• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sampel kemudian diamati dengan mikroskop dan difoto digital untuk mendapatkan pencitraan digital mikroanatomi otot. Citra digital tersebut kemudian diolah dengan teknik pengukuran otot yang dilakukan oleh Albrecht et al (2006) yang dimodifikasi menggunakan program Corel Draw X3. Parameter yang diamati adalah :

- Luas penampang otot - Luas fasikulus

- Jumlah otot per fasikulus

- Persentase area otot per fasikulus - Persentase jaringan ikat per fasikulus - Jarak antar fasikulus

22 Pengolahan Data

Data yang diperoleh dianalisa dengan menggunakan pengujian hipotesis student’s test berekor dua (sampel ganda) untuk membandingkan antara variasi gen calpastatin yang berbeda yaitu MM dan MN apakah ada perbedaan antar perlakuan dari parameter yang diamati. Formulasi matematika menurut Steel and Torrie (1991) adalah :

= ( − )−( − ) −

Keterangan :

t : Nilai t hitung yang akan dibandingkan dengan t tabel untuk menentukan penerimaan hipotesis

( − ) : Selisih rata-rata sampel a dan b ( − ) : Selisih rata-rata populasi a dan b

23 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Performa Anatomis Ternak Hidup

Performa anatomis dapat dijadikan sebagai acuan dalam melakukan seleksi maupun pemuliabiakan pada ternak dengan tujuan tertentu, misalnya pertumbuhan dan perdagingan. Berdasarkan data pada Tabel 5, Bobot kosong DET CAST-1 MM rata-rata sebelum pemotongan sebesar 20,56 kg, sedangkan pada DET CAST-1 MN sebesar 19,12 kg. Selisih bobot potong kedua domba tersebut sebesar 1,44 kg. Bobot potong kedua domba tersebut tidak menunjukkan adanya perbedaan yang nyata (P>0,05). Pada bobot badan pada rentang 19,12- 20,56 kg, DET CAST-1 MM memiliki panjang badan, dalam dada, lingkar dada dan lebar pinggul lebih besar dibandingkan domba dengan DET CAST-1 MN (P<0,05).

Tabel 5. Morfometri utama domba ekor tipis dengan genotipe calpastatin yang berbeda. Parameter Genotipe Calpastatin MM (n=5) KK (%) MN (n=4) KK (%) Bobot kosong (kg) 20,56 + 2,27a 12,77 19,12 + 2.09a 10,93 Panjang badan (cm) 54,13 + 2,83a 5,22 51,28 + 2,22 b 4,32 Tinggi badan (cm) 56,46 + 2,54a 4,50 55,81 + 1,67a 2,99 Tinggi pinggul (cm) 57,69 + 1,95a 3,38 57,30 + 2,28a 3,98 Lingkar dada (cm) 63,17 + 2,76 A 4,36 59,86 + 2,30B 3,84 Dalam dada (cm) 26,18 + 1,17 a 4,49 25,04 + 1,19 b 4,74 Lebar dada(cm) 14,64 + 0,38a 2,57 14,59 + 0,47a 3,22 Lebar pinggul (cm) 13,03 + 0,73 A 5,62 11,83 + 0,58 B 4,91

Keterangan : Huruf superskrip yang berbeda pada baris yang sama menyatakan adanya perbedaan nyata antar perlakuan (P<0,05), huruf kapital superskrip menyatakan perbedaan sangat nyata (P<0,01), n = jumlah sampel (ekor), KK = koefisien keragaman (standar deviasi/rataan x 100% ).

DET CAST-1 MM memiliki panjang badan 2,85 cm lebih panjang dibandingkan dengan DET CAST-1 MN. Sangkar rusuk pada DET CAST-1 MM juga memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan DET CAST-1 MN. Dalam dada DET CAST-1 MN memiliki ukuran 1,14 cm lebih panjang

24 dibandingkan dengan DET CAST-1 MN. Demikian juga pada lingkar dada DET CAST-1 MN memiliki ukuran 3,31 cm lebih besar dibandingkan dengan DET CAST-1 MN. Hal ini menunjukkan bagian tubuh depan DET CAST-1 MM lebih berkembang dibandingkan dengan DET CAST-1 MN. Skema sangkar rusuk antara DET CAST-1 MM dan DET CAST-1 MN disajikan dalam Gambar 3

DET CAST-1 MM DET CAST-1 MN

Gambar 3. Skema sangkar rusuk antara DET CAST-1 MM dan DET CAST-1 MN Lebar dada pada kedua domba tidak memberikan perbedaan yang nyata (P>0,05). Sedangkan lebar pinggul pada DET CAST-1 MM memiliki ukuran 1,20 cm lebih lebar dibandingkan dengan DET CAST-1 MN. Parameter tinggi badan maupun tinggi pinggul menunjukkan tidak ada perbedaan yang nyata (P>0,05) dari kedua domba. Tinggi badan dan tinggi pinggul merupakan parameter yang menjadi indikasi pertumbuhan bagian alat gerak depan dan belakang.

