• Tidak ada hasil yang ditemukan

e. Data Hujan 2 file 2 100

f. Data penyinaran matahari 2 file 2 100

g. Data Tekanan Udara(QFE,QFF) 2 file 2 100

h. Data Kelembaban Udara(RH) 2 file 2 100

I. Data Suhu udara 2 file 2 100

j. Data Visibility 2 file 2 100

C. PENYIMPANAN DATA

1 Pengiriman dan penyimpanan Megasoft Fklim-71 12 file 12 100

2 Pengiriman dan penyimpanan Megasoft Intensitas Hujan 12 file 12 100

3 Penyimpanan Megasoft Synoptik 12 file 12 100

4 Jumlah data hasil pemodelan yg tersimpan(windtemp,SIGWX) 1364 1364 100

5 Jumlah citra radar cuaca yang tersimpan 4464 4044 91

6 Jumlah citra sattelite yang tersimpan 744 744 100

7 Jumlah ACS yang tersimpan 1 buku 1 100

D. ANALISIS DAN PRAKIRAAN

1 Jumlah pemetaan dan analisis cuaca synoptik 2 kali sehari 62 62 100

2 Jumlah pemetaan dan analisis 6 lapisan udara atas,2 kali sehari 372 372 100

3 Jumlah intepretasi produk NWP 1891 1891 100

4 Jumlah intepretasi citra sattelite tiap jam yg digunakan untuk operasional 744 744 100

5 Jumlah citra radar tiap 10 meneit yang digunakan untuk operasioanl 4464 4044 91

6 Jumlah prakiraan cuaca kebandaraan yg dikirim via face book (00.06,12,18) utc 124 124 100 7 Prosentase analisis sementara atas kejadian cuaca ektrim dan prediksi cuaca ektrim di Bandara Ngurah Rai Tiap kejadian 1 100

8 Jumlah Tafor 10 Bandara yang menjadi kewenangan(0012,0618,1224)utc 930 1116 120

9 Verifikasi TAFOR WADD 4 kali sehari 114 114 100

E. PELAYANAN JASA

1 Jumlah pelaksanaan updating dan penyimpanan produk data dan informasi prakiraan cuaca secara teratur :

a. Jumlah desiminasi produk prakiraan media face book 124 124 100

b. Jumlah desiminasi produk data dan informasi dengan display 31 31 100

c. Jumlah desiminasi prakiraan cuaca bandara media website 31 31 100

d. Jumlah desiminasi prakiraan cuaca bandara 3 hari kedepan media website 31 31 100

e. Prosentase desiminasi peringatan dini cuaca ektrim media website Tiap kejadian 18

2 Jumlah Penyebaran Flight Forecast 8 kali sehari melalui Media website 248 248 100

3 Jumlah desiminasi Trend forecast Metar 1488 1488 100

4 Jumlah desiminasi Tafor untuk 10 bandara dalam kewenangan 930 1116 120

5 Prosentase pembuatan dan penyebaran informasi peringatan dini di bandara ngurah rai media website Tiap kejadian 18

6 Jumlah pembuatan evaluasi dan kajian cuaca ektrim di bandara ngurah rai dan dikirim ke BMKG Pusat Tiap kejadian 1 100 7 Jumlah pemberian dan pelaksanaan briefing cuaca penerbangan untuk pengguna,pilot,airline crew sesuai

permintaan

Tiap kejadian 12 100

8 Jumlah pemberian pelayanan jasa untuk keperluan khusu (asuransi dll) Tiap kejadian

9 Jumlah pemberian dokumen penerbangan( flight forecast ) 4650 6202 133

10 Jumlah desiminasi Tafor WADD validity 24 jam (4 kali) sehari 124 124 100

11 Jumlah desiminasi Aerodrome Warning Tiap kejadian 18 100

12 Jumlah desiminasi informasi meteorologi melalui buletin 1 1 100

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target/BL Realisasi Prosentase

Tersedianya Informasi A. PENINGKATAN PENGAMATAN METEOROLOGI

Cuaca untuk Pener 1 Jumlah pengamatan meteorologi permukaan selama 24 jam dan tepat waktu. 744 744 100

bangan secara routin 2 Jumlah pengamatan meteorologi udara atas dgn pilot balon 3 kali sehari dan tepat waktu. 93 87 94

dan informasi signifi 3 Jumlah data pengamatan pilot balon dengan ketinggian > 19000 ft 32 32 100

cant meteorologi 4 Jumlah penyandiaan data meteorologi permukaan 8 kali sehari dan tepat waktu 248 248 100

