• Tidak ada hasil yang ditemukan

SUMUR UJI DAN PARIT UJI

Dalam dokumen MODUL SIB 02: MEMBACA DATA (Halaman 44-50)

Metoda ini biasanya dilakukan :

 bila akan dilakukan permeriksaan dengan pelat dukung.

 untuk membantu penyelidikan geofisika pada survai pendahuluan.

 untuk penyelidikan tanah yang relatif dangkal apabila cara lain tidak memungkinkan.

Cara ini dilakukan dengan menggali tanah secara terbuka berbentuk sumuran atau parit. Keuntungan cara ini adalah pengamatan dapat dilakukan secara langsung di lapangan.

5.9.1. SUMUR UJI

Penyelidikan tanah dengan cara ini untuk mengetahui urutan susunan tanah/batuan dalam arah vertikal kebawah. Penggalian sumur dilakukan dengan menggunakan alat-alat sederhana (belincong, linggis dan sekop).

Dinding-dinding sumur harus dibersihkan dan diratakan, terutama bila ada perubahan lapisan, dapat mudah dikenali sehingga memudahkan deskripsi dan klasifikasi. Untuk lapisan tanah yang bersifat lepas dan muka air tanah cukup tinggi, dinding-dinding sumur tersebut harus diberi penyangga dari bambu atau kayu. Untuk memperlancar penggalian, air tanah yang ada dalam sumur dapat ditimba atau dikeluarkan dengan pompa. Tanah hasil galian dari tiap-tiap lapisan dapat diletakan dengan tersusun baik disekitar lubang sumuran dan diberi tanda yang menunjukkan tebal lapisan untuk memudahkan pembuatan log.

Bila sumur uji digali pada atau dekat rencana peletakan pondasi maka, sumuran tidak boleh digali lebih dalam dari dasar pondasi, karena tempat tanah pondasi akan diletakan menjadi terganggu dan lepas.

5.9.2. PARIT UJI

Parit uji dapat digunakan untuk membuka tanah sepanjang jalur tertentu dari daerah yang diselidiki, dengan maksud untuk mengamati tebal tanah penutup, tanah lapukan dan susunan lapisan tanah/batuan setempat.

Cara ini dapat dilakukan pada daerah datar tetapi lebih cocok diterapkan pada daerah berlereng. Penggalian parit uji disamping menggunakan alat- alat sederhana, biasanya menggunakan alat-alat besar (backhoe, power shovel dll).

5.10. BOR-LOG

Bor-log adalah catatan hasil uji pemboran berupa penampang yang menggambarkan lapisan-lapisan tanah beserta keterangan keterangan mengenai susunan, jenis, tebal, kedalaman air tanah hasil pemeriksaan-pemeriksaan lapangan yang dilakukan maupun semua kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pemboran. Bor-log ada dua macam yakni bor-log lapangan dan bor-log akhir. Bor-log akhir akan diuraikan dalam Bab VII.

5.10.1. BOR-LOG LAPANGAN.

Pembuatan bor-log lapangan harus diusahakan selengkap mungkin karena merupakan data utama untuk menganalisa kondisi tanah/batuan dalam perencanaan pondasi.

Bor-log lapangan harus memuat keterangan sebanyak-banyaknya mengenai pemboran yang telah dilakukan, baik yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan maupun yang menyangkut keadaan lapangan setempat. Bor-log lapangan ini selanjutnya akan diproses untuk pembuatan bor-log akhir yang akan digunakan - pada laporan.

Pembuatan bor-log lapangan dapat dilakukan oleh seorang teknisi khusus yang ditunjuk atau kepala tim yang sudah dilatih untuk pekerjaan itu. Untuk mendapatkan data yang akurat sebanyak-banyaknya, maka pembuatan bor-log harus mengamati pelaksanaan pemboran dan berkonsultasi dengan juru bor bila ada perubahan operasi pemboran.

5.10.2. TUGAS-TUGAS PEMBUAT BOR-LOG.

Bor-log dibuat sesuai dengan kebutuhan, minimal rangkap tiga. Lembar asli untuk instansi pemberi tugas, Lembar kedua untuk juru bor dan lembar ketiga sebagai arsip. Umumnya pembuat bor-log harus bertanggung jawab terhadap keterangan-keterangan dan pencatatan-pen catatan sebagai berikut;

a. Deskripsi, klasifikasi dan kedalaman masing - masing lapisan tanah/batuan yang dijumpai (batas atas/batas bawah).

b. Kedalaman, macam, jumlah contoh-contoh yang terambil/tidak terambil. c. Kedalaman dan hasil pemeriksaan setempat.

d. Keterangan-keterangan yang umumnya diperlukan untuk pengisian formulir bor-log e. Catatan dan keterangan-keterangan lain yang perlu dilaporkan antara lain;

 adanya air artesis

 kesulitan-kesulitan diluar kegiatan pemboran selama dilapangan.

 kesulitan-kesulitan yang dihadapi selama pemboran misalnya: keruntuhan dinding lubang bor, ditemuinya kerakal-kerakal, naiknya pasir kedalam pipa lindung, mata bor terjepit, tertinggalnya pipa lindung didalam lubang bor dan lain-lain yang dianggap perlu.

 kehilangan, pengurangan dan penambahan air pembilas selama pemboran.  penggunaan casing dan atau lumpur pembilas, penyemenan, harus dicatat.  kelainan-kelainan keadaan contoh

 dan lain-lain yang dianggap perlu

Gerakan operasi mesin bor selama pemboran dapat membantu untuk menentukan jenis keadaan batuan yang dibor, misalnya kerikil, kerakal, bongkah, batuan yang berongga, batuan sangat keras dan lain-lain. Kalau contoh tanah tidak dapat diambi1, pembuat bor-log dapat mengamati air pembilas dan "cutting" yang keluar dari lubang bor, sehingga dapat mengkorelasikannya dengan contoh-contoh yang telah diamabil sesudah maupun sebelumnya.

5.10.3. IDENTIFIKASI DAN KLASIFIKASI TANAH DAN BATUAN DI LAPANGAN.

Standarisasi dalam klasifikasi dan identifikasi tanah dilapangan merupakan hal yang perlu ditekankan supaya perencanaan pondasi lebih baik.

Materi ini menyarankan untuk menggunakan klasifikasi tanah menurut Unified Soil Classification System (USCS).

Identifikasi tanah dilapangan dilakukan dengan cara pemeriksaan visual dan mekanis, contoh dideskripsi dengan urutan sebagai berikut, untuk :

 Tanah kohesif: macam, warna, bau, konsistensi, klasifikasi dan kandungan bahan-bahan lain.

 Tanah non-kohesif: macam, ukuran butir, bentuk butir, gradasi, kepadatan, kandungan bahan-bahan lain.

 Batuan: macam, warna, kekerasan, struktur, tingkat sementasi, tingkat pelapukan dan sebagainya.

Nama-nama batuan yang uimum antara lain sebagai berikut:

 Batuan beku: granit, basal, gabro, andesit, diorit, riolit, batu apung dan sebagainya.  Batuan sedimen: batu pasir, batu lempung, serpih, napal, batu gamping, breksi,

konglomerat dan sebagainya.

 Batuan metamorfosa: genes, sekis, batu sabak, kwarsa, marmer dan sebagainya. Untuk mengetahui macam batuan yang dijumpai di lapangan dapat secara langsung atau tidak langsung. Secara langsung adalah dengan mengamati batuan dilapangan secara tidak langsung adalah berdasarkan keterangan-keterangan geologi setempat (dari peta geologi).

Khusus untuk mengetahui adanya kandungan kapur didalam suatu batuan dapat diperiksa langsung dilapangan dengan meneteskan HCL 0,1 N (asam hidro clorida 10%) dengan reaksi keluarnya gelembung gas CO2 (berbuih). Uraian klasifikasi batuan berdasarkan klasifikasi geologi dapat dilihat pada Appendiks A - Geologi.

Peralatan/perlengkapan sederhana dibawah ini dapat mebantu untuk mendapatkan deskripsi / identifikasi contoh-contoh dilapangan yang lebih baik:

 jangka sorong (vernier caliper), untuk menentukan ukuran butiran apabila tidak ada cara pengukuran yang lain.

 contoh ukuran butir pembanding (contoh ukuran butir yang sudah disaring dan diberi label), untuk mengetahui ukuran butir contoh di lapangan.

 asas hidroclorida (HCL-0,1 N) untuk membantu adanya CaC03 seperti batu gamping, napal,dolomite, kapur.

 kaca pembesar, untuk membantu identifikasi material yang lebih jelas (disarankan pembesaran 10x).

 penetrometer saku (pocket penetrometer) dan vanesuhu untuk menentukan kosistensi contoh tanah kohesif.

5.10.4. FORMAT BOR-LOG LAPANGAN

Format bor-log lapangan harus berukuran A-4 seperti terlihat pada lampiran. keterangan-keterangan tambahan, tanda tangan, kop lengkap yang informatif harus diisi selengkannya di lapangan.

5.10.5. PROSEDUR PEMBUATAN BOR-LOG

Sebelum pemboran dimulai, pembuat bor-log pertama tama harus sudah mencatat semua keterangan-keterangan pendahuluan. Kemudian selama pemboran, pengambilan dan pemeriksaan contoh setempat , lapisan-lapisan tanah yang dijumpai harus dideskripsi, diidentifikaai dan dicatat dalam bor-log.

