IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.2 Pengamatan parameter pertumbuhan
Pengamatan terhadap parameter pertumbuhan stek D. moluccana
menunjukkan pertumbuhan stek pucuk lebih baik dibandingkan dengan bahan yang berasal dari batang, sedangkan penggunaan ZPT dengan beberapa konsentrasi tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan stek.
Hasil sidik ragam dari setiap parameter yang diamati menunjukkan bahwa bahan stek mempengaruhi pertumbuhan stek, sedangkan pemberian zat pengatur tumbuh tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan stek, demikian juga interaksi antara bahan dan ZPT (Tabel 2).
Tabel 2. Rekapitulasi hasil sidik ragam pengaruh perbedaan konsentrasi ZPT terhadap stek pucuk dan stek batang.
Parameter Sumber Keragaman Interaksi Bahan dan ZPT
Bahan Konsentrasi ZPT
% Hidup” *** ns ns
% Berakar” *** ns ns
Jumlah akar *** ns ns
Panjang akar *** ns ns
Bobot kering pucuk *** ns ns
Bobot kering akar *** ns ns
Nisbah pucuk akar *** ns Ns
a. Persentase hidup
Persentase hidup merupakan perbandingan antara jumlah stek bibit
Duabanga moluccana yang hidup hingga akhir masa pengamatan (8 MST) dengan seluruh bahan stek yang ditanam. Salah satu tanda yang menunjukkan adanya proses keberhasilan stek pucuk adalah munculnya tunas baru, yang terjadi pada 2 minggu setelah tanam.
Kemampuan stek pucuk untuk bertahan hidup lebih tinggi daripada stek batang. Persentase hidup stek pucuk yang terbesar terdapat pada konsentrasi ZPT 1000 ppm yaitu 87 %, sedangkan persentase hidup terendah terdapat pada konsentrasi ZPT 0 ppm yaitu 77%.
Kemampuan stek pucuk untuk mempertahankan hidup lebih tinggi daripada stek batang. Pada stek batang seluruh stek tidak mampu mempertahankan hidupnya hingga masa akhir pengamatan atau 8 MST, sehingga persentase hidup stek batang menjadi 0% (Tabel 3).
Tabel 3. Rekapitulasi data pengaruh bahan stek dan konsentrasi ZPT terhadap persentase hidup Bahan stek Ulangan Konsentrasi ZPT (ppm) 0 (%) 500 (%) 1000 (%) 1500 (%)
Total Rata – rata
Pucuk 1 70 90 100 80 340 85 2 80 70 80 100 330 82,5 3 80 80 80 70 310 77,5 Sub total 230 240 260 250 980 245 Rata – rata 77 80 87 83 81.75 Batang 1 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 Sub total 0 0 0 0 0 0 Rata – rata 0 0 0 0 0 Total 230 240 260 250 980 245 Rata – rata 38 40 43 42 163 41
Hasil perhitungan sidik ragam pengaruh bahan stek dan konsentrasi ZPT dapat dibaca pada Tabel 4
Tabel 4. Hasil sidik ragam pengaruh bahan stek dan konsentrasi ZPT terhadap persentase hidup
Sumber variasi Db JK JKT F hitung Pr(>F)
Ulangan 2 0.0251 0.0125 0.5033 0.6150
Bahan 1 8.1748 8.1748 328.2049 4.092e-11 **
ZPT 3 0.0367 0.0122 0.4905 0.6945
Bahan x ZPT 3 0.0367 0.0122 0.4905 0.6945
Galat 14 0.3487 0.0249
Keterangan : ** berbeda sangat nyata pada uji F taraf 0.01
Sidik ragam pada Tabel 4 menunjukkan bahwa bahan stek berpengaruh sangat nyata terhadap persentase hidup stek pucuk dan stek batang. Untuk mengetahui bahan stek yang paling cocok untuk menghasilkan bibit Duabanga maka dilakukan uji fisher's LSD (Tabel 5)
Tabel 5 : Hasil uji lanjut fisher's LSD pengaruh bahan stek terhadap persentase hidup
Bahan Rata - rata
Pucuk 1.17 a
Batang 0 b
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 0.01
Hasil uji fisher's LSD (Tabel 5) menunjukkan bahwa persentase hidup stek pucuk lebih tinggi daripada stek batang. Dengan demikian bahan stek pucuk lebih baik daripada bahan stek batang untuk jenis Duabanga.