(sigmet) guna 5 Jumlah penyandian data meteorologi udara atas pibal 3 kali sehari dan tepat waktu. 93 87 94

mendukung kesela 6 Jumlah pengamatan cuaca khusus radar cuaca 48 kali sehari. 1488 1488 100

matan transportasi 7 Jumlah pengamatan cuaca khusus satelit cuaca 24 jam. 744 744 100

8 Jumlah pengamatan meteorologi permukaan menggunakan peralatan di taman alat dan landas pacu utk pelayanan penerbangan 24 jam.

744 744 100

9 Jumlah Penyandian data METAR tepat waktu 1488 1488 100

10 Jumlah Penyandian data SPECIAL dan Special Report tepat waktu 105 105 100

11 Jumlah pembuatan Local Routine Report tepat waktu 1488 1488 100

12 Jumlah entry data base BMKGsoft 24 kali sehari 744 744 100

13 Jumlah pembuatan wxrev tepat waktu 31 31 100

14 Jumlah pengamatan meteorologi selama 24 jam dan tepat waktu untuk unsur :

a. Jumlah pengamatan unsur lamanya penyinaran matahari 31 31 100

b. Jumlah pengamatan unsur suhu udara 744 744 100

c. Jumlah pengamatan tekanan udara 744 744 100

d. Jumlah pengamatan unsur angin 744 744 100

e. Jumlah pengamatan unsur kelembaban udara 744 744 100

f. Jumlah pengamatan unsur jarak pandang 744 744 100

g. Jumlah pengamatan unsur penguapan. 31 31 100

B. PENGUMPULAN DATA

1 Jumlah pengiriman berita data sandi meteorologi permukaan 8 kali sehari secara tepat waktu. 248 246 99 2 Jumlah pengiriman berita data sandi meteorologi udara atas pibal 3 kali sehari tepat waktu. 93 87 94 3 Jumlah monitoring dan kualiti kontrol pengiriman berita data meteorologi permukaan 8 kali sehari. 248 248 100 4 Jumlah monitoring dan kualiti kontrol pengiriman berita data meteorologi udara atas 3 kali sehari. 93 93 100 5 Jumlah pengiriman informasi cuaca penerbangan Metar tepat waktu tiap 30 menit 1488 1488 100

6 Jumlah pengiriman data Climat tanggal 4 setiap bulannya. 1 1 100

7 Jumlah pengiriman berita Local Routine Report 24 jam tepat waktu dengan pengiriman setiap 30 menit. 1488 1488 100

8 Jumlah pengiriman database BMKGsoft 744 744 100

9 Prosentase pengiriman Spesial Report dan Spesial secara tepat waktu tiap kejadian 105 100 C. PENGELOLAAN DATA

1 Jumlah pengolahan dan pengarsipan data hasil pengamatan dalam format yang telah ditetapkan :

a. Me 45 1 1 100

b. Me 48 1 1 100

c. Form AB 1 1 100

d. F Klim 71 1 1 100

e. Pengamatan Angin Permukaan tiap jam 1 1 100

f. Pengamatan angin atas 1 dan 2 1 1 100

g. Steadyness Wind 1 1 100

h. Metar 1 1 100

i. Wx Rev 1 1 100

j. Climat 1 1 100

k. Penguapan 1 1 100

2 Jumlah hasil kendali mutu data hasil pengamatan tiap jam pengamatan 744 744 100

3 Jumlah pengelolaan database 744 744 100

4 Jumlah data hasil pengamatan synoptik yang tersimpan 744 744 100

5 Jumlah data hasil pengamatan udara atas yang tersimpan 93 93 100

6 Jumlah data hasil pengamatan synoptik dan udara atas yang tersimpan 1 1 100

7 Jumlah pelayanan data 11 11 100

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target/BL Realisasi Prosentase

