• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.2. Pengamatan Stabilitas Sediaan

Hasil pengujian stabilitas dengan metode sentrifugasi diperoleh bahwa sediaan tidak menunjukkan adanya pemisahan antara fase minyak dengan fase air. Dengan demikian keempat formula mempunyai stabilitas yang baik (Lachman, 1990). (Data dapat dilihat pada lampiran halaman 45 - 47)

4.1.3. Penentuan pH Sediaan

Hasil penentuan pH sediaan, didapatkan bahwa formula I mempunyai pH 4,6; formula II dengan pH 2,9; formula III dengan pH 2,7serta formula IV dengan pH 2,6. Dari hasil yang diperoleh dapat dilihat bahwa pH sediaan tabir surya menurun seiring dengan bertambahnya asam tartrat yang ditambahkan ke dalam sediaan tabir surya. Hal ini disebabkan karena asam tartrat memilki pH yang rendah.

4.1.4. Penentuan Viskositas Sediaan

Hasil penentuan viskositas sediaan formula tabir surya, didapatkan bahwa nilai viskositas dari masing-masing sediaan yaitu : formula I sebesar 649,6883 P;

formula II sebesar 590,3361 P; formula III sebesar 584,9558 P; dan formula IV sebesar 564,7728 P. Dari hasil yang diperoleh ini dapat disimpulkan bahwa viskositas dari sediaan tabir surya dengan basis gel akan semakin menurun seiring dengan bertambahnya konsentrasi asam tartrat yang ditambahkan ke dalam sediaan. Hal ini disebabkan karena asam tartrat yang memilki sifat yang higroskopis. Ini menunjukkan bahwa formula IV mempunyai tekstur yang relatif lebih encer bila dibandingkan dengan ketiga formula yang lainnya. Namun jika dilihat dari konsistensi sediaan tabir surya setelah penambahan konsntrasi asam tartarat paling tinggi masih menunjukkan tekstur yang sesuai dengan tekstur gel. (Untuk perhitungan nilai viskositas masing sediaan formula tabir surya lebih lengkapnya dapat dilihat pada lampiran 3 halaman 26 – 29).

4.2. Penentuan Tipe Emulsi Sediaan

Tabel 1. Data Penentuan Tipe Emulsi Sediaan

No Jenis Formula Tipe Emulsi

1 I m/a

2 II m/a

3 III m/a

4 IV m/a

Keterangan :

Formula I : Formula tabir surya tanpa penambahan asam tartrat Formula II : Formula tabir surya dengan penambahan asam tartrat 8 % Formula III : Formula tabir surya dengan penambahan asam tartrat 10 %

Formula IV : Formula tabir surya dengan penambahan asam tartrat 12 % m/a : Minyak dalam air

Hasil pengujian yang dilakukan terhadap keempat sedian tabir surya menunjukkan bahwa metil biru tersebar merata. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semua formula merupakan emulsi tipe m/a.

4.3. Penentuan Nilai SPF Sediaan

Hasil pengukuran absorbansi (Tabel 2.) diperoleh peningkatan nilai absorbansi masing – masing formula tabir surya seiring dengan naiknya konsentrasi asam tartarat pada masing – masing formula.

Tabel 2. Data Serapan Formula Terhadap Panjang Gelombang

No Nama Formula Panjang Gelombang (λ) nm 290 300 310 320 330 340 350 360 1 Formula 1 0,2371 0,2178 0,2141 0,1904 0,1343 0,0814 0,0503 0,0248 2 Formula 2 0,3925 0,3833 0,3865 0,3344 0,2170 0,1145 0,0640 0,0316 3 Formula 3 0,4088 0,3936 0,3961 0,3463 0,2300 0,1272 0,0707 0,0344 4 Formula 4 0,4301 0,4258 0,4338 0,3732 0,2379 0,1207 0,0664 0,0328

(Untuk data serapan formula terhadap panjang gelombang masing – masing sediaan formula tabir surya, selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 5 halaman 31 – 32)

Hasil penentuan nilai SPF sediaan tabir surya formula I, II, III, dan IV digambarkan pada Gambar 2.1 menunjukkan bahwa grafik formula IV mempunyai daerah di bawah kurva (area under curve) atau AUC yang lebih luas bila dibandingkan dengan ke tiga formula yang lain. Dimana menurut Petro, A.J,

