• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pengaruh tunggal kompos jerami sangat nyata dalam meningkatkan P tersedia, P total tanah, dan kandungan C organik. Dibuktikan pada Tabel 1, bahwa rata-rata P tersedia meningkat dengan bertambahnya dosis kompos jerami. Hal ini disebabkan kompos jerami yang merupakan sumber bahan organik merupakan penyumbang P di dalam tanah. Penambahan kompos jerami sebagai sumber bahan organik di dalam tanah berperan dalam melepasan P yang terfiksasi, karena bahan organik diketahui dapat mengurangi jerapan P oleh oksida besi dan Al. Bahan organik ini akan melapuk menghasilkan asam-asam organik seperti asam humat dan fulvat. Kedua asam ini memegang peranan penting dalam pengikatan Al dan Fe sehingga P menjadi tersedia. Sesuai

dengan pernyataan Soepardi (1983), bahwa adanya senyawa organik yang cukup memungkinkan terjadinya khelat yaitu senyawa organik yang berikatan dengan kation logam (Fe, Mn, Al). Terbentuknya khelat logam akan mengurangi pengikatan P oleh oksida maupun lempung silikat sehingga P menjadi lebih tersedia.

Penambahan kompos jerami yang ditambahkan ke dalam tanah sebagai bahan organik juga merupakan penyumbang P organik dan anorganik di dalam tanah sehingga kandungan P total tanah juga meningkat (Sutanto, 2002). Peningkatan karbon organik di dalam tanah adalah karena kompos jerami yang ditambahkan sebagai bahan organik merupakan penyumbang karbon di dalam tanah. Dibuktikan pada Tabel 3 bahwa dengan pemberian kompos jerami, rata-rata kandungan karbon organik tanah meningkat 55.38% daripada tanpa pemberian kompos jerami. Hasil penelitian Sembiring dan Jamil (2007) juga melaporkan bahwa dengan penambahan bahan organik ke dalam tanah rata-rata kandungan karbon organik tanah meningkat sekitar 28-54%. Menurut Hakim, et al., (1986), karbon merupakan komponen paling besar dalam bahan organik yaitu sekitar 44%, sehingga pemberian bahan organik dapat meningkatkan kandungan karbon di dalam tanah. Karbon organik di dalam tanah ini akan mempengaruhi sifat tanah menjadi lebih baik secara fisik, kimia dan biologi. Namun bila dilihat pengaruh kompos jerami terhadap rata-rata kandungan karbon organik setelah panen di dalam masih tergolong sangat rendah, yaitu 0.73%- 0.90%, hal ini diduga karbon yang dihasilkan dari dekomposisi bahan organik berupa CO2 bereaksi ke dalam tanah membentuk asam karbonat, Ca, Mg, K karbonat, atau bikarbonat yang mudah larut dan hilang atau diserap ke dalam tanaman. Kemudian

sebagian besar CO2 yang dihasilkan juga kembali ke udara kemudian diambil lagi oleh tanaman melalui fotosintesa.

Pengaruh tunggal kompos jerami juga sangat nyata dalam meningkatkan serapan P tanaman dan derajat infeksi CMA. Penambahan kompos jerami sebagai sumber bahan organik ke dalam tanah juga akan memperbaiki kondisi fisik tanah. Struktur tanah menjadi lebih baik, karena terbentuknya granulasi, sehingga perkembangan akar menjadi lebih maksimal. Hal ini juga dibuktikan pada Lampiran 14, bahwa pengaruh tunggal kompos jerami sangat nyata dalam meningkatkan bobot kering akar. Meningkatnya pertumbuhan akar dan bertambahnya volume akar akan berpengaruh terhadap besarnya kontak akar dengan tanah, maka akan semakin aktif akar tersebut dalam menyerap unsur hara dan air, sehingga akan berpengaruh terhadap serapan P tanaman. Meningkatnya pertumbuhan akar, maka proses eksudasi juga akan meningkat, dimana akar akan mengeluarkan karbon dan asam-asam organik yang sangat berguna bagi CMA sehingga berpengaruh nyata terhadap derajat infeksi akar. Menurut Hapsoh (2003) ketersediaan P di dalam tanah mempengaruhi persentase kolonisasi. Rendahnya konsentrasi P tersedia diduga akan meningkatkan efektivitas CMA dalam mengkolonisasi akar, karena dalam kondisi P tersedia rendah permeabilitas membran sel akar akan meningkat dan aktivitas akar semakin meningkat, sehingga akar mudah diinfeksi oleh CMA. Dalam hal ini penambahan kompos jerami dapat meningkatkan ketersediaan fosfat di dalam tanah walaupun jumlahnya sedikit, sehingga mampu meningkatkan efektivitas CMA dalam menginfeksi akar tanaman padi gogo.

