• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Global, Langsung dan Total Subsektor Industri Pengolahan Kelapa Sawit Terhadap Pendapatan Rumahtangga

6.3. Pengaruh Global, Langsung dan Total Subsektor Perkebunan dan Industri Kelapa Sawit Terhadap Pendapatan Rumahtangga

6.3.3. Pengaruh Global, Langsung dan Total Subsektor Industri Pengolahan Kelapa Sawit Terhadap Pendapatan Rumahtangga

Sama halnya dengan pengaruh global PKSR dan PKSPB, subsektor industri pengolahan kelapa sawit (IPPKS) juga memberikan pengaruh global terbesar terhadap rumahtangga pengusaha tani (RPT) di Kabupaten Siak, yakni sebesar 0.135. Nilai ini memberikan arti bahwa peningkatan penerimaan PKSPB sebesar 100 rupiah akan berdampak terhadap peningkatan pendapatan RPT di Kabupaten Siak sebesar 13.5 rupiah (Gambar 11 dan Tabel 35).

Selanjutnya urutan pengaruh global berikutnya dari industri pengolahan kelapa sawit ternyata juga sama dengan perkebunan kelapa sawit perusahaan besar dan perkebunan kelapa sawit rakyat berturut-turut pada rumahtangga kota

pendapatan rendah (RKPR), rumah tangga kota pendapatan tinggi (RKPT), rumah tangga buruh tani (RBT), rumah tangga desa pendapatan rendah (RDPR) dan rumah tangga desa pendapatan tinggi (RDPT).

0.008

Gambar 11. Structural Path Industri Pengolahan Kelapa Sawit di Kabupaten Siak Tahun 2003

Ada delapan jalur yang dilalui dari IPPKS menuju rumahtangga pengusaha tani di Kabupaten Siak. Pertama, melalui faktor produksi tenaga kerja (TK) yang memberikan tambahan pendapatan 20.40 persen terhadap pendapatan RPT. Kedua, melalui subsektor pertanian tanaman pangan (PTP) dan kemudian melalui faktor produksi tenaga kerja yang memberikan tambahan pendapatan 37.90 persen terhadap pendapatan RPT.

Tabel 35. Pengaruh Global, Pengaruh Langsung, dan Pengaruh Total pada Sektor Industri Pengolahan Kelapa Sawit di Kabupaten Siak Tahun 2003

Ketiga, melalui subsektor pertanian tanaman lainnya (PTL) dan kemudian melalui faktor produksi tenaga kerja yang memberikan tambahan

pendapatan 4.60 persen terhadap pendapatan RPT. Keempat, melalui subsektor peternakan dan hasil-hasilnya (PHH) dan kemudian melalui faktor produksi tenaga kerja yang memberikan tambahan pendapatan 2.80 persen terhadap pendapatan RPT. Kelima, melalui subsektor perkebunan kelapa sawit rakyat (PKSR) kemudian menuju faktor produksi tenaga kerja yang memberikan tambahan pendapatan 9.70 persen terhadap pendapatan RPT. Keenam, melalui subsektor industri pengolahan lainnya (ILL) kemudian menuju faktor produksi tenaga kerja yang memberikan tambahan pendapatan 1.80 persen terhadap pendapatan RPT. Ketujuh, melalui subsektor listrik, gas, dan air minum (LGAM) kemudian menuju faktor produksi tenaga kerja yang memberikan tambahan pendapatan 1.80 persen terhadap pendapatan RPT. Dan keenam, melalui subsektor konstruksi (KNTRK) kemudian menuju faktor produksi tenaga kerja yang memberikan tambahan pendapatan 4.10 persen terhadap pendapatan RPT.

Industri pengolahan kelapa sawit (IPPKS) memberikan pengaruh global terbesar terhadap rumahtangga kota pendapatan rendah (RKPR) di Kabupaten Siak, yakni sebesar 0.110. Nilai ini memberikan arti bahwa peningkatan penerimaan IPPKS sebesar 100 rupiah akan berdampak terhadap peningkatan pendapatan RKPR di Kabupaten Siak sebesar 11.0 rupiah. Dari gambar 11 dan tabel 35, terlihat ada tujuh jalur yang dilalui dari IPPKS menuju rumahtangga kota pendapatan rendah (RKPR) di Kabupaten Siak. Pertama, melalui faktor produksi tenaga kerja (TK) yang memberikan tambahan pendapatan 20.30 persen terhadap pendapatan RKPR. Kedua, melalui subsektor pertanian tanaman pangan (PTP) kemudian menuju faktor produksi tenaga kerja yang memberikan tambahan pendapatan 37.70 persen terhadap pendapatan RKPR. Ketiga, melalui

subsektor pertanian tanaman lain (PTL) kemudian menuju faktor produksi tenaga kerja yang memberikan tambahan pendapatan 4.60 persen terhadap pendapatan RKPR. Keempat, melalui subsektor peternakan dan hasil hasilnya (PHH) kemudian menuju faktor produksi tenaga kerja yang memberikan tambahan pendapatan 2.80 persen terhadap pendapatan RKPR. Kelima, melalui subsektor perkebunan kelapa sawit rakyat (PKSR) kemudian menuju faktor produksi tenaga kerja yang memberikan tambahan pendapatan 9.70 persen terhadap pendapatan RKPR. Keenam, melalui subsektor industri pengolahan lainnya (ILL) kemudian menuju faktor produksi tenaga kerja yang memberikan tambahan pendapatan 1.80 persen terhadap pendapatan RKPR. Ketujuh, melalui subsektor konstruksi (KNTRK) kemudian menuju faktor produksi tenaga kerja yang memberikan tambahan pendapatan 4.10 persen terhadap pendapatan RKPR.

Pada rumah tangga kota pendapatan tinggi (RKPT), injeksi pada industri pengolahan kelapa sawit (IPPKS) sebesar 100 rupiah memberikan pengaruh global terbesar terhadap RKPT di Kabupaten Siak sebesar 5 rupiah. Dari gambar 11 dan tabel 35, terlihat ada enam jalur yang dilalui dari IPPKS menuju rumahtangga kota pendapatan tinggi (RKPT) di Kabupaten Siak. Pertama, melalui faktor produksi tenaga kerja (TK) yang memberikan tambahan pendapatan 20.70 persen terhadap pendapatan RKPT. Kedua, melalui subsektor pertanian tanaman pangan (PTP) kemudian menuju faktor produksi tenaga kerja yang memberikan tambahan pendapatan 38.50 persen terhadap pendapatan RKPT. Ketiga, melalui subsektor pertanian tanaman lain (PTL) kemudian menuju faktor produksi tenaga kerja yang memberikan tambahan pendapatan 4.70 persen terhadap pendapatan RKPT. Keempat, melalui subsektor peternakan

dan hasil hasilnya (PHH) kemudian menuju faktor produksi tenaga kerja yang memberikan tambahan pendapatan 2.90 persen terhadap pendapatan RKPT.

Kelima, melalui subsektor perkebunan kelapa sawit rakyat (PKSR) kemudian menuju faktor produksi tenaga kerja yang memberikan tambahan pendapatan 9.90 persen terhadap pendapatan RKPT. Keenam, melalui subsektor konstruksi (KNTRK) kemudian menuju faktor produksi tenaga kerja yang memberikan tambahan pendapatan 4.20 persen terhadap pendapatan RKPT.

Injeksi pada industri pengolahan kelapa sawit (IPPKS) sebesar 100 rupiah memberikan pengaruh global terbesar terhadap RBT di Kabupaten Siak sebesar 4.4 rupiah. Dari gambar 11 dan tabel 35, terlihat ada lima jalur yang dilalui dari IPPKS menuju rumahtangga kota pendapatan tinggi (RKPT) di Kabupaten Siak. Pertama, melalui faktor produksi tenaga kerja (TK) yang memberikan tambahan pendapatan 19.20 persen terhadap pendapatan RBT.

