• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 5. PEMBAHASAN

5.3. Pengaruh Faktor Komunikasi Terapeutik (Sikap

Hasil penelitian tentang variabel sikap mendukung menunjukkan bahwa ibu pra persalinan yang menyatakan adanya sikap mendukung dari bidan saat berkomunikasi, diperoleh bahwa persentase ibu pra persalinan merasakan kenyamanan menghadapi pra persalinan sebesar 79,2%. Uji statistik menunjukkan variabel sikap mendukung berpengaruh terhadap kenyamanan ibu pra persalinan. Mengacu pada hasil uji tersebut dapat dijelaskan semakin ada sikap mendukung dari bidan saat berkomunikasi terapeutik dengan ibu maka akan meningkatkan kenyamanan dalam menghadapi persalinan.

Banyak faktor yang dapat menyebabkan ibu untuk nyaman dalam menghadapi persalinan, dimana sikap mendukung dari bidan memiliki andil yang besar. Bidan sebagai motivator yang paling dekat dengan ibu bukan hanya berperan sebagai tenaga kesehatan saja tetapi juga memiliki peran serta dalam memberikan dukungan kepada ibu sejak ibu datang melakukan pemeriksaan kehamilan atau konsultasi tentang proses persalinan. Mengacu pada hasil uji tersebut dapat dijelaskan semakin ada dukungan dari bidan maka akan meningkat kenyamanan ibu pra persalinan.

Hal ini sesuai dengan Sarwono (2003), dukungan adalah suatu upaya yang diberikan kepada orang lain, baik moril maupun materil untuk memotivasi orang tersebut dalam melaksanakan kegiatan.

Menurut Wayne Pace (2002), dalam berkomunikasi harus dapat menciptakan tujuan dan memberikan energi dan dukungan bagi perilaku seseorang. Dukungan merupakan dorongan bertindak untuk memenuhi suatu kebutuhan, dirasakan sebagai kemauan, keinginan, yang kemudian terwujud dalam bentuk perilaku nyata.

Pada penelitian ini masih banyak ibu yang menyatakan tidak mendapatkan dukungan dari bidan dalam menghadapi persalinan. Hal ini membuat ibu pra persalinan tidak nyaman dalam menghadapi persalinan. Berdasarkan keadaan ini perlu pemahaman bagi bidan bahwa ibu pra persalinan perlu mendapakan dukungan dari bidan untuk kenyamanan dalam menghadapi proses persalinan yang dihadapinya. Untuk meningkatkan kenyamanan pra persalinan dapat dilakukan melalui pendekatan komunikasi terapeutik dari bidan tentang persalinan dan kegiatan penyuluhan yang dilakukan oleh bidan di Kecamatan Medan Marelan. Pada komunikasi terapautik dan penyuluhan tersebut ditekankan bahwa bidan sebagai tenaga kesehatan atau mediator yang paling dekat dengan ibu harus memiliki peran serta dalam memberikan sikap mendukung kepada ibu pra persalinan Hal ini sesuai dengan konsep bahwa bidan harus mampu mengenali ibu hamil atau mampu mengarahkan ibu hamil untuk kenyamanan dalam menghadapi persalinan.

5.4. Pengaruh Faktor Komunikasi Terapeutik (Sikap Positif) terhadap Kenyamanan Ibu Pra Persalinan di Kecamatan Medan Marelan

Hasil penelitian tentang variabel sikap positif menunjukkan bahwa ibu pra persalinan yang menyatakan adanya sikap positif dari bidan saat berkomunikasi, diperoleh bahwa persentase kenyamanan persalinan sebesar 76,0%. Uji statistik

menunjukkan variabel sikap positif berpengaruh terhadap kenyamanan pra persalinan. Mengacu pada hasil uji tersebut dapat dijelaskan semakin ada sikap positif dari bidan saat berkomunikasi terapeutik dengan ibu maka akan meningkatkan kenyamanan pra persalinan.

Banyak faktor yang dapat menyebabkan ibu hamil nyaman dalam menghadapi persalinan, dimana sikap positif bidan memiliki andil yang besar. Bidan sebagai komunikator yang paling dekat dengan ibu hamil bukan hanya berperan sebagai tenaga kesehatan saja tetapi juga memiliki peran serta dalam memberikan dukungan kepada ibu untuk menciptakan kenyamanan dalam menghadapi persalinan. Mengacu pada hasil uji tersebut dapat dijelaskan semakin ada sikap positif dari bidan maka akan meningkat kenyamanan pra persalinan. Ibu yang mendapat sikap positif dari bidan dalam menghadapi persalinan, akan lebih nyaman untuk menghadapi persalinan.

