• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PEMBAHASAN

5.2 Pengaruh Faktor Pemungkin terhadap Pemanfaatan ANC

5.2.1 Pengaruh Dukungan Suami terhadap Pemanfaatan ANC di Wilayah Kerja Puskesmas Sosopan Kabupaten Padang Lawas

Berdasarkan hasil penelitian pada variabel dukungan suami menunjukkan hasil adanya dukungan suami dengan proporsi memanfaatkan ANC sebesar 50,0%. Uji statistik dengan uji Regresi Logistik Ganda diperoleh bahwa nilai p(0,003) < α

(0,05) berarti terdapat pengaruh dukungan suami terhadap pemanfaatan ANC di Wilayah Kerja Puskesmas Sosopan Kabupaten Padang Lawas. Mengacu pada hasil uji tersebut dapat dijelaskan bahwa adanya dukungan suami kepada istri dalam memeriksakan kehamilannya akan diikuti dengan peningkatan pemanfaatan ANC.

Hal ini sesuai dengan Harymawan (2007) dalam Suparyanto (2011) bahwa dukungan sosial suami yang sangat diharapkan oleh sang istri antara lain suami mendambakan bayi dalam kandungan istri, suami menunjukkan kebahagiaan pada kelahiran bayi, memperhatikan kesehatan istri, mengantar dan memahami istrinya

saat hamil, tidak menyakiti istri, berdoa untuk keselamatan istri dan suami menunggu ketika istri dalam proses persalinan. Dalam hal ini untuk kesehatan kehamilan istri sangat dibutuhkan dukungan suami, apabila ada dukungan suami untuk melakukan pemeriksaan antenatal care, maka ibu hamil akan lebih sering untuk memanfaatkan pelayanan ANC.

Menurut Sarwono (2003), dukungan adalah suatu upaya yang diberikan kepada orang lain, baik moril maupun materil untuk memotivasi orang tersebut dalam melaksanakan kegiatan. Suami yang memberikan dukungan pada istri dalam pemeriksaan kehamilan, akan lebih banyak memanfaatkan ANC, hal ini bahwa ibu yang memiliki dukungan suami akan lebih mau dan bersemangat untuk memanfaatkan ANC.

Banyak faktor yang dapat menyebabkan ibu hamil memanfaatkan ANC, salah satunya karena faktor psikologis, dimana dukungan moral dari suami memiliki andil yang besar. Suami sebagai pendamping yang paling dekat dengan istri dan bukan hanya berperan sebagai pengambil keputusan saja tetapi juga memiliki peran serta dalam memberikan dukungan moral kepada istri sejak kehamilan diketahui sampai masa persalinan dan masa nifas.

Menurut Bobak (2004) menyatakan bahwa ibu hamil yang mendapatkan perhatian, dukungan suami dan keluarga cenderung lebih mudah menerima dan mengikuti nasehat yang diberikan petugas kesehatan dibandingkan ibu yang kurang mendapat dukungan dan perhatian dari suami dan keluarga.

5.2.2 Pengaruh Ekonomi Keluarga terhadap Pemanfaatan ANC di Wilayah Kerja Puskesmas Sosopan Kabupaten Padang Lawas

Hasil penelitian tentang variabel ekonomi keluarga dengan kategori tinggi

memanfaatkan ANC sebesar 43,6% sedangkan ekonomi keluarga dengan kategori rendah memanfaatkan ANC sebesar 39,7%. Uji statistik dengan uji Chi-square diperoleh bahwa nilai p (0,692) > α (0,05) berarti tidak terdapat hubungan ekonomi keluarga dengan pemanfaatan ANC di Wilayah Kerja Puskesmas Sosopan Kabupaten Padang Lawas. Mengacu pada hasil uji tersebut dapat dijelaskan bahwa makin tinggi ekonomi keluarga tidak menjadi faktor yang menyebabkan ibu hamil memanfaatkan atau tidak memanfaatkan ANC. Tinggi rendahnya ekonomi keluarga didukung dari jenis pekerjaan keluarga tersebut. Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa ekonomi tinggi dikarenakan pada umumnya ibu mempunyai pekerjaan selain sebagai ibu rumah tangga. Pekerjaan ibu diluar rumah tangga dapat mendukung terhadap rendahnya pemanfaatan ibu hamil dalam pemeriksaan kehamilannya dapat disebabkan karena kesibukan ibu dalam bekerja.

Hal ini tidak sejalan dengan penelitian Puspitosari (2009) bahwa pendapatan atau status ekonomi merupakan salah satu faktor yang ikut berperan dalam mendorong kepatuhan kunjungan ANC. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa ada 17 orang (56,7%) mempunyai status ekonomi atau pendapatan tinggi kepatuhan melakukan pemeriksaan kehamilan yang baik sebanyak 14 orang (77,8%), dan 3 orang (25%) mempunyai kepatuhan melakukan pemeriksaan kehamilan tidak

baik. Ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan lebih dari atau sama dengan 4 kali atau patuh sebanyak 18 orang (60%).

