• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Perendaman Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas dalam Larutan Pembersih Peroksida Alkali selama 5 menit

HASIL PENELITIAN

5.3 Pengaruh Perendaman Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas dalam Larutan Pembersih Peroksida Alkali selama 5 menit

per hari, dalam waktu 1, 3, 5, 7 dan 10 hari Terhadap Perubahan Dimensi

Hasil uji pada Tabel 3 menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan, yaitu kelompok yang direndam selama 1 hari dalam akuades (kelompok A) dan larutan peroksida alkali (kelompok F) dengan nilai p = 0,044 (p < 0,05), kelompok yang direndam selama 3 hari dalam akuades (kelompok B) dan larutan peroksida alkali (kelompok G) dengan nilai p = 0,043 (p < 0,05), kelompok yang direndam selama 5 hari dalam akuades (kelompok C) dan larutan peroksida alkali (kelompok H) dengan nilai p = 0,001 (p < 0,05), kelompok yang direndam selama 7 hari dalam akuades (kelompok D) dan larutan peroksida alkali (kelompok I) dengan nilai p = 0,001 (p < 0,05) serta kelompok yang direndam selama 10 hari dalam akuades (kelompok E) dan larutan peroksida alkali (kelompok J) dengan nilai p = 0,001 (p < 0,05).

Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rimple dkk (2011), yang melakukan perendaman sampel resin akrilik polimerisasi panas dalam larutan pembersih peroksida alkali yang menunjukkan adanya perubahan dimensi dan juga ada perbedaan yang bermakna. Menurut Hussen AM dkk (2008) dan Arthur (2006) menyatakan bahwa basis gigitiruan resin akrilik yang direndam dalam larutan pembersih gigitiruan contohnya klorheksidin, hipoklorit dan peroksida alkali mengalami perubahan dimensi yang lebih besar dibandingkan dengan menggunakan akuades. Hal ini karena larutan pembersih peroksida alkali mengandung unsur-unsur kimia yang spesifik seperti sodium perborat dan potassium monopersulfate sehingga polimer resin akrilik dapat mengalami penyerapan air yang lebih banyak. Basis gigitiruan yang direndam dalam larutan pembersih peroksida alkali dapat menyerap air dengan mudah disebabkan oleh zat-zat kimia yang terkandung dalam larutan pembersih. Peningkatan jarak antara rantai polimer dapat menghasilkan perubahan dimensi.29 Proses difusi air diantara makromolekul resin akrilik dapat menyebabkan ikatan antara makromolekul terganggu dan kekuatan ikatan menurun. Hal ini mengakibatkan makromolekul-makromolekul resin akrilik

mengalami ekspansi dan terjadinya perubahan dimensi.70 Dixon dkk (1998) dan Polat dkk (2013) berpendapat bahwa proses difusi air yang terjadi pada resin akrilik mengakibatkan ikatan antar makromolekul terganggu serta terjadinya perubahan dimensi pada sampel resin akrilik.50,70

5.4 Pengaruh Perendaman Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas dalam Larutan Pembersih Peroksida Alkali selama 5 menit per hari, dalam waktu 1, 3, 5, 7 dan 10 hari Terhadap Kekuatan Transversal

Hasil uji pada Tabel 4 menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan, yaitu kelompok yang direndam selama 1 hari dalam akuades (kelompok A) dan larutan peroksida alkali (kelompok F) dengan nilai p = 0,044 (p < 0,05), kelompok yang direndam selama 3 hari dalam akuades (kelompok B) dan larutan peroksida alkali (kelompok G) dengan nilai p = 0,042 (p < 0,05), kelompok yang direndam selama 5 hari dalam akuades (kelompok C) dan larutan peroksida alkali (kelompok H) dengan nilai p = 0,040 (p < 0,05), kelompok yang direndam selama 7 hari dalam akuades (kelompok D) dan larutan peroksida alkali (kelompok I) dengan nilai p = 0,041 (p < 0,05) serta kelompok yang direndam selama 10 hari dalam akuades (kelompok E) dan larutan peroksida alkali (kelompok J) dengan nilai p = 0,001 (p < 0,05).

Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Raj N dan Souza MD (2011) yang melakukan perendaman sampel resin akrilik polimerisasi panas dalam larutan pembersih peroksida alkali yang mengandung sodium perborat dan potassium monopersulfate menunjukkan adanya penurunan kekuatan transversal dan juga ada perbedaan yang bermakna. Penelitian yang dilakukan oleh Peracini A dkk (2010) juga menyatakan bahwa perendaman sampel resin akrilik polimerisasi panas dalam larutan pembersih peroksida alkali dapat mempengaruhi sifat mekanis sampel resin akrilik yaitu penurunan kekuatan transversal. Hal ini disebabkan oleh zat kimia sodium perborat dan potassium monopersulfate yang menyerap ke dalam intermolekular resin akrilik secara difusi. Resin akrilik bila berkontak dengan sodium perborat dan potassium monopersulfate akan menyebabkan jarak antar polimer meningkat dan terjadi ekspansi matriks. Hal ini mengakibatkan kekuatan antar

molekul menurun karena rantai polimer resin akrilik terganggu dan terjadi perusakan kimia yang dikenal sebagai crazing yang menyebabkan penurunan kekuatan transversal. Resin akrilik bila berkontak dengan sodium perborat dan potassium monopersulfate akan bereaksi dengan ester dari polimetil metakrilat, proses ini menyebabkan ikatan rantai polimer dari resin akrilik menjadi terganggu sehingga mengakibatkan sifat mekanis sampel resin akrilik semakin melemah dan mengakibatkan penurunan kekuatan transversal.1,56

5.5 Pengaruh Frekuensi Perendaman Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas dalam Larutan Pembersih Peroksida Alkali selama 5 menit per hari, dalam waktu 1, 3, 5, 7 dan 10 hari Terhadap Perubahan Dimensi

Hasil uji Anova satu arah pada tabel 5 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan perubahan dimensi yang signifikan dengan nilai p = 0,001 (p < 0,05), maka terdapat pengaruh frekuensi perendaman basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas dalam larutan pembersih peroksida alkali terhadap perubahan dimensi. Berdasarkan hasil uji Least Significant Difference (LSD) terlihat pengaruh signifikan antara kelompok F dan kelompok G (p = 0,001), kelompok F dan kelompok H (p = 0,001), kelompok F dan kelompok I (p = 0,001), kelompok F dan kelompok J (p = 0,001), kelompok G dan kelompok H (p = 0,001), kelompok G dan kelompok I (p = 0,001), kelompok G dan kelompok J (p = 0,001), kelompok H dan kelompok I (p = 0,001), kelompok H dan kelompok J (p = 0,001) serta kelompok I dan kelompok J (p = 0,001).

Hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara semakin meningkat frekuensi perendaman basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas dalam larutan pembersih peroksida alkali semakin meningkat perubahan dimensinya. Menurut Zui dan Arai (1986), menyatakan bahwa penyerapan air dan perubahan dimensi tergantung pada frekuensi perendaman dan jenis resin yang digunakan karena faktor ini berperanan penting dalam terjadinya seberapa besar penyerapan air. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Miessi (2008) menunjukkan terjadinya

perubahan dimesi yang besar pada sampel resin akrilik yang direndam dalam larutan pembersih dengan frekuensi perendaman yang banyak. Hal ini karena, penyerapan air menyebabkan jarak makromolekul-makromolekul resin akrilik meningkat dan kekuatan ikatan interpolimer menurun. Semakin meningkat frekuensi perendaman semakin tinggi terjadinya proses penyerapan air.46,52

5.6 Pengaruh Frekuensi Perendaman Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas dalam Larutan Pembersih Peroksida Alkali selama 5 menit per hari, dalam waktu 1, 3, 5, 7 dan 10 hari Terhadap Kekuatan Transversal

Hasil uji Anova satu arah pada tabel 6 menunjukkan bahwa terdapat perubahan kekuatan transversal yang signifikan dengan nilai p = 0,001 ( p < 0,05), maka terdapat pengaruh frekuensi perendaman basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas dalam larutan pembersih peroksida alkali terhadap kekuatan transversal. Berdasarkan hasil uji Least Significant Difference (LSD) terlihat pengaruh signifikan antara kelompok F dan kelompok G (p = 0,002), kelompok F dan kelompok H (p = 0,001), kelompok F dan kelompok I (p = 0,001), kelompok F dan kelompok J (p = 0,001), kelompok G dan kelompok I (p = 0,014), kelompok G dan kelompok J (p = 0,001), kelompok H dan kelompok J (p = 0,001), kelompok I dan kelompok J (p = 0,010) serta ada pengaruh yang tidak signifikan antara kelompok G dan kelompok H (p = 0,373) dan kelompok H dan kelompok I (p = 0,105).

Adanya pengaruh yang signifikan menunjukkan semakin meningkat frekuensi perendaman basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas dalam larutan pembersih peroksida alkali semakin menurun kekuatan transversal. Pada kelompok J terlihat nilai penurunan kekuatan transversal yang signifikan dibandingkan dengan kelompok lain. Hal ini disebabkan oleh karena larutan pembersih peroksida alkali mengandung zat kimia sodium perborat dan potassium monopersulfate. Resin akrilik polimerisasi panas mudah menyerap zat kimia sodium perborat dan potassium monopersulfate, ketika dilakukan proses perendaman gigitiruan. Hasil penelitian Raj N dan Souza (2011) menunjukkan apabila resin akrilik polimerisasi panas berkontak dengan sodium perborat dan potassium monopersulfate akan terjadi kerusakan pada rantai

polimer secara kimiawi. Zat kimia yang terkandung dalam larutan peroksida mengalami penyerapan ke dalam intermolekular resin akrilik dan jarak antar rantai polimer akan meningkat. Hal ini mengakibatkan ikatan rantai polimer terganggu dan kekuatan ikatan antar molekul menurun serta terjadi perusakan secara kimia yang lebih dikenal sebagai crazing (retak). Faktor ini dapat menyebabkan terjadinya penurunan kekuatan transversal basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas. Semakin meningkat frekuensi perendaman antara resin akrilik dengan zat kimia sodium perborat dan potassium monopersulfate semakin menurun kekuatan transversal resin akrilik. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Kortrakulki dkk (2008) yaitu melakukan perendaman beberapa sampel resin akrilik dalam larutan pembersih peroksida alkali selama 5 menit dengan pengulangan sebanyak 15, 30 dan 60 kali perendaman, hasil penelitian ini menunjukkan terjadinya penurunan kekuatan transversal secara berlanjutan.1,39

Hasi penelitian menunjukkan ada pengaruh yang signifikan pada perubahan dimensi dan kekuatan transversal basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas yang direndam larutan pembersih peroksida alkali selama 5 menit per hari, dalam waktu 1, 3, 5, 7 dan 10 hari. Hasil penelitian juga menunjukkan ada pengaruh yang signifikan pada frekuensi perendaman basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas dalam larutan peroksida alkali terhadap perubahan dimensi dan kekuatan transversal. Semakin meningkat frekuensi perendaman basis gigitiruan resin akrilik dalam larutan pembersih peroksida alkali semakin meningkat pengaruhnya terhadap perubahan dimensi dan penurunan kekuatan transversal.

Pada penelitian ini terdapat beberapa kelemahan yaitu teknik pengadukan resin akrilik polimerisasi panas yang dilakukan secara manual yang tidak dapat menghasilkan adonan yang homogen dan tidak dapat mengendalikan jumlah monomer sisa pada setiap sampel uji akibat pengadukan yang kurang sempurna. Selain itu, kesalahan–kesalahan sewaktu pemrosesan sampel uji juga dapat

mempengaruhi hasil data yang diperoleh, misalnya adanya perbedaan waktu dari proses pengepresan sampai proses kuring dan perbedaan konsistensi resin akrilik saat

dimasukkan ke dalam mold dapat mempengaruhi perubahan dimensi dan kekuatan transversal resin akrilik polimerisasi panas. Kelemahan yang lain adalah sampel uji seharusnya direndam selama 17 hari di dalam larutan akuades menurut pendapat (Philips, 2009) agar sampel uji menjadi jenuh.3 Travelling microscope dengan ketelitian 0,01 mm adalah alat yang digunakan untuk mengukur perubahan dimensi, tetapi ketelitian yang terbaik adalah 0,001 mm karena dapat menghasilkan hasil ukuran yang lebih akurat.

BAB 6