• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.2. Pengaruh Dosis Pupuk Kandang

Hasil uji F pada analisis ragam (lampiran bernomor genap 2 sampai 20) menunjukkan bahwa dosis pupuk kandang berpengaruh nyata terhadap berat biji kering per plot netto dan produksi per hektar namun berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman umur 15, 30 dan 45 HST, jumlah polong umur 65 dan 75 HST, persentase polong bernas, persentase polong hampa, berat 100 biji kering.

4.2.1. Tinggi Tanaman (cm)

Hasil uji F pada analisis ragam (lampiran 2, 4 dan 6) menunjukkan bahwa dosis pupuk kandang berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman umur 15, 30 dan 45 HST. Rata-rata tinggi tanaman kedelai pada umur 15, 30 dan 45 HST disajikan pada Tabel 8.

Tabel 8 Rata-rata Tinggi Tanaman Kedelai pada Berbagai Dosis Pupuk Kandang Umur 15, 30 dan 45 HST

Pupuk Kandang Tinggi Tanaman (cm)

Simbol ton ha-1 15 HST 30 HST 45 HST

K0 0 11,97 31,14 55,64

K1 5 12,08 29,89 54,50

K2 10 12,42 33,17 58,53

K3 15 12,43 35,03 63,88

Tabel 8 menunjukkan bahwa nilai tertinggi tanaman kedelai umur 15, 30 dan 45 HST tanaman kedelai tertinggi dijumpai pada dosis pupuk kandang 15 ton ha-1(K3) yang berbeda tidak nyata dengan dosis pupuk kandang 0 ton ha-1(K0), 5 ton ha-1(K1) dan 10 ton ha-1(K2). Hal ini disebabkan karena lahan gambut lahan yang mengandung 100 % bahan organik hal ini terlihat pada para meter tinggi tanaman 15, 30 dan 45 HST tidak berbeda nyata antara K0 dengan perlakuan lainnya, hal ini sesuai dengan pendapat Hanafiah (2007) yang menyebutkan bahwa tanah gambut yang ada di Sumatera mengandung 100 % padatan berupa bahan organik.

4.2.2. Jumlah Polong (buah)

Hasil uji F pada analisis ragam (lampiran 8 dan 10) menunjukkan bahwa dosis pupuk kandang berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah polong tanaman kedelai umur 65 dan 75 HST. Rata - rata jumlah polong tanaman kedelai berbagai dosis pupuk kandang umur 65, dan 75 HST ditunjukkan pada tabel 9.

27 Tabel 9. Rata-rata Jumlah Polong Tanaman Kedelai pada Berbagai Dosis Pupuk

Kandang Umur 65 dan 75 HST

Pupuk kandang Jumlah Polong ( buah)

Simbol ton ha-1 65 HST 75 HST

K0 0 43,58 43,00

K1 5 54,75 54,39

K2 10 50,11 48,08

K3 15 59,42 59,19

Tabel 9 menunjukkan jumlah polong tanaman kedelai umur 65 dan 75 HST terbanyak dijumpai pada dosis pupuk kandang 15 ton ha-1(K3) yang berbeda tidak nyata dengan dosis pupuk kandang 0 ton ha-1(K0), 5 ton ha-1(K1) dan 10 ton ha-1 (K2). Hal ini disebabkan tanah gambut dengan pH yang rendah, sehingga ketersediaan hara makro dan mikro bagi tanaman rendah. Rachim (1995) menyatakan bahwa kandungan bahan organik yang tinggi pada lahan gambut menyebabkan hara mikro membentuk senyawa kompleks dengan asam organik dan tidak mudah tersedia bagi tanaman.

4.2.3. Persentase Polong Bernas dan Hampa

Hasil uji F pada analisis ragam (lampiran 12 dan 14) menunjukkan bahwa dosis pupuk kandang berpengaruh tidak nyata terhadap persentase polong bernas dan persentase polong hampa tanaman kedelai. Rata-rata persentase polong bernas dan persentase polong hampa tanaman kedelai disajikan pada Tabel 10.

Tabel 10. Rata-rata Persentase Polong Bernas dan Persentase Polong Hampa Tanaman Kedelai pada Berbagai Dosis Pupuk Kandang

Pupuk Kandang Persentase Polong (%)

Simbol ton ha-1 Bernas Hampa

K0 0 93,22 (0,76) 6,78 K1 5 86,10 (1,06) 13,90 K2 10 93,35 (0,86) 6,65 K3 15 92,30 (0,86) 7,70 Keterangan : ( ) data transformasi ( log (y+1) )

Tabel 10 menunjukkan bahwa persentase polong bernas tanaman kedelai terbanyak dijumpai pada dosis pupuk kandang 10 ton ha-1(K2) yang berbeda tidak nyata dengan dosis pupuk kandang 0 ton ha-1(K0), 5 ton ha-1(K1) dan 15 ton ha-1 (K3), sedangkan persentase polong hampa tanaman kedelai terbanyak dijumpai pada dosis pupuk kandang 5 ton ha-1 (K1) yang berbeda tidak nyata dengan dosis pupuk kandang 0 ton ha-1 (K0), 10 ton ha-1 (K2) dan 15 ton ha-1 (K3). Hal ini disebabkan pada lahan gambut banyak mengandung unsur hara Fe dan Al yang dapat mengikat unsur P bagi tanaman sehingga asupan makanan bagi pertumbuhan tanaman terganggu. Hanafiah (2007) menyatakan bahwa unsur hara Fe dan Al meningkat sehingga dapat mengikat unsur hara P.

4.2.3 Berat 100 Biji Kering (g)

Hasil uji F pada analisis ragam (lampiran 16) menunjukkan bahwa dosis pupuk kandang berpengaruh tidak nyata terhadap berat 100 biji kering tanaman kedelai. Rata-rata berat 100 biji kering tanaman kedelai disajikan pada Tabel 11.

29 Tabel 11. Rata-rata Berat 100 Biji Kering Tanaman Kedelai pada Berbagai Pupuk

Kandang

Pupuk kandang Berat 100 Biji Kering

(g) Simbol ton ha-1 K0 0 13,72 K1 5 15,61 K2 10 14,92 K3 15 15,63

Tabel 11 menunjukkan bahwa berat 100 biji kering tanaman kedelai terberat dijumpai pada dosis pupuk kandang 15 ton ha-1 (K3) yang berbeda tidak nyata dengan dosis pupuk kandang 0 ton ha-1(K0), 5 ton ha-1(K1) dan 10 ton ha-1 (K2). Hal ini diduga tanah gambut memiliki pH yang rendah sehingga mempengaruhi produksi tanaman. Tan (2010) menyatakan bahwa tanah gambut pH yang rendah banyak mengandung unsur hara Al dan Fe yang mengandung racun bagi tanaman serta kekurangan hara P.

4.2.4. Berat Biji Kering Per Plot Netto (g)

Hasil uji F pada analisis ragam (lampiran 18) menunjukkan bahwa dosis pupuk kandang berpengaruh nyata terhadap berat biji kering per plot netto tanaman kedelai. Rata-rata berat biji kering per plot netto tanaman kedelai disajikan pada Tabel 12.

Tabel 12. Rata-rata Berat Biji Kering Per Plot Netto Tanaman Kedelai pada Berbagai Pupuk Kandang

Pupuk Kandang Berat Biji Kering Per Plot Netto (g) Simbol ton ha-1 K0 0 59,86 a K1 5 58,96 a K2 10 67.02 ab K3 15 82.37 b BNJ 0,05 22,09

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf peluang 5% ( BNJ0.05).

Tabel 12 menunjukkan bahwa berat biji kering per plot netto tanaman kedelai terberat dijumpai pada dosis pupuk kandang 15 ton ha-1(K3) yang berbeda nyata dengan dosis pupuk kandang 0 ton ha-1(K0) dan 5 ton ha-1(K1) namun tidak nyata dengan dosis pupuk kandang 10 ton ha-1 (K2). Hal ini diduga karena pada dosis 15 ton ha-1 (K3) unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman dalam keadaan optimum dan tersedia. Lingga dan Marsono (2002) menyatakan bahwa pemberian bahan organik berpengaruh positif terhadap produksi tanaman kedelai, salah satu ketersediaan unsur hara dalam tanah dapat dilakukan dengan cara pemberian pupuk kandang.

31 Adapun hubungan berat biji kering per plot netto pada berbagai dosis pupuk kandang dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Berat Biji Kering Per Plot Netto Tanaman Kedelai pada Berbagai Dosis Pupuk Kandang

4.2.5. Produksi Per Hektar (ton)

Hasil uji F pada analisis ragam (lampiran 20) menunjukkan bahwa dosis pupuk kandang berpengaruh nyata terhadap produksi per hektar tanaman kedelai. Rata-rata produksi per hektar tanaman kedelai disajikan pada Tabel 13.

Tabel 13. Rata-rata Produksi Per Hektar Tanaman Kedelai pada Berbagai Pupuk Kandang

Pupuk Kandang Produksi Per Hektar

(ton) Simbol ton ha-1 K0 0 1,66 a K1 5 1,64 a K2 10 1,86 ab K3 15 2,29 b BNJ 0,05 0,61

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf peluang 5% ( BNJ0.05).

Tabel 13 menunjukkan bahwa produksi per hektar tanaman kedelai terberat dijumpai pada dosis pupuk kandang 15 ton ha-1 (K3) yang berbeda nyata dengan dosis pupuk kandang 0 ton ha-1(K0) dan 5 ton ha-1(K1) namun tidak nyata dengan dosis pupuk kandang 10 ton ha-1 (K2). Hal ini disebabkan pemberian pupuk kandang dalam keadaan optimum. Hal ini sesuai dengan pendapat Jamilah (2003) menyatakan bahwa pemberian pupuk kandang dapat memperbaiki produksi per hektar tanaman. Sarief (1985) menambahkan bahwa produksi tanaman akan mengalami peningkatan apabila jumlah dan macam unsur hara di dalam tanah bagi pertumbuhan tanaman berada dalam keadaan optimum.

Adapun hubungan produksi per hektar pada berbagai dosis pupuk kandang dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Produksi Per Hektar Tanaman Kedelai pada Berbagai Dosis Pupuk Kandang

33

Dokumen terkait