• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGAMBILAN CONTOH

Dalam dokumen MODUL SIB 02: MEMBACA DATA (Halaman 29-33)

Dalam penyelidikan geoteknik untuk perencanaan pondasi jembatan diperlukan contoh-contoh tanah/batuan guna identifikasi, klasifikasi, pemeriksaan lapangan atau laboratorium.

Contoh-contoh yang diambil harus benar-benar mewakili lapisan tanah/batuan yang dijumpai, karena contoh yang tidak mewakili dapat menghasilkan kesimpulan-kesimpulan yang salah.

Contoh tanah terdiri dari :

a. Contoh terganggu adalah contoh yang diambil dengan tidak menjaga keutuhan struktur aslinya dari tanah/batuan tersebut. Contoh-contoh ini dipergunakan untuk pengamatan umum pemeriksaan visual, klasifikasi dan pemeriksaan-pemeriksaan laboratorium yang tidak mementingkan struktur asli dari tanah/batuan.

b. Contoh tidak terganggu adalah contoh yang relatif tidak terganggu, baik struktur maupun kadar airnya. Contoh-contoh ini selain digunakan untuk pemeriksaan klasifikasi dapat juga dipergunakan untuk pemeriksaan-pemeriksaan antara lain kepadatan, kadar air, konsolidasi, triaxial, kuat tekan bebas dan kuat geser langsung. Faktor penting yang harus diperhatikan dalam pengambilan contoh asli ialah tinggi muka air didalam pipa lindung harus sama atau lebih tinggi dari pada muka air tanah ditempat pemboran dilaksanakan. Ini dimaksudkan agar kadar air contoh yang didapat tidak dipengaruhi oleh air disekitar tempat pengambilan contoh, karena jika ketinggian muka air dalam pipa lindung turun dibawah muka air tanah, disekitarnya akan terjadi keadaan "quick" atau "running". Terjadinya kondisi "running" ini terutama disebabkan oleh prosedur pemboran dan dalam hal ini terjadi data yang diperoleh kurang dapat dipercaya.

Tingkat ketergantungan contoh tergantung kepada beberapa faktor antara lain jenis tanah yang diambil, alat pengambilan contoh serta perlengkapan yang digunakan dan keterampilan pelaksana lapangan. Pengaruh udara luar yang cukup lama sebagai akibat terbukanya contoh akan merubah contoh tidak terganggu menjadi contoh yang tidak mewakili, karena itu cara pengambilan dan pemeliharaan contoh yang mewakili tidak boleh dikesampingkan. Pengambilan contoh harus dikaitkan dengan pemeriksaan penetrasi standar, karena kedua-duanya dapat saling melengkapi, antara lain dapat dikorelasikannya hasil laboratorium dengan harga N dari penetrasi standar, terutama bila dipertimbangkan akan digunakan pondasi langsung atau pondasi tiang lekat.

Perlu diketahui bahwa pemeriksaan penetrasi standar lebih dapat dipercaya untuk lapisan pasir daripada untuk lapisan lempung, karena itu data yang digunakan untuk desain pondasi pada lapisan lempung dan lanau plastis lebih akurat dengan uji lapangan sondir atau vane shear dan dari hasil pemeriksaan laboratorium dari hasil pengambilan sample terhadap contoh-contoh tidak terganggu. Macam-macam pengambilan contoh akan digunakan di bawah ini.

5.5.1. PENGAMBILAN CONTOH DENGAN TABUNG CONTOH BERDINDING TIPIS

Tabung contoh berdinding tipis (shelby tube) atau tabung tekan (push barrel) digunakan untuk me ngambil contoh tanah tidak terganggu guna pameriksaan laboratorium. Pengambilan contoh dilakukan dengan menekan tabung tersebut kedalam lapisan tanah pada kedalaman yang dikehendaki. Diameter contoh tidak terganggu yang dapat diambil dengan tabung ini berkisar an tara 50,80 mm - 127,00 mm. Pengambilan contoh dengan tabung ini lebih tepat untuk jenis tanah kohesif (lempung atau lanau) yang bersifat teguh (firm) sampai kenyal (stiff).

Untuk memperoleh prosentase contoh terambil yang lebih tinggi pada tanah lembek yang bersifat agak lepas (kepasiran, kelanauan) di kepala tabung dipasang bola (ball check valve), yang harus dapat bekerja dengan baik.

5.5.2. PENGAMBILAN CONTOH DENGAN TABUNG BERTORAK (PISTON SAMPLER).

Pengambilan contoh ini dilakukan dengan tabung berdinding tipis yang dilengkaoi dengan torak didalamnya yang bersifat stationer dalam kerjanya.

Bila alat ini dipergunakan untuk mengambil contoh pasir lepas maka yang perlu diperhatikan ialah terjadinya kompresi terhadap contoh.

Bila tabung contoh ditekan kedalarm lapisan pasir tadi sedalam lebih dari 5 kali tabung yang di pergunakan, maka akan terjadi pemadatan karena adanya geseran (friction) yang berlebihan antara contoh dengan permukaan dalam tabung contoh.

Untuk mendapatkan contoh pasir yang sangat lepas (N<5) alat ini telah dikembangkan oleh Matsubara (1977), berupa tabung bertorak yang dilengkapi.dengan tabung baja disebelah luarnya dan mempunyai tabung karet (rubber tube) pada ujung - bawahnya mencegah terjadinya kehilangan contoh. Dengan cara ini contoh terambil umumnya dapat menca pai 95%, walaupun ada kemungkinan dapat mencapai 100%. Hal ini tidak menjamin tidak terjadinya perubahan struktur atau kepadatan (density).

5.5.3. PENGAMBILAN CONTOH DENGAN TABUNG BELAH (SPLIT BARREL).

Tabung belah (split barrel atau split spoon) dengan dia. luar 5 cm dan dia. dalam 3,5 cm disamping digunakan untuk pemeriksaan penetrasi standar dapat pula digunakan untuk pengambilan contoh. Contoh-contoh yang didapat dari tabung belah ini bukan merupakan conntoh tidak terganggu, walaupun demikian sebagian struktur asli dari tanah yang diambil masih dapat dipertahankan, sehingga dapat digunakan untuk pemeriksaan visual dan klasifikasi. Sebagian contoh-contoh tersebut biasanya disimpan dalam tabung gelas/plastik untuk arsip dan sebagian lagi untuk pemeriksaan laboratorium (seperti kadar air, berat jenis, atterberg limit, analisa butir dan sebagainya). Khusus untuk pemeriksaan kadar air harus ditutup serapat mungkin, sehinaga tidak ada kehilangan air. Pengambil contoh tabung belah (split barrel sample dapat diperoleh dalam beberapa ukuran. Ukuran yang paling umum digunakan adalah ukuran seperti tersebut di atas.

5.5.4. PENGAMBILAN CONTOH DENGAN TABUNG PENGINTI TUNGGAL (SINGLE CORE BARREL)

Metoda ini dimaksudkan untuk memperoleh contoh klasifikasi visual dan membuat bor-log. Contoh inti yang didapat pada umumnya terganggu, akibat tekanan bor pada waktu pemotongan dan pemasukan inti kedalam tabung tersebut. Pengambilan contoh dengan menggunakan tabung Penginti tunggal akan menghasilkan inti yang baik hanya untuk batuan yang keras dan padat, disamping diperlukan kecermatan pembor.

Bila Pengambilan contoh dengan cara ini digunakan untuk semua jenis tanah (kecuali lempung yang sangat lembek dan pasir) maka akan dihasilkan contoh-contoh yang mempunyai komponen-komponen yang sama dengan aslinya.

5.5.5. PENGAMBILAN CONTOH DENGAN TABUNG PENGINTI GANDA (DOUBLE CORE BARREL).

Pada umumnya Pengambilan contoh dengan tabung penginti ganda (double core barrel) lebih luas penggunaannya dan akan memberikan hasil yang lebih baik dari pada menggunakan tabung penginti tunggal, karena dapat digunakan untuk mengambil contoh semua jenis tanah/batuan yang diperlukan untuk pemeriksaan laboratorium. Pengambil contoh ini terdiri atas tabung luar dan tabung dalam, dimana air/ lumpur pembilas bersirkulasi (masuk lewat diantara kedua tabung).

