• Tidak ada hasil yang ditemukan

Cabai Besar (Capsicum annuum L.)

Percobaan I dilaksanakan di laboratorium menggunakan rancangan acak kelompok dua faktor. Faktor pertama adalah aplikasi isolat Methylobacterium spp yaitu tidak direndam (kontrol), direndam dengan isolat TD-J7, TD-TPB3, dan kombinasi TD-J7+TD-TPB3. Faktor kedua adalah tingkat viabilitas awal benih

yaitu benih dengan daya berkecambah 62% dan 90%.

Model rancangan yang digunakan adalah sebagai berikut: Yijk = + γi + Ij + Gk + (I*G)jk + ijk

Keterangan:

Yijk = nilai pengamatan pada ulangan ke-i, perlakuan jenis isolat ke-j dan tingkat viabilitas ke-k serta interaksi antara kedua faktor tersebut = nilai rataan umum

Gk = pengaruh tingkat viabilitas benih ke-k Ij = pengaruh aplikasi isolat ke-j

γi = ulangan ke-i

(I*G)jk = pengaruh interaksi antara faktor jenis isolat ke-j dengan tingkat viabilitas benih ke-k

ijk = pengaruh galat dari ulangan ke-i pada faktor tingkat viabilitas benih ke-k dengan faktor jenis isolat ke-j

Jika hasil sidik ragam diperoleh pengaruh nyata, selanjutnya dilakukan uji lanjut Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5%.

Pembuatan media tumbuh Methylobacterium spp dilakukan dengan mencampurkan bahan-bahan media AMS dengan aquades sebanyak 1 liter dan ditambahkan 2.5 µl trace element. Kemudian media cair tersebut dibagi ke dalam erlenmeyer 250 ml sebanyak masing-masing 50 ml, selanjutnya disterilisasi dalam autoclaf selama 2 jam dengan tekanan 1 atm pada suhu 121 oC. Sebelum inokulasi bakteri, media ditambah dengan metanol 1% yang telah dimodifikasi secara aseptik. Kemudian sebanyak satu ose dari masing-masing isolat Methylobacterium spp diinokulasikan ke dalam media. Selanjutnya diinkubasi pada rotary shaker dengan kecepatan putar 120 rpm selama 7 hari pada suhu kamar. Setelah akhir masa inkubasi suspensi isolat siap digunakan untuk merendam benih. Komposisi media AMS dan trace element dapat dilihat pada Tabel Lampiran 1 dan 2.

Benih yang telah disiapkan kemudian direndam ke dalam masing-masing suspensi isolat Methylobacterium spp selama 24 jam, selanjutnya

17

dikeringanginkan selama 1 jam. Setelah benih direndam dan dikeringanginkan kemudian benih ditanam dengan metode Uji Di atas Kertas (UDK), benih ditanam dalam cawan petri yang telah dilapisi dengan kertas stensil lembab sebanyak tiga lapis lalu disimpan dalam alat pengecambah benih (APB) IPB 73-2A. Masing-masing perlakuan terdiri dari empat ulangan dengan jumlah benih per ulangan sebanyak 25 butir.

Pengamatan dilakukan terhadap tolok ukur daya berkecambah, indeks vigor, kecepatan tumbuh, potensi tumbuh maksimum, dan bobot kering kecambah.

1. Daya Berkecambah (DB)

Pengamatan dilakukan terhadap jumlah kecambah normal pada hitungan pertama (hari ke-7) dan hitungan kedua (hari ke-14). Perhitungannya dengan menggunakan rumus:

DB = daya berkecambah KN = kecambah normal 2. Indeks Vigor (IV)

Pengamatan dilakukan terhadap jumlah kecambah normal pada hitungan pertama (first count) yaitu pada hari ke-7.

3. Kecepatan Tumbuh (KCT)

Pengamatan dilakukan terhadap kecambah normal sejak hari pertama hingga hari keempat belas setelah tanam.

4. Potensi Tumbuh Maksimum (PTM)

yang tumbuh pada akhir pengamatan.

