• Tidak ada hasil yang ditemukan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Dalam Membuat

5.4.1 Pengaruh Lingkungan

5.4.1.1Pengaruh Keluarga

Pengaruh keluarga dalam pembelian ikan asin oleh responden berbeda - beda. Pengaruh keluarga dalam pembelian ikan asin diantaranya memberitahu bahwa pernah mencobanya, meminta untuk membeli, membujuk membeli dan tidak berkomentar. Adapun pengaruh keluarga yang memberitahu bahwa pernah mencobanya berjumlah 8 orang (8%). Hal ini terjadi karena anggota keluarga berperan hanya sebagai pemberi saran dalam pengambilan keputusa n sepenuhnya dilakukan oleh ibu rumah tangga. Sebaran responden menurut pengaruh keluarga dalam mengkonsumsi ikan asin dengan jumlah ikan asin yang dikonsumsi dapat dilihat pada Tabel 25.

Tabel 25. Sebaran Responden Menurut Pengaruh Keluarga Respond en dengan Jumlah Ikan Asin yang Dikonsumsi, Tahun 2005

Jumlah konsumsi ikan asin ( kilogram per bulan )

Pengaruh keluarga

1/4 kg 1/2 kg 1 kg > 1 kg

Responden (orang) Memberitahu bahwa pernah

mencoba 2 4 0 2 8

Meminta Anda membe li 14 3 7 0 24

Membujuk Anda membeli 6 6 11 0 23

Tidak ada pengaruh 21 10 14 0 45

Jumlah 43 23 32 2 100

Sumber : Diolah dari data primer, 2005

Berdasarkan Tabel 25 pengaruh kedua anggota keluarga dalam pembelian ikan asin adalah minta membeli. Menu makanan yang akan disajikan untuk keluarga esok hari untuk sebagian responden ditentukan secara bersama. Anggota keluarga akan minta dibelikan ikan asin karena merasa ikan asin cukup enak untuk dijadikan variasi menu makanan. Responden yang meminta membeli ikan asin berjumlah 24 orang (24%).

Pengaruh keluarga ketiga dalam pembelian ikan asin adalah membujuk untuk membeli. Peranan pemberi pengaruh mungkin dipegang oleh anak, ayah (suami) atau saudara. Responden yang membujuk untuk membeli ikan asin berjumlah 23 orang (23%). Hal ini menunjukan bahwa peran anggota keluarga

baik secara langsung maupun tidak langung memberikan pengaruh dalam menentukan keputusan pembelian ikan asin.

Pengaruh keluarga dalam pembelian ikan asin yang terakhir adalah tidak berpe ngaruh. Dalam hal ini anggota keluarga menerima apa saja yang akan disajikan karena anggota keluarga hanya berperan sebagai pemberi pengaruh dan pemakai. Responden yang menyatakan tidak ada komentar dalam pembelian ikan asin berjumlah 47 orang (47%). Me nurut Ita (2001) ibu atau istri adalah

pengambil keputusan utama dalam pembelian ikan asin.

Berdasarkan uji Chi-Square pada taraf 90% menyatakan bahwa terdapat pengaruh antara pengaruh keluarga dengan jumlah konsumsi ikan asin. Hal ini dapat terjadi karena sebagian besar responden adalah ibu rumah tangga yang dalam keluarga menentukan pilihan, jenis dan jumlah ikan asin yang dikonsumsi, akan tetapi tetap mempertimbangkan pengaruh anggota keluarga yang lain.

Responden biasanya melakukan pembelian ikan asin tergantung situasi, hal ini terjadi karena disesuaikan dengan menu makanan yang akan disajikan bagi keluarga. Dengan pengaruh dari anggota keluarga responden dalam menentukan pembelian ikan asin maka akan mempengaruhi jumlah pembelian terhadap ikan asin. Hal ini dikarenakan pelaku pembelian tidak akan membeli ikan asin apabila anggota keluarga tidak menginginkannya. Frekuensi konsumsi ikan asin yang dilakukan responden adalah seminggu sekali dengan jumlah konsumsi ¼ kg per bulan.

5.4.1.2Pengaruh Teman

Pengaruh teman dalam pembelian ikan asin oleh responden berbeda-beda. Pengaruh teman dalam pembelian ikan asin diantaranya adalah memberitahu bahwa pernah mencobanya, meminta membeli ikan asin, membujuk untuk membeli ikan asin dan tidak berkomentar. Adapun pengaruh teman yang memberitahu pernah mencoba berjumlah 42 orang (42%). Pengaruh tersebut sering dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan pembelian ikan asin oleh responden. Referensi yang diberikan oleh teman responden akan menambah pengetahuan responden. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 26.

Tabel 26. Sebaran Responden Menurut Pengaruh Teman Responden dengan Jumlah Ikan Asin Yang Dikonsumsi, Tahun 2005

Jumlah konsumsi ikan asin ( kilogram per bulan )

Pengaruh teman

1/4 kg 1/2 kg 1 kg > 1 kg

Responden (orang)

Memberitahu bahwa mereka pernah

mencobanya 22 3 15 2 42

Meminta Anda membeli 2 2 1 0 5

Membujuk Anda membeli 2 2 2 0 6

Tidak ada pengaruh 17 16 14 0 47

Jumlah 43 23 32 2 100

Sumber : Diolah dari data primer, 2005

Berdasarkan Tabel 26 pengaruh teman yang kedua adalah minta membeli ikan asin. Pengaruh teman yang minta membeli ikan asin berjumlah 5 orang (5%). Hal ini menunjukan bahwa responden dalam membeli ikan asin

disesuaikan dengan kebutuhan dan menu masakan yang akan disajikan. Pengaruh tersebut sangat kecil terhadap keputusan pembelian konsumen.

Pengaruh teman terakhir dalam pembelian ikan asin adalah tidak ada pengaruh atau teman responden tidak berkomentar. Responden sudah memiliki rencana dalam anggaran belanja baik untuk konsumsi barang maupun jasa. Pengaruh teman dalam pembelian ikan asin yang tidak berkomentar berjumlah 47 orang (47%). Hal ini terjadi karena tidak semua responden dapat dengan mudah terpengaruh oleh kebiasaan orang lain dalam mengkonsumsi ikan asin.

Berdasarkan uji Chi-Square pada taraf 90%, terdapat pengaruh antara pengaruh teman dengan jumlah konsumsi ikan asin. Hal ini terjadi karena responden merasa keputusan tersebut adalah yang terbaik bagi dirinya, karena teman memberikan referensi yang dapat dipercaya. Responden yang menjawab tidak ada pengaruh dari teman menunjukan bahwa responden merasa untuk menentukan menu makanan sehari-hari tidak dipengaruhi oleh orang lain.

5.4.2 Perbedaan Individu 5.4.2.1Pendapatan Responden

Pendapa tan responden dalam membeli ikan asin dipengaruhi oleh jumlah pendapatan riel respondenden. Responden akan melakukan berbagai macam pertimbangan untuk memaksimalkan kepuasannya dalam menggunakan pendapatannya. Alasannya responden memiliki kebutuhan yang tidak terbatas sedangkan kemampuan dari pendapatan responden untuk dibelanjakan terbatas.

Sebaran responden menurut pendapatan responden dengan jumlah ikan asin yang dikonsumsi dapat dilihat pada Tabel 27.

Tabel 27. Sebaran Responden Menurut Pendapatan Responden dengan Jumlah Ikan Asin yang Dikonsumsi, Tahun 2005 Jumlah konsumsi ikan asin

( kilogram per bulan ) Pendapatan responden 1/4 kg 1/2 kg 1 kg > 1 kg Responden (orang) Kurang dari Rp 500.000,00 2 0 3 0 5 Rp 500.000,00 –Rp 1.000.000,00 19 5 9 1 34 Rp 1.000.000,00 –Rp 1.500.000,00 16 9 6 1 32 Lebih dari Rp 1.500.000,00 6 9 14 0 29 Jumlah 43 23 32 2 100

Sumber : Diolah dari data primer, 2005

Berdasarkan Tabel 27 pendapatan responden dalam penelitian ini berbeda- beda. Pendapatan responden yang terbanyak adalah antara Rp.500.000,00 sampai dengan Rp.1.000.000,00. Responden yang memiliki tingkat pendapatan tersebut berjumlah 34 orang (34%).

