1. Aspek kelembagaan
- Sumber daya manusia yang ada dalam organisasi PDAM masih sangat terbatas baik dari segi kuantitas maupun kualitas.
- Masih lemahnya koordinasi antar lembaga di daerah yang melakukan pembangunan infrastruktur di sektor air minum
2. Aspek Teknis
- Sumber air baku untuk air minum yang tersedia semakin terbatas. - Kualitas sumber air baku yang semakin menurun
- Minimnya pemeliharaan infrastruktur yang telah terbangun sehingga tingkat kebocoran air semakin meningkat.
- Sebagian air yang diproduksi PDAM belum layak minum dikarenakan kontaminasi terjadi pada jaringan distribusi.
3. Aspek Keuangan
- Infrastruktur yang belum memadai dikarenakan pembangunannya membutuhkan investasi yang cukup besar, sehingga sangat tergantung dari sumber dana APBN dan APBA.
- Masih rendahnya harga per meter kubik yang dibebankan kemasyarakat sehingga belum dapat menutupi biaya operasional untuk setiap tahunnya.
- Masih kurangnya usaha untuk meningkatkan jumlah pelanggan air minum pada daerah- daerah yang telah tersedia jaringan distribusi air minum.
4. Aspek Masyarakat
- Belum mantapnya alokasi penggunaan air baku sehingga menimbulkan konflik kepentingan di tingkat pengguna
- Peran masyaraat masih sangat kecil karena pengelolaannya masih dianggap merupakan urusan pemerintah.
- Masih lemahnya partisifasi masyarakat dalam membayar tagihan rekening listrik.
Dalam pengambangan SPAM di Kabupaten Simeulue terdapat beberapa tantangan
meliputi beberapa aspek antara lain:
1. Tantangan Internal
- Masih banyaknya masyarakat yang belum memiliki akses air minum yang aman - Pemenuhan kualitas air minum seseuai kriteria yang telah disyaratkan
- Masih banyak potensi dalam hal pendanaan pengembangan SPAM yang belum dioptimalkan - Adanya tuntutan untuk penyelenggaraan SPAM yang profesional
- Adanya tuntutan penjaminan pemennuhan standar pelayanan minimal serta standart kualitas air baku.
- Adanya potensi masyarakat dan swasta dalam pengembangan SPAM yang belum diberdayakan.
2. Tantangan Eksternal.
- Tuntutan bangunan yang berkelanjutan dengan pilar pembangunan ekonomi, sosial dan lingkungan hidup
- Tuntutan penerapan Good Governance melaui demokrasi yang menuntut pelibatan masyarakat dalam proses pebangunan
- Komitmen terhadap kesepakatan Millenium Development Goals 2015 dan Habitat, dimana pembangunan perkotaan harus berimbang dengan pembangunan perdesaan.
- Tuntutan peningkatan ekonomi dengan pemberdayaan potensi lokal dan masyarakat serta peningkatan peran serta dunia usaha, swasta
- Kondisi keamanan dan hukum nasional yang belum mendukung uklim investasi yang konpetitif.
6.3.3 Analisis Kebutuhan Sistem Penyediaan Air Minum.
Kebutuhan sistem penyediaan air minum terjadi karena adanya gap antara kondisi yang ada saat ini dengan target yang akan dicapai pada kurun waktu tertentu. Kondisi pelayanan air minum secara nasional sebesar 47, 71%, dilihat dari proporsi penduduk terhadap sumber air minum terlindungi (akses aman) yang mencakup 49,82% di perkotaan dan 45,72 persen diperdesaan. Analisis kebutuhan pengembangan SPAM di Kabupaten Simeulue merupakan hasil rangkaian analisis diantaranya adalah analisis hasil survey kebutuhan nyata, analisis kebutuhan dasar air minum, analisis kebutuhan program pengembangan, analisis kualitas dan tingkat pelayanan serta analisis ekonomi. Analisis kebutuhan pengembangan air minum dituangkan dalam tabel 6.20. berikut
Tabel 6.20. Analisis Kebutuhan Pengembangan SPAM
