BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.6 Pengamatan Terhadap Waktu Tunda
Pengamatan terhadap waktu tunda nyala yang dikerjakan oleh mikrokontroler terhadap masukan pada transistor, sehingga mata manusia dapat melihat perbedaan antara nyala dan padam pada lampu. Waktu tundanya dapat diamati dengan osiloskop digital yang diambil dari kaki – kaki LED, sehingga didapatkan hasil seperti Gambar 4.1.
Gambar 4.1 Osiloskop Digital Pada Kaki LED
Dari Gambar 4.1 dapat dilihat bahwa waktu tunda yang terjadi sekitar 0,99 detik, sedangkan pada perancangan yang dibuat waktu tundanya digunakan 1 detik.
4.7Pengamatan Hasil Pengujian Program Pada Alat Dan Simulasinya 4.7.1 Pengamatan Sistem Prioritas Antrian Kendaraan
Tabel 4.2 Hasil Pengujian sistem prioritas antrian kendaraan untuk arah utara
Brs P0.0 P0.1 P0.2 P0.3 P0.4 P0.5 P0.6 P0.7 P1.0 P1.1 P1.2 P1.3 P1.4 P1.5 P2.4 P2.5 P2.6 P2.7 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 3 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 4 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 5 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 6 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 Pada tabel 4.2 baris kedua menunjukkan lampu hijau pada simpang utara menyala (P0.0 bernilai 1) selama 5 detik (P1.4 bernilai 0, P1.5 bernilai 0 yang merupakan selektor sensor sekaligus penentu waktu penyalaan lampu hijau), sedangkan lampu pada arah timur, selatan, barat menyala merah (P2.6, P2.5 dan P2.4 bernilai 1). Untuk hasil simulasinya sama dengan hasil pengujian, dimana pada saat lampu hijau di utara menyala (P0.0 bernilai 1) selama 5 detik (P1.4 bernilai 0, P1.5 bernilai 0) maka arah lainnnya menyala merah (P2.6, P2.5 dan P2.4 bernilai 1) seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.2. Hal ini sesuai dengan perancangan pada bab 3 Tabel 3.5.
Gambar 4.2 Simulasi Program Untuk Sistem Antrian Kendaraan Selama 5 Detik Di Utara
Pada Tabel 4.2 baris ketiga menunjukkan lampu hijau pada simpang utara menyala (P0.0 bernilai 1) selama 10 detik (P1.4 bernilai 0, P1.5 bernilai 1 yang merupakan selektor sensor sekaligus penentu waktu penyalaan lampu hijau), sedangkan lampu pada arah timur, selatan, barat menyala merah (P2.6, P2.5 dan P2.4 bernilai 1). Untuk hasil simulasinya sama dengan hasil pengujian, dimana pada saat lampu hijau di utara menyala (P0.0 bernilai 1) selama 10 detik (P1.4 bernilai 0, P1.5 bernilai 1) maka arah lainnnya menyala merah (P2.6, P2.5 dan P2.4 bernilai 1) seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.3 . Hal ini sesuai dengan perancangan pada bab 3 Tabel 3.5.
Gambar 4.3 Simulasi Program Untuk Sistem Antrian Kendaraan Selama 10 Detik Di Utara
Pada Tabel 4.2 baris keempat menunjukkan lampu hijau pada simpang utara menyala (P0.0 bernilai 1) selama 15 detik (P1.4 bernilai 1, P1.5 bernilai 0 yang merupakan selektor sensor sekaligus penentu waktu penyalaan lampu hijau), sedangkan lampu pada arah timur, selatan, barat menyala merah (P2.6, P2.5 dan P2.4 bernilai 1). Untuk hasil simulasinya sama dengan hasil pengujian, dimana pada saat lampu hijau di utara menyala (P0.0 bernilai 1)
selama 15 detik (P1.4 bernilai 1, P1.5 bernilai 0) maka arah lainnnya menyala merah (P2.6, P2.5 dan P2.4 bernilai 1) seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.4 . Hal ini sesuai dengan perancangan pada bab 3 Tabel 3.5.
Gambar 4.4 Simulasi Program Untuk Sistem Antrian Kendaraan Selama 15 Detik Di Utara
Pada Tabel 4.2 baris kelima menunjukkan lampu hijau pada simpang utara menyala (P0.0 bernilai 1) selama 20 detik (P1.4 bernilai 1, P1.5 bernilai 1 yang merupakan selektor sensor sekaligus penentu waktu penyalaan lampu hijau), sedangkan lampu pada arah timur, selatan, barat menyala merah (P2.6, P2.5 dan P2.4 bernilai 1). Untuk hasil simulasinya sama dengan hasil pengujian, dimana pada saat lampu hijau di utara menyala (P0.0 bernilai 1) selama 20 detik (P1.4 bernilai 1, P1.5 bernilai 1) maka arah lainnnya menyala merah (P2.6, P2.5 dan P2.4 bernilai 1) seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.5 . Hal ini sesuai dengan perancangan pada bab 3 Tabel 3.5.
Gambar 4.5 Simulasi Program Untuk Sistem Antrian Kendaraan Selama 20 Detik Di Utara
Tabel 4.3 Hasil Pengujian sistem prioritas antrian kendaraan untuk arah timur
Brs P0.0 P0.1 P0.2 P0.3 P0.4 P0.5 P0.6 P0.7 P1.0 P1.1 P1.2 P1.3 P1.4 P1.5 P2.4 P2.5 P2.6 P2.7 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 3 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 4 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 5 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 6 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1
Pada Tabel 4.3 baris kedua menunjukkan lampu hijau pada simpang timur menyala (P0.2 bernilai 1) selama 5 detik (P1.4 bernilai 0, P1.5 bernilai 0 yang merupakan selektor sensor sekaligus penentu waktu penyalaan lampu hijau), sedangkan lampu pada arah utara, selatan, barat menyala merah (P2.7, P2.5 dan P2.4 bernilai 1). Untuk hasil simulasinya sama dengan hasil pengujian, dimana pada saat lampu hijau di timur menyala (P0.2 bernilai 1) selama 5 detik (P1.4 bernilai 0, P1.5 bernilai 0) maka arah lainnnya menyala merah (P2.7, P2.5 dan P2.4 bernilai 1) seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.6. Hal ini sesuai dengan perancangan pada bab 3 Tabel 3.5.
Gambar 4.6 Simulasi Program Untuk Sistem Antrian Kendaraan Selama 5 Detik Di Timur
Pada Tabel 4.3 baris ketiga menunjukkan lampu hijau pada simpang timur menyala (P0.2 bernilai 1) selama 10 detik (P1.4 bernilai 0, P1.5 bernilai 1 yang merupakan selektor sensor sekaligus penentu waktu penyalaan lampu hijau), sedangkan lampu pada arah utara, selatan, barat menyala merah (P2.7, P2.5 dan P2.4 bernilai 1). Untuk hasil simulasinya sama dengan hasil pengujian, dimana pada saat lampu hijau di timur menyala (P0.2 bernilai 1) selama 10 detik (P1.4 bernilai 0, P1.5 bernilai 1) maka arah lainnnya menyala merah (P2.7, P2.5 dan P2.4 bernilai 1) seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.7. Hal ini sesuai dengan perancangan pada bab 3 Tabel 3.5.
Gambar 4.7 Simulasi Program Untuk Sistem Antrian Kendaraan Selama 10 Detik Di Timur
Pada Tabel 4.3 baris keempat menunjukkan lampu hijau pada simpang timur menyala (P0.2 bernilai 1) selama 15 detik (P1.4 bernilai 1, P1.5 bernilai 0 yang merupakan selektor sensor sekaligus penentu waktu penyalaan lampu hijau), sedangkan lampu pada arah utara, selatan, barat menyala merah (P2.7, P2.5 dan P2.4 bernilai 1). Untuk hasil simulasinya sama dengan hasil pengujian, dimana pada saat lampu hijau di timur menyala (P0.2 bernilai 1) selama 15 detik (P1.4 bernilai 1, P1.5 bernilai 0) maka arah lainnnya menyala merah (P2.7, P2.5 dan P2.4 bernilai 1) seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.8 . Hal ini sesuai dengan perancangan pada bab 3 Tabel 3.5.
Gambar 4.8 Simulasi Program Untuk Sistem Antrian Kendaraan Selama 15 Detik Di Timur
Pada Tabel 4.3 baris kelima menunjukkan lampu hijau pada simpang timur menyala (P0.2 bernilai 1) selama 20 detik (P1.4 bernilai 1, P1.5 bernilai 1 yang merupakan selektor sensor sekaligus penentu waktu penyalaan lampu hijau), sedangkan lampu pada arah utara, selatan, barat menyala merah (P2.7, P2.5 dan P2.4 bernilai 1). Untuk hasil simulasinya sama dengan hasil pengujian, dimana pada saat lampu hijau di timur menyala (P0.2 bernilai 1) selama 20 detik (P1.4 bernilai 1, P1.5 bernilai 1) maka arah lainnnya menyala merah (P2.7, P2.5 dan P2.4 bernilai 1) seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.9 . Hal ini sesuai dengan perancangan pada bab 3 Tabel 3.5.
Gambar 4.9 Simulasi Program Untuk Sistem Antrian Kendaraan Selama 20 Detik Di Timur
Tabel 4.4 Hasil Pengujian sistem prioritas antrian kendaraan untuk arah selatan
Brs P0.0 P0.1 P0.2 P0.3 P0.4 P0.5 P0.6 P0.7 P1.0 P1.1 P1.2 P1.3 P1.4 P1.5 P2.4 P2.5 P2.6 P2.7 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 3 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 4 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 5 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 6 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1
Pada Tabel 4.4 baris kedua menunjukkan lampu hijau pada simpang selatan menyala (P0.4 bernilai 1) selama 5 detik (P1.4 bernilai 0, P1.5 bernilai 0 yang merupakan selektor sensor sekaligus penentu waktu penyalaan lampu hijau), sedangkan lampu pada arah utara, timur, barat menyala merah (P2.7, P2.6 dan P2.4 bernilai 1). Untuk hasil simulasinya sama dengan hasil pengujian, dimana pada saat lampu hijau di selatan menyala (P0.4 bernilai 1) selama 5 detik (P1.4 bernilai 0, P1.5 bernilai 0) maka arah lainnnya menyala merah (P2.7, P2.6 dan P2.4 bernilai 1) seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.10. Hal ini sesuai dengan perancangan pada bab 3 Tabel 3.5.