5. Bobot Kering Kecambah (BKK)

Bobot kering kecambah dilakukan dengan menimbang kecambah yang telah dikeringkan di dalam oven bersuhu 60 oC selama 72 jam.

Percobaan II. Pengaruh Aplikasi Methylobacterium spp Strain J7, TD-TPB3, dan Kombinasi TD-J7+TD-TPB3 terhadap Vigor Bibit Cabai Besar (Capsicum annuum L.)

Percobaan II dilaksanakan di rumah kaca Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian sampai dengan fase bibit. Percobaan ini terdiri atas tiga jenis isolat yaitu isolat TD-J7, TD-TPB3, dan kombinasi TD-J7+TD-TPB3. Percobaan dilakukan dengan menggunakan rancangan Split-Plot RAK. Petak utama adalah aplikasi isolat Methylobacterium spp yang terdiri atas empat taraf yaitu tidak direndam + tidak disemprot (kontrol), direndam + disemprot, direndam + tidak disemprot, dan tidak direndam + disemprot. Anak petak adalah tingkat viabilitas awal benih yaitu benih dengan daya berkecambah 62% dan 90%.

Model rancangan yang digunakan untuk percobaan di rumah kaca adalah sebagai berikut:

Yijk = + γi + Aj + ( *A)ij + Gk + (A*G)jk + ijk Keterangan:

Yijk = nilai pengamatan pada ulangan ke-i perlakuan petak utama ke-j dan perlakuan anak petak ke-k

= nilai rataan umum

γi = ulangan ke-i

Aj = pengaruh aplikasi Methylobacterium spp ke-j

( *A)ij = galat I (interaksi antara ulangan ke-i dengan aplikasi Methylobacterium spp ke-j)

19

Gk = pengaruh tingkat viabilitas ke-k

(A*G)jk = pengaruh interaksi aplikasi Methylobacterium spp ke-j dan tingkat viabilitas ke-k

ijk = galat percobaan (galat II)

Jika hasil sidik ragam diperoleh pengaruh nyata, selanjutnya dilakukan uji lanjut Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5%.

Pembuatan media tumbuh Methylobacterium spp maupun bahan-bahan yang digunakan untuk menyemprot bibit sama dengan pembuatan media untuk perendaman benih.

Benih yang telah disiapkan kemudian direndam ke dalam masing-masing suspensi isolat Methylobacterium spp selama 24 jam, selanjutnya dikeringanginkan selama 1 jam. Setelah benih direndam dan dikeringanginkan kemudian benih ditanam dalam polibag berukuran 15 cm x 15 cm yang telah diisi dengan media tanam. Masing-masing perlakuan terdiri dari empat ulangan dengan jumlah benih per ulangan sebanyak 25 butir benih yang ditanam.

Penyemprotan dilakukan pada 2 dan 4 minggu setelah tanam (MST) dengan menggunakan hand sprayer yang telah diisi dengan suspensi isolat Methylobacterium spp sebanyak 200 ml untuk 100 tanaman.

Pengamatan dilakukan terhadap tolok ukur keserempakan tumbuh, daya tumbuh, potensi tumbuh maksimum, jumlah daun, tinggi bibit, bobot kering bibit, dan persentase bibit berbunga.

1. Keserempakan Tumbuh (KST)

Pengamatan dilakukan terhadap jumlah bibit yang tumbuh normal pada 3 MST. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

2. Daya Tumbuh (DT)

Pengamatan dilakukan terhadap jumlah bibit yang tumbuh normal pada 4 MST. Perhitungannya dengan menggunakan rumus:

3. Potensi Tumbuh Maksimum (PTM)

Pengamatan dilakukan terhadap jumlah bibit yang tumbuh normal dan abnormal pada 4 MST.