Tingkat pendidikan responden dalam penelitian ini mayoritas adalah Sekolah Menengah Umum. Hal ini sudah pasti akan mempengaruhi kepribadian dan pola pikir dari responden. Cara pandang responden mengenai ikan asin mendorong responden untuk bertindak. Pembelian ikan asin terjadi karena responden sudah memiliki pengetahuan yang cukup tentang ikan asin.

Berdasarkan uji Chi-Square pada taraf 90% menyatakan bahwa terdapat pengaruh antara pendapatan responden per bulan dengan jumlah ikan asin yang dikonsumsi. Hal ini menunjukan bahwa pendapatan yang dikeluarkan untuk di belanjakan berpengaruh dengan jumlah konsumsi ikan asin. Responden tersebut cenderung mengkonsumsi ikan asin dalam jumlah yang lebih besar dibandingkan dengan responden yang berpendapatan lebih rendah. Hal ini disebabkan

responden berpendapatan besar memiliki kemampuan membeli ikan asin dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan dengan responden berpendapatan rendah.

5.4.2.2 Motivasi

Motivasi utama responden atau alasan utama kenapa mengkonsumsi ikan asin adalah karena rasanya yang khas. Hal ini sebenarnya tergantung pada selera dan pilihan responden akan ikan asin. Responden merasa ikan asin sangat mudah

dalam memasaknya dan dapat dipadukan dengan menu masakan untuk keluarga. Responden yang memilih alasan membeli ikan asin karena rasanya berjumlah 30 orang (30%). Sebaran responden menurut motivasi dengan jumlah ikan asin yang dikonsumsi dapat dilihat pada Tabel 28.

Tabel 28. Sebaran Responden Menurut Motivasi dalam Mengkonsumsi Ikan Asin dengan Jumlah Ikan Asin yang Dikonsumsi, Tahun 2005

Jumlah konsumsi ikan asin ( kilogram per bulan )

Motivasi

1/4 kg 1/2 kg 1 kg > 1 kg

Responden (orang)

Harga terjangkau 8 10 7 0 25

Rasa yang khas 10 7 12 1 30

Kesukaan keluarga 12 3 8 1 24

melihat orang lain 4 1 3 0 8

mudah diperoleh, selingan 9 2 2 0 13

Jumlah 43 23 32 2 100

Sumber : Diolah dari data primer, 2005

Berdasarkan Tabel 28 motivasi responden yang kedua memilih membeli ikan asin karena harga yang terjangkau. Dalam hal ini responden

mempertimbangkan pengeluaran anggaran rumah tangga. Sebagian besar responden memiliki pendapatan antara Rp.500.000,00 sampai dengan Rp.1.000.000,00. Menurut Lipsey (1995) rumah tangga akan menentukan pilihannya dalam rangka memaksimumkan kepuasannya atau kesejahteraannya.

Kelompok responden yang lain menyatakan bahwa alasan mengkonsumsi ikan asin adalah karena ikan asin merupakan kesukaan keluarga. Hal ini

berdasarkan pengalaman yang telah dilakukan oleh responden. Dari pengalaman tersebut terbentuk sikap positif mengenai ikan asin.

Berdasarkan penelitian menunjukan bahwa sebagian besar responden adalah ibu rumah tangga. Kebanyakan ibu rumah tangga tersebut adalah sebagai pengambil keputusan serta yang melakukan pembelian. Responden tersebut memiliki motivasi yang berbeda mengenai ikan asin.

Berdasarkan uji Chi-Square pada taraf 90% menyatakan bahwa terdapat pengaruh antara motivasi responden dengan jumlah ikan asin yang dikonsumsi. Hal ini menunjukan bahwa responden memiliki motivasi yang tinggi untuk mengkonsumsi ikan asin. Hal ini disebabkan responden merasa ikan asin

memiliki rasa yang khas sehingga mempengaruhi motivasi untuk mengkonsumsi ikan asin.

5.4.2.3Pendidikan Responden

Pendidikan responden yang terdapat di Desa Cibunar bermacam-macam. Pendidikan responden mulai dari sekolah dasar hingga sarjana/paska sarjana akan memiliki banyak perbedaan sikap terhadap ikan asin. Responden yang memiliki pendidikan yang lebih tinggi akan lebih paham akan kesadaran akan bahan makanan yang mengandung sumber protein hewani. Ikan asin oleh sebagian besar responden dijadikan sebagai variasi menu makanan agar dapat memenuhi gizi yang seimbang. Sebaran responden menurut tingkat pendidikan responden dengan jumlah ikan asin yang dikonsumsi dapat dilihat pada Tabel 29.

Tabel 29. Sebaran Respond en Menurut Pendidikan Responden dengan Jumlah Ikan Asin yang Dikonsumsi, Tahun 2005 Jumlah konsumsi ikan asin

( kilogram per bulan ) Pendidikan responden 1/4 kg 1/2 kg 1 kg > 1 kg Responden (orang) SD 13 5 9 0 27 SMP 8 4 9 1 22 SMU 16 13 10 1 40 Sarjana/paskasarjana 2 1 3 0 6 Diploma 2 0 1 0 3 Tidak sekolah 2 0 0 0 2 Jumlah 43 23 32 2 100

Sumber : Diolah dari data primer, 2005

Berdasarkan Tabel 29 mayoritas responden memiliki pendidikan sekolah menengah umum. Responden yang berpendidikan sekolah menengah umum berjumlah 40 orang (40%). Kelompok responden ini memiliki kesadaran akan pemenuhan gizi yang cukup bagi keluarga.

Pembelian ikan asin yang dilakukan oleh responden termasuk dalam pembelian yang dila kukan karena kebiasaan. Hal ini karena pembelian terhadap barang yang harganya relatif murah serta memiliki keterlibatan yang rendah dan frekuensi pembelian relatif singkat. Responden selalu berganti ikan asin yang dibeli, alasannya untuk menghindari kebosanan dan disesuaikan dengan menu makanan yang akan disajikan.

Uji Chi-Square pada taraf 90% menyatakan bahwa terdapat pengaruh antara tingkat pendidikan responden dengan jumlah konsumsi ikan asin. Hal ini terjadi karena semakin tinggi pendidikan responden maka pengetahuan akan pemenuhan gizi bagi keluarga akan semakin baik. Responden tersebut akan mengkonsumsi lebih banyak variasi menu makanan yang akan dihidangkan dalam keluarga. Ikan asin hanya sebagai menu tambahan atau selingan guna memenuhi gizi keluarga. Kesadaran akan pemenuhan gizi yang cukup bagi keluarga dengan mengatur pola makan sehari-hari.

5.4.3 Proses Psikologis (Sumber Informasi)

Sumber informasi dalam membuat keputusan pembelian ikan asin bermacam-macam. Sumber informasi dalam penelitian ini antara lain keluarga atau saudara, warung/toko/supermarket dan teman. Sumber informasi utama dalam penelitian ini adalah keluarga/saudara. Responden yang menyatakan keluarga/saudara sebagai sumber informasi utama berjumlah 63 orang (63%). Hal ini disebabkan keluarga memiliki peran legitimasi dan evaluasi. Responden akan semakin besar kepercayaannya terhadap ikan asin karena hal tersebut. Sebaran responden menurut sumber informasi tentang ikan asin dengan jumlah ikan asin yang dikonsumsi dapat dilihat pada Tabel 30.

Tabel 30. Sebaran Responden Menurut Sumber Informasi Tentang Ikan Asin dengan Jumlah Ikan Asin yang Dikonsumsi, Tahun 2005

Jumlah konsumsi ikan asin ( kilogram per bulan )

Sumber informasi 1/4 kg 1/2 kg 1 kg > 1 kg Responden (orang) Keluarga/saudara 24 18 19 2 63 Teman 6 2 6 0 14 Toko/warung/supermarket 13 3 7 0 23 Jumlah 43 23 32 2 100

Sumber : Diolah dari data primer, 2005

Berdasarkan Tabel 30 sumber informasi kedua adalah warung/toko/supermarket. Responden yang menjadikan

warung/toko/supermarket sebagai informasi berjumlah 23 orang (23%) dan merupakan terbanyak kedua. Alasan responden percaya terhadap sumber informasi komersil tersebut adalah karena pada umumnya

warung/toko/supermarket memberikan informasi yang jelas mengenai ikan asin dan melaksanakan fungsi pemberitahuan dengan baik.

Sebagian besar responden hanya mengetahui ikan asin yang pernah dikonsumsi saja tetapi ketika berbelanja di pasar ternyata ikan asin itu sangat banyak macam dan jenisnya. Sumber informasi terakhir adalah dari teman sebesar 14 %. Responden yang baru tahu ikan asin karena kurang mengetahui tentang ikan tersebut, kemudian tetangga atau teman responden memberi tahu tentang ikan asin tersebut baik rasa, harga dan cara memasaknya.

