• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.3 Evaluasi Stabilitas Fisik Hasil Pencampuran Larutan Elektrolit (Infus Larutan Natrium Klorida 0,9% atau Larutan Ringer) dengan

4.3.3 Pengamatan globul lemak secara visual

Pengamatan globul lemak secara visual dari Intralipid 20% (sebagai blanko) dapat dilihat pada Gambar 4.3.

Gambar 4.3 Penampilan fisik Intralipid 20% selama 24 jam

Dari Gambar 4.3, dapat diamati bahwa penampilan fisik Intralipid 20% selama 24 jam tidak menunjukkan perubahan yaitu tetap berupa emulsi berwarna putih seperti susu sehingga dapat disimpulkan bahwa Intralipid 20% stabil dalam 24 jam selama pengujian.

Penampilan fisik Intralipid 20% yang dicampur dengan infus larutan natrium klorida 0,9% dalam satu wadah dapat dilihat pada Gambar 4.4a.

0 menit 20 menit 40 menit 60 menit 3 jam 6 jam 12 jam 24 jam

: Globul lemak

Gambar 4.4a Penampilan fisik Intralipid 20% yang dicampur dengan infus larutan natrium klorida 0,9% dalam satu wadah selama 24 jam Keterangan:

24 jam (1) : waktu pengamatan 24 jam sebelum redispersi 24 jam (2) : waktu pengamatan 24 jam setelah redispersi

Dari Gambar 4.4a dapat diamati bahwa penampilan fisik menunjukkan terjadinya koalesensi pada jam ke-24 yang ditandai dengan terbentuknya globul lemak secara visual sebelum redispersi dan setelah redispersi sehingga dapat disimpulkan bahwa Intralipid 20% yang dicampur dengan infus larutan natrium klorida 0,9% dalam satu wadah mengalami ketidakstabilan pada jam ke-24.

Penampilan fisik Intralipid 20% yang dicampur dengan larutan Ringer dalam satu wadah dapat dilihat pada Gambar 4.4b.

0 menit 3 jam

6 jam 12 jam 24 jam (1)

20 menit 40 menit 60 menit

24 jam (1)

24 jam (2)

: Globul lemak

Gambar 4.4b Penampilan fisik Intralipid 20% yang dicampur dengan larutan Ringer dalam satu wadah selama 24 jam

Keterangan:

12 jam (1) : waktu pengamatan 12 jam sebelum redispersi 12 jam (2) : waktu pengamatan 12 jam setelah redispersi 24 jam (1) : waktu pengamatan 24 jam sebelum redispersi 24 jam (2) : waktu pengamatan 24 jam setelah redispersi

0 menit 20 menit 40 menit 60 menit 3 jam 6 jam

12 jam (1) 12 jam (2) 12 jam (1) 12 jam (2) 24 jam (1) 24 jam (1) 24 jam (2) 24 jam (2)

Dari Gambar 4.4b dapat diamati bahwa penampilan fisik menunjukkan terjadinya koalesensi pada jam ke-12 dan jam ke-24 yang ditandai dengan terbentuknya globul lemak secara visual sebelum dan setelah redispersi sehingga dapat disimpulkan bahwa Intralipid 20% yang dicampur dengan larutan Ringer dalam satu wadah mengalami ketidakstabilan pada jam ke-12 dan jam ke-24.

Penampilan fisik Intralipid 20% yang dicampur dengan infus larutan natrium klorida 0,9% melalui three-waystopcockdapat dilihat pada Gambar 4.5a.

Gambar 4.5a Penampilan fisik Intralipid 20% yang dicampur dengan infus larutan natrium klorida 0,9% melalui three-waystopcockselama 24 jam

Dari Gambar 4.5a dapat diamati bahwa penampilan fisik hasil pencampuran tidak mengalami perubahan selama 24 jam sehingga dapat disimpulkan bahwa Intralipid 20% yang dicampur dengan infus larutan natrium klorida 0,9% melalui three-way stopcockstabil selama 24 jam.

Penampilan fisik Intralipid 20% yang dicampur dengan larutan Ringer melalui three-waystopcockdapat dilihat pada Gambar 4.5b berikut.