Parameter yang berpengaruh terhadap panjang badan ternak adalah ukuran kelompok tulang penyusun collumna vertebralis. Berdasarkan data pada Tabel 6 menunjukkan bahwa masing-masing kelompok tulang penyusun collumna vertebralis, yaitu ossa vertebrae cervicales, ossa vertebrae thoracicae, ossa

26,18 cm 25,04 cm

14,06 cm 13,09 cm

25 vertebrae lumbales, dan ossa vertebrae sacrales pada DET CAST-1 MM lebih panjang dibandingkan dengan DET CAST-1 MN (P<0,05).

Panjang ossa vertebrae cervicales pada DET CAST-1 MM rata-rata 0,58 cm lebih panjang dibandingkan dengan DET CAST-1 MN. Panjang ossa vertebrae thoracicae rata-rata DET CAST-1 MM 0,97 cm lebih panjang dibandingkan dengan DET CAST-1 MN. Panjang ossa vertebrae lumbales rata- rata DET CAST-1 MM 0,59 cm lebih panjang dibandingkan dengan DET CAST- 1 MN. Panjang ossa vertebrae sacrales rata-rata DET CAST-1 MM 0,41 cm cm lebih panjang dibandingkan dengan DET CAST-1 MN. Total selisih panjang collumna vertebralis antara DET CAST-1 MM dengan DET CAST-1 MN sebesar 2,55 cm lebih panjang DET CAST-1 MM. Data ukuran panjang dari masing- masing kelompok tulang penyusun collumna vertebralis ini menjelaskan panjang badan DET CAST-1 MM lebih panjang dibandingkan dengan DET CAST-1 MN. Tabel 6. Morfometri bagian collumna vertebralis domba ekor tipis dengan

genotipe calpastatin yang berbeda.

Parameter (cm)

Genotipe Calpastatin

MM (n=5) KK (%) MN (n=4) KK (%)

Ossa vertebrae cervicales 11,59 + 0,64 a 5,48 11,01 + 0,49b 4,47

Ossa vertebrae thoracicae 18,48 + 0,96 a 5,22 17,51 + 0,75 b 4,28

Ossa vertebrae lumbales 11,32 + 0,59 a 5,20 10,73 + 0,45 b 4,16

Ossa vertebrae sacrales 7,99 + 0,41 a 5,18 7,58 + 0,34 b 4,46

Keterangan : Huruf superskrip yang berbeda pada baris yang sama menyatakan adanya perbedaan nyata antar perlakuan (P<0,05), n = jumlah sampel (ekor), KK = koefisien keragaman (standar deviasi/rataan x 100% ).

Komponen yang berpengaruh terhadap tinggi badan adalah ukuran panjang dari masing-masing bagian kaki depan dan belakang. Berdasarkan data pada Tabel 7 menunjukkan bahwa DET CAST-1 MM memiliki os scapula yang lebih panjang (P<0,05) dibandingkan dengan DET CAST-1 MN.

Panjang os scapula rata-rata DET CAST-1 MM sebesar 21,72 cm, sedangkan pada DET CAST-1 MN sebesar 20,64 cm. Selisih panjang os scapula rata-rata antara DET CAST-1 MM dengan DET CAST-1 MN sebesar 1,08 cm. Panjang os humerus, ossa radius-ulna, dan ossa metacarpalia pada kaki depan kedua domba tidak menunjukkan adanya perbedaan yang nyata (P>0,05). Kondisi

26 ini menunjukkan variasi gen calpastatin memberikan pengaruh pada pekembangan alat gerak depan lebih ke arah medial dibandingkan lateral. Panjang os femoris, ossa tibia-fibula dan ossa metatarsalia tidak menunjukkan adanya perbedaan yang nyata (P>0,05) antara kedua domba.

