• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Frekuensi Perendaman Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas dalam Larutan Pembersih Peroksida Alkali

HASIL PENELITIAN

4.5 Pengaruh Frekuensi Perendaman Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas dalam Larutan Pembersih Peroksida Alkali

selama 5 menit per hari, dalam waktu 1, 3, 5, 7 dan 10 hari Terhadap Perubahan Dimensi

Pengaruh frekuensi perendaman basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas dalam larutan pembersih peroksida alkali terhadap perubahan dimensi diperoleh dengan analisis menggunakan uji Anova satu arah. Sebelum dilakukan pengujian Anova, terlebih dahulu dilakukan uji Levene untuk mengetahui homogenitas data. Hasil uji homogenitas menunjukkan nilai 2,714 dengan tingkat signifikasi p = 0,054 (p > 0,05). Hal ini menunjukkan data yang diperoleh homogen.

Setelah uji homogenitas, dilakukan uji Anova satu arah. Hasil uji menunjukkan hasil yang signifikan yaitu p = 0,001 (p < 0,05). Nilai ini menunjukkan ada pengaruh frekuensi perendaman basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas dalam larutan pembersih peroksida alkali selama 5 menit per hari, dalam waktu 1, 3, 5, 7 dan 10 hari terhadap perubahan dimensi.

Hasil uji LSD menunjukkan ada pengaruh yang bermakna antara kelompok F dan kelompok G (p = 0,001), kelompok F dan kelompok H (p = 0,001), kelompok F dan kelompok I (p = 0,001), kelompok F dan kelompok J (p = 0,001), kelompok G dan kelompok H (p = 0,001), kelompok G dan kelompok I (p = 0,001), kelompok G dan kelompok J (p = 0,001), kelompok H dan kelompok I (p = 0,001), kelompok H dan kelompok J (p = 0,001) serta kelompok I dan kelompok J (p = 0,001) (Tabel 5).

Tabel 5. Pengaruh frekuensi perendaman basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas dalam larutan pembersih peroksida alkali selama 5 menit per hari, dalam waktu 1, 3, 5, 7 dan 10 hari terhadap perubahan dimensi.

Keterangan: * signifikan

4.6 Pengaruh Frekuensi Perendaman Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas dalam Larutan Pembersih Peroksida Alkali selama 5 menit per hari, dalam waktu 1, 3, 5, 7 dan 10 hari Terhadap Kekuatan Transversal

Pengaruh frekuensi perendaman basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas dalam larutan pembersih peroksida alkali terhadap kekuatan transversal diperoleh dengan analisis menggunakan uji Anova satu arah. Sebelum dilakukan pengujian Anova, terlebih dahulu dilakukan uji Levene untuk mengetahui homogenitas data. Hasil uji homogenitas menunjukkan nilai 0,392 dengan tingkat signifikasi p = 0,932 (p > 0,05). Hal ini menunjukkan data yang diperoleh homogen.

Setelah uji homogenitas, dilakukan uji Anova satu arah. Hasil uji menunjukkan hasil yang signifikan yaitu p = 0,001 (p < 0,05). Nilai ini menunjukkan ada pengaruh frekuensi perendaman basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas

No Kelompok n x ± SD (mm) p 1 F 5 0,095 ± 0,008 0,001* 2 G 5 0,209 ± 0,027 3 H 5 0,418 ± 0,028 4 I 5 0,679 ± 0,011 5 J 5 0,835 ± 0,011

UjiLSD untuk mendapatkan pengaruh signifikan antara kelompok perlakuan:

F G H I J p = 0,001* G H I J p = 0,001* H I J p = 0,001* I J p = 0,001*

dalam larutan pembersih peroksida alkali selama 5 menit per hari, dalam waktu 1, 3, 5, 7 dan 10 hari terhadap kekuatan transversal.

Hasil uji LSD menunjukkan ada pengaruh signifikan antara kelompok F dan kelompok G (p = 0,002), kelompok F dan kelompok H (p = 0,001), kelompok F dan kelompok I (p = 0,001), kelompok F dan kelompok J (p = 0,001), kelompok G dan kelompok I (p = 0,014), kelompok G dan kelompok J (p = 0,001), kelompok H dan kelompok J (p = 0,001), kelompok I dan kelompok J (p = 0,010) serta ada perbedaan yang tidak signifikan antara kelompok G dan kelompok H (p = 0,373), kelompok H dan kelompok I (p = 0,105) (Tabel 6).

Tabel 6. Pengaruh frekuensi perendaman basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas dalam larutan pembersih peroksida alkali selama 5 menit per hari, dalam waktu 1, 3, 5, 7 dan 10 hari terhadap kekuatan transversal.

Keterangan: * signifikan No Kelompok n x ± SD ( kg/cm2) p 1 F 5 943,7 ± 21,36 0,001* 2 G 5 893,5 ± 15,80 3 H 5 879,8 ± 18,71 4 I 5 854,6 ± 24,77 5 J 5 813,4 ± 18,81

UjiLSD untuk mendapatkan pengaruh signifikan antara kelompok perlakuan:

F G H I J 0,001* G H I J 0,373 0,014* 0,001* H I J 0,105 0,001* I J 0,010*

BAB 5 PEMBAHASAN

Rancangan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimental laboratoris yaitu suatu kegiatan percobaan yang bertujuan untuk mempelajari suatu gejala atau pengaruh yang timbul sebagai akibat adanya pemberian perlakuan tertentu. Penelitian ini adalah untuk menyelidiki kemungkinan adanya pengaruh antara beberapa kelompok penelitian dengan cara memberikan perlakuan kepada satu atau lebih kelompok penelitian, kemudian hasil dari kelompok yang diberi perlakuan tersebut dibandingkan dengan kelompok kontrol (kelompok yang tidak diberikan perlakuan).

5.1 Perubahan Dimensi Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas yang Direndam dalam Larutan Pembersih Peroksida Alkali selama 5 menit per hari, dalam waktu 1, 3, 5, 7 dan 10 hari

Perubahan dimensi pada kelompok akuades A, B, C, D dan E diperoleh dengan menghitung selisih antara vektor sampel resin akrilik polimerisasi panas setelah dilakukan perendaman dalam akuades dengan vektor model induk. Pada tabel 1, dapat dilihat nilai perubahan dimensi terbesar resin akrilik polimerisasi panas yang direndam dalam akuades selama 5 menit per hari, dalam waktu 1 hari (kelompok A) adalah 0,096 mm, sedangkan nilai terkecil adalah 0,076 mm. Perubahan dimensi terbesar resin akrilik polimerisasi panas yang direndam dalam akuades selama 5 menit per hari, dalam waktu 3 hari (kelompok B) adalah 0,192 mm, sedangkan nilai terkecil adalah 0,169 mm. Perubahan dimensi terbesar resin akrilik polimerisasi panas yang direndam dalam akuades selama 5 menit per hari, dalam waktu 5 hari (kelompok C) adalah 0,298 mm, sedangkan nilai terkecil adalah 0,275 mm. Perubahan dimensi terbesar resin akrilik polimerisasi panas yang direndam dalam akuades selama 5 menit per hari, dalam waktu 7 hari (kelompok D) adalah 0,401 mm, sedangkan nilai terkecil adalah 0,371 mm. Perubahan dimensi terbesar resin akrilik polimerisasi panas yang direndam dalam akuades selama 5 menit per hari, dalam

waktu 10 hari (kelompok E) adalah 0,537 mm, sedangkan nilai terkecil adalah 0,512 mm.

Perubahan dimensi pada kelompok peroksida alkali F, G, H, I dan J diperoleh dengan menghitung selisih antara vektor sampel resin akrilik polimerisasi panas setelah dilakukan perendaman dalam larutan peroksida alkali dengan vektor model induk. Perubahan dimensi terbesar resin akrilik polimerisasi panas yang direndam dalam larutan pembersih peroksida alkali selama 5 menit per hari, dalam waktu 1 hari (kelompok F) adalah 0,104 mm, sedangkan nilai terkecil adalah 0,082 mm. Perubahan dimensi terbesar resin akrilik polimerisasi panas yang direndam dalam larutan pembersih peroksida alkali selama 5 menit per hari, dalam waktu 3 hari (kelompok G) adalah 0,255 mm, sedangkan nilai terkecil adalah 0,189 mm. Perubahan dimensi terbesar resin akrilik polimerisasi panas yang direndam dalam larutan pembersih peroksida alkali selama 5 menit per hari, dalam waktu 5 hari (kelompok H) adalah 0,457 mm, sedangkan nilai terkecil adalah 0,397 mm. Perubahan dimensi terbesar resin akrilik polimerisasi panas yang direndam dalam larutan pembersih peroksida alkali selama 5 menit per hari, dalam waktu 7 hari (kelompok I) adalah 0,697 mm, sedangkan nilai terkecil adalah 0,669 mm. Perubahan dimensi terbesar resin akrilik polimerisasi panas yang direndam dalam larutan pembersih peroksida alkali selama 5 menit per hari, dalam waktu 10 hari (kelompok J) adalah 0,854 mm, sedangkan nilai terkecil adalah 0,824 mm.

Terjadinya perubahan dimensi pada resin akrilik polimerisasi panas disebabkan oleh beberapa faktor yaitu pengerutan termal yang terjadi sewaktu proses polimerisasi dan pendinginan serta penyerapan air yang terjadi pada saat proses pembersihan gigitiruan. Basis gigitiruan yang mengalami absorbsi air sebanyak 1% akan mengakibatkan terjadi perubahan dimensi yang nilainya berkisar antara 0 - 0,290 mm dari ukuran awal basis gigitiruan.3,5,11,45 Hasil penelitian ini menunjukkan terjadinya perubahan dimensi yang besar pada kelompok J dibanding kelompok A, B, C, D, E, F, G, H dan I. Perubahan dimensi yang terjadi pada kelompok A, B, F, dan G masih dalam batasan yang ditoleransi, karena perubahan dimensi yang terjadi belum melebihi 0,290 mm dari ukuran awal sampel, tetapi untuk kelompok C, D, E, H, I dan J sudah melebihi batasan toleransi tersebut. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh

terjadinya penyerapan air yang banyak karena sampel uji direndam dalam larutan peroksida alkali lebih lama, sehingga mengakibatkan perubahan dimensi yang besar. Penyerapan ini disebabkan oleh sifat polar dari molekul resin akrilik karena polimetil metakrilat ini bersifat hydrophilic. Peningkatan penyerapan air dapat menganggu rantai polimer karena dapat menyebabkan ikatan antar polimer menurun. Hal ini dapat mengakibatkan tekanan internal resin akrilik tersebut meningkat. Tekanan yang berlanjutan dapat menyebabkan basis gigitiruan mengalami retak dan secara tidak langsung patah. Perubahan dimensi resin akrilik polimerisasi panas oleh absorbsi air menyebabkan makromolekul resin akrilik polimerisasi panas berpisah. Hal ini menyebabkan resin akrilik polimerisasi panas mengalami perubahan secara struktural dan fungsional. Efek ini dapat menyebabkan perubahan dimensi yaitu terjadi ekspansi.29,46,70,71

Besar nilai rerata perubahan dimensi basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas yang direndam dalam akuades selama 5 menit per hari, dalam waktu 1 hari (kelompok A) pada penelitian ini adalah 0,087 ± 0,008 mm, nilai rerata perubahan dimensi basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas yang direndam dalam akuades selama 5 menit per hari, dalam waktu 3 hari (kelompok B) pada penelitian ini adalah 0,182 ± 0,009 mm, nilai rerata perubahan dimensi basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas yang direndam dalam akuades selama 5 menit per hari, dalam waktu 5 hari (kelompok C) pada penelitian ini adalah 0,286 ± 0,009 mm, nilai rerata perubahan dimensi basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas yang direndam dalam akuades selama 5 menit per hari, dalam waktu 7 hari (kelompok D) pada penelitian ini adalah 0,388 ± 0,011 mm dan nilai rerata perubahan dimensi basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas yang direndam dalam akuades selama 5 menit per hari, dalam waktu 10 hari (kelompok E) pada penelitian ini adalah 0,527 ± 0,010 mm.

Nilai rerata perubahan dimensi basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas yang direndam dalam larutan pembersih peroksida alkali selama 5 menit per hari, dalam waktu 1 hari (kelompok F) pada penelitian ini adalah 0,095 ± 0,008 mm, nilai rerata perubahan dimensi basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas yang direndam dalam larutan pembersih peroksida alkali selama 5 menit per hari, dalam

waktu 3 hari (kelompok G) pada penelitian ini adalah 0,209 ± 0,027 mm, nilai rerata perubahan dimensi basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas yang direndam dalam larutan pembersih peroksida alkali selama 5 menit per hari, dalam waktu 5 hari (kelompok H) pada penelitian ini adalah 0,418 ± 0,028 mm, nilai rerata perubahan dimensi gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas yang direndam dalam larutan pembersih peroksida alkali selama 5 menit per hari, dalam waktu 7 hari (kelompok I) pada penelitian ini adalah 0,679 ± 0,011 mm dan nilai rerata perubahan dimensi basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas yang direndam dalam larutan pembersih peroksida alkali selama 5 menit per hari, dalam waktu 10 hari (kelompok J) pada penelitian ini adalah 0,835 ± 0,011 mm. Nilai rerata perubahan dimensi untuk kelompok J lebih besar daripada nilai rerata perubahan dimensi untuk kelompok A, B, C, D, F, G, H, I dan J. Nilai rerata perubahan dimensi terbesar adalah pada kelompok J dan terkecil pada kelompok F.

Hal ini berhubungan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rimple dkk (2011), menyatakan bahwa perendaman basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan perubahan dimensi yang signifikan.70 Menurut penelitian yang dilakukan oleh Polat dkk (2013) menyatakan bahwa proses difusi air yang terjadi di antar makromolekul, menyebabkan ikatan antar makromolekul resin akrilik terganggu dan kekuatan ikatan menurun, akibatnya makromolekul-makromolekul resin akrilik mengalami ekspansi dan terjadinya perubahan dimensi. Keadaan ini juga disebabkan oleh, ukuran diameter molekuler air kecil yaitu kurang dari 0,280 nm menyebabkan molekul air dapat berdifusi diantara makromolekul resin akrilik dengan mudah. Ukuran ini lebih kecil dibandingkan dengan jarak antar satu makromolekul resin akrilik dengan makromolekul yang lain. Koefisien difusi resin akrilik polimerisasi panas adalah 1,08 x 10-12 m2/detik pada suhu 37 0C.5,50

5.2 Kekuatan Transversal Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas yang Direndam dalam Larutan Pembersih Peroksida Alkali selama 5 menit per hari, dalam waktu 1, 3, 5, 7 dan 10 hari

Kekuatan transversal pada kelompok akuades (kontrol) A, B, C, D dan E serta kelompok perokisida alkali F, G, H, I dan J diperoleh dengan cara memberikan beban yang menyebabkan patahnya sampel uji basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas dengan jarak antara beban pendukung sebesar 50 mm. Pada tabel 2, dapat dilihat nilai kekuatan transversal terbesar resin akrilik polimerisasi panas yang direndam dalam akuades selama 5 menit per hari, dalam waktu 1 hari (kelompok A) adalah 992,4 kg/cm2, sedangkan nilai terkecil adalah 945,6 kg/cm2. Kekuatan transversal terbesar resin akrilik polimerisasi panas yang direndam dalam akuades selama 5 menit per hari, dalam waktu 3 hari (kelompok B) adalah 973,2 kg/cm2, sedangkan nilai terkecil adalah 886,8 kg/cm2. Kekuatan transversal terbesar resin akrilik polimerisasi panas yang direndam dalam akuades selama 5 menit per hari, dalam waktu 5 hari (kelompok C) adalah 955,2 kg/cm2, sedangkan nilai terkecil adalah 855,6 kg/cm2. Kekuatan transversal terbesar resin akrilik polimerisasi panas yang direndam dalam akuades selama 5 menit per hari, dalam waktu 7 hari (kelompok D) adalah 932,4 kg/cm2, sedangkan nilai terkecil adalah 865,2 kg/cm2. Kekuatan transversal terbesar resin akrilik polimerisasi panas yang direndam dalam akuades selama 5 menit per hari, dalam waktu 10 hari (kelompok E) adalah 895,2 kg/cm2, sedangkan nilai terkecil adalah 852,0 kg/cm2.