(1981) semakin luas daerah di bawah kurva (AUC) suatu formula, maka makin tinggi nilai (sun protecting factor) SPF yang dimiliki formula itu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa formula IV lebih baik efektifitasnya berdasarkan nilai SPF bila dibandingkan dengan ke tiga formula yang lain. Grafik serapan sediaan tabir surya dapat dilihat di bawah ini :

Grafik panjang gelombang (λ) vs serapan (A)

0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 280 290 300 310 320 330 340 350 360 370 Panjang gelombang (λ) nm S e ra p a n ( A ) Formula I Formula II Formula III Formula IV f

Gambar 21. Grafik Panjang Gelombang (λ) vs Serapan (A).

(Grafik grafik panjang gelombang (λ) vs serapan (A) masing – masing sediaan formula tabir surya, lebih lengkapnya dapat dilihat pada lampiran 2 halaman 22 – 24).

Dengan menggunakan metode Petro, A. J., (1981) Nilai SPF dari masing – masing sediaan formula tabir surya diperoleh harga SPF (Tabel 3.). Dengan cara membagi jumlah seluruh luas area di bawah kurva dengan selisih λmax dan λmin

lalu dikalikan dua kemudian diubah menjadi nilai SPF. Dari grafik di atas diperoleh nilai SPF dari masing-masing formula, yang ditunjukkan pada tabel di bawah ini :

Tabel 3. Hasil Nilai SPF dari Masing-Masing Formula Tabir Surya

No

Sun Protecting Factor (SPF)

F I F II F III F IV 1 2,1242 3,5850 3,7809 4,1039 2 2,1379 3,5900 3,7792 4,1476 3 2,1522 3,5604 3,7826 4,1361 4 2,1261 3,5817 3,7336 4,1077 5 2,1120 3,5991 3,7239 4,2043 6 2,1154 3,5497 3,7879 4,1754 Jumlah 12,7678 21,4659 22.,8810 24,8750 Rata-rata 2,1279 3,5776 3,7646 4,1458

(Untuk penentuan nilai SPF masing – masing sediaan formula tabir surya, lebih lengkapnya dapat dilihat pada lampiran 1 halaman 20).

Dari hasil penentuan nilai SPF (Sun protecting Factor) dari sediaan tabir surya, diperoleh nilai rata-rata SPF dari masing - masing formula yaitu : formula I mempunyai nilai rata SPF sebesar 2,1279; formula II mempunyai nilai rata-rata SPF sebesar 3,5776; formula III mempunyai nilai rata-rata-rata-rata SPF sebesar 3,7646; serta formula IV mempunyai nilai rata-rata SPF sebesar 4,1458. Dari hasil yang diperoleh ini menunjukkan dengan semakin tingginya konsentrasi asam tartrat yang ditambahkan ke dalam sediaan tabir surya maka semakin tinggi pula nilai SPF yang diberikan sediaan tabir surya tersebut. Dengan semakin tingginya nilai SPF suatu sediaan tabir surya tersebut maka semakin tinggi pula tingkat perlindungan yang diberikan oleh sediaan tabir surya tersebut (Wasitaatmadja, S.M., 1997).

Menurut Wasitaatmadja, S.M. (1997), adapun kategori untuk masing-masing sediaan tabir surya berdasarkan nila SPF yang diberikan sebagai faktor perlindungan terhadap sinar matahari adalah sebagai berikut :

1. Minimal, bila SPF antara 2-4. 2. Sedang, bila SPF antara 4-6 3. Ekstra, bila SPF antara 6-8 4. Maksimal, bila SPF antara 8-15 5. Ultra, bila SPF lebih dari 15

Berdasarkan kategori tersebut untuk masing-masing formula sediaan tabir surya berdasarkan nilai SPF yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4. Kategori Efektivitas Sediaan Tabir Surya Anti UV A dan Anti UV B dalam Basis Gel.

