UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
PENGAMATAN DI LAPANGAN
Dari hasil pengamatan pada bagian produksi I, khususnya pada area pencetakan tablet yang tediri dari sebelas ruangan pencetakan tablet, menunjukkan bahwasannya aspek kebisingan mempunyai dampak yang cukup tinggi terhadap lingkungan sekitar terutama dampaknya terhadap karyawan yang berada disekitar area pencetakan, dimana kebisingan mendapatkan total nilai yang tertinggi yaitu 24, lalu aspek debu yang dihasilkan selama proses pencetakan mendapatkan total nilai 12, dilanjutkan oleh aspek bekas air cucian dan ceceran massa cetak selama proses pencetakan mendapatkan total nilai 6, sampah plastik
mendapatkan nilai 3, dan terakhir aspek bau mendapatkan nilai 1. Keseluruhan hasil tersebut dapat dilihat pada tabel 3.1.
Kemajuan peradaban telah menggeser perkembangan industri ke arah penggunaan mesin-mesin, alat-alat transportasi berat, dan lain sebagainya. Akibatnya kebisingan makin dirasakan mengganggu dan dapat memberikan dampak pada kesehatan.(www.kalbe.co.id)
Dengan berkembangnya industrialisasi di Indonesia maka sejak awal disadari tentang kemungkinan timbulnya dampak baik terhadap tenaga kerja maupun pada masyarakat di lingkungan sekitarnya. Faktor-faktor penyebab penyakit akibat kerja dapat digolongkan menjadi golongan fisik, kimia, infeksi, fisiologis dan mental psikologis. Bising, yang termasuk dalam golongan fisik, dapat menyebabkan kerusakan pendengaran/tuli. (www.ekologi.litbang.co.id).
Produk (Aktivitas, Produk, Jasa)
Aspek Dampak (Udara, Tanah, Air)
Penyebab P Sv S D TN Perbaikan/Pencegahan
Proses penuangan massa cetak tablet dari wadah ke hopper
Debu Pencemaran udara dan gangguan pernafasan
Proses penuangan yang cepat dan hopper tidak ditutup
3 2 1 2 12 Lebih berhati – hati dalam penuangan massa cetak, lubang hopper harus ditutup, penggunaan masker dan maksimalisasi penggunaan dust collector
Ceceran massa
cetak
Pencemaran udara dan gangguan pernafasan
Proses penuangan yang cepat 3 2 1 1 6 Lebih berhati – hati dalam penuangan massa cetak.
Proses pengempaan massa cetak oleh punch
Kebisingan Gangguan/penurunan daya pendengaran
Putaran turret yang cepat, mekanisme pengempaan yang dipengaruhi oleh tekanan compression, rusaknya salah satu komponen mesin dan massa cetak yang keras.
3 2 2 2 24 Perawatan mesin secara berkala, karyawan menggunakan earplug serta perbaikan formulasi.
Debu Pencemaran udara dan
gangguan pernafasan
Debu dari granul pada saat pencetakan 3 2 1 2 12 Segera dibersihkan setelah proses produksi dan penggunaan masker.
Penuangan massa cetak dari wadah ke hopper
Bau Pecemaran udara dan
gangguan pernafasan
Bau dari karakteristik massa cetak obat tertentu
Keterangan :
Sampah plastik tempat massa cetak
Sampah plastik Pencemaran lingkungan Wadah bekas kemasan massa cetak 3 1 1 1 3 Dikumpulkan dalam kantong-kantong kemasan dan disimpan sementara di TPS-B3 Plant Bandung, dimusnahkan oleh pihak ke tiga
Debu Pecemaran udara dan
gangguan pernafasan
Debu yang ada pada wadah bekas kemasan massa cetak
3 2 1 2 12 Segera dibersihkan setelah proses produksi dan penggunaan masker
Pembersihan ruangan tablet Air Cucian Penurunan kwalitas air Bekas air cucian alat dan ruangan 3 2 1 1 6 Meminimalisasi granul pada alat dan ceceran massa cetak
P = Probability (Kemungkinan): 1: Mungkin terjadi ( > 1 tahun), 2: Jarang terjadi (dalam 1 tahun ≥ 1 kali terjadi), 3: Sering terjadi (terus menerus).
Tabel 3.1. Identifikasi Aspek Dan Dampak Lingkungan pada area pencetakan tablet D = Duration (Jangka Waktu): 1: Instan, kurang dari 1 jam, 2: 1 jam sampai sehari, 3:Lebih dari sehari. Sv = Severity (Keseriusan): 1: Tidak Berbahaya, 2: Agak berbahaya, 3: Berbahaya.
Dari hasil pengamatan dilapangan dan juga dari hasil penjelasan para operator dan karyawan pencetakan, dapat diketahui bahwasannya kebisingan tersebut timbul karena pengoperasian dari mesin – mesin pencetakan setiap ada proses yang dalam 1 harinya dapat beroperasi selama 8 jam/shift. Hal ini juga dapat menunjukkan lamanya para operator tersebut terpapar dengan kebisingan setiap kali prosesnya. Selama dilakukan pengamatan pada proses pencetakan tablet terhadap para operator dan karyawan yang bekerja di bagian pencetakan tablet, menunjukkan bahwa selama proses produksi dilakukan mereka tidak dilengkapi dengan alat penutup telinga, sehingga walaupun berdasarkan penjelasan mereka tidak pernah mengalami gangguan yang serius selama bertahun tahun bekerja dibagian tersebut, namun dikhawatirkan akan berdampak bagi kesehatan mereka nantinya seperti gangguan pendegaran atau ketulian.
Cacat pendengaran akibat kerja adalah hilangnya sebahagian atau seluruh pendengaran seseorang yang bersifat permanen, mengenai satu atau kedua telinga yang disebabkan oleh bising terus menerus dilingkungan tempat kerja. Dalam lingkungan industri, semakin tinggi intensitas kebisingan dan semakin lama waktu pemaparan kebisingan yang dialami oleh para pekerja, semakin berat gangguan pendengaran yang ditimbulkan pada para pekerja tersebut.(www.library usu.ac.id)
Berdasarkan dari hasil Laporan Pelaksanaan Kegiatan Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL), PT Kimia Farma Planta Bandung Semester I tahun 2008 untuk mesin pencetakan tablet yang dalam hal ini dilakukan pengujian terhadap mesin cetak Cadmach CTX-40 diperoleh hasil pengukuran yaitu sebesar 82,3-82,4 dB sedikit lebih rendah dari nilai ambang batas untuk kebisingan ditempat kerja berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep-51/MEN/1999 yaitu 85 dB. Dari data tersebut sangatlah wajar jika hal ini menjadi catatan yang sangat penting untuk segera ditindaklanjuti dan diantisipasi. Penelitian lebih lanjut untuk mencari penyebab suara serta melakukan pemeliharaan secara berkala terhadap mesin pencetakan juga patut menjadi perhatian, karena walaupun dari hasil pengukuran yang telah dilakukan memenuhi nilai ambang batas yang telah ditetapkan, tapi alangkah baiknya jika tindakan pencegahan terus dilakukan mengingat besarnya efek yang dapat ditimbulkan dari suara bising mesin pencetakan tersebut, juga tentunya kesehatan karyawan juga harus diprioritaskan, pemakaian alat penutup telinga saat bekerja sudah seharusnya dilakukan, sehingga dapat mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan baik jangka pendek maupun jangka panjang yang pada akhirnya juga dapat menguntungkan bagi perusahaan.
Gangguan pendengaran akibat bising terjadi secara perlahan, dalam waktu hitungan bulan sampai tahun. Hal ini sering tidak disadari oleh penderitanya, sehingga pada saat penderita mulai mengeluh gangguan pendengaran, biasanya sudah dalam stadium yang tidak dapat disembuhkan. Kondisi seperti ini akan mempengaruhi produktivitas tenaga kerja yang pada akhirnya akan menyebabkan menurunnya derajad kesehatan masyarakat pekerja. (www.ekologi.litbang.co.id).
Biaya yang harus ditanggung akibat kebisingan ini sangat besar. Misalnya, bila terjadi di tempat-tempat bisnis dan pendidikan, maka bising dapat mengganggu komunikasi yang berakibat menurunnya kualitas bisnis dan pendidikan. Gangguan pendengaran yang timbul akibat bising di tempat kerja, gangguan sistemik yang timbul akibat kebisingan, penurunan kemampuan kerja, bila dihitung kerugiannya secara nominal dapat mencapai milyaran rupiah. Untuk
itu, tenaga kesehatan perlu mengenali pengaruh bising terhadap kesehatan tenaga kerja, melakukan deteksi dini dan pengendalian bising di tempat kerja.(www.kalbe.ac.id)
Adapun upaya – upaya yang dapat dilakukan untuk penanggulangan kebisingan industri antara lain adalah:
a. Pengurangan jumlah bising di sumber bising. Di sini termasuk pengurangan bising di tahap perencanaan mesin dan bangunan, di mana mesin di tempatkan (enginering control program).
b. Pengurangan jumlah bising yang dirambatkan melalui udara atau bagian-bagian dari bangunan, di mana sumber bising itu berada. Pemasangan peredam, penyekat mesin dari bahan-bahan penyerap suara.
c. Menggunakan alat-alat pelindung telinga (ear protectors) untuk para karyawan:
Menggunakan kapas (acoustic wool).
Ear plug/mold, suatu alat yang dipakai dengan memasukkan ke dalam telinga, dapat dibuat dari karet. Mold dicetak menurut kontur telinga pemakai, mengurangi 30 sampai dengan 40 dB. Ear muff/valve, ini dapat menutup sendiri bila ada suara keras, dan membuka sendiri bila suara kurang kerasnya. Alat ini cukup mahal, tetapi penderita selama kerja tak usah membuka dan menutup telinga.
Helmet, suatu penutup kepala yang disamping memberi
perlindungan terhadap cidera tengkorak juga merupakan pelindung telinga.
d. Indoktrinasi tentang bahaya bising. Program ini harus dapat mencapai hasil agar masyarakat yakin dan mengerti serta rela mengusahakan perlindungan terhadap bising bagi diri sendiri dan segera memeriksakan diri begitu merasa adanya kelainan pada alat pendengarannya.
e. Pemasangan poster-poster atau tanda peringatan pada daerah bising seperti:
1. Anda diharuskan memakai alat pelindung telinga. 2. Lindungi telinga anda.
3. Apakah ada alat pelindung telinga ?
f. Penyelidikan dan penelitian terhadap bising. Tindakan dimaksudkan agar supaya ditemukan cara-cara baru dan metode-metode serta cara-cara perlindungan baru yang bisa lebih menjamin keamanan para pekerja dan masyarakat dari gangguan bising.
g. Pengukuran-pengukuran, pemeriksaan dari pendengaran para karyawan
dengan pure tone Audiometer yang terdiri atas:
1. Pengukuran pendengaran sebelum karyawan diterima bekerja di lingkungan bising (pre employment hearing test). Termasuk disini masyarakat di lingkungan bising diperiksa pendengarannya.
2. Pengukuran pendengaran secara berkala dan teratur, misalnya 6 bulan sekali, dimaksudkan pula untuk mendapatkan gambaran-gambaran dasar dari kemampuan pekerja dan masyarakat di lingkungan bising untuk dapat melihat perubahan pendengaran secara dini, agar segera diambil tindakan perlindungan. (www.kalbe.co.id).
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN