BAB III METODE PENELITIAN
C. Pembahasan
2. Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Loyalitas Nasabah
Kualitas pelayanan adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan
pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan
pelanggan (Arief, 2007:118). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Siburian dkk (2011) tentang pengaruh kualitas pelayanan dan kepuasan nasabah
terhadap loyalitas pada Bank Mandiri Semarang dapat disimpulkan bahwa
variabel kualitas pelayanan berpengaruh positif terhadap loyalitas nasabah.
Artinya semakin bagus kualitas pelayanan yang dilakukan suatu Bank maka
tingkat loyalitas akan semakin tinggi. Oleh karena itu hipotesis yang diajukan
adalah:
H2: Kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas
3. Pengaruh Kepuasan Nasabah Terhadap Loyalitas Nasabah
Kepuasan adalah evaluasi pasca konsumsi dimana suatu alternative yang
dipilih setidaknya memenuhi atau melebihi harapan (Sumarwan, 2011:387).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Sondakh (2014) yang menghasilkan
kesimpulan bahwa kepuasan berpengaruh signifikan terhadap loyalitas. Artinya
semakin tinggi tingkat kepuasan nasabah, maka tingkat loyalitas pun akan
semakin tinggi. Oleh karena itu, hipotesis yang diajukan adalah:
H3: Kepuasan nasabah berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas nasabah.
4. Variabel yang Paling Berpengaruh terhadap Loyalitas Nasabah
Religiusitas, Kualitas Pelayanan dan Kepuasan Nasabah adalah variabel
yang memiliki pengaruh terhadap Loyalitas Nasabah. Akan tetapi variabel yang
paling berpengaruh terhadap Loyalitas Nasabah adalah Kepuasan Nasabah.
H4: Kepuasan nasabah paling berpengaruh terhadap loyalitas nasabah.
Tabel 2.2 Hipotesis Penelitian
H1 Religiusitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas nasabah Bank BNI Syariah KCP Magelang
H2 Kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan tehadap loyalitas nasabah Bank BNI Syariah KCP Magelang
H3 Kepuasan nasabah berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas nasabah Bank BNI Syariah KCP Magelang
H4 Kepuasan Nasabah merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap Loyalitas Nasabah Bank BNI Syariah KCP Magelang
31
BAB III
METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan penelitian lapangan yaitu dengan meneliti
langsung pada objek yang diteliti, di sini yang akan diteliti adalah nasabah yang
ada di Bank BNI Syariah KCP Magelang. Penelitian ini menggunakan penelitian
kuantitatif, dimana jenis kuantitatif merupakan penelitian yang berbentuk angka
untuk menguji suatu hipotesis. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang lebih
banyak menggunakan logika, hipotesis verifikasi yang dimulai dengan berfikir
deduktif untuk menurunkan hipotesis, kemudian melakukan pengujian di
lapangan dan hipotesis tersebut ditarik berdasarkan data empiris. Oleh karena itu
menekankan pada indeks-indeks dan pengukuran empiris (Tanzeh, 2011:64).
Adapun pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
bersifat asosiatif (hubungan), penelitian asosiatif merupakan penelitian yang
bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono,
2005:11). Yaitu antara Religiusitas, Kualitas Pelayanan dan Kepuasan Nasabah
yang berpengaruh terhadap Loyalitas Nasabah.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Bank Negara Indonesia (BNI) Syariah Kantor
Cabang Pembantu Magelang yang terletak di Jalan Jendral Sudirman,
N
1 + N (e)2
Penelitian dimulai pada hari Senin, 20 Agustus 2018 sampai dengan Rabu, 26
Agustus 2018.
C. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi adalah suatu kesatuan individu atau subyek pada wilayah dan
waktu serta dengan kualitas tertentu yang akan diamati/diteliti (Sugiyono,
2007:72). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh nasabah Bank BNI
Syariah KCP Magelang. Berdasarkan hasil wawancara keseluruhan nasabah
Bank BNI Syariah KCP Magelang terdapat 10.000 nasabah
2. Sampel
Sampel menurut Sugiyono (2007:73) adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan
peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya
karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan
sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu,
kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang
diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).
Dalam penelitian ini respondennya adalah nasabah yang berada di Bank
BNI Syariah KCP Magelang pada saat pengumpulan data melalui kuesioner.
Berkenaan dengan penentuan jumlah responden yang akan dijadikan sampel.
Slovin (1960) menentukan ukuran sampel dari suatu populasi dengan rumus:
n =
10.000 1 + 10.000 (0,1)2 10.000 101 10.000 1+100 n = n = n = n = 99,009 n = 99 Dimana : n = jumlah sampel N = jumlah populasi e = batas kesalahan
Dari perhitungan di atas maka dapat diketahui sampel dalam penelitian ini
berjumlah 99 nasabah.
D. Teknik Pengumpulan Data
Pengertian dari teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang dilakukan
peneliti untuk mendapatkan atau menjaring data-data penelitian lapangan terutama
data primer (Supardi, 2005:118). Cara untuk mendapatkan data berdasarkan jenis
data dan sumber data adalah sebagai berikut :
1. Sumber Primer
Sumber primer adalah pengambilan data yang diperoleh secara
pengumpulan data yang dapat digunakan peneliti untuk mendapatkan data
primer adalah sebagai berikut:
a. Angket (questionere)
Angket adalah daftar pertanyaan yang akan diberikan kepada objek
penelitian yang mau memberikan respon sesuai dengan permintaan
pengguna (Bawono, 2006:29).
b. Wawancara (interview)
Wawancara adalah metode atau cara mengumpulkan data serta
berbagai informasi dengan jalan menanyakan langsung kepada seseorang
yang dianggap ahli dan berwenang dalam bidangnya atau bahkan orang
yang berperan aktif maupun pasif dalam bidang tersebut.
c. Pengamatan (Observation)
Pengamatan adalah metode pengumpulan data dengan cara
melakukan pengamatan secara langsung pada objek penelitian.
2. Sumber Sekunder
Sumber sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung atau
penelitian arsip yang memuat penelitian masa lalu. Data ini diperoleh oleh
peneliti dari studi kepustakaan dari jurnal, majalah, buku, data statistik, dan
E. Skala Pengukuran
Skala pengukuran adalah garis atau titik-titik berderet yang memiliki jarak
sama diantaranya, dengan pemberian angka atau nilai pada tiap-tiap deret atau
titik-titik. Hasil dari pengukuran berupa angka yang menunjukkan nilai dari suatu
karakteristik yang dimiliki oleh objek penelitian. Skala pengukuran ada 4 macam,
yaitu nominal, ordinal, interval, dan rasio.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan skala pengukuran interval.
Menurut Bawono (2006) skala interval adalah memberi ranking terhadap
responden, yang diranking dapat berupa preferensi, perilaku, dan sebagainya.
Dalam penelitian ini, kuesioner dibuat dengan menggunakan skala 1–10 untuk mendapatkan data yang bersifat interval. Hal ini dikarenakan untuk memudahkan
responden dalam memberikan penilaian atau pendapat sangat tidak setuju sampai
sangat setuju dengan kata lain mengukur tanggapan baik buruknya dalam suatu
pernyataan dalam bentuk nilai angka 1-10. Responden yang akan dipilih dalam
penelitian ini terbiasa dengan penilaian numerikal angka 1 sebagai kategori sangat
tidak setuju (rendah) dan 10 sebagai kategori sangat setuju (paling tinggi). Berikut
adalah rentang penilaian dalam skala numerikal:
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
F. Definisi Konsep dan Operasional
Definisi konsep dan operasional adalah definisi yang didasarkan pada objek
yang diamati.
1. Religiusitas (X1)
Religiusitas adalah pengarahan manusia agar tingkah lakunya sesuai
dengan perasaan tentang adanya hubungan antara jiwanya dan jiwa yang
tersembunyi, yang diakui kekuasaannya atas dirinya atas sekalian alam, dan dia
rela merasa berhubungan seperti itu (Nikmah, 2013:10-11).