Ada beberapa versi tabung penginti ganda ini yang desainnya bergantung kepada sifat material yang akan diambil contohnya. Untuk batuan tidak keras digunakan jenis pengambil contoh yang mempunyai lembaran logam tipis sebagai pelapis bagian dalam tabung dalam. Pelapis ini berguna untuk memudahkan pengambilan inti dan merupakan pelindung contoh inti asli sewaktu diangkut ke laboratorium. Untuk batuan keras pelapis logam tidak diperlukan karena batuan tersebut sudah cukup kuat tanpa dilindungi pelapis. Beberapa macam batuan misalnya batu gamping lunak dan serpih lunak harus dibungkus dalam kemasan yang kedap air, karena ke kuatannya akan berubah bila menjadi kering.

5.5.6. PENGAMBILAN CONTOH DENGAN TABUNG PENGINTI RANGKAP TIGA (TRIPPLE CORE BARREL).

Metoda pengambilan contoh jenis ini lebih teliti dan luas penggunaannya dari pada metoda pengambilan contoh dengan tabung penginti tunggal dan ganda, dimana "core recovery" yang didapat lebih tinggi dan dapat digunakan untuk semua jenis tanah/batuan. Jenis pengambil contoh ini terdiri dari tabung luar, tabung dalam dan tabung paling dalam.

Prinsip kerja air/lumpur pembilas dalam tipe ini sama dengan tabung penginti ganda, yaitu cairan pembilas masuk/lewat diantara tabung luar dan dalam. Contoh inti terletak pada tabung yang paling dalam dan tidak ikut berputar pada waktu pemboran. Keutuhan contoh pada tabung penginti rangkap tiga lebih terjamin dari pada tabung penginti ganda, karena contoh tidak terganggu oleh semprotan cairan pembilas pada ujung mata bor. Jenis tabung penginti rangkap tiga ini ada yang dikombinasikan dengan tabung retraktor yang menarik inti kedalam (tripple tube retraktor core barrel). Tabung retraktor ini digunakan untuk mengambil contoh material yang bersifat lunak dan lepas.

5.5.7. PENGAMBILAN CONTOH BILASAN (WASH SAMPLING).

Pengambilan contoh tanah dengan pembilasan adalah untuk mendapatkan contoh tanah tidak asli dari suatu lapisan tanah/batuan yang ikut terbawa air pembilas yang digunakan dalam pemboran.

Pengambilan contoh dengan cara ini tidak dianjurkan, kecuali bila sangat terpaksa, karena contoh yang terambil sangat terganggu walaupun demikian semua contoh bilasan harus dikumpulkan untuk seluruh kedalaman.

Penggambaran yang hanya berdasarkan pada contoh yang terbawa air pembilas sering menghasilkan kesimpulan yang keliru. Pengamatan contoh yang didapat dengan pembilasan hanya berguna untuk melihat perubahan macam lapisan tanah/batuan.

5.5.8. PENGAMBILAN CONTOH KUBUS.

Metoda ini dilakukan untuk memperoleh contoh kubus dari tanah keras/batuan yang relatif dangkal dengan membuat sumur uji (trench). Umumnya ukuran kubus 20x20x20 cm3.

Metoda ini dapat dilakukan dengan mudah, bila lokasi pengambilan contoh kubus terletak diatas muka air tanah. Untuk lokasi dibawah muka air tanah, maka peralatan penggalian harus dilengkapi dengan pompa isap untuk mengeringkan dasar lubang galian. Contoh kubus digunakan untuk pemeriksaan lengkap dilaboratorium. Contoh diambil dengan cara ini relatif tidak terganggu.

5.5.9. PERLINDUNGAN DAN PENGANGKUTAN CONTOH.

Contoh tanah atau batuan sebagai hasil penyelidikan dilapangan dikumpulkan kemudian diangkut ke laboratorium untuk pemeriksaan selanjutnya.

Harus diingat bahwa contoh-contoh tersebut mudah rusak, sehingga harus benar-benar diperhatikan cara/melindungi dan pengepakan didalam pengangkutan ke laboratorium. Perlu disadari bahwa pemakaian data dan hasil pemeriksaan contoh yang telah rusak seringkali lebih jelek dibandingkan dengan tidak ada contoh sama sekali.

Dalam dokumen MODUL SIB 02: MEMBACA DATA (Halaman 29-33)

Dokumen terkait