• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAHAN DAN METODE

A. Pengamatan pada tanaman :

Tanaman yang akan diamati/dipilih yaitu meliputi 5 kriteria umur untuk pengamatan pertumbuhan dan produktifitas tanaman, masing-masing dengan 10 sampel.

Pelaksanaan pengamatan di lapangan dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu :

1. Survey Awal, yaitu untuk menentukan :

a. lokasi pengamatan yang dipilih pada lahan gambut dan lahan mineral.

b. penentuan tanaman yang dipilih untuk menjadi sampel dengan kriteria fase pertumbuhan yang telah ditetapkan.

c. pemasangan alat pengamat curah hujan.

d. pengambilan sampel tanah untuk dianalisis sifat fisik dan kimianya di laboratorium.

2. Pengamatan I dilakukan pada awal musim kemarau (Mei 2006). a. Pengambilan data pertumbuhan tanaman dengan mengukur lebar

daun, panjang daun dan tinggi tanaman

3. Pengamatan II dilakukan pertengahan musim kemarau (Agustus 2006) a. Pengambilan data pertumbuhan tanaman dengan mengukur lebar

daun, panjang daun dan tinggi tanaman.

4. Pengamatan III dilakukan pada awal musim hujan (November 2006) a. Pengambilan data pertumbuhan tanaman dengan mengukur lebar

daun, panjang daun dan tinggi tanaman.

b. Pengambilan sampel buah yang telah matang pada tanaman N5 untuk diambil datanya di laboratorium.

5. Pengamatan IV dilakukan pertengahan musim hujan (Pebruari 2007) a. Pengambilan data pertumbuhan tanaman dengan mengukur lebar

daun, panjang daun dan tinggi tanaman.

6. Pengamatan V dilakukan pada akhir musim hujan (April 2007) a. Pengambilan data pertumbuhan tanaman dengan mengukur lebar

b. Pengambilan sampel buah yang telah matang pada tanaman N3 untuk diambil datanya di laboratorium.

c. Pengambilan sampel tanaman, yaitu dengan membongkar tanaman untuk diambil data berat basah dan berat kering, data serapan hara N, P dan K pada daun.

d. Pengambilan sampel tanah pada lahan gambut dan aluvial untuk dianalisa di laboratorium..

Pengamatan Tanaman di Lapangan meliputi :

a. Panjang daun (cm), mengukur pada daun terpanjang dengan penggaris dari pangkal hingga ujung daun. Daun yang diukur merupakan daun yang terpanjang dalam satu tanaman, kemudian daun tersebut ditandai untuk terus diambil datanya hingga akhir penelitian.

b. Lebar daun (cm), mengukur pada daun terpanjang dengan penggaris bagian terlebar dari helaian daun.

c. Tinggi tanaman (cm), yang diukur dari permukaan tanah sampai pucuk tanaman yang terpanjang, yang terus diambil datnya hingga akhir penelitian.

Pengamatan Tanaman di laboratorium meliputi :

1. Analisa pada sampel tanaman, meliputi :

a. Bobot basah daun (gram), yaitu pengukuran bobot daun dengan cara menimbang daun setelah dibongkar

b.Bobot kering daun (gram), yaitu hasil pengukuran bobot daun yang telah dikeringkan (dengan oven) pada suhu 105oC selama 24 jam. 2. Analisa lengkap pada sampel tanah gambut dan tanah mineral, yang

meliputi:

a. kandungan unsur hara makro ( persen C organik, persen N total, P tersedia dan K tersedia).

- persen C organik, menggunakan metode Walkley and Black yaitu dengan titrasi FeSO4 untuk tanah aluvial dan metode pengabuan yang diukur dengan alat grafimetrik untuk gambut.

- Persen N total, menggunakan metode Kjeldhal, yaitu titrasi dengan menggunakan larutan HCl 0.02%.

- P tersedia, menggunakan metode Bray I dengan alat Spectrophotometer.

- K tersedia, menggunakan metode Bray I.

b. Kandungan unsur hara mikro (Ca, Mg, H, Fe, Zn dan Mn)

- Ca dan Mg menggunakan larutan NH4OAc pH 7 yang dapat langsung diukur dengan metode foto nyala.

- H, Fe, Zn dan Mn menggunakan pengekstrak larutan HCl 0.05 N, kemudian diukur dengan alat AAS (Atomic Absorbtion Spectrophotometer).

c. pH (H2O dan HCl).

d. kapasitas tukar kation (KTK)

- Nilai KTK merupakan penjumlahan dari kation-katiaon pada sampel tanah yang dinyatakan dalam me/100 gr.

e. kejenuhan basa (KB)

- Nilai Kejenuhan Basa dinnyatakan dalam persen, dengan rumus :

Jumlah Kation

KB = --- x 100 % KTK

f. persen tekstur (pasir, debu dan liat).

- menggunakan metode pipet, setelah dilakukan perendaman dengan H2O2 selama 24 jam dan dipanaskan, suspensi dan dipipet per waktu.

g. Kadar Air dan Kadar Abu.

- Kadar Air dengan menghitung selisih berat basah dan berat kering, yang dinyatakan dalam persen.

