BAB III
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
3.1 Kerangka Konsep
Berdasarkan rumusan masalah dan landasan teori maka peneliti
mengembangkan kerangkan konsep bertujuan untuk memperlihatkan hubungan
pengaruh antara masing-masing variabel dalam suatu penelitian. Adapun kerangka
konsep dari penelitian ini dapat digambarkan dalam gambar 3.1, sebagai berikut :
Gambar 3.1 Kerangka Konsep
Dari kerangkan konsep penelitian tersebut diatas dapat dijelaskan bahwa
ada beberapa faktor- faktor yang mempengaruhi kualitas laporan barang milik Kualitas Sumber Daya Manusia
( X 1 )
Pengelolaan Barang Milik Daerah ( X 2 )
Bukti Kepemilikan ( X 3 )
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
( X 5 )
Pemanfaatan Teknologi Informasi ( X 6 )
Kualitas Laporan Barang Milik Daerah ( Y)
Komitmen Pimpinan ( X 4 )
Peran Inspektorat Daerah
daerah yaitu kualitas Sumber daya Manusian, Pengelolaan Barang Milik Daerah,
Bukti Kepemilikan, Komitmen Pimpinan, Sistem pengendalian Intern Pemerintah
dan pemanfaatan Teknologi Infomasi dan peran inspektorat peran inspektorat
daerah sebagai variabel moderating. Dimana dengan di ikut sertakan peran
inspektoran Daerah mampu meningkatkan kualitas laporan barang milik daerah
pada pemerintahan kabupaten padang lawas.
3.1.1. Hubungan sumber daya manusia terhadap Kualitas Laporan Barang Milik Daerah
Pengertian sumber daya manusia menurut Robbins (2006) diartikan
sebagai kapasitas individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam pekerjaan
tertentu. Kemampuan keseluruhan seseorang pada hakikatnya terdiri dari dua
faktor, yaitu kemampuan intelektual dan kemampuan fisik. Dalam pekerjaan
terkait kegiatan administrasi pada suatu organisasi, kemampuan intelektual tentu
lebih dominan. Kemampuan intelektual seseorang dalam menyelesaikan pekerjaan
tertentu bersumber dari latar belakang pendidikan dan pengalaman yang
dimilikinya. Latar belakang pendidikan mempunyai peran yang sangat penting
karena dengan pengetahuan yang diperoleh dari pendidikan dalam proporsi
tertentu diharapkan dapat memenuhi syarat-syarat yang dituntut oleh suatu
pekerjaan sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan lebih cepat dan tepat.
Sedangkan hubungan dengan laporan yang berkualitas yakni laporan Barang dapat
disimpulkan jika sumber daya manusia dalam melaksanakan kegiatan penataan
aset mempunyai kualitas akan menghasilkan laporan yang berkualitas pula begitu
3.1.2. Hubungan pengelolaan Barang milik Daerah terhadap Kualitas Laporan Barang milik daerah
Berdasarkan Permendagri No. 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Barang Milik Daerah, yang disebut sebagai BMD adalah: “Semua
barang yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah atau perolehan lainnya yang sah”.
Di bawah ini dapat dilihat siklus pengelolaan aset/BMD menurut
Permendagri Nomor 17 Tahun 2007:
1. Perencanaan kebutuhan dan penganggaran;
2. Pengadaan;
3. Penerimaan, penyimpanan dan penyaluran;
4. Pemeliharaan;
5. penatausahaan;
6. Penggunaan
7. Pemanfaatan;
8. Pengamanan;
9. Penilaian;
10.Penghapusan;
11.Pemindahtanganan;
12.Pembinaan, pengawasan dan pengendalian;
13.Pembiayaan; dan
14.Tuntutan ganti rugi.
menurut Mardiasmo (2004) pengelolaan barang yang baik akan
e. Terwujudnya ketertiban administrasi mengenai kekayaan daerah,
menyangkut inventarisasi tanah dan bangunan, sertifikasi kekayaan
daerah, penghapusan dan penjualan aset daerah, sistem pelaporan
kegiatan tukar menukar, hibah dan ruislag.
f. Terciptanya efisiensi dan efektifitas penggunaan aset daerah.
g. Pengamanan aset daerah.
h. Tersedianya data/informasi yang akurat mengenai jumlah kekayaan
daerah.
Pada pengelolaan Barang Milik Daerah berpengaruh terhadap Kualitas Laporan
Barang Milik Daerah dalam penelitian khairani (2013) pada kota Tanjung balai
belum dilaksanakan dengan baik.
3.1.3. Hubungan bukti kepemilikan terhadap kualitas Laporan BMD Bukti Kepemilikan atas asset sebagaimana di jelaskan dalam PP 71 Tahun
2010 pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah Nomor 07 tentang Akuntansi
Aset Tetap menyatakan dalam paragraph 18 dan 19 “ pegakuan asset tetap akan
andal bila asset tetap telah diterima atau diserahkan hak kepemilikannya dan atau
pada saat penguasaannya berpindah.” Saat pengakuaan asset akan dapat
diandalkan apabila terdapat bukti bahwa telah terjadi pemindahan hak
kepemilikan dan/atau penguasaan secara hukum misalnya: Bukti Kepemilikan
Barang; Sertifikat tanah; BPKB atau STNK; Kuitansi atau Faktur Pembelian;
Berita acara serah terima barang; Surat penyataan hibah, wakaf, sumbangan, atau
Hasil penelitian rudianto ( 2013 ) membuktikan bahwa bukti kepemilikan
berpengaruh signifikan terhadap pencatatan aset yang berpengaruh pada kualitas
laporan keuangan.
3.1.4. Hubungan komitmen pimpinan terhadap Kualitas Laporan BMD Komitmen pimpinan merupakan konsep manajemen yang menempatkan
sumber daya manusia sebagai figur sentral dalam organisasi. Tampa komitmen
sukar mengharapkan partisipasi aktif dan mendalam dari sumber daya
manusia.oleh sebab itu komitmen harus dipelihara agar tetap tumbuh dan eksis
disanubari sumber daya manusia. Dengan cara dan teknik yang tepat pimpinan
yang baik dapat menciptakan dan menumbuhkan komitmen Arvan(1999)
mengemukakan 5 (lima) prinsip kunci dalam membangun komitmen yakni :
1. Memelihara atau meningkatkan harga diri. Artinya pimpinan harus pintar
menjaga agar harga diri bawahan tidak rusak.
2. Memberikan tanggapan dengan empati.
3. Meminta bantuan dan mendorong keterlibatan. Artinya bawahan selain
butuh dihargai juga ingin dilibatkan dalam pengambilan keputusan.
4. Mengungkapkan pikiran, perasaan dan rasional
5. Memberikan dukungan tampa mengambil rasa tanggung jawab
Menurut Pandy dan Anastasi (1996) kualitas merupakan kondisi dinamis
yang berhubungan dengan tugas yang dilaksanakan. Proses dan lingkungan yang
memenuhi atau melebihi harapan. Komitmen pimpinan pada kualitas adalah
kesungguhan yang diperlihatkan oleh pimpinan untuk menghasilkan laporan yang
Menurut Simamora 2012) pemimpin harus memiliki komitmen pimpinan
yang tegas dan serius dalam menyelesaikan permasalahan aset dari kabupaten
induk dalam hal bukti yang sah terhadap kememilikan aset daerah pemekaran.
Dengan demikian bila pemimin tidak memiliki komitmen terhadap aset maka
akan mempengaruhi kualitas laporan Barang milik Daerah
3.1.5. Hubungan system pengendalian intern Pememrintah terhadap Kualitas Laporan Barang Milik Daerah
Hubungan sistem pengendalian intern sesuai PP Nomor 60 tahun 2008
adalah “ proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara
terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan
yang memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegaiatan yang efektif
dan efesien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan Aset dan ketaatan
terhadap peraturan perundang-undangan”. Dari hal diatas sistem pengengalian
intern pemerintah berpengaruh positif terhadap kualitas Laporan Barang Milik
Daera dalam hal penyajian nilai aset yang tepat waktu dan keterandalan.
3.1.6. Hubungan Penerapan Teknologi Informasi terhadap Kualitas Laporan Barang Milik Daerah
Mustafa dkk (2011) memberikan bukti adanya pengaruh pemanfaatan
teknologi informasi terhadap keterandalan dan ketepatwaktuan pada laporan
keuangan. Pemanfaatan teknologi informasi yang meliputi teknologi komputer
dan teknologi komunikasi dalam pengelolaan keuangan daerah akan
meningkatkan pemrosesan transaksi dan data lainnya, keakurasian dalam
perhitungan, serta penyiapan laporan dan output lainnya lebih tepat waktu.
Pemanfaatan teknologi informasi juga akan sangat membantu mempercepat
sehingga laporan keuangan tersebut tidak kehilangan nilai informasi yaitu
ketepatwaktuan.
3.1.7. Hubungan peran Inspektorat Daerah terhadap kualitas Laporan Barang Milik Daerah.
Berdasarkan PP No.41 Tahun 2007, tentang perangkat daerah, yang
menjelaskan bahwa inspektorat daerah merupakan unsur pengawas penyelenggara
pemerintah daerah yang melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan
pemerintah di daerah kabupaten/kota.
Dalam melakukan tugas nya, inspektorat tidak boleh memihak kepada
siapapun, inspektorat mempunyai wewenang penuh untuk memeriksa dan
mengamati setiap bagian dalam pemerintahan, sehingga dalam melaksanakan
kegiatannya inspektorat dapat bertindak sesubjektif dan seefektif mungkin. Oleh
karena itu pula, sebaiknya inspektorat tidak mempunyai wewenang langsung atas
setiap bagian yang diawasi sehingga apat mempertahankan independensi dalam
pemerintahan .Menurut Peraturan Menteri dalam Negeri No. 64 Tahun 2007 ,
Inspektorat juga berperan melaksanakan fungsi pemeriksaan,
pengusutan,pengujian dan penilaian Tugas pengawasan yang berguna untuk
mendeteksi apakah terjadi penyimpangan atau tidak. Jadi dengan adanya
pengawasan intern yang dilakukan inspektorat dapat diketahui apakah suatu
instansi pemerintahan telah melaksanakan kegiatannya sesuai dengan tugas dan
fungsinya secara efektif dan efisien.
Dengan peran inspektorat daerah melaksanakan fungsi pemeriksaan,
perundang-undangan yang berlaku sehingga akan membuat laporan Barang Milik
Baerah berkualitas.
3.2. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual, hipotesis
dalam penelitian ini adalah:
1 : Kualitas Sumber Daya Manusia, Pengelolaan Barang Milik Daerah, Bukti
Kepemilikan, Komitmen Pimpinan, Sistem pengendalian Intern Pemerintah,
Pemanfaatan Teknologi Informasi secara simultan dan parsial berpengaruh
Positif terhadap Kualitas Laporan Barang Milik Daerah pada SKPD di
pemerintahan Kabupaten Padang Lawas
2 : Peran Inspektorat Daerah sebagai variabel Moderating mampu memperkuat
hubungan antara variabel Kualitas Sumber Daya Manusia, Pengelolaan
Barang Milik Daerah, Bukti Kepemilikan, Komitmen Pimpinan, sistem
pengendalian Intren Pemerintah, Pemanfaatan Teknologi Informasi
terhadap variabel Kualitas Laporan Barang Milik Daerah pada SKPD di
BAB IV
METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian sebab akibat (causal research) yaitu
penelitian yang bertujuan untuk menguji hipotesis (hypothesis testing) dan
penelitian yang menjelaskan fenomena dalam bentuk hubungan antar variabel dan
mengidentifikasi sebab akibat antara variabel Sugiono (2008) hal ini sesuai
dengan tujuan penelitian yaitu untuk menganalisis pengaruh secara simultan dan
parsial variabel Kualitas SDM, Pengelolaan BMD, Bukti Kepemilikan, Komitmen
Pimpinan, Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, dan Pemanfaatan Teknologi
sebagai variabel independen, Peran Inspektorat Sebagai variabel Moderating dan
Kualitas Laporan Barang Milik Daerah sebagai variabel dependen.
4.2. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitaian
Lokasi penelitian ini dilakukan di seluruh SKPD pada Pemerintah
Kabupaten Padang Lawas untuk Tahun Anggaran 2015 dan waktu Penelitian
dijadwalkan mulai bulan Nopember 2015 S/d Agustus 2016.
(Schedule penelitian terlampir)
4.3. Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisaasi yang terdiri atas objek atau subjek
yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya Sugiono (2008). Populasi
Lawas berjumlah 42, setiap SKPD mewakili 3 responden dengan kereteria
Perjabat pengguan anggaran/sekretaris, pengurus dan penyimpan barang SKPD
ditambah 10 staf pada Bidang Aset Dinas Pendapatan, Keuangan dan Aset
(DPKA) Kabupaten Padang Lawas dapat dilihat pada tabel 4.1 .
4.3.2 Sampel
Pengambilan Sampel menggunakan konsep Non Probability Sampling
yaitu pemilihan sampel yang tidak acak melainkan subyektif. Setiap anggota tidak
memiliki peluang untuk menjadi bukan nol yang diketahui (Lubis, 2012). Untuk
menentukan sampel dalam penelitian ini, digunakan metode sensus yaitu
pengambilan sampel berdasarkan kriteria tertentu (Lubis, 2012).
Penentuan kriteria sampel berdasarkan tugas Pejabat Kuasa Pengguna
Barang (Kepala SKPD), Pengurus dan Penyimpan barang yang mendapat surat
keputusan Bupati Padang Lawas pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten
(SKPD) dan tugas pejabat struktural dan staf pada bidang aset Dinas Pendapatan
Keuangan dan Aset (DPKA) sebagai konsolidator laporan untuk menjadi Laporan
Barang Milik Daerah Kabupaten Padang Lawas.
Sampel pada penelitian ini adalah 84 orang Pejabat Pengurus dan
Penyimpan Barang dari 42 Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang ada
dalam kabupaten Padang Lawas, 42 orang Kepala SKPD sebagai kuasa pengguna
Barang dan 4 orang Pejabat Struktural serta 6 orang staf pada Bidang Aset Dinas
Pendapatan, Keuangan dan Aset Kabupaten padang lawas. Sampel 136 orang
Tabel 4.1. Populasi dan Sampel Penelitian
No Nama SKPD Sampel
1 Sekretariat DPRD 3
2 Sekretariat Daerah Kabupaten 3
3 Dinas Pekerjaan Umum dan Tambang 3
4 Badan Penanggulangan Bencana Alam 3
5 Dinas Perhubungan 3
6 Dinas Kesehatan 3
7 Rumah Sakit Umum Daerah ( RSUD ) 3
8 Badan Pemberdayan Perempuan dan KB 3
9 Dinas Pendidikan 3
10 Dinas Pemuda dan Olah Raga 3
11 Dinas Sosial dan Nakertrans 3
12 Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemdes 3
13 Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil 3
14 Dinas Pertanian 3
15 Dinas kebersihan dan peratamanan 3
16 Dinas Kehutanan dan Perkebunan 3
17 Dinas Perikanan dan Peternakan 3
18 Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan 3
19 Dinas operasi,Perindustrian,Perdagangan dan UMKM 3
20 Dinas Pendapatan Keuangan dan Asset 13
21 Kantor Inspektorat 3
22 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 3
23 Badan Lingkungan Hidup 3
24 Kantor Kesbang Pol. Dan Linmas 3
25 Kantor Satpol PP 3
26 kantor arsip da perpustakaan 3
27 Badan Kepegawaian Daerah 3
28 Sekretarian Korpri 3
29 Badan Pelayanan Perizinan Terpadu 3
30 Kecamatan Barumun 3
31 kecamatan Barumun Tengah 3
32 Kecamatan Sosopan 3
33 Kecamatan Sosa 3
34 Kecamatan Lubuk Barumun 3
35 Kecamatan Ulu Barumun 3
36 Kecamatan Huta Raja Tinggi 3
37 Kecamatan Batang Lubu Sutam 3
38 Kecamatan Huristak 3
39 Kecamatan Aek Nabara Barumun 3
40 Kecamatan Sihapas Barumun 3
41 Kec. Barumun Selatan 3
42 Kelurahan Pasar Sibuhuan 3
4.4. Metode Pengumpulan Data
Metode Pengumpulan Data yang digunakan peneliti adalah metode
pengamatan langsung yakni pengamatan berstruktur dengan menanyakan
langsung kepada responden kuesioner yang telah dipersiapkan agar responden
mejawab sesuai pertanyaan dan juga agar tidak terjadi salah persepsi terhadap
pertanyaan yang diberikan peneliti.
1. Sumber Data
Sumber data primer dalam penelitian ini adalah berupa opini subyek yang
dikumpulkan secara individual dari responden yang terdiri dari Kepala SKPD
selaku kuasa pengguna Barang, Kabid Aset, pejabat struktural dan fungsional
serta staf pada bidang aset DPKA, Penyimpan dan pengurus Barang Kabupaten
padang Lawas.
2. Teknik Pengumpulan Data
Metode Pengumpulan data primer dari responden dilakukan dengan teknik
kuesioner yaitu dengan cara memberikan daftar pertanyaan tertulis kepada
responden. Operasional penyebaran kuesioner ini dilakukan dengan cara
mendatangi dan membagi kuesioner secara langsung ke populasi yang harus
dijawab oleh responden dengan mengikuti perintah yang terdapat didalamnya.
3. Alat pengumpulan data
Penelitian ini menggunakan satu buah angket yang di dalamnya berisi delapan
buah instrument dengan skala pengukuran adalah 5 (lima) poin skala likert
(Nazir, 2013). Sekala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan
persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. yaitu untuk
Daerah (X2), Bukti Kepemilikan (X3), Komitmem Pimpinan (X4), Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah (X5), dan Pemanfaatan Teknologi Informasi
(X6) Kualitas Laporan Barang Milik Daerah (Y), dan Peran Inspektorat Daerah
(Z) sebagai variabel Moderating.
4.5. Defenisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel
Defenisi operasional dan pengukuran untuk masing-masing Variabel dalam
penelitian ini adalah :
a. Kualitas Sumber daya manusia (X1)
Pengertian sumber daya manusia menurut Robbins (2006) diartikan sebagai
kapasitas individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam pekerjaan
tertentu. Kemampuan keseluruhan seseorang pada hakikatnya terdiri dari
dua faktor, yaitu kemampuan intelektual dan kemampuan fisik. Dalam
pekerjaan terkait kegiatan administrasi pada suatu organisasi, kemampuan
intelektual tentu lebih dominan. Kemampuan intelektual seseorang dalam
menyelesaikan pekerjaan tertentu bersumber dari latar belakang pendidikan
dan pengalaman yang dimilikinya. Latar belakang pendidikan mempunyai
peran yang sangat penting karena dengan pengetahuan yang diperoleh dari
pendidikan dalam proporsi tertentu diharapkan dapat memenuhi
syarat-syarat yang dituntut oleh suatu pekerjaan sehingga pekerjaan dapat
diselesaikan dengan lebih cepat dan tepat.
Indikator yang digunakan pada variabel ini adalah latar belakan pendidikan,
uraian peran dan fungsi, peran dan tanggung jawab, sumberdaya
pendukung Operasional, pelatihan keahlian dalam tugas, pemahaman
rentang nilai 1 sampai 5. Kuesioner untuk variabel ini dirancang bersifat
kuantitatif dan diadopsi dari kuesioner sari (2014)
b. Pengelolaan Barang Milik Daerah (X2)
Berdasarkan Permendagri No. 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Barang Milik Daerah, yang disebut sebagai BMD adalah:
Milik Daerah, yang disebut sebagai BMD adalah: “Semua barang yang
dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
atau perolehan lainnya yang sah”. Mahmudi dalam Hidayat (2012) yang
dimaksud dengan aset daerah adalah: “Semua kekayaan daerah yang
dimiliki maupun yang dikuasai pemerintah daerah, yang dibeli atau
diperoleh atas beban APBD atau berasal dari perorangan lainnya yang sah,
misalnya sumbangan, hadiah, donasi, wakaf, swadaya, kewajiban pihak
ketiga, dan sebagainya”. Sedangkan Soleh dan Rochmansjah (2010)
berpendapat bahwa aset atau BMD adalah: “Semua kekayaan daerah baik
yang dibeli atau diperoleh atas beban anggaran pendapatan belanja daerah
(APBD) maupun yang berasal dari perolehan lainyang sah baik bergerak
maupun yang tidak bergerak beserta bagianbagiannya ataupun yang
merupakan satuan tertentu yang dapat dinilai, dihitung, diukur atau
ditimbang termasuk hewan dan tumbuh- tumbuhan kecuali uang dan
surat-surat berharga lainnya”
Indikator yang digunakan pada variabel ini adalah peñata usahaan,
pelaporan, pengamanan dan pemeliharaan. Pengeloaan Barang Milik
untuk variabel ini dirancang bersifat kuantitatif dan pertanyaan
dikembangkan dari Permendagri nomor 17 tahun 2007.
c. Bukti kepemilikan (X3)
Bukti Kepemilikan atas asset sebagaimana di jelaskan dalam PP 71 Tahun
2010 pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah Nomor 07 tentang
Akuntansi Aset Tetap menyatakan dalam paragraph 18 dan 19 “ pegakuan
asset tetap akan andal bila asset tetap telah diterima atau diserahkan hak
kepemilikannya dan atau pada saat penguasaannya berpindah.” Saat
pengakuaan asset akan dapat diandalkan apabila terdapat bukti bahwa telah
terjadi pemindahan hak kepemilikan dan/atau penguasaan secara hukum,
misalnya sertifikat tanah dan bukti kepemilikan kenderaan bermotor .
apabila perolehan aset tetap belum didukung dengan bukti secara hukum
misalnya: Bukti Kepemilikan Barang; Sertifikat tanah; BPKB atau STNK;
Kuitansi atau Faktur Pembelian; Berita acara serah terima barang; Surat
penyataan hibah, wakaf, sumbangan, atau donasi, dikarenakan masih ada
suatu proses administrasi yang diharuskan, seperti pembelian tanah yang
masih harus diselesaikan proses jual beli (akta) dan sertifikat
kepemilikannya diinstansi berwenang, maka aset tersebut harus diakui pada
saat terdapat bukti penguasaan aset tetap tersebut telah berpindah. Misal
telah terjadi pembayaran dan penguasaan atas sertifikat tanah atas nama
pemilik sebelumnya.
Bukti kepemilikan idikator memiliki wujud, dicatat , memiliki bukti secara
untuk variabel ini dirancang bersifat kuantitatif dan pertanyaan
dikembangkan dari PP nomor 70 tahun 2010.
d. Komitmen pimpinan (X4).
Komitmen pimpinan merupakan konsep manajemen yang menempatkan
sumber daya manusia sebagai figur sentral dalam organisasi. Tampa
komitmen sukar mengharapkan partisipasi aktif dan mendalam dari sumber
daya manusia.oleh sebab itu komitmen harus dipelihara agar tetap tumbuh
dan eksis disanubari sumber daya manusia. Dengan cara dan teknik yang
tepat pimpinan yang baik dapat menciptakan dan menumbuhkan komitmen
Arvan(1999) mengemukakan 5 (lima) prinsip kunci dalam membangun
komitmen yakni :
1. Memelihara atau meningkatkan harga diri. Artinya pimpinan harus
pintar menjaga agar harga diri bawahan tidak rusak.
2. Memberikan tanggapan dengan empati.
3. Meminta bantuan dan mendorong keterlibatan. Artinya bawahan
selain butuh dihargai juga ingin dilibatkan dalam pengambilan
keputusan.
4. Mengungkapkan pikiran, perasaan dan rasional
5. Memberikan dukungan tampa mengambil rasa tanggung jawab
Menurut Pandy dan Anastasi( 1996 ) kualitas merupakan kondisi dinamis
yang berhubungan dengan tugas yang dilaksanakan. Proses dan lingkungan
yang memenuhi atau melebihi harapan. Komitmen pimpinan pada kualitas
adalah kesungguhan yang diperlihatkan oleh pimpinan untuk menghasilkan
Menurut Simamora ( 2013 ) pemimpin harus memiliki komitmen
pimpinan yang tegas dan serius dalam menyelesaikan permasalahan aset
dari kabupaten induk dalam hal bukti yang sah terhadap kememilikan aset
daerah pemekaran. Dengan demikian bila pemimpin tidak memiliki
komitmen terhadap aset maka akan mempengaruhi kualitas laporan Barang
milik Daerah
Indikator yang digunakan pada variabel ini adalah fungsi kerjasama, fungsi
wewenang, funsi pengaruh, fungsi tugas, fungsi pemeliharaan. Komitmen
pimpinan diukur dengan skala likert rentang nilai 1 sampai 5. Kuesioner
untuk variabel ini dirancang bersifat kuantitatif dan pertanyaan diadopsi
dari Peter G. Northouse (2013)
e. Sistem pengedalian intern pemerintah (SPIP) (X4)
Hubungan sistem pengendalian intern sesuai PP Nomor 60 tahun 2008
adalah “ proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan
secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk
memberikan keyakinan yang memadai atas tercapainya tujuan organisasi
melalui kegaiatan yang efektif dan efesien, keandalan pelaporan keuangan,
pengamanan Aset dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan”.
Dari hal diatas sistem pengengalian intern pemerintah berpengaruh positif
terhadap kualitas Laporan Barang Milik Daera dalam hal penyajian nilai
aset yang tepat waktu dan keterandalan.
Indikator yang digunakan pada varibel variabel ini diukur dengan 15
pengendalian, informasi dan komunikasi, pemantauan pengendalian intren,
penentuan kebijakan. Sistem pengendalian intern pemerintah diukur dengan
skala likert rentang nilai 1 sampai 5. Kuesioner untuk variabel ini dirancang
bersifat kuantitatif dan pertanyaan kuesioner di adopsi dari penelitian Zalni
( 2013)
f. Pemanfaatan Teknologi Informasi (X6)
Penelitian Indriasari dkk (2011) menunjukkan bahwa pemanfaatan
teknologi informasi berpengaruh positif signifikan terhadap keterandalan
dan ketepatwaktuan pelaporan keuangan pemerintah daerah. Temuan ini
mendukung literatur-literatur yang berkaitan dengan manfaat dari suatu
teknologi informasi dalam suatu organisasi, termasuk pemerintah daerah
yang harus mengelola APBD dimana volume transaksinya dari tahun ke
tahun menunjukkan peningkatan dan semakin kompleks. Pemanfaatan
teknologi informasi yang meliputi teknologi komputer dan teknologi
komunikasi dalam pengelolaan keuangan daerah akan meningkatkan
pemrosesan transaksi dan data lainnya, keakurasian dalam perhitungan,
serta penyiapan laporan dan output lainnya lebih tepat waktu.
Wilkison,et al (2000) pemanfaatan teknologi dalam hal proses secara
otomatis, output lebih rapi dan dalam bentuk yang bervariasi, lebih banyak
terlebih output dapat didistribusikan kepada pemakai lain dengan
menggunakan LAN dari pemanfaatan teknologi yang dapat dilakukan
a. Pemprosesan transaksi dan data lainnya lebih cepat,
b. Keakuratan dalam perhitungan dan pembandingan lebih benar,
c. Biaya pemrosesan lebih rendah,
d. Penyiapan laporan dan output lainnya lebih tepat waktu,
e. Tempat penyimpanan data lebih ringkas dengan aksesibilitas lebih tinggi
bila dibutuhkan,
f. Produktifitas lebih tinggi.
Menggunakan tujuh indiator yang dikembangkan dari wilkison, at al (2000)
yaitu : 1). sofwer aplikasi, 2). Peruses pencataan Barang Milik Daerah
secara Komputerisasi, 3). Sofwer sesuai peraturan perundang-undangan, 4).
Laporan Barang yang terintegrasi, 5). Pemeliharaan Peralatan, 6).
Perbaikan peralatan yang rusak/ usang, 7). Memiliki anti virus.
Masing-masing item pertanyaan diukur menggunakan skala interval. Semakin
mengarak ke poin 1 menunjukkan pemanfaatan teknologi informasi
semakin rendah dan semakin mengarah ke poin 5 menunjukkan
pemanfaatan teknologi informasi semakin tinggi. Setiap item pertanyaan
diadaptasi dan dikembangkan dari penelitian Wilkinson, dkk (2000)
g. Peran inspektorat (Z) variabel Moderating
Menurut Peraturan Menteri dalam Negeri No. 64 Tahun 2007 , Inspektorat
juga berperan melaksanakan fungsi pemeriksaan, pengusutan,pengujian dan
penilaian Tugas pengawasan yang berguna untuk mendeteksi apakah terjadi
penyimpangan atau tidak. Jadi dengan adanya pengawasan intern yang
telah melaksanakan kegiatannya sesuai dengan tugas dan fungsinya secara
efektif dan efisien.
Peran inspektorat dapat diukur dengan skala likert rentang nilai 1 sampai 5.
Kuesioner untuk variabel ini dirancang bersifat kuantitatif dan pertanyaan
dikembangkan dari Permendagri nomor 64 tahun 2007.
h. Kualitas Laporan barang Milik Daerah (Y)
Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010. sebagaimana disebutkan
dalam Peraturan Pemerintah tersebut, karakteristik kualitatif laporan
keuangan adalah ukuran-ukuran normatif yang perlu diwujudkan dalam
informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya. Konstruk
Kualitas Laporan Barang Milik Daerah dengan karakteristik sebagai
berikut :
1. Andal, mengandung arti bahwa Informasi dalam laporan Barang
Milik Daerah bebas dari pengertian yang menyesatkan dan
kesalahan material, menyajikan setiap fakta secara jujur, serta
dapat diverifikasi.
2. Tepat waktu, mengandung arti bahwa informasi yang disajikan
tepat waktu akan dapat berpengaruh dan berguna dalam
pengambilan keputusan.
3. Lengkap, berarti mencakup semua informasi Laporan lengkap baik
pencatatan dan bukti yang dapat mempengaruhi pengambilan
Idikator yang digunakan untuk mengukur kualitas laporan Barang milik
Daerah manfaat dari laporan yang dihasilkan, ketepatan waktu pelaporan,
kelengkapan informasi yang disajikan, penyajian secara jujur, isi laporan
dapat diverifikasi, keakuratan informasi yang disajikan, isi laporan BMD
dapat dibandingkan dengan priode sebelumnya, masing- masing item
diukur menggunakan skala interval semakin mengarah kepoin 1
menunjukkan kualitas Laporan Barang Milik Daerah semakin rendah dan
semakin mengarah kepoin 5 menunjukkan kualitas laporan semakin tinggi.
Setiap item pertanyaan dikembangakan dari PP nomor 71 tahun 2010.
Adapun defenisi operasional masing-masing variabel dalam penelitian ini
dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut :
Tabel 4.2 Defenisi Operasional No Variabel
Penelitian
Defenisi Operasional Indikator Skala
1. Kualitas SDM
(X1)
Kemampuan Sumber Daya
2. Pengelolaan BMD (X2)
Pengelolaan Semua barang
yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah atau dikuasai dan memiliki status
hukum yang jelas misalnya:
Bukti Kepemilikan Barang; Sertifikat tanah; BPKB atau STNK; Kuitansi atau Faktur Pembelian; Berita acara serah terima barang; Surat penyataan hibah, wakaf, sumbangan, atau donasi.
Tekad bulat untuk melakukan
sesuatu dengan niat yang
sungguh-sungguh mengarahkan dan mempengaruhi anggota,
kelompok yang berkaitan
dengan tugas dan tanggung dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh
pegawai untuk memberikan
keyakinan yang memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegaiatan yang efektif
dan efesien, keandalan
pelaporan keuangan,
pengamanan Aset dan ketaatan terhadap peraturan
perundang-Pemanfaatan teknologi secara
optimal dari computer,
Laporan
penilaian Tugas pengawasan yang berguna untuk mendeteksi apakah terjadi penyimpangan atau tidak. Jadi dengan adanya
pengawasan intern yang
dilakukan inspektorat dapat
diketahui apakah suatu instansi
pemerintahan telah
melaksanakan kegiatannya
sesuai dengan tugas dan
fungsinya secara efektif dan efisien. Permendagri No. 64
Ukuran – ukuran normatif yang
perlu diwujudkan dalam
informasi laporan Aset
sehingga dapat memenuhi
4.6 MetodeAnalisis Data
Metode analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah
regresi linier berganda yang bertujuan untuk menguji dan menganalisis, baik
secara simultan maupun secara parsial seberapa besar pengaruh Sumber Daya
Manusia, Pengelolaan Barang Milik Daerah, Bukti Kepemilikan, Komiten
Pimpinan, Sistem Pengendalian Intern, Pemanfaatan Teknologi Informasi
terhadap Kualitas Barang Milik Daerah dengan peran Inspektorat Sebagai
Variabel Moderating. Pengolahan data menggunakan program Statistical Package
for Social Science (SPSS).
4.6.1. Uji Kualitas Data
Menurut Sugiono (2008) ada dua konsep mengukur kualitas data yaitu
validitas dan reliabilitas. Kualitas data yang dihasilkan dari penggunaan instrumen
penelitian dapat dievaluasi melalui uji validitas dan reliabilitas. Pengujian tersebut
masing-masing untuk mengetahui konsistensi dan akurasi data yang dikumpulkan
dari penggunaan instrumen Sebelum digunakan untuk mengumpulkan data,
instrumen yang telah disusun diujicobakan terlebih dahulu. Tujuannya adalah
untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrument yang disusun berdasarkan
teori – teori pada Bab II. Uji coba dilakukan terhadap responden yang tidak
termasuk sebagai sampel penelitian. Jumlah sampel uji coba sebesar 30
responden. Responden yang dijadikan sampel uji adalah Seluruh Staf Bidang Aset
DPKAD dan pengurus/penyimpan barang sekolah-sekolah pada Pemerintah
menganalisis data hasil uji coba untuk menentukan validitas butir dan reliabilitas
instrumen.
4.6.1.1 Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pernyataan pada kuesioner
mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.
Pengujian validitas dalam penelitian ini menggunakan korelasi bivariate antara
masing-masing skor tiap-tiap item pernyataan dengan skor total seluruh
pernyataan dalam kuesioner (Ghozali, 2013). Dengan ketentuan jika r hitung lebih
besar dari r table, maka skor butir pertanyaan/pernyataan kuesioner valid tetapi
sebaliknya jika r hitung lebih kecil dari r table, maka skor butir pertanyaan
kuesioner tidak valid.
4.6.1.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan
reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten
atau stabil dari waktu ke waktu.(Ghozali, 2013). Dalam penelitian ini, uji
reliabilitas menggunakan Cronbach Alpha (α). Apabila koefisien alpha diatas 0,70
maka hasil data hasil angket/kuesioner memiliki tingkat realibilitas yang baik atau
dengan kata lain data hasil angket/kuesioner dapat dipercaya, sebaliknya apabila
tingkat reabilitas yang buruk atau dengan kata lain data hasil tidak dapat
dipercaya.
4.6.2 Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik bertujuan untuk melihat kelayakan model serta
untuk melihat apakah terdapat pelanggaran asumsi klasik dalam model, karena
model regresi yang baik adalah model yang lolos dari pengujian asumsi klasik.
Terdapat dua asumsi dasar yang harus dipenuhi oleh model regresi agar parameter
estimasi tidak bias, yaitu:
4.6.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Uji t dan uji F
mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal, oleh sebab itu
nilai residual diharapkan akan memiliki distribusi normal (Ghozali, 2013). Salah
satu cara yang digunakan untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal
atau tidak yaitu dengan analisis grafik (Lubis, 2012). Uji normalitas residual
dilakukan dengan menggunakan One Sa mple Kolmogorov-Smirnov test dengan
taraf signifikan 5%. Dasar pengambilan keputusan sebagai berikut:
a. Jika nilai Sig ≥ 0,05 maka dikatakan berdistribusi normal.
4.6.2.2 Uji Multikolinearitas
Ghozali (2013) menjelaskan bahwa Uji multikolinearitas bertujuan untuk
menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas dalam model
regresi dapat dilihat dari beberapa gejala berikut ;
a. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen banyak yang tidak
signifikan mempengaruhi variabel dependen.
b. Menganalisis matriks korelasi variabel-variabel independen. Jika korelasi antar
variabel tinggi, hal ini mengindikasikan adanya multikolinearitas.
c. Melihat nilai tolerance dan lawannya dan variance inflation factor (VIF).VIF=
1/tolerance. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk mendeteksi adanya
multikolinearitas adalah nilai toleran ≤0,10 atau sama dengan nilai VIF≥10.
4.6.2.3 Uji Heteroskedastisitas
Ghozali (2013) menjelaskan bahwa uji heterokedastisitas bertujuan
menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari
residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual
satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas
dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah
yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Ada beberapa
cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas, diantaranya
dengan melihat grafik Plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen)
Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat pola
tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y
adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y
sesungguhnya) yang telah di standardized.
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu
yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka
mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan dibawah
angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
4.6.3. Pengujian Hipotesis
Metode analisis data dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda
(Multiple Regression Analysis) dan uji residual untuk moderating variabel. Data
penelitian ini diolah dengan menggunakan program Statistical Package for Social
Science (SPSS) . Analisis regresi berganda bermaksud untuk meramalkan
bagaimana keadaan variabel dependen bila dihubungkan dengan dua atau lebih
variabel independen. Untuk menguji variabel moderating dipilih menggunakan uji
residual. Dengan persamaan regresi berganda pada model I dan uji residual pada
model II.
Model I Analisis Regresi Linear Berganda untuk menjawab hipotesis
pertama:
Y = b0 + b1X 1+ b2X2 + b3X3+ b4X4+b5X5+b6X6+ e (1)
Dimana :
Y = Kualitas Laporan Barang Milik Daerah
a = Konstanta
X1 = Kualitas Sumber Daya Manusia
X5 = Sistem Pengendalian Intern Pemetintah
X6 = Penerapan Teknologi Informasi
e = Variabel pengganggu (error)
Model II Agar multikolinieritas tidak terjadi maka pengujian ini dilakukan
dengan menggunakan metode uji residual (Ghozali,2013). Seluruh variabel
independen harus diregresikan dengan variabel moderating. Agar diketahui
pengaruhnya, dapat dilakukan persamaan regresi dengan model berikut ini:
Z = a + b1X 1+ b2X2 + b3X3+ b4X4+b5X5+b6X6 +| e | (2)
Setelah menghasilkan persamaan diatas, maka akan terbentuk nilai
residual, yang akan ditransformasikan untuk menghasilkan nilai absolut residual.
Nilai absolut tersebut akan diregresikan dengan variabel Kualitas Laporan Barang
Milik Daerah, sehingga akan menghasilkan persamaan dengan model berikut:
│e│ = a + b
7Y (3)
Dimana :
Z = Moderating Peran Inspektorat Daerah Y = Kualitas Laporan Barang Milik Daerah
a = Konstanta
b1, - b6 = Koefisien Regresi
b7 = koefisien regresi variabel moderating X1 = Kualitas Sumber Daya Manusia X2 = Pengelolaan Barang Milik Daerah X3 = Bukti Kepemilikan
X
4 = Komitmen Pimpinan
X5 = Sistem Pengendalian Intern Pemetintah
X6 = Penerapan Teknologi Informasi e = Variabel pengganggu (error)
untuk menguji apakah peran Inspektorat daerah sebagai variabel Moderating
pengelolaan barang milik daerah, bukti kepemilikan, komitmen pimpinan, sistem
pengendalian pemerintah dan penerapan teknologi informasi terhadap variabel
kualitas laporan barang milik daerah setelah diikut sertakan variabel moderating
pada model apakah terjadi kenaikan/penurunan terhadap Adjusted R2 dengan
kreterian :
H21 : Adjusted R
2
(+) meningkat/bertambah maka variabel moderating dapat
memperkuat.
H22 :Adjusted R
2
(-) menurun/berkurang maka variabel moderating
memperlemah
4.6.3.1. Koefisien determinasi (R Square)
Pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam
menerangkan variansi variabel dependen. Adjusted R Square berarti R Square
sudah disesuaikan dengan derajat masing – masing jumlah kuadrat yang tercakup
dalam perhitungan Adjusted R Square. Nilai koefisien determinasi adalah nol atau
satu. Nilai Adjusted R Square yang kecil berarti kemampuan variabel –variabel
independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas.
4.6.3.2. Uji t
Uji t bertujuan menguji pengaruh parsial variabel independen terhadap
variabel dependen dengan variabel lain dianggap konstan. Uji t menyimpulkan
bahwa jika signifikan nilai t hitung yang dapat dilihat dari analisa regresi
menunjukkan kecil dari α = 5%, berarti variable independen berpengaruh terhadap
4.6.3.3. Uji F ( F Test )
Pada dasarnya uji F menunjukkan apakah semua variabel independen
dalam model berpengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen.
Selain itu, uji F dapat digunakan untuk melihat model regresi yang digunakan
sudah signifikan atau belum, dengan ketentuan bahwa jika p value < α= 0,05
berarti model tersebut signifikan dan dapat digunakan untuk menguji hipotesis.
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Deskripsi Data Penelitian
Pengumpulan data primer pada penelitian ini dilakukan dengan
mendatangi langsung responden, kuissioner dibagikan langsung oleh Peneliti
kepada seluruh Kepala/Sekretaris, Pengurus, Penyimpan Barang SKPD dan Staf
pada DPPKAD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Padang Lawas yang
berjumlah 136 orang meliputi 42 SKPD di lingkungan pemerintah Kabupaten
Padang Lawas (terlampir). Bentuk kuissioner yang dibagikan adalah jenis
kuissioner secara wawancara terstruktur, sebagaimana dapat dilihat pada tabel 5.1
Tabel 5.1 Distribusi Kuisioner
No Keterangan Instansi yang
diwawancara
Sumber: Hasil Peneliti, 2016
Pada tabel 5.1 distrubusi kuisioner diatas jumlah SKPD 42 jumlah responden 136
yang diwawancara sebanyak 123 orang sedangkan 13 orang tidak dapat
diwawancarai dikarenakan kondisi wilayah yang berjauhan sehingga memakan
waktu yang lama disamping itu peneliti sudah berulang kali melakukan janji
bersangkutan dan ada pengurus barang yang bermasalah dengan hokum membuat
peneleliti susah untuk bertemu.
5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di seluruah Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Padang Lawas yang merupakan
salah satu kabupaten di Propinsi Sumatera Utara dapat dijelaskan seperiti gambar
5.1
Gambar 5.1 Peta Kabupaten Padang Lawas Sumber (BPS 2015)
Secara geografis Kabupaten Padang Lawas terletak 1° 26" - 2° 11'
Lintang Utara dan 91° 01 - 95° 53 Bujur Timur dan terletak : 0-1.915 M di atas
permukaan laut (Sumber: wikipedia.com)Kabupaten Padang Lawas yang
memiliki luas (± 3.892,74 Km2) Datar : 26.863 Ha ( 6,35 % ) Landai : 48.739
Ha ( 11,52 % ) Berbukit-bukit : 67.664 Ha ( 16 % ) Bergunung : 279.733 Ha (
66.13 % ) . Batas – batas Utara: Kabupaten Padang Lawas Utara Ti mur :
Sumatera Barat) dan Kecamatan Siabu (Kabupaten Mandailing Natal) Ba rat :
Kecamatan Gunung Malintang (Kabupaten Mandailing Natal), Kecamatan Sayur
Matinggi Dan Kecamatan Batang Angkola (Kabupaten Tapanuli Selatan) terdiri
dari 12 (Dua belas) Kecamatan dan 330 (tiga ratus tiga puluh) desa dan 1(satu)
Kelurahan serta mempunyai penduduk sebanyak 232.166 jiwa yang terdiri dari
berbagai Etnis antara lain Melayu,Batak Toba, Batak Mandailing, Batak Karo,
Batal Simalungun , Jawa, Banten, Minang, Aceh, dengan pemeluk agama
mayoritas Islam dan yang mempunyai kesadaran Politik dan Keamanan yang
cukup tinggi, sehingga mendukung kondisi keamanan yang sangat konduktif (BPS
Kabupaten Padang Lawas, 2015).
5.1.2 Karakteristik Responden
Berdasarkan data penelitian yang telah dikumpulkan, maka diperoleh data
tentang responden penelitian yang terdiri dari: (1) Jenis Kelamin, (2) Tingkat
Pendidikan, (3) Jabatan (4) Golongan dan (5) Lama berja, terhadap responden
pada penelitian ini di pemerintahan kabupaten padang lawas. Tabel 5.2 sampai
5.6 menyajikan ringkasan demograpi responden.
Tabel 5.2 Jenis Kelamin Responden
No Latar Belakang Pendidikan Frekuensi Persentase
1 Pria 98 79.67%
2 Wanita 25 20.32%
Total 123 100%
Berdasarkan jenis kelamin, dapat dilihat persentase responden pria
sebanyak 98 orang atau sebesar 79.67 % dan responden wanita sebanyak 25 orang
atau 20.32 %.
Selanjutnya responden juga diukur berdasarkan tingkat pendidikan dengan
rincian sebagai berikut:
Tabel 5.3. Tingkat Pendidikan Responden No Latar Belakang
Sumber: Hasil Rekapitulasi Kuissioner, 2016
Berdasarkan tingkat pendidikan, dapat dilihat sebanyak 23,58 %
responden memilki tingkat pendidikan SLTA, 7,32% responden dengan tingkat
pendidikan Diploma, 60,16% dengan tingkat pendidikan S1, dan 8,94%
responden dengan tingkat pendidikan S2.
Tabel 5.4 Jabatan Responden
Sumber: Hasil Rekapitulasi Kuissioner, 2016
Berdasarkan jabatan, dapat dilihat jabatan responden sebagai kepala
responden pengurus barang sebanyak 32,50% responden sebagai staf sebanyak
6,50% dari jumlah responden sebanyak 123 responden.
Tabel 5.5 Pangkat/Golongan Responden
No Golongan Frekuensi Persentase
1 IV 36 29,26%
2 III 56 45,52%
3 II 31 25,20%
Total 123 100%
Berdasarkan pangkat/golongan dapat dilihat responden yang memiliki
golongan IV sebanyak 29,26% golongan III 45,52% dengan responden golongan
III sebanyak 25,20% responden.
Tabel 5.6 Lama Berkeja Responden
No Lama Bekerja Frekuensi Persentase
1 Diatas 20 45 36,58%
2 16-20 6 4,87%
3 11-15 4 3,25%
4 6-10 22 17,88%
5 1-5 38 30,89%
Total 123 100%
Berdasarkan data responden tentang lama berkerja diatas 20 tahun
sebanyak 36,58% dengan lama 16-20 tahun sebanyak 4,87% dengan lama bekerja
11-15 tahun sebanyak 3,25 tahun responden memilki lama bekrja 6-10 tahun
sebanyak 17,88% dan lama bekerja 1-5 tahun sebanyak 30,89% dari responden.
5.1.3. Statistik Deskriptif
Berdasarkan data yang telah dikumpulkan, statistik deskriptif yang
Tabel 5.7. Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum Mean
Std. Deviation
Kualitas SDM 123 1.67 4.33 3.0198 .62107
Pengelolaan BMD 123 1.83 4.33 3.2563 .46790
Bukti Kepemilikan 123 2.20 5.00 3.4813 .59497
Komitmen Pimpinan 123 2.11 4.67 3.6098 .55015
SPIP 123 2.29 4.29 3.4953 .53356
Pemanfaatan TI 123 2.00 4.38 3.4793 .48611
Peran Inspektorat 123 2.00 4.63 3.4527 .51234
Kualitas Laporan BMD 123 2.86 4.43 3.7083 .29094
Valid N (listwise) 123
Sumber : hasil penelitian, 2016 (data diolah)
Tabel 5.7. di atas menunjukkan bahwa nilai standar deviasi dari
masing-masing variabel penelitian bervariasi. Dengan jumlah responden 123, Nilai
minimum variabel Kualitas Sumber Daya Manusian adalah 1,67 sedangkan nilai
maksimum adalah 4,33 sehingga nilai rata-rata variabel Kualitas Sumber Daya
Manusian sebesar 3.01 Hal ini menunjukkan bahwa tingkat Kualitas Sumber Daya
Manusian pada SKPD di Pemerintah Kabupaten Padang Lawas cukup tinggi.
Kualitas Sumber Daya Manusian dipersepsikan sedang jika mempunyai nilai
rata-rata 3.
Nilai minimum variabel Pengelolaan Barang Milik Daerah adalah 2,83
sedangkan nilai maksimum adalah 4,33 sehingga nilai rata-rata Pengelolaan
Barang Milik Daerah sebesar 3,2563. Hal ini menunjukkan bahwa Pengelolaan
Barang Milik Daerah terkait dalam Pengelolaan Barang cukup tinggi.
Nilai minimum variabel Bukti Kepemilikan adalah 2,20 sedangkan nilai
3,4813. Hal ini menunjukkan bahwa Bukti Kepemilikan dalam rangka
Pengelolaan Barang Milik Daerah cukup tinggi.
Nilai minimum variabel Komitmen Pimpinan adalah 2,11 sedangkan nilai
maksimum adalah 4,67 sehingga nilai rata-rata variabel Komitmen Pimpinan
sebesar 3,6098. Hal ini menunjukkan bahwa Komitmen Pimpinan dalam rangka
Kualitas Laporang Barang Milik Daerah cukup tinggi dengan pembulatan rata-
rata 4.
Nilai minimum variabel sistem pengendalian intern pemerintah adalah 2,27
sedangkan nilai maksimum adalah 4,29 sehingga nilai rata-rata variabel sistem
pengendalian intern pemerintah sebesar 3,4953. Hal ini menunjukkan bahwa
peranan sistem pengendalian intern pemerintah dalam rangka Kualitas laporan
barang Milik daerah cukup tinggi.
Nilai minimum variabel pemanfaatan Teknologi Informasi adalah 2,00
sedangkan nilai maksimum adalah 4,38 sehingga nilai rata-rata variabel
pemanfaatan Teknologi Informasi sebesar 3,4793. Hal ini menunjukkan bahwa
pemanfaatan Teknologi Informasi dalam rangka Kualitas laporan barang Milik
daerah cukup tinggi.
Nilai minimum variabel Perang Inspetorat Daerah adalah 2,00 sedangkan
nilai maksimum adalah 4,63 sehingga nilai rata-rata variabel Perang Inspetorat
Daerah sebesar 3,4527. Hal ini menunjukkan bahwa Perang Inspetorat Daerah
Nilai minimum variabel Kualitas Laporan Barang Milik Daerah adalah 2,86
sedangkan nilai maksimum adalah 4,43 sehingga nilai rata-rata variabel Kualitas
Laporan Barang Milik Daerah sebesar 3,7083. Hal ini menunjukkan bahwa
Kualitas Laporan Barang Milik Daerah cukup tinggi.
5.2. Uji Kualitas Data
Terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap data
responden. Uji ini perlu dilakukan karena jenis data penelitian adalah data primer.
Sebelumnya, setiap butir pertanyaan dalam kuissioner yang akan diajukan kepada
responden terlebih dahulu dikonsultasikan dengan profesor ahli dalam bidang
akuntansi keuangan daerah (berita acara konsultasi terlampir). Uji coba instrumen
dilakukan dengan menyebarkan kuissioner kepada 30 orang responden yang
dijadikan sampel uji dalam hal uji validitas dan reabilitas adalah seluruh staf
bidang aset DPKAD dan pengurus/penyimpan barang sekolah-sekolah pada
Pemerintah Daerah Kabupaten Padang Lawas dengan perkiraan waktu wawancara
kurang lebih 30 menit.
5.2.1 Uji Validitas
Uji validitas instrumen dilakukan dengan menggunakan software SPSS.
Hasil pengujian nilai validitas dari setiap instrumen yang dapat dilihat pada kolom
total skor konstuk (Total). Ghozali (2013:55) menyatakan bahwa jika nilai
korelasi yang diperoleh lebih besar dari pada nilai kritis (r hitung > r tabel),
instrumen tersebut dikatakan valid. Jumlah responden yang digunakan untuk uji
validitas adalah sebanyak 30 orang, dengan nilai df (degree of freedom) = n-2, n
diperoleh nilai r tabel, yaitu sebesar 0,361. Berdasarkan hasil uji validitas yang
dilakukan, dapat disimpulkan bahwa semua item pertanyaan pada variabel
independen dan variabel dependen adalah valid seperti terlihat pada Tabel 5.8. di
bawah ini.
Tabel 5.8 Uji Validitas
Variabel Butir Pertanyaan r r Ket
telah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan
0,686 0,361 Valid
2 Apakah Laporan Barang Pengguna
SKPD yang disusun sudah sangat relevan sesuai peraturan perundang-undangan
0,608 0,361 Valid
3 Apakah Laporan BMD SKPD sangat
relevan untuk diandalkan dalam
pengambilan keputusan Pimpinan
untuk pengadaan aset tahun Anggaran berikutnya.
0,708 0,361 Valid
4 Apakah Laporan BMD SKPD dapat
dibandingkan dengan Laporan
keuangan PPKD
dibandingkan dengan Laporan Tahun sebelumnya
0,673 0,361 Valid
7 Apakah Laporan BMD SKPD
dikelola secara tepat waktu dan tepat guna dan disampaikan tepat waktu
berdasarkan perundang – undangan
yang berlaku sebagai bentuk
pertanggung jawaban Pengguna
Barang SKPD
1 Apakah Bapak/Ibu memahami dengan
baik peraturan Pemerintah No 27 Tahun 2014 dan peraturan Mentri dalam Negeri No 17 tahun 2007 tentang pedoman pengelolaan Barang Milik Daerah
3 Apakah Bapak/Ibu memahami dengan
baik Peraturan Bupati Padang Lawas
No. 6 tahun 2011 tentang system dan prosedur pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Padang Lawas.
4 Apakah Bapak/Ibu Saudara
memahami mengenai pencatatan
persediaan (PSAP 05)
0,644 0,361 Valid
5 Pendidikan dan pelatihan pengelolaan
Barang Milik Daerah yang Bapak/ibu saudara ikuti selama memegang jabatan
0,651 0,361 Valid
6 Seminar dan workshop pengelolaan
Barang Milik Daerah yang bapak/ibu ikuti selama bertugas
0,677 0,361 Valid
7 Sudah berapa lama Bapak/ibu saudara
mengemban jabatan atau jabatan yang
sama pada SKPD yang lainnya…
Bln/Thn.
0,646 0,361 Valid
8 Saya memiliki semangat untuk
berprestasi dan mencapai target kerja yang ditentukan
0,630 0,361 Valid
9 Saya bertindak melebihi yang
dibutuhkan oleh pekerjaan atau
lingkungan serta melakukan sesuatu tanpa menunggu perintah terlebih dahulu
telah sesuai dengan Kebutuhan SKPD
0,629 0,361 Valid
2 Pemanfaatan aset pada SKPD
digunakan sesuai dengan fungsinya dan tepat guna pada KIB, KIR Buku Inventasi
0,777 0,361 Valid
2 Apakah Seluruh Aset yang ada pada
SKPD telah dilakukan
pengkodefikasian
0,751 0,361 Valid
3 Apakah Seluruh Tanah dan Bangunan
yang dikuasai SKPD telah memiliki Sertifikat
Komitmen Pimpinan
(X4)
1 Apakah Pimpinan menetapkan
defkripsi pekerjaan secara jelas untuk bawahan kegiatan BMD
0,844 0,361 Valid
2 Menetapkan standart kinerja dari awal
tanpa standar yang jelas pegawai tidak tahu apakah sudah bekerja dengan baik atau belum.
0,834 0,361 Valid
3 Memberikan informasi yang telah
diperoleh kemudian didistribusikan kepada bawahannya sehingga semua pegawai mendapat informasi yang jelas yang dibutuhkan
0,679 0,361 Valid
4 Apakah Pemimpin Memberikan
dukungan terhadap program kegiatan pengelolaan Barang Milik Daerah
0,808 0,361 Valid
5 Apakah Pemimpin Memotivasi
pegawai agar selalu bergairah dan bersemangat dalam bekerja dengan demikian pegawai yang berkinerja
baik menjadi tugas pemimpin
disamping tugas pegawai secara pribadi
0,718 0,361 Valid
6 Menciptakan keharmonisan hubungan
antara idividu dalam organisasi,
antara atasan bawahan, sesama
pegawai keharmonisan antara
tugas/kewajiban dengan hak-hak yang
diproleh pegawai, keseimbangan
antara kebutuhan fisik dengan fisikis
0,567 0,361 Valid
7 Pemimpin memotivasi semua pegawai
agar mampu berkerjamasa satu sama lain yang berhubungan dengan BMD
0,530 0,361 Valid
8 Apakah Pimpinan Bertanggung jawab
terhadap hasil kerja bawahan baik dari pihak intern dan extern
0,659 0,361 Valid
9 Apakah Pimpinan Bertanggung Jawab
terhadap resiko yang terjadi pada
2 Apakah Adanya contoh dari Pimpinan
utuk berprilaku etis dengan mengikuti kode etik
0,717 0,361 Valid
5 Adanya metode penilaian/pengukuran
resiko dan sistem informasi
manajemen resiko
8 Adanya penetapan kebijakan
pemisahan tugas yang memadai
11 Kurangnya identifikasi dan
pengkomunikasian informasi agar
tanggung jawab dapat dilaksanakan
0,729 0,361 Valid
12 Adayan sistem inforamsi yang
berfungsi dengan baik dapat
membantu meyakinkan bahwa
tanggung jawab telah dilaksanakan
0,713 0,361 Valid
13 Kebijakan bahwa informasi harus
disajikan dalam bentuk laporan
supaya dapat dikomunikasikan kepada pihak – pihak yang memerlukan
0,556 0,361 Valid
14 Adanya pengawasan secara terus
menerus dan priodik
0,642 0,361 Valid
15 Adanya pengawasan untuk menilai
kualitas pengendalian intern
Aplikasi untuk melaksanakan tugas seperti : SIMDA, SIMBADA
0,594 0,361 Valid
3 Apakah Jaringan Internet telah
terpasang di unit kerja anda
0,784 0,361 Valid
4 Pengelolaan data transaksi Aset
menggunakan Sofware yang sesuai
dengan peraturan
perundang-undangan.
0,617 0,361 Valid
5 Proses pencatatan Aset dilakukan
sejak awal transaksi hingga
pembuatan Laporan Barang Penguna
0,604 0,361 Valid
6 Pemeliharaan Peralatan Komputer
dijadwalkan secara berkala
0,583 0,361 Valid
7 Peralatan yang rusak di data dan
segera diperbaiki tepat pada waktunya
0,522 0,361 Valid
8 Pada SKPD terdapat system
keamanan computer (Antivirus) yang diperbaharui secara teratur
0,623 0,361 Valid
Peran Inspektorat
1 Apakah Inspektoran Daerah
Memberikan arahan kepada SKPD
Daerah (Z)
tentang pengelolaan Aset
2 Sudah dilakukan evaluasi terhadap
pelaksanaan kegiatan (triwulan,
semester, tahunan)
0,478 0,361 Valid
3 Melaksanakan monitoring tentang
barang milik daerah bersama tim monitoring kabupaten
0,711 0,361 Valid
4 Menginventarisasi selauruh
kejanggalan dan kekurangan asset setiap SKPD
7 Secara organisasi Inspektorat bersifat independen dan melapor langsung ke pada Bupati Padang Lawas
0,747 0,361 Valid
8 Inspektorat daerah berperan dalam
peningkatan kulalitas Laporan Barang pada setiap SKPD
0,621 0,361 Valid
Sumber : Hasil uji validitas kuissioner, 2016
5.2.2 Uji Reliabilitas
Setelah dilakukan uji validitas, langkah selanjutnya adalah melakukan uji
reliabilitas data yaitu dengan melihat nilai cronbach’s alpha. Jika nilai
Cronbach’s alpha lebih besar dari 0,7 maka kuesioner penelitian tersebut
dinyatakan reliabel (Ghozali, 2013). Hasil pengujian data menunjukkan bahwa
nilai cronbach’s alpha lebih besar dari 0,7. Hal ini menunjukkan bahwa data
Tabel 5.9 Hasil Uji Reliabilitas
Kualitas Sumber Daya Manusia (X1) 0,868 0,7 Reliabel
Pengelolaan Barang Milik Daerah (X2) 0,768 0,7 Reliabel
Bukti Kepemilikan (X3) 0,730 0,7 Reliabel
Komitmen Pimpinan (X4) 0,849 0,7 Reliabel
Sistem Pengendalian Intren Pemerintah (X5) Pemanfaatan Teknologi Informasi (X6)
Peran Inspektorat Daerah (Z) 0,838 0,7 Reliabel
Kualitas Laporan Barang Milik Daerah (Y) 0,725 0,7 Reliabel Sumber: Hasil Uji Reliabel, 2016
5.3. Uji Asumsi Klasik
Sebelum dilakukan uji hipotesis, peneliti terlebih dahulu melakukan uji
asumsi klasik. Menurut Ghozali,2013 asumsi klasik yang harus dipenuhi adalah
berdistribusi normal, non-multikolinearitas, artinya antara variabel independen
dalam model regresi tidak memiliki korelasi atau hubungan secara sempurna
ataupun mendekati sempurna, homoskedasitas, artinya variance variabel
independen dari satu pengamatan kepengamatan yang lain adalah konstan atau
sama.
5.3.1. Uji Normalitas
Pada uji normalitas dilakukan pengujian untuk mengetahui apakah dalam
model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Uji
normalitas bertujuan untuk melihat normal tidaknya data yang akan dianalisis.
Ada dua cara yang digunakan yaitu analisis grafik dan uji statistik.
Gambar 5.2 Grafik Histogram Sumber hasil penelitian,2016 (data diolah)
Grafik 5.3. Normal P-P Plot Sumber hasil penelitian,2016 (data diolah)
Pada analisis grafik, pengujian dilakukan dengan melihat grafik histogram dan
grafik normal P-P Plot. Grafik histogram diatas menggambarkan pola distribusi
yang seimbang dan normal. Hasil yang sama ditunjukkan pada grafik normal P-P
penyebarannya mendekati garis diagonal. Dari kedua analisis Grafik ini
menunjukkan bahwa model regresi tidak menyalahi asumsi normalitas.
2. Uji Statistik
Uji statistik dilakukan dengan menggunakan uji statistik nonparametrik
Kolmogrov-Smirnov (K-S). Pengujian data menggunakan One Sample
Kolmogorov-Smirnov Test dengan melihat tingkat signifikansi sebesar 5%. Dasar
pengambilan keputusan pada uji normalitas yaitu dengan melihat probabilitas
asymp.sig (2-tailed) yang lebih besar dari 0,05 maka data dapat dikatakan
berdistribusi normal dan jika asymp.sig (2-tailed) lebih kecil dari 0,05 maka data
berdistribusi tidak normal (Ghozali, 2013).
Hasil uji statistik One Sample Kolmogorov-Smirnov Test pada penelitian
dapat dilihat dalam Tabel 5.10
Tabel 5.10 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 123
Normal Parametersa,b Mean 0
Std. Deviation 0.16923706
Most Extreme Differences Absolute
0.077
Positive 0.047
Negative -0.077
Test Statistic 0.077
Asymp. Sig. (2-tailed) .068c
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Sumber : Hasil Penelitian, 2016 (Data Diolah)
Berdasarkan Tabel 5.1 Hasil Kolmogorov Smirnov (K-S), dengan
Sebaliknya, jika nilai signifikansinya < 0.05, maka data tidak berdistribusi
normal. Hasil uji Kolmogorov-Smirnov pada pada tabel 5.10 menujukkan
probabilitas (Asymp sig) = 0,068 > 0,05. , Dengan demikian, data pada penelitian
ini terdistribusi normal dan dapat digunakan untuk melakukan uji hipotesis. Hasil
ini konsisten dengan uji sebelumnya.
5.3.2. Uji Multikolinearitas
Mendeteksi adanya multikolinearitas adalah dengan melihat nilai korelasi
antara variabel independent diatas 0,5 atau bisa dengan menghitung nilai VIF
untuk semua variabel independen VIF < 5 atau VIF < 10. Berikut ini hasil
pengujian multikolinearitas dengan menggunakan metode VIF disajikan pada
Tabel 5.11.
Tabel 5.11 Hasil Uji Multikolinearitas
Variabel Independen
Correlations
Collinearity Statistics
Zero-order Partial Part Tolerance VIF
1 (Constant)
Kualitas Sumber Daya Manusia -0.002 0.021 0.021 .735 1.361
Pengelolaa Barang Milik Daerah 0.056 0.123 0.122 .563 1.777
Bukti Kepemilikan -0.126 -0.15 -0.149 .581 1.720
Komitmen Pimpinan -0.003 0.026 0.025 .582 1.719
SPIP -0.08 -0.086 -0.085 .582 1.717
Pemanfaatan Teknologi Informasi -0.038 0.024 0.024 .560 1.786
a. Dependent Variable: absress
Berdasarkan tabel 5.11 menunjukan bahwa variabel independen memiliki
nilai Tolerance lebih besar dari 0.10 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel
independen yang nilainya lebih dari 95%. Hasil perhitungan Variance Inflation
Factor (VIF) juga menunjukan hal yang sama, semua variabel independen
memiliki nilai VIF lebih kecil 10, maka dapat disimpulkan tidak terjadi masalah
multikolinearitas dalam model.
5.3.3. Uji Heteroskedastisitas
Uji statistik Glejser dipilih karena lebih dapat menjamin keakuratan hasil
dibandingkan dengan uji grafik plot yang dapat menimbulkan bias. Uji Glejser
dilakukan dengan meregresikan variabel bebas terhadap nilai absolute
residual-nya terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013).
Asumsi untuk data ini bahwa varian komponen error bersifat homogen atau
lebih dikenal istilah homokadastis dilakukan dengan uji korelasi pearson dengan
persamaan Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + ε dimana
melalui unstandardized pada residuals SPSS menu transform ε menjadi Uji
absolut residual (absres). Berdasarkan hasil pengujian Glejser Tabel 5.12. Hasil
Uji Heteroskedastisitas ditemukan bahwa enam yakni vaabel Kualitas Sumber
daya manusia, pengelolaan barang milik daerah, bukti kepemilikan, komitmen
pimpinan, SPIP dan pemanfaatan teknologi informasi sebagai variabel independen
p –value > 0,05 tidak menyebabkan terjadi masalah heteroskedastisitas. Berikut
ini hasil Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan uji Glajser yang disajikan pada
Tabel 5.12 Uji Heteroskedastisitas dengan Uji Glejser
Variabel Independen Koefisein T Sig.
1 (Constant)
Sumber : Hasil Penelitian, 2016 (Data Diolah)
Berdasarkan Tabel 6.12, hasil uji Glejser menunjukkan nilai signifikansi
seluruh variabel independen lebih besar dari 0,05, maka disimpulkan tidak terjadi
gejala heteroskedastistas pada model yang diteliti setiap variabel.
5.4. Pengujian Hipotesis Pertama
Pengujian hipotesis bertujuan menjawab rumusan masalah tentang apakah
kualitas sumber daya manusia, Pengeloaan barang milik Daerah, bukti
kepemilikan, komitmen pimpinan, sistem pengendalian intern pemerintah,
pemanfaatan teknologi informasi, dan Peran Inspektorat Daerah berpengaruh
secara simultan maupun parsial terhadap kualitas Laporan Barang Milik Daerah.
Pengaruh secara parsial dilakukan dengan menggunakan uji statistik t sedangkan
untuk melihat pengaruh secara simultan dilakukan dengan menggunakan uji