2. Kualitas Pelayanan (X2)
Kualitas Pelayanan adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan
pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan
pelanggan (Arief, 2007:118).
3. Kepuasan Nasabah (X3)
Kepuasan adalah evaluasi pasca konsumsi dimana suatu alternative yang
dipilih setidaknya memenuhi atau melebihi harapan (Sumarwan, 2011:387).
4. Loyalitas Nasabah (Y)
Komitmen pelanggan bertahan secara mendalam untuk berlangganan
kembali atau melakukan pembelian ulang produk atau jasa terpilih secara
konsisten di masa yang akan datang, meskipun pengaruh situasi dan usaha-
usaha pemasaran mempunyai potensi untuk menyebabkan perubahan perilaku
G. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah semua alat yang digunakan untuk
mengumpulkan, memeriksa, menyelidiki suatu masalah, atau mengumpulkan,
mengolah, menganalisa dan menyajikan data-data secara sistematis serta objektif
dengan tujuan memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis. Adapun
instrumen peneliti jika dilihat dari definisi konsep dan operasional yang
dipaparkan adalah sebagai berikut:
Table 3.1 Variabel dan Indikator
No Variabel Indikator Referensi
1 Religiusitas 1. Dimensi ideologis
2. Dimensi ritualistic 3. Dimensi intelektual 4. Dimensi konsekuensi 5. Dimensi pengalaman Ancok (2008:77-78) 2 Kualitas Pelayanan 1. Keandalan 2. Ketanggapan 3. Berwujud 4. Jaminan 5. Empati Ratnasari dan Mastuti (2011:107-109) 3 Kepuasan Nasabah 1. Pilihan tepat 2. Kesesuaian harapan 3. Kepuasan fasilitas Fornel (1992, dalam Atmojo 2010:45)
No Variabel Indikator Referensi
4 Loyalitas
Nasabah
1. Melakukan pembelian
secara teratur
2. Membeli di luar lini
produk atau jasa
3. Merekomendasikan
produk lain
4. Menunjukkan kekebalan
dari daya tarik produk
jenis dari pesaing
Hurriyati
(2010:130)
H. Uji Instrumen Penelitian
Uji Instrumen Penelitian adalah uji yang digunakan untuk menguji
instrumen penelitian dengan harapan akan mendapatkan data atau informasi yang
akurat. Uji yang biasa digunakan peneliti adalah sebagai berikut:
1. Uji Instrumen a. Uji Reliabilitas
Menurut Bawono (2006:63-65) Uji Reliabilitas adalah untuk menguji
data yang diperoleh dari instrumen penelitian seperti contoh hasil dari
kuesioner yang dibagikan. Kuesioner bisa dikatakan reliable, jika jawaban
dari responden konsisten dari waktu ke waktu. Menurut Sutrisno Hadi
(1991) dalam Bawono (2006) analisis ini dipakai untuk mengetahui sejauh
berbeda jika diukur ulang pada subyek yang sama, sehingga dapat diketahui
konsistensi atau keterandalan alat ukur (kuesioner). Teknik yang digunakan
untuk pengukuran Reliabilitas ini adalah teknik Cronbach Alpha. Suatu
variabel dikatakan reliabel jika cronbach Alpha > 0,60 (Bawono, 2006:68).
b. Uji Validitas
Uji Validitas (Bawono, 2006:68-70) adalah uji yang digunakan untuk
mengungkapkan apakah daftar pertanyaan dalam kuesioner tersebut sahih
atau tidak sehingga mampu secara efektif dan efesien mampu mengacu pada
data atau informasi yang menjadi fokus penelitian peneliti. Menurut
Sutrisno Hadi (1991), dalam Bawono (2006) analisis ini dilakukan untuk
mengukur seberapa cermat suatu tes melakukan fungsi ukurnya atau telah
benar-benar dapat mencerminkan variabel yang diukur.
