• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh FAO Terhadap Kebijakan Pemerintah

BAB III : PERAN ORGANISASI PANGAN DAN PERTANIAN

3.2. Peran Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia Terhadap

3.2.1. Pengaruh FAO Terhadap Kebijakan Pemerintah

Indonesia sebagai bagian dari Negara-negara dunia, harus membangun kerja sama dengan Negara lain guna melaksanakan pembangunan nasional. Untuk memperoleh bantuan dari Negara lain, suatu Negara harus mengikuti atau ikut serta dalam Organisasi Internasional, seperti IMF, World Bank, PBB dan lain sebagainya. Dalam mengikuti organisasi internasional harus senantiasa mengikuti ketentuan atau aturan yang berlaku dalam Perjanjian Internasional atau Hukum Internasional.

38

Salah satu Organisasi Internasional yang diikuti Indonesia yaitu PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa). PBB memiliki anak Organisasi salah satunya yaitu FAO (Organisasi Pangan dan Pertanian). Organisasi yang keanggotaannya umum tetapi tujuannya terbatas, organisasi ini dikenal sebagai organisasi fungsional karena diabdikan untuk satu fungsi spesifik.

Indonesia menjadi anggota FAO (Organisasi Pangan dan Pertanian) pada tanggal 28 November 1949, dan secara resmi membuka kantor perwakilan di Indonesia pada tahun 1978. Dengan keikutsertaan Indonesia dalam organisasi internasional itu, maka secara tidak langsung kebebasan pemerintah dalam membuat kebijakan terintervensi oleh Negara maju.

Perspektif negara maju bahwa negara berkembang menjadi ancaman bagi Negara maju. Ancaman terpenting adalah kenyataan bahwa negara berkembang setelah merdeka memiliki kedaulatan untuk membuat peraturan perundang-undangan. Oleh karena itu, untuk dapat mencegah agar peraturan perundang-undangan Negara berkembang tidak berdampak negatif terhadap negara Maju maka negara maju merasa perlu untuk melakukan tindakan campur tangan atau intervensi. Caranya adalah negara berkembang harus mengikuti ketentuan hukum internasional. Hukum Internasional adalah ‘hukum yang digunakan oleh negara-negera di dunia

yang bentuknya adalah perjanjian.39

Dalam masyarakat internasional hukum Internasional dimanfaatkan oleh negara sebagai instrumen untuk mencapai kepentingan, apakah

39

Hikmahanto Juwana, Bahan Kuliah Hukum Ekonomi dan Globalisasi, Politik Hukum UU di Bidang Ekonomi

langsung atau tidak langsung melalui organisasi internasional. Contohnya kepentingan negara di bidang kesehatan melalui WHO, Kepentingan pangan melalui FAO, Kepentingan keuangan memalui IMF, WB, ADB, dll. Kepentingan dibidang pendidikan memalui UNICEF, kepentingan dibidang perdagangan melalui WTO dan sebagainya. Melalui organisasi internasional maka tujuan suatu negara dapat terwujud.

FAO atau Organisasi Pangan dan Pertanian dunia merupakan organisasi yang bergerak dalam bidang pertanian dan pangan, yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pangan rakyatnya dan sekaligus meningkatkan ketahanan pangan guna kepentingan umat manusia di dunia. Pengkatagorian oprasi kerja organisasi ini terbagi dalam 2 bagian, yaitu program rutin yang meliputi oprasi internal, termasuk pemeliharaan kualifikasi yang tinggi dari stafnya dalam pekerjaan lapangan, menasehati pemerintah dalam kebijakan, perencanaan dan pelayanan kebutuhan pembangunan.

Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemerintah diintervensi oleh Negara maju melalui organisasi internasional. Seperti halnya FAO (Organisasi Pangan dan Pertanian) yang bergerak dalam bidang pangan dan pertanian, mempengaruhi pemerintah dalam pembuatan kebijakan seperti pembuatan

Undang-undang Pangan.40

Pengaruh tersebut mengatas namakan kepentingan Indonesia, namun tanpa disadari kepentingan Negara maju juga terpenuhi. Seperti

40

halnya dalam Undang-undang pangan No.18 tahun 2012 pasal 39 dinyatakan “Pemerintah menetapkan kebijakan dan peraturan Impor Pangan yang tidak berdampak negatif terhadap keberlanjutan usaha tani, peningkatan produksi, kesejahteraan Petani, Nelayan, Pembudi Daya Ikan, dan Pelaku Usaha Pangan mikro dan kecil”. Namun kenyataannya akibat terbukanya keran Impor, usaha-usaha tani kecil pun semakin sempit.