Tersedianya Informasi A. PENINGKATAN PEMELIHARAAN

Cuaca untuk Pener 1 Jadwal pemeliharan berkala 1 2 200

bangan secara routin 2 Pelaksanaan pemeliharaan peralatan berkala :

dan informasi signifi a. Alat Konvensional 117 117 100

cant meteorologi b. Alat Modern 117 117 100

(sigmet) guna c. Alat elektronik sederhana 117 117 100

mendukung kesela 3 Pelaksanaan pemeliharaan fasilitas penunjang 117 117 100

matan transportasi 4 Pelaporan kerusakan peralatan secara berjenjang -

-5 Pelaksanaan perbaikan peralatan -

-6 Pelaksanaan monitoring peralatan dan melaporkan hasil monitoring secara berjenjang 1 1 100

7 Pencatatan dan pengarsipan riwayat peralatan stasiun setiap tahun -

-8 Pencatatan dan pelaporan perubahan aset peralatan secara berjenjang -

-9 Kalibrasi peralatan

a. Pengusulan kalibrasi ke Balai atau ke BMKG Pusat -

-b. Pelaksanaan Kalibrasi oleh Balai atau BMKG -

-10 Pengusulan suku cadang dan peralatan cadangan -

-11 Pengukuran ketebalan tabung gas dan melaporkan kondisi tabung gas -

-12 Pengecekan PWS

a.Pengecekan PWS 1 1 100

b.Kerusakan PWS -

-c. Perbaikan PWS -

-13 Display Informasi Cuaca Bandara

a. Pengecekan dan perawatan 31 31 100

b. Kerusakan -

-c. Perbaikan -

-14 Pengoperasian/pengamatn Polusi Udara

a. Sampel Debu 10 10 100

b.Sample Air Hujan 6 6 100

c. Pelaporan hasil pengamatan / pengoperasian 1 1 100

15 Pengoperasian Actinograph 31 31 100

16 Menjaga dan memelihara kebersihan, kemanana dan persyaratan lingkungan peralatan 4 4 100

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target/BL Realisasi Prosentase

Tersedianya Informasi A. PENINGKATAN PELAKSANAAN TUGAS ADMINISTRASI DAN KERUMAHTANGGAAN

Cuaca untuk Pener 1 Jumlah penataan ketatausahaan administrasi kepegawaian, SDM dan pengarsipan kerumahtanggaan sehingga mudah dan dapat diakses tepat waktu.

1 1 100

bangan secara routin 2 Jumlah pelaporan operasional dan TU yang terkirim kurang dari tanggal 6 setiap bulannya. 1 1 100

dan informasi signifi 3 Jumlah pengiriman pelaporan bulanan kegiatan kurang dari tanggal 10 bulan berjalan. 1 1 100

cant meteorologi 4 Jumlah penatausahaan Keuangan dan pelaporannya terkirim kurang dari tangga 6 bulan berjalan. 1 1 100

(sigmet) guna 5 Jumlah penatausahaan Barang Milik Negara dan pelaporannya terkirim kurang dari tanggal 6 bulan berjalan.

1 1 100

mendukung kesela 6 Jumlah pengiriman DUPAK setiap tanggal 6 bulan Januari dan Juli. - -

-matan transportasi 7 Jumlah penatausahaan penggajian dan uang makan dan PNBP kurang dari tanggal 5 bulan berjalan