Gambar 4.10 Simulasi Program Untuk Sistem Antrian Kendaraan Selama 5 Detik Di Selatan
Pada Tabel 4.4 baris ketiga menunjukkan lampu hijau pada simpang selatan menyala (P0.4 bernilai 1) selama 10 detik (P1.4 bernilai 0, P1.5 bernilai 1 yang merupakan selektor sensor sekaligus penentu waktu penyalaan lampu hijau), sedangkan lampu pada arah utara, timur, barat menyala merah (P2.7, P2.6 dan P2.4 bernilai 1). Untuk hasil simulasinya sama dengan hasil pengujian, dimana pada saat lampu hijau di selatan menyala (P0.4 bernilai 1) selama 10 detik (P1.4 bernilai 0, P1.5 bernilai 1) maka arah lainnnya menyala merah (P2.7, P2.6 dan P2.4 bernilai 1) seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.11. Hal ini sesuai dengan perancangan pada bab 3 Tabel 3.5.
Gambar 4.11 Simulasi Program Untuk Sistem Antrian Kendaraan Selama 10 Detik Di Selatan
Pada Tabel 4.4 baris keempat menunjukkan lampu hijau pada simpang selatan menyala (P0.4 bernilai 1) selama 15 detik (P1.4 bernilai 1, P1.5 bernilai 0 yang merupakan selektor sensor sekaligus penentu waktu penyalaan lampu hijau), sedangkan lampu pada arah utara, timur, barat menyala merah (P2.7, P2.6 dan P2.4 bernilai 1). Untuk hasil simulasinya sama dengan hasil pengujian, dimana pada saat lampu hijau di selatan menyala (P0.4 bernilai 1) selama 15 detik (P1.4 bernilai 1, P1.5 bernilai 0) maka arah lainnnya menyala merah (P2.7, P2.6 dan P2.4 bernilai 1) seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.12. Hal ini sesuai dengan perancangan pada bab 3 Tabel 3.5.
Gambar 4.12 Simulasi Program Untuk Sistem Antrian Kendaraan Selama 15 Detik Di Selatan
Pada Tabel 4.4 baris kelima menunjukkan lampu hijau pada simpang selatan menyala (P0.4 bernilai 1) selama 20 detik (P1.4 bernilai 1, P1.5 bernilai 1 yang merupakan selektor sensor sekaligus penentu waktu penyalaan lampu hijau), sedangkan lampu pada arah utara, timur, barat menyala merah (P2.7, P2.5 dan P2.4 bernilai 1). Untuk hasil simulasinya sama dengan hasil pengujian, dimana pada saat lampu hijau di selatan menyala (P0.4 bernilai 1) selama 20 detik (P1.4 bernilai 1, P1.5 bernilai 1) maka arah lainnnya menyala merah (P2.7, P2.6 dan P2.4 bernilai 1) seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.13. Hal ini sesuai dengan perancangan pada bab 3 Tabel 3.5.
Gambar 4.13 Simulasi Program Untuk Sistem Antrian Kendaraan Selama 20 Detik Di Selatan
Tabel 4.5 Hasil Pengujian sistem prioritas antrian kendaraan untuk arah barat
Brs P0.0 P0.1 P0.2 P0.3 P0.4 P0.5 P0.6 P0.7 P1.0 P1.1 P1.2 P1.3 P1.4 P1.5 P2.4 P2.5 P2.6 P2.7 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 3 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 4 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 5 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 6 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1
Pada Tabel 4.5 baris kedua menunjukkan lampu hijau pada simpang barat menyala (P0.6 bernilai 1) selama 5 detik (P1.4 bernilai 0, P1.5 bernilai 0 yang merupakan selektor sensor sekaligus penentu waktu penyalaan lampu hijau), sedangkan lampu pada arah utara, timur, selatan menyala merah (P2.7, P2.6 dan P2.5 bernilai 1). Untuk hasil simulasinya sama dengan hasil pengujian, dimana pada saat lampu hijau di barat menyala (P0.6 bernilai 1) selama 5 detik (P1.4 bernilai 0, P1.5 bernilai 0) maka arah lainnnya menyala merah (P2.7, P2.6 dan P2.5 bernilai 1) seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.14. Hal ini sesuai dengan perancangan pada bab 3 Tabel 3.5.
Gambar 4.14 Simulasi Program Untuk Sistem Antrian Kendaraan Selama 5 Detik Di Barat
Pada Tabel 4.5 baris ketiga menunjukkan lampu hijau pada simpang barat menyala (P0.6 bernilai 1) selama 10 detik (P1.4 bernilai 0, P1.5 bernilai 1 yang merupakan selektor sensor sekaligus penentu waktu penyalaan lampu hijau), sedangkan lampu pada arah utara, timur, selatan menyala merah (P2.7, P2.6 dan P2.5 bernilai 1). Untuk hasil simulasinya sama dengan hasil pengujian, dimana pada saat lampu hijau di barat menyala (P0.6 bernilai 1) selama 10 detik (P1.4 bernilai 0, P1.5 bernilai 1) maka arah lainnnya menyala merah (P2.7, P2.6 dan P2.5 bernilai 1) seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.15. Hal ini sesuai dengan perancangan pada bab 3 Tabel 3.5.