0 menit 20 menit 40 menit 60 menit

: Globul lemak

Gambar 4.5b Penampilan fisik Intralipid 20% yang dicampur dengan larutanRinger melalui three-waystopcock selama 24 jam

Keterangan:

24 jam (1) : waktu pengamatan 24 jam sebelum redispersi 24 jam (2) : waktu pengamatan 24 jam setelah redispersi

Dari Gambar 4.5b dapat diamati bahwa penampilan fisik hasil pencampuran menunjukkan terjadinya flokulasi pada jam ke-24 sehingga dapat disimpulkan bahwa Intralipid 20% yang dicampur dengan larutan Ringer melalui

three-waystopcockmengalami ketidakstabilan pada jam ke-24. 0 menit 20 menit 40 menit 60 menit 3 jam

6 jam 12 jam 24 jam (1) 24 jam (2) 24 jam (1) 24 jam (2)

Tabel 4.3 Hasil pengamatan stabilitas fisik sediaan campuran secara visual Waktu Pengamatan Stabilitas Fisik secara Visual

P1 P2 P3 P4 P5

0 menit Stabil Stabil Stabil Stabil Stabil 20 menit Stabil Stabil Stabil Stabil Stabil 40 menit Stabil Stabil Stabil Stabil Stabil 60 menit Stabil Stabil Stabil Stabil Stabil 3 jam Stabil Stabil Stabil Stabil Stabil 6 jam Stabil Stabil Stabil Stabil Stabil 12 jam Stabil Stabil Koalesensi Stabil Stabil 24 jam Stabil Koalesensi Koalesensi Stabil Flokulasi Keterangan:

P1 :Intralipid20%

P2 :Intralipid20% dicampur infusnatrium klorida 0,9% (1:1)dalam 1 wadah P3 :Intralipid20% dicampur larutan Ringer (1:1)dalam 1 wadah

P4 :Intralipid 20% dicampurinfusnatrium klorida 0,9% (1:2) melaluithree-

waystopcock

P5 : Intralipid 20% dicampur larutan Ringer (1:2) melalui three-waystopcock Dari Tabel 4.3, dapat dilihat bahwa pencampuran Intralipid20% dengan larutan Ringer lebih mempengaruhi stabilitas fisik Intralipid 20% dibandingkan dengan pencampuran dengan infus larutan natrium klorida 0,9% dalam satu wadah. Apabila dibandingkan dengan pencampuran Intralipid 20% dan larutan elektrolit (infus larutan natrium klorida 0,9% atau larutan Ringer) melalui

way stopcock, dapat dilihat bahwa stabilitas fisik pencampuran melalui three-waystopcocktidak menunjukkan koalesensi tetapi terjadi flokulasi pada

pencampuran dengan larutan Ringer.

Penambahan spesi bermuatan positif seperti ion natrium, kalium dan kalsium dapat menyebabkan ketidakstabilan permanen dimana ion-ion ini akan menetralkan muatan negatif dari droplet fosfolipid (droplet fosfolipid bermuatan negatif karena bagian polarnya berada dibagian luar) dan menyebabkan koalesensi (Driscoll, et al., 2001). Proses koalesensi mempunyai mekanisme sebagai berikut: ketika droplet-droplet lemak telah berdekatan satu dengan lainnya, lapisan tipis

berair antara dua droplet yang berdekatan dapat pecah dan menyebabkan minyak dari dua droplet bergabung, membentuk droplet yang lebih besar tetapi masih dapat diemulsikan (Baker dan Naguib, 2005).

Kation divalen (kalsium) bersifat lebih mengganggu kestabilan daripada ion monovalen (natrium). Elektrolit yang bermuatan divalen seperti kalsium berikatan kuat dengan permukaan droplet lemak yang distabilkan lesitin (fosfolipid yang dimurnikan) membentuk kompleks ion-lemak 1:2 sehingga terbentuk muatan droplet yang berlawanan yaitu menjadi positif (Schroder, 2008; Martin, 2011). Oleh sebab itu, diamati bahwa Intralipid20% yang dicampur dengan larutan Ringer dalam 1 wadah lebih cepat menyebabkan ketidakstabilan fisik karena larutan Ringer mengandung Ca2+.

Agar Intralipid 20% bersifat lebih stabil ketika dibutuhkan larutan elektrolit (infus larutan natrium klorida 0,9% atau larutan Ringer) dalam waktu yang bersamaan, sebaiknya keduanya diberikan secara terpisah dalam 2 wadah melalui three-waystopcockkarena sebagian besar larutan elektrolit telah dihantarkan terlebih dahulu dan sisanya berinteraksi dengan globul lemak Intralipid 20%. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.3 yang menunjukkan P5 pada jam ke-24 mengalami flokulasi. Flokulasi terjadi akibat ion kalsium pada larutan Ringer yang berkontak dengan Intralipid 20% dalam konsentrasi rendah. Mekanisme flokulasi adalah droplet-droplet minyak yang tersuspensi umumnya akan menyatu akibat gerak Brown yang alami atau menyatu dari pengocokan luar. Akibat beberapa tumbukan, gaya tarik-menarik (interaksi van der Waals) terjadi diantara droplet-droplet lemak karena permukaan droplet yang tidak sempurna sehingga gaya tarik-menarik melebihi gaya tolak-menolak dan menyebabkan droplet berdekatan dengan satu sama lainnya (Baker dan Naguib, 2005).

Dokumen terkait