• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengamatan Mutu Khusus setelah Slab Selesai Dicor 1. Core Drill

Dalam dokumen CAKAR AYAM MODIFIKASI (Halaman 57-61)

5. PENGENDALIAN MUTU (QUALITY CONTROL) 1. Pengendalian Mutu saat Pengecoran Beton

5.2. Pengamatan Mutu Khusus setelah Slab Selesai Dicor 1. Core Drill

Khusus pada slab beton yang sudah selesai dikerjakan, harus diadakan pengamatan mutu terhadap beton slab dan terhadap tebal dari slab tersebut.

Untuk ini Pemborong diwajibkan untuk melaksanakan core drill dengan ukuran minimum 4“ (± 10 cm) dan dengan kedalaman setebal slab menurut gambar rencana serta diwajibkan untuk membuat laporan.

Jumlah dan ulangan core drill harus dilaksanakan sebagai berikut : a. Pada slab percobaan (slab test) yang seluas ± 300 m2

harus diadakan 15 buah core drill.

b. Pada slab sesungguhnya dengan luas 1000 m2 hasil pengecoran pertama harus diadakan 20 core drill.

c. Bila pengujian pada butir b di atas telah menunjukkan hasil yang baik, maka pada sisa slab yang akan dicor selanjutnya cukup diadakan 1 (satu) core drill pada luas 2500 m2 untuk pengecoran slab yang dilaksanakan secara mekanis (concrete train), sedangkan bagian-bagian slab yang dilaksanakan secara manual diadakan 1 (satu) core drill untuk setiap 500 m2.

Dalam hal hasil core drill di atas menunjukkan hal-hal yang perlu diperhatikan secara sungguh-sungguh atau diragukan, maka bila dipandang perlu Ahli dapat memerintahkan kepada Pemborong untuk mengadakan tambahan beberapa core drill lagi atas biaya Pemborong guna mengambil suatu keputusan.

Tempat-tempat yang akan dilakukan core drill akan ditentukan secara acak/uji petik (random) oleh Ahli dengan disaksikan oleh pihak Pemborong.

5.2.2. Tindakan Penanganan dan Denda

a. Bila hasil core drill menunjukkan bahwa mutu beton tidak memenuhi persyaratan yang telah ditentukan dalam spesifikasi maka Pemborong diharuskan untuk memperbaikinya, sehingga memenuhi persyaratan dan bisa diterima oleh Ahli.

b. Bila hasil core drill menunjukkan bahwa tebal slab beton tidak memenuhi persyaratan ukuran yang tercantum dalam gambar rencana maka harus diadakan core drill tambahan untuk menentukan tebal slab, rata-rata sebanyak 3 (tiga) core drill dalam 1

(satu) slab yang lokasinya ditentukan oleh Ahli, dan Pemborong dikenakan tindakan tercantum dalam daftar berikut :

No. Kekurangan Tebal Slab Tindakan / Denda 1.

2.

3.

Tebal slab kurang sampai 5% dari tebal rencana

Tebal slab kurang antara 5-7% dari tebal rencana

Kekurangan tebal slab lebih dari 7,5% dari tebal rencana

Masih bisa diterima dengan syarat tebal rata-rata seluruh slab sama atau lebih besar dari tebal rencana.

Masih bisa diterima dengan syarat Pemborong dikenakan denda 33% dari harga slab di daerah tersebut yang dibatasi oleh dummy joint.

Slab yang bersangkutan tidak bisa diterima, sehingga harus dibongkar dan dicor kembali.

5.2.3. Retak-retak yang Terjadi

Retak-retak yang terjadi setelah beton mengeras adalah menjadi tanggung jawab Pemborong. Adapun kriteria perbaikan retak adalah sebagai berikut :

a. Retak halus < 0,75 mm (fine crack)

Jenis retak ini tidak memerlukan perbaikan apapun, kecuali apabila retal berjarak kurang dari 1 meter terhadap retak lain, dan atau retak tersebut membentuk pulau (delta) retak di tengah maupun terhadap dummy joint, maka retak ini harus diisi dengan injeksi Epoxy resin.

b. 0,75 mm < Retak Sedang < 1,5 mm (Medium Cracks)

Jenis retak ini perlu perbaikan, yaitu apabila retak tersebut lebih dari 1 meter terhadap retak lainnya dan atau terhadap dummy joint, maka perbaikan cukup dilakukan dengan cara sealing. Dalam hal retak tersebut berjarak kurang dari 1 meter terhadap dummy joint, maka retak harus diisi dengan cara injeksi Epoxy Resin, dan apabila menurut hasil core drill atau penyelidikan lainnya ternyata retak diakibatkan oleh keroposnya slab, maka perbaikannya dilakukan dengan cara grouting.

c. Retak Lebar > 1,5 mm (Wide Cracks)

Jenis retak ini harus diperbaiki, yaitu dengan injeksi Epoxy Resin, dan apabila menurut penelitian retak diakibatkan oleh keroposnya slab, maka perbaikannya dilakukan dengan cara grouting. Dalam hal ini ternyata retak diakibatkan oleh mutu beton yang kurang baik (compressive strengt < 300 kg/m2), slab harus dibongkar dan dicor kembali atas biaya Pemborong dengan mutu beton dan pembesian sesuai dengan rencana (resurfacing).