Berdasarkan uji Chi-Square pada taraf 90% menyatakan bahwa terdapat hubungan antara sumber informasi mengenai ikan asin dengan jumlah ikan asin yang dikonsumsi. Hal ini dapat terjadi karena sebagian besar sumber informasi responden berasal dari keluarga. Karena keluarga adalah sebagai pemegang peran yang sangat besar dalam mempengaruhi sikap dan perilaku responden.

Faktor-faktor yang mempengaruhi responden dalam mengkonsumsi ikan asin secara keseluruhan dapat disimpulkan mula i dari perbedaan individu sampai dengan pengaruh lingkungan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 31.

Tabel 31. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Responden dalam Mengkonsumsi Ikan Asin, Tahun 2005

Berpengaruh Terhadap Jumlah Konsumsi I kan Asin

Ya Tidak Keterangan 1. Pengaruh Lingkungan 1.1 Pengaruh Keluarga Ya 1.2 Pengaruh Teman Ya 2. Perbedaan Individu 2.1 Pendapatan Responden Ya 2.2 Motivasi Ya 2.3 Pendidikan Responden Ya 3. Proses Psikologis (Sumber Informasi) Ya

Sumber : Diolah dari data primer, 2005

Berdasarkan uraian Tabel 31, faktor-faktor yang mempengaruhi responden dalam mengkonsumsi ikan asin adalah pengaruh keluarga, pengaruh teman, pendapatan, motivasi, pendidikan dan sumber informas i. Hal ini menunjukan bahwa pemasar perlu lebih meningkatkan sumber informasi bagi responden,

karena dengan informasi yang akurat maka responden tidak akan ragu untuk membeli ikan asin.

Pengaruh keluarga dalam pembelian ikan asin disebabkan sebagian besar responden adalah ibu rumah tangga yang dalam keluarga menentukan pilihan, jenis dan jumlah ikan asin yang dikonsumsi, akan tetapi tetap mempertimbangkan pengaruh anggota keluarga yang lain. Pengaruh teman dalam pembelian ikan asin disebabkan responden merasa keputusan tersebut adalah yang terbaik bagi dirinya, karena teman memberikan referensi yang dapat dipercaya.

Pendapatan responden menunjukan bahwa pendapatan yang dikeluarkan untuk di belanjakan berpengaruh dalam jumlah ikan asin yang di konsumsi. Hal ini disebabkan responden berpendapatan besar memiliki kemampuan membeli ikan asin dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan dengan responden berpendapatan rendah. Pengaruh motivasi menunjukan bahwa motivasi berpengaruh dalam jumlah ikan asin yang di konsumsi. Hal ini disebabkan responden merasa ikan asin memiliki rasa yang khas sehingga mempengaruhi motivasi untuk mengkonsumsi ikan asin.

Pendidikan responden berpengaruh dalam jumlah ikan asin yang di konsumsi. Hal ini terjadi karena semakin tinggi pendidikan responden maka pengetahuan akan pemenuhan gizi bagi keluarga akan semakin baik. Responden tersebut akan mengkonsumsi lebih banyak variasi menu makanan yang akan dihidangkan dalam keluarga. Ikan asin hanya sebagai menu tambahan atau selingan guna memenuhi gizi keluarga.

Sumber informasi berpengaruh dalam jumlah ikan asin yang di konsumsi. Hal ini dapat terjadi karena sebagian besar sumber informasi responden berasal dari keluarga. Karena keluarga adalah sebagai pemegang peran yang sangat besar dalam mempengaruhi sikap dan perilaku responden.

Berdasarkan penelitian menunjukan bahwa sebagian besar responden adalah ibu rumah tangga. Kebanyakan ibu rumah tangga tersebut adalah sebagai pengambil keputusan serta yang melakukan pembelian. Keluarga responden

tersebut memiliki peran yang berbeda dalam pembelian ikan asin. Anggota keluarga biasanya menjadi pencetus, pemberi saran dan pemakai. Sedangkan keputusan atau wewenang yang memutuskan pembelian adalah ibu rumah tangga.

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen terkait