Tingginya ekonomi keluarga ibu hamil dalam penelitian tidak mendukung pada pemanfaatan ANC. Dari hasil penelitian ibu hamil yang memiliki ekonomi tinggi lebih banyak tidak memanfaatkan ANC (56,4%), hal ini ada kaitannya dengan persepsi ibu tentang pemeriksaan kehamilan yang kurang baik. Meskipun ibu hamil merasakan adanya keluhan semasa kehamilan tetapi tidak didukung dengan pemanfaatan ANC, karena ibu hamil beranggapan bahwa keluhan tersebut masih bisa diatasi karena tidak menghambat aktifitas sehari-hari sehingga berdampak terhadap rendahnya pemanfaatan ANC.

Penelitian lain menurut Pasaribu (2005) menyatakan penghasilan keluarga (sosial ekonomi) berpengaruh terhadap kelengkapan melakukan pemeriksaan kehamilan dimana hasil penelitiannya menunjukkan bahwa 54,5% responden tidak melakukan pemeriksaan kehamilan secara lengkap sedangkan responden yang berpenghasilan tinggi hanya 27,3% yang memeriksakan kehamilannya secara lengkap. Penelitian Ulina (2004) menunjukkan variabel pendidikan, pengetahuan, pendapatan dan paritas mempunyai pengaruh terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal. Hasil penelitian Wibowo (1992) menyatakan bahwa diasumsikan bahwa ibu hamil yang berasal dari keluarga dengan ekonomi yang relatif lebih baik, mempunyai variasi ketersediaan pelayanan antenatal yang lebih banyak untuk memeriksakan kehamilan yang lebih tinggi.

5.2.3 Pengaruh Jarak terhadap Pemanfaatan ANC di Wilayah Kerja Puskesmas Sosopan Kabupaten Padang Lawas

Jarak dari rumah ke tempat pelayanan antenatal menjadi prediktor utama yang bermakna pada pemanfaatan pelayanan antenatal. Hasil penelitian variabel jarak dengan kategori dekat memanfaatkan ANC sebesar 57,9%. Uji statistik dengan uji Chi-Square diperoleh bahwa nilai p (0,001) < α (0,05) berarti ada hubungan jarak dengan pemanfaatan ANC di Wilayah Kerja Puskesmas Sosopan Kabupaten Padang Lawas. Mengacu pada hasil uji tersebut dapat dijelaskan bahwa semakin dekat jarak rumah ibu hamil dengan tempat pemeriksaan kehamilan maka akan mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilannya.

Hal ini sejalan dengan Handayani (2002), dimana hasil uji chi square dihasilkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara jarak tempuh ibu hamil dari tempat tinggalnya ke pelayanan antenatal dengan kelengkapan kunjungan ANC. Hasil penelitian Ardi (2008) menyatakan bahwa faktor jarak pelayanan berpengaruh terhadap pemanfaatan antenatal di Puskesmas Runding Kota Subusalam Propinsi NAD tahun 2008.

Penelitian ini tidak sejalan dengan Oktavinola (2009), yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara jarak dengan ketempat pelayanan untuk melakukan ANC secara rutin selama kehamilan. Keterjangkauan pelayanan kesehatan mencakup jarak dan waktu. Tempat pelayanan yang lokasinya tidak strategis/sulit dicapai oleh ibu menyebabkan kurang akses ibu hamil terhadap

pelayanan kesehatan. Walaupun ketersediaan pelayanan kesehatan sudah memadai, namun penggunaannya tergantung dari aksesbilitas masyarakat terhadap informasi.

Beberapa daerah terutama di pedesaan akses kepelayanan kesehatan yang menyediakan pelayanan persalinan yang aman masih terbatas. Jarak harus ditempuh oleh ibu untuk mendapatkan pelayanan kebidanan masih cukup jauh. Biasanya semakin jauh jarak/letak fasilitas kesehatan akan semakin enggan mereka datang. Oleh karena itu, semakin dekat jarak kepelayanan, maka ibu hamil akan termotivasi untuk melakukan pemeriksaan kehamilan, justru sebaliknya ibu hamil kurang termotivasi jika jarak ke pelayanan jauh. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa ibu yang memanfaatkan pelayanan ANC lebih banyak pada jarak yang dekat dengan tempat pemeriksaan kehamilan (57,9%). Sedangkan ibu yang tidak memanfaatkan ANC lebih banyak pada jarak yang jauh dengan tempat pemeriksaan kehamilannya (76,4%), hal ini didukung georafis wilayah yang cukup sulit untuk dilalui oleh seorang ibu hamil.

Dokumen terkait