Untuk perbaikan-perbaikan retak/keropos seperti di atas, sebelum dilakukan oleh Pemborong, maka terlebih dahulu harus ada persetujuan dari Ahli, baik cara pelaksanaan maupun bahan yang akan dipergunakan.

5.3. Toleransi

5.3.1. Toleransi dari Penempatan Besi Tulangan

Batas toleransi kesalahan penempatan tulangan adalah sebagai berikut :

a. Kesalahan tebal maksimum atas dan selimut beton (beton dekking) bagian atas untuk tulangan atas dan selimut beton bagian bawah untuk tulangan bawah, adalah 1/4 (seperempat) dari tebal selimut beton yang tercantum dalam gambar rencana. Untuk mengatasi kesalahan yang terlalu besar, maka diisyaratkan kepada Pemborong untuk mempergunakan kaki ayam dari besi tulangan dengan minimum diameter 8 mm. Kaki ayam ini dipasang di antara tulangan atas dan tulangan bawah daripada pembesian slab dalam jumlah yang cukup sehingga kedudukan tulangan atas dan tulangan bawah sesuai dengan gambar rencana.

b. Kesalahan tebal maksimun dari selimut beton yang di samping pada dinding vertikalnya yang ada cetakkannya adalah 1/5 (seperlima) dari selimut beton yang ditentukan dalam gambar rencana.

5.3.2. Toleransi dari Penanaman Pipa-pipa Cakar Ayam

Pipa-pipa Cakar Ayam harus ditanam secara vertikal pada tempat-tempat yang telah ditentukan sesuai gambar rencana. Bilamana penempatan pipa tidak sungguh-sungguh vertikal melainkan agak miring, maka kemiringan ini tidak boleh melampaui 1 : 20 sedangkan penggeseran ke samping (eksentrisitas) penempatan pipa terhadap titik yang benar sesuai dengan yang telah ditentukan dalam gambar rencana, tidak boleh lebih dari 10 cm. Di samping itu dalam segala hal, tanah di luar pipa harus dalam keadaan betul-betul padat (full contact/direct contact) dengan pipa Cakar Ayam.

Dengan demikian bila dalam penanaman pipa terjadi kelonggaran antara pipa dengan tanah di luarnya, maka harus diadakan pengurugan dan pemadatan dengan cara merojok sambil diberi pasir urug serta dibantu air secukupnya sekeliling pipa di bagian dalam dan luar pipa, sehingga pasir urug tersebut betul-betul padat (full contact/direct contact) terhadap pipa Cakar Ayam.

5.3.3. Toleransi Kerataan Masing-masing Permukaan

Masing-masing permukaan lapisan perkerasan yang telah diratakan dan diadakan pekerjaan penyelesaian (finishing) harus memenuhi persyaratan toleransi kerataan seperti tercantum dalam tabel sebagai berikut :

Toleransi Levelling

Jarak Pengukuran Jenis Konstruksi

Memanjang Melintang Toleransi

Tindakan bila tidak memenuhi Tanah urug Pasir urug Lean Concrete Slab 50 25 5 3 25 50 5 3 -0,02 s/d +0,02 m -0,02 s/d +0,02 m -0,01 s/d +0,01 m -0,0075 s/d +0,01 m - ditolak - dipadatkan dan diukur kembali - ditolak - dipadatkan dan diukur kembali - ditolak - ditambal/dikupas dan diukur kembali - ditolak

- diperhitungkan terhadap biaya (lihat pasal 5.2.2. bab ini)

Toleransi Kerataan Permukaan Slab Terhadap Garis Lurus

Macam Pengujian

Ulangan (Frekuens)

pada

Persyaratan untuk bisa diterima

Toleransi terhadap

Langkah yang harus diambil dan Denda

Permukaan

beton baru sehabis dicor

Pada tiap-tiap lajur lebar 10 m

Ketidakrataan maximum 3 mm bila dipergunakan penggaris lurus 3 meter

Garis lurus Adakan perataan (finishing) ulang sampai ketidakrataan hilang atau masuk dalam batas toleransi.

Permukaan beton setelah beton mengeras

Pada tiap-tiap lajur lebar 10 m

Ketidakrataan maximum 6 mm bila dipergunakan penggaris lurus 3 meter

Garis lurus Bila lebih dari 6 mm, Pemborong dikenai denda 10% dari harga beton slab sepanjang 10 m atau slab harus diperbaiki sesuai dengan petunjuk Ahli. Permukaan

beton setelah beton mengeras

Pada tiap-tiap lajur lebar 10 m

Ketidakrataan pada sambungan antara 2 slab maximum 5 mm bila dipergunakan penggaris lurus 1 meter

Garis lurus Harus digerenda sehingga masuk dalam batas toleransi.

Dalam dokumen CAKAR AYAM MODIFIKASI (Halaman 57-61)

Dokumen terkait