1 1 100

8 Prosentase kenaikan pangkat pegawai tepat waktu. - -

-9 Prosentase pemberian berkala tepat waktu. 7 7 100

10 Jumlah penatauasahaan keuangan, rekonsiliasi dan pelaporannya kurang dari tanggal 6 bulan berjalan.

1 1 100

11 Jumlah rekonsiliasi keuangan dan BMN tepat waktu. 1 1 100

12 Jumlah program kerja, lakes, TOR, RKA-SK, RKT, Tapkin tepat waktu - -

-13 Jumlah penataan arsip, ruangan dan lingkungan 1 1 100

B. PENINGKATAN KUALITAS SDM DAN KERJASAMA

1 Jumlah internal training/rapat kelompok / diskusi kelompok Stamet Ngurah Rai Tiap pelaksanaan 1 100

2 Prosentase workshop/ training /diklat BMKG Pusat Tiap pelaksanaan 1 100

3 Prosentase dukungan terhadap kegiatan BBMKG Wil III, instansi lainnya. Tiap pelaksanaan 5 100

4 Jumlah rapat umum staf 3 bulanan - -

-5 Jumlah rapat evaluasi kegiatan bulanan. 1 1 100

6 Prosentase rapat evaluasi pelaksanaan anggaran bulanan setiap awal bulan 1 1 100

7 Prosentase sosialisasi yang dilaksanakan atau yang diikuti. Tiap pelaksanaan 1 100

8 Prosentase olahraga bersama sesuai jadwal Tiap pelaksanaan 2 100

B. Verifikasi Prakiraan Cuaca

Verifikasi prakiraan cuaca adalah evaluasi kinerja yang digunakan untuk mengukur tingkat keakuratan informasi prakiraan yang diberikan oleh Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar. Verifikasi dilakukan dengan melakukan perbandingan antara hasil prakiraan cuaca dari informasi TAFOR dengan hasil pengamatan cuaca dari informasi METAR dan SPECI. Pada proses verifikasi, setiap unsur meteorologi hasil prakiraan cuaca mempunyai nilai persyaratan toleransi ketelitian saat dibandingkan dengan hasil pengamatan cuaca. Batasan toleransi ketelitian ini dapat dilihat pada Tabel 5.4 berikut :

No. Unsur Meteorologi Persyaratan Toleransi Ketelitian Prosentase

Minimum Ketelitian

1. Arah Angin ± 30o 80 %

2. Kecepatan Angin ± 5 Kt untuk kecepatan sampai 25 Kt 80 % ± 20% untuk kecepatan diatas 25 Kt

3. Jarak Pandang ± 200 m untuk jarak pandang sampai 700 m 80 % ± 30% untuk jarak pandang antara 700 m & 10 Km

4. Cuaca/Endapan Terjadi atau tidak 80 %

5. Jumlah Awan ± 2 Oktas 70 %

6. Tinggi Dasar Awan ± 30 m (100 ft) untuk tinggi dasar awan sampai 120 m 70 % ± 30% untuk tinggi dasar awan antara 120 m & 3000 m (10.000 ft)

Pada periode Maret 2015, verifikasi prakiraan cuaca menunjukan hasil yang sangat baik dengan kisaran hasil verifikasi antara 75-94%. Secara lengkap hasil verifikasi prakiraan cuaca Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar terlihat pada Tabel 5.5. Terlihat bahwa hasil verifikasi terendah pada periode Maret2015 adalah verifikasi unsur meteorologi cuaca/endapan sebesar 75%, sedangkan hasil verifikasi tertinggi adalah verifikasi unsur meteorologi tinggi dasar awan sebesar 94%. Hasil verifikasi ini menunjukan bahwa kualitas informasi prakiraan cuaca yang dihasilkan cukup baik, sehingga diharapkan dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya oleh jasa penerbangan di Bandar Udara Ngurah Rai Bali.

Verifikasi Unsur Meteorologi

Arah Angin Kecepatan Angin Jarak Pandang Cuaca/Endapan Jumlah Awan Tinggi Dasar Awan Standart Minimum 80% 80% 80% 80% 70% 70% Hasil Verifikasi 90% 96% 88% 82% 83% 94%

Tabel 5.4 Tabel Persyaratan Toleransi Ketelitian Pada Verifikasi Prakiraan Cuaca

C. Evaluasi Kunjungan Website

Website Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar, www.ngurahrai.bali.bmkg.go.id, merupakan salah satu bentuk penyampaian informasi meteorologi. Evaluasi terhadap banyaknya kunjungan ke halaman website selama periode Maret2015 dapat menunjukan jumlah informasi meteorologi yang tersampaikan kepada pengguna. Khusus untuk informasi Flight Forecast, dilakukan evaluasi terhadap pengambilan data tersebut via website. Selama periode Maret 2015 fluktuasi jumlah kunjungan website dapat dilihat pada Gambar 5.1, sedangkan untuk fluktuasi jumlah pengambilan Flight Forecast via website dapat dilihat pada Gambar 5.2.

294321 406 228 293 364 209 121 507 441 550 429 648 238262 403 335 564 434 281 255267 607 543 496497489 263259 558 504 0 100 200 300 400 500 600 700 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 A x is T it le Tanggal

Grafik Jumlah Kunjungan Website Periode Maret 2015

0 100 200 300 400 500 600

Tafor Indonesia Timur Tafor Indonesia Barat Tafor Timika Taf Internasional SIN, MYS Taf Internasional HGK Taf Internasional AUS Flight Doc Jakarta Flight Doc Kupang Flight Doc Makasar Flight Doc Itl 00Z Flight Doc Itl 06Z Flight Doc Itl 12Z Flight Doc Itl 18Z