Kekuatan transversal terbesar resin akrilik polimerisasi panas yang direndam dalam larutan pembersih peroksida alkali selama 5 menit per hari, dalam waktu 1 hari (kelompok F) adalah 973,2 kg/cm2, sedangkan nilai terkecil adalah 915,6 kg/cm2. Kekuatan transversal terbesar resin akrilik polimerisasi panas yang direndam dalam larutan pembersih peroksida alkali selama 5 menit per hari, dalam waktu 3 hari (kelompok G) adalah 913,2 kg/cm2, sedangkan nilai terkecil adalah 874,8 kg/cm2. Kekuatan transversal terbesar resin akrilik polimerisasi panas yang direndam dalam larutan pembersih peroksida alkali selama 5 menit per hari, dalam waktu 5 hari (kelompok H) adalah 900,0 kg/cm2, sedangkan nilai terkecil adalah 849,6 kg/cm2. Kekuatan transversal terbesar resin akrilik polimerisasi panas yang direndam dalam

larutan pembersih peroksida alkali selama 5 menit per hari, dalam waktu 7 hari (kelompok I) adalah 885,6 kg/cm2, sedangkan nilai terkecil adalah 820,8 kg/cm2. Kekuatan transversal terbesar resin akrilik polimerisasi panas yang direndam dalam larutan pembersih peroksida alkali selama 5 menit per hari, dalam waktu 10 hari (kelompok J) adalah 837,6 kg/cm2, sedangkan nilai terkecil adalah 787,2 kg/cm2.

Terlihat pada tabel 2, besarnya kekuatan transversal bervariasi pada setiap sampel uji. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhi proses polimerisasi bahan basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas seperti proses pembuatan sampel uji yang tidak terkendali selama penelitian, teknik pengadukan manual yang kurang sempurna, kandungan monomer sisa dan micro porosity yang tidak terlihat.35,37 Pada saat pengadukan manual, kekuatan dan kecepatan dalam pengadukan tidak mungkin dapat disamakan pada pembuatan sampel uji sehingga menyebabkan kemungkinan polimer tidak merata diaduk dan menjadi tidak homogen.6,11 Besarnya kandungan monomer sisa dan porositas yang berbeda juga dapat menyebabkan kekuatan transversal yang dihasilkan oleh setiap sampel uji bervariasi. Porositas dapat menurunkan kekuatan transversal resin akrilik polimerisasi panas dan memberikan pengaruh yang tidak menguntungkan pada resin akrilik. Menurut Combe (1986), menyatakan bahwa kandungan monomer sisa yang tinggi dapat mempengaruhi sifat fisik dan mekanis polimer serta dapat membuat resin akrilik menjadi lebih fleksibel dan kekuatan transversalnya menurun.37 Menurut Pavarina (2003), menyatakan bahwa proses kuring yang digunakan untuk QC 20 dapat menghasilkan kandungan monomer sisa yang tinggi sehingga dapat mempengaruhi sifat mekanis bahan resin akrilik polimerisasi panas.72 Hasil penelitian ini menunjukkan terjadinya penurunan kekuatan transversal yang terbesar pada kelompok J dibandingkan dengan kelompok A, B, C, D, E, F, G, H dan I. Penurunan kekuatan transversal yang terjadi pada kelompok A, B, C, D, E, F, G, H, I dan J masih dalam batasan yang dapat diterima, karena berdasarkan ISO 1567:1999 kekuatan transversal yang diperlukan bahan basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas adalah 662 kg/cm2 dan Craig (1997) juga berpendapat bahwa kekuatan transversal resin akrilik polimerisasi panas untuk gigitiruan tidak boleh kurang dari 611,83 kg/cm2, sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Orsi IA (2004)

menyatakan bahwa kekuatan transversal resin akrilik polimerisasi panas merek QC 20 adalah 947,7 kg/cm2.5-7,53

Besar nilai rerata kekuatan transversal basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas yang direndam dalam akuades selama 5 menit per hari, dalam waktu 1 hari (kelompok A) pada penelitian ini adalah 974,2 ± 22,02 kg/cm2, nilai rerata kekuatan transversal basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas yang direndam dalam akuades selama 5 menit per hari, dalam waktu 3 hari (kelompok B) pada penelitian ini adalah 931,0 ± 30,80 kg/cm2, nilai rerata kekuatan transversal basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas yang direndam dalam akuades selama 5 menit per hari, dalam waktu 5 hari (kelompok C) pada penelitian ini adalah 917,3 ± 37,44 kg/cm2, nilai rerata kekuatan transversal basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas yang direndam dalam akuades selama 5 menit per hari, dalam waktu 7 hari (kelompok D) pada penelitian ini adalah 893,3 ± 25,34 kg/cm2 dan nilai rerata kekuatan transversal basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas yang direndam dalam akuades selama 5 menit per hari, dalam waktu 10 hari (kelompok E) pada penelitian ini adalah 869,5 ± 16,40 kg/cm2.

Nilai rerata kekuatan transversal basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas yang direndam dalam larutan pembersih peroksida alkali selama 5 menit per hari, dalam waktu 1 hari (kelompok F) pada penelitian ini adalah 943,7 ± 21,36 kg/cm2, nilai rerata kekuatan transversal basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas yang direndam dalam larutan pembersih peroksida alkali selama 5 menit per hari, dalam waktu 3 hari (kelompok G) pada penelitian ini adalah 893,5 ± 15,80 kg/cm2, nilai rerata kekuatan transversal basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas yang direndam dalam larutan pembersih peroksida alkali selama 5 menit per hari, dalam waktu 5 hari (kelompok H) pada penelitian ini adalah 879,8 ± 18,71 kg/cm2, nilai rerata kekuatan transversal basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas yang direndam dalam larutan pembersih peroksida alkali selama 5 menit per hari, dalam waktu 7 hari (kelompok I) pada penelitian ini adalah 854,6 ± 24,77 kg/cm2 dan nilai rerata kekuatan transversal basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas yang direndam dalam larutan pembersih peroksida alkali selama 5 menit per

hari, dalam waktu 10 hari (kelompok J) pada penelitian ini adalah 813,4 kg/cm2 ± 18,81 kg/cm2. Nilai rerata kekuatan transversal untuk kelompok A lebih besar daripada nilai rerata kekuatan transversal untuk kelompok B, C, D, E, F, G, H, I dan J. Nilai rerata kekuatan transversal terbesar adalah pada kelompok A dan terkecil pada kelompok J.

Nilai rerata kekuatan transversal basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas yang direndam dalam larutan akuades mengalami penurunan kekuatan transversal seiring dengan semakin lamanya perendaman. Hal ini berhubungan dengan terjadinya absorbsi air ke dalam sampel uji secara perlahan dalam jangka waktu tertentu. Difusi molekuler air diantara makromolekul dapat menyebabkan jarak antar makromolekul meningkat serta terjadi proses pemisahan makromolekul yang satu dengan yang lain, akibatnya kekuatan transversal resin akrilik menurun.39,53,55 Pada tabel 2 juga dapat terlihat nilai kekuatan transversal resin akrilik polimerisasi panas yang direndam dalam larutan pembersih peroksida alkali menunjukkan nilai yang lebih rendah dibandingkan yang direndam dalam larutan akuades untuk jangka waktu yang sama. Faktor yang mempengaruhi terjadinya penurunan kekuatan transversal adalah karena larutan pembersih peroksida alkali mengandung zat kimia sodium perborat dan potassium monopersulfate. Menurut pendapat Raj N dan Souza MD (2011), menyatakan bahwa resin akrilik polimerisasi panas memiliki sifat menyerap bahan kimia dan bahan cair sehingga apabila berkontak dengan sodium perborat dan potassium monopersulfate akan terjadi kerusakan pada basis gigitiruan resin akrilik secara kimiawi. Zat sodium perborat dan potassium monopersulfate yang terkandung dalam larutan pembersih peroksida alkali mengalami penyerapan ke dalam intermolekular resin akrilik dan jarak antar rantai polimer akan meningkat serta terjadi ekspansi matriks. Hal ini mengakibatkan ikatan rantai polimer terganggu dan kekuatan ikatan antar molekul menurun, perusakan secara kimia atau lebih dikenal sebagai crazing (retak), penurunan kekuatan transversal basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas. Semakin lama waktu perendaman antara basis gigitiruan resin akrilik dengan zat kimia sodium perborat dan potassium monopersulfate semakin menurun kekuatan transversal basis gigitiruan resin akrilik.1,56

5.3 Pengaruh Perendaman Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi