• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Jumlah tudung Pleurotus spp.

Faktor isolat berpengaruh nyata terhadap jumlah tudung. Pleurotus sp.9 menghasilkan jumlah tudung lebih banyak (24,3 buah) dibanding Pleurotus sp.6 (15,7 buah). Faktor panen juga berpengaruh nyata terhadap jumlah tudung, pengamatan menunjukkan jumlah tudung Pleurotus sp.9 dan Pleurotus sp.6 pada panen tiga dan empat mengalami penurunan (Tabel 4). Hal ini diduga karena nutrisi yang terkandung dalam substrat semakin berkurang tiap panennya. Menurut Herliyana (2007), jumlah tudung Pleurotus spp. pada media serbuk gergajian kayu sengon berkisar antara 35,4 sampai dengan 36,0 buah.

Tabel 4 Jumlah tudung Pleurotus sp.6 dan Pleurotus sp.9

Jumlah tudung/panen (buah) Isolat

Panen 1 Panen 2 Panen 3 Panen 4

Total jumlah tudung (buah) Pleurotus sp.6 5,1 5,3 2,7 2,5 15,7a Pleurotus sp.9 7,6 7,3 5,4 3,9 24,3b

2. Diameter tudung Pleurotus spp.

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa faktor isolat berpengaruh nyata terhadap diameter tudung terbesar. Pleurotus sp.9 memiliki rata-rata diameter tudung terbesar lebih tinggi (6,0 cm) dibanding rata-rata diameter tudung terkecil Pleurotus sp.6 (5,0 cm). Diameter tudung terbesar Pleurotus sp.6 mengalami kenaikan pada panen ke dua dan ke tiga, hal ini diduga merupakan pengaruh dari sedikitnya jumlah tudung yang dihasilkan pada panen ke dua dan ke tiga sehingga diameter tudung yang dihasikan semakin besar. Pleurotus sp.9 mengalami penurunan mulai dari panen dua sampai panen berikutnya (Tabel 5), diduga karena substrat sudah banyak termanfaatkan pada awal panen sehingga pada panen terakhir tubuh buah yang terbentuk lebih kecil.

Tabel 5 Rata-rata diameter tudung terbesar Pleurotus sp.6 dan Pleurotus sp.9

Rata-rata diameter tudung terbesar/panen (cm)

Isolat Panen 1 Panen 2 Panen 3 Panen 4

Rata-rata diameter tudung terbesar (cm) Pleurotus sp.6 4,1 5,3 5,8 4,7 5,0a Pleurotus sp.9 6,7 6,3 5,9 5,1 6,0b

Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang berbeda menunjukkan nilai yang berbeda nyata (P<0,05)

Menurut Gunawan (2001), P. ostreatus memiliki tudung dengan diameter 4,0-15,0 cm atau lebih, bentuk seperti tiram, cembung kemudian menjadi rata atau kadang-kadang membentuk corong; permukaan licin, agak berminyak ketika lembap, tetapi tidak lengket; warna bervariasi dari putih sampai abu-abu, cokelat atau cokelat tua. Kisaran ukuran diameter ini sesuai dengan hasil pengukuran yaitu 5,0-6,0 cm.

Tabel 6 Rata-rata diameter tudung terkecil Pleurotus sp.6 dan Pleurotus sp.9

Rata-rata diameter tudung terkecil/panen (cm) Isolat

Panen 1 Panen 2 Panen 3 Panen 4

Rata-rata diameter tudung terkecil (cm) Pleurotus sp.6 1,3 1,8 1,2 0,9 1,3a Pleurotus sp.9 2,0 2,1 1,5 1,8 1,9b

Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang berbeda menunjukkan nilai yang berbeda nyata (P<0,05)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor isolat dan panen berpengaruh sangat nyata terhadap diameter tudung rata-rata terkecil (Tabel 6). Pleurotus sp.9 menghasilkan diameter tudung terkecil yang lebih besar (1,9 cm) dibanding diameter tudung terkecil Pleurotus sp.6 (1,3 cm). Menurut Herliyana (2007) diameter tudung terkecil Pleurotus spp. dapat mencapai 1,6-1,9 cm.

Pertumbuhan diameter tudung rata-rata terkecil tiap panen Pleurotus sp.9 lebih fluktuatif, pada panen dua mengalami kenaikan namun pada panen tiga turun drastis. Pleurotus sp.6 mengalami kenaikan pada panen kedua dan menurun pada panen-panen berikutnya.

3. Diameter tangkai Pleurotus spp.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor isolat tidak berpengaruh nyata terhadap diameter tangkai, rata-rata diameter tangkai yang dihasilkan antara kedua isolat tidak berbeda nyata yaitu berkisar 1,0-1,2 cm. Menurut Gunawan (2001), tangkai Pleurotus biasanya pendek, kokoh, dan tidak di pusat lateral (tetapi kadang-kadang di pusat), gemuk, padat, kuat, kering, dan umumnya berambut atau berbulu kapas paling sedikit di dasar. Menurut Herliyana (2007), diameter tangkai Pleurotus spp. hasil kultivasi berkisar antara 0,38 sampai dengan 1,85 cm.

Tabel 7 Rata-rata diameter tangkai Pleurotus sp.6 dan Pleurotus sp.9

Rata-rata diameter tangkai/panen (cm) Isolat

Panen 1 Panen 2 Panen 3 Panen 4

Rata-rata diameter tangkai(cm)

Pleurotus sp.6 1,2 1,3 1,1 1,0 1,2a

Pleurotus sp.9 1,2 1,3 1,2 1,0 1,1a

Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan nilai yang tidak berbeda nyata (P>0,05)

Faktor panen berpengaruh nyata terhadap diameter tangkai. Diameter tangkai kedua isolat pada panen kedua mengalami kenaikan sedangkan pada panen selanjutnya keduanya mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan semakin berkurang tiap panennya sehingga tubuh buah yang dihasilkan semakin mengecil.

4. Panjang tangkai Pleurotus spp.

Faktor isolat tidak berpengaruh nyata terhadap panjang tangkai, tiap isolat mempunyai panjang tangkai yang tidak berbeda nyata. Menurut Djarijah (2001), tangkai Pleurotus spp berkisar antara 2,0-6,0 cm. Kisaran tersebut sesuai dengan hasil pengukuran terhadap kedua isolat yaitu 2,4-2,5 cm (Tabel 8). Menurut Herliyana (2007), Pleurotus spp. mempunyai panjang tangkai berkisar antara1,0 sampai dengan 3,0 cm.

Tabel 8 Rata-rata panjang tangkai Pleurotus sp.6 dan Pleurotus sp.9

Rata-rata panjang tangkai /panen (cm) Isolat

Panen 1 Panen 2 Panen 3 Panen 4

Rata-rata panjang tangkai(cm)

Pleurotus sp.6 2,5 2,6 2,7 2,2 2,5a

Pleurotus sp.9 2,7 2,8 2,3 2,1 2,4a

Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan nilai yang tidak berbeda nyata (P>0,05).

Hasil penelitian menunjukkan faktor panen berpengaruh terhadap panjang tangkai. Panjang tangkai semakin menurun tiap panennya karena semakin bertambah panen semakin berkurang juga nutrisi yang terkandung. Panjang tangkai Pleurotus sp.6 pada panen dua dan tiga mengalami peningkatan, sedangkan Pleurotus sp.9 cenderung semakin menurun dari panen ke dua sampai panen ke empat.

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa fase vegetatif dan fase reproduktif Pleurotus sp.6 lebih singkat dibanding fase vegetatif dan fase reproduktif Pleurotus sp.9.

Bobot basah tubuh buah kedua isolat mengalami penurunan dari panen pertama ke panan-panen selanjutnya. Hal ini diduga disebabkan oleh kandungan nutrisi media yang semakin berkurang serta kondisi lingkungan yang kurang mendukung.

Bobot basah tubuh buah total dan nilai Efisiensi Biologi terbesar dihasilkan oleh Pleurotus sp.9. Hal ini menunjukkan bahwa Pleurotus sp.9 lebih efisien dalam menggunakan media produksi untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Pleurotus sp.9 juga menghasilkan produktivitas yang lebih tinggi dibanding Pleurotus sp.6.

Pleurotus sp.9 mempunyai jumlah tudung, diameter tudung terbesar dan diameter tudung terkecil yang lebih besar dibanding Pleurotus sp.6. Diameter tangkai dan panjang tangkai yang dihasilkan oleh kedua isolat tidak berbeda secara nyata.

B.Saran

Dari hasil penelitian ini disarankan penelitian lebih lanjut terhadap jenis isolat Pleurotus spp. lainnya untuk mendapatkan jenis yang baik untuk digunakan sesuai dengan potensinya. Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan seperti suhu, pH dan kelembaban disarankan juga untuk diteliti lebih lanjut.

Dokumen terkait