Kedua, melalui subsektor pertanian tanaman pangan (PTP) kemudian menuju faktor produksi tenaga kerja yang memberikan tambahan pendapatan 35.60 persen terhadap pendapatan RBT. Ketiga, melalui subsektor pertanian tanaman lain (PTL) kemudian menuju faktor produksi tenaga kerja yang memberikan tambahan pendapatan 4.30 persen terhadap pendapatan RBT. Keempat, melalui subsektor perkebunan kelapa sawit rakyat (PKSR) kemudian menuju faktor produksi tenaga kerja yang memberikan tambahan pendapatan 9.10 persen terhadap pendapatan RBT. Kelima, melalui subsektor konstruksi (KNTRK) kemudian menuju faktor produksi tenaga kerja yang memberikan tambahan pendapatan 3.90 persen terhadap pendapatan RBT.

Pada rumah tangga desa pendapatan rendah (RDPR), injeksi pada industri pengolahan kelapa sawit (IPPKS) sebesar 100 rupiah memberikan

pengaruh global terbesar terhadap RDPR di Kabupaten Siak sebesar 4.3 rupiah.

Dari gambar 11 dan tabel 35, terlihat ada enam jalur yang dilalui dari IPPKS menuju rumahtangga desa pendapatan rendah (RDPR) di Kabupaten Siak.

Pertama, melalui faktor produksi tenaga kerja (TK) yang memberikan tambahan pendapatan 20.00 persen terhadap pendapatan RDPR. Kedua, melalui subsektor pertanian tanaman pangan (PTP) kemudian menuju faktor produksi tenaga kerja yang memberikan tambahan pendapatan 37.10 persen terhadap pendapatan RDPR. Ketiga, melalui subsektor pertanian tanaman lain (PTL) kemudian menuju faktor produksi tenaga kerja yang memberikan tambahan pendapatan 4.50 persen terhadap pendapatan RDPR. Keempat, melalui subsektor peternakan dan hasil hasilnya (PHH) kemudian menuju faktor produksi tenaga kerja yang memberikan tambahan pendapatan 2.80 persen terhadap pendapatan RDPR.

Kelima, melalui subsektor perkebunan kelapa sawit rakyat (PKSR) kemudian menuju faktor produksi tenaga kerja yang memberikan tambahan pendapatan 9.50 persen terhadap pendapatan RDPR. Keenam, melalui subsektor konstruksi (KNTRK) kemudian menuju faktor produksi tenaga kerja yang memberikan tambahan pendapatan 4.0 persen terhadap pendapatan RDPR.

Pada rumah tangga desa pendapatan tinggi (RDPT), injeksi pada industri pengolahan kelapa sawit (IPPKS) sebesar 100 rupiah memberikan pengaruh global terbesar terhadap RDPT di Kabupaten Siak sebesar 4.0 rupiah. Dari gambar 11 dan tabel 35, terlihat ada lima jalur yang dilalui dari IPPKS menuju rumahtangga desa pendapatan tinggi (RDPT) di Kabupaten Siak. Pertama, melalui faktor produksi tenaga kerja (TK) yang memberikan tambahan pendapatan 20.30 persen terhadap pendapatan RDPT. Kedua, melalui subsektor pertanian tanaman pangan (PTP) kemudian menuju faktor produksi tenaga kerja

yang memberikan tambahan pendapatan 37.80 persen terhadap pendapatan RDPT. Ketiga, melalui subsektor pertanian tanaman lain (PTL) kemudian menuju faktor produksi tenaga kerja yang memberikan tambahan pendapatan 4.60 persen terhadap pendapatan RDPT. Keempat, melalui subsektor perkebunan kelapa sawit rakyat (PKSR) kemudian menuju faktor produksi tenaga kerja yang memberikan tambahan pendapatan 9.70 persen terhadap pendapatan RDPT. Kelima, melalui subsektor konstruksi (KNTRK) kemudian menuju faktor produksi tenaga kerja yang memberikan tambahan pendapatan 4.10 persen terhadap pendapatan RDPT.

Dokumen terkait