Jumlah Pengambilan Grafik Jumlah Pengambilan Flight Forecast

Via Website Periode Februari 2015

Gambar 5.1 Grafik Jumlah Kunjungan Website Periode Maret 2015

VI. ANALISA PENGUKURAN VISIBILITAS MENGGUNAKAN TRANSMISSOMETER LT31 : HUBUNGANNYA DENGAN INTENSITAS HUJAN DAN BACKGROUND

LUMINANCE DI STASIUN METEOROLOGI KELAS I NGURAH RAI Agit Setiyoko1*, Agus Yarcana2

1PMG Muda Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai;

2PMG Pelaksana Lanjutan Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai; *Email: agetsetiyoko@gmail.com

ABSTRAK

Visibilitas atau jarak pandang merupakan salah satu unsur yang sangat penting pada pengamatan meteorologi untuk keselamatan penerbangan di suatu bandar udara. Transmissometer LT31 merupakan peralatan pengukur jarak pandang atau visibilitas yang dirancang tanpa banyak membutuhkan perawatan secara manual oleh manusia. Sensor forward scatter PWD22 yang terintegrasi pada sistem LT31 digunakan untuk mengkalibrasi sistem secara otomatis. LT31 juga dilengkapi dengan sistem autoalignment sehingga semua gangguan eksternal tidak berpengaruh signifikan terhadap hasil pengukuran. Sensor Background Luminance LM21 digunakan untuk mengukur ambient light di lokasi pengukuran. Hasil pengukuran dengan menggunakan transmissometer LT31 di Stasiun Meteorologi Ngurah Rai menunjukkan adanya korelasi yang kuat antara visibilitas dengan intensitas curah hujan dan background luminance. Perubahan variabel transmitansi akibat faktor – faktor meteorologis (penyerapan dan hamburan partikel – partikel cahaya) yang tidak linier menyebabkan penunjukan nilai visibilitas pada transmissometer LT31 yang berubah secara drastis saat terjadi perubahan intensitas hujan dan nilai background luminance.

Kata kunci : Visibilitas, Transmissometer, Forward scatter, Background Luminance.

A. Pendahuluan

Visibilitas atau jarak pandang merupakan salah satu unsur yang sangat penting pada pengamatan meteorologi untuk keselamatan penerbangan di suatu bandar udara. Menurut Annex 3 Meteorology Service for International Air Navigation, Visibilitas adalah : a. Jarak terjauh dimana sebuah obyek hitam yang cukup besar ukurannya dan terletak dekat dengan permukaan tanah, dapat terlihat dan dikenali ketika diamati dengan latar belakang yang cerah. atau b. Jarak terjauh dimana sebuah lampu yang mempunyai intensitas sebesar 1000 candela dapat terlihat dan teridentifikasi dengan latar belakang yang lebih gelap. Annex 3 juga menyatakan definisi dari Runway Visual Range (RVR) sebagai Kisaran di mana pilot pesawat di garis tengah landasan pacu dapat melihat tanda-tanda permukaan landasan pacu atau melukiskan lampu landasan pacu atau mengidentifikasi garis tengahnya. Sedangkan menurut World meteorological Organization (WMO), visibilitas adalah parameter yang menggambarkan karakteristik massa udara dan

mewakili keadaan optik dari atmosfer. Pengamatan visibilitas dilakukan dengan menggunakan pengamatan visual terhadap suatu titik acuan atau check point yang sudah diukur jaraknya terlebih dahulu. Selain itu pengukuran juga bisa dilakukan secara otomatis dengan menggunakan alat yang mewakili jarak pandang seorang observer terhadap suatu titik atau lampu sebagai acuan. Pengamatan visibilitas secara otomatis di Stasiun Meteorologi Ngurah Rai dilakukan dengan menggunakan Transmissometer LT31.

B. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Visibiltas

Visibilitas adalah fenomena psycho physical yang sangat kompleks dan sangat tergantung pada faktor – faktor yang mempengaruhi pandangan manusia. Kemampuan untuk meperkirakan jarak pandang sangat subyektif tergantung pada kemampuan untuk melakukan interpretasi dan persepsi dari tiap manusia yang berbeda - beda, demikian juga dengan karakteristik sumber cahaya dan faktor – faktor lainnya. Menurut WMO, faktor – faktor yang mempengaruhi persepsi seorang pengamat dalam menentukan jarak pandang adalah :

Karakteristik dan dimensi potometrik dari suatu obyek.