4. Jumlah Daun (JD)

Pengamatan dilakukan terhadap jumlah daun yang telah membuka normal dan dilakukan pada 6 MST

5. Tinggi Bibit (TB)

Tinggi bibit diukur mulai dari pangkal batang bibit sampai dengan titik tumbuh tertinggi dan dilakukan pada 6 MST

6. Bobot Kering Bibit (BKB)

Bobot kering bibit dilakukan dengan menimbang bibit yang telah dioven pada suhu 60 oC selama 72 jam dan dilakukan pada akhir pengamatan (6 MST) 7. Persentase Bibit Berbunga (PBB)

Pengamatan dilakukan terhadap jumlah tanaman yang berbunga pada akhir pengamatan (6 MST). Perhitungan dilakukan dengan cara membagi jumlah tanaman yang berbunga terhadap jumlah bibit yang tumbuh normal pada 4 MST.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Percobaan I. Pengaruh Aplikasi Methylobacterium spp Strain J7, TD-TPB3, dan Kombinasi TD-J7+TD-TPB3 terhadap Vigor Benih Cabai Besar (Capsicum annuum L.)

Sidik ragam pengaruh aplikasi isolat Methylobacterium spp terhadap tolok ukur daya berkecambah, indeks vigor, kecepatan tumbuh, potensi tumbuh maksimum, dan bobot kering kecambah dapat dilihat pada Tabel Lampiran 3-7, dan rekapitulasinya dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Rekapitulasi Sidik Ragam Pengaruh Aplikasi Isolat Methylobacterium spp dan Viabilitas Awal Benih terhadap Vigor Benih Cabai Besar Tolok Ukur Isolat (I) Viabilitas (G) I*G KK (%)

DB tn ** tn 20.64

IV tn ** tn 63.61#

KCT tn ** tn 23.20

PTM tn ** tn 10.37

BKK tn ** tn 14.68

Keterangan : ** = berpengaruh sangat nyata pada taraf 1% tn = tidak berpengaruh nyata

I*G = pengaruh interaksi isolat dan viabilitas

#

= transformasi x+0.5

Berdasarkan sidik ragam di atas dapat dilihat bahwa tingkat viabilitas benih berpengaruh sangat nyata terhadap tolok ukur daya berkecambah, indeks vigor, kecepatan tumbuh, potensi tumbuh maksimum, dan bobot kering kecambah. Jenis isolat Methylobacterium spp dan interaksi antara jenis isolat dengan viabilitas benih tidak memberikan pengaruh nyata terhadap semua tolok ukur yang diamati.

Pada Tabel 2. terlihat bahwa dengan adanya perlakuan jenis isolat Methylobacterium spp tidak memberikan pengaruh nyata terhadap parameter viabilitas potensial maupun vigor benih, namun meskipun secara statistik uji lanjut DMRT tidak berbeda nyata pengaruh tersebut terlihat pada tolok ukur

indeks vigor dan kecepatan tumbuh. Pada benih dengan tingkat viabilitas awal 62% sebelum diberi perlakuan isolat Methylobacterium spp indeks vigornya adalah 1.0% dan mengalami peningkatan indeks vigor setelah diberi perlakuan isolat Methylobacterium spp strain TD-J7, TD-TPB3, dan kombinasi TD-J7+TD-TPB3, yaitu masing-masing menjadi 4.5%, 14.0%, dan 5.0%. Pada benih dengan tingkat viabilitas tersebut strain TD-TPB3 memberikan pengaruh terbaik berdasarkan tolok ukur indeks vigor dibanding dengan dua jenis isolat lainnya. Pada benih dengan tingkat viabilitas awal 90% sebelum diberi perlakuan isolat Methylobacterium spp indeks vigornya adalah 10.0% dan setelah diberi perlakuan isolat Methylobacterium spp strain TD-J7, TD-TPB3, dan kombinasi TD-J7+TD-TPB3 indeks vigornya meningkat menjadi 28.0%, 26.0%, dan 32.0%. Isolat Methylobacterium spp kombinasi strain TD-J7+TD-TPB3 pada benih dengan tingkat viabilitas awal 90% memberikan hasil terbaik berdasarkan tolok ukur indeks vigor.