Interval pengambilan contoh telah dibahas pada sub bab 3.4., tetapi patut ditekankan lagi disini bahwa untuk keperluan pembuatan bor-log pengambilan contoh tidak boleh lebih dari 1,5 meter.

bab V 1

SURVEI LAPANGAN ... 1 5.1. UMUM ... 1 5.1.1. SITUASI DAERAH PENYELIDIKAN. ... 1 5.1.2. PENGUKURAN LOKASI TITIK PENYELIDIKAN ... 1 5.1.3. KONTROL VERTIKAL ... 2 5.1.4. TOLERANSI PERUBAHAN LETAK TITIK PENYELIDIKAN. ... 3 5.2. PEMBUATAN PETA GEOLOGI TEKNIK UNTUK PERENCANAAN ... 3 5.3. PENYELIDIKAN BAWAH PERMUKAAN ... 4 5.3.1. PENYELIDIKAN UNTUK PONDASI ... 4 5.3.2. PENYELIDIKAN OPRIT JEMBATAN ... 5 5.3.3. PENYELIDIKAN STABILITAS LERENG TEBING SUNGAI. ... 5 5.4. PEMBORAN ... 6 5.4.1. PEMBORAN PUTAR (ROTARY DRILLING). ... 6 5.4.2. PEMBORAN AUGER (AUGER DRILLING) ... 7 5.4.3. PEMBORAN SEMPROT (WASH BORING) ... 8 5.4.4. PEMBORAN DENGAN MENGAMBIL CONTOH MENERUS (CONTINUOUS SAMPLING). ... 8 5.4.5. PEMBORAN TANGAN ... 9 5.4.6. PEMBORAN TUMBUK ... 9 5.5. PENGAMBILAN CONTOH ... 10 5.5.1. PENGAMBILAN CONTOH DENGAN TABUNG CONTOH BERDINDING TIPIS .... 11 5.5.2. PENGAMBILAN CONTOH DENGAN TABUNG BERTORAK (PISTON SAMPLER).

11

5.5.3. PENGAMBILAN CONTOH DENGAN TABUNG BELAH (SPLIT BARREL). ... 12 5.5.4. PENGAMBILAN CONTOH DENGAN TABUNG PENGINTI TUNGGAL (SINGLE CORE BARREL) ... 12 5.5.5. PENGAMBILAN CONTOH DENGAN TABUNG PENGINTI GANDA (DOUBLE CORE BARREL). ... 13 5.5.6. PENGAMBILAN CONTOH DENGAN TABUNG PENGINTI RANGKAP TIGA (TRIPPLE CORE BARREL). ... 13 5.5.7. PENGAMBILAN CONTOH BILASAN (WASH SAMPLING). ... 14 5.5.8. PENGAMBILAN CONTOH KUBUS. ... 14 5.5.9. PERLINDUNGAN DAN PENGANGKUTAN CONTOH. ... 14 5.6. PEMERIKSAAN LAPANGAN ... 14 5.6.1. PEMERIKAAAN PENETRASI STANDAR ... 15 5.6.2. SONDIR (CONE PENETRATION TEST /CPT) ... 17 5.6.3. PENGUJIAN FIELD VANE SHEAR (UJI BALING-BALING) ... 19 5.6.4. UJI BEBAN LATERAL SILINDER (PRESSUREMETER TEST/PMT) ... 20 5.6.5. PEMERIKSAAN DENGAN PELAT DUKUNG (PLATE BEARING TEST) ... 22 5.6.6. PEMERIKSAAN PEMBEBANAN TIANG (PILE LOADING TEST) ... 24 5.7. MUKA AIR TANAH ... 24 5.8. PEMBENAHAN TEMPAT ... 25 5.9. SUMUR UJI DAN PARIT UJI ... 25 5.9.1. SUMUR UJI ... 26 5.9.2. PARIT UJI ... 26 5.10. BOR-LOG ... 26 5.10.1. BOR-LOG LAPANGAN. ... 27 5.10.2. TUGAS-TUGAS PEMBUAT BOR-LOG. ... 27 5.10.3. IDENTIFIKASI DAN KLASIFIKASI TANAH DAN BATUAN DI LAPANGAN. ... 28 5.10.4. FORMAT BOR-LOG LAPANGAN ... 29 5.10.5. PROSEDUR PEMBUATAN BOR-LOG ... 29

BAB VI

Dalam dokumen MODUL SIB 02: MEMBACA DATA (Halaman 44-50)

Dokumen terkait