Kondisi dari persepsi visual, termasuk efek dari cahaya eksternal dan lokasi dari pengamat.

Keadaan optikal dari atmosfer antara observer dengan obyek yang diamati.

Dari ketiga faktor tersebut di atas, kondisi optikal dari atmosfer merupakan faktor yang langsung berhubungan dengan kondisi meteorologis, sehingga dapat digunakan untuk mengukur visibilitas atau jarak pandang di suatu tempat, namun diperlukan suatu parameter yang bisa menggambarkan kondisi optikal dari atmosfer secara obyektif tanpa dipengaruhi oleh faktor – faktor eksternal. WMO merekomendasikan parameter dasar dari visibilitas ini yang disebut dengan Meteorological Optical Range (MOR). MOR mengasumsikan bahwa pada kenyataannya, mata manusia mempunyai batas kemampuan yaitu hanya bisa mengenali suatu obyek pada batas luminansi (contrast treshold) sebesar 5%. Berdasarkan parameter ini WMO mendefinisikan visual range sebagai satuan jarak dari suatu benda hitam yang dapat dikenali pada siang hari dengan horison langit sebagai latar belakangnya. Sesuai dengan Hukum Bouguer – Lambert, fluks cahaya pada jarak x didefinisikan sebagai :

F = Fluks cahaya pada jarak x (cd) F0= Fluks cahaya pada jarak x = 0 (cd) X = jarak (m)

σ = koefisien extinction (a+b)

a = koefisien penyerapan (absorbtion) b = koefisien hamburan (scattering)

WMO merekomendasikan :

= = 0.05 = 0.05 sehingga = − ( . )

≅ − 3 Sedangkan berdasarkan hukum Koschmieder :

= ( )( )

dimana : VN = visibilitas standard = contrast treshold T = transmitansi B = Baseline (meter)

WMO merekomendasikan sebesar 0.05, sehingga dalam hal ini MOR (VNpada = 0.05) adalah :

= ( . )= 3

2. Transmissometer LT31

Prinsip kerja yang dipakai pada peralatan Transmissometer LT31 adalah mengukur visibilitas melalui pengukuran transmitansi yang berkurang karena karena adanya penyerapan dan hamburan partikel – partikel cahaya sepanjang jarak antara transmiter dan receiver seperti ditunjukkan pada tabel 1. Penyerapan dan hamburan tersebut bisa terjadi karena adanya hujan, debu, kabut, asap dan sebagainya. Sistem Transmissometer LT31 terdiri atas :

Main transmitter unit Main receiver unit

Measurement unit transmitter Measurement unit receiver

PWD forward scatter sensor (PWD22) Background luminance sensor (LM21)

Tabel 1. Perbandingan transmitansi dengan visibilitas pada transmissometer LT31 (Vaisala, 2010)

Transmitansi (%)

Visibilitas pada Baseline (m)

30 m 50 m 75 m 0.995 17.995 29.925 44.887 0.99 8.955 14.925 22.387 0.95 1.755 2.924 4.387 0.93 1.24 2.067 3.1 0.9 854 1.424 2.135 0.8 403 672 1.008 0.6 176 294 440 0.4 98 164 246 0.2 56 93 140 0.1 39 65 98 0.015 21 36 54

Transmissometer LT31 merupakan peralatan pengukur jarak pandang atau visibilitas yang dirancang tanpa banyak membutuhkan perawatan secara manual oleh manusia. Oleh karena itu alat ini dilengkapi oleh sistem monitoring dan kalibrasi secara otomatis dimana semua gangguan eksternal akan dikompensasi nilainya sehingga tidak berpengaruh signifikan terhadap hasil pengukuran. Untuk memperoleh hasil yang optimal main transmitter menggunakan sumber cahaya LED yang mempunyai daya tinggi, sedangkan main receiver dirancang untuk mempunyai respon spektral yang hampir sama dengan sensitivitas spektral mata manusia.

