• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.2 Analisis Hasil

4.3.3 Pengaruh Investasi Terhadap Kesempatan Kerja Di Provins

Berdasarkan hasil uji t diperoleh keterangan bahwa variabel investasi berpengaruh negtif terhadap kesempatan kerja secara tidak signifikan, hal ini berarti semakin tinggi investasi tidak berdampak pada kesempatan kerja provinsi Sumatera Utara. Hal ini berarti tinggi rendahnya investasi mempengaruhi tinggi rendahnya kesempatan kerja di provinsi Sumatera Utara.

Kaitan tingkat suku bunga dengan investasi adalah tingkat bunga yang tinggi tersebut akan berpengaruh negatif terhadap investasi, yaitu menyebabkan turunnya investasi. Dalam The

General Theory, Keynes menganggap bahwa investasi salah satunya ditentukan suku bunga.

Perusahaan-perusahaan akan menjalankan investasi jika investasi itu nampak menguntungkan, yaitu jika besarnya pengembalian (returns, keuntungan atau hasil) melampaui suku bunga atas dana yang dapat dipinjam untuk membiayai investasi itu.

Menurut Keynes tingkat suku bunga adalah salah satu faktor yang sangat berpengaruh dalam perekonomian suatu negara selain inflasi. Suku bunga merupakan suatu fenomena moneter. Artinya suku bunga ditentukan oleh penawaran dan permintaan uang (ditentukan dalam pasar

uang). Penawaran dan permintaan uang itu sendiri salah satunya terjadi akibat adanya kenaikan tingkat upah. Selanjutnya suku bunga dapat mempengaruhi keseimbangan antara simpanan masyarakat dan investasi pada sekor riil (Partadiredja dalam Anggrainy, 2013).

Menurut teori klasik, bahwa tabungan masyarakat adalah fungsi dari tingkat suku bunga. Makin tinggi tingkat suku bunga makin tinggi pula keinginan masyarakat untuk menabung. Artinya pada tingkat suku bunga yang lebih tinggi masyarakat akan terdorong untuk mengorbankan atau mengurangi pengeluaran untuk konsumsi guna menambah tabungannya. Investasi juga merupakan fungsi dari tingkat suku bunga. Makin tinggi tingkat suku bunga, maka keinginan masyarakat untuk melakukan investasi menjadi semakin kecil. Hal ini karena biaya penggunaan dana (cost of capital) menjadi semakin mahal, dan sebaliknya makin rendah tingkat suku bunga, maka keinginan untuk melakukan investasi akan semakin meningkat. Tingkat suku bunga menentukan jenis-jenis investasi yang akan memberi keuntungan kepada para pengusaha. Para pengusaha akan melaksanakan investasi yang mereka rencanakan hanya apabila tingkat pengembalian modal yang mereka peroleh melebihi suku bunga. Semakin rendah suku bunga yang harus dibayar para pengusaha, semakan banyak usaha yang dapat dilakukan oleh para pengusaha. Semakin rendah suku bunga semakin banyak investasi yang dilakukan oleh para pengusaha. Dengan banyaknya investasi pada sektor riil ini kemudian akan mempengaruhi jumlah industri, lapangan kerja, penyerapan tenaga kerja dan tingkat pengangguran. Hal ini dikarenakan dengan adanya peningkatan investasi maka akan meningkatkan jumlah perusahaan yang ada pada industri tersebut. Peningkatan jumlah perusahaan maka akan meningkatkan jumlah output yang akan dihasilkan sehingga lapangan pekerjaan meningkat dan akan mengurangi pengangguran atau dengan kata lain akan meningkatkan penyerapan tenaga kerja (Matz dalam Anggrainy, 2013).

Investasi yang bertanda negatif yang berarti tidak berpengaruh dalam kesempatan kerja. Dalam hal ini pemerintah harus memperbaiki iklim investasi agar mendorong daya saing investasi. Sehingga pada akhirnya akan meningkatkan lapangan pekerjaan yang baru dan banyak memperkerjakan tenaga kerja.

BAB V PENUTUP 5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian ini, maka dapat diambil beberapa kesimpulan, antara lain:

1. Perkembangan upah minimum provinsi selama tahun pengamatan menunjukkan tren yang fluktuatif. Pertumbuhan rata-rata yang besar ditunjukkan pada upah minimum provinsi tahun 2012 yaitu sebesar 15,89%, sedangkan rata-rata pertumbuhan ekonomi semakin mengalami penurunan dan sektor yang paling mendukung dalam menyumbang adalah sektor keuangan sebesar 13,61% dan investasi menunjukkan tren yang tidak terlalu meningkat dengan rata- rata pertumbuhan sebesar 10,34%. Sedangkan kesempatan kerja menunjukkan tren yang meningkat dengan banyak mengambil tenaga kerja di sektor pertanian yaitu sebesar 43,90%. 2. Variabel upah minimum provinsi tidak berpengaruh terhadap kesempatan kerja di provinsi

3. Variabel pertumbuhan ekonomi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesempatan kerja di provinsi Sumatera Utara. Sehingga ketika pertumbuhan ekonomi meningkat maka akan diikuti dengan kesempatan kerja di provinsi Sumatera Utara.