3.2.2. Program FAO (Organisasi pangan dan Pertanian) di Indonesia Dalam mencapai tujuannya, organisasi Pangan dan Pertanian memiliki program kerja dalam menangani keadaan pangan di Indonesia.

Program Organisasi Pangan dan Pertanian di Indonesia sebagai berikut:41

1. Pelaksanaan proyek-proyek pembangunan jangka menengah dan jangka panjang, program untuk pertanian berkelanjutan dan ketahanan pangan. Program Ketahanan Pangan ini mengacu pada menitik beratkan kemudahan akses dan tidak mempersoalkan dari mana asal pangan diperoleh. Karena yang terpenting kelancaran distribusi pangan, sehingga setiap orang dapat mengakses kebutuhan pangan mereka dengan mudah sesuai kebutuhan mereka. Dari pengertian itu maka dapat disimpulkan program dari Organisasi Pangan dan Pertanian menuju terbukanya pintu untuk melakukan impor dalam memenuhi kebutuhan pangan.

Melalui program ketahanan pangan organisasi ini mengacu pada MDGs (Millenium Development goals) yang mana memiliki 8 tujuan

41

dalam rangka pengembangan internasional yang secara resmi dirumuskan pada millennium submit tahun 2000. Isi dari MDGs adalah:

 Menghapuskan kemiskinan dan kelaparan yang semakin parah

 Mencapai pendidikan dasar untuk semua

 Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan

 Menurunkan angka kematian anak

 Memerangi HIV/AIDS, malaria, dan penyakit menular lainnya

 Memastikan kelestarian lingkungan hidup

 Mengembangkan kemitraan global

Dari isi MDGs diatas Organisasi Pangan dan Pertanian menjalankan tujuan penghapusan kemiskinan dan kelaparan dengan melakukan pengembangan sektor pertanian sehingga produksi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat lokal dan regional. Selain itu program-program FAO mengarah kepada proyek bantuan yang diberikan kepada Indonesia dalam membantu pembenahan keadaan pangannya. 2.Proyek TCP (Technical Cooperation Programme) atau program kerja

sama teknis yang diluncurkan pada tahun 1976, program ini bertujuan untuk memberikan keahlian teknis FAO melalui target. TCP dapat digunakan di semua bidang tindakan yang berkaitan dengan mandat FAO dan kompetensi. Mereka mendukung peningkatan ketahanan pangan dan pengentasan kemiskinan dan juga harus mengkatalisasi perubahan pembangunan jangka panjang. TCP merupakan salah satu alat FAO untuk memberikan konstribusibagi pencapaian tujuan pembangunan Millenium PBB dan terutama tujuan memberantas

kemiskinan dan kelaparan yang ekstrim. Sejak pembentukannya pada tahun 1976, TCP telah mendanai proyek senilai lebih dari US 1,3 milliar pada tanggal 31 Desember 2009.

3. Zero Hunger Program merupakan program nol kemiskinan. Inisisasi organisasi pangan dan pertanian dunia dalam upaya memberantas kelaparan. Untuk mencapai program zero hunger, FAO menetapkan lima pilar yakni nol anak kuntet (zero stunted children) kurang dari dua tahun, 100% akses makanan yang cukup sepanjang tahun, semua sistem pangan yang berkelanjutan, 100 peningkatan produktivitas dan penghasilan petani penggarap, dan nol kehilangan dan limbah pangan.

3.2.3. Proyek FAO (Organisasi Pangan dan Pertanian) di Indonesia Indonesia merupakan Negara anggota Organisasi Internasional FAO (Organisasi Pangan dan Pertanian) yang resmi terdaftar pada tahun 1949. Semenjak itu Indonesia telah aktif berpartisipasi dan bekerja sama dengan FAO, sampai tahun 1992 lebih dari 300 program dan proyek yang telah dilaksanakan di seluruh Indonesi. Melibatkan lebih dari 1000 tenaga ahli dan konsultan termasuk beberapa orang dari Indonesia. Keberadaan FAO di Indonesia dalam memberikan bantuan, menegaskan peranan organisasi tersebut sebagai instrument dalam dunia internasional bagi Negara anggotanya untuk mencapai kepentingan.

Organisasi Pangan dan Pertanian bertujuan memperbaiki taraf gizi manusia, dalam hal ini menyangkut ketahan pangan. Menurut Undang RI No. 17 tahun 1996 yang telah diamandemen menjadi

Undang-Undang RI No.18 tahun 2012 Ketahanan Pangan adalah kondisi terpenuhinya Pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya Pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan.