Tabel 7. Morfometri bagian kaki depan dan belakang domba ekor tipis dengan genotipe calpastatin yang berbeda.

Parameter (cm) Genotipe Calpastatin

MM (n=5) KK (%) MN (n=4) KK (%) Os scapula 21,72 + 0,96 A 4,40 20,64 + 0,84B 4,07 Os humerus 15,82 + 0,70a 4,40 15,64 + 0,47a 2,99 Ossa radius-ulna 14,98 + 0,67a 4,45 14,82 + 0,44a 2,96 Ossa metacarpalia 10,05 + 0,44a 4,39 9,93 + 0,30a 3,05 Os femoris 13,09 + 0,38a 2,92 12,94 + 0,39a 2,99 Ossa tibia-fibula 20,74 + 0,93a 4,49 20,50 + 0,64a 3,11 Ossa metatarsalia 15,93 + 0,54a 3,37 15,92 + 0,47a 2,97

Keterangan : Huruf superskrip yang berbeda pada baris yang sama menyatakan adanya perbedaan nyata antar perlakuan (P<0,05), huruf kapital superskrip menyatakan perbedaan sangat nyata (P<0,01), n = jumlah sampel (ekor), KK = koefisien keragaman (standar deviasi/rataan x 100% ).

Berdasarkan keseluruhan data parameter morfometri tersebut menunjukkan bahwa variasi gen calpastatin memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan kerangka tubuh. DET CAST-1 MM memiliki bingkai kerangka (frame-size) yang lebih besar, terutama pada bagian dorsal dan cranial serta pada bagian gelang pinggul dibandingkan dengan DET CAST-1 MN. Ukuran bingkai kerangka yang lebih besar ini menunjukkan bahwa DET CAST-1 MM memiliki luas permukaan tubuh yang lebih besar dibandingkan dengan DET CAST-1 MN pada bobot yang sama.

Pemotongan Ternak

Karkas yang digunakan sebagai data dalam pengamatan adalah karkas panas, yaitu karkas yang belum kehilangan cairan selama pelayuan. Semakin tinggi persentase karkas terhadap bobot badan, maka semakin tinggi nilai ekonomis ternak tersebut. Berdasarkan data pada Tabel 8 komponen karkas dan non karkas terhadap bobot hidup domba pada kedua variasi genotipe tidak

27 menunjukkan adanya perbedaan yang nyata. Persentase karkas panas rata-rata DET CAST-1 MM sebesar 41,46%, sedangkan pada DET CAST-1 MN sebesar 39,68%. Selisih persentase karkas panas rata-rata antara keduanya sebesar 1,78%. Tabel 8. Persentase karkas dan komponen non karkas pada domba ekor tipis

dengan genotipe calpastatin yang berbeda.

Parameter (%) Genotipe Calpastatin

MM (n=5) KK (%) MN (n=4) KK (%) Karkas panas 41,458 + 2,888 6,97 39,681 + 1,800 4,54 Darah 3,961 + 0,238 6,00 4,417 + 0,361 8,18 Kepala 8,814 + 0,778 8,83 8,599 + 0,535 6,22 Kulit 7,090 + 0,811 11,44 7,291 + 1,167 16,00 Saluran pencernaan 8,190 + 0,349 4,26 8,122 + 0,604 7,4 Kaki depan 1,181 + 0,097 8,26 1,333 + 0,192 14,407 Kaki belakang 1,185 + 0,097 8,15 1,348 + 0,173 12,833 Ekor 0,280 + 0,046 16,34 0,320 + 0,090 28,59

Hati dan empedu 1,541 + 0,165 10,68 1,687 + 0,046 2,73

Pankreas 0,203 + 0,005 2,50 0,215 + 0,013 5,94

Limpa 0,207 + 0,033 15,76 0,203 + 0,040 19,81

Paru-paru dan trakhea 1,604 + 0,078 7,32 1,040 + 0,166 16,01

Jantung 0,598 + 0,077 12,90 0,591 + 0,023 3,92

Alat kelamin 0,299 + 0,081 27,23 0,326 + 0,039 11,996

Testis 1,225 + 0,248 20,24 1,369 + 0,197 14,40

Kandung kemih 0,113 + 0,006 5,00 0,110 + 0,029 26,55

Keterangan : Tidak ada perbedaan yang nyata pada variable yang diamati (non signifikan) (P>0.05), n = jumlah sampel (ekor), KK = koefisien keragaman (standar deviasi/rataan x 100% )

