• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh role-play handover oleh mahasiswa kebidanan terhadap kemampuan melaksanakan handover

RS AISYIYAH MUNTILAN

4. Pengaruh role-play handover oleh mahasiswa kebidanan terhadap kemampuan melaksanakan handover

Pelaksanaan handover menurut Riesenberg (2012)15 terdiri dari empat tahapan. Berdasar hasil penelitian tahapan pertama berupa pra kerja (pra handover) sudah dilakukan dengan baik hal ini nampak bahwa sebelum diberi role-play skor pada lambar lembar observasi menunjukkan adanya kenaikan skor. Responden telah menyiapkan informasi yang akan diberikan pada petugas (responden yang lain) yang akan menggantikan shif jaga berikutnya. Tahap ini pula menunjukkan baik pemberi dan penerima handover telah menyiapkan diri untuk melaksanakan handover, sehingga lebih fokus pada informasi yang disampaikan maupun diterima.

Akan tetapi penyiapan informasi ini masih menggunakan catatan yang dibuat sendiri oleh responden, berdasar dari rekam medis pasien. Hal ini dapat menimbulkan kekeliruan informasi karena kesalahan penerjemahan terhadap hasil yang diperoleh dari rekam medis. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Joffe et.al. (2013)21 disebutkan bahwa kegagalan komunikasi dapat terjadi karena penyampaian informasi yang tidak tepat, dengan hanya menyampaikan kesimpulan dari hasil pemeriksaan, bukan memberikan secara jelas hasil pemeriksaan secara langsung.

Tahap ke dua adalah handover itu sendiri, yaitu penyampaian informasi telah disiapkan kepada petugas penerima handover. Tahap ini diikuti oleh seluruh responden yang bertugas, baik yang akan digantikan, maupun yang akan menggantikan jaga. Sehingga seluruh petugas memperoleh informasi yang sama dan memiliki kesempatan untuk merespon maupun mengklarifikasi informasi yang diberikan oleh petugas pemberi handover, termasuk menanyakan tindakan yang sudah diberikan maupun yang masih direncanakan, dimana tahap ini termasuk dalam tahap ke tiga pelaksanaan handover.

Kemampuan responen untuk merespon informasi yang ada juga mengalami peningkatan, berdasal lembar observasi nampak pada item tujuh berupa konfirmasi informasi terjadi peningkatan skor sebesar 25. Kemudian dilanjutkan tahap ke empat berupa penerimaan pengalihan tanggung jawab.

Pelaksanaan handover dengan mempersiapkan informasi didukung dengan catatan dan penggunaan rekam medis akan menurunkan kejadian hilangnya informasi yang harus disampaikan. Hal ini sesuai penelitian yang dilakukan oleh Friesen et.al.(2008)16 bahwa penggunaan lembar catatan dan rekam medis kemudian disampaikan secara lisan akan meningkatkan ketepatan informasi hingga 96-100%.

Sehingga seluruh petugas baik yang digantikan maupun menggantikan mengikuti proses handover akan dapat menurunkan medical error sehingga penerapan patient safety dapat meningkatkan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wayan (2014)17 bahwa kebutuhan akan informasi yang adekuat dan spesifik serta kontribusi petugas kesehatan tetap menjadi faktor penentu dalam menciptakan budaya keselamatan pasien.

KESIMPULAN

Role-play handover oleh mahasiswa kebidanan memberikan pengaruh pada skill komuniksai metode SBAR, dimana nilai P< 0,000 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna pada skill komuniksi efektif metode SBAR saat handover sebelum dengan sesudah diberikan pembelajaran dengan role-play.

DAFTAR PUSTAKA

1. Manser,T., 2011. Effective handover communication: An overview of research and improvement efforts 25, 181–191. Diakses 31 Mei 2014 doi:10.1016/j.bpa.2011.02.006https://www.researchgate.net/publication/511059 37

2. Frelita, G., Silitongah, D.S., Situmorang, T., Tahjoo, A., Oeswadi, J., Tandiono, E., Sutoto, 2011. 'Joint Commission International Standar Akreditasi Rumah Sakit', 4th ed. PT Gramedia Indonesia

3. Cynthia D., B., Gayle, K., 2009. 'Collaborative Communication: Integrating SBAR to Improve Quality/Patient Safety Outcomes'. J. Healthc. Qual. Vol. 31,