Menilik dari tugas dan fungsi serta tujuan dari Organisasi Pangan dan Pertanian, Organisasi ini sangat berperan dalam mengatasi masalah-masalah yang menyangkut pangan di Indonesia ini. Menarik kembali dimana Indonesia Negeri yang kaya akan hasil pangannya namun tetap saja harus melakukan impor dari luar sangat miris melihat hal tersebut. Hal tersebut terjadi dikarenakan kebijakan pemerintah yang kurang tepat atas tujuan swasembada beras dalam pencapaian swasembada pangan. Dimana masyarakat secara tidak langsung dipaksa untuk mengkonsumsi beras yang dasarnya tidak mengkonsumsi beras, maka yang terjadi kurangnya pasokan beras. Apabila melihat dari sisi lahannya yang berpindah alih menjadi lahan industri mengakibatkan penyempitan lahan pertanian, dimana bangsa ini memerluka stok beras yang banyak namun lahan pertanian berkurang sehingga ancaman krisis pangan pun semakin membesar. Dalam hal ini pemerintah melakukan kebijakan untuk mengimpor pangan dari luar.

Organisasi Pangan dan Pertanian yang notabenenya adalah anak dari organisasi dunia UN seluruh kegiatannya mengacu pada MDGs (Millenium Development Goals). Ada pun isi dari MDGs adalah:

 Menghapuskan kemiskinan dan kelaparan yang semakin parah

 Mencapai pendidikan dasar untuk semua

 Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan

 Menurunkan angka kematian anak

 Memerangi HIV/AIDS, malaria, dan penyakit menular lainnya

 Memastikan kelestarian lingkungan hidup

 Mengembangkan kemitraan global

Tentunya sebagai organisasi pangan dan pertanian, FAO mempunyai misi utama untuk menghapuskan kemiskinan dan kelaparan sebagai MDGs mereka melalui progran ketahan pangan, salah satunya dengan mengembangkan sektor pertanian sehingga produksi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat lokal dan regional.

Beberapa program dari FAO (Organisasi Pangan dan Pertanian) antara lain seperti pengendalian hama terpadu yang diselenggarakan oleh FAO, dikenal sebagai SL-PHT (Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu) yang diselenggarakan pada july 1999, hampir 1juta petani mengikutinya. IPM (Integrated Pest Management) terpusat pada komoditas padi sebagai main food di Indonesia. Program ini berhasil mengendalikan hama wereng coklat pada komoditas padi pada sampai batas ambang ekonomi sehingga produksi pada bisa meningkat. Program lain seperti SPSF dan Food Security, dengan mengembangkan irigasi dan pengelolaan air, pengembangan sistem pertanian untuk meningkatkan produksi

tanaman, ternak dan perikanan, pengolahan hasil pertanian dan teknologi

bahan pangan.42

1.Integreted Pest Management Project ( proyek pengendalian hama terpadu) yang merupakan program pembangunan sumber daya manusia yang melatih para pengamat hama, pekerja lapangan dan petani, baik mengenai teori maupun praktek pengendalian hama. Di dalam program ini, para petani didorong dan dibantu untuk memahami dan memantau dinamika ekologi dan biologi di ladang mereka. Dan membantu dalam mengambil keputusan yang berhubungan dengan kegiatan pengawasan hama, berdasarkan prinsip bahwa binatang pemangsa binatang lain (predator) dan parasit pada umumnya bisa menguasai hama. Sebanyak 2.000 petani yang sudah dilatih. Dan satu juta lagi akan masuk dalam program yang akan dilaksanakan dalam empat tahun mendatang. Proyek pengendalian hama ini telah menyebabkan turunnya pemakaian pestisida tanpa mengakibatkan turunnya produksi panen. Manfaat yang berlipat ganda dari proyek ini adalah lebih dari 150 juta dola anggaran yang berhasil dihemat setiap tahun. Karena tidak dibutuhkan lagi subsidi pestisid yang dilarangnya 57 insektisida. Program ini sedang dikembangkan untuk mencakup hasil panen yang lain selain padi.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya FAO (Organisasi Pangan dan Pertanian) memiliki peran seperti melakukan program bantuan berupa proyek terhadap Indonesia. Ada pun proyek tersebut yaitu:

2.On Farm Water Magement (pengelolaan air di ladang) yang memberikan bantuan kepada kelompok-kelompok tani pemakai air dalam mengidentifikasi masalah irigasi mereka dan mengambil tindakan bersama dalam memecahkan masalah ini. Sehingga meningkatkan efisiensi dari sistem irigasi dan mengembangkan persediaan air di daerah yang kekurangan air.

