• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4. HASIL PENELITIAN

5.1. Pengaruh Dukungan Keluarga terhadap pemberian AS

Menurut Caplan dalam Friedman (1998) dukungan keluarga merupakan bagian integral dari dukungan sosial. Dampak positif dari dukungan keluarga adalah meningkatkan penyesuaian diri seseorang terhadap kejadian-kejadian dalam kehidupan. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh dukungan keluarga (dukungan informasional dan dukungan emosional) terhadap pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Gurilla Pematangsiantar. Adanya pengaruh dukungan keluarga tehadap pemberian ASI eksklusif juga telah dibuktikan oleh Hadinegoro (2007), Mardeyanti (2007), Wicitra (2008), Februhartanty (2008), dan Rohani (2008).

Menurut Sudiharto (2007) dukungan keluarga mempunyai hubungan dengan suksesnya pemberian ASI eksklusif kepada bayi. Dukungan keluarga adalah dukungan untuk memotivasi ibu memberikan ASI saja kepada bayinya sampai usia 6 bulan, memberikan dukungan psikologis kepada ibu dan mempersiapkan nutrisi yang seimbang kepada ibu.

Hasil uji regresi logistik berganda menunjukkan pada variabel dukungan keluarga (dukungan informasional, dukungan penilaian, dukungan instrumental dan dukungan emosional), variabel yang berpengaruh terhadap pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Gurilla Pematangsiantar adalah dukungan

informasional dan dukungan emosional.

Menurut (Roesli, 2009), ASI eksklusif adalah pemberian hanya ASI saja, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, air jeruk, air teh, air putih pada bayi usia 0-6 bulan serta tidak diberikan makanan tambahan seperti pisang, papaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi, tim, dan sebagainya.

Berdasarkan perhitungan yang digunakan untuk mengukur pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Gurilla belum dapat dikatakan cakupan pemberian ASI eksklusif baik. Kondisi ini dapat dilihat dari hasil penelitian bahwa pemberian ASI eksklusif secara keseluruhan yaitu 68,3% ibu yang tidak memberikan ASI secara eksklusif dan 31,7% ibu yang memberikan ASI secara eksklusif. Berdasarkan hasil wawancara, sebagian responden mengatakan memberi ASI dengan diselingi makanan lain karena produksi ASI responden dianggap belum banyak/belum keluar dan mereka beranggapan bayi akan kelaparan serta rewel apabila tidak diberi tambahan makanan selain ASI dan sebagian besar karena tidak adanya dukungan keluarga untuk memberikan ASI secara eksklusif.

Rendahnya pemberian ASI eksklusif sesuai uraian di atas disebabkan kurangnya dukungan keluarga. Menurut Smet (1994) bahwa dengan pemberian dukungan keluarga individu akan mendapat pengalaman yang positif, meningkatkan rasa percaya diri dan mampu mengontrol perubahan-perubahan di lingkungannya.

Hasil penelitian di atas tentunya perlu mendapat perhatian serius dari Dinas Kesehatan melalui petugas kesehatan Pematangsiantar, untuk dapat meningkatkan cakupan pemberian ASI eksklusif. Petugas kesehatan di Puskesmas Gurilla

diharapkan lebih meningkatkan sosialisasi tentang pentingnya dukungan keluarga terhadap pemberian ASI dimulai saat ibu hamil melalui kegiatan yang ada di masyarakat seperti pertemuan-pertemuan oleh petugas terkait, pengajian-pengajian dan bekerjasama dengan tokoh masyarakat.

5.2.Pengaruh Dukungan Informasional terhadap Pemberian ASI Eksklusif

Dukungan informasional adalah keluarga berfungsi sebagai sebuah keluarga diseminator atau penyebar informasi tentang semua informasi yang ada dalam kehidupan. Keluarga berfungsi sebagai pencari informasi yang berhubungan dengan masalah menyusui dari tenaga kesehatan, dan melakukan konsultasi, serta mencari informasi dari media cetak maupun sumber lain yang mendukung

Dukungan informasional dalam penelitian ini adalah upaya anggota keluarga dalam memberikan informasi kesehatan selama pemberian ASI eksklusif melalui konsultasi dengan tenaga kesehatan dan dari sumber informasi lainnya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan informasional di wilayah kerja Puskesmas Gurilla Pematangsiantar termasuk dalam kategori tidak baik yaitu sebesar 63,3%, dan itu berarti 63,3% responden tidak mendapatkan dukungan informasional yang baik.

