• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Hubungan Istimewa Terhadap Transfer Pricing

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

B. Analisis Hasil Penelitian

1. Pengaruh Hubungan Istimewa Terhadap Transfer Pricing

Dalam perkembangannya, PT. PSPI mendirikan anak perusahaan dengan misi sebagai pendukung core bisnis, sehingga diharapkan dapat konstribusi sebesar-besarnya bagi perusahaan. Selain itu, secara sinergik untuk mencapai tujuan sesuai dengan bisnis inti yang telah ditetapkan.

Kriteria hubungan istimewa menurut pajak yang diatur dalam SE- 18/PJ.53/1995 tanggal 26 April 1995 sebagai berikut:

a. Faktor kepemilikan diatas 25%. 1. DC. International (DC)

Hubungan istimewa antara PT. PSPI dengan DC. International tidak langsung karena DC. International memiliki 100% saham Sheng Chang Electric, Ltd. DC. International berlokasi di Korea dan mulai beroperasi tahun 1970, DC. International merupakan perusahaan yang menyediakan bahan material bagi PT. PSPI seperti drawing, baja, aluminium coil dan lain-lain. 2. Sheng Chang Electric, Ltd (SCE)

Sheng Chang Electric, Ltd memiliki 70% saham PT. PSPI yang beroperasi mulai tahun 1985. Sheng Chang Electric, Ltd bergerak dalam bidang penyediaan sparepart mesin yang mendukung proses produksi.

3. PT. Ekadharma Internasional, Tbk (PT. EI)

PT. PSPI memiliki 60% saham PT. Ekadharma Internasional, Tbk yang beroperasi mulai tahun 1993. PT. Ekadharma Internasional, Tbk bergerak dalam penyediaan bahan pendukung.

4. PT. Cahaya Wiranusa Abadi (PT. CWA)

PT. PSPI memiliki 65% saham PT. Cahaya Wiranusa Abadi yang beroperasi mulai tahun 1999. PT. Cahaya Wiranusa Abadi bergerak dalam bidang jasa servis mesin produksi.

5. PT. Industri Pembungkus Internasional (PT. IPI)

PT. PSPI memiliki 50% saham PT. Industri Pembungkus Internasional yang beroperasi mulai tahun 1998. PT. Industri Pembungkus Internasional bergerak dalam bidang pengepakan produk yang akan dijual.

6. PT. Cahaya Centra Sedaya (PT. CCS)

PT. PSPI memiliki 30% saham PT. Cahaya Centra Sedaya yang beroperasi mulai tahun 2000. PT. Cahaya Centra Sedaya bergerak dalam bidang ekspedisi atau pengiriman hasil produksi.

b. Faktor hubungan keluarga sedarah atau semenda.

1. PT. Fortech Legal, bergerak dalam bidang konsultan hukum, advokat, dan pengacara.

2. PT. Cahaya Valasindo (CV), bergerak dalam bidang transaksi valuta asing (money changer).

Tabel 4.1

Analisis Pengaruh Hubungan Istimewa Terhadap Transfer Pricing

Jenis Hubungan Istimewa Volume Transaksi Transfer Pricing Tingkat Penurunan Harga 1. Faktor Kepemilikan diatas

25% a. DC b. SCE c. EI d. CWA e. IPI f. CCS

95% dari Pembelian Bahan Baku 65% dari Pembelian Sparepart 56% dari Bahan Pendukung

25% dari Biaya Pemeliharaan Mesin 100% dari Biaya Packing

80% dari Biaya Ekspedisi

10% dari harga wajar 2%-4% dari harga wajar 10%-12% dari harga wajar 15% dari harga wajar 10%-15% dari harga wajar 15%-20% dari harga wajar 2. Faktor Hubungan Keluarga

Sedarah/Semenda

a. CV Seluruh Transaksi Valas Rp. 30-50 per mata uang

Sumber: Laporan Keuangan Tahunan PT. PSPI

2. Pengaruh Transfer Pricing terhadap Koreksi Fiskal Pajak

Penghasilan

Transaksi transfer pricing dapat terjadi karena adanya hubungan istimewa. Perusahaan melakukan transaksi transfer pricing dengan anak perusahaan, afiliasi, dan lembaga penunjang dengan misi sebagai pendukung bisnis sehingga dapat memberikan kontribusi yang besar bagi perusahaan. Namun tanpa disadari transaksi tersebut memberikan dampak terhadap pengurangan pembayaran pajak penghasilan oleh wajib pajak karena adanya perlakuan istimewa terhadap pihak yang memiliki hubungan istimewa. Oleh karena itu, setiap transaksi transfer pricing akan diperiksa kewajarannya oleh petugas pajak jika ada pemeriksaan pajak. Jika nilai transaksi tersebut tidak wajar maka akan dikoreksi secara positif.

Ada 3 jenis transaksi transfer pricing yang tidak wajar terjadi di perusahaan ini, yaitu:

b. ketidakwajaran batas waktu pelunasan piutang. c. ketidakwajaran bunga pinjaman.

a. Ketidakwajaran Harga Penjualan

Dalam tahun 2006, PT. PSPI menjual alat-alat pancing sebesar 20960 set dengan nilai Rp. 7.054.882.260. Penjualan tersebut ditujukan kepada pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa maupun kepada pihak-pihak yang tidak memiliki hubungan istimewa. Penjualan kepada pihak yang tidak memiliki hubungan istimewa sebesar 8020 set dengan harga satuan sebesar Rp. 345.916 sehingga total penjualan sebesar Rp. 2.774.252.620. Penjualan kepada pihak yang memiliki hubungan istimewa sebesar 12940 set dengan harga satuan sebesar Rp. 330.806 sehingga total penjualan sebesar Rp. 4.280.629.640

b. Ketidakwajaran Batas Waktu Pelunasan Piutang

Batas waktu pelunasan piutang disepakati oleh pihak-pihak yang melakukan transaksi jual beli, tetapi pada kenyataannya pihak yang memiliki hubungan istimewa melunasi piutang setelah batas waktu yang telah ditetapkan tanpa ada penalti bunga. Perbedaan itulah yang mengakibatkan batas waktu pelunasan piutang menjadi tidak wajar. Pada tabel 4.2 dapat dilihat daftar pelunasan piutang dari pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa yang tidak dikenakan penalti bunga, sedangkan pada tabel 4.3 dapat dilihat daftar pelunasan piutang dari pihak-pihak yang tidak memiliki hubungan istimewa yang dikenakan penalti bunga. Jatuh tempo pelunasan piutang yang diberikan PT. PSPI

kepada pembeli, baik pihak yang memiliki hubungan istimewa maupun pihak yang tidak memiliki hubungan istimewa, adalah 1 bulan setelah tanggal transaksi dan penalti bunga akan dikenakan kepada pembeli setiap bulan jika tidak melunasinya setelah tanggal jatuh tempo dengan tarif 24% per tahun.

Tabel 4.2

Daftar keterlambatan pembayaran terhadap piutang penjualan dari pihak yang memiliki hubungan istimewa

Perusahaan Jumlah Piutang Tanggal Transaksi Tanggal Jatuh Tempo Tanggal Pelunasan Keterlambatan Pembayaran (Bulan)

DC 31.562.500 10 Jan ‘06 10 Feb ‘06 25 Apr ‘06 2

SCE 22.242.500 2 Mar ‘06 2 Apr ‘06 18 Juni ‘06 2

EI 24.092.000 8 Apr ‘06 8 Mei ‘06 10 Juli ‘06 2

CWA 18.599.875 17 Mei ‘06 17 Juni ‘06 19 Agst ‘06 2

IPI 12.737.500 10 Juli ‘06 10 Agst ‘06 4 Sept ‘06 1

CCS 20.017.500 7 Agst ‘06 7 Sept ‘06 3 Nov ‘06 2

SCE 33.478.400 9 Sept ‘06 9 Okt ‘06 15 Nov ‘06 1

TOTAL 162.730.275

Sumber: Daftar Pelunasan Piutang PT. PSPI Tabel 4.3

Daftar keterlambatan pembayaran terhadap piutang penjualan dari pihak yang tidak memiliki hubungan istimewa

Perusahaan Jumlah Piutang Tanggal Transaksi Tanggal Jatuh Tempo Tanggal Pelunasan Keterlambatan Pembayaran (Bulan)

PT. A 75.786.000 14 Jan ‘06 14 Feb ‘06 20 Mar ‘06 1

PT. B 111.412.500 11 Feb ‘06 11 Mar ‘06 16 Apr ‘06 1

PT. C 52.141.250 24 Apr ‘06 24 Mei ‘06 23 Juni ‘06 1

PT. D 49.138.750 6 Juni ‘06 6 Juli ‘06 10 Sept ‘06 2

PT. E 134.010.000 12 Okt ‘06 12 Nov ‘06 12 Des ‘06 1

PT. F 66.988.125 20 Okt ‘06 20 Nov ‘06 22 Des ‘06 1

PT. G 53.608.500 26 Okt ‘06 26 Nov ‘06 25 Des ‘06 1

TOTAL 543.085.125

Sumber: Daftar Pelunasan Piutang PT. PSPI

c. Ketidakwajaran Bunga Pinjaman

Rendahnya suku bunga yang dikenakan dalam pinjaman antar pihak- pihak yang memiliki hubungan istimewa dibandingkan suku bunga pasar mengakibatkan nilai pinjaman menjadi tidak wajar. Dalam tahun 2006, PT. PSPI mempunyai hutang lancar terhadap pihak yang

memiliki hubungan istimewa dan kepada pihak yang tidak memiliki hubungan istimewa. Hutang lancar PT. PSPI dalam tahun 2006 adalah Rp. 5.648.531.400 dengan bunga pinjaman Rp. 1.011.429.925. Hutang lancar kepada pihak yang memiliki hubungan istimewa sebesar Rp. 4.288.463.057 dengan bunga pinjaman sebesar Rp. 763.346.425. Hutang lancar tersebut sebagian besar merupakan hutang kepada DC. International dan Sheng Chang Electric, Ltd karena faktor kepemilikan perusahaan yg sangat tinggi. Sedangkan hutang lancar kepada pihak yang tidak memiliki hubungan istimewa sebesar Rp. 1.355.647.536 dengan bunga pinjaman sebesar Rp. 248.083.500

3. Koreksi Fiskal Terhadap Transaksi Transfer Pricing

Dokumen terkait