Gambar 1. Ilustrasi Pengukuran Visibilitas (Vaisala, 2010) a. Window Contamination measurement

LT31 dilengkapi oleh sistem window contamination measurement pada measurement unit transmitter dan receiver dimana kualitas dari window selalu dimonitor

dan dijaga agar debu atau kotoran yang menghalangi cahaya yang masuk tidak berpengaruh secara signifikan terhadap hasil pengukuran. Setiap penurunan cahaya akibat kotoran atau debu yang menghalangi akan dikompensasi secara otomatis sehingga kualitas dari pengukuran visibilitas akan selalu terjaga.

b. Autocalibration

Sensor forward scatter yang terintegrasi pada sistem LT31 digunakan untuk mengkalibrasi sistem secara otomatis. Sensor forward scatter menentukan faktor kalibrasi pada sensor transmissometer. Hasil pembacaan oleh sensor transmissometer selalu terkalibrasi kapanpun terjadi situasi dimana diperlukan kalibrasi seperti window contamination atau terindikasi penurunan sinyal di receiver unit. Selain mempunyai keuntungan, sistem autocalibration dengan menggunakan forward scatter juga mempunyai kelemahan yaitu apabila sensor forward scatter yang digunakan sebagai referensi terletak pada jarak yang jauh dengan sensor transmissometer, maka pada kondisi cuaca yang tidak homogen, hasil dari autocalibration tidak akan sesuai apabila dipakai sebagai referensi sensor transmissometer.

c. Autoalignment

Selain autocalibration, Transmissometer LT31 juga dilengkapi dengan sistem autoalignment. Kualitas dari alignment sangat menentukan kinerja dari pengukuran visibilitas. Penurunan kualitas dari alignment seperti misalnya karena bergesernya pondasi dapat menyebabkan penurunan sinyal receiver. LT31 mempunyai mekanisme fine-alignment secara otomatis dimana transmitter dan receiver optic tube terletak pada suatu cardanic frame yang dapat bergerak menyesuaikan diri dengan posisi lensa. Sebuah motor gear digunakan untuk menggerakkan optic tube secara horisontal dan vertikal untuk mendapatkan kualitas alignment yang tetap tinggi.

3. Present Weather Detector PWD22

Present Weather Detector PWD22 adalah sensor optik yang mengukur keadaan cuaca dengan menggunakan prinsip pengukuran forward scatter. Sebuah cahaya yang dipancarkan akan dihamburkan oleh partikel – partikel di dalam udara dan digunakan untuk menentukan tipe dari keadaan cuaca dengan mengukur besarnya atenuasi cahaya akibat hamburan. PWD22 juga dilengkapi oleh sensor hujan yang dapat mengukur intensitas hujan yang terjadi.

Gambar 3. Present Weather Detector PWD22 (Vaisala, 2006)

4. Background Luminance Sensor LM21

Background Luminance Sensor LM21 adalah alat yang digunakan untuk mengukur besarnya background luminance atau ambient light di lokasi pengukuran. Ambient light adalah intensitas cahaya dari segala arah baik pencahayaan alami dari benda – benda alam yang memancarkan sinar (matahari, bulan) maupun dari sorot lampu atau benda – benda yang memancarkan sinar lainnya. Sama seperti PWD22, Background Luminance Sensor LM21 juga terintegrasi dengan sistem LT31.

C. Metode Penelitian

Metode Penelitian dengan menggunakan korelasi Pearson dengan mencari kekuatan hubungan antara visibilitas dan intensitas hujan, dan sejauh mana pengaruh background luminance terhadap pengukuran jarak pandang atau visibilitas. Korelasi pearson adalah metode yang sering digunakan untuk meneliti hubungan antara dua variabel yang merupakan data – data interval. Korelasi pearson dapat dihitung dengan persamaan 3.1 di bawah ini (Irianto, 2012) :

= ( ̅)( )

( ) ∑ ( )

dimana : x = visibilitas (meter)

y = intensitas hujan (mm/jam) D. Data

Data yang dipakai pada penelitian ini adalah :

Data raw visibility dari transmissometer LT31 di Stasiun Meteorologi Ngurah Rai pada tanggal 1, 10, 18 Desember 2014 dengan jarak baseline 30 meter.

Data intensitas hujan dari Present Weather Detector PWD22 pada tanggal 1, 10, 18 Desember 2014.

Data Background Luminance dari Background Luminance Sensor LM21 pada tanggal 1, 10, 18 Desember 2014.

Waktu yang digunakan pada peralatan adalah waktu UTC (Universal Time Coordinated) dimana terdapat selisih waktu +8 jam dengan waktu lokal di Stasiun Meteorologi Ngurah Rai. Transmissometer yang digunakan terletak di Runway 27 Bandara Ngurah Rai Bali.

Dokumen terkait