No. Uraian Kondisi
Eksisting
Kebutuhan Tahun I Tahun II Tahun
III Tahun IV Tahun V (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1. Sistem Perpipaan (PDAM)
a. Kebocoran (%) 20 18 16 14 12 10
b. Cakupan Pelayanan Penduduk (%) 12 % 14 16 18 20 22
c. Kebutuhan (liter/org/hari) 75 75 75 75 75 75
2 Sistem Bukan Perpipaan
a. Kebocoran (%) 0 0 0 0 0 0
b. Cakupan Pelayanan Penduduk (%) 20 22 24 26 28 30
c. Kebutuhan (liter/org/hari) 50 50 50 50 50 50
3 Sistem Perpipaan Non PDAM
a. Kebocoran (%) 10 9 8 7 6 5
b. Cakupan Pelayanan Penduduk (%) 40 41 42 43 44 45
4 Kebocoran Total 30 27 24 21 18 15
5 Jumlah Pelanggan (KK) 15.720
a. Proporsi sambungan langsung 20 b. Proporsi sambungan umum 12
c. Jumlah sambungan langsung 4.366 4866 5366 5866 6366 6866
d. Jumlah sambungan umum 2.735 3035 3335 3635 3935 4235
6 Unit Konsumsi
a. Sambungan Langsung b. Sambungan Umum
c. Non Domestik
7. Kebutuhan Air
Kebutuhan air domestic
Kebutuhan non domestik 0
Sub total kebutuhan air
8. Kebutuhan Air Rata-Rata 9. Kebutuhan Air Maksimum
10. Peak Hour Factor (Faktor Jam Puncak)
Berdasarkan gambaran analisis kebutuhan air minum tersebut maka, dapat disusun matrik kebutuhan program pengembangan SPAM Daerah Kabupaten Simeulue sesuai dengan tabel 6.21
Tabel 6.21. Analisis Kebutuhan Program Pengembangan SPAM
No. Output Satuan
Kebutuhan Tahun I Tahun II Tahun
III Tahun IV Tahun V (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1. Layanan Perkantoran Kegiatan 1 1 1 1 1
2 Peraturan Pengembangan Sistem Air Minum
Dokumen 1 - - - -
3 Laporan Pembinaan Pelaksanaan Pengembangan SPAM
Dokumen 1 1 1 1 1
a. RISPAM Dokumen 1 1 1 1 1
b. NSPK SPAM Dokumen 1 1 1 1 1
4 Laporan Pengawasan Pelaksanaan Pengembangan SPAM
Dokumen 1 1 1 1 1
5 Percontohan Re-Use dan Daur Ulang Air Minum
a. Kampanye Hemat Air Kegiatan - 1 1 1 1
b. Aktivitas reuse & daur ulang air Kegiatan - 1 1 1 1 6 Penyelenggaraan SPAM terfasilitasi
a. PDAM yang memperoleh pembinaan unit 1 1 1 1 1
b. Pengelolaan air minum non PDAM yang memperoleh pembinaan
unit 1 1 1 1 1
c. Laporan prastudi kelayakan KPS Dokumen 1 1 1 1 1
d. PDAM terfasilitasi untuk mendapatkan pinjaman Bank
unit - - - - -
7 SPAM Regional paket - - - - -
8 SPAM Kawasan MBR paket 1 1 1 1 1
9 SPAM di ibukota kecamatan (IKK) paket 1 1 1 1 -
10 SPAM Perdesaan Paket
a. PS Air minum perdesaan paket 3 3 3 3 3
b. Pro rakyat PDT paket -
-
-
-
-
11 SPAM Kawasan khusus
a. Kawasan pulau terluar perbatasan, terpencil
paket 1 1 1 1 -
b. Kawasan pemekaran KAPET paket - - - - -
c. Kawasan Pelabuhan Perikanan dan Pro rakyat KKP
paket 1 1 1 1 -
6.3.4 Program-+rogram dan Kriteria Penyiapan, serta Skema Kebijakan Pendanaan Pengembangan SPAM Kabupaten
6.3.4.1. Program-Program Pengembangan SPAM
Program SPAM yang dikembangkan oleh pemerintah dapat terlihat dalam tabel 6.22. di bawah ini. Tabel 6.22. Program Pengembangan SPAM
No Program & Kegiatan Sasaran Indikator
1 Program SPAM IKK
- Kegiatan Pembangunan SPAM (unit air baku,unit produksi, dan unit distribusi utama)
- Pembangunan Jaringan Distribusi untuk maksimal 40 % target sambungan rumah (SR) lokal
IKK yang belum memiliki SPAM
- Peningkatan kapasitas (liter/detik)
- Penambahan jumlah kawasan/IKK yang terlayanai SPAM
2 Program Masyarakat Berpenghasilan Rendah
- Kegiatan Stimulan jaringan pipa distribusi maksimal 40 % dari target total SR untuk MBR
Optimalisasi SPAM IKK - Peningkatan kapasitas (liter/detik)
- Penambahan jumlah kawasan kumuh/nelayan yang terlayani SPAM