3.Cendrawasih Coastal Area Development Project (proyek pembangunan wilayah pantai cendrawasih) yang memberikan bantuan kepada nelayan kecil dalam peningkatan mutu hasil tangkapan mereka dan memperlancar pemasaran ikan dan udang. Proyek ini juga memberikan fasilitas untuk memproduksi biji coklat yang bermutu. Dan dengan demikian menjamin pendapatan yang lebih besar untuk para petani kecil. Kedua kegiatan tersebut dilaksanakan dalam kerangka pembangunan desa terpadu di wilayah tersebut.

4.Training on Preparation Monitoring and Evaluation of Agricultural and Rural Development Project ( proyek pelatihan mengenai persiapan. Pemantauan dan evaluasi proyek pembangunan pertanian dan daerah pedesaan) yang memberikan latihan dasar mengenai siklus sesuatu proyek. Mulai dari perencanaan sampai tingkat evaluasi, sehingga membantu para pejabat yang bersangkutan dalam memformulasikan bantuan teknis dan proyek penanaman modal yang ada. Memantau kegiatan mereka dan mengavaluasi hasilnya.

5.Agriculture Planning Project ( proyek perencanaan pertanian) yang memberikan bantuan teknis kepada Departemen Pertanian dalam

merancang strategi pembangunan pertanian jangka panjang berdasarkan analisa komoditi hasil pertanian yang penting, sebagai masukan dalam memformulasikan rencana pembangunan lima tahun yang keenam. 6.National Water Resources Policy Project ( proyek kebijakan sumber air

nasional) yang memberikan sumbangan dalam mempersiapkan jangka panjang dalam di bidang sumber air untuk 25 tahun mendatang. Proyek tersebut juga telah menyususn perkiraan sumber yang ada dan proyeksi kebutuhan sampai 2020.

7.Project on National Forest Inventory System ( proyek sistem inventarisasi hutan nasional) yang melaksanakan kegiatan yang mencakup pengadaan sistem data lapangan, pemetaan udara untuk

mengetahui luasnya hutan, dan perkiraan perubahan hamparan hutan.43

8.Pada tanggal 10 Pebruari 2006 jam 09.00 di Ruang Pola Departemen Pertanian dilakukan penandatanganan dokumen proyek bantuan hibah FAO. Pemerintah Indonesia diwakili oleh Sekretaris Jenderal Departemen Pertanian, Dr. Hasanuddin Ibrahim. FAO diwakili oleh Kepala Perwakilan FAO di Jakarta, Man Ho So.

 FAO memberikan bantuan kepada Indonesia berupa 6 proyek

bantuan hibah yaitu : Accelerated adoption, capacity building and

training for Rice Check-Group Procedures that increase productivity and net income from smallholders integrated rice crop (TCP/INS/3003T). Proyek ini merupakan tindak lanjut pelaksanaan Tahun Padi Internasional 2004. Tujuannya untuk meningkatkan

pengetahuan dan keterampilan petani dalam mengurangi kehilangan produksi padi pada saat pasca panen dengan teknologi Rice Check. Kegiatan ini merupakan pengembangan dari paket teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) padi sawah pada

aspek diseminasi dengan pendekatan Farmer-Group-Self Learning.

Lokasi kegiatan di Sumatera Utara, Lampung, Banten, dan Nusa Tenggara Barat selama 5 musim tanam.

Immediate assitance for strengthening community-based early warning and early reaction to Avian Influenza outbreaks in Cambodia, Indonesia, Laos, China and Vietnam (OSRO/RAS/505/USA). Proyek ini bersifat regional, mencakup Indonesia, Laos, Kamboja, Vietnam, dan China senilai US$ 6 juta. Dari dana ini Indonesia akan menerima bantuan senilai US$ 1.187.375 yang bersumber dari Pemerintah Amerika Serikat. Tujuan proyek untuk meningkatkan kemampuan dalam

pengendalian flu burung (Avian Influenza). Proyek percontohan di

4 lokasi yaitu a). Laboratorium Kesehatan Hewan tipe B Bandung, b) Laboratorium Kesehatan tipe B Malang, c) Balai Besar Veteriner (BBV) Wates, Yogyakarta, dan d) Balai Penelitian Veteriner (Balitvet) Bogor. Kegiatannya berupa pelatihan dan praktek lapangan, bantuan peralatan, dan tenaga ahli.

