diterima SCADA. Instruksi diatas merupakan perintah untuk mengumpulkan data setiap plant. Semua instruksi baca memori DM yang dikirim ke PLC tidak mengalami kerusakan atau kesalahan. Hal ini terbukti dari adanya respon yang diterima SCADA dengan nilai end code = 00. Instruksi baca memori DM dikirim 2 kali secara periodis ke setiap PLC. Sebuah instruksi dikirimkan setiap selang waktu 100ms. Pengiriman instruksi pada PLC dilakukan secara bergantian. Berdasarkan hasil pengamatan program SCADA, fungsi pembacaan dan pengiriman data dapat berjalan dengan baik. Setiap tombol pada SCADA berfungsi untuk mengirimkan instruksi untuk di proses oleh PLC. Hubungan antara tombol kontrol awal pada program SCADA dengan instruksi mode operasi yang dikirim dan dibaca seperti pada gambar 2.9. Gambar 4.29 Tombol kontrol awal dan instruksi mode operasinya Pada gambar 4.29, instruksi yang dikirimkan Tombol Monitor PLC adalah tulisan berwarna merah sedangkan tulisan biru merupakan instruksi yang dibaca melalui tombol Respon PLC. Hubungan antara tombol PLANT ON pada program SCADA dengan instruksi yang dikirim seperti pada gambar 4.30. Gambar 4.30 Tombol PLANT ON dan instruksinya Hubungan antara tombol PLANT OFF pada program SCADA dengan instruksi yang dikirim seperti pada gambar 4.31. Gambar 4.31 Tombol PLANT OFF dan instruksinya Hubungan antara tombol ONCLR pada program SCADA dengan instruksi yang dikirim seperti pada gambar 4.32. Hubungan antara tombol ONCLR pada program SCADA dengan instruksi yang dikirim seperti pada gambar 4.33. Gambar 4.33 Tombol OFFCLR dan instruksinya Tombol fasilitas lain pada program SCADA yaitu tombol BANTUAN. Tombol ini berfungsi sebagai media informasi bagi para pengguna program. Gambar 4.34 menunjukkan tampilan menu bantuan. Gambar 4.34 Tampilan menu bantuan Dalam dokumen TUGAS AKHIR - Aplikasi scada dalam proses pasteurisasi pengisian dan pengepakan produk susu kemasan pada mini DCS berbasis PLC Omron CPM2A - USD Repository (Halaman 80-100)