3 Program Perdesaan Pola Pamsimas - Kegiatan pembangunan SPAM (unit air baku, unit produksi, dan unit distribusi utama)
- Kegiatan Pembangunan Jaringan distribusi untuk maksimal 40 % target sambungan rumah (SR) total
IKK yang belum memiliki SPAM
- Peningkatan kapasitas (liter/detik)
- Penambahan jumlah kawasan/IKK yang terlayanai SPAM
4 Program Desa Rawan Air/Terpencil
- Pembangunan unit air baku, unit produksi dan distribusi utama
Desa rawan air, desa miskin dan daerah terpencil (sumber air baku relatif sulit)
Penambahan jumlah desa yang terlayanai SPAM
5 Program Pengamanan Air Minum
- Kegiatan Pengendalian kualitas pelayanan air minum dari hulu sampai hilir
PDAM dalam rangka pengurangan resiko
Penyeiaan air minum memenuhi standar 4 K
Selanjutnya pengembangan sistem penyediaan air minum (SPAM) mengacu pada Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) yang disusun berdsasarkan:
a. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Simeulue b. Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air
c. Kebijakan dan Strategi Pengembangan SPAM
d. Kondisi Lingkungan Sosial, Ekonomi dan Budaya Masyarakat e. Kondisi Kota dan Rencana Pengembangan SPAM
Adapun lingkup Penyusunan RISPAM dapat terlihat pada tabel 6.23. di bawah ini. Tabel 6.23. Lingkup Penyusunan RISPAM
Kegiatan Wilayah
Administrasi Kab
Wilayah Pelayanan
Satu Wilayah Lintas Kab/Kota Lintas Provinsi
Penyusun Pemda Penyelenggaran di
Kabupaten
Penyelenggaran Regional
Penyelenggara Regional
Acuan RTRW RTRW & RISPAM
Kabupaten RTRW & RISPAM Kabupaten RTRW Provinsi, RTRW & RISPAM Kab. Terkait
Penetapan Bupati Bupati Gubernur setelah
berkonsultasi dengan Bupati terkait Menteri setelah berkonsultasi dengan Gubernur dan Bupati terkait Konsultasi Publik Pemda Penyelenggaran
dengan fasilitas dari Pemda
Penyelenggaraan dengan fasilitas dari Pemda terkait dan Gubernur
Penyelenggara dengan fasilitas dari Pemda terkait, Gubernur dan menteri Pelaksanaan
Penyusunan
Penyediaan Jasa Penyedia Jasa Penyedia Jasa Penyedia Jasa/ Sendiri
6.3.4.2. Skema Kebijakan Pendanaan
Adapun skema kebijakan pendanaan pengembangan SPAM adalah tergambar dalam tabel 6.24 Tabel 6.24. Skema Kebijakan Pendanaan Pengembangan SPAM
Kegiatan SPAM Air Baku Unit Produksi Transmisi dan Distribusi (SR
dan HU)
Kota APBN APBD, PDAM, KPS
(APBN)
APBN, PDAM, KPS, APBN (MBR)
IKK APBN APBN APBN (sd. Hidran Umum)
Desa Rawan Air APBN APBN APBN (sd. Hidran Umum)
Desa dengan Air Baku Mudah
APBN APBN, APBD,
Masyarakat
Pamsimas (APBN 70 %, APBD 10 % dan masyarakat 20 %)
Sedangkan pendekatan pembiayaan APBN terdiri atas: 1. Non Cost- Recovery
- Fasilitasi pengembangan SPAM (unit air baku dan unit produksi) pada IKK, kawasan perbatasan/pulau terdepan.
- Fasilitasi pengambangan SPAM (unit air baku dan unit produksi) bagi kawasan-kawasan tertinggal (kawasan kumuh, kawasan nelayan, dan ibu kota kabupaten pemekaran)
- Fasilitasi pengembangan SPAM bagi perdesaan (desa rawan air) melalui pemicuan perubahan perilaku menjadi hidup bersih dan sehat, pembangunan modal sosial serta pembangunan dan pengelolaan SPAM berbasis masyarakat.
- Pengembangan SPAM skala kecil (perdesaan) pembiayaannya didorong melalui DAK. 2. Cost recovery
- Fasilitasi penyediaan air baku untuk air minum melalui kerjasama dengan Ditjen Sumber Daya Air
- Fasilitasi penyediaan air minum (PDAM) di kawasan strategis (PKN, PKW, PKL dll) dengan pendanaan melalui perbankan, Pemda/PDAM, serta KPS.