Gambar 4.15 Simulasi Program Untuk Sistem Antrian Kendaraan Selama 10 Detik Di Barat
Pada Tabel 4.5 baris keempat menunjukkan lampu hijau pada simpang barat menyala (P0.6 bernilai 1) selama 15 detik (P1.4 bernilai 1, P1.5 bernilai 0 yang merupakan selektor sensor sekaligus penentu waktu penyalaan lampu hijau), sedangkan lampu pada arah utara, timur, selatan menyala merah (P2.7, P2.6 dan P2.5 bernilai 1). Untuk hasil simulasinya sama dengan hasil pengujian, dimana pada saat lampu hijau di barat menyala (P0.6 bernilai 1) selama 15 detik (P1.4 bernilai 1, P1.5 bernilai 0) maka arah lainnnya menyala merah (P2.7, P2.6 dan P2.5 bernilai 1) seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.16. Hal ini sesuai dengan perancangan pada bab 3 Tabel 3.5.
Gambar 4.16 Simulasi Program Untuk Sistem Antrian Kendaraan Selama 15 Detik Di Barat
Pada Tabel 4.5 baris kelima menunjukkan lampu hijau pada simpang barat menyala (P0.6 bernilai 1) selama 20 detik (P1.4 bernilai 1, P1.5 bernilai 1 yang merupakan selektor sensor sekaligus penentu waktu penyalaan lampu hijau), sedangkan lampu pada arah utara, timur, selatan menyala merah (P2.7, P2.6 dan P2.5 bernilai 1). Untuk hasil simulasinya sama dengan hasil pengujian, dimana pada saat lampu hijau di barat menyala (P0.6 bernilai 1) selama 20 detik (P1.4 bernilai 1, P1.5 bernilai 1) maka arah lainnnya menyala merah (P2.7, P2.6 dan P2.5 bernilai 1) seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.17. Hal ini sesuai dengan perancangan pada bab 3 Tabel 3.5.
Gambar 4.17 Simulasi Program Untuk Sistem Antrian Kendaraan Selama 20 Detik Di Barat
4.7.2 Pengamatan Sistem Prioritas Kendaraan Bersirine
Tabel 4.6 Hasil Pengujian sistem prioritas kendaraan bersirine untuk arah utara
Baris P0.0 P0.1 P2.4 P2.5 P2.6 P2.7 P3.0 P3.1 P3.2 P3.3 P3.4 P3.5 P3.6 P3.7
1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0
2 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 Pada Tabel 4.6 untuk baris pertama menunjukkan terdeteksinya kendaraan bersirine yang datang dari arah utara (P3.0 dan P3.1 bernilai 1) sehingga lampu lalu lintas pada simpang utara menyala lampu hijau (P0.0 bernilai 1). Sedangkan lampu pada simpang timur, selatan, barat menyala lampu merah (P2.6, P2.5, P2.4 bernilai 1). Seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 4.18.
Gambar 4.18 Simulasi Program Sistem Kendaraan Sirine Datang Dari Arah Utara
Apabila kendaraan bersirine yang datang dari simpang utara kemudian terdeteksi oleh sensor melewati salah satu simpang lainnya (timur (P3.2dan P3.3) atau selatan (P3.4 danP3.5) ataupun barat (P3.6 dan P3.7) bernilai 1), maka lampu lalu lintas di utara akan menyala kuning (P0.1 bernilai 1) dan seterusnya merah (kembali ke status normal). Seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4.6 pada baris kedua dan Gambar 4.19.
Gambar 4.19 Contoh Simulasi Program Sistem Kendaraan Sirine Datang Dari Arah Utara Dan Melewati Arah Timur
Tabel 4.7 Hasil Pengujian sistem prioritas kendaraan bersirine untuk arah timur
Baris P0.2 P0.3 P2.4 P2.5 P2.6 P2.7 P3.0 P3.1 P3.2 P3.3 P3.4 P3.5 P3.6 P3.7
1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0
2 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0
Pada Tabel 4.7 untuk baris pertama menunjukkan terdeteksinya kendaraan bersirine yang datang dari arah timur (P3.2 dan P3.3 bernilai 1) sehingga lampu lalu lintas pada simpang utara menyala lampu hijau (P0.2 bernilai 1). Sedangkan lampu pada simpang utara, selatan, barat menyala lampu merah (P2.7, P2.5, P2.4 bernilai 1). Seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 4.20.