Tabel 2. Pengaruh Aplikasi Isolat Methylobacterium spp dan Viabilitas Awal Benih terhadap Beberapa Tolok Ukur Vigor Benih Cabai Besar

Tolok Ukur DB IV KCT PTM BKK Viabilitas 62% 90% 62% 90% 62% 90% 62% 90% 62% 90% Jenis Isolat ---%--- ---%--- %KN/etmal ---%--- ---g--- Kontrol 62.0 90.0 1.0 10.0 6.7 8.3 82.0 98.0 0.0439 0.0519 TD-J7 60.0 87.0 4.5 28.0 7.8 10.8 76.0 96.0 0.0399 0.0511 TD-TPB3 62.0 80.0 14.0 26.0 7.4 10.5 72.0 95.0 0.0361 0.0529 Kombinasi 67.0 78.0 5.0 32.0 6.6 9.6 84.0 97.0 0.0419 0.051 Rata-Rata 62.8b 83.8a 6.1 24.0 7.1b 9.8a 78.5b 96.5a 0.0404b 0.0517a Keterangan : Angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada baris yang sama tidak berbeda

nyata pada taraf 5% berdasarkan uji DMRT

Hasil penelitian Fitriarini (2008) menunjukkan bahwa invigorasi dengan isolat Methylobacterium strain TD-J7 dan TD-TPB3 dapat meningkatkan indeks vigor benih padi pada benih dengan tingkat viabilitas awal 70%, 82%, dan 87%. Selanjutnya Afifah (2009) menambahkan bahwa pada benih cabai rawit berviabilitas 93% yang diberi perlakuan invigorasi dengan isolat Methylobacterium spp strain TD-J7 dan TD-TPB3 dapat meningkatkan indeks vigor masing-masing sebesar 12.7%. Menurut Bryd (1983) Benih yang berkecambah lebih lambat dan mempunyai perbedaan yang besar antara hitungan

23

pertama dan terakhir mempunyai vigor yang rendah.

Pada benih dengan tingkat viabilitas awal 62% sebelum diberi perlakuan isolat Methylobacterium spp strain TD-J7 dan TD-TPB3 kecepatan tumbuhnya adalah 6.7% dan setelah diberi perlakuan isolat Methylobacterium spp strain TD-J7 dan TD-TPB3 kecepatan tumbuh benih meningkat menjadi 7.8% dan 7.4%. Pada benih dengan tingkat viabilitas awal 90% sebelum diberi perlakuan isolat Methylobacterium spp strain TD-J7, TD-TPB3, dan kombinasi TD-J7+TD-TPB3 kecepatan tumbuhnya adalah 8.3% dan setelah diberi perlakuan isolat Methylobacterium spp strain TD-J7, TD-TPB3, dan kombinasi TD-J7+TD-TPB3 kecepatan tumbuh benih meningkat menjadi 10.8%, 10.5%, dan 9.6%. Isolat Methylobacterium spp strain TD-J7 memberikan hasil terbaik terhadap tolok ukur kecepatan tumbuh dibanding dua jenis isolat lain, baik pada benih dengan tingkat viabilitas awal 62% maupun 90% (Tabel 2).

Diduga isolat-isolat tersebut di atas dapat menghasilkan kombinasi auksin, sitokinin, dan giberelin yang sesuai untuk meningkatkan indeks vigor dan kecepatan tumbuh benih dengan tingkat viabilitas 62% dan 90%. Copeland dan McDonald (2001) menyatakan bahwa giberelin mempunyai peran fisiologis dalam perkecambahan dan perkembangan benih dengan cara memicu sintesis enzim-enzim hidrolisis seperti amilase, ribonuklease, endo- -glukanase, dan fosfatase. Sitokinin berperan dalam pertumbuhan dan diferensiasi sel. Hasil penelitian Panie (2005) pada benih cabai (Capsicum annuum L.) menunjukkan bahwa penambahan GA3 (giberelin) dapat meningkatkan kecepatan tumbuh benih cabai sebesar 6.50% pada benih dengan tingkat viabilitas 89-100%.