Pada penelitian ini masih banyak ibu yang menyatakan bidan tidak bersikap positif saat melakukan komunikasi terapeutik. Hal ini membuat ibu pra persalinan tidak merasa nyaman dalam menghadapi persalinan. Berdasarkan keadaan ini perlu meningkatkan pemahaman bagi bidan bahwa ibu perlu mendapakan sikap positif dari bidan untuk meningkatkan kenyamanan ibu pra persalinan.

Menurut Devito (1997), dalam melakukan komunikasi terapeutik kita mengkomunikasikan sikap positif dalam komunikasi interpersonal dengan sedikitnya dua cara: (1) menyatakan sikap positif dan (2) secara positif mendorong orang yang menjadi teman kita berinteraksi. Komunikasi terapeutik terbina jika seseorang

memiliki sikap positif terhadap diri mereka sendiri dan perasaan positif untuk situasi komunikasi pada umumnya sangat penting untuk interaksi yang efektif. Tidak ada yang lebih menyenangkan daripada berkomunikasi dengan orang yang tidak menikmati interaksi atau tidak bereaksi secara menyenangkan terhadap situasi atau suasana interaksi.

Sikap positif dari bidan sangat diperlukan pada saat berkomunikasi terapeutik pada ibu pra persalinan, karena dengan sikap positif terjadi hubungan interpersonal yang efektif antara bidan dan ibu pra persalinan sehingga menimbulkan respons yang positif dari ibu pra persalinan tentang komunikasi terapetik dari bidan. Dalam hal ini sikap positif dari bidan saat melakukan komunikasi terapeutik pada ibu pra persalinan masih kurang, dapat kita lihat dari 68 orang ibu hamil, mengatakan adanya sikap positif saat berkomunikasi terapeutik dari bidan sebanyak 25 orang (36,8%). Hal ini dapat diperkuat dari jawaban ibu pra persalinan bahwa komunikasi bidan dapat menambah kepercayaan ibu untuk menghadapi sebelum persalinan, saat persalinan dan sesudah persalinan sebesar 38,2%, komunikasi yang dilakukan oleh bidan akan menimbulkan ibu merasa tenang untuk menghadapi proses persalinan sebesar 36,8%, ibu percaya bahwa informasi tentang persalinan yang disampaikan oleh bidan adalah benar sebesar 48,5%, ibu percaya bahwa informasi tentang persalinan yang disampaikan oleh bidan adalah akurat sebesar 33,8% dan melalui sikap dan penampilan bidan dapat membantu ibu untuk tenang dan nyaman dalam menghadapi proses persalinan sebesar 47,1%.

Pada penelitian ini masih banyak ibu yang menyatakan tidak mendapatkan sikap positif dari bidan dalam menghadapi persalinan. Hal ini membuat ibu pra persalinan tidak nyaman dalam menghadapi persalinan. Berdasarkan keadaan ini perlu pemahaman bagi bidan bahwa ibu pra persalinan perlu mendapakan sikap positif dari bidan untuk kenyamanan dalam menghadapi proses persalinan yang dihadapinya.

Untuk meningkatkan kenyamanan dalam menghadapi persalinan dapat dilakukan melalui pendekatan komunikasi terapeutik dari bidan tentang kenyaman pra persalinan yang dilakukan oleh bidan di Kecamatan Medan Marelan. Pada komunikasi terapautik tersebut ditekankan bahwa bidan sebagai tenaga kesehatan atau mediator yang paling dekat dengan ibu hamil harus memiliki peran serta dalam memberikan sikap positif kepada ibu pra persalinan.

5.5. Pengaruh Faktor Komunikasi Terapeutik (Kesetaraan) terhadap Kenyamanan Ibu Pra Persalinan di Kecamatan Medan Marelan

Hasil penelitian tentang variabel kesetaraan ditemukan ibu pra persalinan yang menyatakan adanya kesetaraan dari bidan dengan persentase nyaman dalam menghadapi persalinan sebesar 77,8%. Uji statistik menunjukkan variabel kesetaraan berpengaruh terhadap kenyamanan pra persalinan. Mengacu pada hasil uji tersebut dapat dijelaskan adanya kesetaraan komunikasi terapeutik bidan kepada ibu hamil maka akan meningkat kenyamanan dalam menghadapi persalinan. Hal ini menunjukkan bahwa kesetaraan bermanfaat dalam berkomunikasi terapeutik.

Hal ini sesuai Devito (1997), bahwa dalam setiap situasi, barangkali terjadi ketidaksetaraan. Terlepas dari ketidaksetaraan ini, komunikasi interpersonal akan lebih efektif bila suasananya setara. Artinya, harus ada pengakuan secara diam-diam bahwa kedua pihak sama-sama bernilai dan berharga, dan bahwa masing-masing pihak mempunyai sesuatu yang penting untuk disumbangkan. Dalam suatu hubungan interpersonal yang ditandai oleh kesetaraan, ketidak-sependapatan dan konflik lebih dillihat sebagai upaya untuk memahami perbedaan yang pasti ada daripada sebagai kesempatan untuk menjatuhkan pihak lain, kesetaraan tidak mengharuskan kita menerima dan menyetujui begitu saja semua perilaku verbal dan nonverbal pihak lain.

Menurut Roger (1995), dalam berk

Kesetaraan dari bidan sangat diperlukan pada saat berkomunikasi terapeutik pada ibu pra persalinan, karena dengan kesetaraan

omunikasi harus berusaha untuk mengadakan persamaan dengan orang lain. Dengan komunikasi kita berhubungan dan mengajak dengan orang lain untuk mengerti apa yang kita sampaikan dalam mencapai. Komunikasi adalah suatu yang sangat penting dalam kehidupan manusia karena manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain. Dalam berkomunikasi seseorang harus memiliki dasar sebagai berikut; niat, minat, pandangan, lekat, libat. Dalam proses komunikasi kita juga harus ingat bahwa ada hambatan yaitu baik dari pengirim, saluran, penerima dan umpan balik serta hambatan fisik dan psikologis.

komunikasi interpersonal akan lebih efektif. Artinya, harus ada pengakuan secara diam-diam bahwa kedua pihak

sama-sama bernilai dan berharga, dan bahwa masing-masing pihak mempunyai sesuatu yang penting untuk disumbangkan. Dalam suatu hubungan interpersonal yang ditandai oleh kesetaraan. Kesetaraan berarti kita menerima pihak lain atau meminta kita untuk memberikan penghargaan positif tak bersyarat kepada orang lain.

Dalam hal ini kesetaraan dari bidan saat melakukan komunikasi terapeutik pada ibu pra persalinan masih kurang, dapat kita lihat dari 68 orang ibu hamil, mengatakan adanya sikap positif saat berkomunikasi terapeutik dari bidan sebanyak 18 orang (26,5%). Hal ini dapat diperkuat dari jawaban ibu pra persalinan bahwa bidan menunjukkan rasa kebersamaan dan teman yang baik dalam berkomunikasi sebesar 35,3%, bidan bersama-sama dengan ibu dan tidak ada jarak yang ditunjukkan bidan dalam mengkomunikasikan tentang proses persalinan sebesar 35,3%, bidan bersama-sama dengan ibu membahas dan mendiskusikan segala masalah yang akan dihadapi saat proses persalinan dengan jelas sebesar 47,1%, bidan bersedia bersama- sama dengan ibu membahas proses persalinan dengan baik sebesar 39,7% dan komunikasi yang dilakukan oleh bidan menunjukkan bahwa bidan tidak sebagai tenaga kesehatan tapi sebagai keluarga sebesar 50,0%.

Pada penelitian ini masih banyak ibu yang menyatakan tidak mendapatkan kesetaraan saat berkomunikasi dengan bidan. Hal ini membuat ibu pra persalinan tidak nyaman dalam menghadapi persalinan. Berdasarkan keadaan ini perlu pemahaman bagi bidan bahwa ibu pra persalinan perlu mendapakan kesetaraan dari bidan untuk kenyamanan dalam menghadapi proses persalinan yang dihadapinya.

Ibu pra persalinan yang merasakan ada kesetaraan dari bidan saat melakukan komunikasi terapeutik lebih banyak yang merasakan nyaman dalam menghadapi persalinan, hal ini menunjukkan bahwa kesetaraan dari bidan untuk ibu pra persalinan sangat penting untuk meningkatkan kenyaman ibu pra persalinan dalam menghadapi persalinan. Sedangkan ibu pra persalinan yang merasakan tidak ada kesetaraan dari bidan lebih banyak tidak merasa nyaman, hal ini bahwa ibu tersebut yang merasakan tidak ada kesetaraan dari bidan kurang menerima komunikasi dari bidan tentang proses persalinan.

Untuk meningkatkan kenyamanan pra persalinan dapat dilakukan melalui pendekatan komunikasi terapeutik dari bidan tentang persalinan dengan melakukan kesetaraan oleh bidan di Kecamatan Medan Marelan pada ibu pra persalinan. Pada komunikasi terapautik dan penyuluhan tersebut ditekankan bahwa bidan sebagai tenaga kesehatan atau mediator yang paling dekat dengan ibu harus memberikan kesetaraan kepada ibu pra persalinan.

Dokumen terkait