b. Persentase berakar
Kemampuan stek untuk berakar merupakan kunci keberhasilan dalam produksi bibit baik dari pucuk maupun batang. Jika bahan stek tersebut mampu menghasilkan perakaran baru maka diharapkan stek tersebut akan tumbuh dan berkembang seperti halnya bibit yang berasal dari benih. Persentase berakar merupakan perbandingan keseluruhan stek Duabanga yang hidup dan berakar dengan seluruh stek yang ditanam. Pada stek pucuk keseluruhan stek yang hidup berakar dengan baik, sehingga nilainya sama dengan persentase hidup, sedangkan pada stek batang mengalami kegagalan untuk mempertahankan hidup hingga masa pengamatan selesai (8 MST) (Tabel 5).
Tabel 6 menunjukkan bahwa stek pucuk Duabanga yang berakar dapat terjadi karena hormon endogen (0 ppm) atau karena hormon eksogen (500, 1000, 1500). Persentase berakar stek pucuk pada berbagai konsentrasi ZPT adalah 77% sampai dengan 87%. dosis ZPT optimal untuk stek pucuk Duabanga adalah 1000 ppm karena pada dosis 1500 telah bersifat inhibitor. Hasil pada Tabel 6 juga menunjukkan bahwa stek batang dari bibit yang berumur 3 bulan tidak mampu menginduksi akar primordial walaupun telah menggunakan ZPT 500, 1000, dan 1500 ppm, ketidakberhasilan stek batang untuk menghasilkan akar primordial diduga karena ketidakcukupan kandungan nitrogen dalam stek batang tersebut.
Tabel 6. Rekapitulasi data pengaruh bahan stek dan konsentrasi ZPT terhadap persentase berakar Bahan stek Ulangan Konsentrasi ZPT (ppm) 0 (%) 500 (%) 1000 (%) 1500 (%)
Total Rata – rata
Pucuk 1 70 90 100 80 340 85 2 80 70 80 100 330 82,5 3 80 80 80 70 310 77,5 Sub total 230 240 260 250 980 245 Rata – rata 77 80 87 83 81.75 Batang 1 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 Sub total 0 0 0 0 0 0 Rata – rata 0 0 0 0 0 Total 230 240 260 250 980 245 Rata – rata 38 40 43 42 163 41
Tabel 7. Hasil sidik ragam pengaruh bahan stek terhadap persentase berakar
Sumber variasi Db JK JKT F hitung Pr(>F)
Ulangan 2 0.0251 0.0125 0.5033 0.6150
Bahan 1 8.1748 8.1748 328.2049 4.092e-11 **
ZPT 3 0.0367 0.0122 0.4905 0.6945
Bahan x ZPT 3 0.0367 0.0122 0.4905 0.6945
Galat 14 0.3487 0.0249
Keterangan : ** berbeda sangat nyata pada uji F taraf 0.01
Hasil sidik ragam pada Tabel 7 menunjukkan perbedaan yang sangat nyata terhadap faktor bahan stek. Untuk mengetahui beda nilai terkecil pada bahan stek dilakukan uji fisher's LSD (Tabel 8).
Tabel 8. Hasil uji lanjut fisher's LSD pengaruh bahan stek terhadap persentase Berakar
Bahan Rata - rata
Pucuk 1.17 a
Batang 0 b
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 0.01
Dari uji lanjut (Tabel 8) dapat dilihat rata-rata persentase berakar pada stek pucuk berbeda nyata terhadap persentase berakar stek batang.
c. Jumlah akar
Jumlah akar merupakan gambaran kemampuan ZPT dalam menginduksi dan menggandakan sel – sel meristematik akar untuk tumbuh dan berkembang menjadi akar yang berfungsi untuk menopang pertumbuhan bibit menyerap unsur hara dan air yang terdapat pada media tumbuh.
