• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.6. Pembahasan Hasil Penelitian

5.6.1. Pengaruh kualitas sumber daya manusia terhadap kualitas laporan barang milik daerah

Hasil pengujian pengaruh variabel kualitas sumber daya manusia terhadap variabel kualitas laporan barang milik daerah dalam penelitian ini menunjukkan nilai positif sebesar 0,086 atau 8.6 % dan nilai signifikan sebesar 0,004 yang lebih kecil dari (<) α = 0,05 dapat disimpulkan bahwa variabel kualitas sumber daya manusia berpengaruh positif dan signifikan mempengaruhi kualitas laporan barang milik daerah. Berpengaruh positif menunjukkan bahwa semakin meningkatnya kualitas sumber daya manusia sebesar 1% maka akan semakin meningkat kualitas laporan barang milik daerah sebesar 8.6%. Demikian juga sebaliknya semakin menurunnya kualitas sumber daya manusia sebesar 1% maka akan semakin menurun pula kualitas laporan barang milik daerah sebesar 8.6%.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Darno (2012) menyatakan bahwa faktor kualitas sumber daya manusia perpengaruh secara simultan maupun terhadap kualitas laporan barang pengguna. Hal ini juga sejalan dengan penelitian simamora (2012) yang menyatakan bahwa sumber daya manusia berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah di kabupaten tapanuli selatan.

5.6.2. Pengaruh pengelolaan BMD terhadap kualitas laporan barang milik daerah

Berdasarkan nilai koefisien regresi menunjukkan variabel pengelolaan BMD positif sebesar 0,134 atau 13.4 % dan nilai signifikan sebesar 0,03 yang

lebih besar dari (>) α = 0,05 dapat disimpulkan bahwa variabel pengelolaan BMD berpengaruh positif signifikan mempengaruhi kualitas laporan barang milik daerah. Artinya bila variabel pengelolan BMD meningkatnya sebesar 1 % maka akan semakin meningkat pula kualitas laporan barang milik daerah sebesar 13.4%. Demikian juga sebaliknya

Hal ini sejalan dengan penelitian simamora (2012) yang menyatakan bahwa faktor buktik kepemilikan berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan sejalan dengan penelitian ratih (2014) juga menyatakan bahwa bahwa variabel pendataan, pengkodefikasian, pencatatan dan penilaian berpengaruh positif memengaruhi persepsi penyajian nilai wajar di neraca.

5.6.3. Pengaruh bukti kepemilikan terhadap kualitas laporan barang milik daerah

Berdasarkan nilai koefisien regresi positif sebesar 0,147 atau 14.7% dan nilai signifikan sebesar 0,000 yang lebih kecil dari α = 0,05 dapat disimpulkan bahwa variabel bukti kepemilikan berpengaruh positif dan signifikan mempengaruhi kualitas laporan barang milik daerah. Berpengaruh positif menunjukkan bahwa semakin meningkatnya bukti kepemilikan sebesar 1% maka akan semakin meningkat pula kualitas laporan barang milik daerah sebesar 14.7%. Demikian juga sebaliknya semakin menurunnya bukti kepemilikan sebesar 1% maka akan semakin menurun kualitas laporan barang milik daerahsebesar 14.7%.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian simamora (2012) yang menyatakan bahwa faktor bukti kepemilika berperan terhadap kualitas laporan keuangan di kabupaten tapanuli selatan.

5.6.4. Pengaruh komitmen pimpinan terhadap kualitas laporan barang milik daerah

Berdasarkan nilai koefisien regresi positif sebesar 0,146 atau 14.6% dan nilai signifikan sebesar 0,000 yang lebih kecil dari α = 0,05 dapat disimpulkan bahwa variabel komitmen pimpinan berpengaruh positif dan signifikan mempengaruhi kualitas laporan barang milik daerah. Berpengaruh positif menunjukkan bahwa semakin meningkatnya komitmen pimpinan sebesar 1% maka akan semakin meningkat pula kualitas laporan barang milik daerah sebesar 14.6%. Demikian juga sebaliknya semakin menurunnya komitmen pimpinan sebesar 1% maka akan semakin menurun kualitas laporan barang milik daerahsebesar 14.6%.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian simamora (2012) yang menyatakan bahwa faktor komitmen pimpinan berperan terhadap kualitas laporan keuangan di kabupaten tapanuli selatan.

5.6.5. Pengaruh SPIP terhadap kualitas laporan barang milik daerah Berdasarkan nilai koefisien regresi positif sebesar 0,108 atau 10.8% dan nilai signifikan sebesar 0,006 yang lebih kecil dari α = 0,05 dapat disimpulkan bahwa variabel SPIP berpengaruh positif dan signifikan mempengaruhi kualitas laporan barang milik daerah. Berpengaruh positif menunjukkan bahwa semakin meningkatnya SPIP sebesar 1% maka akan

semakin meningkat pula kualitas laporan barang milik daerah sebesar 10.8%. Demikian juga sebaliknya semakin menurunnya SPIP sebesar 1% maka akan semakin menurun kualitas laporan barang milik daerahsebesar 10.8%.

Pada penelitian ini peneliti menambah variabel SPIP bertolak dari PP 60 tahun 2008 kegiatan yang integral dan terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan tentang keandalan pelaporan, pengamanan aset dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.

5.6.6. Pengaruh pemanfaatan teknologi informasi terhadap kualitas laporan barang milik daerah

Berdasarkan nilai koefisien regresi negatif sebesar -0,074 atau -7.4% dan nilai tidak signifikan sebesar 0,103 yang lebih besar dari (>) α = 0,05 dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh negative tidak signifikan mempengaruhi kualitas laporan barang milik daerah.

Hasil penelitian ini bertentangan dengan darmo (2012) yang menyatakan faktor pemanfaatan teknologi informasi secara simultan maupun parsial berpengaruh terhadap kualitas laporan barang kuasa pengguna di wilayah kerja KPPN Malang.

Dalam hal ini dapat peneliti jelaskan bahwa kabupaten padang lawas adalah daerah pemekaran yang masih banyak yang belum memiliki kantor yang tetap minimnya alat pendukung seperti komputer, jaringan internet adapun pemda padang lawas memakai SIMDA ASET tetapi masih belum terkoneksi sehingga pengurus dan penyimpan barang sering melakukan penginputan data pada Dinas PPKAD bagian aset sehingga faktor

pemanfaatan teknologi informasi tidak berpengaruh signifikan pada penelitian tahun 2015 dan menurut peneliti jika fasilitas dilengkapi dan pegawai yang trampil maka variabel pemanfaatan Teknologi informasi akan berpengaruh signifikan.

5.6.7. Pengaruh peran inspektorat daerh sebagai variabel moderasi terhadap kualitas laporan barang milik daerah

Berdasarkan hasil uji residual yang dilakukan diketahui bahwa tingkat signifikansi Y sebesar 0,011 lebih kecil dari α = 0,05 dan koefisien regresi yang bernilai -0,181 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel peran inspektorat daerah merupakan variabel moderating yang dapat memoderasi (memperkuat) hubungan antara kualitas sumber daya manusia, pengelolaan BMD, bukti kepemilikan, komitmen pimpinan, SPIP dan pemanfaatan teknologi informasi dengan kualitas laporan barang milik daerah di pemerintahan kabupaten padang lawas.

Pada penelitian ini peneliti menjadikan peran inspektorat daerah sebagai variabel moderating berdasarkan PP No. 79 Tahun 2005 dan Permendagri No. 64 Tahun 2007 yaitu inspektorat memiliki tugas pembinaan dan pengawasan secara berkala terhadap program kegiatan yang dilakukan oleh masing-masing SKPD yang bertujuan mengawasi kinerja pemerintah pada kegiatan pembangunan, kegiatan pegawai dan pelayanan pada masyarakat.

BAB VI

Dokumen terkait