Menurut Sadjad (1993) tolok ukur kecepatan tumbuh mengindikasikan vigor kekuatan tumbuh, karena benih yang cepat tumbuh lebih mampu menghadapi kondisi lapang yang sub optimum.

Percobaan II. Pengaruh Aplikasi Methylobacterium spp Strain J7, TD-TPB3, dan Kombinasi TD-J7+TD-TPB3 terhadap Vigor Bibit Cabai Besar (Capsicum annuum L.)

Secara umum, bibit yang diberi perlakuan semprot isolat Methylobacterium spp baik strain TD-J7, TD-TPB3 maupun kombinasi keduanya mempunyai performansi bibit yang lebih tegar dibandingkan dengan bibit yang tidak disemprot. Pada bibit yang tidak disemprot terlihat adanya banyak gejala daun yang mengeriting ke dalam (Aphis gossypii Glov.) baik pada benih dengan tingkat viabilitas awal 62% maupun pada tingkat viabilitas awal 90%, sedangkan pada bibit yang diberi perlakuan semprot terlihat lebih sedikit gejala daun yang mengeriting ke dalam tersebut (Gambar Lampiran 1-3).

Sidik ragam pengaruh aplikasi beberapa isolat Methylobacterium spp terhadap tolok ukur keserempakan tumbuh, daya tumbuh, potensi tumbuh maksimum, jumlah daun, tinggi bibit, bobot kering bibit, dan persentase bibit berbunga dapat dilihat pada Tabel Lampiran 8-28, dan rekapitulasinya dapat dilihat pada Tabel 3.

Berdasarkan sidik ragam pada Tabel 3. dapat dilihat bahwa aplikasi isolat Methylobacterium spp strain TD-J7 memberikan pengaruh sangat nyata terhadap tolok ukur jumlah daun dan berpengaruh nyata terhadap tolok ukur persentase bibit berbunga. Viabilitas benih berpengaruh sangat nyata terhadap tolok ukur keserempakan tumbuh, daya tumbuh, dan potensi tumbuh maksimum, serta berpengaruh nyata terhadap jumlah daun dan bobot kering bibit. Pengaruh interaksi aplikasi dan viabilitas benih menunjukkan tidak berpengaruh nyata terhadap semua tolok ukur yang diamati.

Pada jenis isolat strain TD-TPB3 aplikasi isolat Methylobacterium spp di pembibitan menunjukkan hasil yang tidak berpengaruh nyata terhadap semua tolok ukur yang diamati. Viabilitas benih berpengaruh sangat nyata untuk tolok ukur keserempakan tumbuh, daya tumbuh, dan potensi tumbuh maksimum. Pengaruh interaksi aplikasi isolat Methylobacterium spp strain TD-TPB3 dan viabilitas benih menunjukkan hasil yang berpengaruh sangat nyata untuk tolok ukur bobot kering bibit.

25

Tabel 3. Rekapitulasi Sidik Ragam Pengaruh Aplikasi Isolat Methylobacterium spp Strain TD-J7, TD-TPB3, dan Kombinasi TD-J7+TD-TPB3 dan Viabilitas Awal Benih terhadap Vigor Bibit Cabai Besar

Jenis Isolat Tolok Ukur Aplikasi (A) Viabilitas (G) A*G KK (%) TD-J7 KST tn ** tn 10.22 DT tn ** tn 9.90 PTM tn ** tn 9.20 JD ** * tn 11.98 TB tn tn tn 6.51 BKB tn * tn 15.88 PBB * tn tn 17.92 TD-TPB3 KST tn ** tn 11.11 DT tn ** tn 11.13 PTM tn ** tn 10.31 JD tn tn tn 9.90 TB tn tn tn 11.69 BKB tn tn ** 10.51 PBB tn tn tn 21.16 TD-J7+TD-TPB3 KST tn ** tn 9.46 DT * ** tn 8.80 PTM * ** tn 7.06 JD tn tn tn 10.96 TB tn tn tn 11.84 BKB tn tn tn 24.31 PBB tn tn tn 28.59#

Keterangan : ** = berpengaruh sangat nyata pada taraf 1%, * = berpengaruh nyata pada taraf 5% tn = tidak berpengaruh nyata,

A*G = pengaruh interaksi aplikasi dan viabilitas,

#

= transformasi (x+0.5)

Aplikasi isolat Methylobacterium spp kombinasi strain TD-J7+TD-TPB3 pada bibit cabai besar terlihat berpengaruh nyata untuk tolok ukur daya tumbuh

dan potensi tumbuh maksimum. Viabilitas benih berpengaruh sangat nyata terhadap tolok ukur keserempakan tumbuh, daya tumbuh, dan potensi tumbuh maksimum. Pengaruh interaksi aplikasi isolat Methylobacterium spp kombinasi strain TD-J7+TD-TPB3 dan viabilitas benih menunjukkan tidak berpengaruh nyata terhadap semua tolok ukur yang diamati (Tabel 3).

Pada Tabel 4-6. menunjukkan bahwa aplikasi isolat Methylobacterium spp strain TD-J7 dengan cara direndam + tidak disemprot memberikan pengaruh terbaik terhadap tolok ukur keserempakan tumbuh, daya tumbuh, dan potensi tumbuh maksimum, baik pada benih dengan tingkat viabilitas awal 62% maupun pada benih dengan tingkat viabilitas awal 90%. Isolat Methylobacterium spp strain TD-TPB3 yang diaplikasikan dengan cara tidak direndam + disemprot memberikan pengaruh terbaik terhadap tolok ukur keserempakan tumbuh, daya tumbuh, dan potensi tumbuh maksimum dibanding dengan tiga cara aplikasi lainnya, baik pada benih dengan tingkat viabilitas awal 62% maupun 90%. Aplikasi isolat Methylobacterium spp kombinasi strain TD-J7+TD-TPB3 tidak dapat meningkatkan keserempakan tumbuh, daya tumbuh, dan potensi tumbuh maksimum bibit cabai besar. Hal ini diduga karena adanya ketidakseragaman benih dalam satu lot.

Pada benih dengan tingkat viabilitas awal 62% sebelum diberi perlakuan isolat Methylobacterium spp strain TD-J7 keserempakan tumbuhnya adalah 75% dan setelah diberi perlakuan isolat Methylobacterium spp strain TD-J7 dengan cara direndam + tidak disemprot keserempakan tumbuh bibit meningkat menjadi 83%, hal ini berarti mengalami peningkatan sebesar 8%. Pada benih dengan tingkat viabilitas awal 90% sebelum diberi perlakuan isolat Methylobacterium spp strain TD-J7 keserempakan tumbuhnya adalah 88% dan setelah diberi perlakuan isolat Methylobacterium spp strain TD-J7 dengan cara direndam + tidak disemprot keserempakan tumbuh bibit meningkat menjadi 91%, atau mengalami peningkatan sebesar 3%. Daya tumbuh bibit meningkat karena aplikasi isolat Methylobacterium spp strain TD-J7 dengan cara direndam + tidak disemprot, yaitu mengalami peningkatan daya tumbuh sebesar 6% pada benih dengan tingkat viabilitas awal 62% dan 4% pada benih dengan tingkat viabilitas awal 90%. Pada aplikasi tersebut, potensi tumbuh maksimum mengalami peningkatan sebesar 6%

27

yaitu pada benih yang berviabilitas awal 62% dan 3% pada benih yang berviabilitas awal 90%.