No Formula Nilai SPF Rata-rata Kategori Efektivitas

1 I 2,1279 Minimal

2 II 3,5776 Sedang

3 III 3,7646 Sedang

4 IV 4,1458 Sedang

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa formula IV memberikan proteksi yang terbaik karena mempunyai nilai SPF yang tertinggi dibandingkan dengan formula yang lainnya. Dari segi tampilan mengenai tekstur dari sediaannya ke empat formula mempunyai tekstur yang baik karena adanya bahan dasar gel yang mengandung hidroksipropilmetilselulosa yang sifatnya mempunyai ikatan yang kuat sehingga dapat mempertahankan tekstur dari sediaan tabir surya.

Adapun selisih nilai SPF dari masing-masing sediaan dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 5. Selisih Nilai SPF Rata-rata Formula

Formula I Formula II Formula III Formula IV Formula I - 1,4497 1,6367 2,0179 Formula II - 0,1870 0,5682

Formula III - 0,3812

Formula IV -

Pada uji hasil analisis anova one-way dengan P = 0,05 terhadap nilai SPF formula I, II, III, dan IV diperoleh F hitung = 6682, 2857 lebih besar dari F tabel = 2,87; sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara nilai SPF dari keempat formula. Untuk mengetahui formula mana yang berbeda secara bermakna, maka dilakukan pengujian HSD yaitu dengan membandingkan selisih harga rata - rata nilai SPF antara formula yang lebih besar dengan nilai HSD hasil perhitungan. Apabila selisih harga rata-rata nilai SPF antar formula lebih besar dari nilai HSD berarti antar formula ada perbedaan bermakna, sebaliknya apabila selisih harga rata - rata nilai SPF antar formula lebih kecil dari nilai HSD berarti antar formula tidak ada perbedaan yang bermakna. Berdasarkan perhitungan diperoleh harga HSD =±0,0309. Pada tabel di atas dapat dilihat selisih harga SPF rata-rata formula II, III, dan IV terhadap harga SPF rata-rata formula 1 > harga HSD, berarti nilai SPF formula II, III, dan IV berbeda secara bermakna dengan nilai SPF formula I. Begitu juga dengan selisih harga SPF rata-rata formula III, dan IV terhadap harga SPF rata-rata-rata-rata formula II > harga HSD,

formula II. Demikian juga dengan harga SPF rata-rata formula III terhadap harga rata-rata formula IV > harga HSD, ini menunjukkan bahwa nilai SPF formula III berbeda secara bermakna dengan nilai SPF formula IV.

Nilai SPF dari oksibenson sebagai anti UV-A dan oktilmetoksisinamat sebagai anti UV-B dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu; pelarut, koefisien ekstingsi, dan pH. Pada penelitian ini faktor pelarut diabaikan karena digunakan pelarut dan konsentrasi oksibenson UV A dan oktilmetoksisinamat sebagai anti UV B yang sama (Soerarti, W., 2004).

(Contoh perhitungan HSD = hasil uji beda rata – rata dapat dilihat pada lampiran 14 halaman 50).

4.4. Uji Iritasi Terhadap Kulit Sukarelawan

Tabel 6. Data Uji Iritasi Terhadap Kulit Sukarelawan No Reaksi Pada Kulit

Sukarelawan

1 2 3 4 5 6

1 Iritasi - - - - - -

2 Gatal - - - - - -

3 Kulit Menjadi Kasar - - - - - -

Keterangan - = tidak terjadi iritasi

Formula yang digunakan pada uji iritasi adalah formula IV (formula tabir surya dengan penambahan asam tartrat 12 % ) dan mempunyai pH 2,6. berdasarkan data pada tabel di atas tidak menunjukkan adanya efek samping berupa irittsi, gatal atau pengkasaran pada kulit. Dengan demikian formula I, II, dan III yang mempunyai pH lebih tinggi dari Formula IV dengan sendirinya juga

tidak menyebabkan iritasi pada kulit. Maka formula sediaan tabir surya yang diteliti relatif aman untuk digunakan.

Menurut Tranggono. Retno. I., (2007) pengujian dilakukan pada daerah lengan dan belakang tubuh (telinga) dikarenakan pada daerah ini diasumsikan cukup aman dan efek yang ditimbulkan jika terjadi dermatitis setempat mudah sembuh.

BAB V

Dokumen terkait