Komponen non karkas yang memiliki persentase besar adalah kepala, saluran pencernaan, kulit dan darah. Meskipun tidak memberikan perbedaan yang nyata, terdapat selisih persentase kepala, saluran pencernaan, kulit dan darah antara DET CAST-1 MM dengan DET CAST-1 MN. Selisih persentase kepala rata-rata antara DET CAST-1 MM dengan DET CAST-1 MN sebesar 0,22% lebih besar pada MM dibandingkan MN. Selisih persentase saluran pencernaan rata- rata antara DET CAST-1 MM dengan DET CAST-1 MN sebesar 0,07% lebih

28 besar pada MM dibandingkan MN. Selisih persentase kulit rata-rata antara DET CAST-1 MM dengan DET CAST-1 MN sebesar 0,20% lebih besar pada MN dibandingkan MM. Selisih persentase darah rata-rata antara DET CAST-1 MM dengan DET CAST-1 MN sebesar 0,46% lebih besar pada MN dibandingkan MM.

Potongan Komersial dan Komposisi Karkas

Berat karkas kanan dari DET CAST-1 MM adalah 4.191,23 + 267,15 kg, sedangkan untuk DET CAST-1 MN adalah 3.775,43 + 316,63 kg. Berdasarkan data pada Tabel 9 menunjukkan bahwa pada potongan komersial bagian neck DET CAST-1 MM memiliki nilai persentase terhadap karkas yang lebih besar dibandingkan pada DET CAST-1 MM (P<0,05), namun pada bagian shoulder justru memiliki persentase yang lebih rendah (P<0,05).

Tabel 9. Persentase potongan komersial terhadap berat karkas domba ekor tipis dengan genotipe calpastatin yang berbeda.

Parameter (%) Genotipe Calpastatin MM (n=5) KK (%) MN (n=4) KK (%) Neck 12,05 + 1,04 a 8,66 10,23 + 0,49b 4,75 Shoulder 17,85 + 0,68 a 3,82 19,41 + 0,88 b 4,52 Shank 11,16 + 1,26a 11,27 10,26 + 0,85a 8,29 Breast 4,42 + 0,35a 8,03 4,62 + 0,59a 12,86 Flank 2,15 + 0,10a 4,86 2,33 + 0,30a 12,74 Rack 8,39 + 0,78a 9,30 7,85 + 0,18a 2,25 Loin 9,03 + 1,08a 11,92 9,24 + 0,90a 9,71 Leg 30,98 + 1,7a 9,90 31,68 + 0,84a 2,60

Keterangan : Huruf superskrip yang berbeda pada baris yang sama menyatakan adanya perbedaan nyata antar perlakuan (P<0,05), huruf kapital superskrip menyatakan perbedaan sangat nyata (P<0,01), n = jumlah sampel (ekor), KK = koefisien keragaman (standar deviasi/rataan x 100% ).

Persentase neck terhadap bobot karkas pada DET CAST-1 MM sebesar 12,05%, sedangkan pada DET CAST-1 MN sebesar 10,23%. Selisih persentase neck rata-rata antara DET CAST-1 MM dengan DET CAST-1 MN sebesar 1,82% lebih besar pada MM dibandingkan MN. Persentase shoulder terhadap bobot karkas pada DET CAST-1 MM sebesar 17,85%, sedangkan pada DET CAST-1

29 MN sebesar 19,41%. Selisih persentase shoulder rata-rata DET CAST-1 MM dengan DET CAST-1 MN sebesar 1,56% lebih besar pada MN dibandingkan MM. Berdasarkan data tersebut menunjukkan bagian neck pada DET CAST-1 MM lebih berkembang dibandingkan dengan DET CAST-1 MN. Namun pada bagian shoulder justru DET CAST-1 MN lebih berkembang dibandingkan DET CAST-1 MM. Persentase shank, breast, flank, rack, loin, leg terhadap bobot karkas pada kedua domba tidak menunjukkan adanya perbedaan yang nyata (P>0,05).

Perkembangan komponen karkas, yaitu tulang, daging dan lemak dapat dilihat dari persentase masing-masing komponen karkas terhadap bobot karkas. Data yang disajikan pada Tabel 10 menunjukkan bahwa persentase daging terhadap karkas pada DET CAST-1 MN lebih besar (P<0,05) dibandingkan DET CAST-1 MM.