Jumlah akar yang dihitung dalam percobaan ini adalah jumlah akar primer yang tumbuh pada setiap stek Duabanga. Jumlah akar tersebut dihitung pada pada akhir pengamatan (8 MST).
Jumlah akar yang terbentuk menunjukkan respon stek terhadap zat pengatur tumbuh yang diberikan, pada pemberian konsentrasi ZPT pada stek yang semakin meningkat, pada stek pucuk menunjukkan besarnya jumlah akar yang juga relatif meningkat . Jumlah akar yang terbanyak diperoleh pada konsentrasi ZPT 1000 ppm adalah 15.57 helai, sedangkan jumlah akar terendah terdapat pada konsntrasi ZPT 500 ppm yaitu 10.37 helai. Pada stek batang jumlah akar tidak dapat di hitung karena seluruh bahan gagal dalam mempertahankan hidupnya sebelum berakar hingga akhir pengamatan (Tabel 9).
Tabel 9. Rekapitulasi data pengaruh bahan stek dan konsentrasi ZPT terhadap jumlah akar. Bahan Stek Ulangan Konsentrasi ZPT (ppm) 0 500 1000 1500
Total Rata – rata
Pucuk 1 12.4 11.3 20 13 56.70 14.18 2 9.4 9.7 12.5 14.9 46.50 11.63 3 20.4 10.1 14.2 9.5 54.20 13.55 Sub total 42.20 31.10 46.70 37.40 157.40 39.35 Rata – rata 14.07 10.37 15.57 12.47 52.47 13.12 Batang 1 0 0 0 0 0 0.00 2 0 0 0 0 0 0.00 3 0 0 0 0 0 0.00 Sub total 0 0 0 0 0 0.00 Rata – rata 0 0 0 0 0 0.00 Total 42.20 31.10 46.70 37.40 157.40 39.35 Rata – rata 7.03 5.18 7.78 6.23 26.23 6.56
Tabel 9 menunjukkan akar yang tumbuh pada stek pucuk baik tanpa ZPT maupun dengan ZPT tetap menghasilkan jumlah akar yang hampir sama (10 sampai dengan 15 helai), keberhasilan pertumbuhan akar pada kontrol (0 ppm) diduga karena ujung koleoptil pucuk duabanga secara aktif menghasilkan auksin IAA yang bergerak ke arah bawah (basipetal) untuk menginduksi pembentukan akar primordial. Hasil sidik ragam (Tabel 10) menunjukkan bahwa bahan stek berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah akar yang dibentuk.
Tabel 10. Hasil sidik ragam pengaruh bahan stek dan konsentrasi ZPT terhadap jumlah akar
Sumber variasi Db JK JKT F hitung Pr(>F)
Ulangan 2 7 3.53 0.4714 0.6337
Bahan 1 1032.28 1032.28 137.7414 1.243e-08 **
ZPT 3 22.34 7.45 0.9934 0.4245
Bahan x ZPT 3 22.34 7.45 0.9934 0.4245
galat 14 104.92 7.49
Untuk mengetahui bahan stek yang terbaik untuk induksi jumlah akar dilakukan uji lanjut fisher's LSD (Tabel 11).
Tabel 11. Hasil uji lanjut fisher's LSD pengaruhbahan stek terhadap jumlah akar
Bahan Rata - rata
Pucuk 13.12 a
Batang 0 b
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 0.01
Dari uji lanjut Tabel 11 dapat dilihat bahwa jumlah akar pada stek pucuk berbeda nyata dibandingkan dengan stek batang. Hal ini berarti stek pucuk akan memproduksi akar lebih banyak daripada stek batang.
d. Panjang akar
Panjang akar yang terbentuk memperlihatkan respon stek terhadap gravitropisme dan menunjukkan kemampuan ZPT dalam menjalankan perannya pada stek sebagai zat pengatur tumbuh atau telah menjadi faktor penghambat pada pertumbuhan akar. Panjang akar diukur pada 8 MST atau pada akhir pengamatan.