Gambar 4.20 Simulasi Program Sistem Kendaraan Sirine Datang Dari Arah Timur Apabila kendaraan bersirine yang datang dari simpang timur kemudian terdeteksi oleh sensor melewati salah satu simpang lainnya (utara (P3.0dan P3.1) atau selatan (P3.4 danP3.5) ataupun barat (P3.6 dan P3.7) bernilai 1), maka lampu lalu lintas di utara akan menyala kuning (P0.3 bernilai 1) dan seterusnya merah (kembali ke status normal). Seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4.7 pada baris kedua dan Gambar 4.21
.Gambar 4.21 Contoh Simulasi Program Sistem Kendaraan Sirine Datang Dari Arah Timur Dan Melewati Arah Selatan
Tabel 4.8 Hasil Pengujian sistem prioritas kendaraan bersirine untuk arah selatan
Baris P0.4 P0.5 P2.4 P2.5 P2.6 P2.7 P3.0 P3.1 P3.2 P3.3 P3.4 P3.5 P3.6 P3.7
1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0
2 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0
Pada Tabel 4.8 untuk baris pertama menunjukkan terdeteksinya kendaraan bersirine yang datang dari arah selatan (P3.4 dan P3.5 bernilai 1) sehingga lampu lalu lintas pada simpang selatan menyala lampu hijau (P0.4 bernilai 1). Sedangkan lampu pada simpang utara, timur, barat menyala lampu merah (P2.7, P2.6, P2.4 bernilai 1). Seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 4.22.
Gambar 4.22 Simulasi Program Sistem Kendaraan Sirine Datang Dari Arah Selatan Apabila kendaraan bersirine yang datang dari simpang selatan kemudian terdeteksi oleh sensor melewati salah satu simpang lainnya (utara (P3.0dan P3.1) atau timur (P3.2 danP3.3) ataupun barat (P3.6 dan P3.7) bernilai 1), maka lampu lalu lintas di utara akan menyala kuning (P0.5 bernilai 1) dan seterusnya merah (kembali ke status normal). Seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4.8 pada baris kedua dan Gambar 4.23.
.Gambar 4.23 Contoh Simulasi Program Sistem Kendaraan Sirine Datang Dari Arah Selatan Dan Melewati Arah Barat
Tabel 4.9 Hasil Pengujian sistem prioritas kendaraan bersirine untuk arah barat
Baris P0.6 P0.7 P2.4 P2.5 P2.6 P2.7 P3.0 P3.1 P3.2 P3.3 P3.4 P3.5 P3.6 P3.7
1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1
2 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0
Pada Tabel 4.9 untuk baris pertama menunjukkan terdeteksinya kendaraan bersirine yang datang dari arah barat (P3.6 dan P3.7 bernilai 1) sehingga lampu lalu lintas pada simpang barat menyala lampu hijau (P0.6 bernilai 1). Sedangkan lampu pada simpang utara, timur, selatan menyala lampu merah (P2.7, P2.6, P2.5 bernilai 1). Seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 4.24.
Apabila kendaraan bersirine yang datang dari simpang barat kemudian terdeteksi oleh sensor melewati salah satu simpang lainnya (utara (P3.0dan P3.1) atau timur (P3.2 danP3.3) ataupun selatan (P3.4 dan P3.5) bernilai 1), maka lampu lalu lintas di utara akan menyala kuning (P0.7 bernilai 1) dan seterusnya merah (kembali ke status normal). Seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4.9 pada baris kedua dan Gambar 4.25.
.Gambar 4.25 Contoh Simulasi Program Sistem Kendaraan Sirine Datang Dari Arah Barat Dan Melewati Arah Utara
Jika kendaraan sirine terdeteksi oleh sensor dari arah bukan utara (P3.2, P3.3 atau P3.4, P3.5 ataupun P3.6, P3.7 bernilai 1) kemudian melewati arah utara dan terdeteksi oleh sensor (P3.0 dan P3.1 bernilai 1), sedangkan pada saat terdeteksi oleh sensor sirine di utara ada kereta datang (P2.0 bernilai 1) maka sistem akan menghidupkan semua lampu merah ke arah utara (P2.1, P2.2, P2.3 semua bernilai 1). Setelah itu sistem akan menjalankan prioritas kendaraan sirine tersebut.
4.7.3 Pengamatan Sistem Prioritas Kereta Api Tabel 4.10 Hasil Pengujian sistem prioritas kereta api
Baris P0.1 P1.0 P1.1 P1.2 P1.3 P1.4 P1.5 P1.6 P1.7 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 2 1 1 0 0 0 0 1 1 1 3 1 1 0 0 1 0 0 1 1 4 1 1 0 1 0 0 0 1 1 5 1 1 0 1 1 0 0 1 1 6 0 0 1 0 0 1 0 0 1 7 1 0 1 0 0 0 1 1 1 8 1 0 1 0 1 0 0 1 1 9 1 0 1 1 0 0 0 1 1 10 1 0 1 1 1 0 0 1 1 11 0 1 0 0 0 1 0 0 1
Seperti yang ditunjukkan Tabel 4.10 pada baris kedua yaitu saat kereta datang dari arah timur (P1.0 akan bernilai 1) maka alarm akan menyala (P1.6 berlogika 1) dan palang pintu akan menutup (dimana P1.4 akan berlogika 1 dan P1.5 berlogika 0) serta mikro sekunder akan mengirim data ke mikro utama (P0.1 bernilai 1). Untuk simulasinya terdapat pada Gambar 4.26.