2. Uji Asumsi Klasik
Uji Asumsi Klasik merupakan tahapan penting dalam proses analisis
regresi (Bawono, 2006:115). Pelanggaran terhadap asumsi klasik berarti model
regresi yang diperoleh tidak banyak bermanfaat dan kurang valid. Uji asumsi
klasik berguna untuk melengkapi uji statistik. Uji asumsi klasik terdiri dari :
a. Pengujian Multicollinearity
Pengujian Multicollinearity yaitu situasi dimana terdapat korelasi
variabel-variabel bebas diantara satu dengan lainnya. Dalam hal ini dapat
disebut variabel-variabel ini tidak orthogonal. Variabel yang bersifat
orthogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesamanya sama
yang apabila masalah multikoliniearitas ini serius dapat mengakibatkan
berubahnya tanda dari parameter estimasi (Bawono, 2006:116). Pengujian
ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antar variabel
independen (X). Untuk uji multikolinearitas ini peneliti menggunakan
metode VIF (Varian Inflation Factor) dan nilai Tolerance juga matrik
kolerasi. Kedua nilai VIF dan Tolerance ini, nilainya berlawanan, kalau
tolerancenya besar maka VIF nya kecil dan sebaliknya. Nilai VIF disini
tidak boleh lebih besar dari 5, jika lebih maka bisa dikatakan ada gejala
multikolinearitas, dan sebaliknya jika nilai VIF nya lebih kecil dari 5 maka
tidak ada gejala multikolinearitas. Demikian juga dengan nilai Tolerance
nya sebaliknya (Bawono, 2006:124).
b. Pengujian Heteroscendasticity
Pengujian Heteroscendasticity terjadi apabila varian dari variabel
pengganggu tidak sama untuk semua observasi, akibat yang timbul apabila
terjadi heteroskendastisitas adalah penaksir tidak biasa tetapi tidak efisien
lagi baik dalam sampel besar maupun sampel kecil, serta uji t-test dan F-test
akan menyebabkan kesimpulan yang salah (Bawono, 2006:133). Dalam
penelitian ini peneliti menggunakan Metode White Test. Uji ini dilakukan
dengan meregresi residual kuadrat (Ui2) dengan variabel bebas dan
perkalian variabel bebas. Apabila χ2 hitung < χ2
tabel, maka hipotesis
c. Pengujian Normalitas
Pengujian Normalitas yaitu untuk menguji apakah data variabel
dependen dan variabel independen berdistribusi normal atau tidak. Ada dua
cara untuk mengujinya yaitu dengan analisa grafik dan analisa statistik
sederhana. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan analisa grafik,
dengan metode grafik kita dapat melihat data yang digunakan memberikan
distribusi normal atau tidak dengan melihat grafik histogram dan normal
probability plot (Bawono, 2006:174).
Uji normalitas ini juga didukung dengan uji Kolmogrov-Smirnov. Uji
Kolmogrov-Smirnov bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel residu memiliki distribusi normal atau tidak. Data distribusi normal,
jika nilai sig (signifikansi) > 0,05. Data distribusi tidak normal, jika nilai
sig. (signifikansi) < 0,05 (Adrian, 2015)
d. Pengujian Linieritas
Pengujian Linieritas yaitu untuk menguji apakah spesifikasi model
yang kita gunakan sudah tepat atau lebih baik dalam spesifikasi model. Ada
tiga metode untuk melihat spesifikasi model yang tepat, yaitu: uji Durbin-
Watson, uji Ramsey, dan uji Langrange Multiplier. Dalam penelitian ini
peneliti menggunakan uji langrange Multiplier. Uji ini bertujuan untuk
mendapatkan nilai X2, untuk mendapatkan nilai X2 dengan cara mengalikan jumlah data observasi dikalikan dengan R2 atau n*R2.