Emergency provision of essential inputs for the rapid re-start of small-scale food crops production and fisheries activities with tsunami-affected communities in Indonesia (OSRO/IN/501/BEL).

Japan/FAO joint emergency assistance to tsunami-affected rural communities in Indonesia (OSRO/INS/503/NOR).

Rehabilitation of fish processing capacity in the tsunami-affected areas (OSRO/INS/507/NOR).

Emergency assistance for the restoration of food security and sustainable livelihoods amongst tsunami-affected farmers, fishers, woman and other vulnerable groups in Aceh Province (OSRO/INS/509/EC).

Proyek nomor 3, 4, 5, dan 6 merupakan proyek bantuan FAO untuk membantu korban tsunami di Aceh dan Nias. Cakupan dan kegiatan proyek-proyek tersebut meliputi tenaga ahli, pengadaan berbagai peralatan, sarana produksi pertanian, bangunan pelelangan ikan, perahu nelayan dan berbagai pelatihan. Seluruh kegiatan tersebut langsung di lokasi bencana tsunami yaitu Aceh dan Nias, serta berada

dalam penanganan BRR (Badan Rekonstruksi dan Rehabilitasi).44

9.Dihadiri Kepala Perwakilan FAO untuk Indonesia (Man Ho So) Menteri Pertanian (Mentan) Anton Apriantono menyerahkan benih padi dan pupuk bantuan Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) kepada para petani korban gempa bumi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah (Jateng), Rabu 11 Oktober 2006. Bantuan yang diberikan sebanyak 70 ton benih padi dan 841 ton pupuk untuk petani korban gempa di Bantul, serta 29 ton benih padi dan 348 ton pupuk akan didistribusikan kepada petani korban gempa di Klaten. Keseluruhan

bantuan tersebut cukup untuk menanam padi pada lahan sekitar 2.800 ha sawah di Bantul dan 1.200 ha sawah di Klaten yang menjadi sumber

pendapatan sekitar 9.800 keluarga petani.45

10.Pada tahun 2009, Sumatera Barat mengalami bencana alam gempa yang

cukup berat. FAO memberikan bantuan berupa benih dan pupuk dari kepada para petani korban gempa di Sumatra barat. Penyerahan bantuan berupa benih padi (66 ton) dan pupuk (TSP 220 ton,Urea 440 ton dan KCl 110 ton) , tepatnya di Pusat Pengembangan Agrowisata Sungai Lareh, KecamatanKoto Tangah, Kota Padang. Disaksikan Kepala Perwakilan FAO di Indonesia, bantuan sarana produksi itu diserahkan langsung kepada perwakilan dari sekitar 6.000petani di Kabupaten

Agam, Padang Pariaman dan Kota Padang.46

Peran FAO (Organisasi pangan dan Pertanian) membantu untuk menangani rawan pangan guna menciptakan ketahanan pangan yang optimal. Dengan bantuan proyek-proyek di atas menunjukkan bahwa FAO melakukan fungsinya sebagai organisasi pangan dan pertanian yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pangan baik di masa sekarang ataupun di masa yang akan datang, dengan mendorong dilakukannya pembangunan yang tidak merusak lingkungan, dengan teknik yang tepat dan cocok, secara ekonomi dapat dijalankan dan secara sosial dapat

diterima.47 45 46 23.57 WIB 47 pukul 13.14 WIB

Bantuan dari FAO (Organisasi Pangan dan Pertanian) sangat mempengaruhi ketahanan pangan di Indonesia, walaupun sumbangan proyek FAO dalam pembangunan pertanian di Indonesia kecil dalam jumlah uang, jika dibandingkan dengan bantuan yang diberikan oleh lembaga-lembaga keuangan internasional atau donor bilateral, namun dampaknya nyata. Hal ini berkaitan dengan pengalaman luas FAO di semua bidang pertanian, di samping kemampuannya sebagai organisasi internasional dalam menyediakan tenaga-tenaga yang memiliki keahlian yang sangat khusus dari berbagai Negara.

Kehadiaran FAO di Indonesia memberikan sumbangan pada pemahamanan mengenai keadaan yang sebenarnya tentang negeri ini serta kebutuhan-kebutuhannya. FAO berpartisipsi mulai dari awal. Mulai dari lahirnya gagasan mengenai suatu proyek, dalam persiapan dan dalam formulasinya. Juga membantu pemerintah dalam mengambil keputusan yang benar pada waktu yang tepat.

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan

Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) merupakan badan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa yang bermarkas di Roma, Italia. Tujuan organisasi ini untuk menaikkan tingkat nutrisi dan taraf hidup, meningkatkan produksi, proses, pemasaran dan penyaluran produk pangan dan pertanian, juga mempromosikan pembangunan di pedesaan dan melenyapkan kelaparan.

Di Indonesia, Undang-undang yang mengatur tentang pangan tertuang dalam Undang-undang No. 18 tahun 2012. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, dan peternakan, baik yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan Pangan, bahan baku Pangan, dan bahan lainnya yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan pembuatan makanan dan minuman.

Ketahanan pangan sesungguhnya sangat erat kaitannya dan berpengaruh besar terhadap sektor produksi suatu Negara, yang kemudian berpengaruh pada devisa suatu Negara, yang akan dimanfaatkan dalam sector ekspornya, dan akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi suatu Negara. Selain itu, ketahanan pangan pun sangat erat kaitannya dengan kebijakan-kebijakan politik suatu Negara, tentang persetujuan kerja sama antar aktor dalam sektor pangan,

kebijakan-kebijakan pembangunan, dan pengelolaan sumberdaya alam

ketahanan pangan menjadi salah satu wacana yang cukup berpengaruh dalam bidang ekonomi politik.

Ketahanan pangan tidak hanya mencakup pengertian ketersediaan pangan yang cukup, tetapi juga kemampuan untuk mengakses pangan dan tidak terjadinya ketergantungan pangan pada pihak mana pun. Dalam hal ini, petani memiliki kedudukan strategis dalam ketahanan pangan. Bila menilik keadaan pangan indonesia saat ini, banyaknya pengalihan lahan pertanian yang membuat berkurangnya hasil tani di indonesia. Sehingga wajar apabila indonesia mengalami kekurangan pangan sehingga harus melakukan impor dalam memenuhi kebutuhan pangan di indonesia .

Kebijakan impor yang diambil pemerintah Indonesia sangat mempengaruhi usaha kecil petani dalam negeri, karena sebagian rakyat memilih mengkonsumsi bahan impor dibandingkan bahan lokal. Sangat miris melihat hal tersebut, dimana Negara Indonesia yang terkenal kaya akan sumber daya alamnya dan juga penduduknya yang notabenenya bekerja sebagai petani melakukan impor bahan baku makanan seperti beras dan lainnya.

FAO (Organisasi Pangan dan Pertanian) dan Indonesia bekerja sama dalam menangani masalah pangan yang terjadi, Organisasi Pangan dan Pertanian berperan aktif dalam membantu Indonesia untuk memperbaiki kondisi pangannya dengan memberikan bantuan berupa proyek kerja maupun tenaga ahli. Ada pun beberapa proyek bantuan FAO (Organisasi Pangan dan Pertanian) kepada Indonesia sebagai berikut:

• Integreted Pest Management Project ( proyek pengendalian hama terpadu)

• Training on Preparation Monitoring and Evaluation of Agricultural and Rural Development Project ( proyek pelatihan mengenai persiapan. Pemantauan dan evaluasi proyek pembangunan pertanian dan daerah pedesaan)

• Agriculture Planning Project ( proyek perencanaan pertanian)

• Bantuan benih padi dan pupuk bantuan Organisasi Pangan dan Pertanian

PBB (FAO) kepada para petani korban gempa bumi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah (Jateng)

Beberapa proyek bantuan tersebut merupakan bukti nyata bahwa FAO berperan aktif dalam menangani masalah pangan di Indonesia yang juga mempengaruhi ketahanan pangannya. FAO berperan sebagai organisasi yang eksistensinya membantu masalah-masalah pangan, termasuklah kelangkahan pangan, krisis pangan dan juga ketahanan pangan.

Daftar Pustaka

Barkin, Samuel J. Internasional Organization, theoris & Institution. New York:

Palgrave Macmillan. 2006 Buku

Biddle, Bruce J 7 Edwin J. Thomas, Role Theory Concepts & Research. New

York: Robert Krieger Publishing Company. 2002

Bungin, Burhan: Metode Penelitian social. Surabaya: Airlangga University Press.

2001

Bustanul, Arifi, Diagnosis Ekonomi Politik Pangan dan Pertanian. Jakarta: Raja

Grafind Persada. 2007

Harmoko, Perserikatan Bangsa-bangsa dan Indonesia, Jakarta: Subahtera

Dokumen terkait