Gambar 4.26 Simulasi Program Sistem Kereta Api Datang Dari Arah Timur Pada saat kereta akan pergi melewati arah barat maka kereta tersebut akan terdeteksi sensor pada arah tersebut (P1.1 bernilai 1). Setelah sensor kereta api
bagian barat tidak terdeteksi (P1.1 bernilai 0) kemudian mikro sekunder akan mematikan alarm (P1.6 bernilai 0) dan mengirim data ke mikro utama serta membuka kembali palang kereta api (P1.4 bernilai 0, P1.5 bernilai 1). Hasil pengujian programnya dapat dilihat pada Tabel 4.10 baris keenam.
Begitu juga yang ditunjukkan Tabel 4.10 pada baris ketujuh. Apabila kereta ada kereta datang dari arah barat (P1.1 akan bernilai 1) maka alarm akan menyala (P1.6 berbernilai 1) dan palang pintu akan menutup (P1.4 akan bernilai 1 dan P1.5 berbernilai 0) serta mikro sekunder akan mengirim data ke mikro utama (P0.1 bernilai 1). Hal ini sesuai dengan hasil simulasi pada Gambar 4.27.
Gambar 4.27 Simulasi Program Sistem Kereta Api Datang Dari Arah Barat Dan apabila saat kereta akan pergi melewati arah timur maka kereta tersebut akan terdeteksi sensor pada arah tersebut (P1.0 bernilai 1). Setelah sensor kereta api bagian timur tidak terdeteksi (P1.0 bernilai 0) kemudian mikro sekunder akan mematikan alarm (P1.6 bernilai 0) dan mengirim data ke mikro
utama serta membuka kembali palang kereta api (P1.4 bernilai 0, P1.5 bernilai 1). Hasil pengujian programnya dapat dilihat pada Tabel 4.10 baris kesebelas. Tetapi jika ada kendaraan yang terdeteksi oleh sensor pada daerah wilayah palang pintu seperti pada Tabel 4.10 baris 3, 4, 5, 8, 9, 10 (P1.2/P1.3 bernilai 1) maka mikro sekunder akan mengirim data ke mikro utama (P0.1 bernilai 1) dan penutupan/penurunan palang pintu akan ditunda sampai kendaraan yang melintas tadi tidak terdeteksi lagi (P1.2/P1.3 bernilai 0). Setelah itu palang pintu akan menutup (P1.4 akan bernilai 1 dan P1.5 berbernilai 0). Salah satu contoh keadaan ini ditunjukkan pada Gambar 4.28.
Gambar 4.28 Simulasi Program Sistem Kereta Api Datang Dari Arah Barat Dengan Palang Pintu Terbuka Karena Ada Kendaraan Pada Daerah Palang Pintu Tersebut
Pada saat ada kereta (seperti yang ditunjukkan Gambar 4.1) yaitu P2.0 bernilai 1, maka jalur simpang di utara akan menyala lampu merah (P2.7 bernilai 1) dan persimpangan perempatan berubah fungsi menjadi pertigaan (jalur utara akan dilewatkan dari status normal).
Saat ada kereta api (P2.0 bernilai 1) maka kendaraan sirine yang datang dari arah utara (P3.0 bernilai 1, P.1 bernilai 1) tidak akan mempengaruhi lampu lalu lintas yang ada di utara (utara tetap menyala merah, P2.7 bernilai 1). Tetapi adanya kereta api akan mempengaruhi jalur simpang lainnya yaitu menyalanya lampu merah bertanda ke arah utara (P2.1/P2.2/P2.3 semua bernilai 1). Sehingga segala jenis kendaraan tidak boleh melintasi arah utara selama masih ada kereta api. Hal ini dikarenakan tingkatan prioritas kereta api lebih tinggi dari kendaraan sirine ataupun kendaraan biasa.
Gambar 4.29 Simulasi Program Sistem Kereta Api Mempengaruhi Persimpangan Lainnya
70 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah melakukan pengamatan, menganalisa dan membahas data maka penulis mengambil kesimpulan tentang pengendalian utama pada sistem prioritas lampu lalu lintas berbasis mikrokontroler AT89S51 sebagai berikut.
1. Perancangan perangkat lunak (software) mengacu pada diagram alir (flow chart). Perangkat lunak telah dapat mengendalikan sistem prioritas kendaraan sesuai dengan prioritas masing-masing kendaraan.
2. Melalui simulasi telah diketahui bahwa keluaran perangkat lunak sangat dipengaruhi oleh data masukan sehingga data masukan yang kurang valid akan dapat menyebabkan terjadinya keluaran yang error.
B. Saran
1. Untuk mendghindari keluaran yang error diperlukan data masukan yang akurat maka dari itu perangkat keras yamg dibuat sebaiknya juga bias memberikan data masukan sesuai dengan peristiwa/kejadian.
2. Pengendalian sistem prioritas kendaraan ini dapat dikembangkan lagi dengan menambahkan prioritas-prioritas lainnya seperti pada saat terjadinya arus mudik untuk lebaran.
DAFTAR PUSTAKA
Eko, Putra Agfianto, 2002, Belajar Mikrokontroler AT89C51/52/55,Gava Media,
Yogyakarta.