3. Uji Statistik
Uji statistik (Bawono, 2006:88-93) digunakan untuk melihat tingkat
ketepatan atau keakuratan dari suatu fungsi atau persamaan untuk menaksir dari
data yang kita analisa. Uji statistik ini dapat kita lihat dari nilai t hitung, f hitung
dan nilai koefisien determinasinya. Untuk hasilnya jika berada di daerah kritis
atau yang menolak Ho maka dikatakan bahwa uji statistiknya lolos dan layak
untuk diuji selanjutnya. Hal ini berlaku sebaliknya jika berada di daerah yang
menerima Ho.
a. Uji ttest (Uji secara Individual)
Uji ini digunakan untuk melihat tingkat signifikansi variable independen
mempengaruhi variable dependen secara individu atau sendiri-sendiri dengan
menganggap variable independen lainnya konstan.
b. Uji Ftest (Uji secara Serempak)
Uji F digunakan untuk mengetahui seberapa jauh semua variable X
1,2,3,…..(independen) mempengaruhi variabel Y (dependen).
c. Uji R2 (Koefisien Determinasi)
Uji ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana tingkat hubugan antara
variabel dependen dengan variabel independen. Ciri-ciri nilai R2 adalah: 1) Besarnya nilai kefisien determinasi terletak antara 0 sampai dengan 1,
atau (0 ≤ R2≤ 1).
2) Nilai 0 menunjukan tidak adanya hubungan antara variabel independen
3) Nilai 1 menunjukan adanya hubungan yang sempurna antara variabel
independen dengan variabel dependen.
I. Alat Analisis
Uji Regresi Linear Berganda (Bawono, 2006:84-86) digunakan untuk
menganalisa data yang bersifat multivariate. Analisa ini digunakan untuk
meramalkan nilai variabel dependen (Y) dengan variabel independen (X) yang
jumlahnya lebih dari satu (minimal dua). Analisa regresi berganda sering disebut
analisa multivariate, karena variabel yang mempengaruhi naik turunnya variabel
dependen (Y) lebih dari satu variabel independen (X). Kondisi variabel
independent (X) dalam mempengaruhi variabel dependen (Y) bervariasi bisa
positif bisa juga negatif atau beraneka ragam kondisi yang mempengaruhi.
Sedangkan untuk membuktikan ada tidaknya hubungan fungsional atau hubungan
kausal antara beberapa variabel independen (X) mempengaruhi variabel dependen
(Y) dapat dilakukan dengan diuji dengan uji statistik. Persamaan regresi linear
berganda dapat berupa sebagai berikut:
Y = β0 + β1X1 + Β2X2 + β3X3 + ɛ
Dengan keterangan :
Y = Estimasi Variabel Dependen
β0 = konstanta dari persamaan regresi
β1,2,3 = Koefisien dari variabel independen X1,2,3 X1,2,3 = Variabel independen X1,2,3
44
BAB IV ANALISIS DATA
A. Gambaran Umum Bank BNI Syariah Kantor Cabang Pembantu Magelang 1. Sejarah Berdirinya Bank Negara Indonesia (BNI) Syariah KCP Magelang
Tempaan krisis moneter tahun 1997 membuktikan ketangguhan sistem
perbankan syariah. Prinsip syariah dengan 3 (tiga) pilarnya yaitu adil,
transparan dan maslahat mampu menjawab kebutuhan masyarakat terhadap
sistem perbankan yang lebih adil. Dengan berlandaskan pada undang-undang
No. 10 Tahun 1998, pada tanggal 29 April 2000 didirikan Unit Usaha Syariah
(UUS) BNI dengan 5 kantor cabang di Yogyakarta, Malang, Pekalongan,
Jepara dan Banjarmasin. Selanjutnya UUS BNI terus berkembang menjadi 28
Kantor Cabang dan 31 Kantor Cabang Pembantu.