No. 5. Diakses tanggal 27 mei 2014 http://www.ncbi.nlm.nih.gov/ pubmed/19813557

4. Chan,Zenobia C.Y, 2012, Role-playing in the problem-based learning class,

NEP Diakses tanggal 9 Mei 2014

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/21601528

5. Dahlan,M.Sopiyudin, 2013,'Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan'. Salemba Medika. Jakarta

6. Kesten, Karen S., 2011, 'Role Play Using SBAR Technique to Improve Observed Communication Skill in Senior Nursing Students, J. Nursing Education Vol 50 No 2, diakses tanggal 5 September 2014 https://www.researchgate.net/publication/49732978_ Role-lay_Using_SBAR_ Technique_to_Improve_Observed_Communication_Skills

7. Jahja yudrik, 2011,'Psikologi Perkembangan'. Kencana Prenada Media Group, Jakarta

8. Muspita Mutiana, 2014,'Kepatuhan Perawat Dalam Melaksanakan Standar Prosedur Operasional Pemasangan Infus Di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gombong'

9. Nursalam, 2008, Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Salemba Medika, Jakarta.

10.Azwar, Saifudin, 2008, 'Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya', Pustaka Pelajar, Yogyakarta

11.Fitria, Cemy Nur, 2013,' Efektifitas Pelatihan Komunikasi SBAR dalam Meningkatkan Motivasi dan Psikomotor Perawat di Ruang Medikal Bedah RS PKU Muhammadiyah Surakarta, Prosisding Konfrensi Nasional PPNI Jawa Tengah

12.Whitehair Leeann, O'Reilly Meg, 2010, 'Media supported problem-based learning and role-play in clinical nurse education' CH Steel, MJKeppell, P Gerbic & S Housego (eds), Curriculum, technology and transformation for an unknown future: proceedings of ascilite 2010, Sydney, NSW, 5-8 December, University of Queensland, Brisbane

13. Rakhmat, Jalaludin, 2003, 'Psikologi Komunikasi', PT Remaja Rosdakarya, Bandung

14. Velji Karima, 2008,'Effectiveness of an Adapted SBAR Commubication Tool for a Rehabilitation Setting', Healthcare Quarterly, Vol 11 Diakses tanggal 11 Juni 2015 http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/18382165

15.Riesenberg, L.A.,2012. 'Shif to Shift Handoff Reasearch: Where Do We Go From Here?' J. Gd. Med Educ 4. Diakses tanggal 15 Oktober 2015 http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/ PMC3312531/

16.Friesen, M. A., White, S. V., & Byers, J. F. (2008). 'Handoffs: Implications for nurses', Patient safety and quality: An evidence-based handbook for nurses (chapter 34). Diakses tanggal 25 November 2015 http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/ NBK2649/pdf/Bookshelf_NBK2649.pdf 17.Wayan, Ananta Arya Wijaya, Sukadarma, Asdiwinata, 2014,' Pengaruh Edukasi

Teknik SBAR Saat Handover Terhadap Penerapan Sasaran International Patient Safety Goals 2 (Ipsg 2) Di Ruang Rawat Inap Nakula Dan Sahadewa Rsud Sanjiw Ani Gianyar'

18.Dewi, Mursida, 2012,' Pengaruh Pelatihan Timbang Terima Pasien Terhadap Penerapan Keselamatan Pasien Oleh Perawat Pelaksana di RSUD Raden Mattaher Jambi'Jurnal Health & Sport, Volume 5, Nomor 3.

19.Iyer, Patricia W.,2010, 'SBAR: Creating Clear Comunication', Med League Support Services, Flamington.

20.Gobel, B., Zwart, D., Hesselink, G., Pinjnenborg, L., Barach, P., Kalkman, C., Johnson, J., 2012. 'Stakeholder Perspective on Handover Between Hospital Staff and General Practitioners: An Evaluation Trough The Microsystems Lens'. BMJ Qual. Dan Saf. Diakses tanggal 10 September 2015 http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/23118408

21.Joffe Erel, Turley James P, Hwang Kevin O, Johnson Todd R, Johnson Crag W, Berstem Elmer V,2013, ' Evaluation of a Problem-Specific SBAR Tool to Improve After-Hours Nurse-Physician Communication' The Joint Commission Journal on Quality and Patient Safety Number 11, 495–507. Diakses tanggal 31 Mei 2014 http://psnet.ahrg.gov/resource.aspx/ resourceID=26967