Gambar 7. Stek Pucuk Duabanga moluccana
Gambar 8. Stek batang Duabanga moluccana yang mati dan tidak berakar
Tabel 12. Rekapitulasi data pengaruh bahan stek dan konsentrasi ZPT terhadap panjang akar
Bahan
Stek Ulangan
Konsentrasi ZPT (ppm)
Total Rata – rata 0 (cm) 500 (cm) 1000 (cm) 1500 (cm) Pucuk 1 11.45 16.5 16.9 15.1 59.95 14.99 2 15.8 11.8 16.4 15.8 59.80 14.95 3 16.5 13.3 15 13.2 58.00 14.50 Sub total 43.75 41.60 48.30 44.10 177.75 44.44 Rata – rata 14.58 13.87 16.10 14.70 59.25 14.81 Batang 1 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 Sub total 0 0 0 0 0 0 Rata – rata 0 0 0 0 0 0 Total 43.75 41.60 48.30 44.10 177.75 44.44 Rata – rata 7.29 6.93 8.05 7.35 29.63 79.41
Pada Tabel 12 menunjukkan bahwa panjang akar dipengaruhi oleh ZPT yang diberikan pada saat induksi akar primordial. Pada konsentrasi 1500 ppm yang diberikan ZPT Rootone-F bersifat menghambat pertumbuhan akar dengan panjang akar rata-rata 14.70 cm. Sementara itu stek pucuk Duabanga yang tanpa diberi ZPT (0 ppm) juga menghasilkan panjang akar yang sangat baik. Hal ini diduga ada peran dari ZPT endogen yang mampu memperpanjang akar.
Tabel 13. Hasil sidik ragam pengaruh bahan stek dan konsentrasi ZPT terhadap panjang akar
Sumber variasi Db JK JKT F hitung Pr(>F)
Ulangan 2 0.29 0.15 0.0649 0.9375
Bahan 1 1316.46 1316.46 580.2316 8.528e-13 **
ZPT 3 3.93 1.31 0.5768 0.6397
Bahan x ZPT 3 3.93 1.31 0.5768 0.6397
galat 14 31.76 2.27
Keterangan : ** berbeda sangat nyata pada uji F taraf 0.01
Pada stek pucuk rata – rata panjang akar terpanjang terdapat pada konsentrasi ZPT 1000 ppm dengan nilai 16.10 cm, sedangkan panjang rata-rata
terpendek terdapat pada konsentrasi ZPT 500 ppm dengan nilai 13.87 cm. Pada stek batang panjang akar tidak dapat dilakukan pengukuran karena seluruh stek batang tidak mampu untuk bertahan hidup dan berakar hingga 8MST atau akhir masa pengamatan (Tabel 13).
Pada sidik ragam (Tabel 13) diketahui bahwa terdapat perbedaan yang sangat nyata antara panjang akar stek pucuk dan stek batang, untuk mengetahui bahan stek yang terbaik maka dilakukan uji beda nilai terkecil pada stek pucuk dan stek batang maka dilakukan uji lanjut fisher's LSD (Tabel 14)
Tabel 14. Hasil uji lanjut fisher's LSD pengaruh bahan stek terhadap panjang akar
Bahan Rata - rata
Pucuk 14.81 a
Batang 0 b
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 0.01
Dari uji lanjut Tabel 14 menunjukkan bahwa panjang akar pada stek pucuk berbeda nyata dengan panjang akar pada stek batang, dapat dilihat nilai rata - rata panjang akar pada stek pucuk berbeda nyata dibandingkan dengan panjang akar pada stek batang.
