• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.2. Analisa Grafik

4.2.1. Pengaruh Intensitas Radiasi terhadap Temperatur Komponen

Berikut ini merupakan grafik intensitas radiasi matahari selama 3 hari pengujian.

Gambar 4.1. Grafik perbandingan intensitas radiasi aktual dengan teoritis pada hari pertama.

Dari gambar 4.1. dapat dilihat bahwa kondisi intensitas radiasi pengujian dengan intensitas radiasi secara teoritis hari pertama cukup jauh berbeda, dimana secara teoritis intensitas radiasi mencapai 832,05 W/m2K sedangkan saat pengujian hanya mencapai 418,1 W/m2K.

Gambar 4.2. Grafik perbandingan intensitas radiasi aktual dengan teoritis pada hari kedua.

Sementara, pada gambar 4.2. kondisi intensitas radiasi teoritis pada hari kedua terlihat tidak berbeda jauh dengan intensitas radiasi saat pengujian, yaitu mencapai 832,4 W/m2K secara teoritis dan 838,1 W/m2K saat melakukan pengujian.

Gambar 4.3. Grafik perbandingan intensitas radiasi aktual dengan teoritis pada hari ketiga.

Dari gambar 4.3, di hari ketiga kondisi intensitas radiasi secara teoritis dan saat melakukan pengujian juga tidak berbeda jauh, dimana intensitas radiasi secara teoritis mencapai 833,23 W/m2K dan intensitas radiasi saat pengujian mencapai 854,4 W/m2K.

Sementara pengaruh intensitas radiasi surya terhadap temperatur setiap komponen ditunjukkan dalam grafik berikut ini.

Gambar 4.4. Grafik Intensitas Radiasi Surya dan Temperatur Komponen Pengujian Hari Pertama.

Gambar 4.5. Grafik Intensitas Radiasi Surya dan Temperatur Komponen Pengujian Hari Kedua

Gambar 4.6. Grafik Intensitas Radiasi Surya dan Temperatur Komponen Pengujian Hari Ketiga

Intensitas radiasi tertinggi pada saat pengujian hari pertama adalah sebesar 588,1 W/m2 pada pukul 13.41 WIB, hari kedua sebesar 838,1 W/m2 pada pukul 13.23 WIB, dan hari ketiga sebesar 854,4 W/m2 pada pukul 12.38 WIB. Dari gambar 4.4, 4.5, dan 4.6 dapat dilihat bahwa intensitas radiasi paling berpengaruh terhadap temperatur kolektor, pada kondensor cukup terpengaruh oleh intensitas radiasi namun tidak begitu signifikan, demikian juga pada evaporator terihat tidak terpengaruhi sama sekali oleh intensitas radiasi sama sekali.

4.2.2. Adsorber

4.2.2.1. Kondisi Temperatur dan tekanan pada Pengujian Hari Pertama

Gambar 4.7. Grafik Temperatur dan Tekanan Adsorber vs Waktu pada Pengujian Hari Pertama

Pengujian hari pertama siklus diawali dengan proses pemanasan awal pada adsorber yang dimulai pada pukul 08.00 WIB. Dari gambar 4.7 dapat dilihat bahwa temperatur awal adsorber pada kaca penutup adalah sebesar 26,71 oC, pada kolektor pelat atas adalah sebesar 31,77 oC, dan pada pelat bawah sebesar 25,8 oC. Sementara tekanan vakum awal adsorber adalah sebesar 0,23 bar. Seiring dengan berubahnya temperatur lingkungan dan intensitas radiasi matahari, maka temperatur kaca penutup, kolektor pelat atas dan kolektor pelat bawah serta tekanan adsorber turut naik dan berubah seperti terlihat pada grafik di atas.

Kondisi tekanan adsorber secara bertahap naik dari tekanan awal 0,23 bar sampai 0,37 bar pada pukul 17.00 WIB yang kemudian dilakukan pemvakuman awal selama setengah jam dan mencapai 0,09 bar pada pukul 17.30 WIB dengan tujuan membuang zat pengotor maupun kandungan udara pada kolekor, dan kaca penutup dibuka untuk mempercepat penurunan temperatur kolektor. Sesaat setelah pemvakuman dan kaca penutup dibuka, proses adsorpsi berlangsung. Tekanan minimum yang dicapai saat proses adsorpsi hari pertama mencapai 0,05 bar. Temperatur minimum saat proses adsorpsi di komponen-komponen adsorber dapat dilihat pada data di atas.

4.2.2.2.Kondisi Temperatur dan tekanan pada Pengujian Hari Kedua

Gambar 4.8. Grafik Temperatur dan Tekanan Adsorber vs Waktu pada Pengujian Hari Kedua

Pengujian hari kedua siklus diawali dengan proses desorpsi yang dimulai pada pukul 08.00 WIB. Seperti yang terlihat pada gambar 4.8 bahwa temperatur awal adsorber pada kaca penutup adalah sebesar 32,12

oC, pada kolektor pelat atas adalah sebesar 38,38 oC, dan pada pelat bawah sebesar 29,15 oC. Sementara tekanan vakum awal kolektor adalah sebesar 0,17 bar. Seiring dengan berubahnya temperatur lingkungan dan intensitas radiasi matahari, maka temperatur kaca penutup, kolektor pelat atas dan kolektor pelat bawah serta tekanan adsorber turut naik dan berubah seperti terlihat pada grafik di atas.

4.2.2.3. Kondisi Temperatur dan tekanan pada Pengujian Hari Ketiga

Gambar 4.9. Grafik Temperatur dan Tekanan Adsorber vs Waktu pada Pengujian Hari Ketiga

Pengujian hari ketiga siklus diawali dengan proses desorpsi yang dimulai pada pukul 08.00 WIB. Seperti yang terlihat pada gambar 4.9 bahwa temperatur awal adsorber pada kaca penutup adalah sebesar 40,14

oC, pada kolektor pelat atas adalah sebesar 50,45 oC, dan pada pelat bawah sebesar 31,26 oC. Sementara tekanan awal vakum adsorber adalah 0,19 bar.

Seiring dengan berubahnya temperatur lingkungan dan intensitas radiasi matahari, maka temperatur kaca penutup, kolektor pelat atas dan kolektor pelat bawah serta tekanan adsorber turut naik dan berubah seperti terlihat pada grafik di atas.

Kondisi tekanan pada hari ketiga penaikan tekanan juga terjadi seiring dengan kenaikan suhu dan intensitas radiasi dimana suhu adsober tertinggi juga dicapai pada pengujian hari ketiga ini. Tekanan awal adsorber pada hari ketiga ini sebesar 0,19 bar dan mencapai 1 bar pada pukul 11.30 dan mulai turun kembali pada pukul 14.00 WIB yang kemudian mencapai tekanan sebesar 0,24 bar pada pukul 17.30 WIB dimana saat itu juga proses adsorpsi dimulai. Pada saat proses adsorpsi dimulai tetap terjadi penurunan hingga tekanan 0,11 bar. Pada pukul 21.30 WIB tekanan perlahan naik sampai tekanan terakhir adsorber pada saat pengujian yaitu pukul 08.00 WIB. Naiknya tekanan diindikasikan akibat saluran vakum yang tidak tertutup, karena sebelumnya dilakukan pengecekan pada saluran dan tidak ditutup kembali. Saluran vakum tersebut sebelumnya telah diindikasi terdapat kebocoran pada bagian katupnya.

4.2.3. Kondensor

Dibawah ini merupakan grafik temperatur keluar dan masuk kondensor dengan waktu pada saat pengujian dari hari pertama sampai hari ketiga.

Gambar 4.10. Grafik Temperatur Kondensor vs Waktu pada Pengujian hari Pertama

\

Gambar 4.11. Grafik Temperatur Kondensor vs Waktu pada Pengujian Hari Kedua

Gambar 4.12. Grafik Temperatur Kondensor vs Waktu pada Pengujian Hari Ketiga

Pada gambar 4.10, 4.11, dan 4.12 ditunjukkan bahwa pada hari pertama tidak terjadi desorpsi dikarenakan pada hari pertama hanya dilakukan pemanasan awal adsorber, sehingga tidak terdapat methanol pada adsorber tersebut. Dengan demikian tidak ada methanol yang terdesorpsi yang menyebabkan perubahan

temperatur tidak begitu signifikan, hanya berubah seiring dengan suhu lingkungan yang berubah pula.

Berbeda dengan temperatur kondensor hari pertama, pada hari kedua dan ketiga terlihat perubahan temperatur yang signifikan terutama pada pipa masuk kondensor. Perubahan temperatur tersebut terjadi dikarenakan terjadinya proses desorpsi pada hari kedua dan ketiga, Sehingga methanol dari adsorber yang masih bertemperatur tinggi disalurkan menuju kondensor melalui pipa masuk kondensor tersebut juga mempengaruhi temperatur pada pipa masuk kodensor.

Dokumen terkait