Tabel 10. Persentase komposisi karkas terhadap berat karkas domba ekor tipis dengan genotipe calpastatin yang berbeda.

Parameter (%) Genotipe Calpastatin MM (n=5) KK (%) MN (n=4) KK (%) Daging 64, 27 + 0,74 a 1,148 65,61 + 0,26 b 0,394 Lemak subkutan 6,66 + 1,65a 35,43 5,83 + 0,72a 12,34 Lemak intermuskular 6,93 + 2,87a 41,36 6,58 + 0,86a 13,07 Tulang 20,38 + 2,39a 11,73 21,94 + 2,45a 10,16

Keterangan : Huruf superskrip yang berbeda pada baris yang sama menyatakan adanya perbedaan nyata antar perlakuan (P<0,05), huruf kapital superskrip menyatakan perbedaan sangat nyata (P<0,01), n = jumlah sampel (ekor), KK = koefisien keragaman (standar deviasi/rataan x 100% ).

Persentase daging terhadap bobot karkas pada DET CAST-1 MM sebesar 64, 27%, sedangkan pada DET CAST-1 MN sebesar 65,61%. Selisih persentase daging rata-rata antara DET CAST-1 MM dengan DET CAST-1 MN sebesar 1,34% lebih besar pada MN dibandingkan MM. Persentase lemak subkutan, lemak intramuskular dan tulang tidak menunjukkan perbedaan yang nyata (P>0,05) antara kedua domba. Meskipun DET CAST-1 MM memiliki bingkai kerangka yang lebih besar, tetapi nilai persentase tulang terhadap karkas tidak berbeda nyata dibandingkan dengan DET CAST-1 MN.

30 Distribusi Otot

Penguraian otot dilakukan untuk mengetahui detail persebaran perototan serta bagian otot yang lebih berkembang akibat pengaruh genotipe CAST-1 yang berbeda. Berdasarkan data pada Tabel 11 menunjukkan bahwa DET CAST-1 MM memiliki persentase kelompok otot III, IV dan VIII terhadap total daging yang lebih tinggi (P<0,05) dibandingkan pada DET CAST-1 MN. Distribusi perototan pada DET CAST-1 MN memiliki persentase kelompok otot I, VI, VII dan IX terhadap total daging yang lebih tinggi (P<0,05) dibandingkan DET CAST-1 MM.

Distribusi perototan DET CAST-1 MM lebih berkembang di bagian otot sekitar tulang belakang. Otot dinding abdomen pada DET CAST-1 MM lebih berkembang dibandingkan DET CAST-1 MN. Otot penghubung kaki depan dengan dada pada DET CAST-1 MM juga memiliki persentase yang lebih besar.

DET CAST-1 MN memiliki distribusi perototan yang lebih berkembang di bagian proksimal paha, otot distal kaki depan, otot penghubung kaki, serta otot leher dan dada lain dibandingkan dengan DET CAST-1 MM. Perototan yang lebih berkembang pada DET CAST-1 MN sebagian besar adalah perototan pada alat gerak yang memiliki intensitas kontraksi yang lebih tinggi dibandingkan dengan perototan pada sumbu dan dinding tubuh.

Expensive muscle group (EMG) DET CAST-1 MN juga memiliki persentase terhadap total daging yang lebih besar (P<0,05) dibandingkan DET CAST-1 MM. Otot yang tergolong dalam EMG adalah kelompok otot I, III dan V. Otot ini memiliki nilai ekonomis hingga 80% dari total daging yang diperoleh. Persentase EMG terhadap total daging pada DET CAST-1 MM sebesar 52,420%, sedangkan pada DET CAST-1 MN sebesar 53,178%. Selisih persentase expensive muscle group (EMG) terhadap total daging rata-rata antara DET CAST- 1 MM dengan DET CAST-1 MN sebesar 0,758% lebih besar pada MN dibandingkan MM. Persentase kelompok otot distal paha, otot proksimal kaki depan dan secondary muscle group (SMG) terhadap total daging pada masing- masing domba dengan variasi gen calpastatin yang berbeda tidak menunjukkan adanya perbedaan yang nyata (P>0,05).