Nalwan, Paulus Andi, 2003, Aplikasi dan Pemrograman Mikrokontroler
AT89C51, PT. Elek Media Komputindo, Jakarta.
http//www.alds.stts.edu
4 ORG 0H 5 MOV TMOD, #01H 6 MOV P0, #0 7 MOV P1, #0 8 MOV P2, #0 9 MOV P3, #0 10 MOV P2, #11110000B
11 KEMBALI: MOV R0, #3 ;R0 = SIMPANG
12 CJNE R5, #1, LAMPU ;KA DATANG , R5 = KA
13 MOV R0, #2
14 LAMPU: MOV R1, #2 ;R1 = JENIS LL
15 CJNE R2, #1, CEKSIMPANG 16 MOV R0, 31H 17 MOV 31H, #0 18 MOV R2, #0 19 20 CEKSIMPANG:
21 UTARA: CJNE R0, #3, TIMUR
22 DEC R0
23 MOV 30H,R0
24
25 HIJAU1a: LCALL PENGECEKANINFORMASI1
26 CJNE R1, #2, KUNING1a 27 CJNE R5, #0, TIMUR 28 ACALL DETEK1 29 CJNE R7, #0, ADAANTRIAN1 30 MOV R4, #5 31 ADAANTRIAN1: DEC R1 32 CLR P2.7 ; LL MERAH MATI 33 SETB P0.0 34 MOV 25H, #00000010B
35 ULANGI1a: CALL TUNDA ; TUNDA LL HIJAU
36 DJNZ R4, ULANGI1a
37
38 KUNING1a: LCALL PENGECEKANINFORMASI1
39 CJNE R1, #1, MERAH1a
40 DEC R1
41 CLR P0.0
42 SETB P0.1
43 MOV R4, #1
44 ULANGI2a: CALL TUNDA ; TUNDA LL KUNING
45 DJNZ R4, ULANGI2a
46
47 MERAH1a: LCALL PENGECEKANINFORMASI1
48 CJNE R1, #0, CEKSIMPANG 49 DEC R1 50 MOV P0, #0 51 SETB P2.7 ; F0H 52 SETB P2.6 53 SETB P2.5 54 SETB P2.4 55 MOV R4, #1 56 MOV 34, #0
57 ULANGI3a: CALL TUNDA ; TUNDA LL MERAH
58 DJNZ R4, ULANGI3a
59 MOV A, 35H
60 CJNE A, #1, LANGKAHI1
65 DEC R0
66 MOV 30H, R0
67
68 HIJAU2a: LCALL PENGECEKANINFORMASI1
69 CJNE R1, #2, KUNING2a 70 ACALL DETEK2 71 CJNE R7, #0, ADAANTRIAN2 72 MOV R4, #5 73 ADAANTRIAN2: DEC R1 74 CLR P2.6 75 SETB P0.2 76 MOV 25H, #00001000B
77 ULANGI1b: CALL TUNDA ; TUNDA LL HIJAU
78 DJNZ R4, ULANGI1b
79
80 KUNING2a: LCALL PENGECEKANINFORMASI1
81 CJNE R1, #1, MERAH2a
82 DEC R1
83 CLR P0.2
84 SETB P0.3
85 MOV R4, #1
86 ULANGI2b: CALL TUNDA ; TUNDA LL KUNING
87 DJNZ R4, ULANGI2b
88
89 MERAH2a: LCALL PENGECEKANINFORMASI1
90 DEC R1 91 MOV P0, #0 92 SETB P2.7 ; F0H 93 SETB P2.6 94 SETB P2.5 95 SETB P2.4 96 MOV R4, #1
97 ULANGI3b: CALL TUNDA ; TUNDA LL MERAH
98 DJNZ R4, ULANGI3b
99 LJMP LAMPU
100;*************************************************************
101 SELATAN: CJNE R0, #1, BARAT
102 DEC R0
103 MOV 30H, R0
104
105 HIJAU3a: LCALL PENGECEKANINFORMASI1
106 CJNE R1, #2, KUNING3a 107 ACALL DETEK3 108 CJNE R7, #0, ADAANTRIAN3 109 MOV R4, #5 110 ADAANTRIAN3: DEC R1 111 CLR P2.5 112 SETB P0.4 113 MOV 25H, #00100000B
114 ULANGI1c: CALL TUNDA ; TUNDA LL HIJAU
115 DJNZ R4, ULANGI1c
116
117 KUNING3a: LCALL PENGECEKANINFORMASI1
118 CJNE R1, #1, MERAH3a
119 DEC R1
120 CLR P0.4
121 SETB P0.5
126 MERAH3a: LCALL PENGECEKANINFORMASI1 127 DEC R1 128 MOV P0, #0 129 SETB P2.7 ; F0H 130 SETB P2.6 131 SETB P2.5 132 SETB P2.4 133 MOV R4, #1
134 ULANGI3c: CALL TUNDA ; TUNDA LL MERAH
135 DJNZ R4, ULANGI3c
136 LJMP LAMPU
137;*************************************************************
138 BARAT: CJNE R0, #0, AKHIR
139 MOV 34H, #1
140 MOV 30H, R0
141
142 HIJAU4a: LCALL PENGECEKANINFORMASI1
143 CJNE R1, #2, KUNING4a 144 ACALL DETEK4 145 CJNE R7, #0, ADAANTRIAN4 146 MOV R4, #5 147 ADAANTRIAN4: DEC R1 148 CLR P2.4 149 SETB P0.6 150 MOV 25H, #10000000B
151 ULANGI1d: CALL TUNDA ; TUNDA LL HIJAU