Pada benih dengan tingkat viabilitas awal 62% sebelum diberi perlakuan isolat Methylobacterium spp strain TD-TPB3 keserempakan tumbuhnya adalah 76% dan setelah diberi perlakuan isolat Methylobacterium spp strain TD-TPB3 dengan cara tidak direndam + disemprot keserempakan tumbuh bibit meningkat menjadi 81%, hal ini berarti mengalami peningkatan sebesar 5%. Pada benih dengan tingkat viabilitas awal 90% sebelum diberi perlakuan isolat Methylobacterium spp strain TD-TPB3 keserempakan tumbuhnya adalah 89% dan setelah diberi perlakuan isolat Methylobacterium spp strain TD-TPB3 dengan cara tidak direndam + disemprot keserempakan tumbuh bibit meningkat menjadi 95%, atau mengalami peningkatan sebesar 6%. Daya tumbuh bibit meningkat karena aplikasi isolat Methylobacterium spp strain TD-TPB3 dengan cara tidak direndam + disemprot, yaitu mengalami peningkatan daya tumbuh sebesar 4% pada benih dengan tingkat viabilitas awal 62% dan 5% pada benih dengan tingkat viabilitas awal 90%. Pada aplikasi tersebut, baik pada benih dengan tingkat viabilitas awal 62% maupun 90% potensi tumbuh maksimum masing-masing mengalami peningkatan sebesar 5%.

Tabel 4. Pengaruh Aplikasi Beberapa Isolat Methylobacterium spp dan Viabilitas Awal Benih terhadap Tolok Ukur Keserempakan Tumbuh Bibit Cabai Besar Jenis Isolat TD-J7 TD-TPB3 TD-J7+TD-TPB3 Viabilitas 62% 90% 62% 90% 62% 90% Aplikasi ---%--- Kontrol 75.0 88.0 76.0 89.0 79.0 90.0 Rendam+Semprot 73.0 81.0 76.0 89.0 63.0 85.0 Rendam+Tidak Semprot 83.0 91.0 65.0 92.0 72.0 93.0 Tidak Rendam+Semprot 73.0 86.0 81.0 95.0 78.0 85.0 Rata-Rata 76.0b 86.5a 74.5b 91.3a 73.0b 88.3a

Keterangan : Angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada baris yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% berdasarkan uji DMRT

Tabel 5. Pengaruh Aplikasi Beberapa Isolat Methylobacterium spp dan Viabilitas Awal Benih terhadap Tolok Ukur Daya Tumbuh Bibit Cabai Besar Jenis Isolat TD-J7 TD-TPB3 TD-J7+TD-TPB3 Viabilitas 62% 90% 62% 90% 62% 90% Aplikasi ---%--- Kontrol 78.0 88.0 77.0 90.0 79.0 93.0 Rendam+Semprot 76.0 82.0 76.0 89.0 66.0 86.0 Rendam+Tidak Semprot 84.0 92.0 67.0 92.0 73.0 94.0 Tidak Rendam+Semprot 74.0 86.0 81.0 95.0 81.0 86.0 Rata-Rata 78.0b 87.0a 75.3b 91.5a 74.8b 89.8a

Keterangan : Angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada baris yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% berdasarkan uji DMRT

Tabel 6. Pengaruh Aplikasi Beberapa Isolat Methylobacterium spp dan Viabilitas Awal Benih terhadap Tolok Ukur Potensi Tumbuh Maksimum Bibit Cabai Besar Jenis Isolat TD-J7 TD-TPB3 TD-J7+TD-TPB3 Viabilitas 62% 90% 62% 90% 62% 90% Aplikasi ---%--- Kontrol 78.0 89.0 77.0 90.0 79.0 95.0 Rendam+Semprot 77.0 83.0 77.0 89.0 67.0 87.0 Rendam+Tidak Semprot 84.0 92.0 69.0 92.0 75.0 94.0 Tidak Rendam+Semprot 77.0 88.0 82.0 95.0 81.0 86.0 Rata-Rata 79.0a 88.0b 76.3b 91.5a 75.5b 90.5a

Keterangan : Angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada baris yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% berdasarkan uji DMRT

Menurut Sadjad (1993) nilai keserempakan tumbuh yang tinggi mengindikasikan vigor kekuatan absolut yang tinggi, sebab suatu lot yang menunjukkan pertumbuhan serempak dan kuat akan memiliki kekuatan tumbuh yang tinggi.

Berdasarkan tolok ukur keserempakan tumbuh, daya tumbuh, dan potensi tumbuh maksimum, isolat Methylobacterium spp strain TD-J7 dan TD-TPB3 pada masing-masing aplikasi tersebut di atas merupakan teknik aplikasi terbaik.