4. Variabel investasi tidak berpengaruh terhadap kesempatan kerja di provinsi Sumatera Utara.

5.2Saran

Berdasarkan hasil peneltian dan kesimpulan yang di dapat, maka saran yang dapat diberikan pada penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

1. Mendorong dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi dengan memperbaiki investasi di Sumatera Utara agar bukan hanya menunjukkan jumlah yang banyak akan tingkat investasi tetapi memberikan pengaruh khususnya bagi kesempatan kerja sehingga dapat memperluas lapangan kerja dan menyerap banyak pekerja. Selain itu memperbaiki tingkat upah di Sumatera Utara, sehingga selain mempertimbangkan kelayakan para pekerja namun mempertimbangkan para pengusaha, agar jangan sampai terjadi pengurangan tenaga kerja, tetapi justru membuat upah minimum menjadi acuan agar dapat menciptakan lapangan pekerjaan yang baru.

2. Perlu adanya pengembangan lagi pada upah agar tidak terjadi penyimpangan pada upah dan pengusaha dan memperbaiki iklim investasi agar menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap kesempatan kerja.

3. Perlu adanya kajian terhadap variabel-variabel lain yang dapat mempengaruhi kesempatan kerja seperti, tingkat suku bunga, jumlah perusahaan yang tersedia dan lain- lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Ajija, R. Shochrul, dkk. 2011. Cara Cerdas Menguasai EViews. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Anggrainy, Kholifah, 2013. “Analisis Dampak Kenaikan Upah Minimum Kota (UMK) Terhadap Kesempatan Kerja dan Investasi (Studi Kasus Kota Malang Periode 2001-2011”, Jurnal Ilmiah.

Arsyad, Lincolin. 2010. Ekonomi Pembangunan. UPP STIM YKPN, Jakarta.

Chusna, Arifatul, 2013. Pengaruh Laju Pertumbuhan Sektor Industri, Investasi, dan Upah Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri di Provinsi Jawa Tengah Tahun 1980-2011. SKRIPSI Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang. Semarang.

Elfindri, Nasri Bachtiar, 2004. Ekonomi Ketenagakerjaan, Penerbit Universitas Andalas Padang, Padang.

Embang, M. dan B.T. Cahyono, 1991. “Analisis Efek Substitusi dan Efek Output pada Industri Penggergajian dan Pengolahan Kayu di Kalimantan Tengah”, Berkala Penelitian Pasca

Sarjana-UGM”, Vol. 4, No. 3A: 591-598.

Gujarati Damodar.1978. Ekonometrika Dasar. Erlangga, Jakarta Gujarati, D. 1999. Ekonometrika Dasar. Penerbit Erlangga.

Husni, Lalu, S.H., M.Hum, 2000. Hukum Ketenagakerjaan Indonesia Edisi Revisi, Penerbit PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Ikka Dewi Rahmawati, 2013. “Pengaruh Investasi dan Tingkat Upah Terhadap Kesempatan Kerja di Jawa Timur”. Jurnal Pendidikan Ekonomi, Vol. 1, No 3.

Iskandar, Andjaswati, 2008, Pengantar Ekonomi Makro, penerbit Mitra Wacana Media, Jakarta. Kuncoro, Haryo. 2002. “Upah Sistem Bagi Hasil dan Penyerapan Tenaga Kerja”, Jurnal

Ekonomi Pembangunan. Kajian Ekonomi Negara Berkembang, hal 45-56 Vol. 7, No 1, 2002. ISSN: 1410-2641.

Makmun, Akhmad Yasin, 2003, Pengaruh Investasi dan Tenaga Kerja Terhadap PDB sektor

Pertanian, Kajian Ekonomi dan Keuangan, Vol.7, No.3 : 63.

Mankiw, N.Gregory, 2007. Makroekonomi, Edisi Keenam, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Nachrowi, Usman Hardius, 2008, Penggunaan Teknik Ekonometri, Penerbit PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Nanga, Muana, 2005, Makroekonomi , Penerbit PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.

P. Todaro, Michael, 1998. Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga, Edisi Keenam, Penerbit Erlangga, Jakarta..

Rizal Azaini, Mukhamad, 2014. “Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Upah Minimum dan Investasi Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Di Kota Malang (studi kasus pada tahun 1998-2012)”, Jurnal Ilmiah. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya.

Simanjuntak, P. J., 2001, Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. Penerbit Fakultas Ekonomi UI, Jakarta.

Subri, Mulyadi, 2003. Ekonomi Sumber Daya Manusia, Penerbit PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Sukirno, Sadono, 2006, Ekonomi Pembangunan : Proses, Masalah, dan Dasar Kebijakan, Penerbit Kencana, Jakarta.

Sukirno, Sadono. 2010. Pengantar Teori Ekonomi Makro Edisi Ketiga, RajawaliPers, Jakarta. Sumodiningrat, G. 2001. Ekonometrika Pengantar. BPFE Yogyakarta.

Suroto MA, Drs., 1992. Strategi Pembangunan dan Perencanaan Kesempatan Kerja, Penerbit Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Suryana. 2000. Ekonomi Pembangunan Problematika dan Pendekatan. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Tambunan, Tulus, 1994, Mengukur besarnya Peranan Industri Kecil dan Rumah Tangga di

dalam perekonomian Regional, Beberapa Indikator, Agro-Ekonomika, No.1 Thn XXIV,

10 – 11.

Tambunan, Tulus. 2003. Perekonomian Indonesiabeberapa masalah penting, Ghalia Indonesia, Jakarta.

Tarigan, Robinson. 2009. Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi. Cetakan kelima. PT Bumi Aksara, Jakarta.

Tjipto herijanto, Prijono, 1996. Sumber Daya Manusia Dalam Pembangunan Nasional, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.

Tjiptoherijanto, DR. Prijono, 1989. Untaian Pengembangan Sumber Daya Manusia, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.

Todaro, Michael P, 2000, Ekonomi pembangunan di Dunia Ketiga, Edisi Ketujuh, Penerbit Erlangga, Jakarta.

www.ilo.org

Dokumen terkait