- Kadar Abu dengan menggunakan metode graphymetric, dengan memanaskan dan diabukan. Perhitungan berdasarkan bobot kehilangan dimana totalpasir, debu dan liat sama dengan 100 persen.

Pengambilan sampel tanah dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada awal dan akhir penelitian. Pengambilan sampel tanah dilakukan disekitar perakaran tanaman sampel. Setelah di laboratorium tanah dikeringkan dengan oven dengan suhu 60°C selama 24 jam.

3. Analisa pada sampel jaringan daun nenas, meliputi pengukuran : Pengambilan sampel untuk analisis kandungan hara N, P dan K pada jaringan daun tanman dilakukan pada akhir penelitian. Pengambilan organ tanaman dilakukan pada pagi hari dan segera dimasukkan kedalam cool box. Setelah sampai di laboratorium, sampel dimasukkan kedalam freezer dengan suhu -10°C dan pada hari berikutnya dikeringkan dengan menggunakan oven dengan suhu 60°C selama 24 jam. Sampel yang sudah kering disimpan kembali ke dalam freezer untuk dianalisis kadar unsur haranya.

Analisis kandungan Nitrogen menggunakan metode Kjeldhal. Prinsip kerjanya adalah sampel didestruksi dengan asam sulfat pekat dengan menggunakan kalium sulfat dan merkuri oksida sebagai katalisator. Nitrogen organik yang terdapat dalam sampel diubah menjadi ion ammonium. Kemudian ammonium didestilasi dengan penambahan natrium hidroksida. Kadar nitrogen dalam sampel ditentukan dengan Kjeltec Auto Analiyzer.

Analisis kandungan Posfat dan Kalium menggunakan metode pengabuan kering dengan menggunakan Hidrogen Klorida pekat.

4. Analisa pada sampel buah nenas, meliputi pengukuran : a. kadar air (persen)

Cawan petri yang akan digunakan dikeringkan dengan oven pada suhu 105°C selama 15 menit dan didinginkan dalam desikator, kemudian ditimbang (A) gram. Timbang sebanyak 5 (B) gram sampel yang telah dihomogenkan. Selanjutnya dimasukkan dalam

oven pada suhu 100-105°C sampai beratnya konstan lalu didinginkan dan ditimbang (C) gram. Kadar air dihitung dengan rumus :

B - C

--- x 100 % B - A

Dimana A = berat cawan

B = berat cawan + bahan sebelum dikeringkan C = adalah berat cawan + bahan setelah dikeringkan. b. padatan total terlarut / PTT (°Brix)

PTT diukur dengan hand-refraktometer. Setetes filtrat sampel diteteskan pada prisma refraktometer yang sudah distabilkan dan dilakukan pembacaan. Jika dilakukan pengenceran, hasil pembacaan dikalikan dengan faktor pengencer. Sebelum dan sesudah digunakan, prisma refraktometer dibersihkan dengan aquades. Total Padatan Terlarut dinyatakan dengan °Brix.

c. kandungan asam total (persen)

Kandungan asam tertitrasi dihitung melalui asam tertitrasi. Sebanyak 25 gram hancuran buah nenas dilarutkan dengan 250 ml aquades kedalam labu ukur 100 ml kemudian disaring dan dipipet sebanyak 10 ml, setelah itu diberi 3 tetes indikator fenolftalein. Larutan kemudian dititrasi dengan NaOH 0,1 N sampai terbentuk warna merah jambu.

ml NaOH x N NaOH x fp x BE

Total Asam = --- x 100 % mg sampel

N = Normalitas larutan NaOH Fp = Faktor pengencer (250/25)

BE = Berat Equivalen asam malat umtuk nenas d. pH buah

Pengukuran pH dilakukan pada bagian pangkal tengah dan ujung buah. Sebanyak 10 gram hamcuran buah di larutkan dengan

aquades menjadi 100 ml kemudian diukur pH nya dengan menggunakan pH meter.

e. bobot buah dan bobot buah tanpa mahkota (gram)

Pengukuran dilakukan dengan melakukan penimbangan buah dengan timbangan elektrik.

f. panjang buah dan panjang mahkota (cm).

Pengukuran dilakukan dengan menggunakan penggaris dari pangkal hingga ujung.

g. jumlah daun mahkota (helai)

Dilakukan dengan menghitung jumlah helaian daun yang ada pada mahkota buah.

h. diameter buah dan diameter hati (cm)

Pengukuran dilakukan dengan menggunakan jangka sorong setelah terlebih dahulu buah dibelah secara vertikal.

i. kedalaman mata (cm)

Dilakukan dengan menggunakan jangka sorong setelah terlebih dahulu buah dibelah secara vertikal. Pengukuran dilakukan pada pangkal tengah dan ujung buah.

j. warna buah dan warna daging buah (menggunakan Shell colour 0-7)

k. uji organoleptik

Pengujian dilakukan oleh 25 orang fanelis, bagian buah yang lakuan pengujian adalah bagian tengahnya. Uji organoleptik dilakukan terhadap aroma buah, keempukan, kerenyahan, kemanisan, intensitas rasa manis dan intensitas rasa masam.

Dokumen terkait