e. Bobot kering
Bobot kering tanaman merupakan keberhasilan interaksi antara faktor lingkungan dengan fisiologi stek yang telah berakar. Hal ini terjadi karena perakaran stek telah berkembang dan berfungsi dengan baik untuk membantu proses fotosintesis bibit dari stek yang pada gilirannya hasil fotosintesis (fotosintat) di distribusikan untuk pembentukan jaringan dan organ tanaman. Dalam hal ini bobot kering dibagi menjadi 2 bagian yaitu bobot kering pucuk dan bobot kering akar. besarnya biomassa yang terdapat pada tanaman tersebut, parameter ini diukur pada akhir pengamatan (8 MST).
f. Bobot kering pucuk
Besarnya total biomassa yang terbentuk di pucuk dipengaruhi oleh jumlah daun, pemanjangan dan penambahan diameter pada stek. Pada stek pucuk rata – rata bobot kering pucuk terbesar diperoleh pada konsentrasi ZPT 1500 ppm sebesar 1.11 gr, sedangkan bobot kering rata-rata terkecil terdapat pada konsentrasi ZPT 500 ppm yaitu sebesar 0.93 gr (Tabel 15).
Pada stek batang pengukuran parameter bobot kering pucuk tidak dapat dilakukan karena tidak terdapat stek batang yang mampu bertahan hidup hingga akhir masa pengukuran.
Tabel 15. Rekapitulasi data pengaruh bahan stek dan konsentrasi ZPT terhadap bobot kering pucuk
Bahan
Stek Ulangan
Konsentrasi ZPT (ppm)
Total Rata – rata 0 (gr) 500 (gr) 1000 (gr) 1500 (gr) Pucuk 1 0.26 0.33 0.38 0.42 1.39 0.35 2 0.36 0.31 0.36 0.40 1.43 0.36 3 0.36 0.29 0.33 0.28 1.28 0.32 Sub total 0.98 0.93 1.08 1.11 4.10 1.02 Rata – rata 0.33 0.31 0.36 0.37 1.37 0.34 Batang 1 0 0 0 0 0 0.00 2 0 0 0 0 0 0.00 3 0 0 0 0 0 0.00 Sub total 0 0 0 0 0 0.00 Rata – rata 0 0 0 0 0 0.00 Total 0.98 0.93 1.08 1.11 4.10 20.53 Rata – rata 0.49 0.47 0.54 0.55 2.05 3.42
Untuk mengetahui pengaruh bahan stek dan konsentrasi ZPT terhadap bobot kering pucuk dilakukan sidik ragam (Tabel 16).
Tabel 16. Hasil sidik ragam pengaruh bahan stek dan konsentrasi ZPT terhadap bobot kering pucuk
Sumber variasi Db JK JKT F hitung Pr(>F)
Ulangan 2 0.0358 0.0179 0.8207 0.4602
Bahan 1 10.2398 10.2398 469.7225 3.609e-12 **
ZPT 3 0.0942 0.0314 1.4411 0.273
Bahan x ZPT 3 0.0942 0.0314 1.4411 0.273
galat 14 0.3052 0.0218
Keterangan : ** berbeda sangat nyata pada uji F taraf 0.01
Pada sidik ragam Tabel 16 diketahui bahwa bahan stek berpengaruh sangat nyata terhadap pembentukan bobot kering pucuk. Untuk mengetahui pengaruh bahan stek terhadap pembentukan biomassa pucuk maka dilakukan uji lanjut fisher's LSD (Tabel 17)
Tabel 17. Hasil uji lanjut fisher's LSD pengaruh bahan stek terhadap bobot kering pucuk
Bahan Rata - rata
Pucuk 1.31a
Batang 0 b
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 0.01
Dari uji lanjut (Tabel 17) dapat dilihat bahwa bobot kering pucuk pada stek yang berasal dari stek pucuk memiliki berat kering pucuk yang lebih baik daripada berat kering pucuk pada stek batang. Hal ini berarti stek pucuk dapat tumbuh dan berkembang dengan baik karena primordial pucuk tinggal melanjutkan pembelahan sel meristematik untuk menjadi jaringan dan organ-organ pertumbuhan seperti daun dan batang.
g. Bobot kering akar
Besarnya total biomassa yang terbentuk pada akar dipengaruhi oleh jumlah akar dan panjang akar yang terbentuk selama masa pertumbuhan stek. Pada stek pucuk diperoleh bobot kering akar terbesar terdapat pada konsentrasi ZPT 1000 ppm sebesar 0.0405 gr, sedangkan bobot terkecil terdapat pada konsentrasi ZPT 1500 ppm dengan bobot 0.0265 gr (Tabel 18).
Pada stek batang pengukuran parameter panjang akar tidak dapat dilakukan karena hingga akhir masa pengukuran tidak terdapat stek batang yang mampu berakar karena tidak ada stek batang yang mampu bertahan hidup.
Tabel 18. Rekapitulasi data pengaruh bahan stek dan konsentrasi ZPT terhadap bobot kering akar
Bahan
Stek Ulangan
Konsentrasi ZPT (ppm)
0 (gr) 500 (gr) 1000 (gr) 1500 (gr)
Total Rata – rata
Pucuk 1 0.02776 0.03377 0.04913 0.03125 0.14 0.04 2 0.03273 0.02666 0.04527 0.0268 0.13 0.03 3 0.04026 0.02481 0.02715 0.02134 0.11 0.03 Sub total 0.10 0.09 0.12 0.08 0.39 0.10 Rata – rata 0.0336 0.0284 0.0405 0.0265 0.13 0.03 Batang 1 0 0 0 0 0 0.00 2 0 0 0 0 0 0.00 3 0 0 0 0 0 0.00 Sub total 0 0 0 0 0 0.00 Rata – rata 0 0 0 0 0 0.00 Total 0.10 0.09 0.12 0.08 0.39 20.53 Rata – rata 0.05 0.04 0.06 0.04 0.19 3.42
Tabel 19. Hasil sidik ragam pengaruh bahan dan konsentrasi ZPT terhadap bobot kering akar
Sumber variasi Db JK JKT F hitung Pr(>F)
Ulangan 2 0.0000514 0.0000257 0.9054 0.4268
Bahan 1 0.0062381 0.0062381 219.8146 5.94E-010 **
ZPT 3 0.0001775 0.0000592 2.0847 0.1483
Bahan:ZPT 3 0.0001775 0.0000592 2.0847 0.1483
galat 14 0.0003973 0.0000284
Keterangan : ** berbeda sangat nyata pada uji F taraf 0.01
Pada sidik ragam (Tabel 19) diketahui bahwa bahan stek berpengaruh sangat nyata terhadap bobot kering akar. Untuk mengetahui bahan stek yang terbaik maka dilakukan uji fisher's LSD (Tabel 20)
Tabel 20. Hasil uji lanjut fisher's LSD pengaruhbahan stek terhadap parameter bobot kering akar
Bahan Rata - rata
Pucuk 0.0322 a
Batang 0 b
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 0.01
Dari uji lanjut (Tabel 20) dapat dilihat bahwa nilai bobot kering akar pada stek pucuk berbeda nyata terhadap bobot kering stek batang, hal ini berarti bobot kering akar pada stek pucuk berkembang lebih baik daripada stek batang.
h. Nisbah Pucuk Akar (NPA)
Nisbah Pucuk Akar (NPA) merupakan perbandingan dari bobot kering pucuk dan akar stek yang hidup. Nisbah pucuk akar menunjukkan keseimbangan pertumbuhan antara akar dengan bagian pucuk bibit yang terbentuk pada stek selama kurun waktu pengamatan (8 MST). NPA juga digunakan sebagai indikator kemampuan bibit untuk beradaptasi terhadap lingkungan jika ditanam di lapangan umumnya bibit yang memiliki perkembangan akar yang bagus maka kemampuan serap terhadap air dan nutrisi juga akan lebih baik dibandingkan dengan bibit yang memiliki perakaran yang sederhana.
Tabel 21 menunjukkan bahwa nilai NPA antara kontrol dan perlakuan berkisar antara 1 sampai dengan 2 hal ini berarti pertumbuhan pucuk diimbangi dengan pertumbuhan akar.
Perlakuan pemberian ZPT 1500 ppm pada stek pucuk, menunjukkan rata-rata nilai nisbah pucuk akar tertinggi sebesar 2.25, dan nilai rata-rata-rata-rata terendah nisbah pucuk akar ditunjukkan pada kontrol dan perlakuan pemberian ZPT 500 ppm sebesar 1.71. Hal ini berarti pertumbuhan biomassa yang terjadi pada kontrol dan pada perlakuan pemberian ZPT 500 ppm terjadi lebih seimbang dibandingkan dengan perlakuan pemberian ZPT 1500 ppm (Tabel 21).
Tabel 21. Rekapitulasi data pengaruh bahan dan konsentrasi ZPT terhadap (Nisbah Pucuk Akar) NPA
Bahan
Stek Ulangan
Konsentrasi ZPT (ppm)
Total Rata – rata 0 500 1000 1500 Pucuk 1 1.75 1.38 1.69 2.01 6.84 1.71 2 2.13 1.68 1.35 2.52 7.68 1.92 3 1.25 2.07 2.26 2.23 7.80 1.95 Total 5.14 5.13 5.30 6.76 22.33 5.58 Rata – rata 1.71 1.71 1.77 2.25 7.44 1.86 Batang 1 0 0 0 0 0 0.00 2 0 0 0 0 0 0.00 3 0 0 0 0 0 0.00 Total 0 0 0 0 0 0.00 Rata – rata 0 0 0 0 0 0.00 Total 5.14 5.13 5.30 6.76 22.33 5.58 Rata – rata 0.86 0.86 0.88 1.13 3.72 0.93
Pada stek batang parameter nisbah pucuk akar tidak dapat dilakukan pengukuran karena tidak terdapat stek batang yang menunjukkan pertumbuhan hingga akhir waktu pengamatan karena tidak ada yang dapat mampu bertahan hidup sehingga rata-rata nisbah pucuk akar adalah 0.
Tabel 22. Hasil sidik ragam pengaruh bahan stek dan konsentrasi ZPT terhadap (Nisbah Pucuk Akar) NPA
Sumber variasi Db JK JKT F hitung Pr(>F)
ulangan 2 0.000245 0.000123 1.0805 0.36612
Bahan 1 0.05343 0.05343 471.2064 3.533e-12 **
ZPT 3 0.001321 0.00044 3.8846 0.03269
Bahan x ZPT 3 0.001321 0.00044 3.8846 0.03269
galat 14 0.001587 0.000113
Keterangan : ** berbeda sangat nyata pada uji F taraf 0.01
Perbedaan pertumbuhan stek pucuk dan stek batang ditunjukkan pada hasil sidik ragam nisbah pucuk akar (Tabel 22) yang memperlihatkan adanya pengaruh yang nyata akibat perbedaan bahan stek yaitu antara stek pucuk dan stek batang. Untuk mengetahui beda nilai terkecil pada stek pucuk dan stek batang maka dilakukan uji lanjut fisher's LSD (Tabel 23).
Tabel 23. hasil uji lanjut fisehr's LSD bahan stek pada parameter (Nisbah Pucuk akar) NPA
Bahan Rata - rata
Pucuk 0.09 a
Batang 0 b
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 0.01
Hasil uji lanjut (Tabel 23) menunjukkan bahwa nilai rata – rata nisbah pucuk akar pada stek pucuk berbeda nyata dengan nilai nisbah pucuk akar pada stek batang. Dengan kata lain stek pucuk berkembang lebih baik daripada stek batang.