Dengan memerhatikan nilai persentase dari setiap variabel dukungan informasional yang diukur dalam penelitian ini, nilai yang paling rendah dalam memberikan dukungan informasional adalah 41 orang (68,3%) tidak memberikan

informasional usia wajib ASI. Hal ini berarti bahwa responden sangat memerlukan informasi yang dapat diperoleh dari anggota keluarga dengan memberikan informasional usia wajib ASI kepada responden. Keadaan ini menunjukkan bahwa responden kurang mendapatkan dukungan informasional karena keluarga tidak memberikan dukungan informasional tentang ASI eksklusif. Dukungan informasional dalam penelitian ini banyak diberikan oleh suami. Untuk dapat memberikan dukungan informasi yang baik, anggota keluarga dapat memperolehnya dari media cetak maupun dari informasi lainnya seperti petugas kesehatan.

Menurut Cohen.dkk (1995), dukungan informasional ini meliputi memberikan nasehat, petunjuk, masukan, atau penjelasan bagaimana seseorang bersikap dan bertindak menghadapi situasi yang dianggap membebani. Sejalan dengan pendapat Newman (1987) yang dikutip Salfina (2003), bahwa bantuan informasi adalah komunikasi tentang opini atau kenyataan yang relevan tentang kesulitan-kesulitan agar dapat menjadikan individu lebih mampu mengatasi sesuatu.

Dalam pemberian ASI eksklusif, dukungan keluarga sangat diperlukan untuk mendukung ibu dalam memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada sebanyak 5 dari 38 orang (86,8%) yang mendapat dukungan informasional tidak baik memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. Sedangkan diantara dukungan informasional yang baik ada 14 dari 22 orang (63,6%) yang memberi ASI eksklusif kepada bayinya.

Keadaan ini mengindikasikan bahwa ibu menyusui yang ada di wilayah kerja Puskesmas Gurilla Pematangsiantar perlu mendapat dukungan dari keluarga yang

memberi informasi tentang pemberian ASI eksklusif yaitu 6 bulan tanpa pemberian makanan tambahan lain. Selain keluarga, petugas kesehatan seperi bidan yang bekerjasama dengan kader di wilayah kerja Puskesmas Gurilla juga perlu memberikan penyuluhan kepada anggota keluarga tentang pentingnya dukungan informasional terhadap pemberian ASI eksklusif. Melalui informasi penyuluhan tersebut diharapkan anggota keluarga menyadarinya dan untuk ke depan pemberian ASI eksklusif dapat mencapai target yang telah ditetapkan yaitu 80% cakupan pemberian ASI eksklusif.

Hasil uji regresi logistik menunjukkan bahwa variabel dukungan emosional berpengaruh terhadap pemberian ASI eksklusif, hal ini dapat dilihat bahwa pemberian informasi tentang ASi eksklusif sangat dibutuhkan oleh responden agar mereka mengetahui bahwa ASI eksklusif adalah pemberian hanya ASI saja tanpa makanan dan minuman lain. Pemberian ASI eksklusif dianjurkan sampai enam bulan pertama kehidupan bayi. Pemberian ASI secara eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, air jeruk, air teh, air putih. Pada pemberian ASI eksklusif pada bayi juga tidak diberikan makanan tambahan seperti pisang, papaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi, tim, dan sebagainya.

Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas kesehatan yaitu bidan, dalam memberikan penyuluhan, anggota keluarga telah diundang untuk ikut serta untuk mendapatkan informasi tentang ASI eksklusif tetapi mereka seringkali tidak menghadirinya. Mungkin fenomena inilah yang menjadi alasan mengapa dukungan informasional berpengaruh terhadap pemberian ASI eksklusif tetapi memiliki nilai

yang negatif. Bahwa peningkatan pemberian dukungan informasional terhadap pemberian ASI eksklusif akan menurunkan pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Gurilla Pematangsiantar atau dengan kata lain memiliki peluang yang kecil untuk ditingkatkan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Wicitra (2008), terdapat hubungan signifikan dukungan informasi keluarga terhadap tindakan pemberian ASI eksklusif (p=0,031), dan 76,2% ibu yang tidak mendapatkan dukungan informasi tentang pemberian ASI mempunyai tindakan pemberian ASI yang tidak eksklusif. Senada dengan penelitian Hadinegoro (2007), diketahui salah satu faktor yang paling penting diperhatikan dalam pemberian ASI secara eksklusif adalah pemberian informasi tentang ASI dan manfaat ASI khususnya oleh petugas kesehatan.

Menurut Mardeyanti (2007), pemberian informasi tentang ASI eksklusif oleh keluarga khususnya suami akan mendorong ibu untuk lebih yakin dan memahami tentang pemberian ASI eksklusif dan manfaatnya bagi ibu dan bayi. Pemberian informasi tersebut merupakan salah satu bagian dari pendidikan kesehatan yang langsung diperoleh ibu dari keluarganya, sehingga secara perlahan akan meningkatkan pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif.

Dokumen terkait