31 Tabel 11. Persentase kelompok otot terhadap total daging pada domba ekor tipis

dengan genotipe calpastatin yang berbeda

Parameter (%) Genotipe Calpastatin

MM (n=5) KK (%) MN (n=4) KK (%)

Kelompok otot I 27,096 + 0,506a 1,868 27,846 + 0,243b 0,873

Kelompok otot II 5,391 + 0,288a 5,339 5,291 + 0,006a 0,106

Kelompok otot III 13,598 + 0,536 a 3,939 12,838 + 0,124 b 0,968

Kelompok otot IV 11,443 + 0,576 a 5,038 10,516 + 0,164 b 1,558

Kelompok otot V 12,525 + 0,579a 4,584 12,493 + 0,114a 0,914

Kelompok otot VI 3,714 + 0,097 A 2,596 4,125 + 0,103 B 2,491

Kelompok otot VII 9,548 + 0,472 a 4,944 9,883 + 0,064 b 0,650

Kelompok otot VIII 3,359 + 0,153 a 4,557 3,253 + 0,600 b 1,853

Kelompok otot IX 13,323 + 0,442 a 3,321 13,755 + 0,058 b 0,422

EMG 52,420 + 0,392 a 0,75 53,178 + 0,015 b 0,01

SMG 47,380 + 0,469a 0,99 46,822 + 0,025a 0,01

Keterangan : Huruf superskrip yang berbeda pada baris yang sama menyatakan adanya perbedaan nyata antar perlakuan (P<0,05), huruf kapital superskrip menyatakan perbedaan sangat nyata (P<0,01), n = jumlah sampel (ekor), KK = koefisien keragaman (standar deviasi/rataan x 100% ). EMG = expensice muscle groups, SMG = secondary muscle groups.

Sifat Fisik Daging

Sifat fisik daging adalah salah satu parameter utama melihat kualitas daging. Berdasarkan data pada Tabel 12 menunjukkan bahwa pada daging DET CAST-1 MM memiliki nilai keempukan yang lebih rendah (P<0,05) dibandingkan dengan DET CAST-1 MN. Keempukan pada DET CAST-1 MM sebesar 2,24 kg/cm2 yang tergolong dalam kategori sangat empuk, sedangkan pada DET CAST-1 MN sebesar 3,45 kg/cm2 yang tergolong dalam kategori empuk. Nilai pH, daya mengikat air dan susut masak antara DET CAST-1 MM dan DET CAST-1 MN tidak menunjukkan adanya perbedaan yang nyata (P>0,05).

Nilai pH pada DET CAST-1 MM sebesar 5,44, sedangkan pada DET CAST-1 MN sebesar 5,47. Nilai ini sudah sesuai dengan batas titik pH isoelektrik yang menandakan bahwa proses rigormortis telah selesai. Daya mengikat air pada DET CAST-1 MM sebesar 40,00 % H2O, sedangkan pada DET CAST-1 MN

sebesar 37,00 % H2O. Hal ini menunjukkan kemampuan protein daging dalam

32 CAST-1 MM. Susut masak pada DET CAST-1 MM sebesar 46,10%, sedangkan pada DET CAST-1 MN sebesar 45,49%. Selisih susut masak rata-rata antara DET CAST-1 MM dengan DET CAST-1 MN sebesar 0,61% lebih besar pada MM dibandingkan MN. Hal ini berarti kehilangan massa selama pemasakan pada daging DET CAST-1 MM lebih tinggi dibandingkan dengan DET CAST-1 MN. Tabel 12. Nilai rataan sifat fisik daging pada domba ekor tipis dengan genotipe

calpastatin yang berbeda.

Parameter Genotipe Calpastatin

MM (n=5) KK (%) MN (n=4) KK (%)

Keempukan (kg/cm2) 2,24 + 0,32a 14,37 3,45 + 0,63b 18,34

pH 5,44 + 0,15a 2,81 5,47 + 0,15a 2,65

Susut masak (%) 46,10 + 3,49a 7,57 45,49 + 3,87a 8,50

Daya mengikat air (%H2O) 40,00 + 5,28a 13,20 37,00 + 2,23a 6,03

Keterangan : Huruf superskrip yang berbeda pada baris yang sama menyatakan adanya perbedaan nyata antar perlakuan (P<0,05), n = jumlah sampel (ekor), KK = koefisien keragaman (standar deviasi/rataan x 100% ).