Berdasarkan hasil penelitian terhadap pertumbuhan dan produksi padi gogo, bahwa pengaruh tunggal kompos jerami sangat nyata dalam meningkatkan anakan maksimum, bobot kering tajuk, bobot kering akar, bobot kering jerami, penurunan persentase gabah hampa, dan peningkatan hasil gabah. Penambahan kompos jerami selain sebagai sumber sebagai bahan organik juga sebagai penyumbang unsur hara yang berguna bagi pertumbuhan tanaman. Nyatanya kompos jerami terhadap jumlah anakan maksimum, disebabkan oleh bahan organik yang dihasilkannya juga sebagai menyuplai unsur hara N yang sangat berguna bagi peningkatan jumlah anakan padi gogo. Seperti dijelaskan oleh Doberman dan Fairhurst (2000) bahwa kandungan hara jerami selain Si (4-7%), K (1,2-1,7%), juga mengandung unsur N (0,5-0,8%), P (0,07-0,12%), dan S (0,05-0,10%). Bahan organik mempunyai peran yang sangat kompleks, diantaranya adalah sebagai bahan pemantap agregat tanah yang tiada taranya dan sekitar setengah dari kapasitas tukar kation berasal dari bahan organik. Menurut Foth (1991), bahan organik berperan penting dalam tanah karena dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Kehadiran bahan organik cukup besar peranannya di dalam tanah yaitu : (1) memperbaiki agregasi dan meningkatkan kemampuan tanah menahan air, (2) meningkatkan kapasitas tukar kation dan ketersediaan hara bagi tanaman, (3) mengurangi aktivitas Al dan Fe dalam memfiksasi P dan (4), merupakan sumber energi atau makanan bagi mikroorganisme. Selanjutnya Salisbury dan Ross (1992), dalam kondisi normal kebanyakan tanaman mencurahkan sebagian besar biomassanya pada tajuk. Peningkatan bobot kering akar ini disebabkan adanya penambahan volume akar akibat unsur hara P yang dilepaskan

oleh bahan organik. Buckman and Brady (1980) menyatakan bahwa unsur hara P selain berfungsi sebagai pembentukan bunga, biji dan buah, juga merangsang perkembangan akar. Selain itu dekomposisi kompos jerami menghasilkan bahan organik juga mengandung unsur-unsur hara yang sangat dibutuhkan dalam mendukung pertumbuhan dan produksi padi gogo. Brady (1990), menyatakan bahwa hasil dekomposisi bahan organik bila dimasukkan ke dalam tanah akan menghasilkan beberapa unsur yang dihasilkan seperti N, P, dan K. Pengaruh tunggal kompos jerami tidak nyata dalam meningkatkan anakan produktif dan gabah isi. Kondisi ini juga diduga adanya keterkaitan P tersedia yang disumbangkan oleh penambahan kompos jerami yang sangat rendah yaitu antara 1.45 ppm-2.12 ppm dan tingginya kandungan Al di dalam tanah, sehingga belum menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap pembentukan anakan produktif dan gabah isi per malai.

C. Pengaruh Aplikasi CMA dan Kompos Jerami terhadap Pertumbuhan dan

Dokumen terkait