152 DJNZ R4, ULANGI1d
153
154 KUNING4a: LCALL PENGECEKANINFORMASI1
155 CJNE R1, #1, MERAH4a
156 DEC R1
157 CLR P0.6
158 SETB P0.7
159 MOV R4, #1
160 ULANGI2d: CALL TUNDA ; TUNDA LL KUNING
161 DJNZ R4, ULANGI2d
162
163 MERAH4a: LCALL PENGECEKANINFORMASI1
164 DEC R1 165 MOV P0, #0 166 SETB P2.7 ; F0H 167 SETB P2.6 168 SETB P2.5 169 SETB P2.4 170 MOV R4, #1
171 ULANGI3d: CALL TUNDA ; TUNDA LL MERAH
172 DJNZ R4, ULANGI3d
173 AKHIR: AJMP KEMBALI
174;******************************************************* 175;************************************************************* 176 PENGECEKANINFORMASI1: JNB P2.0, PINDAH6 177 LCALL INFORMASIKA 178 SJMP PENGECEKANINFORMASI2 179 PINDAH6: CLR P2.1 180 CLR P2.2 181 CLR P2.3 182 MOV 28H, #0 183 MOV R5, #0
187 MOV A, 20H 188 CJNE A, #0, PENGECEKANINFORMASI1 189 RET 190 191 PENGECEKANINFORMASIKHUSUS: JNB P2.0, KHUSUS1 192 LCALL INFORMASIKA 193 MOV A, 20H
194 KHUSUS1: CJNE A, #1, BELUMADA
195 MOV A, P3
196 CJNE A, #0, KHUSUS2
197 SJMP PENGECEKANINFORMASIKHUSUS
198 KHUSUS2: AJMP SIRINE
199 BELUMADA: RET 200;******************************************************* 201;************************************************************* 202 INFORMASIKA: MOV A, 28H 203 CJNE A, #0, SUDAHMERAH 204 JB P2.0, PINDAH5 205 LJMP PENGECEKANINFORMASI2 206 PINDAH5: SETB P2.1 207 SETB P2.2 208 SETB P2.3 209 MOV R5, #1 210 MOV 28H, #1 211 JB P2.7, SUDAHMERAH 212 JB P0.0, KUNINGKA 213 SETB P0.1 214 LCALL TUNDAKHUSUS 215 216 KUNINGKA: MOV R0, #2 217 MOV R1, #2 218 JB P0.1, MERAHKA 219 MOV P0, #00000010B 220 LCALL TUNDAKHUSUS 221 BMERAHKA: MOV P0, #0 222 SETB P2.7 223 MOV R1, #0 ;TAMBAHAN 224 LCALL TUNDAKHUSUS 225 ;MOV R4, #0 226 JNB P3.0, SUDAHMERAH 227 JNB P3.1, SUDAHMERAH 228 MOV 20H, #0 229 SUDAHMERAH: RET 230;***************************************************** 231 232;************************************************************* 233 SIRINE: MOV A, 22H 234 CJNE A, #0, UTARA1a 235 MOV A, 23H 236 CJNE A, #0, UTARA1a 237 MOV A, 24H 238 CJNE A, #0, UTARA1a 239 CJNE R5, #0, TIMUR1aa ; KA = R5 240 UTARA1a: JNB P3.0, TIMUR1a 241 LJMP UTARA1 242 TIMUR1aa: MOV 21H, #0 243 TIMUR1a: JNB P3.2, SELATAN1a 244 LJMP TIMUR1
248 LJMP BARAT1 249 TIDAKADA: MOV A, 20H 250 CJNE A, #0, PENGECEKANINFORMASI1 251 RET 252 253 UTARA1: JB P3.1, PINDAH1 254 LJMP PENGECEKANINFORMASIKHUSUS 255 PINDAH1: MOV A, 20H 256 CJNE A, #0, SUDAHADA1 257 MOV 20H, #1 258 MOV 21H, #1 259 MOV 27H, #3 260 SUDAHADA1: MOV A, 21H 261 CJNE A, #1, BELUMLEWAT1 262 JNB P2.7, HIJAU1b 263 CJNE R1, #1, MERAH1b 264 MOV P0, 25H
265 CALL TUNDAKHUSUS ; TUNDA LL KUNING
266 MERAH1b: MOV P0, #0
267 SETB P2.7 ; F0H
268 SETB P2.6
269 SETB P2.5
270 SETB P2.4
271 CALL TUNDAKHUSUS ; TUNDA LL MERAH
272 CLR P2.7 273 HIJAU1b: SETB P0.0 274 MOV A, 34H 275 CJNE A, #1, LANGKAHI2 276 MOV 25H, #00000010B 277 MOV 34H, #0 278 MOV 35H, #1 279 LANGKAHI2: MOV 32H, #3 280 AJMP PENGECEKANINFORMASIKHUSUS 281 282 BELUMLEWAT1: MOV A, P3 283 CJNE A, #0, BELUMLEWAT1 284 MOV 20H, #0 285 MOV 21H, #0 286 MOV 22H, #0 287 MOV 23H, #0