Analisis Mikroanatomi Otot

Pengamatan mikroanatomi otot pada sumbu tubuh dilakukan pada m. sternocephalicus, sedangkan untuk pengamatan mikronatomi otot pada bagian alat gerak dilakukan pada sampel m. gluteus medius. Berdasarkan data pada Tabel 13 dan 14 menunjukkan bahwa DET CAST-1 MN memiliki luas penampang otot, luas fasikulus, jumlah fasikulus, persentase area otot dalam fasikulus, serta jarak antar fasikulus dan persentase jaringan ikat dalam perimisium yang lebih besar dibandingkan DET CAST-1 MM baik pada perototan di sumbu tubuh maupun perototan di bagian alat gerak (P<0,05).

Pada otot m. sternocephalicus, luas penampang otot pada DET CAST-1 MM sebesar 591,18 µm2, sedangkan pada DET CAST-1 MN sebesar 638,48 µm2. Selisih luas penampang otot rata-rata antara DET CAST-1 MM dengan DET CAST-1 MN sebesar 47,3 µ m2 lebih besar pada MN dibandingkan MM. Semakin luas penampang otot, maka laju pertumbuhan hipertropi otot makin tinggi. Luas fasikulus otot pada DET CAST-1 MM sebesar 50.880 µ m2, sedangkan pada DET CAST-1 MN sebesar 82.648 µ m2. Selisih luas fasikulus otot rata-rata antara DET CAST-1 MM dengan DET CAST-1 MN sebesar 31.768

33 µ m2 lebih besar pada MN dibandingkan MM. Nilai ini menunjukkan bahwa DET CAST-1 MN memiliki perkembangan fasikulus yang lebih tinggi. Jumlah otot per fasikulus pada DET CAST-1 MM sebanyak 79,40 sedangkan pada DET CAST-1 MN sebanyak 124,20. Selisih jumlah otot per fasikulus rata-rata antara DET CAST-1 MM dengan DET CAST-1 MN sebanyak 44,80 lebih besar pada MN dibandingkan MM. Nilai ini menunjukkan pertumbuhan hiperplasi pada DET CAST-1 MN lebih tinggi dibandingkan pada DET CAST-1 MM.

Tabel 13. Analisis mikroanatomi otot m. sternocephalicus pada domba ekor tipis dengan genotipe calpastatin yang berbeda

Parameter Genotipe Calpastatin MM (n=5) KK (%) MN (n=4) KK (%)

Luas penampang otot (µm2) 591,18 + 74,39a 12,58 638,48 + 52,85b 8,28

Luas fasikulus (µ m2) 50.880 + 10.486,3A 20,61 82.648 + 8.282,5B 10,02

Jumlah otot/fasikulus 79,40 + 11,24 A 14,15 124,20 + 6,61 B 5,32

Area otot/fasikulus (%) 92,63 + 0,23 A 0,24 95,97 + 0,58 B 0,61

Jaringan ikat/fasikulus (%) 7,37 + 0,23 A 3,05 4,03 + 0,58 B 14,43

Jarak antar fasikulus (µm) 30,80 + 2,95 A 9,58 56,80 + 14,04 B 24,72

Kolagen/jarak fasikulus (%) 43,54 + 0,59 A 1,37 55,48 + 12,19 B 21,98

Keterangan : Huruf superskrip yang berbeda pada baris yang sama menyatakan adanya perbedaan nyata antar perlakuan (P<0,05), huruf kapital superskrip menyatakan perbedaan sangat nyata (P<0,01), n = jumlah sampel (ekor), KK = koefisien keragaman (standar deviasi/rataan x 100% ).

Persentase luas area otot per fasikulus dan persentase jaringan ikat per fasikulus menjadi inidikasi proporsi antara otot dengan jaringan ikat dalam fasikulus fasikulus. Persentase luas area otot per fasikulus pada DET CAST-1 MM sebesar 92,63%, sedangkan pada DET CAST-1 MN sebesar 95,97%. Hal ini menunjukkan bahwa proporsi otot dalam fasikulus pada DET CAST-1 MN lebih besar (P<0,05) dibandingkan dengan DET CAST-1 MM. Persentase jaringan ikat per fasikulus DET CAST-1 MM sebesar 7,37%, sedangkan pada DET CAST-1 MN sebesar 4,03%. Sehingga proporsi jaringan ikat dalam fasikulus pada domba DET CAST-1 MM lebih besar (P<0,05) dibandingkan DET CAST-1 MN. Jarak antar fasikulus dan persentase jaringan ikat dalam perimisium menentukan

34 keempukan daging karena semakin tinggi jaringan ikat dalam perimisium maka daging akan semakin alot. Jaringan ikat pada pewarnaan Masson Trichrome ditunjukkan dengan adanya warna hijau kebiruan. Jarak antar fasikulus DET CAST-1 MN lebih besar (P<0,05) dibandingkan dengan DET CAST-1 MM dengan selisih 26 µ m. Persentase kolagen dalam perimisium pada DET CAST-1 MN lebih besar (P<0,05) dibandingkan dengan DET CAST-1 MM dengan selisih sebesar 11,94%.

Kondisi pada otot m.sternocephalicus juga ditemukan pada otot m. gluteus medius. Luas penampang otot pada DET CAST-1 MN memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan DET CAST-1 MM dengan selisih sebesar 48,24 µ m2. Perkembangan hipertropi otot pada DET CAST-1 MN lebih tinggi dibandingkan pada DET CAST-1 MM (P<0,05). Luasan fasikulus DET CAST-1 MN juga lebih luas dibandingkan dengan DET CAST-1 MM dengan selisih sebesar 18.038 µ m2. Besarnya luar fasikulus ini juga dipengaruhi oleh jumlah otot per fasikulus. Jumlah otot per fasikulus pada DET CAST-1 MN lebih besar dibandingkan DET CAST-1 MN dengan selisih 25,60 otot. Hal ini menunjukkan pertumbuhan hiperplasia pada DET CAST-1 MN lebih tinggi (P<0,05) dibandingkan pada DET CAST-1 MN. Proporsi otot dalam fasikulus pada DET CAST-1 MN memiliki nilai yang lebih besar (P<0,05) dibandingakan dengan DET CAST-1 MM dengan selisih 2,74%. Sedangkan proporsi jaringan ikat dalam fasikulus justru lebih besar (P<0,05) pada DET CAST-1 MM dibandingkan DET CAST-1 MN dengan selisih sebesar 2,38%.

Jarak antar fasikulus dan persentase jaringan ikat dalam perimisium menentukan keempukan daging karena semakin tinggi jaringan ikat dalam perimisium maka daging akan semakin alot. Jaringan ikat pada pewarnaan Masson Trichrome ditunjukkan dengan adanya warna hijau kebiruan. Jarak antar fasikulus DET CAST-1 MN lebih besar (P<0,05) dibandingkan dengan DET CAST-1 MM dengan selisih 24 µ m. Persentase kolagen dalam perimisium pada DET CAST-1 MN lebih besar (P<0,05) dibandingkan dengan DET CAST-1 MM dengan 11,94%. Hal ini menjelaskan mengapa daging pada DET CAST-1 MM lebih empuk dibandingkan DET CAST-1 MN.

35 Tabel 14. Analisis mikroanatomi otot m. gluteus medius pada domba ekor tipis

dengan genotipe calpastatin yang berbeda

Parameter Genotipe Calpastatin MM (n=5) KK (%) MN (n=4) KK (%)

Luas penampang otot (µm2) 585,26 + 24,37a 4,16 633,50 + 33,21b 5,24

Luas Fasikulus (µ m2) 80.774 + 12.950,6A 16,03 98.812 + 8.895,8B 9,00

jumlah otot/fasikulus 125,60 + 18,41 A 14,65 151,20 + 16,41 B 10,85

area otot/fasikulus (%) 93,16 + 0,40 A 0,43 95,90 + 0,93 B 0,97

jaringan ikat/fasikulus (%) 6,84 + 0,40 A 5,87 4,10 + 0,93 B 22,74

jarak antar fasikulus (µm) 31,60 + 5,98 A 18,93 55,60 + 7,83 B 14,08

kolagen/jarak fasikulus (%) 42,52 + 1,07 A 2,52 59,81 + 5,79 B 9,69

Keterangan : Huruf superskrip yang berbeda pada baris yang sama menyatakan adanya perbedaan nyata antar perlakuan (P<0,05), huruf kapital superskrip menyatakan perbedaan sangat nyata (P<0,01), n = jumlah sampel (ekor), KK = koefisien keragaman (standar deviasi/rataan x 100% ).

Perbandingan penampang fasikulus otot dan kondisi jaringan ikat antar perlakuan pada otot sternocephalicus disajikan dalam Gambar 3 dan 4. Perbandingan penampang fasikulus otot dan kondisi jaringan ikat antar perlakuan pada otot gluteus medius disajikan dalam Gambar 5 dan 6.

Dokumen terkait