Disamping itu nasabah juga dapat menikmati layanan syariah di
Kantor Cabang BNI Konvensional (office channelling) dengan lebih
kurang 1500 outlet yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Di dalam
pelaksanaan operasional perbankan, BNI Syariah tetap memperhatikan
kepatuhan terhadap aspek syariah. Dengan Dewan Pengawas Syariah (DPS)
yang saat ini diketuai oleh KH. Ma‟ruf Amin, semua produk BNI Syariah telah melalui pengujian dari DPS sehingga telah memenuhi aturan syariah.
Berdasarkan Keputusan Gubernur Bank Indonesia Nomor
12/41/KEP.GBI/2010 tanggal 21 Mei 2010 mengenai pemberian izin
usaha kepada PT Bank BNI Syariah. Dan di dalam Corporate Plan UUS
dilakukan spin off tahun 2009. Rencana tersebut terlaksana pada
tanggal 19 Juni 2010 dengan beroperasinya BNI Syariah sebaga i Bank
Umum Syariah (BUS). Realisasi waktu spin off bulan Juni 2010 tidak
terlepas dari faktor eksternal berupa aspek regulasi yang kondusif yaitu
dengan diterbitkannya UU No.19 tahun 2008 tentang Surat Berharga
Syariah Negara (SBSN) dan UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan
Syariah. Disamping itu, komitmen Pemerintah terhadap pengembangan
perbankan syariah semakin kuat dan kesadaran terhadap keunggulan
produk perbankan syariah juga semakin meningkat.1
Juni 2014 jumlah cabang BNI Syariah mencapai 65 Kantor Cabang,
161 Kantor Cabang Pembantu, 17 Kantor Kas, 22 Mobil Layanan Gerak
dan 20 Payment Poin.
Salah satu Kantor Cabang Pembantu Bank BNI Syariah adalah Bank
BNI Syariah Kantor Cabang Pembantu Magelang. Hal ini seiring dengan
perluasan kantor Bank BNI Syariah untuk memudahkan nasabah dalam
memanfaatkan layanan Perbankan Syariah. Akhirnya pada 10 Agustus
2016, Bank BNI Syariah Kantor Cabang Pembantu Magelang yang
beralamat di Jalan Jendral Sudirman, Rejowinangun Selatan, Magelang
Selatan, Kota Magelang secara resmi dibuka.
1
2. Visi Bank Negara Indonesia (BNI) Syariah
Menjadi Bank Syariah pilihan masyarakat yang unggul dalam layanan dan
kinerja.2
3. Misi Bank Negara Indonesia (BNI) Syariah
a. Memberikan kontribusi positif kepada masyarakat dan peduli pada
kelestarian lingkungan
b. Memberikan solusi bagi masyarakat untuk kebutuhan jasa perbankan
syariah
c. Memberikan nilai investasi yang optimal bagi investor
d. Menciptakan wahana terbaik sebagai tempat kebanggaan untuk berkarya
dan berprestasi bagi pegawai sebagai perwujudan ibadah
e. Menjadikan acuan tata kelola perusahaan yang amanah.3
4. Struktur Organisasi
Struktur organisasi Bank BNI Syariah KCP Magelang adalah sebagai
berikut:
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Bank BNI Syariah KCP Magelang
2 ibid 3
ibid
Keterangan:
Nama dan Posisi dalam struktur organisasi Bank BNI Syariah KCP Magelang
No Nama Posisi NPP
1 Abu Wafa Imanullah SBM (Sub Branch Manager) 73561
2 Christanti Handayani OSH (Operational & Service Head) 73285
3
Laila Kusuma
Rahmatina
FA (Funding Assistant) 77423
4 Fatin Ginanjar SA (Sales Assistant) 80648
5 Isna Permana Putri
PCA (Processing & Collection
Assistant)
76710
6 Ayu Nurtalita Azmi OSA (Operational & Support Assistant) 80645
7 Silmi Novita Ajeng PP (Payment Point)
8 Muhamad Farid CS (Customer Service) 94346
9 Ratna Dwi Purwanti Teller 94353
10
Muhammad Syaiful
Anwar
Satpam
5. Produk Bank Negara Indonesia (BNI) Syariah a. Produk Dana
1) iB Hasanah
Tabungan dengan berbagai fasilitas e-Banking seperti internet
Banking, SMS Banking, Mobile Banking dan lain-lain. BNI iB
ATM/Debit yang dapat digunakan untuk transaksi di seluruh merchant
Master Card seluruh dunia.