29

Aplikasi isolat Methylobacterium spp strain TD-J7 dan TD-TPB3 yang diaplikasikan dengan cara tidak direndam + disemprot memberikan pengaruh terbaik terhadap tolok ukur jumlah daun dibanding dengan tiga cara aplikasi lainnya. Pada benih dengan tingkat viabilitas awal 62% isolat Methylobacterium spp kombinasi strain TD-J7+TD-TPB3 yang diaplikasikan dengan cara direndam + disemprot memberikan pengaruh yang sama dengan cara tidak direndam + disemprot dan memberikan pengaruh terbaik terhadap tolok ukur jumlah daun dibanding dengan dua cara aplikasi lainnya, sedangkan pada benih dengan tingkat viabilitas awal 90% aplikasi isolat Methylobacterium spp kombinasi strain TD-J7+TD-TPB3 yang diaplikasikan dengan cara direndam + disemprot memberikan pengaruh terbaik terhadap tolok ukur jumlah daun dibanding dengan tiga cara aplikasi lainnya (Tabel 7).

Pada benih dengan tingkat viabilitas awal 62% aplikasi isolat Methylobacterium spp strain TD-J7 dan TD-TPB3 yang diaplikasikan dengan cara tidak direndam + disemprot dapat meningkatkan jumlah daun bibit cabai besar masing-masing sebesar 3.4 dan 2.1 helai daun. Pada benih dengan tingkat viabilitas awal 90% aplikasi tersebut dapat meningkatkan jumlah daun masing-masing sebesar 3.4 dan 4.4 helai daun.

Tabel 7. Pengaruh Aplikasi Beberapa Isolat Methylobacterium spp dan Viabilitas Awal Benih terhadap Tolok Ukur Jumlah Daun Bibit Cabai Besar

Jenis Isolat TD-J7 TD-TPB3 TD-J7+TD-TPB3 Viabilitas 62% 90% 62% 90% 62% 90% Aplikasi ---helai--- Kontrol 11.0 9.1 11.5 10.8 12.6 10.9 Rendam+Semprot 13.1 11.9 13.5 13.9 15.0 15.2 Rendam+Tidak Semprot 10.2 10.0 12.4 11.7 12.8 12.6 Tidak Rendam+Semprot 14.4 12.5 13.6 15.2 15.0 14.4 Rata-Rata 12.1a 10.9b 12.7 12.9 13.8 13.3

Keterangan : Angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada baris yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% berdasarkan uji DMRT

Aplikasi isolat Methylobacterium spp kombinasi strain TD-J7+TD-TPB3 yang diaplikasikan dengan cara direndam + disemprot dan tidak direndam + disemprot dapat meningkatkan jumlah daun bibit cabai besar pada benih dengan tingkat viabilitas awal 62% masing-masing sebesar 2.4 helai daun. Pada benih dengan tingkat viabilitas awal 90% aplikasi isolat Methylobacterium spp kombinasi strain TD-J7+TD-TPB3 yang diaplikasikan dengan cara direndam + disemprot dapat meningkatkan jumlah daun bibit sebesar 4.3 helai daun.

Meningkatnya jumlah daun tersebut diduga karena isolat Methylobacterium spp strain TD-J7, TD-TB3 dan kombinasi TD-J7+TD-TPB3 menghasilkan kombinasi hormon auksin, sitokinin, dan giberelin yang sesuai untuk merangsang pertumbuhan daun. Hasil penelitian Sumiasri dan Priadi (2003) menunjukkan bahwa stek cabang sungkai (Peronema canescens Jack) yang diberi perlakuan GA3 dengan konsentrasi 5 mg/l dapat meningkatkan jumlah daun sebanyak 7 helai daun.

Ryu et al. (2006) menyatakan bahwa pada tanaman cabai yang telah diberi perlakuan Methylobacterium spp menunjukkan adanya akumulasi hormon Indole

Dokumen terkait