2) Bisnis iB Hasanah
Tabungan dengan informasi transaksi dan mutasi rekening yang
lebih detail, bagi hasil kompetitif, serta berbagai fasilitas transaksi e-
Banking, BNI Bisnis IB Hasanah dilengkapi dengan Hasanah Debit
Gold.
3) Baitullah iB Hasanah
Tabungan haji dan umrah yang dikelola secara syariah sebagai
sarana pembayaran haji untuk mendapatkan kepastian porsi berangkat
menunaikan ibadah haji dan perencanaan ibadah umrah dalam mata
uang rupiah dan USD. BNI Baitullah ib Hasanah dilengkapi dengan
Kartu Haji dan Umroh Indonesia sebagai kartu ATM/ Debit yang dapat
digunakan di Tanah Suci dan Tanah Air.
4) Tunas iB Hasanah
Tabungan yang diperuntukkan bagi anak-anak dan pelajar yang
berusia di bawah 17 tahun. Tabungan ini disertai dengan kartu ATM
Debit Tunas Card atas nama anak dan SMS notifikasi ke orang tua.
5) Tapenas iB Hasanah
Tabungan perencanaan dengan sistem setoran bulanan yang
bermanfaat untuk membantu menyiapkan rencana masa depan seperti
6) Prima iB Hasanah
Tabungan bagi nasabah “High Networth” dengan bagi hasil kompetitif dan manfaat berupa fasilitas transaksi e-Banking,
perlindungan asuransi jiwa dan fasilitas Executive Lounge bandara yang
telah bekerja sama dengan BNI Syariah, BNI Prima IB Hasanah
dilengkapi dengan Zamrud Card.
7) Simpel iB Hasanah
Produk simpanan untuk siswa/pelajar dengan fitur yang menarik
dan persyaratan yang sangat mudah sehingga mendorong budaya
menabung sejak dini. BNI Simpel iB Hasanah dilengkapi dengan Kartu
ATM Simpel iB.
b. Produk Pembiayaan Produktif
1) BNI Wirausaha Beragun Properti iB Hasanah
Fasilitas pembiayaan produktif yang diberikan kepada segmen
usaha kecil guna memenuhi kebutuhan investasi aset produktif seperti
rumah kost/ruko/rukan dan gudang.
2) BNI Wirausaha iB Hasanah
Fasilitas pembiayaan produktif yang diberikan untuk pertumbuhan
usaha yang fleksibel guna memenuhi kebutuhan modal kerja atau
3) BNI Usaha Kecil iB Hasanah
Fasilitas pembiayaan produktif yang diberikan untuk
pengembangan usaha produktif yang fleksibel guna memenuhi
kebutuhan modal kerja atau inventasi usaha.
4) BNI Griya iB Hasanah
BNI Griya Hasanah memberikan pembiayaan pemilikan rumah,
ruko, kavling siap bangun (KSB), pembangunan dan renovasi rumah.
6. Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Adapun data mengenai jenis kelamin responden nasabah ada Bank BNI
Syariah KCP Magelang adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden
JENIS KELAMIN
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid LAKI-LAKI 60 60.6 60.6 60.6
PEREMPUAN 39 39.4 39.4 100.0
Total 99 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah 2018
Dari tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa responden terdiri dari 60,6%
laki-laki yaitu sebanyak 60 responden, dan 39,4% perempuan yaitu sebanyak
39 responden. Kondisi ini disebabkan laki-laki yang sudah bekerja cenderung
menggunakan Bank BNI Syariah sebagai sarana penerimaan upah atau gaji dari
7. Profil Responden Berdasarkan Usia
Adapun data mengenai usia responden nasabah Bank BNI Syariah KCP
Magelang adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2 Usia Responden
USIA
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent